Kepemimpinan
Kelompok 1:
Moh. Rizal D. Pade 931418085
Alansyah H. Mantu 931419002
Reza Runtuwene 931419154
Lurinda A. Kude 931418231
Jurusan Manajemen
Fakultas Ekonomi
Universitas Negeri Gorontalo
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah Subhanahu wata'ala atas limpahan rahmat dan anugrah dari-Nya
kami dapat menyelesaikan makalah tentang “Kepemimpinan” ini. Sholawat dan salam semoga
senantiasa tercurahkan kepada junjungan besar kita, Nabi Muhammad Shallallahu ‘Alaihi Wasallam
yang telah menunjukkan kepada kita semua jalan yang lurus berupa ajaran agama islam yang
sempurna dan menjadi anugrah terbesar bagi seluruh alam semesta.
Kami sangat bersyukur karena dapat menyelesaikan makalah yang menjadi tugas Manajemen
Operasi Dan Produksi dengan judul “Kepemimpinan”. Disamping itu, kami mengucapkan banyak
terimakasih kepada semua pihak yang telah membantu kami selama pembuatan makalan ini
berlangsung sehingga dapat terealisasikanlah makalah ini.
Demikian yang dapat kami sampaikan, semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi para pembaca.
Kami mengharapkan kritik dan saran terhadap makalah ini agar kedepannya dapat kami perbaiki.
Karena kami sadar, makalah yang kami buat ini masih banyak terdapat kekurangannya.
Penulis
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR……………………………………………………………….………………..i
DAFTAR ISI………………………………………………………………………….……..………..ii
BAB I PENDAHULUAN
1.2 Rumusan Masalah………………………………………………………………….….….……..1
1.3 Tujuan Makalah……………………………………………………….….…………………..1
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Kepemimpinan…………………………………………………………………………..………..3
2.2.5 Teori Kelompok…………………………………………….…………..……..……....……...5
2.3 Tipe-Tipe Kepemimpinan………………………………………………………………………..5
2.3.1 Tipe Otoriter……………………………………...……….……………………………..……...5
2.3.4 Tipe Pseudo-Demokratis…………………….…………….……..……...…..……..…………...7
2.3.5 Tipe Kharismatik………………………………………….……..……..…………...…………..7
ii
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan……………………………………………………………………………..………..11
3.2 Saran……………………………………………………………………...……………………..11
DAFTAR PUSTAKA………………………………………………………………………………..12
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Kantor adalah tempat dimana kita bisa berkarya, berkreatifitas, bekerja, dan memberikan
banyak asumsi, paradigma, dan buah pemikiran kita lainnya, guna memnuhi persyaratan
sebagai sumber daya manusia yang berkualitas dan tidak dipandang orang sebelah mata.
Namun yang menjadi prioritas dalam dunia perkantoran adalah bagus tidaknya seorang
pimpinan kantor dalam memunajat kan keinginannya menjadi kenyataan yang dalam kaitannya ,
bagus atau tidaknya dia menjadi seorang pemimpin yang benar- benar pemimpin, baik bagi dirinya
dan orang lain.
Kendala utama untuk menjadi seorang pemimpin di dalam kantor adalah seringkalinya
terjadinya kerentanan antara pemimpin dan bawahan dalam menginterpretasikan sebuah masalah
yang sedang terjadi sehingga mempunyai makna yang berbeda terhadap masalah yang ada tersebut.
Sehingga dalam pelaksanaannya kepemimpinan merupakan hal yang paling penting dalam suatu
perusahaan, instansi atau organisasi agar target tujuan bersama dapat terwujud secara efektif dan
efisien. Banyak kalangan yang tidak tepat dalam menafsirkan kepemimpinan, karena itulah
kepemimpinan perlu mendapatkan perhatian yang lebih karena kepemimpinan tidaklah sama dengan
pemimpin.
1.2 Rumusan Masalah
1.3 Tujuan Makalah
1. Mampu menjelaskan arti kepemimpinan.
1
4. Dapat mengetahui fungsi-fungsi dalam kepemimpinan.
2
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Kepemimpinan
Adapun defenisi dari kepemimpinan menurut beberapa ahli adalah sebagai berikut.
Kepemimpinan adalah hubungan yang ada dalam diri seseorang atau pemimpin, mempengaruhi
orang lain untuk bekerja secara sadar dalam hubungan tugas untuk mencapai tujuan yang diinginkan.
Kepemimpinan sebagai kekuatan dinamika yang pokok yang mendorong memotivasi, dan
mengkoordinasikan organisasi dalam pencapaian tujuan-tujuannya.
