Anda di halaman 1dari 50

MODUL AJAR 1

Program Keahlian Agribisnis Tanaman

Bidang Keahlian : Agribisnis dan Agroteknologi


Mata Pelajaran : Dasar-dasar Agribisnis Tanaman
Fase/Kelas : E/X
Nama Penyusun : Jarkasi, SP

Instansi : SMK Negeri 1 Siak Kecil


ELEMEN

Teknik Dasar Proses Produksi Tanaman

PROFIL PELAJAR PANCASILA


1. Gotong royong
2. Kreatif
3. Bernalar kritis
4. Mandiri

SARANA DAN PRASARANA

1. Komputer/ Laptop/ Smartphone, Jaringan internet, Proyektor/ LCD


2. Ruang praktik di sekolah/teaching factory
3. DUDI di luar sekolah
4. LKPD
5. Alat tulis dan buku

TARGET PESERTA DIDIK


Siswa kelas X Program Studi Agribisnia Tanaman
Jumlah peserta didik dalam pembelajaran maksimal 36 peserta didik

MODEL & MODA PEMBELAJARAN


Model Pembelajaran :
Project Based Learning secara tatap muka dan Kontekstual Learning

Moda Pembelajaran : daring atau luring

Modul 1 Dasar-dasar Agribisnis 2


Tanaman
Pertemuan 1 6 jam pelajaran (6 x 45 menit)
TUJUAN PEMBELAJARAN
TP Kriteria Pencapaian TP Asesmen
4.3 Memahami Awal:
4.3.1 M e n j e l a s k a n
tentang panen tentang panen Dapat dilakukan dengan diskusi, tanya
dan penanganan jawab, kuesioner, pre-test untuk
4.3.2 Menjelaskan
pasca panen, tentang mengecek sejauh mana
pengemasan penanganan pemahaman/pengalaman peserta didik
pasca panen tentang panen dan penanganan pasca
dan distribusi
produk hasil panen
panen
Proses:
Cek pemahaman peserta didik dalam
melaksanakan pembelajaran berkenaan
dengan panen dan penanganan pasca
panen

Akhir :
Pemastian ketercapaian pemahaman
peserta didik dapat dengan penugasan
menyusun penjelasan, refleksi, rekaman,
video berkenan dengan panen dan
penanganan pasca panen

Modul 1 Dasar-dasar Agribisnis 3


Tanaman
LANGKAH-LANGKAH KEGIATAN PEMBELAJARAN
A. Pendahuluan ( 20 menit)
1. Guru mengucapkan salam dan meminta ketua kelas memimpin doa
bersama.
2. Guru menyapa peserta didik, memperkenalkan diri dan selalu
mengingatkan protokol kesehatan.
3. Guru meminta ketua kelas memberikan laporan kehadiran peserta
didik dan mengisi rekap presensi kelas.
4. Peserta didik bersama dengan guru membahas tentang kesepakatan
yang akan diterapkan dalam pembelajaran (kontrak belajar).
5. Guru menyampaikan materi dan tujuan pembelajaran yang akan dipelajari,
kriteria pencapaian tujuan pembelajaran, dan asesmen yang akan
dilakukan.
Mengingat materi ini belum pernah dipelajari oleh peserta didik, maka
untuk mengecek sejauh mana pemahaman/pengalaman peserta didik guru
melakukan asesmen awal melalui pre-test tentang panen dan penanganan
pasca panen
Kegiatan Inti (220 menit)
1. Kontekstualisasi:
 Guru memfasilitasi siswa melakukan eksplorasi fakta (dari sumber
tertulis, foto, gambar, video) berkenaan dengan panen dan penanganan
pasca panen, pengemasan dan distribusi produk hasil panen dalam kehidupan
sehari-hari.
 Kontekstualisasi ini bisa dilakukan melalui penugasan individual atau
kelompok.
2. Penelaahan:
Siswa mengelaborasi fakta dan konsep tentang panen dan penanganan pasca
panen dengan berdiskusi kelompok untuk dapat:

Modul 1 Dasar-dasar Agribisnis 4


Tanaman
 Menjelaskan panen dan pasca panen
 Pasca panen
Peserta didik diminta untuk membuat laporan hasil diskusi dan hasilnya
dipresentasikan/disajikan dalam bentuk karya.
Guru memantau diskusi, keterlibatan seluruh peserta didik dan
membimbing pembuatan laporan sehingga karya setiap kelompok siap
untuk dipresentasikan.
Setiap kelompok melakukan presentasi, kelompok lain menanggapi dan
memberikan masukan. Kegiatan dilanjutkan dengan merangkum/membuat
kesimpulan sesuai dengan masukan yang diperoleh dari kelompok lain.
Guru membimbing presentasi dan mendorong kelompok memberikan
penghargaan serta masukan kepada kelompok lain.
3. Penugasan Mandiri :
Siswa mengajukan usulan melakukan observasi ke lapangan (DUDI) dan
menyusun laporan (lembar observasi terlampir pada kegiatan asesmen).

Penutup (30 menit)


1. Guru dan peserta didik melakukan refleksi kegiatan pembelajaran yang
telah dilakukan untuk mengecek pemahaman siswa (asesmen akhir), guru
menyediakan lembaran ceklis sebagai pencatatan pada asesmen akhir
pembelajaran.
2. Guru menyampaikan ke peserta didik rencana pertemuan berikutnya
tentang observasi dengan melakukan kunjungan ke DUDI yang ada disekitar
lingkungan sekolah tentang panen dan penanganan pasca panen
3. Peserta didik menerima apresiasi dan motivasi dari guru.
4. Doa penutup

Modul 1 Dasar-dasar Agribisnis 5


Tanaman
Pertemuan 2 6 jam pelajaran (6 x 45 menit)
TUJUAN PEMBELAJARAN
TP Kriteria Pencapaian TP Asesmen
4.3. Memahami Pada akhir pembelajaran Awal:
tentang panen
dan penanganan dari modul ini, peserta Dapat dilakukan dengan diskusi, tanya
pasca panen, didik menunjukkan jawab, kuesioner, pre-test untuk
pengemasan dan
distribusi kemampuan: mengecek sejauh mana
produk hasil 4.3.3. Menjelaskan pemahaman/pengalaman peserta didik
panen
tentang pengemasan tentang pengemasan dan distribusi
4.3.4. Menjelaskan produk hasil panen
tentang distribusi
produk hasil panen
Proses:
Cek pemahaman peserta didik dalam
melaksanakan pembelajaran berkenaan
dengan pengemasan dan distribusi produk
hasil panen

Akhir :
Pemastian ketercapaian pemahaman
peserta didik dapat dengan penugasan
menyusun laporan hasil observasi, refleksi,
rekaman, video berkenan dengan
pengemasan dan distribusi produk hasil
panen

Modul 1 Dasar-dasar Agribisnis 6


Tanaman
LANGKAH-LANGKAH KEGIATAN PEMBELAJARAN
A. Pendahuluan (2 0 menit)
1. Guru mengucapkan salam dan meminta petugas piket memimpin doa
bersama.
2. Guru menyapa peserta didik, memperkenalkan diri dan selalu
mengingatkan protokol kesehatan.
3. Guru meminta ketua kelas memberikan laporan kehadiran peserta
didik dan mengisi rekap presensi kelas.
4. Guru menyampaian materi dan tujuan pembelajaran yang akan
dipelajari, kriteria pencapaian tujuan pembelajaran, dan asesmen yang
akan dilakukan.
5. Guru melakukan refleksi materi pembelajaran sebelumnya dan
mengaitkan dengan kegiatan yang akan dilaksanakan yaitu observasi
melalui kunjungan ke DUDI.
6. Guru menyampaikan topik kunjungan ke DUDI, yaitu tentang
pengemasan dan distribusi produk hasil panen

7. Guru menyampaikan teknik malakukan observasi, aturan-aturan dan hal-


hal yang harus diperhatikan selama berkunjung dan melakukan
wawancara.

Kegiatan Inti (220 menit)


1. Guru menyampaikan pentingnya topik observasi dan mengembangkan
keterampilan bertanya dan berpikir dengan mengajukan pertanyaan
bagaimana cara memecahkan masalah.

2. Peserta didik mengajukan pertanyaan mendasar apa yang harus dilakukan


terhadap topik /pemecahan masalah.
3. Guru : “Oleh karena itu, kalian perlu belajar pengemasan dan distribusi produk
hasil panen dengan belajar dari nara sumber/pelakunya.”
4. Guru memberikan penugasan terbimbing: Peserta didik berkelompok
melakukan tugas observasi dipandu dengan LKPD dan melaporkan hasil pada
diskusi kelas.
5. Peserta didik dibagi dalam kelompok (setiap kelompok terdiri dari 4-5

Modul 1 Dasar-dasar Agribisnis 7


Tanaman
orang) sama seperti kelompok pada pertemuan 1.
6. Peserta didik melakukan kujungan, dan masing-masing kelompok mendapat
tugas observasi dan wawancara kepada pengusaha di bidang pertanian atau
petani. Setiap kelompok akan melakukan observasi dan wawancara pada
pengusaha atau petani yang berbeda (guru menemui yang bersangkutan
dan telah memintakan ijin).
7. Kegiatan observasi dan wawancara direkam untuk selanjutnya dibuat
tayangan video pendek, dengan tema pengemasan dan distribusi produk hasil
panen.
8. Peserta didik berdiskusi dan membagi tugas untuk menyusun rencana
pembuatan projek meliputi pembagian tugas, persiapan alat, bahan, media,
dan sumber yang dibutuhkan
9. Guru memastikan setiap anggota dalam kelompok memahami dan
mengetahui prosedur pembuatan projek/ produk yang akan dihasilkan.
10. Guru dan peserta didik membuat kesepakatan tentang jadwal dan batas
waktu pembuatan projek.
11. Peserta didik menyusun jadwal dan tahapan-tahapan pembuatan projek.
12. Peserta didik melakukan pembuatan projek sesuai jadwal, mencatat setiap
tahapan, mendiskusikan masalah yang muncul selama penyelesaian projek
dengan guru.
13. Guru memantau keterlibatan dan keaktifan peserta didik selama
melaksanakan projek, memantau realisasi, perkembangan dan
membimbing jika mengalami kesulitan.
14. Membahas kelayakan projek yang telah dibuat dan membuat laporan
produk/karya untuk dipaparkan kepada peserta didik lain/kelompok lain.
15. Guru berdiskusi tentang kesesuaian produk yang dihasilkan, memantau
keterlibatan peserta didik, mengukur ketercapaian standar.
Penutup (30 menit)
1. Peserta didik mengomunikasikan kendala yang dihadapi selama
mengerjakan projek dan pemahaman materi melalui refleksi bersama guru,
peserta didik lain memberikan masukan dan guru memberikan penguatan.
2. Guru menginformasikan kegiatan pertemuan berikutnya yaitu presentasi
Modul 1 Dasar-dasar Agribisnis 8
Tanaman
laporan per kelompok. Peserta didik diminta untuk mempersiapkan diri dan
bahan yang akan dipresentasikan.
3. Peserta didik menerima apresiasi dan motivasi dari guru.
4. Doa penutup

