Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN

HUBUNGAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN DENGAN


ILMU HUKUM

DOSEN PENGAMPU : YENI OKTARANI M. Pd

DISUSUN OLEH :
RENNY DWI PUTRI SEPTYANA
202210340311244

KELAS :
TEKNIK SIPIL – F

FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG
2022 / 2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala limpahan rahmat, taufik, dan
hidayah - Nya, sehingga saya dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini dalam bentuk
maupun isinya dengan sangat sederhana. Semoha makalah ini dapat dipergunakan sebagai
satu acuan, petunjuk maupun pedoman bagi pembaca.

Penulis merasa masih banyak kekurangan dalam penulisan makalah ini, baik secara teknis
maupun materi mengingat minimnya kemampuan yang dimiliki. Maka dari itu, kritik dan
saran yang membangun dari berbagai pihak dibutuhkan demi penyempurnaan makalah ini.

Penulis menyampaikan ucapan terima kasih yang tak terhingga kepada pihak-pihak yang
turut membantu dalam penyelesaian makalah ini.

Akhir kata, penulis berharap semoga Allah SWT memberikan imbalan setimpal kepada
mereka yang memberikan bantuan dan dapat menjadikan semua bantuan itu sebagai ibadah.
Amin Ya Rabbal Alamin

Malang, Oktober 2022

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..........................................................................................................................ii
DAFTAR ISI........................................................................................................................................iii
BAB I.....................................................................................................................................................iv
PENDAHULUAN....................................................................................................................................iv
1.1 Latar Belakang......................................................................................................................iv
1.2 Rumusan Masalah...............................................................................................................v
1.3 Tujuan...................................................................................................................................v
BAB II..................................................................................................................................................vi
PEMBAHASAN..................................................................................................................................vi
2.1 Pengertian Pendidikan Kewarganegaraan........................................................................vi
A. Fungsi Pendidikan Kewarganegaraan..............................................................................vii
B. Tujuan Pendidikan Kewarganegaraan.............................................................................vii
2.2 Pengertian Ilmu Hukum....................................................................................................vii
A. Fungsi dan Peran Ilmu Hukum........................................................................................viii
B. Unsur – Unsur Hukum......................................................................................................viii
2.3 Hubungan PKn dengan Ilmu Hukum................................................................................ix
BAB III.................................................................................................................................................x
PENUTUP............................................................................................................................................x
3.1 Kesimpulan...........................................................................................................................x
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................................................xi
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pendidikan kewarganegaraan (PKn) menjadi bagian penting dalam suatu


pembelajaran di sekolah baik formal maupun informal. Hal itu dapat dilihat dari keberadaan
pendidikan kewarganegaraan yang berstatus wajib dalam kurikulum pendidikan. Keberadaan
pendidikan kewarganegaraan terealisasi nyata disetiap jenjang pendidikan dimulai dari
sekolah dasar (SD), sekolah menengah pertama (SMP), sekolah menengah atas (SMA), dan
perguruan tinggi. Muatan materi Pendidikan Kewarganegaraan hampir sama disetiap jenjang
pendidikan, hanya saja setiap tingkatan ada penambahan muatan materi yang lebih mendalam
untuk dipahami oleh siswa.

Pendidikan kewarganegaraan ini bukanlah ilmu yang berdiri sendiri tetapi bidang
studi ilmiah dimana dipengaruhi oleh berbagai ilmu pengetahuan lainnya. Seperti ilmu
hukum, ilmu politik, ilmu administrasi negara, ilmu ekonomi, ilmu sejarah, filsafat serta ilmu
sosiologi. Pendidikan kewarganegaraan erat kaitannya dengan ilmu sosial lainnya. Namun
ilmu ini jauh lebih erat lagi kaitannya dengan ilmu sosiologi. Dimana Pendidkan
kewarganegaraan mencoba untuk menyiapkan manusia yakni generasi muda sehingga bisa
menjadi generasi yang bermoral.

