Anda di halaman 1dari 13

TASAWUF SEBAGAI MEDIA MEMAJUKAN PERADABAN MANUSIA

KELOMPOK 9 :

1. MAWAR KURNIATA SARI (2120203064)


2. ANISSA FITRI

DOSEN PENGAMPUH : BAMBANG IRAWAN S.Pd.I.,M.Pd.

MANAJEMEN PENDIDIKAN ISLAM


FAKULTAS ILMU TARBIYYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS UIN RADEN FATAH PELEMBANG
2021/2022
‫الر ِحين‬
‫الرحْ َم ِن ه‬
‫َّللا ه‬
ِ ‫س ِن ه‬
ْ ِ‫ب‬
ِ ُ‫علَ ْي ُك ْن َو َرحْ َمة‬
‫هللا َو َب َركَاتُه‬ َ ‫سالَ ُم‬
‫ال ه‬

KATA PENGANTAR

Puji syukur dinaikkan hanya bagi Tuhan yang maha Esa yang telah
memberikan kekuatan dan segala pengertian sehingga kami dapat menyelesaikan
Makalah dengan judul “Menerapkan Tasawwuf dalam Kehidupan Modern”.

Dalam penulisan Makalah ini tidak terlepas dari bantuan, bimbingan, cinta
kasih dan kerja sama serta doa dari berbagai pihak. Untuk itu kami menyampaikan
terima kasih yang sebesar-besarnya kepada orang yang ada di sekitar penulis yang
telah membantu dalam doa.

Kami menyadari bahwa masih banyak kekurangan dalam penulisan


Makalah ini.Karena itu kami mengharapkan saran dan kritik yang membangun
sebagai pedoman di masa mendatang.Maka kami dengan penuh rasa syukur
mempersembahkan Makalah ini semoga bermanfaat untuk kita semua.

2 Februari 2022

Penyusun
DAFTAR ISI

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

B. Rumusan Masalah

C. Tujuan

PEMBAHASAN

A.

B.

C.

D.

BAB III

PENUTUP

Kesimpulan

DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Tasawuf (kesufian) senantiasa mengikuti langkah dan gerak serta


perkembangan peradaban manusia. Kapanpun dan dimanapun, tafauf itu
senantiasa melekat untuk dilaksanakan. Memakai tasawuf secara actual
adalah memakai hakikat tasawuf pada intinya, makna serta hakikat dari
tasawuf itu sendiri sehingga dalam pengamalannya benar-benar
mencerminkan sebagai sosok sebagai sufi yang ideal, tanpa ada kesan
simbolik yang tergambar dalam cara berpakaian, ataupun atribut-atribut
lainnya, namun lebih dari itu, yang terealisasikan dalam perilaku sehari-hari.

Kecenderungan akhir-akhir tasawuf ini menunjukan bahwa para pelaku


tasawuf disamping mencapai keberhasilan dan kejernihan hati, juga
endapatkan ketenangan hidup, sttabilitas ekonomi dan lebih dari itu, tasawuf
mampu memacu kecerdasan intelektual, kecerdasan emosi dan spiritual bagi
pelakunya.

Makalah ini diharapkan sentiasa dapat memaparkan bahwa Tasauf ikut


berkolaborasi sebagai media memajukan paradaban manusia. Yang salih
secara spiritual dan salih secara social tanpa melepaskan diri dari ikhtiar
ibadah dunia, serta memandang dunia sebagai perladangan menuju akhirat
yang tidak akan di sia-siakan.

B. RUMUSAN MASALAH

1. Bagaimana tasawuf itu bisa dikatakan sebagai “Media Memajukan


Peradaban Manusia”?

2. Jelaskan tasawuf bisa dikatakan sebagai “Media Memajuan Peradaban


Manusia”?

C. TUJUAN

1. Untuk mengetahui tasawuf bisa dikatakan media memajukan peradaban


islam

2. Dapat mengetahui penjelasan media memajukan peradaban islam


BAB II

PEMBAHASAN

A. Ajaran Tasawuf dalam Membangun Peradaban Islam


Apabila Islam di pandang sebagai agama tauhid yang memadukan
aspek eksoterik,maka tasawuf sebagai bagian dari peradaban islam lebih
menekankan aspek esoteriknya.Tasawuf,bagaikan jantung manusia,adalah
sumber kehiduapan batiniah dan pusat yang mengatur keseluruhan organisme
keagamaan islam.Jika islam diibaratkan sebagai tubuh,maka tasawuf adalah
jantungnya.Itulah mengapa para pembela tasawuf mengatakan bahwa tasawuf
adalah “Jantung Risalah Islam”1 atau “Jantung Islam”2.