Modul 1 Dasar-dasar Agribisnis 9


Tanaman
LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK

1. Diskusi Kelompok

Kelompok :………………………………………….
Kelas : …………………………………………
Program Studi : …………………………………………
Nama Anggota Kelompok : 1…………………………………………
2…………………………………………
3…………………………………………
4…………………………………………
5…………………………………………

Rumusan
No. Topik Fakta Kesimpulan
Konsep
1. Panen dan Pasca
Panen

2. Pengemasan

3. Distribusi produk
hasil panen

Pekanbaru, 18 Agustus 2022

6
Modul 1 Dasar-dasar Agribisnis Tanaman
2. Observasi/Wawancara (Tugas Mandiri)

LEMBAR OBSERVASI

Nama DUDI :
Observer :

Topik /tema observasi : ……………………………………………………………………


Petunjuk :
Anda dapat melakukan wawancara dengan objek observasi pengusaha/petani
untuk menggali informasi.
LEMBAR POINT WAWANCARA & OBSERVASI (boleh dikembangkan)
1. Kapan saat panen yang baik untuk dilakukan?
2. Bagaimana cara pemanenan yang Bapak lakukan?
3. Apa kendala yang dihadapi saat panen?
4. Berapa orang tenaga yang dibutuhkan saat panen?
5. Dari mana saja tenaga kerja yang Bapak gunakan?
6. Berapa upah yang diberikan untuk sekali kegiatan pemanenan?
7. Berapa hasil panen yang Bapak peroleh?
8. Apa yang Bapak lakukan setelah dipanen?
9. Apakah konsumen datang langsung ke lahan atau ke lokasi panen untuk
membeli?
10. Apakah produk yang Bapak panen dilakukan pengemasan terlebih
dahulu sebelum dipasarkan atau tidak?
11. Kemana produk ini dipasarkan?
12. Armada apa yang Bapak gunakan untuk memasarkan hasil panen?
13. Kendala apa yang dihadapi saat memasarkan hasil panen?

Modul 1 Dasar-dasar Agribisnis 7


Tanaman
ASESMEN

1. Asesmen Awal
Tanya jawab di kelas untuk memetakan kondisi siswa terhadap :
a. Pengetahuan dan kompetensi pada pembelajaran yang akan berlangsung
(panen dan penanganan pasca panen).
b. Pengetahuan dan kompetensi pada pembelajaran yang akan berlangsung
(pengemasan dan distribusi produk hasil panen)

Modul 1 Dasar-dasar Agribisnis 8


Tanaman
2. Proses (asesmen formatif)
a. Pengamatan pada siswa saat pembelajaran berlangsung berkaitan dengan
salah konsep, kesalahan melakukan prosedur kerja dalam observasi dan
direspon oleh guru pada saat pembelajaran berlangsung.

Penilaian Proses (observasi dan wawancara)


Berilah tanda (V) pada kolom skor yang sesuai.
No. Item Penilaian Skor Penilaian
1 2 3
1 Keterampilan membuka wawancara
2 Keterampilan mengembangkan
materi wawancara
3 Keterampilan mengembangan variasi
interaksi
4 Keterampilan memanfaatkan waktu
5 Volume dan intonasi suara
6 Penggunaan Bahasa yang baik dan
benar
7 Kemampuan menggunakan
komunikasi non verbal (gestur)
8 Kesantunan berpakaian dan atau
berpenampilan
9 Keterampilan menutup wawancara

Penentuan Nilai : N = Skor perolehan x 100


Skor maksimal
Rubrik penilaian
No. Item Penilaian Skor Penilaian
1 2 3
1 Keterampilan membuka Kurang Sedang Bagus
wawancara
2 Keterampilan Kurang Sedang Bagus
mengembangkan materi
wawancara
3 Keterampilan mengembangan Kurang Sedang Bagus
variasi interaksi
4 Keterampilan memanfaatkan Kurang Sedang Baik
waktu

Modul 1 Dasar-dasar Agribisnis 9


Tanaman
5 Volume dan intonasi suara Kecil Sedang Baik
6 Penggunaan Bahasa yang Kurang Sedang Baik
baik dan benar
7 Kemampuan menggunakan Tidak Nampak Nampak
komunikasi non verbal nampak tapi kurang baik
(gestur)
8 Kesantunan berpakaian dan Kurang Sedang Bagus
atau berpenampilan
9 Keterampilan menutup Kurang Sedang Bagus
wawancara

Presentasi
Unsur Penilaian
No. Nama Siswa Penampilan/
substansi wawasan komunikasi
performance
1
2
3
4
dst Dst

Perhitungan nilai : Nilai = Skor yang diperoleh X 100


Skor maksimal

Rubrik penilaian
Skor Penilaian
Aspek yang dinilai
1 2 3
1 Substansi kurang sedang Mendalam
2 Wawasan kurang sedang Luas
3 Komunikasi Terbata-bata sedang Lancar
&baik
4 Penampilan/peroformance kurang sedang Baik

Modul 1 Dasar-dasar Agribisnis 10


Tanaman
b. Guru juga mengadakan pengamatan perkembangan sikap siswa
berkenaan degan:
 Kejujuran,
 Bernalar kritis
 Kreatif
 Gotong royong
c. Mengadakan pembimbingan pada sikap-sikap siswa yang dipandang
perlu pembimbingan.

3. Akhir (Asesmen akhir)


Penilaian Produk (laporan observasi)
Berilah tanda (V) pada kolom skor yang sesuai.
Skor
No. Item Penilaian
1 2 3
1 Kesesuaian laporan dengan
outline
2 Kelengkapan keterangan berupa
teks
3 Penggunaan bahasa
4 Teknik penulisan
5 Kualitas isi laporan

Penentuan Nilai : N = Skor perolehan x 100


Skor maksimal

Rubrik penilaian
Skor
No. Item Penilaian
1 2 3
1 Kesesuaian laporan dengan Kurang Sedang Sesuai
outline
2 Kelengkapan keterangan Kurang Sedang Lengkap
berupa teks
3 Penggunaan bahasa Kurang Sedang Bagus

4 Teknik penulisan Kurang Sedang Bagus


5 Kualitas isi laporan Kurang Sedang Baik
jelas

Modul 1 Dasar-dasar Agribisnis 11


Tanaman
Penilaian Produk (Video)
Berilah tanda (V) pada kolom skor yang sesuai.
Skor
No. Item Penilaian
1 2 3
1 Kesesuaian tayangan dengan
TP
2 Kelengkapan keterangan
berupa teks
3 Kualitas gambar
4 Kejernihan audio
5 Kejelasan artikulasi
6 Kualitas pencahayaan

Penentuan Nilai : N = Skor perolehan x 100


Skor maksimal

Rubrik penilaian
Skor
No. Item Penilaian 1 2 3
1 Kesesuaian tayangan dengan Kurang Sedang Sesuai
TP
2 Kelengkapan keterangan Kurang Sedang Lengkap
berupa teks
3 Kualitas mixing audio Kurang Sedang Bagus

4 Kejernihan audio Kurang Sedang Bagus


5 Kejelasan artikulasi Kurang Sedang Baik
jelas
6 Kualitas pencahayaan Kurang Sedang Bagus

Modul 1 Dasar-dasar Agribisnis 12


Tanaman
Dari hasil refleksi pembelajaran, laporan tugas terbimbing dan laporan
tugas mandiri dapat diberikan ceklis tentang ketercapaian kriteria, sebagai
berikut:
Nama Peserta Didik : ……………………………
Ketercapaian
No. KKTP
Sudah Belum
Menjelaskan alur agribisnis
1.
tanaman
Menjelaskan proses
2.
perencanaan agribisnis
Menjelaskan proses produksi di
3.
bidang agribisnis tanaman
Menjelaskan mata rantai pasok
4.
(Supply Chain) dan logistik
Menjelaskan penyusunan visi
5.
dan misi
6. Menjelaskan penerapan K3LH
Menjelaskan perencanaan
7.
produk
Menjelaskan penggunaan dan
8.
perawatan peralatan
Menjelaskan pengelolaan
9.
sumber daya manusia

Modul 1 Dasar-dasar Agribisnis 13


Tanaman
MATERI

PANEN, PASCA PANEN, PENGEMASAN DAN

DISTRIBUSI PRODUK HASIL PANEN

PANEN
a. Menentukan waktu panen

Ada beberapa produk pertanian yang dimanfaatkan manusia untuk hidupnnya yaitu
ada yang berupa buah, sayur daun, sayur batang, sayur buah, ada yang produk lain
seperti getah,

Menentukan tingkat kematangan buah pada saat panen akan sangat


menentukan kualitas dan kuantitas hasil, dan juga sangat berpengaruh pada
penanganan pasca panen buah tersebut. Buah-buah klimaterik seperti pisang dan
papaya dapat dipanen menjelang memasuki umur matang fisiologisnya, dan
diperam selama beberapa hari sebelum dijual atau dikonsumsi dalam kondisi
matang. Selama periode pematangan buah tersebut terjadi konversi dari pati
menjadi gula dan proses respirasi klimaterik di dalam buah sehingga buah tersebut
menjadi lebih manis dan lebih lunak pada saat matang. Sedangkan buah non
klimaterik, seperti mangga, rambutan, jeruk dan durian harus dipanen setelah
memasuki fase matang fisiologis, karena buah-buah tersebut tidak dapat diperam
seperti halnya pisang dan papaya.

