Anda di halaman 1dari 13

Bercerita

Nama Nindy Agustya, S.Pd. Jenjang/Kelas SMP VII

Asal sekolah SMP Negeri 1 Tarub Mapel Bahasa Jawa

Alokasi waktu 2 kali pertemuan Jumlah peserta 32


didik
160 menit

Profil pelajar ● Mandiri Model Bahasa Jawa


Pancasila yang ● Bernalar kritis pembelajaran
Tatap muka
berkaitan
● Gotong royong
● Kreatif

Fase D Domain Mapel Menceritakan kembali


cerita Kancil Nyolong
Timun

Tujuan 1. Peserta didik dapat menyebutkan paraga dan watak dalam teks Kancil
Pembelajaran Nyolong Timun.
2. Peserta didik dapat menceritakan kembali ringkasan teks Kancil Nyolong
Timun menggunakan bahasa jawa yang sesuai dengan kaidah unggah-
ungguh basa dan tata bahasa
3. Peserta didik dapat menyampaikan pendapat secara lisan dan kritis
berkaitan dengan teks Kancil Nyolong Timun.
4. Peserta didik dapat mengidentifikasi Bebasan.
5. Peserta didik dapat mengidentifikasi ukara tanduk
6. Peserta didik dapat mengidentifikasi ukara tanggap
7. Peserta didik dapat mengubah ukara tanduk menjadi ukara tanggap
8. Peserta didik dapat mengubah ukara tanggap menjadi ukara tanduk
Peserta didik dapat menerapkan unggah-ungguh basa krama alus

Kata kunci Paraga, watak, bebasan, tembung tanduk, tembung tanggap, ukara tanduk, ukara
tanggap, unggah-ungguh krama alus.

Deskripsi umum Mempersiapkan pembelajaran


kegiatan Menyiapkan LK
Kegiatan pembelajaran: awal, inti, penutup Refleksi
Mengerjakan asesmen

Materi ajar, alat, Menceritakan kembali teks narasi Kancil Nyolong Timun menggunakan unggah-
dan bahan ungguh basa

Sarana 1. Perpustakaan
Prasarana
2. Buku
3. LCD/video
4. Komputer, jaringan internet
5. Buku Pendamping

Capaian Pembelajaran:
Peserta didik mampu menyampaikan gagasan, pikiran, pandangan, arahan atau pesan dengan
bahasa Jawa sesuai dengan kaidah unggah-ungguh basa dan tata bahasa untuk menyampaikan
pendapat, pemecahan masalah, dan pemberian solusi secara lisan dalam bentuk monolog dan
dialog logis, kritis, dan kreatif. Peserta didik mampu menggunakan dan mengembangkan
perbendaharaan kata untuk berbicara dan presentasi. Peserta didik mampu menggunakan
ungkapan-ungkapan jawa dalam dialog sesuai dengan norma kesopanan dalam berkomunikasi.
Peserta didik mampu berdiskusi secara aktif, kontributif, efektif, dan santun. Peserta didik
mampu menuturkan ungkapan simpati, empati, peduli dan penghargaan dalam bentuk dialog dan
sastra melalui teks multimodal. Peserta didik mampu mengungkapkan dan mempresentasikan
berbagai topik aktual tentang sosial budaya secara kritis.

 Konsep Utama : menyampaikan gagasan, pikiran, pandangan, arahan atau pesan dengan bahasa Jawa
sesuai dengan kaidah unggah-ungguh basa dan tata bahasa

Target Peserta didik: Reguler


Asesmen Tertulis, individu dan kelompok
Keterampilan dan Pengetahuan Prasyarat :
 Mengenal paraga dan watak dalam teks cerita
 Mengidentifikasi bebasan
 Memahami tembung tanduk dan tembung tanggap
 Menerapkan tembung tanduk dan tembung tanggap
 Memahami ukara tanduk dan ukara tanggap
 Menerapkan ukara tanduk dan ukara tanggap
 Menerapkan unggah-ungguh basa krama alus
 Menceritakan kembali teks cerita Kancil Nyolong Timun menggunakan unggah-ungguh basa dan tata
bahasa yang baik dan benar.
Ketersediaan Materi :
 Pengayaan untuk peserta didik berpencapaian tinggi:

YA/TIDAK

 Alternatif penjelasan, metode, atau aktivitas untuk peserta didik yang sulit memahami konsep:
YA/TIDAK
Kegiatan Pembelajaran Utama/Pengaturan Peserta Didik :
 Individu
 Berkelompok (Lebih dari dua orang)

Metode :
 Diskusi
 Penugasan
 latihan
 Presentasi
 Eksplorasi

Materi Ajar, Alat, dan Bahan :


 Teks narasi Kancil Nyolong Timun, buku pendamping, video, laptop, HP, internet.

Persiapan Pembelajaran :
 Menyiapkan bahan tayangan berupa teks, video atau audio.
 Menyiapkan Lembar Kerja.
 Menyiapkan alat evaluasi/asesmen.
 Menyiapkan buku pendamping dan kamus.

Waktu Persiapan
Total waktu persiapan 15 menit

Langkah-langkah Pembelajaran
AKTIVITAS PERTEMUAN 1

Kegiatan Awal Kegiatan Inti Kegiatan Penutup

 Guru menyapa  Guru menyampaikan tujuan  Guru memberi


peserta didik. pembelajaran. penguatan materi
 Guru mengajak  Guru menyiapkan teks/ terkait cerita Kancil
peserta didik untuk audio/video cerita Kancil Nyolong Timun.
berdo'a sebelum Nyolong Timun.  Guru menyampaikan
memulai pelajaran.  Peserta didik dibagi kelompok simpulan pelajaran.
 Guru mengecek terdiri dari empat sampai lima  Guru menugaskan
kehadiran peserta orang. peserta didik untuk
didik  Tiap kelompok dibagi LK. menuliskan
 Guru menstimulasi  Guru mengarahkan siswa membaca materi
peserta didik dengan tentang LK yang harus tembung tanduk dan
beberapa dikerjakan oleh peserta didik tanggap, ukara
pertanyaan. beserta materi yang ada pada tanduk dan tanggap
Misalnya: apa para buku pendamping. serta bebasan.
siswa tau cerita  Peserta didik menyimak cerita  Guru menutup
marang wong liya? Kancil yang diputar/dibacakan pelajaran.
Cerita apa sing wis oleh guru/siswa.
tau dirungokake para  Peserta didik menulis kata
siswa? sukar yang tidak diketahui
 Dikaitkan dengan setelah menyimak teks cerita
materi yang akan Kancil Nyolong Timun. Serta
disampaikan. menuliskan paraga dan watak
yang ada dalam cerita
tersebut.
 Bersama peserta didik Guru
menjelaskan materi kata sukar.
 Setelah peserta didik
memahami kata sukar kegiatan
selanjutnya, Tiap-tiap
kelompok berdiskusi untuk
menceritakan kembali cerita
Kancil Nyolong Timun
menggunakan bahasa jawa
ragam krama alus.
 Guru mengawasi peserta didik
dalam bekerja di kelompoknya.
 Guru melakukan penilaian
menceritakan kembali cerita
Kancil Nyolong Timun.
 Kelompok dengan nilai tertinggi
diberi bintang atau reward.
AKTIVITAS PERTEMUAN KE 2