Sebagai sebuah disiplin keilmuan islam tradisional,tasawuf baru


muncul pada abad 2H/13M,atau paling tidak dalam bentuk lebih jelas pada
abad 3H/10M.Namun,sebagai pengalaman spiritual,tasawuf telah ada sejak
adanya manusia.Usianya setua usia kebngkitan kesadaran manusia.Semua
rasul,nabi,dan wali adalah para sufi,yang tidak lain dari manusia sempurna
(insan kamil).Nabi Muhammad adalah sufi terbesar karena beliau adalah
manusia sempurna yang paling sempurna.Tasawuf bersumber dari Al qur‟an
dan As sunnah.Tasawuf tidak dapat dipisahkan dari islam karena tasawuf
adalah jantung islam.

Tasawuf sebagai bagian yang tidak terpisahkan dari peradaban islam


patut mendapat apresiasi karna ia telah memberikan sumbangan besar bagi
perdaban islam.Namun menderita cacat-cacat yang membuat citra diri nya
buruk yang merugikan perdaban islam.

B. PENGEMBANGAN PERADABAN ISLAM

Pengembangan peradaban islam dapat di lihat dalam berbagai bidang


seperti filsafat,sastra,music,tarian,psikologi,dan sais modern.

1. Bidang Filsafat Islam

Tasawuf memiliki sumbangan yang besar dalam pengembangan


filsafat islam khususnya meta fisika,konsep filosofis kunci sufi yang besar
1
(Bentounes, 2003) Seyyed Hossein Nasr, Ideals and Realities of Islam (London:Unwin
Paperbacks,1979),hlm:121.
2
Syakh Fadhlalla Haeri, The Elements of Sufism (Shaftesbury,Dorset: Element,1990)
Syekh Khaled Bentounes, Tasawuf Jantung Islam: Nilai-nilai Universal Tasawuf,ter Andityas P.
(Yogyakarta: Pusaka sufi,2003),hlm:21
sumbangan nya bagi meta fisika adalah wahdah al-wujud (kesatuan
wujud).Hal ini merupakan bahwa tidak ada sesuatu pun dalam wujud
kecuali tuhan hanya da satu wujud hakiki,yaitu tuhan.Segala sesuatu selain
tuhan tidak ada pada diri nya sendiri ia hanya ada sejauh memanifestasikan
wujud tuhan.Alam adalah lokus penampakan diri tuhan.Manusia sempurna
adalah mikrokosmos,yang merupakan lokus penampakan diri tuhan yang
paling sempurna.

Jadi tasawuf bagi pengembangan metafisika islam dapat di


temukan pada tasawuf mazhab waahdat al-wujud yang didirikan oleh ibn
„arabi yang merupakan seorang sunni.

2. Bidang Seni Sastra


Diantara para ulama islam,para sufi adalah kelompok yang paling
menghargai dan paling besar perhatian nya terhadap seni dan
sastra.Cinta,penghargaan,dan perhatian para sufi terhadap seni dan sastra
telah mendorong mereka menciptakan menempatkan tasawuf sebagai
unsur yang memperkaya peradaban islam dalam bidang seni dan sastra.

3. Musik dan Tari


Sumbangan lain tasawuf bagi peradaban islam yang patut
mendapat apresiasi adalah music dan tarian.Konser music spiritual yang di
sertai pembacaan syair,pujian,atau doa disebut sama‟ (yang secara harfiah
berarti “pendengaran”).Pada akhir abad ke 9M,sama‟ telah menjadi praktik
yang di lakukan oleh sebagian para sufi,dan secara tifikal di sertai tarian
tetapi alas an dasar ke absahan praktik sama‟ bagi para sufi
“membangkitkan zikir kepada allah dalam hati”.ada sesuatu dalam
musik,menurut mereka, yang bisa membawa manusia ke dalam alam yang
tidak dapat dilihat,kepada asal mereka sendiri dalam “ketiadaan”,kedalam
alam tempat Allah masih mengatakan kata azzoli nya kepada
mereka.Tujuan sama‟ ini adalah memperkuat dzikir kepada Allah dan
mengobarkan nyalaapi yang membakar habis segala sesuatu kecuali sang
kekasih.

4. Bidang Psikologi
Sumbangan tasawuf dalam peradaban islam yang tidak kalah
penting adalah perkembangan psikologi,yang dapat disebut psikologi sufi
dan psikologi spiritual.Tasawuf dapat di pandang sebagai penyucian jiwa
untuk mendekatkan diri kepada tuhan.Psikologi sufi berkaitan tidak hanya
dengan jiwa tetapi juga dengan roh.karna itulah psikologi sufi disebut
psikolo spiritual.