Waktu panen sangat ditentukan oleh jenis /varietas tanaman, hari tanam
atau hari berbunga, dan kondisi lingkungan selama musim tanam. Selain
itu, beberapa kriteria fisiologis juga digunakan untuk menentukan saat
panen, seperti kekerasan, warna, dan kandungan karbohidrat. Pada

Modul 1 Dasar-dasar Agribisnis 14


Tanaman
sejumlah tanaman adakalanya digunakan kriteria lain, misalnya
terbentuknya daerah absisi pada tangkai buah (misalnya pada labu dan
blewah), tingkat perkembangan kuncup bunga (misalnya tanaman hias
bunga mawar), warna buah (misalnya tomat, cabai, rambutan dan nenans),
ratio gula:asam(misalnya pada jeruk), bunyi kalau dipukul atau ditepuk
(misalnya pada semangka dan nangka). Sedangkan pada tanaman durian,
jatuhnyabuah merupakan petunjuk yang paling tepat untuk pemanenan,
karena itu tidak dianjurkan untuk memanen durian dengan cara dipetik
buahnya sewaktu masih berada dipohon.

Penentuan tingkat kematangan buah yang tepat akan sangat nyata


mengurangi kemerosotan kualitas buah yang dipanen. Apabila buah
dipanen sebelum memasuki fase matang fisiologis, maka kualitasnya akan
cepat sekali turun di dalam penyimpanan dan pengangkutan karena
tingginya laju transpirasi yang mengakibatkan buah menjadi keriput akibat
penurunan turgiditas. Disamping itu, rasa buah kurang manis dan
ukurannya pun lebih kecil dari semestinya. Sedangkan apabila buah
dipanen dalam keadaan terlalu tua, maka penanganan untuk pemasaran
jarak jauh mengalami hambatan karena cepatnya pembusukan akibat
lunaknya jaringan daging buah.

Tabel 4. Index Panen Beberapa Tanaman Pangan dan Palawija


Dihitung
No Jenis tanaman Umur Ciri Fisik
dari
1. Padi 145-150 Semai Bulir padi masak
hari penuh dan berwarna
kuning (80%),
bendera (daun pucuk)
berwarna kuning dan
kadar air gabah 20-
27%.

Modul 1 Dasar-dasar Agribisnis 15


Tanaman
No Jenis tanaman Umur Dihitung Ciri Fisik
dari

2. Ketela 7 bl Tanam Umbi telah tua yang


pohon/singkong ditandai dengan kadar
- Genjah zat tepung sudah
tinggi

- dalam 10 bl Tanam Umbi telah tua yang


ditandai dengan kadar
zat tepung sudah
tinggi

3 jagung 3,5 Tanam Kelobotnya berwarna


putih kekuningan dan
kering, kadar air 25-
30% dan

4. Sorghum 90-120 Tanam Biji tua (keras dan


hari terasa tepungnya bila
digigit), kadar air
20%.

5. Kacang tanah 4 bl Tanam Polong telah berisi,


daun rontok dan
bercak-bercak coklat
tua, batang masih
tetap hijau, kulit buah
sudah keras, bagian
dalam kulit buah
berwarna ke-abu-
Modul 1 Dasar-dasar Agribisnis 16
Tanaman
abuan, biji terasa
keras bila digigit.
6. Kacang kedelai 85-110 Tanam Polong
hari
berwarna kuning
kecoklatan, batang
dan daun telah kuning
kering, kadar air 20-
25%.
No Jenis tanaman Umur Dihitung Ciri Fisik
dari

8. Kopi 6-11 bl Kuncup Buah matang (kulit


bunga buahnya berwarna
merah).
 Daun berwarna
hijau

kekuning- kuningan

b. Cara Panen
Tingkat dan perlukaan serta kememaran pada buah yang dipanen dapat
dikendalikan dengan menggunakan teknik pemanenan yang tepat. Pemanenan
buah-buahan secara mekanik belum banyak dilakukan dikarenakan sejumlah
faktor pembatas, seperti tingkat kemasakan buah yang tidak seragam didalam
satu pohon serta bentuk morfologi tanaman yang bervariasi. Oleh karena itu, pada
umumnya pemanenan dilakukan secara manual, yakni dengan metong tangkai
buah dengan pisau atau gunting pangkas. Pemanenan secara manual ini
merupakan metode terbaik bila dipandang dari sudut kualitas buah, karena
pemanenan dapat dilakukan secara selektif terhadap buah-buah yang sudah
memasuki matang fisiologis. Dengan demikian, hanya buah-buahan yang telah
memenuhi kriteria panen yang boleh dipetik. Disamping itu, penanganan buah
lebih terkendali karena buah ditangani satu per satu mulai pemetikan di pohon

Modul 1 Dasar-dasar Agribisnis 17


Tanaman
sampai memasukan dalam keranjang penampungan di lapangan. Di negara maju
yang telah mengenal mekanisasi pertanianpun pemanenan dengan tangan masih
banyak diterapkan.

Pemanenan dengan cara menggoyangkan dahan sangat tidak dianjurkan, karena


cara ini dapat merusak struktur tanaman yaitu dahan menjadi pecah dan patah.
Selain itu, buah-buah yang berjatuhan dapat mengalami kememaran akibat jatuh
dari tempat yang tinggi. Dengan cara ini juga tidak dapat dilakukan pemanenan
secara selektif, sehingga tidak saja buah-buah yang tua yang jatuh, tetap buah
yang muda pun berjatuhan akibat goncangan yang keras.

Pemanenan sebaiknya menggunakan alat potong, seperti pisau atau gunting


pangkas yang tajam. Penggunaan alat yang tajam mengurangi resiko kerusakan
pada tangkai buah dan juga dapat mempercepat pekerjaan sehingga hasil
pemanenan per satuan waktu dapat lebih tinggi dengan kualitas yang lebih baik.
Terhadap buah-buah yang letaknya tinggi, dianjurkan untuk menggunakan tangga
guna menjangkau buah-buahan tersebut.

Di negara-negara maju, misalnya Australia, dimana tanaman buah-buahan telah


diusahakan secara monokultur, pemanenan dilakukan secara semimekanik. Pada
pemanenan mangga, misalnya petani menggunakan kendaraan roda empat yang
dilengkapi dengan 2-4 “tangan“ tempat berdirinya pemetik buah. Pemetikan buah
dilakukan oleh tenaga yang telah terlatih sehingga pekerjaan dilakukan secara
selektif dan berlangsung cepat. Buah yang dipetik selanjutnya ditempatkan pada
ban berjalan (conveyor belt) yang terbuat dari karet menuju ke tempat
mencuci/ memperlakukan buah dengan pestisida dengan konsentrasi rendah
pada kendaraan tersebut. Dengan demikian, tingkat kememaran buah akibat
perlakuan-perlakuan mekanik dapat dikurangi karena jatuhnya buah adalah ke
permukaan air dengan tingkat benturan yang rendah. Selanjutnya buah-buah
dipindahkan ke bagian lain untuk dikeringkan dengan cara menyemprotkan udara
hangat untuk menguapkan air cucian. Dari bagian ini buah-buahan tersebut
dikeluarkan dan petugas pengemasan sudah siap dengan perangkat pengepakan,

Modul 1 Dasar-dasar Agribisnis 18


Tanaman
seperti kertas-kertas pembungkus dan kotak-kotak kardus.

Teknik pemetikan produk/hasil pertanian untuk tiap komoditas berbeda sehingga


berbeda pula cara memetiknya, tergantung dari apa yang akan diambil dari
komoditas tersebut. Komoditas yang diambil daunnya akan berbeda cara
memetiknya dengan komoditas yang diambil umbi atau buahnya.

Tabel 6 . Cara Pemetikan Berdasarkan Bagian Tanaman Yang dipetik


Bagian tanaman
No Cara pemetikan Jenis tanaman
yang dipetik
1. Dicabut Daun Bayam, kangkung, kailan,
selada, sawi
2. Dipetik Buah Terung, mentimun, tomat,
buncis, semangka, melon,
jeruk, labu siem, kacang
merah, kacang panjang,
okra, kapri , apel, anggur,
kakao, pare, cabai, baby
corn dan pepaya
3. Dipetik Daun Teh, tembakau dan kayu
manis
4. Dipotong Daun Kangkung dan bayam
No Cara pemetikan Bagian tanaman Jenis tanaman
yang dipetik
5. Dicabut Biji Kacang kedelai
6. Dipetik/dipotong Biji Jagung dan padi
7. Dipotong Bunga Bunga kol, brokoli,
cengkeh dan turi
8. Dicabut Umbi Wortel, lobak,
kentang, kacang
tanah, bawang merah,
bawang putih, bit dan
bawang bombay
9. Dicabut Batang Bawang daun
10. Dipotong Batang Asparagus dan
rebung bambu
11. Dicabut Ubi Singkong, ubi jalar
dan talas (ubi kayu)
12. Dicabut Akar Berbagai jenis

Modul 1 Dasar-dasar Agribisnis 19


Tanaman
tanaman obat-
obatan
13. Disadap Getah Karet dan damar
14. Diambil airnya Nira Kelapa, tebu dan aren
15. Dipetik Tangkai daun Seledri
16. Dipotong Kulit batang Rosel

Penentuan langkah tentang teknik panen/petik terbaik didasari atas


pertimbangan bentuk dan posisi hasil tanaman yang akan dipanen/dipetik serta
resiko kemungkinan terjadinya kerusakan terhadap bagian tanaman yang ingin
dipertahankan untuk menghasilkan lagi produk berikutnya, untuk lebih jelasnya
dapat dilihat pada tabel dibawah ini

Tabel 7. Teknik Panen/ Petik


No Komoditas Teknik panen/petik
1. Tomat Petik pilih, menggunakan tangan atau gunting buah,
buah yang telah dipanen/dipetik dimasukkan
kedalam bakul dan diangkut ke tempat sortasi
2. Kubis Dipotong ± 10 cm diatas permukaan tanah
menggunakan sabit/parang atau dipotong diatas 2
buah daun yang terbawah, dibiarkan dilahan dengan
posisi terbalik untuk menghilangkan air yang ada
didalam dan dibalik kembali serta dibiarkan sampai
air menguap semua.
3. Kentang Umbi dipanen/dipetik dengan membongkar tanah
tempat tumbuh dengan cangkul/sekop, umbi dijaga
dari luka atau cacat akibat alat panen, umbi
dibiarkan beberapa jam dibawah sinar matahari agar
tanah yang menempel menjadi kering atau mudah
dihilangkan.
4. Wortel Tanah dibongkar memakai cangkul, hindari
terjadinya luka-luka pada umbi sebab luka
merupakan tempat yang sangat mudah kena infeksi
mikroba pembusuk, umbi, batang dan daunnya
dikumpulkan dan diikat menjadi satu untaian,
pemotongan daun dan akar dilakukan di lahan.