Kegiatan Awal Kegiatan Inti Kegiatan Penutup

 Guru menyapa peserta  Guru menyampaikan tujuan  Peserta didik


didik. pembelajaran. menyampaikan
 Guru mengajak  Peserta didik pertanyaan terkait
peserta didik untuk mendengarkan penjelasan materi yang
berdo'a sebelum guru mengenai tembung disampaikan guru.
memulai pelajaran. tanduk, tembung tanggap,  Guru menyampaiakan
 Guru mengecek ukara tanduk dan tanggap simpulan pelajaran.
kehadiran peserta didik serta bebasan.  Guru menutup
 Guru menstimulasi  Peserta didik diberi umpan pelajaran.
peserta didik dengan balik setelah menyimak
beberapa pertanyaan. penjelasan materi .
Misalnya:  Guru bertanya jawab
- Para siswa dengan peserta didik terkait
menapa sampun tembung tanduk, tembung
mangertos tanggap, ukara tanduk,
tembung tanduk ukara tanggap serta
lan tembung bebasan yang terdapat
tanggap? pada cerita Kancil Nyolong
- Apa wae Timun.
tuladhane?  Peserta didik diberi lembar
Dikaitkan dengan LK untuk menganalisis
materi yang akan tembung tanduk, tembung
disampaikan. tanggap, ukara tanduk,
ukara tanggap, bebasan
yang terdapat pada cerita
Kancil Nyolong Timun.
 Peserta didik menuliskan
tembung tanduk, tembung
tanggap, ukara tanduk,
ukara tanggap serta
bebasan.
 Peserta didik dan guru
bersama-sama
mengidentifikasi tembung
tanduk, tembung tanggap,
ukara tanduk dan ukara
tanggap serta bebasan.
 Guru menguatkan dengan
menyampaikan materi
terkait tembung tanduk,
tembung tanggap, ukara
tanduk, ukara tanggap serta
bebasan.
 Peserta didik mengerjakan
asesmen, bisa secara lisan
maupun tulisan.
Kompetensi yang Dinilai melalui Asesmen Akhir Pembelajaran
 Menyimak tembang macapat pupuh Pangkur
 Mengidentifikasi paugeran tembang macapat pupuh Pangkur
 Mengidentifikasi tembung tanduk dan tembung tanggap serta paribasan
 Menerapkan unggah-ungguh basa krama lugu
 soal

SOAL
Gawea daftar tembung-tembung angel ing wacana Kancil Nyolong Timun banjur diskusekna tegese
karo kancamu!
No. Tembung angel Tegese

1. kesuwur kondhang
2.
3.
4.
5.

Pelaksanaan Asesmen
 Proses bekerja dalam kelompok
 Hasil kerja kelompok.
 Hasil asesmen individu.

Kriteria Penilaian
 Penilaian proses: berupa catatan/deskripsi kerja saat diskusi kelompok.
 Penilaian Akhir: Skor nilai 10-100

Rubrik Penilaian
Hal yang dinilai Kriteria Skor Maksimal

Jawaban isian Jika jawaban lengkap sesuai 100


pertanyaan

Refleksi Guru
 Apakah kegiatan belajar berhasil?
 Berapa persen peserta didik mencapai tujuan?
 Apa yang menurut Anda berhasil?
 Kesulitan apa yang dialami guru dan peserta didik?
 Apa langkah yang perlu dilakukan untuk memperbaiki proses belajar?
 Apakah seluruh peserta didik mengikuti pelajaran dengan baik?

Refleksi Peserta Didik


- Bagian mana yang menurutmu paling sulit dari pelajaran ini?
- Apa yang akan kamu lakukan untuk memperbaiki hasil belajarmu?
- Kepada siapa kamu akan meminta bantuan untuk memahami pelajaran ini?
- Jika kamu diminta untuk memberikan bintang 1 sampai 5, berapa bintang akan kamu berikan pada
usaha yang telah kamu lakukan?
- Bagian mana dari pembelajaran ini yang menurut kamu menyenangkan?
- Apa yang akan kamu lakukan untuk memperbaiki hasil belajarmu?

Daftar Pustaka
1. Moehanto Budhy. 1987. Tuntunan Sekar Macapat. Pemalang:CV Mitra Utama.
2. Nugroho Setyo G, Tofani Abi M. Buku Pinter Basa Jawa. Surabaya:Kartika.
3. Sasangka Wisnu Tjatur Satriya Sry. 1989. Paramasastra Jawa Gagrag Anyar. Surabaya:PT Citra
Jaya Murti.
4. Sawukir dan Priyantono.2014. Marsudi Basal an Sastra Jawa Kelas VII SMP/MTs. Jakarta:Erlangga.
5. Tim MGMP Bahasa Jawa. 2022 . Piwulang Basa Jawa.

Tarub, Juli 2022

Mengetahui,

Kepala SMP Negeri 1 Tarub Guru Mata Pelajaran

Supajar, S.Pd., M. MPd. Nindy Agustya, S.Pd.