Hukum sendiri merupakan peraturan atau adat yang secara resmi dianggap mengikat
yang dikukuhkan oleh penguasa atau pemerintah. Hukum juga meliputi aturan berupa
undang-undang serta peraturan terkait, kaidah dalam masyarakat, dan keputusan yang
ditetapkan oleh penegak hukum.
1.2 Rumusan Masalah
Dapat dirumuskan beberapa rumusan masalah sebagai berikut :
1. Pengertian dari Pendidikan Kewarganegaraan
2. Pengertian dari Ilmu Hukum
3. Apa hubungan Pendidikan Kewarganegaraan dengan Ilmu Huku

1.3 Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan makalah ini adalah untuk :
1. Untuk mengetahui apa itu Pendidikan Kewarganegaraan dan Ilmu Hukum
2. Untuk mengetahui apa itu Ilmu Hukum
3. Untuk menjelaskan apa hubungan Pendidikan Kewarganegaraan dengan Ilmu
Hukum.
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Pendidikan Kewarganegaraan

Pendidikan Kewarganegaraan yang dahulu materi ajarannya disampaikan melalui


Pendidikan Kewiraan yang merupakan materi perkuliahan yang menyangkut pemahaman
tentang persatuan dan kesatuan, kesadaran warga Negara dalam bernegara, serta pendidikan
bela Negara yang tertuang dalam suatu Surat Keputusan Dirjen Dikti No. 267/DIKTI/2000.
Dalam Pendidikan Kewarganegaraan dengan sendirinya juga di kembangkan (1)
kemampuan kepribadian dan (2) kemampuan intelektual dalam bidang politik, hukum,
kemasyarakatan, filsafat dan budaya. Sedang materi Kewarganegaraan meliputi antara lain
membahas tentang demokrasi, hak asasi manusia, lingkungan sosial
budaya dan ekonomi, serta pertahanan dan keamanan, dan lain-lain. Dalam Pendidikan
Kewarganegaraan materi disajikan secara objektif dan ilmiah dan tanpa unsur doktriner. Oleh
karena itu materi Pendidikan Kewarganegaraan pada hakikatnya tidak bersifat
militeristik, tetapi bersifat objektif dan ilmiah.
Dalam UU No. 2 Tahun 1998 tentang Sistem Pendidikan Nasional, pasal 39 (2),
dinyatakan bahwa disetiap jenis, jalur dan jenjang pendidikan wajib memuat Pendidikan
Pancasila, Pendidikan Agama dan Pendidikan Kewarganegaraan. Materi pokok Pendidikan
Kewarganegaraan adalah tentang hubungan antar warga negara dan negara, serta Pendidikan
Pendahuluan Bela Negara (PPBN). Dalam pelaksanaannya selama ini, pada jenjang
Pendidikan Dasar sampai dengan Pendidikan Menengah, Pendidikan Kewarganegaraan
digabung dengan Pendidikan Pancasila menjadi Pendidikan Pancasila dan Kewarga Negaraan
(PPKN). Sedangkan di Perguruan Tinggi, Pendidikan Kewarganegaraan dikenal dengan
Pendidikan Kewiraan yang lebih menekankan pada Pendidikan Pendahuluan Bela Negara.
Dalam bahasa latin Kewarganegaraan disebut “civis” selanjutnya dari kata “civis” ini
dalam bahasa inggris timbul kata “civic” artinya mengenai warga Negara atau
kewarganegaraan. Dari kata “civic” lahir kata “civics” ilmu Kewarganegaraan, Civic
Education, dan Pendidikan Kewarganegaran. (Kansil: 2005:3). Civics : the element of
political science or that science dealing with right and duties of citiens (Dictionery of
education, 1956). Dari Achmad Sanusi, diperoleh pengertian sebagai berikut : civics dapat
dipandang sebagai disiplin dalam ilmu politik, maka fokus studinya adalah menjalankan hak
dan kewajiban sesuai dan sepanjang batas-batas ketentuan konstitusi Negara yang
bersangkutan (Kansil 2005: 3).
Pendidikan Kewarganegaran (Civic Education) di era reformasi saat ini memuat aspek
nastion and character building - cinta tanah air, rela berkorban dan bela Negara ; menyangkut
Negara bangsa, identitas nasional (wawasan nasional ditengah internasionalisme yang tidak
identik dengan prularisme), sistem Pemerintahan Negara yang good governance yang
demokratis dalam masyarakat madani (civil society), dan kewilayahan Negara. Di sisi lain
secara khusus Pendidikan Kewarganegaraan diarahkan dalam kontek khusus yaitu pengertian
khusus. Secara khusus Pendidikan Kewarganegaraan dimaksudkan untuk membentuk peserta
didik menjadi manusia yang memiliki rasa kebangsaan dan tanah air (Pasal 37. UU No. 20
Tahun 2003 Tentang Sisdiknas), dan kesadaran dan upaya Bela Negara yang merupakan
sikap dan perilaku WNI yang dijiwai oleh kecintaannya kepada NKRI, Pancasila, UUD 45
guna menjamin kelangsungan hidup bangsa dan Negara (Pasal 9 UU No.3 Tahun 2002
Tentang Pertahanan Negara). Upaya Bela Negara, disamping merupakan kewajiban juga
merupakan kehormatan bagi setiap WN. Dengan penuh kesadaran, tanggung-jawab dan rela
berkorban dalam pengabdian bagi Bangsa dan Negara.
A. Fungsi Pendidikan Kewarganegaraan
Pendidikan kewarganegaraan berfungsi untuk membina suatu pemahaman dan kesadaran
peserta didik sebagai warga Negara terhadap hubunganya dengan Negara dan sesama Negara
yang lainnya, sehingga mereka mengetahui, menghayati, dan dapat melaksanakan dengan
baik
apa yang menjadi hak dan kewajiban suatu warga Negara.
B. Tujuan Pendidikan Kewarganegaraan
Tujuan pembelajaran PKn secara umum adalah untuk mempersiapkan generasi bangsa
yang unggul dan berkepribadian baik ditingkat lingkungan sosial, regional maupun global.
Pada hakekatnya setiap tujuan dibekali kemampuan peserta didik dalam hal tanggung jawab
sebagai warga Negara, yaitu warga Negara yang beriman dan bertaqwa Terhadap Tuhan
Yang Maha Esa, berfikir kritis, rasional dan kreatif, berpartisipasi dalam kegiatan
kemasyarakatan berbangsa dan bernegara. Sedangkan secara khusus, pendidikan
kewarganegaraan memiliki tujuan sebagai berikut:“pendidikan kewarganegaraan
dimaksudkan untuk membentuk peserta didik menjadi manusia yang memiliki rasa
kebangsaan dan cinta tanah air. (penjelasan UUD No.20 tahun 2003 pasal 31 ayat 1)