Memahami teori-teori kepemimpinan sangat besar artinya untuk mengkaji sejauh mana
kepemimpinan dalam suatu organisasi telah dapat dilaksanakan secara efektif serta menunjang
kepada produktifitas organisasi secara keseluruhan. Dalam makalah ini akan dibahas tentang
teorikepemimpinan. Seorang pemimpin harus mengerti tentang teori kepemimpinan agar nantinya
mempunyai referensi dalam menjalankan sebuah organisasi.Beberapa teori tentang kepemimpinan
antara lain :
Analisis ilmiah tentang kepemimpinan berangkat dari pemusatan perhatian pemimpin itu sendiri.
Teori sifat berkembang pertama kali di Yunani Kuno dan Romawi yang beranggapan bahwa
pemimpin itu dilahirkan, bukan diciptakan yang kemudian teori ini dikenal dengan ”The Greatma
Theory”. Dalam perkembanganya, teori ini mendapat pengaruh dari aliran perilaku pemikir psikologi
3
yang berpandangan bahwa sifat – sifat kepemimpinan tidak seluruhnya dilahirkan akan tetapi juga
dapat dicapai melalui pendidikan dan pengalaman. Sifat – sifat itu antara lain : sifat fisik, mental, dan
kepribadian.
Keith Devis merumuskan 4 sifat umum yang berpengaruh terhadap keberhasilan kepemimpinan
organisasi, antara lain :
a. Kecerdasan
Berdasarkan hasil penelitian, pemimpin yang mempunyai kecerdasan yang tinggi di atas
kecerdasan rata – rata dari pengikutnya akan mempunyai kesempatan berhasil yang lebih tinggi pula.
Karena pemimpin pada umumnya memiliki tingkat kecerdasan yang lebih tinggi dibandingkan
dengan pengikutnya.
Umumnya di dalam melakukan interaksi sosial dengan lingkungan internal maupun eksternal,
seorang pemimpin yang berhasil mempunyai emosi yang matang dan stabil. Hal ini membuat
pemimpin tidak mudah panik dan goyah dalam mempertahankan pendirian yang diyakini
kebenarannya.
Seorang pemimpin yang berhasil umumnya memiliki motivasi diri yang tinggi serta dorongan
untuk berprestasi. Dorongan yang kuat ini kemudian tercermin pada kinerja yang optimal, efektif dan
efisien.
Adanya pengakuan terhadap harga diri dan kehormatan sehingga para pengikutnya mampu
berpihak kepadanya.
Berdasarkan penelitian, perilaku seorang pemimpin yang mendasarkan teori ini memiliki
kecenderungan kearah 2 hal.
a). Pertama yang disebut dengan Konsiderasi yaitu kecendrungan seorang pemimpin yang
menggambarkan hubungan akrab dengan bawahan. Contoh gejala yang ada dalam hal ini seperti :
membela bawahan, memberi masukan kepada bawahan dan bersedia berkonsultasi dengan bawahan.
b). Kedua disebut Struktur Inisiasi yaitu Kecendrungan seorang pemimpin yangmemberikan batasan
kepada bawahan. Contoh yang dapat dilihat , bawahan mendapat instruksi dalam pelaksanaan tugas,
kapan, bagaimana pekerjaan dilakukan, dan hasil yang akan dicapai.
Kewibawaan merupakan faktor penting dalam kehidupan kepemimpinan, sebab dengan faktor itu
seorang pemimpin akan dapat mempengaruhi perilaku orang lain baik secara perorangan maupun
kelompok sehingga orang tersebut bersedia untuk melakukan apa yang dikehendaki oleh pemimpin.
4
2.2.4 Teori Kepemimpinan Situasi
Seorang pemimpin harus merupakan seorang pendiagnosa yang baik dan harus bersifat fleksibel,
sesuai dengan perkembangan dan tingkat kedewasaan bawahan.
2.2.5 Teori Kelompok
Agar tujuan kelompok (organisasi) dapat tercapai, harus ada pertukaran yang positif antara pemimpin
dengan pengikutnya.
2.3 Tipe-Tipe Kepemimpinan
2.3.1 Tipe Otoriter
Disebut juga tipe kepemimpinan authoritarian. Dalam kepemimpinan ini, pemimpin bertindak
sebagai diktator terhadap anggota kelompoknya. Baginya memimpin adalah menggerakkan dan
memaksa kelompok. Batasan kekuasaan dari pemimpin otoriter hanya dibatasi oleh undang-undang.
Bawahan hanya bersifat sebagai pembantu, kewajiban bawahan hanyalah mengikuti dan menjalankan
perintah dan tidak boleh membantah atau mengajukan saran. Mereka harus patuh dan setia kepada
pemimpin secara mutlak.