NIP. 196512181989031010 NIP. 198808162020122003
LEMBAR KERJA 1

Nama Kelompok : Kelas :


Kancil Nyolong Timun
Pak Warsa sampun kesuwur ing dusunipun
minangka tani ingkang uled lan kasil. Tanemanipun subur
amargi anggenipun nggulawentah tumemen. Rabuk ingkang
dipunangge campuran rabuk kandhang kalihan kompos.
Pangandikanipun Pak Warsa dhateng kadang tani " kiye
nyong wis limang tahun nggunakna rabuk kaya kiye, hasil
panene mbombongake." Pak Warsa paring dhawuh dhateng
para tani sanesipun supados ningali tanemanipun timun,
jagung, kacang lanjaran, ingkang subur ugi wohipun nggrembil
saha mentes.
Sampun dados kebiasaanipun Pak Warsa saben
bibar subuh tindak sabin ngupakara tanemanipun. Boten kados biasanipun Pak Warsa sanget
kaget manahipun pirsa tanemanipun kathah ingkang ambruk, kacang brol ingkang dereng tuwa
mosak-masik, menapa malih taneman ingkang nedheng awoh boten karuwan, timun ingkang
kantun panen kathah ingkang ical. Pak Warsa ngubengi sadaya tanemanipun kaliyan ngudarasa,
"Apa ya ana wong sing iri dengki toli nabok nyilih tangan ngrusak tanduran kiye. Ari menungsa
kayonge dudu, tapiken ari kewan, kewan apa sing bisa diprentah?" Sinambi ngaso wonten gubug,
Pak Warsa ngenam-nam pikir, kadospundi caranipun nyepeng pawongan utawi kewan ingkang
sampun ngrisak tetanemanipun.
Pak Warsa kondur, salajengipun damel pepethan wong-wongan kados dene memedi sabin
ingkang dipunangge nggisah manuk. Wong-wongan wau dipundamel memper sanget wujudipun
manungsa. Ing sarandunipun pawawong-wongan ingkang madeg malang kerik dipunsukani
blendok pulut ingkang sanget kraketipun menawi dipundemok. Antawis jam sekawanan
sonten wong-wongan wau dipunpasang wonten sabin sacelakipun taneman timun. "Muga-muga
wong-wongan kiye mengko ana pigunane," makaten batosipun Pak Warsa.
Dalu menika kancil kraos luwe, lajeng tumuju wonten sabinipun Pak Warsa. Dumugi sabin
tanpa tolah-toleh, tanpa ningali kiwa tengen njujug ing taneman timun, kancil lajeng nedha timun
sawaregipun. Saderengipun nilaraken sabin kancil kepengin liren sekedhap sareng
ndengengek, kancil kaget setengah mati. "Wah nyong konangan," makaten batosipun kancil.
Ewo semanten, kancil boten ajrih. Kancil mbatos, "ari pancen kiye pak tani, mesthine nyong wis
dicekel, ora mung meneng bae. Kiye mesthi mung pepethan, kanggo medeni manuk".
"Eee…… apa dikira nyong wedi karo kowen!" Kancil ngucap kalihan mlampah ngubengi
pepethan .
"Ari pan nyekel nyong, gagean cekelen. Nyong belih pan mlayu. Ayo….. gean nyong
cekelen!" Kancil mlampahipun radi mepet pepethan, kupingipun nyenggol tanganipun pepethan,
wulunipun nempel ing pulut.
"We lha, …….. wani njewer kupinge nyong. Diuculna belih!" , ngucap makaten kalihan ngipat-
ngipataken endhasipun supados kupingipun ucul saking pepethan wau.
"Eee…….., ngeyel. Dakjotos lho," ngucap ngaten kalihan sikilipum ngajeng tengen
dipunantemaken dhateng pepethan, pas ngengengi pundhakipun pepethan. Mesthi mawon
sikilipun kancil kraket wonten pundhakipun pepethan wau.
"Lho….. malah sikile dicekel. Ari ora diuculna dakantem maning lho," sanjang ngaten kaliyan
ingkang ngajeng tengen dipunantemaken ngengingi pundhak pepethan. Mila sikil ngajeng kalih-
kalihipun kraket ing pundhak pepethan.
"Apa njaluk dak dhupak nganggo sikil loro pisan?" Gabrus, sikil wingking kalih sareng
dipunantemaken ngengingi tanganipun pepethan ingkang malang kerik. Kancil gumandhul ing
pepethan, kraket boten saged uwal. Ngrumaosi lepatipun, kancil mbrebes mili luhipun, nangis
sesenggukan, sewengi gumandhul boten saged tilem.