Modul 1 Dasar-dasar Agribisnis 20


Tanaman
5. Kacang Memutar bagian pangkal polong dengan tangan dan
panjang memutuskannya dari tangkainya.
6. Bawang Mencabut tanaman dengan tangan/menggunakan
putih garpu, bila tanahnya gembur maka pencabutan tidak
terlalu sulit tetapi bila tanahnya memadat dan
batangnya kering sehingga bila dicabut batangnya
putus maka dapat digunakan garpu tanah bedegan
dibongkar dan umbinya diambil (sebelum dipanen,
tanah diari terlebih dahulu supaya umbi mudah
dicabut).

Tabel 8. Teknik Panen/Petik beberapa Tanaman Buah-buahan


No Komoditas Teknik panen/petik
1. Mangga arum Petik pilih menggunakan gunung bambu yang
manis dilengkapi pengait buah dan dipotong diatas
absisi.
2. Jeruk keprok Panen menggunakan gunting pangkas/buah
(Punten) dengan mengikutkan 1-2 cm tangkai dari pangkal
buah dan buah diletakkan ditempat yang teduh
serta dingin.
3. Pisang Panen dengan memotong tandan buah dan
diletakkan secara terbalik (bekas potongan
tandan dibawah). Bekas potongan ditutup dengan
daun kering/koran dan menggunakan daun
pisang sebagai pelindung.
4. Salak Panen dengan memotong tandak buah, dimasukan
kedalam keranjang bambu/plastik dan diletakkan
ditempat teduh.
5. Apel Panen dengan petik langsung, ditempatkan dalam
keranjang yang dilapisi bekas karung plastik atau
pemetik membawa kantong bekas karung plastik
kapasitas 5-10 kg dan ditampung sementara pada
peti kayu kapasitas 60-70 kg.
6. Nenas Panen bertahap dengan tangan satu persatu
menggunakan pisau, daun dan cabang dibawah
buah dan tangkai disisakan 6 cm atau lebih.

Modul 1 Dasar-dasar Agribisnis 21


Tanaman
7. Anggur Panen menggunakan gunting dengan memotong
tandan buah beserta tangkainya cukup panjang,
dikumpulkan dalam wadah yang tidak terlalu
dalam, kapasitas 3-6 kg. Wadah dilapisi
kertas/plastik dan buah diletakkan ditempat yang
teduh/diruangan.
8. Jambu air Petik secara manual (dengan tangan) dan
(camplong) ditempatkan ditempat yang bersih dan teduh.
9. Pepaya Panen buah diusahakan tidak boleh sekaligus,
dampit/Thaila diletakan ditempat yang bersih dan teduh serta
nd dibiarkan getah mengering.
No Komoditas Teknik panen/petik

10. Durian Sebulan sebelum matang, buah diikat dengan tali


plastik (agar tangkai buah yang terlepas dari
batang/ranting pohon tetap menggantung pada
tali sehingga buah dapat diambil dalam keadaan
utuh). Buah yang baru dipetik jangan dijatuhkan
langsung ke tanah tetapi diturunkan dalam
keranjang dengan cara dikerik pelan-pelan,
setelah terkumpul dibawah buah disortir
berdasarkan ukuran besar kecilnya buah dan
dibedakan berdasarkan letak batang tempat buah
tersebut tumbuh, buah-buah yang sudah masak
dipisah dan segera dipasarkan.
Tabel 9. Teknik Panen/Petik beberapa Tanaman Pangan dan Palawija
No Komoditas Teknik panen/petik

Modul 1 Dasar-dasar Agribisnis 22


Tanaman
1. Padi Tangkai bulir padi dipotong dengan ani-ani
satu persatu sepanjang 20-30 cm untuk padi
jenis buah atau 2-5 cm untuk padi cere. Panen
dengan cara ini baik untuk padi benih sebab
dapat dipilih padi yang sudah masak,
sebaliknya kurang ekonomis untuk padi
konsumsi karena ongkos terlalu besar. Apabila
menggunakan sabit bulir padi dipotong
sepanjang ± 20-30 cm diatas tanah, bulir padi
beserta batangnya ditumpuk diatas
tikar/tanah yang sudah keraskan. Apabila
menggunakan mesin, tangkai bulir padi
dipotong dan diikat dengan rapih, ikatan padi
ditinggalkan dilapangan, pemungutan untaian
padi dikerjakan dengan tenaga manusia atau
dengan mesin pemungut.
2. Ketela pohon Tanah dibongkar memakai cangkul/sekop
untuk tanah yang ringan dan gembur dapat
mencabutnya dengan tangan apabila
pencabutan sulit dilakukan dengan tangan
dapat dilakukan dengan menggunakan tongkat
bambu dan kayu serta seutas tali dengan cara
tali diikatkan/dibelitkan pada pangkal batang,
tongkat dimasukkan kedalam kalungan tali
No Komoditas Teknik panen/petik

tersebut, ujung tongkat yang satu diletakkan


diatas tanah sedang ujung Lainnya diangkat
tinggi-tinggi sampai umbi tercabut. Apabila
akan terus diproses maka umbi dipisahkan
dari batangnya dengan pisau tetapi bila tidak
langsung diproses pada hari itu maka lebih
baik pemisahan ditangguhkan.

Modul 1 Dasar-dasar Agribisnis 23


Tanaman
3. Jagung Buah (tongkol) dipegang dengan tangan kanan
dan tangan kiri memegang batang jagung, buah
dipatahkan dengan memutar kearah
bawah/memotong dengan menggunakan
sabit/pisau, selain sebagai pemotong,
sabit/pisau berfungsi sebagai pengupas
kelobot jagung.

4. Sorghum Malai buah sorghum dipotong dengan


menggunakan sabit ± 20 cm panjang tangkai,
diikat dan dimasukan kedalam keranjang dan
diangkut ke tempat perontokan.

5. Kacang tanah Mencabut batang dengan tangan, polong


tertinggal dalam tanah diambil dengan sekop
dengan cara membongkar tanahnya (catatan:
dua hari sebelum panen, lahan diairi lebih
dahulu supaya tanahnya gembur)

6. Kedelai Batangnya langsung dicabut atau dengan cara


memotong batang kedelai menggunakan sabit,
batang kedelai dijemur ditempat pengeringan
atau dilahan diatas tikar bambu atau tanah
yang telah dikeraskan.

Tabel 10. Teknik Panen/Petik beberapa Tanaman Perkebunan


No Komoditas Teknik panen/petik

Modul 1 Dasar-dasar Agribisnis 24


Tanaman
1. Kelapa sawit Tandan buah dipotong dengan dodos/egrek
bergagang panjang . Sebelum tandan buah
dipotong pelepah daun yang menyangga buah
dipotong lebih dahulu, bekas potongan
pelepah harus melengkung menyerupai tapak
kuda (miring keluar), pemotongan tandan
dekat pada pangkalnya, setiap tandan yang
telah dipanen diberi tanda pada bekas
potongan yang berisi nama pemanen dan
tanggal panen. Pelepah daun yang dipotong
dari pohonnya ditumpuk secara teratur pada
gawangan (ruangankosong diantara barisan
tanaman) dan ditelungkupkan. Tandan buah
yang dipotong (dipanen) diletakan dipiringan,
mengarah ke jalan pikul (pasar pikul), buah
yang lepas (brondolan) diletakkan terpidah
dengan tandannya, tandan yang masih
bergagang dipotong sedekat mungkin (mepet)
dengan tandannya, tandan buah dikumpulkan
di Tempat Pengumpulan Hasil (TPH) dan
diatur berbaris 5 atau 10. buah-buah yang
lepas ditumpuk atau disatukan terpisah dari
tandan, buah-buah yang lepas harus bersih
dari kotoran (tanah dan sampah).
Tandan dan buah yang lepas dari TPH
diangkut dengan truk/trailer ke pabrik,
pengangkutan harus dilaksanakan secepat-
cepatnya.
2. Kakao Pemetikan dilakukan dengan pisau
tajam/gunting dan tidak melukai
batang/cabang yang ditumbuhi buah.
Memotong tangkai buah tepat
dibatang/cabang yang ditumbuhi buah.
3. Kelapa Hibrida Pemetiknya dapat mempergunakan tangga
bambu untuk memanjat pohon atau membuat
tataran yaitu lubang dibatang pohon untuk
tempat memanjat atau mempergunakan galah
No Komoditas Teknik panen/petik