Kelebihan:
Kelemahan:
b. Setiap perbedaan diantara anggota kelompoknya diartikan sebagai kelicikan, pembangkangan, atau
pelanggaran disiplin terhadap perintah atau instruksi yang telah diberikan.
c. Inisiatif dan daya pikir anggota sangat dibatasi, sehingga tidak diberikan kesempatan untuk
mengeluarkan pendapatnya.
d. Pengawasan bagi pemimpin yang otoriter hanyalah berarti mengontrol, apakah segala perintah
yang telah diberikan ditaati atau dijalankan dengan baik oleh anggotanya.
e. Mereka melaksanakan inspeksi, mencari kesalahan dan meneliti orang-orang yang dianggap tidak
taat kepada pemimpin, kemudian orang-orang tersebut diancam dengan hukuman, dipecat, dsb.
Sebaliknya, orang-orang yang berlaku taat dan menyenangkan pribadinya, dijadikan anak emas dan
bahkan diberi penghargaan.
f. Kekuasaan berlebih ini dapat menimbulkan sikap menyerah tanpa kritik dan kecenderungan untuk
mengabaikan perintah dan tugas jika tidak ada pengawasan langsung.
g. Dominasi yang berlebihan mudah menghidupkan oposisi atau menimbulkan sifat apatis.
5
2.3.2 Tipe Laissez-Faire (Biarkan mereka sendiri)
Dalam tipe kepemimpinan ini sebenarnya pemimpin tidak memberikan kepemimpinannya, dia
membiarkan bawahannya berbuat sekehendaknya. Pemimpin akan menggunakan sedikit
kekuasaannya untuk melakukan tugas mereka. Dengan demikian sebagian besar keputusan diambil
oleh anak buahnya. Pemimpin semacam ini sangat tergantung pada bawahannya dalam membuat
tujuan itu. Mereka menganggap peran mereka sebagai ‘pembantu’ usaha anak buahnya dengan cara
memberikan informasi dan menciptakan lingkungan yang baik.
Kelebihan:
Kekurangan:
a. Pemimpin sama sekali tidak memberikan control dan koreksi terhadap pekerjaan bawahannya.
b. Pembagian tugas dan kerja sama diserahkan sepenuhnya kepada bawahannya tanpa petunjuk atau
saran-saran dari pemimpin. Dengan demikian mudah terjadi kekacauan dan bentrokan.
c. Tingkat keberhasilan anggota dan kelompok semata-mata disebabkan karena kesadaran dan
dedikasi beberapa anggota kelompok, dan bukan karena pengaruh dari pemimpin.
d. Struktur organisasinya tidak jelas atau kabur, segala kegiatan dilakukan tanpa rencana dan tanpa
pengawasan dari pimpinan.
Pemimpin ikut berbaur di tengah anggota kelompoknya. Hubungan pemimpin dengan anggota bukan
sebagai majikan dengan bawahan, tetapi lebih seperti kakak dengan saudara-saudaranya. Dalam
tindakan dan usaha-usahanya ia selalu berpangkal kepada kepentingan dan kebutuhan kelompoknya,
dan mempertimbangkan kesanggupan dan kemampuan kelompoknya.
Kelebihan:
a. Dalam melaksanalan tugasnya, ia mau menerima dan bahkan mengharapkan pendapat dan saran
dari kelompoknya.
b. Ia mempunyai kepercayaan pula pada anggotanya bahwa mereka mempunyai kesanggupan bekerja
dengan baik dan bertanggung jawab.
Kekurangan:
6
2.3.4 Tipe Pseudo-Demokratis
Tipe ini disebut juga semi demokratis atau manipulasi diplomatic. Pemimpin yang bertipe pseudo-
demokratis hanya tampaknya saja bersikap demokratis padahal sebenarnya dia bersikap otokratis.
Misalnya jika ia mempunyai ide-ide, pikiran, atau konsep yang ingin diterapkan di lembaga
Pendidikannya, maka hal tersebut akan dibicarakan dan dimusyawarahkan dengan bawahannya,
tetapi situasi diatur dan diciptakan sedemikian rupa sehingga pada akhirnya bawahan didesak agar
menerima ide atau pikiran tersebut sebagai keputusan bersama. Pemimpin ini menganut demokrasi
semu dan lebih mengarah kepada kegiatan pemimpin yang otoriter dalam bentuk yang halus, samar-
samar, dan yang mungkin dilaksanakan tanpa disadari bahwa tindakan itu bukan tindakan pimpinan
yang demokratis.