Enjangipun Pak Warsa tindak sabin mriksani pepethan ingkang dipunpasang, sareng dipuncelaki
wonten kancil gumandhul ing pepethan.
"Ooooo, jebul kiye malinge. Mugane tandurane rusak ora karuwan. Kebenaran nang omah wis
kentengan daging kanggo lawuh." Ngendikanipun Pak Warsa dipunpirengaken kancil. Atinipun
dados miris sanget telas pangajeng-ajengipun gesang. Sikilipun dipunuwali saking pepethan
lajeng dipuntaleni supados boten saget mlajar, dipunasta kondur. Dumugi dalem, kancil
dipunlebetaken kurungan. Kurungan dipuntindhihi bonggol kajeng ageng. Salajengipun Pak
Warsa ngasah lading ageng ingkang biasa kangge nyembeleh kewan ngantos mingis-mingis
landhep. Rampung anggenipun ngasah lading, Pak Warsa ngaso sawetawis amargi ngraosaken
sayah. Ing lebetipun kurungan, kancil dheleg-dheleg kalihan matanipun mbrebes mili, luhipun
dleweran. Nalikanipun kancil saweg nggrantes mikir nasibipun ingkang apes, katingal kledhang-
kledhang dumuginipun Si Tutul, segawon ingen-ingen kelangenanipun Pak Warsa. Tuwuh
pengajeng-ajeng ing atinipun kancil. Pikiranipun kancil muser pados akal supados saget uwal
saking kurungan.
"Lho….. daning kowen Cil, bisane manjing kurungan, toli katon sedhih nemen, ngelih durung
dinein pangan?" Makaten pitakenanipun Si Tutul.
"Kaya kiye lho.nyong sedhih ora karena ngelih sebab nyong pan
dikepenakna uripe daning bendarane kowen. Padahal kowen
ngerti dhewek sifate nyong, nyong kuwe ora gelem diwenehi ati
ngrogoh rempela, nyong wis ditulung olih manggon
nang kene lan diparingi pangan bae wis bungah nemen atine
nyong. Lha kok pan diparngi kalungguhan minangka
pengawale bendarane kowen , ya nyong ra kepenak karo
kowen, nyong bene kenal wingi padahal kowen wis taunan
ngabdi nang kene." Semauripun kancil ketingal memelas.
"Ah… temenan Cil??? nyong belih percaya karo
omongane kowen. Ari pancen Pak Warsa pan golet
pengawal, mesthi bae milih nyong sing wis suwe ngabdi." Si Tutul nyahut maido sanjangipun
kancil.
"Ora percaya ya wis."
"Ora, Cil. Omongane koen bisa dipercaya belih.Yen pancen koen ora seneng, kepriben yen
nyong genteni. Inyong gelem didadekna pengawale Pak Warsa. Dhasare aku rak wis ngerti karo
aten-atene Pak Warsa. Piye, Cil. Oleh, ya dak genteni?" Si Tutul anggenipun sanjang katingal
memelas.
"Nyong ta ora kaya batire kowen sing omongane kakehan gludhug kurang udan. Ari pancen
kowen gelem, nyong ora kabotan . Kayu kang nindhihi kurungan kiye singkirna, mengko genti
koen sing manjing jero kurungan. Sebab kanggo syarat sadurunge diangkat dadi pengawal,
bangsa kewan kudu dikurung dhisik" celathunipun kancil mantep.
Suwe mijet wohing ranti si Tutul nyurung kajeng ingkang nindhihi lajeng mbikak kurungan. Kancil
medal, gantos Tutul ingkang mlebet kurungan. "Wis ya Tul, mengko mundhak didukani Pak Warsa,
nyong pan lunga adoh. Kepenakna nggone kowen ngenteni pan dadi pengawal pribadine Pak
Warsa, pengawal sing kerot ora duwe untu,"celathunipun kancil kaliyan gegancangan mlajar
nebihi dalemipun Pak Warsa.
Wungu sare, Pak Warsa enggal-enggal miyos badhe nyembeleh kancil. Kadospundi
kagetipun sareng pirsa menawi ingkang wonten salebetipun kurungan gantos si Tutul, segawon
kelangenanipun. "Dhasar asu goblog. Ora sida olih lawuh daging kancil" makaten pambengok
dukanipun Pak Warsa, mbikak kurungan kaliyan nggebuk segawon ingkang thenger-thenger
wonten salebetipun kurungan.
Bug-bug………. kaing-kaing………….. Tutul si asu iku lumayu kelaran. Lagi krasa yen dheweke
wis diapusi kancil.
(Kabesut saking buku Campur Bawur)