5. Bidang Sains Modern


Bagi peradaban islam untuk menjawab personal-persoalan yang
terkait dengan sains modern,khususnya fisika.Melalui karya nya the tao of
physics dapat membantu kita menjelakan kesamaan-kesamaan antara
tasawuf dan fisika modern.3

Adapun hadist yang mengenai tasawuf sebagai media memajukan


peradaban manusia,yaitu dengan meluruskan niat. Dalam Islam, niat
merupakan hal paling pokok sehingga perbuatan yang baik, termasuk ibadah
bisa menjadi buruk dan berbuah dosa. Apalagi jika berniat dan berbuat buruk.
Rasulullah SAW bersabda:

‫ل لاَ نَّإا اَم نَّإ‬ ‫م نَ نون إ ل ءيرمب وت ه و ىبُ ا واَمَّإ ِإت واىِّمإ وب‬ ‫ِو اتإ ُوهي نءر ه بجه ْنإ نَايب ْن نَّ يب‬ ‫ب‬
‫ِو وت وبج‬‫ِو اتإ ْ و هي نءر ه بجه ا ن ه‬ ‫ِ يو وت وبج ب‬
‫مان ه‬ ‫ل ءو مبر وا اه وُ يِِّه إ وت هي يَ نِّإ نءر ه بجه وُهيب ْنإَنايب ا ن يب‬
‫اتِّ وبج نُإ نَ نبء إ اتإ ْ و هي نءر ه بجه ان يا و هك ن إ‬

Artinya: “Sesungguhnya segala perbuatan bergantung pada niatnya. Dan


setiap orang akan memperoleh apa yang diniatkannya. Siapa saja
yang hijrahnya karena Allah dan Rasul-nya, maka hijrahnya itu
dinilai karena Allah dan Rasul-Nya. Dan siapa yang hijrahnya
karena menginginkan dunia atau karena perempuan yang ingin
dinikahinya, maka hijrahnya itu sampai pada apa yang
diniatkannya itu.” (H.R. Bukhari)4

Menurut penjelasan pemateri tentang hadist :

Mawar kurniata sari : “Berkaca pada hadis tersebut, maka sudah


seharusnya setiap orang meluruskan niatnya dalam menggunakan medsos.
Apa sesungguhnya yang dicari dan ingin didapat dari medsos. Terkait
dengan hal ini tentu orang yang bersangkutan dan persaksian Allah SWT
saja yang dapat mengetahuinya. Orang lain dapat saja menangkap kesan

3
Ibid.,189-90
4
Muhammad Fuad Abdul Baqi, Sahih Bukhari Muslim, (Jakarta: Insan Kamil, 2010) (Baqi, 2010)
baik dari seseorang menyangkut setiap kata-kata, gambar, maupun video
yang diunggahnya, tetapi terselip saja maksud riya di dalamnya, maka
akan merusak keseluruhan perbuatannya itu.”

C. PERADABAN ISLAM BERBASIS SPIRITUALITAS DAN


RASIONALITAS

Republik Islam Iran di rayakan oleh Sekolah Tinggi Agama Islam


Sadra dengan menyelenggarakan webinar dengan judul “ Dimensi Spiritual
Perjuangan Bangsa Iran dan Bangsa Indonesia dalam Meraih Kemerdekaan”.
Dalam tulisan ini dimuat ceramah singkat yang dibawakan oleh Ammar Fauzi
Heryadi PhD.

Kemenangan revolusi Islam Iran telah berdampak pada dua respon bagi
sebagaian masyarakat Indonesia yang satu membela dan mendukung Iran
dengan suatu sikap yang berlebihan hingga dianggapnya segala sesuatu yang
lahir dan ada di Iran harus dibela mati-matian. Bahkan jika darahnya dilihat
kekentalan cintanya melebihi darahnya orang Iran, begitupun sebaliknya,
kaum pembencinya atau golongan yang anti Iran jika kekentalan bencinya
diukur melalui darahnya maka kekentalan darahnya melebihi Donald trump
atau Bangsa Israel. Kita sebagai Bangsa Indonesia harusnya dapat bersikap
tidak ifrat dan tafrit (berlebihan), aspek emosi benci dan cinta harusnya
diimbangi dengan sikap spiritual dan rasional.