2.3.5 Tipe Kharismatik
Seorang pemimpin yang kharismatik memiliki karakteristik yang khas yaitu daya tariknya yang
sangat memikat sehingga mampu memperoleh pengikut yang sangat besar dan para pengikutnya
tidak selalu dapat menjelaskan secara konkret mengapa orang tertentu itu dikagumi. Pengikutnya
tidak mempersoalkan nilai yang dianut, sikap, dan perilaku serta gaya dari si pemimpin.
1. Perencanaan
b. Mendefinisikan tugas;
2. Pemrakasaan
3. Pengendalian
b. Mempengaruhi tempo;
4. Pendukung
7
a. Memberi semangat kepada kelompok atau individu;
5. Penginformasi
6. Pengevaluasian
1. Kurangnya Koordinasi
Seringkali dalam sebuah organisasi yang sudah mapan sekali pun, atau dapat dikatakan ketika dalam
organisasi terdapat sebuah program kerja yang sangat bagus sekali pun, jika tidak ada koordinasi
8
maka sering kali menyebabkan kesalahpahaman, yang tentunya dapat menyebabkan kacaunya
terlaksanya sebuah program.
Kekacauan tersebut dapat terjadi ketika antar penanggung jawab tidak mengetahui batasan-batasan
kerjanya, yang seringkali hanya dapat diperoleh melalui koordinasi antara penanggung jawab.
Parahnya lagi, koordinasi yang buruk dapat mengarah pada komunikasi yang buruk pula.
Komunikasi yang buruk antar pimpinan tersebut dalam sebuah program dapat berakibat pada
program-program selanjutnya. Maka seringkali terjadi salah sangka dan salah paham diantaranya.
Padahal para pimpinan selain berhubungan dalam pelaksanaan program kerja seharusnya memiliki
ikatan cultural, ketika terjalin komunikasi yang baik diantaranya.
2. Pengkaderan
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, istilah “kader” berarti : (1) perwira atau bintara dl
ketentaraan; (2) orang yang diharapkan akan memegang peran yang penting di pemerintahan, partai,
dsb. Jika dalam hal ini kita ambil definisi kedua, maka, istilah “pengkaderan” bisa diartikan sebagai :
sebuah proses yang menghasilkan orang yang diharapkan akan memegang peran yang penting di
pemerintahan, partai, dsb.
a. Rekrutmen
Bagi sebagian periode organisasi, dan bagi berbagai macam organisasi masalah pengkaderan ini
dirasakan berbeda-beda, oleh karena tingkat animo peminat organisasi yang berbeda beda misalnya. (
Animo artinya hasrat dan keinginan yang kuat untuk berbuat, melakukan, atau mengikuti sesuatu).
Namun pernyataan “kesuksesan suatu periode adalah bukan sekedar sukses ketika masa jabatanya
namun ketika dapat menghasilkan (kader-kader) periode yang lebih sukses”.
Maka dapat dikatakan dalam sebuah organisasi adalah ketika dalam suatu periode dapat dikatakan
sebagai masa kejaya an, namun hal tersebut tidak ada artinya ketika setelah itu organisasi tersebut
terpuruk atau bahkan bubar karena kelemahan tau bahkan tidak adanya kader penerus.
b. Mempertahankan kader
Pengkaderan ini, terkait erat pada pengembangan organisasi. Ketika suatu organisasi dapat merekrut
kader dalam animo besar, memungkinkan jangkauan organisasi tersebut pada komunitas yang luas,
serta hal tersebut merupakan sumber daya yang tidak bisa diremehkan.
Setelah berhasil merekrut kader dalam animo yang besar, jika tidak dapat memberdayakan, dalam
rangka mempertahankan kader-kadernya maka seringkali kader-kader tersebut akan maengalami
seleksi alam. Oleh karena itu usaha mempertahankan kader sering kali lebih penting daripada
rekrutmennya.
9
a. Rasa hormat, martabat, dan kebebasan perorangan. Masalah ini berhubungan dengan cara
organisasi memperlakukan anggotanya. Dari sudut pandang sebagian besar anggota oraganisasi,
kepentingan organisasi didahulukan dan kepentingan anggota dijadikan yang paling akhir.
b. Kebijakan dan praktik personel. Masalah ini berkenaan dengan etika kepegawaian, pemberian
gaji, kenaikan pangkat, pendisiplinan, dan masalah pensiun anggota organisasi. Kewajiban umum
organisasi adalah berlaku adil pada anggota organisasi yang prospektif disetiap jenjang karirnya.
10
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
3.2 Saran
Kepemimpinan bukanlah merupakan sebuah bakat tapi sesuatu yang dapatditemukan setiap orang,
jadi janganlah merasa kita tidak percaya diri karena kepemimpinan bias didapatkan dan
dikembangkan oleh siapapun.
11
DAFTAR PUSTAKA
12