2.1 Pengertian Ilmu Hukum

Menurut Satjipto Rahardjo Ilmu hukum adalah ilmu pengetahuan yang berusaha
menelaah hukum. Ilmu hukum mencakup dan membicarakan segala hal yang berhubungan
dengan hukum. Ilmu hukum objeknya hukum itu sendiri. Demikian luasnya masalah yang
dicakup oleh ilmu ini, sehingga sempat memancing pendapat orang untuk mengatakan bahwa
“batas-batasnya tidak bisa ditentukan” (Curzon, 1979:v). Selanjutnya menurut J.B. Daliyo
Ilmu hukum adalah ilmu pengetahuan yang objeknya hukum. Dengan demikian maka ilmu
hukum akan mempelajari semua seluk beluk mengenai hukum, misalnya mengenai asal mula,
wujud, asas-asas, sistem, macam pembagian, sumber-sumber, perkembangan, fungsi dan
kedudukan hukum di dalam masyarakat. Ilmu hukum sebagai ilmu yang mempunyai objek
hukum menelaah hukum sebagai suatu gejala atau fenomena kehidupan manusia dimanapun
didunia ini dari masa kapanpun. Seorang yang berkeinginan mengetahui hukum secara
mendalam sangat perlu mempelajari hukum itu dari lahir, tumbuh dan berkembangnya dari
masa ke masa sehingga sejarah hukum besar perannya dalam hal tersebut.
Menurut Kamus Perpustakaan Hukum, Ilmu hukum dalam perpustakaan hukum dikenal
dengan nama ‘Jurisprudence’ yang berasal dari kata ‘Jus’, ‘Juris’ yang artinya hukum atau
hak, dan kata ‘Prudence’ berarti melihat ke depan atau mempunyai keahlian, dan arti umum
dari Jurisprudence adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari ilmu hukum.
Hukum Positif, Hukum yang berlaku di suatu negara tertentu pada waktu sekarang.
Pengantar Ilmu Hukum bermaksud memberikan pengantar pertama dalam ilmu hukum secara
umum dengan memperkenalkan pengertian tentang hukum. Misalnya apa yang dimaksud
dengan peristiwa hukum, objek hukum, subjek hukum, dan seterusnya.
A. Fungsi dan Peran Ilmu Hukum
1. Memperkenalkan segala masalah yang berhubungan dengan hukum.
2. Memperkenalkan ilmu hukum yaitu pengetahuan yang mempelajari segala seluk -
beluk daripada hukum dalam segala bentuk dan manifestasinya.
3. Berusaha untuk menjelaskan tentang keadaan, inti, maksud dan tujuan dari bagian
- bagian yang penting daripada hukum serta bertalian antara berbagai bagian
tersebut dengan ilmu pengetahuan hukum.
4. Merupakan dasar dalam rangka studi hokum, tanpa mempelajari ilmu hukum
secara tuntas, tidak akan memperoleh pengertian yang baik tentang berbagai
cabang ilmu hukum.
5. Mengkualifikasikan mata pelajaran, pendahuluan, pembukaan ke arah ilmu
pengetahuan hukum pada tingkat persiapan.