A. Ceritakna Cerita Kancil Nyolong Timun ing ngarep kanca-kancamu!


LEMBAR KERJA 2

Nama : Kelas :

Kancil Nyolong Timun


Pak Warsa sampun kesuwur ing dusunipun
minangka tani ingkang uled lan kasil. Tanemanipun subur
amargi anggenipun nggulawentah tumemen. Rabuk ingkang
dipunangge campuran rabuk kandhang kalihan kompos.
Pangandikanipun Pak Warsa dhateng kadang tani " kiye
nyong wis limang tahun nggunakna rabuk kaya kiye, hasil
panene mbombongake." Pak Warsa paring dhawuh dhateng
para tani sanesipun supados ningali tanemanipun timun,
jagung, kacang lanjaran, ingkang subur ugi wohipun nggrembil
saha mentes.
Sampun dados kebiasaanipun Pak Warsa saben
bibar subuh tindak sabin ngupakara tanemanipun. Boten kados biasanipun Pak Warsa sanget
kaget manahipun pirsa tanemanipun kathah ingkang ambruk, kacang brol ingkang dereng tuwa
mosak-masik, menapa malih taneman ingkang nedheng awoh boten karuwan, timun ingkang
kantun panen kathah ingkang ical. Pak Warsa ngubengi sadaya tanemanipun kaliyan ngudarasa,
"Apa ya ana wong sing iri dengki toli nabok nyilih tangan ngrusak tanduran kiye. Ari menungsa
kayonge dudu, tapiken ari kewan, kewan apa sing bisa diprentah?" Sinambi ngaso wonten gubug,
Pak Warsa ngenam-nam pikir, kadospundi caranipun nyepeng pawongan utawi kewan ingkang
sampun ngrisak tetanemanipun.
Pak Warsa kondur, salajengipun damel pepethan wong-wongan kados dene memedi sabin
ingkang dipunangge nggisah manuk. Wong-wongan wau dipundamel memper sanget wujudipun
manungsa. Ing sarandunipun pawawong-wongan ingkang madeg malang kerik dipunsukani
blendok pulut ingkang sanget kraketipun menawi dipundemok. Antawis jam sekawanan
sonten wong-wongan wau dipunpasang wonten sabin sacelakipun taneman timun. "Muga-muga
wong-wongan kiye mengko ana pigunane," makaten batosipun Pak Warsa.
Dalu menika kancil kraos luwe, lajeng tumuju wonten sabinipun Pak Warsa. Dumugi sabin
tanpa tolah-toleh, tanpa ningali kiwa tengen njujug ing taneman timun, kancil lajeng nedha timun
sawaregipun. Saderengipun nilaraken sabin kancil kepengin liren sekedhap sareng
ndengengek, kancil kaget setengah mati. "Wah nyong konangan," makaten batosipun kancil.
Ewo semanten, kancil boten ajrih. Kancil mbatos, "ari pancen kiye pak tani, mesthine nyong wis
dicekel, ora mung meneng bae. Kiye mesthi mung pepethan, kanggo medeni manuk".
"Eee…… apa dikira nyong wedi karo kowen!" Kancil ngucap kalihan mlampah ngubengi
pepethan .
"Ari pan nyekel nyong, gagean cekelen. Nyong belih pan mlayu. Ayo….. gean nyong
cekelen!" Kancil mlampahipun radi mepet pepethan, kupingipun nyenggol tanganipun pepethan,
wulunipun nempel ing pulut.
"We lha, …….. wani njewer kupinge nyong. Diuculna belih!" , ngucap makaten kalihan ngipat-
ngipataken endhasipun supados kupingipun ucul saking pepethan wau.
"Eee…….., ngeyel. Dakjotos lho," ngucap ngaten kalihan sikilipum ngajeng tengen
dipunantemaken dhateng pepethan, pas ngengengi pundhakipun pepethan. Mesthi mawon
sikilipun kancil kraket wonten pundhakipun pepethan wau.
"Lho….. malah sikile dicekel. Ari ora diuculna dakantem maning lho," sanjang ngaten kaliyan
ingkang ngajeng tengen dipunantemaken ngengingi pundhak pepethan. Mila sikil ngajeng kalih-
kalihipun kraket ing pundhak pepethan.
"Apa njaluk dak dhupak nganggo sikil loro pisan?" Gabrus, sikil wingking kalih sareng
dipunantemaken ngengingi tanganipun pepethan ingkang malang kerik. Kancil gumandhul ing
pepethan, kraket boten saged uwal. Ngrumaosi lepatipun, kancil mbrebes mili luhipun, nangis
sesenggukan, sewengi gumandhul boten saged tilem.