Modul 1 Dasar-dasar Agribisnis 25


Tanaman
bambu yang panjang yang dibagian ujunya
diberi benda tajam (pisau/sabit). Di Sumatera
mempergunakan kera/beruk (Macacus
nemestrimus) yang sudah terlatih.
4. Pala Buah petik langsung dari pohon bila sudah
masak petik dan dapat pula dipetik sewaktu
buah-buah berjatuhan, buah yang berjatuhan
cepat diambil karena mudah menjadi sasaran
hama bubuk biji (Poecilips Myristicae) dan
cendawan yang dapat mengakibatkan
pembusukkan biji/fuli, untuk memetik buah
pada yang letaknya tinggi digunakan galah
yang ujungnya dilengkapi keranjang
penampung buah. Buah yang sudah membelah
secepatnya dipetik karena bila ada hujan
fulinya mudah membusuk sehingga mata
bijinya ikut rusak dan mudah diserang lapuk.
5. Tembakau Menebang batan tanaman dengan daun-
daunnya tepat pada pangkal batang atau
memetik daun-daunnya saja tanpa menebang
batangnnya. Pemtikan daun tembakau yang
tergolong cerutu, sigaret dan pipa dilakukan
dengan cara pungut daun, pemetikan daun
dilakukan per lembar menurut tingkat
kemasakannya dan letaknya pada batang.
Pemetikan dilakukan terhadap daun-daun
yang masak lebih dulu, yang belum masak
ditinggalkan untuk dipetik pada waktu
berikutnnya.
6. Lada Lada hitam dipetik pada waktu kulitnya sudah
menguning dan malai dipetik sekaligus
sedangkan lada putih dipetik pada waktu kulit
berwarna merah yang dipetik buahnya bukan
malainya.
7. Cengkeh Bunga yang telah atang petik dipetik dengan
cara memutukan tangkai bunga dengan kuku
diatas sepasang daun yang terakhir
(menggunakan tanggan /steger/tiang-tiang
bambu berpalang).
No Komoditas Teknik panen/petik

8. Kopi Buah kopi dipetik satu persatu dengan


menggunakan tangan dan dimasukkan

Modul 1 Dasar-dasar Agribisnis 26


Tanaman
kedalam keranjang atau tas yang terbuat dari
daun pandan, setelah keranjang penuh buah
kopi lalu dimasukkan kedalam karung. Buah
yang berwarna merah, hijau dan hitam
dimasukkan kedalam karung yang berlainan.
Bagian-bagian tanaman yang dipetik sebagai hasil pertanian tersebut berbeda-
beda sifatnya, baik sifat kimiawi, fisik, khemis, phisis dan fisiologisnya, akan tetapi
tiap-tiap jenis hasil pertanian seperti sesama daun, sesama umbi dan sebagainya
mempunyai sifat-sifat umum yang mempunyai persamaan dan perbedaan yang
disebabkan oleh beberapa factor yaitu struktur anatomi, komposisi kimia, iklim,
tempat tumbuh dan jenis suatu tanaman penghasil serta daerah penanamannya.

Modul 1 Dasar-dasar Agribisnis 27


Tanaman
LEMBAR KERJA
MEMANEN PRODUK SAYURAN BUAH

Pendahuluan

Pemanenan suatu produk akan menentukan kualitas produk oleh karena


pemanenan harus dilakukan secara benar sesuai ketentuan-

Modul 1 Dasar-dasar Agribisnis 28


Tanaman
ketentuan/standar. Faktor yang harus diperhatikan dalam memanen adalah:
umur panen apakah sudah tepat belum, cara memanen.

Tujuan

Kegiatan ini bertujuan agar peserta didik mampu melakukan pemanenan


dengan baik dan benar

Alat dan bahan

a. Gunting
b. Keranjang
c. Timbangan
d. Tanaman siap panen

Keselamatan Kerja

a. Penggunaan gunting harus hati-hati


b. Dalam pemetikan buah harus sesuai kreteria

Langkah Kerja

a. Amati buah siap panen sesuai kriteria


b. Petik pilih, menggunakan tangan atau gunting buah,
c. Buah yang telah dipanen/dipetik dimasukkan kedalam keranjang/bakul
dan diangkut ke tempat sortasi
d. Timbang hasil panen
e. Catat hasil panen dan jumlah tanaman yang dipanen

B. Pasca Panen

Modul 1 Dasar-dasar Agribisnis 29


Tanaman
1. Grading dan Sortasi
Kerusakan pasca panen pada produk pertanian khususnya hortikultura
umumnya sangat menonjol. Misal pada buah mangga, kerusakan yang
terjadi dapat mencapai 25%.

Produk hasil panen tanaman yang masih segar adalah jaringan yang masih
hidup. Bahan ini biasanya berkadar air tinggi, mudah mengalami
kerusakan baik melalui permukaan mekanis maupun kerusakan secara
patologis (mikrobiologis). Berdasarkan bagian-bagian tanaman yang dapat
dikonsumsi, produk hasil panen dapat dibedakan atas akar, batang, daun,
pucuk, bunga, buah, dan keseluruhan tanaman. Produk ini akan senantiasa
mengalami perubahan-perubahan. Perubahan yang paling mudah diamati
adalah perubahan warna dan kekerasan. Perubahan ini disebabkan adanya
proses metabolisme seperti respirasi dan tranpirasi.

Kehilangan air pada buah dan sayuran tidak saja akan mengurangi
timbangan produk yang akan dijual tetapi juga menyebabkan penurunan
mutu produk. Adanya suhu lingkungan yang tinggi dapat meningkatkan
proses respirasi dan tranpirasi sehingga dapat menyebabkan makin cepat
rusaknya produk hasil panen.

Penanganan yang kasar saat panen dan pengangkutannya dapat


menimbulkan luka-luka mekanis seperti lecet-lecet yang sekaligus dapat
menjadi jalur masuk bagi mikroba-mikroba perusak.

Infeksi oleh mikroba yang dapat menimbulkan penyakit pada tanaman


dapat terjadi baik sebelum maupun sesudah panen sehingga menyebabkan
kerusakan-kerusakan mikrobiologis pada produk hasil panen.

Keberhasilan setiap komoditi yang dipasarkan terutama tergantung pada


mutu produknya yang sangat ditentukan oleh kesukaan konsumen Standar
harga penjualan suatu produk tergantung antara lain pada menarik
tidaknya, komoditi, dan penampilan produk tersebut. Dengan demikian
penanganan pasca panen sangat penting dalam penentuan nilai jual suatu

Modul 1 Dasar-dasar Agribisnis 30


Tanaman
produk.

Penanganan pasca panen bertujuan antara lain untuk menjamin mutu


produk, menghambat lagi proses metabolisme dan pemasakan buah, dan
untuk memperpanjang usia simpan produk. Kegiatan-kegiatan penanganan
lepas panen antara lain meliputi: sortasi dan grading,
pembersihan/pencucian, pengemasan dan pengepakan, dan perlakuan-
perlakuan untuk memperpanjang daya simpan.

Penanganan hasil panen pertanian setelah sampai digudang penampungan


hasil adalah melakukan penilaian mutu (grading) dan penyortiran, karena
mutu hasil panen biasanya bervariasi, sesuai dengan kondisi genetis,
lingkungan, dan teknis budidaya. Kegiatan ini bertujuan agar memperoleh
hasil panen yang memiliki mutu dan ukuran tertentu, yang selanjutnya
dapat menentukan harga dan tempat pemasaran yang sesuai. Grading dan
sortasi ini sangat penting pada pemasaran hasil panen terutama untuk
menentukan harga dan pangsa pasar.

Pada kegiatan grading, penentuan mutu hasil panen biasanya didasarkan


pada kebersihan produk, aspek kesehatan, ukuran, bobot, warna, bentuk,
kematangan, kesegaran ada atau tidak adanya serangan/kerusakan oleh
penyakit, adanya kerusakan oleh serangga dan luka/lecet oleh faktor
mekanis. Klasifikasi mutu hasil yang biasa dilakukan adalah kelas spesial,
kelas I, dan kelas 2.

Kelas spesial (intimasa) memiliki mutu yang sangat baik, dengan bentuk
dan warna yang menarik sesuai dengan umur panen dan varietasnya.

Percitarasa dan aroma yang khas sesuai dengan jenis komoditinya, serta
tidak cacat. Penyimpangan terhadap mutu masih dapat ditolerir jika
masih berada pada kisaran 5% dari jumlah atau berat keseluruhan.

Kelas satu memiliki mutu hampir sama dengan kelas spesial, namun
batas toleransi penyimpangannya berada pada kisaran 10%, Disamping

Modul 1 Dasar-dasar Agribisnis 31


Tanaman
penyimpanan dari keseluruhan. Mutu kelas 2 lebih rendah dari kelas 1,
dan penanganan mutunya lebih longgar. Adanya kerusakan eksternal
dan internal masih dapat diterima, asalkan masih dapat dikonsumsi
dalam keadaan segar. Mutu kelas 2 banyak dijumpai dipasar lokal
dengan harga yang lebih murah, dan dengan harga yang murah ini lebih
disukai konsumen lokal.

Penjelasan mutu hasil panen dapat dilakukan bersamaan atau terpisah


dengan sortasi. Grading dapat dilakukan secara manual dengan tangan
atau menggunakan mesin penyortir. Cara manual memerlukan tenaga
yang terampil dan terlatih, dan bila hasil panen dalam jumlah besar
akan memerlukan lebih banyak tenaga kerja.

