Anda di halaman 1dari 5

PENGANTAR HUKUM BISNIS

BAB III
Urusan Perusahaan

Kelompok : 3
-Agung Theo Pratama
-Diva Akbar
-Irziqian Aulia Irda
-Noviza Syafitri
-M. Farras Zaidan
-Syarli Utia Rahmi

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS


UNIVERSITAS SYIAH KUALA
DARUSSALAM, BANDA ACEH 2022
A. Pengertian Urusan Perusahaan
Urusan perusahaan, dalam bahasa belanda disebut dengan
istilah handelszaak yang berarti Segala sesuatu yang berkaitan
dengan perusahaan.
Kata zaak tersebut tidak dapat diartikan sebagai benda, karena
urusan perusahaan disini meliputi tidak hanya benda tetapi juga
bukan benda, misalnya: karyawan, langganan, relasi, maupun
perusahaan itu sendiri, yang dalam hal ini perusahaan berbadan
hukum.
Urusan perusahaan ini dapat dilihat dari dua aspek, yaitu aspek
ekonomi dan aspek hukum.
o yang dilihat dari aspek ekonomi, urusan perusahaan ini harus
lah dilihat sebagai satu kesatuan yang utuh. Antara urusan
perusahaan yang satu dengan urusan perusahaan yang lain
tidak dapat dipisahkan, karena dari urusan perusahaan itu lah
suatu perusahaan dapat berdiri dan dapat menjalankan
kegiatan usahanya sebagaimana mestinya.
o Apabila dilihat dari aspek hukum, urusan perusahaan
merupakan hal yang terpisah antara yang satu dengan yang
lainnya, karena masing-masing urusan perusahaan
mempunyai hukumnya sendiri-sendiri.

B. Jenis Urusan Perusahaan


Urusan perusahaan dapat dibedakan menjadi beberapa jenis,
yaitu :
1. Bukan benda, dalam hal ini dapat berupa karyawan,
pelanggan, relasi, perusahaan itu sendiri apabila
perusahaan tersebut berbentuk badan hukum dll.
2. Benda bergerak
• Benda bergerak berwujud, misalnya meja, kursi,
computer, barang dagang dll.
• Benda bergerak tidak berwujud, misalnya saham,
merek dagang, cek, nama perusahaan dll.
3. Benda tetap
• Benda tetap berwujud, misalnya tanah, bangunan,
kapal terdaftar dll.
• Benda tetap tidak berwujud, misalnya tanggungan,
hipotik dll.
Pada Pasal 1537 KUHPerdata yang membolehkan penjualan harta
warisan tanpa perincian. Pada ketentuan Pasal 1533 KUHPerdata
yang menentukan penjualan piutang berikut segala sesuatu yang
melekat padanya, maka menjual urusan perusahaan yang berupa
benda, baik benda bergerak maupun benda tetap, dapat dilakukan
secara Bersama-sama sebagai satu kesatuan. Akan tetapi dalam
penyerahannya tidak dilakukan secara Bersama-sama, karena
masing-masing benda mempunyai hukumnya sendiri berkaitan
dengan perusahaan.
Perusahaan yang berupa benda-benda bergerak berwujud, menurut
ketentuan pasal 612 ayat (1) KUHPerdata penyerahan dilakukan
dengan cara penyerahan nyata, atau penyerahan langsung, atau
penyerahan dari tangan ke tangan.
Ada beberapa cara lain untuk menyerahkan benda bergerak
berwujud sebagaimana diatur dalam pasal 612 ayat (2)
KUHPerdata:
1. Tradition brevi manu
Yang dimaknai dengan penyerahan tangan pendek, ini terjadi
apabila seseorang mempunyai kewajiban untuk menyerahkan
suatu barang, tetapi barang tersebut sudah ada di tangan
orang yang berhak menerimanya.
2. Constitutum pessessorium
Penyerahan dengan melanjutkan penguasaan atas bendanya,
ini terjadi dalam kondisi jika seseorang mempunyai
kewajiban menyerahkan suatu barang, tetapi kewajiban
tersebut tidak dilaksanakan karena berdasarkan perjanjian
lain dia berhak menerima barang tersebut.

Sementara itu, untuk penyerahan urusan perusahaan yang


berupa benda-benda bergerak tidak berwujud - dalam hal ini
bentuknya adalah surat-surat piutang - dilakukan berdasarkan
klausula yang ada dalam bendanya, sebagaimana yang diatur
dalam Pasal 613 KUHPerdata. Menurut ketentuan yang ada
dalam KUHPerdata, klausula yang ada dalam benda bergerak
yang tidak berwujud atau surat piutang ada 3 (tiga macam),
yaitu:

1. Klausula atas nama (op naam)


2. Klausula atas tunjuk (ann toonder)
3. Klausula atas pengganti (aan order)

C. Goodwill
Menurut S.J Fockema Andrea, goodwill adalah suatu benda
ekonomis tidak berujud yang timbul dari hubungan antara
perusahaan dan pelanggan serta kemungkinan perkembangan
yang akan datang. Tegasnya goodwill adalah hubungan
perusahaan dengan pelanggan atau konsumen yang menciptakan
keuntungan perusahaan.
Goodwill dicatat dalam pembukuan sebagai keutungan atau
laba. Keutungan atau laba ini adalah hasil kegiatan ekonomi
suatu perusahaan. Goodwill dapat terjadi karena hal-hal berikut:
1. Hubungan baik antara perusahaan dan konsumen
2. Menajemen perusahaan yang baik dan teratur
3. Pemilihan tempat penjualan perusahaan yang
strategis
4. Pemasangan iklan yang tepat dan menarik pelanggan
atau konsumen

Dari segi hukum, goodwill adalah usaha perusahaan bukan


benda dalam arti hukum karena tidak dapat dialihkan (dijual)
kepada pihak lain. Menurut Purwosutjipto, goodwill adalah
salah satu unsur urusan perusahaan yang termasuk dalam
kelompok benda bergerak tidak berwujud yang bersifat imateril.

Pertanyaan:
1. Apa saja yang termasuk urusan perusahaan dalam hukum
bisnis?
2. Mengapa urusan perusahaan dapat di jual secara on block
tetapi tidak dapat diserahkan secara on block?
3. Mengapa suatu perusahaan harus berada dalam naungan
hukum?
4. Kapan suatu perusahaan dapat mengakui goodwill?
5. Apa tujuan dibentuknya hukum perusahaan?
6. Apa saja unsur unsur perusahaan?

Anda mungkin juga menyukai