B. Unsur – Unsur Hukum


Hukum meliputi beberapa unsur yaitu :
1. Peraturan tingkah laku manusia.
2. Peraturan diadakan oleh lembaga resmi dan berwajib.
3. Peraturan itu bersifat memaksa.
4. Sanksi bagi para pelanggar peraturan itu adalah tegas.
2.2 Hubungan PKn dengan Ilmu Hukum

Pendidikan Kewarganegaraan dengan ilmu hukum memiliki kaitan. Di mana


kewarganegaraan akan membahas tentang negara dan masyarakat, ilmu hukum akan
membahas aturan-aturan yang ada di dalam masyarakat. Dengan adanya masyarakat maka
akan terciptalah peraturan. Segala sesuatu yang menimbulkan aturan yang bersifat mengtur,
mengikat dan memaksa disertai dengan sanksi yang tegas disebut dengan sumber-sumber
hukum. Hukum pada masyarakat dibuat untuk melindungi kepentingan-kepentingan
perorangan, agar tidak dibisa orang lain menghalanginya. Hukum disini untuk mengatur
kehidupan masyarakat agar terbentuk masyarakat yang tertib.
Hukum juga bersumber dari kebiasaan-kebiasaan pada masyarakat, yang mana kebiasaan
ini ialah perbuatan-perbuatan yang di lakukan secara berulang-ulang oleh masyarakat hukum
dan sudah dianggapnya sebagai panutaan atau kewajiban dalam hidup bermasyarakat. Hukum
yang ada pada suatu negara bersifat mengikat bagi semua warga negara. Jika adanya
pelanggaran-pelanggaran terhadap hukum, maka pihak yang berwenang akan memberi sanksi
yang tegas menurut tingkatan pelanggaraannya. Disini bisa dilihat bahwa hukum ini bersifat
memaksa. Dimana ada masyarakat disitu ada hukum.
BAB III

PENUTUP

a. Kesimpulan
Dari ulasan diatas, penulis bias merumuskan sebagai beriku :
Maka sudah terlihat jelas bahwa hubungan antara keduanya saling berkaitan satu
sama lain. Dimana jika terjadi penyimpangan di dalam interaksi yang dilakukan itu bisa
terjadi karena manusia tersebut tidak memahami hak-hak serta kewajibannya sebagai
warga Negara. Hubungannya dengan Hukum ini pun untuk mengatur kehidupan
masyarakat agar terbentuk masyarakat yang tertib. Dimana memahami peran sebagai
warga Negara merupakan bahasan dari studi Pendidikan Kewarganegaraan.
DAFTAR PUSTAKA

Subadi, Tjipto. Pendidikan kewarganegaraan. BP-FKIP UMS, 2007.


Azhari, D. W., Putri, W. F., Safitri, D., Devi, S., Novitasari, D., & Purwanto, A. (2022).
bimbingan mahasiswa untuk mewujudkan generasi muda taat hukum dan agama. Journal of
Community Service and Engagement, 2(5), 23-30.
https://bpsdm.pu.go.id/center/pelatihan/uploads/edok/
2020/01/3dd38_Modul_2_Pengantar_Hukum_Kontrak_Kerja_Konstruksi_edit.docx

Anda mungkin juga menyukai