Contoh standar mutu buah tomat, didasarkan pada ketuaan, ukuran,


kotoran, kerusakan

a) Ukuran berat untuk golongan besar, sedang, dan kecil adalah:


 Tomat berukuran besar mempunyai berat lebih dari 150 g/buah
 Tomat ukuran sedang mempunyai berat 100 – 150 g/buah
 Tomat ukuran kecil besarnya kurang dari 100%/buah

Modul 1 Dasar-dasar Agribisnis 32


Tanaman
LEMBAR KERJA

PENGKELASAN MUTU (GRADING) DAN SORTASI

Tujuan

Anda mampu mengekelaskan mutu hasil panen yang sesuai dengan


permintaan pasar

Bahan dan Alat:

a) Buah tomat besar (varietas tropis atau yang setara)


b) Timbangan/neraca
c) Wadah

Keselamatan Kerja

a. Kenakanlah pakaian praktik


b. Perhatikan kebersihan alat, bahan, dan tempat kerja

Langkah Kerja

a. Ambil buah tomat hasil panen (timbang bobot awal hasil panen)
c. Siapkan tiga wadah, masing-masing diberi, label mutu 1, 2, dan 3
d. Lakukanlah pemeriksaan terhadap masing-masing buah menurut
ketentuan mutu I, II, dan III.
e. Kelompokkan buah tomat kedalam mutu I bila:
1) Berat buah lebih dari 150g
2) Berwarna kemerah-merahan (setengah masak)
3) Mulus (mengkilat)
4) Sehat, tidak ada cacat retak
5) Tidak ada luka akibat sinar matahari
6) Bentuk buah bulat dan aroma baik

Modul 1 Dasar-dasar Agribisnis 33


Tanaman
f. Kelompokkan buah tomat kedalam mutu II, bila
1) Berat buah antara 100- 150g
2) Berwarna kemerah-merahan (setengah masak)
3) Mulus (mengkilat)
4) Sehat, tidak ada cacat retak dan luka akibat sinar matahari
5) Bentuk buah bulat dan keras serta aroma baik
g. Kelompokkan buah tomat kedalam mutu III, bila:
1) Berat buah kurang dari 100g
2) Kualitas kalah dari: mutu I dan II
h. Untuk buah tomat yang kecil, penggolongannya adalah mutu I berat 50 –
100g dan mutu II beratnya 25 – 50g
i. Wadahlah hasil pengKelasan mutu kedalam wadah yang telah disediakan,
mutu I kedalam wadah mutu I, dan seterusnya.

Modul 1 Dasar-dasar Agribisnis 34


Tanaman
1) Pembersihan
Setelah melakukan grading dan sortasi pada hasil panen pertanian,
tahap berikutnya adalah melakukan pembersihan untuk menghilangkan
kotoran-kotoran yang menempel pada hasil pertanian. Kebersihan
sangat mempengaruhi kenampakan produk, oleh karena itu sebelum
dipasarkan, hasil pertanian harus dibersihkan dari kotoran-kotoran dan
bagian-bagian yang tidak diperlukan. Kotoran pada hasil pertanian
sering dianggap sebagai sumber kontaminasi, karena kotoran dapat
mengandung mikroorganisme yang dapat merusak hasil panen.

b) Jenis kotoran pada Produk Hasil Pertanian


Jenis kotoran pada bahan hasil pertanian, berdasarkan wujudnya
dapat dikelompokkan kedalam:

 Kotoran berupa tanah


Kotoran ini biasanya merupakan kotoran hasil ikutan yang
menempel pada bahan hasil pertanian pada saat bahan dipanen.
Kotoran ini dapat berupa: tanah, debu, dan pasir. Tanah
merupakan media yang baik untuk tumbuh dan berkembangnya
mikroorganisme yang dapat mengkontaminasi bahan hasil
pertanian. Adanya tanah pada bahan hasil pertanian kadang-

Modul 1 Dasar-dasar Agribisnis 35


Tanaman
kadang sukar dihindarkan, karena beberapa hasil pertanian
berasal dari dalam tanah, seperti umbi-umbian.

 Kotoran berupa sisa pemungutan hasil


Kotoran jenis ini meliputi kotoran-kotoran sisa pemungutan
hasil tanaman yaitu bagian tanaman yang bukan bagian yang
dipanen, antara lain berupa: daun ranting, biji, kulit

 Kotoran berupa benda-benda asing


Adanya kotoran yang berupa benda-benda asing seperti: unsur
logam akan memberi kesan ceroboh dalam penanganan hasil
panen.

 Kotoran berupa serangga atau kotoran biologis lain:


Adanya kotoran yang berupa serangga seperti kecoa dan kotoran
biologis lainnya yang bercampur dengan bahan hasil pertanian
dapat membawa bibit penyakit seperti kolera, tipus, disentri dan
lain-lain.

 Kotoran berupa sisa bahan kimia


Kotoran berupa sisa bahan kimia dapat berasal antara lain dari
obat-obatan pestisida dan pupuk kotoran ini disamping
mengganggu penampakan hasil panen juga dapat menyebabkan
keracunan pada konsumen. Pada konsentrasi yang cukup tinggi,
zat kimia dapat menyebabkan keracunan secara langsung.
Sedangkan pada konsentrasi yang rendah akan tertimbun dalam
tubuh yang nantinya akan mengganggu kesehatan

c) Persyaratan Air Pencuci


Air yang diperlukan untuk kegiatan pencucian hasil pertanian
hendaknya diperhatikan dan harus memiliki peryaratan tertentu.

Modul 1 Dasar-dasar Agribisnis 36


Tanaman
Secara fisik, air harus jernih, tidak berwarna, dan tidak berbau.
Secara kimiawi, air yang digunakan hendaknya tidak mengandung
senyawa-senyawa kimiawi yang berbahaya. Dari segi mikrobiologis,
air yang digunakan untuk mencuci harus bebas dari
mikroorganisme yang menjadi wabah kuman penyakit.

d) Penggunaan Desinfektan
Biasanya bersamaan dengan pencucian dilakukan pengendalian
mikroorganisme yang dapat merusak hasil panen. Jenis dan
konsentrasi desinfektan yang digunakan tergantung pada jenis
bahan yang dicuci. Sebagai contoh, penggunaan Benomly 600 ppm
pada buah pisang dengan cara dicelupkan selama 0,5 – 1 menit yang
bertujuan membunuh spora mikroorganisme yang terdapat
dipermukaan kulit buah pisang.

e) Pengeringan

Bahan yang dicuci menjadi basah dan bila kondisi ini dibiarkan dalam
waktu lama dapat mendorong munculnya mikroorganisme perusak atau
pembusuk, sehingga bahan akan menjadi rusak. Oleh karena itu diperlukan
pengeringan pada bahan yang telah dicuci.

Modul 1 Dasar-dasar Agribisnis 37


Tanaman
j. Biasanya yang dipasarkan ke pasaran sekitar atau pasar swalayan yang
bermutu I dan II. Buah tomat yang bermutu III diafkir (tidak lolos sortir)
dan dijual di pasaran setempat.
k. Timbang berat masing-masing kelompok mutu
Tentukan presentase berat masing-masing kelompok mutu terhadap bobot hasil
panen (total)

C> Pengepakan Dan Pengemasan


Tujuan dan Manfaat Pengepakan dan Pengemasan
Pengemasan bermanfaat untuk memberikan perlindungan terhadap produk yang akan dipasarkan,
mempermudah penanganan (tidak repot), menambah nilai ekonomi, dan meningkatkan daya tarik.
Wadah kemasan hendaknya tidak terlalu berat, tidak banyak ruang terbuang, namun kekar/kuat
(tidak menimbulkan lecetan-lecetan pada produk di dalamnya bila kemasan tersebut ditumpuk).
Perlu juga diperhatikan agar bahan yang digunakan sebagai kemasan memiliki sifat keporian
(poreus) yang baik untuk mendukung pertukaran udara yang lancar sehingga peningkatan suhu
dan kelembagaan akibat respirasi produk di dalam kemasan dapat ditekan, yang berarti pula
memperkecil timbulnya penyakit, terutama yang disebabkan oleh cendawan. Disini lain, wadah
yang dipilih hendaknya dapat memuat banyak hasil panen dengan bahan pengepakan dan
pengemasan yang minimal. Disamping itu tidak memakan banyak tempat dan cocok dengan
persyaratan pasar dan tranportasi modern.

Selain kemasan dalam jumlah satuan yang besar, dewasa ini berkembang pula pra pengemasan,
yaitu menempatkan produk dalam satuan-satuan sebelum dimasukkan ke dalam kemasan yang
lebih besar (karton atau kardus). Pra kemasan memberikan keuntungan pada keseragaman
produk dan dapat mengurangi kerusakan simpan serta memberikan kenyamanan di dalam
bertransaksi bagi pembeli maupun penjual. Biasanya bahan yang digunakan untuk pra kemasan
adalah plastik polietelin yang transparan (biasa disebut punnet), misalnya pada pra kemasan buah
stroberi. Penggunaan plastik ini sangat menguntungkan karena kuat, produk langsung terlihat
dari luar, tahan lembab/basah, dan dapat dibuat permeable bagi pertukaran udara.

Secara garis besar manfaat dari pengepakan dan pengemasan hasil pertanian antara lain adalah:

 Memudahkan
Modul 1 Dasar-dasar Agribisnis dalam penyimpanan 38
Tanaman
 Menjaga mutu produk
 Memperindah penampilan
 Dapat mengurangi biaya pengangkutan dan pemasaran bila
pengepakan dan pengemasan cocok dan efiesien.

f) Metoda Pengepakan dan Pengemasan


Penggunaan bahan pengepak dan pengemas hasil panen disesuaikan dengan
tujuan pemasaran. Produk buah-buahan berukuran besar, seperti semangka,
nanas, papaya atau melon, biasanya tidak dilakukan pengemasan; namun
penanganannya selama pengangkutan dan penyimpanan dilakukan dengan
hati-hati agar buah tidak rusak (lecet, memar dan sebagainya). Sedangkan
untuk buah-buahan yang berukuran sedang seperti mangga, apel, jeruk dan
avokad, pengemasan sebaiknya menggunakan bahan kardus berventilasi.
Adakalanya di dalam kotak kardus tersebut diberi sekat-sekat atau dibuatkan
tempat kedudukan yang pas untuk ukuran satu buah (ingat kemasan telur)
agar buah tidak bebas bergerak bila ada guncangan. Selain kardus untuk
keperluan pasar umum, biasanya menggunakan bahan kayu, sedangkan
bahan pengemas untuk pasar swalayan, lebih menyukuai keranjang plastik.
Bahan kapan dan kemasan dari kayu merupakan bahan yang paling kuat dan
kokoh. Bentuk kapakan dan kemasan dari kayu dapat berupa peti dan karat
kayu yang dipaku atau diikat kawat.

Peti kayu yang dipaku dapat dipakai berulang-ulang. Permasalahannya adalah


kesulitan dalam membukanya, biayanya cukup mahal, kurang praktis karena
untuk pemakaian ulang, harus dikemas bahkan yang memerlukan biaya
angkut. Penggunaan krat kayu biasanya lebih murah, namun pembuatannya
terkesan asal- asalan. Krat-krat ini dapat dibuat permanen, tetapi biasanya
digunakan untuk satu kali pakai saja.