Enjangipun Pak Warsa tindak sabin mriksani pepethan ingkang dipunpasang, sareng dipuncelaki
wonten kancil gumandhul ing pepethan.
"Ooooo, jebul kiye malinge. Mugane tandurane rusak ora karuwan. Kebenaran nang omah wis
kentengan daging kanggo lawuh." Ngendikanipun Pak Warsa dipunpirengaken kancil. Atinipun
dados miris sanget telas pangajeng-ajengipun gesang. Sikilipun dipunuwali saking pepethan
lajeng dipuntaleni supados boten saget mlajar, dipunasta kondur. Dumugi dalem, kancil
dipunlebetaken kurungan. Kurungan dipuntindhihi bonggol kajeng ageng. Salajengipun Pak
Warsa ngasah lading ageng ingkang biasa kangge nyembeleh kewan ngantos mingis-mingis
landhep. Rampung anggenipun ngasah lading, Pak Warsa ngaso sawetawis amargi ngraosaken
sayah. Ing lebetipun kurungan, kancil dheleg-dheleg kalihan matanipun mbrebes mili, luhipun
dleweran. Nalikanipun kancil saweg nggrantes mikir nasibipun ingkang apes, katingal kledhang-
kledhang dumuginipun Si Tutul, segawon ingen-ingen kelangenanipun Pak Warsa. Tuwuh
pengajeng-ajeng ing atinipun kancil. Pikiranipun kancil muser pados akal supados saget uwal
saking kurungan.
"Lho….. daning kowen Cil, bisane manjing kurungan, toli katon sedhih nemen, ngelih durung
dinein pangan?" Makaten pitakenanipun Si Tutul.
"Kaya kiye lho.nyong sedhih ora karena ngelih sebab nyong pan
dikepenakna uripe daning bendarane kowen. Padahal kowen
ngerti dhewek sifate nyong, nyong kuwe ora gelem diwenehi ati
ngrogoh rempela, nyong wis ditulung olih manggon
nang kene lan diparingi pangan bae wis bungah nemen atine
nyong. Lha kok pan diparngi kalungguhan minangka
pengawale bendarane kowen , ya nyong ra kepenak karo
kowen, nyong bene kenal wingi padahal kowen wis taunan
ngabdi nang kene." Semauripun kancil ketingal memelas.
"Ah… temenan Cil??? nyong belih percaya karo
omongane kowen. Ari pancen Pak Warsa pan golet
pengawal, mesthi bae milih nyong sing wis suwe ngabdi." Si Tutul nyahut maido sanjangipun
kancil.
"Ora percaya ya wis."
"Ora, Cil. Omongane koen bisa dipercaya belih.Yen pancen koen ora seneng, kepriben yen
nyong genteni. Inyong gelem didadekna pengawale Pak Warsa. Dhasare aku rak wis ngerti karo
aten-atene Pak Warsa. Piye, Cil. Oleh, ya dak genteni?" Si Tutul anggenipun sanjang katingal
memelas.
"Nyong ta ora kaya batire kowen sing omongane kakehan gludhug kurang udan. Ari pancen
kowen gelem, nyong ora kabotan . Kayu kang nindhihi kurungan kiye singkirna, mengko genti
koen sing manjing jero kurungan. Sebab kanggo syarat sadurunge diangkat dadi pengawal,
bangsa kewan kudu dikurung dhisik" celathunipun kancil mantep.
Suwe mijet wohing ranti si Tutul nyurung kajeng ingkang nindhihi lajeng mbikak kurungan. Kancil
medal, gantos Tutul ingkang mlebet kurungan. "Wis ya Tul, mengko mundhak didukani Pak Warsa,
nyong pan lunga adoh. Kepenakna nggone kowen ngenteni pan dadi pengawal pribadine Pak
Warsa, pengawal sing kerot ora duwe untu,"celathunipun kancil kaliyan gegancangan mlajar
nebihi dalemipun Pak Warsa.
Wungu sare, Pak Warsa enggal-enggal miyos badhe nyembeleh kancil. Kadospundi
kagetipun sareng pirsa menawi ingkang wonten salebetipun kurungan gantos si Tutul, segawon
kelangenanipun. "Dhasar asu goblog. Ora sida olih lawuh daging kancil" makaten pambengok
dukanipun Pak Warsa, mbikak kurungan kaliyan nggebuk segawon ingkang thenger-thenger
wonten salebetipun kurungan.
Bug-bug………. kaing-kaing………….. Tutul si asu iku lumayu kelaran. Lagi krasa yen dheweke
wis diapusi kancil.
(Kabesut saking buku Campur Bawur )
A. Sebutna tembung tanduk lan Tembung tanggap ing teks cerita Kancil Nyolong Timun!
tembung Tanduk Tembung Tanggap