Cara pengemasan untuk pasar swalayan, restoran, dan hotel agak berbeda.
Biasanya lebih menyukai keranjang plastik karena agak berbeda. Keranjang
plastik lebih praktis, lebih ringan, dan dapat dipakai berualng-ulang. Terdapat
sedikit perbedaan antara penggepakan dan pengemasan untuk pasar
swalayan dengan hotel atau restoran. Pada pasar swalayan memerlukan
pengepakan dan pengemasan. Dalam unit-unit yang lebih kecil dan menarik
Modul 1 Dasar-dasar Agribisnis 39
Tanaman sebelum dimasukkan kedalam kepakan dan kemasan keranjang plastik.
Sedangkan pada restoran atau hotel cukup diperlukan kepakan dan kemasan
keranjang plastik.

Pengepakan dan pengemasan untuk pasaran eksport tidak berbeda jauh


dengan pasaran lokal. Perbedaan tidak terletak pada kemasan, tetapi mutu
produk yang dipasarkan. Bahan kemasan yang sering digunakan juga hampir
sama dengan pasaran lokal. Selain menggunakan peti kayu dan keranjang
plastik, kemasan bisa menggunakan dus dari bahan kertas yang tebal dan
kuat. Bahan dus lebih banyak dipakai, karena ringan sehingga dapat
mengurangi ongkos pengiriman. Cara pengepakan dan pengemasan juga
hampir sama, hanya lebih memerlukan ketelitian dan kehati-hatian untuk
dapat menjamin mutu hasil panen tetap baik.

D. Distribusi produk hasil panen

Sektor pertanian memiliki peranan yang sangat penting, selain sebagai sumber
pendapatan utama masyarakat pedesaan, juga merupakan salah satu pendorong dalam
pengembangan ekonomi suatu wilayah dan perekonomian nasional (Arsyad dalam Hanani et
al, 2003). Namun pada kenyataannya, sektor pertanian yang merupakan potensi lokal masih
belum mampu meningkatkan kesejahteraan masyarakat perdesaaan. Hal ini antara lain
disebabkan oleh tingginya biaya produksi, sedangkan harga jualnya tidak sebanding dengan
biaya produksi tersebut. Oleh karena itu, pendapatan petani menjadi semakin menurun dan
kesulitan memproduksi hasil-hasil pertanian. Kondisi demikian, kemudian akan berdampak
pada penurunan produktivitas pertanian yang ada. Untuk meningkatkan pendapatan dan
kesejahteraan masyarakat di pedesaan, kebijakan ekonomi harus menganut paradigma baru
yang berfokus pada pemberdayaan ekonomi rakyat berbasis pertanian, karena sebagian besar
hidup mereka bergantung pada sektor pertanian. Pelaksanaan pembangunan pertanian di
daerah perdesaan harus dirancang baik dalam hal pengolahan dan pemasaran produk
pertanian, agar usaha ini dapat menimbulkan multiplier effect ekonomi dalam kehidupan
masyarakat sehingga menyebabkan naiknya pendapatan masyarakat sebagai indikator
kesejahteraan mereka. Kabupaten Demak merupakan salah satu sentra
pertanian di Jawa Tengah. Berdasarkan hasil penelitian yang berjudul ”Subsektor Pertanian
Basis Dan Komponen Pertumbuhan Tanaman Bahan Makanan Di Provinsi Jawa Tengah
(Pendekatan Location Quotient Dan Shift Share Analysis)” oleh Hamdan Sulthoni, diketahui
bahwa Kabupaten Demak merupakan salah satu kabupaten dengan subsektor tanaman bahan
makanan basis. Hal ini didukung dengan hasil Analisis Shift Share yang menunjukkan bahwa
komponen pertumbuhan proporsional sektor tanaman bahan makanan basis di Provinsi Jawa
Tengah, Demak termasuk kabupaten yang memiliki pertumbuhan cepat. Sedangkan
berdasarkan hasil analisis prioritas pengembangan subsektor tanaman bahan makanan basis
di Provinsi Jawa Tengah, juga diketahui bahwa kabupaten Demak menjadi prioritas utama
pengembangan dengan subsektor tanaman bahan makanan basis Dengan demikian, hal ini
menunjukkan bahwa Kabupaten Demak memiliki potensi dalam sektor pertanian.
Kabupaten Demak terdiri
Modul 1 Dasar-dasar atas 14 kecamatan, salah satunya adalah Kecamatan Gajah dengan
Agribisnis 40
salah satu
Tanaman desa yang berbasis pertanian adalah Desa Mlatiharjo. Desa Mlatiharjo sejak tahun
2000 telah dicanangkan sebagai desa inovasi berbasis teknologi pertanian maju. Hal ini dapat
dilihat dengan dijadikannya Desa ini menjadi percontohan inovasi di bidang pertanian,
melalui kerjasama dengan perguruan tinggi yang terdapat di Jawa Tengah, yang berupa
Memorandum of Understanding (MoU) antara Universitas Kristen Satya Wacana (UKSW)
dengan Pemerintah Kabupaten Demak dalam memasarkan hasil pertanian, yaitu dengan
adanya pemuliaan bibit padi dengan berbagai varietas serta upaya pemasaran hasil pertanian
yang dilakukan secara online, melalui web resmi pasar Desa Mlatiharjo www.pasardesa-
mlatiharjo.com yang dibuka pada oktober 2013. Dengan inovasi tersebut, serta proses jual beli
yang dapat dilakukan secara online melalui pasar desa digital, ternyata permintaan hasil
pertanian sampai di wilayah luar Jawa Tengah. Namun, dengan permintaan yang cukup tinggi,
produksi hasil pertanian Desa Mlatiharjo belum dapat memenuhi permintaan khususnya dari
luar daerah.
Proses inovasi pengembangan pertanian ini menjadi menarik manakala sektor pertanian saat
ini belum mampu memberikan value added yang lebih, justru sebaliknya pertanian di Desa
Mlatiharjo dijadikan desa percontohan dalam pengembangan model pertanian. Dengan
demikian perlu diidentifikasi bagaimana pola distribusi komoditas unggulan di Desa
Mlatiharjo sehingga nantinya dapat diupayakan untuk meningkatkan produksi hasil pertanian
serta pelayanan hasil pertanian ke berbagai wilayah yang lebih luas termasuk daerah
perkotaan. Harapannya adalah rekomendasi yang dihasilkan sesuai untuk target penerima
manfaat.
Setiap tahapan proses distribusi barang mulai dari produsen sampai ke konsumen akhir
memerlukan permintaan pengangkutan barang. Proses distribusi ini menunjukkan saluran
distribusi yang ada, sehingga pelaku-pelaku kegiatan distribusi nantinya dapat diketahui.
Secara umum saluran distribusi barang akan mengikuti pola sebagaimana tampak pada
Gambar 1 (Proudlove, 1986 : 1 dalam Nurkholis, 2003 :25).
Pengepul/Bahan Baku Pedagang besar/produsen Pedagang Pengecer/Distribusi Konsumen Akhir

Gambar 1. Saluran Distribusi. Sumber: Proudlove, 1986 dalam Nurkholis


(2003)

Saluran distribusi terdiri dari beberapa tingkatan. Setiap perantara yang melakukan usaha
menyalurkan barang kepada pembeli akhir membentuk suatu tingkatan saluran. Oleh karena
produsen maupun pelanggan akhir yang melakukan tugas tersebut, maka mereka merupakan
bagian dari setiap saluran.

Modul 1 Dasar-dasar Agribisnis 41


Tanaman
Gambar 2. Tingkat Saluran distribusi. Sumber: Stanton, 1984
1. Saluran nol tingkat (disebut pula saluran distribusi langsung) terdiri dari seorang
produsen yang menjual langsung kepada konsumen.
2. Saluran satu tingkat mempunyai satu perantara penjualan. Dalam pasar konsumen,
perantara itu sekaligus merupakan pengecer.
3. Saluran dua tingkat mempunyai dua perantara. Di dalam pasar konsumen mereka
merupakan grosir atau pedagang besar dan sekaligus pengecer.
4. Saluran tiga tingkat mempunyai tiga perantara. Dalam saluran tiga tingkat ini biasanya
pemborong berada di tengah, antara grosir dan pengecer. Pemborong membeli dari grosir
dan menjual ke pengecer kecil yang biasanya tidak dilayani oleh pedagang besar.

Kebanyakan produsen bekerjasama dengan perantara untuk menyalurkan produk-produk mereka


ke pasar. Perbedaanya penggunaan perantara akan sangat mengurangi pekerjaan produsen
sehingga bisa mencapai efisiensi sangat tinggi dalam menyediakan barang hingga jumlahnya bisa
memenuhi kebutuhan pasar. Berkat hubungan pengalaman, keahlian dan jangkauan operasi
mereka, perantara distribusi bisa melaksanakan peranan melebihi apa yang bisa dilakukan oleh
produsen itu sendiri.
Sedangkan distribusi produk pertanian memiliki empat (4) fungsi utama yaitu pengangkutan,
penyimpanan (storage), pengolahan dan pembiayaan (financing). Sebagai ilustrasi mengenai
struktur dan saluran distribusi produksi komoditas pertanian secara umum, dapat dilihat pada
Gambar 4.

Gambar 4. Struktur dan Saluran Distribusi Produksi Komoditas Pertanian.


Sumber : Mubyarto, 1986

Berdasarkan
Modul Gambar
1 Dasar-dasar 4 di atas dapat dilihat bahwa secara garis besar, saluran distribusi
Agribisnis 42
komoditas
Tanaman melalui tiga tingkat pasar utama, yaitu:
1. Pasar pengumpul lokal, yaitu pasar yang berfungsi melayani pengumpulan dan sekaligus
penjualan komoditas dengan skala wilayah relatif kecil (lokal).
2. Pasar pengumpul regional (pasar transito), yaitu pasar dengan ukuran lebih besar
dibanding dengan pasar lokal yang melayani wilayah yang lebih.
3. Pasar penjualan (distribusi terakhir), yaitu pasar penjualan komoditas pada tingkatan
terakhir dengan skala yang relatif sangat besar (sekumpulan pengecer).
Menurut Mubyarto (1986), Sistem distribusi dianggap efisien apabila memenuhi dua
syarat sebagai berikut:
1. Mampu menyampaikan hasil-hasil dari petani (produsen) kepada konsumen dengan biaya
semurah-murahnya.
2. Mampu mengadakan pembagian yang adil daripada keseluruhan harga yang dibayar
konsumen terakhir kepada semua pihak yang ikut serta di dalam kegiatan produksi dan
distribusi barang itu.

Sedangkan Ubaidillah (2001) berpendapat bahwa pola distribusi ditunjukkan oleh aliran
barang & jasa yang secara faktual terjadi dalam kesehariannya, yaitu:
1. Perdagangan antara desa dengan kota
Pola ini berkaitan erat dengan aliran hasil desa (utamanya produk pertanian) ke kota dan
aliran sarana produksi serta barang kebutuhan rumah tangga hasil industri manufaktur
dari arah sebaliknya.
2. Perdagangan antardaerah
Pola perdagangan antardaerah dapat pula mencakup pola pertama, namun lebih
menekankan pada aliran bahan mentah atau bahan baku dari satu daerah ke daerah
lainnya. Hal ini tentunya terkait erat dengan keberadaan industri (pabrik) di suatu daerah
dan ketersediaan bahan baku di daerah lainnya.
3. Perdagangan antarpulau
Pola ini lebih menekankan pada aspek lokasi yang menyebrangi laut sehingga melibatkan
lebih banyak institusi daripada antardaerah seperti: pelabuhan, perusahaan pelayaran,
perusahaan bongkar muat, dll. Sedangkan komoditasnya bisa saja sama dengan yang
diperdagangkan dalam pola pertama dan pola kedua.

Pada dasarnya yang dimaksud komoditas unggulan adalah komoditas yang sesuai dengan
agroekologi setempat dan disamping itu juga mempunyai daya saing, baik pasar dalam daerah
itu sendiri, daerah lain atau pasar internasional.
Berdasarkan kerangka agribisnis, maka paling tidak ada 7 (tujuh) kriteria dalam menentukan
komoditas unggulan sektor pertanian sebagai berikut:
1. Mempunyai tingkat kesesuaian agroekologi yang tinggi
2. Mempunyai orientasi pasar yang jelas
3. Mempunyai kemampuan yang tinggi dalam menciptakan nilai tambah (pendapatan) dan
kesempatan kerja
4. Mempunyai kemampuan dalam meningkatkan ketahanan pangan masyarakat
berpendapatan rendah
5. Mempunyai dukungan kebijaksanaan pemerintah
6. Merupakan komoditas yang telah diusahakan oleh masyarakat setempat
7. Mempunyai kelayakan ekonomi

Penggunaan kriteria di atas untuk menentukan unggulan sangat tergantung pada


ketersediaan informasi
Modul 1 Dasar-dasar dilapangan serta basis data yang dimilki oleh pihak instansi
Agribisnis 43
terkait. Oleh
Tanaman karena di
wilayah penelitian ketersediaan data terbatas, maka dilakukan modifikasi kriteria. Atas dasar
itu maka untuk menentukan komoditas unggulan diperlukan kriteria yang memadai. Kriteria
yang digunakan untuk menentukan komoditas unggulan adalah:
1. Perkembangan produksi atau trend produksi, dapat digunakan sebagai indikator
tingkat keberlanjutan pengusahaan komoditas unggulan di suatu wilayah yang terkait
dengan tingkat kesesuaian agroekologi. Banyak sekali faktor yang menyebabkan suatu
komoditas diusahakan secara terus menerus atau tiba-tiba dihentikan oleh petani maupun
pengusahanya. Dengan demikian indikator trend merupakan indikator dalam penentuan
komoditas unggulan.
2. Produktivitas, tinggi rendahnya produktivitas suatu komoditas menunjukkan tinggi
rendahnya teknologi yang digunakan di darah bersangkutan. Disamping itu, produktivitas
bersamaan dengan produksi yang tinggi juga dapat digunakan sebagai indikator
kesesuaian lahan terhadap komoditas bersangkutan. Oleh karena produktivitas antara
komoditas yang satu dengan komoditas yang lainnya tidak dapat dibandingkan, maka
untuk menentukan komoditas yang lainnya tidak dapat dibandingkan, maka untuk
menentukan komoditas mana yang lebih diunggulkan digunakan patokan produktivitas
yang ideal, yaitu dengan menghitung jarak produktivitas dari komoditas di suatu daerah
terhadap produktivitas yang tertinggi yang dapat dicapai oleh suatu daerah. Makin dekat
produktivitas suatu darah dengan produktivitas suatu daerah dengan poduktivitas ideal
maka komoditas tersebut makin unggul.
3. Nilai Produksi, Kemampuan bersaing dari suatu komoditas dengan komoditas lain di
daerah yang sama atau dengan komoditas yang sama dari darah lain dapat digunakan
indikator nilai produksi atau pendapatan yang diperoleh dari usaha tani komoditas
bersangkutan.
4. Penyerapan tenaga, di daerah yang padat penduduk, seperti di Pulau Jawa, usaha yang
dilakukan baik usaha tani maupun usaha non pertanian selalu dihubungkan dengan
seberapa besar usaha tersebut dapat menyerap tenaga kerja. Oleh karena itu dalam
analisis ini penyerapan tenaga kerja (kesempatan kerja) dimasukkan sebagai faktor yang
menentukan pemilihan komoditas unggulan.
5. Dukungan Pasar, baik pasar penyedia input maupun pasar output. Dalam pasar input
dilihat sampai sejauh mana input-input pertanian tersebut dapat dipenuhi dengan melihat
ada tidaknya kios input. Sementara itu dalam pasar output dilihat dimana petani pada
umumnya menjual output, bagaimana cara pembayaran hasil penjualan dan juga dilihat
bagaimana penentuan harga yang terjadi.
6. Merupakan komoditas yang telah diusahakan oleh masyarakat setempat, kriteria ini
mencerminkan secara sosial komoditas yang telah diusahakan oleh masyarakat setempat
diterima, sehingga apabila kita ingin mengembangkan komoditas tersebut tidak akan
mengalami kesulitan.
7. Kebijaksanaan pemerintah, dukungan kebijaksanaan ini penting, karena tidak semua
infrastruktur pertanian dapat disediakan sendiri oleh para investor. Setiap wilayah
mempunyai kebijakan yang berbeda dalam menentukan suatu komoditas unggulan.

Menurut Little (1982) (dalam Timmer, 1990), berpendapat bahwa pertanian mengandung
faktor–faktor yang esensial dalam pengembangan ekonomi dan wilayah yang berbasis
industri. Johnston dan Mellor (1961) dalam suatu artikel mereka menyimpulkan peran sektor
pertanian dalam pengembangan ekonomi (Timmer, 1990 dalam Staatz dan Eicher, 1990) :
44
1. Modul 1 Dasar-dasar
Meningkatkan Agribisnis pangan bagi konsumsi domestik;
penyediaan
Tanaman
2. Menghasilkan tenaga kerja bagi kegiatan industri;
3. Memperluas dan memperbesar ukuran pasar bagi hasil produksi industri;
4. Meningkatkan pendapatan domestik; dan
5. Mendapatkan kurs luar negeri.
Kelima peran ini menurut Johnston dan Mellor mempunyai kedudukan kepentingan yang sama
dalam pengembangan ekonomi dan wilayah. Kedua ahli tersebut berusaha untuk menciptakan suatu
‘pertumbuhan yang seimbang‘ yaitu antara sektor pertanian dengan sektor industri, walaupun di
negara–negara kurang berkembang amat sulit dilakukan. Tetapi hal ini mendasari pentingnya
pengembangan sektor pertanian, yaitu dengan menurunkan penyediaan hasil pertanian terhadap
sekor industri dan memaksimalkan hasil produksi pertanian sebagai konstribusi pada pertumbuhan
secara keseluruhan (Johnston dan Mellor, 1961 dalam Timmer, 1990). Kondisi yang perlu
dikembangkan adalah adanya keterhubungan pasar antara sektor pertanian yang dinamis dengan
sektor industri dan jasa yang berkembang dengan pesat sehingga menimbulkan suatu pilihan sektor
bagi para penduduk di daerah pedesaan tersebut untuk berpartisipasi (Timmer, 1990 dalam Staatz
dan Eicher, 1990). Hubungan antara pasar (distribusi) dengan bahan baku (komoditas) akan
membentuk suatu pola pemasaran dan pola pergerakan yang merupakan salahsatu aspek pembentuk
pola ruang aliran komoditas.

DAFTAR PUSTAKA

Direktorat PSMK Kemeterian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia, 2013.


Dasar-dasar Budidaya Tanaman. Jakarta.
Fauzan. A. 2013. Makalah Teknologi Budidaya Tanaman. http://
adibfauzanh0712004.blogspot.co.id/2013/04/ makalah-teknologi-
budidaya-tanaman.html

Mubyarto. 1986. Pengantar Ekonomi Pertanian. Edisi Ketiga. Jakarta: LP3ES

Pracaya, 2002. Bertanam Sayuran Organik di Kebun, Pot, dan Polibag.


Penebar Swadaya. Jakarta. 54 Hal.
Rivai, R.S., Iwan, S.A., 2011. Konsep Dan Implementasi Pembangunan Pertanian
Berkelanjutan Di Indonesia, Forum Penelitian Agro Ekonomi, Volume 29
No.1:13-25, Bogor.
Sugiono. 2014. Manajemen Pemasaran Modern : Yogyakarta : BPFE Tjiptono, F. 2008.
Strategi Pemasaran. CV. Andi Offset. Yogyakarta.

Modul 1 Dasar-dasar Agribisnis 45


Tanaman
Modul 1 Dasar-dasar Agribisnis 46
Tanaman

Anda mungkin juga menyukai