B. Sebutna Ukara tanduk lan Ukara tanggap ing teks cerita Kancil Nyolong Timun!

Ukara Tanduk Ukara Tanggap

C. Ayo dhiskusi karo batirmu ukara tanduk iki dadekna ukara tanggap!
1. Pak Warsa nyekel kancil.
Wangsulan:
2. Kancil nyolong Timun
Wangsulan:
3. Pak tani metiki kacang lanjaran
Wangsulan:
4. Kancil ngapusi si Tutul
Wangsulan:
5. Pak tani nyade hasil tetanenipun ing peken
Wangsulan:
6. Pak guru nyritakake fabel Baya Lan Kancil.
Wangsulan:
7. PakHadi mundhut buku fabel ing Toko buku.
Wangsulan:
8. Ibu maos buku fabel Kancil Balapan Karo Keong.
Wangsulan:
9. Budhe Harti badhe masak gulai.
Wangsulan:
10. Wau dalu Simbah midhangetaken wayang golek
Wangsulan:

D. Ayo padha dhiskusi karo batir sabangku, ukara tanggap iki dadekna ukara tanduk!
1. Kancil dikurung Pak Warsa.
Wangsulan:
2. Kancil digawa balik Santo.
Wangsulan:
3. Hasil tetanene didol Pak Jono ing pasar.
Wangsulan:
4. Jagung bakare wis kopangan?
Wangsulan:
5. Mau arite daksilih.
Wangsulan:
6. Buku dongenge diwaca Ambar.
Wangsulan:
7. Bukune lagi disilih Andri.
Wangsulan:
8. Saben dina wit kembang disirami Ayu.
Wangsulan:
9. Si Tutul diapusi Kancil.
Wangsulan:
10. Anto wis diomongi bola bali dening Sodiq.
Wangsulan:

E. Ayo dhiskusi karo kancamu sebutna bebasan sing ana ing teks Kancil Nyolong
Timun?

No Bebasan

Anda mungkin juga menyukai