Kajian spiritual secara akademik dikaji melalui tasawuf. Orang yang


paling tinggi dalam spiritualitas dapat dilihat dari dua cita-cita seorang sufi
yaitu dari sisi vertikal dan horizontal. Dimensi vertikal seorang sufi yaitu
meraih keridloan Yang Maha Esa atau bertemu Tuhan. Sedangkan dari
dimensi horizontal adalah membangun peradaban umat manusia dan
membangun dunia, bukan hanya untuk dirinya, golongannya, atau bangsanya.

Tasawuf, khususnya di Iran tumbuh subur dari masa ke masa seperti al


Ghozali, Sa‟di, jalaludin rumi, Abdullah Tustari yang menulis tafsir sufi dan
lain sebagainya. Ada juga sufi yang berasal dari tradisi Arab dan bercorak
sastra Arab seperti Maroko, Irak, dan Spanyol seperti Ibn Arabi. Aliran
tasawuf Persia dan tradisi arab memiliki karakternya masing-masing.

Perubahan dan pembaharuan para sufi Iran di tingkat nasional terkait


perubahan sosial, sulit ditemukan bukti-bukti bahwa mereka terlibat dalam
membangun peradaban. Ada dua alasan terkait sulitnya ditemukan bukti-bukti
tersebut yaitu Sufi tidak peduli dengan perubahan sosial dan hanya fokus
untuk mencapai derajat kedekatan dengan Al Haq, yang kedua mungkin ada
kepedulian dan keterlibatan mereka dalam perubahan sosial tapi
menyembunyikan pengalaman spiritualnya. Mungkin saja ada sufi yang
menjadi penasehat sultan.

Ada seorang Sufi dari India yang memiliki corak dan kedekatan corak
tasawuf dengan Persia yaitu Abdul Qudus dari Ganggo mengatakan bahwa
Jika aku diutus untuk naik ke langit sidrotul muntaha dan bertemu Tuhan
maka aku tidak akan kembali ke dunia. Inilah sufi yang dikritik oleh Iqbal
padahal Rosulullah setelah isro dan mi‟raj kembali ke bumi untuk membangun
peradaban manusia. Harusnya seorang sufi memikirkan dan berbuat agar
melakukan perubahan sosial yang bersifat horizontal yaitu dengan
membangun peradaban dunia.5

Corak tasawuf Iran memiliki kedekatan dengan India, bahkan bahasa


Persia cukup berkembang pesat di India. Pada masa itu tradisi tasawuf di Iran
memiliki kesamaan dengan corak tasawuf di India yaitu tidak terlibatnya
mereka dalam melakukan perubahan sosial. Sebagian sufi lebih mementingkan
kebahagiaannya sendiri setelah bertemu Tuhannya, mereka tidak peduli
dengan manusia lainnya.

Lebih dari itu, ada sufi yang membawa kemunduran pada peradaban
Islam. Tasawuf dimaknai hanya sebatas tarekat, rumah dzikir, dan kegiatan
ritual lainnya yang justru membawa kemunduran bagi peradaban Islam. Di
Iran pada masa sebelum revolusi juga tidak jauh dari dua karakter sufi tersebut
di atas.

Tapi kemudian aliran tasawuf yang sekarang berkembang di Iran


bercorak sastra Arab yaitu aliran Hikmah Muta‟aliyah yang memiliki silsilah
aliran tasawuf falsafi sebagaimana yang digagas oleh Ibn Arabi (wahdatul
wujud). Filsafat dan tasawuf pada mulanya dianggap sesuatu yang
bertentangan dengan Islam, bahkan pelakunya dianggap najis dan disamakan
dengan anjing.

Seorang sufi akan menyempurna jika telah menyelesaikan perjalanan ke


empat, yaitu mereka telah bertemu Tuhan tapi kembali hadir di tengah-tengah
manusia untuk terlibat dengan urusan manusia dan membawa nilai-nilai ilahi
untuk membangun peradaban manusia. Demikianlah yang dilakukan oleh

5
Iqbal, M (2016), Rekonstruksi Pemikiran Religius dalam Islam, mizan: Bandung
Imam Khomeini. Imam Khomeini mengamalkan dan mengajarkan filsafat dan
tasawuf secara konsisten hingga beliau berhasil memimpin gerakan untuk
membangun peradaban Iran dengan melakukan revolusi sosial dengan
mendirikan Republik Islam Iran. Republik Islam Iran adalah sebuah model
pemerintahan yang baru di dunia, yang tidak mengikuti bentuk manapun yang
ada di dunia. Imam Khomeini

memiliki konsep Tasawuf yang meniadakan dirinya dihadapan Alloh tapi


membuktikan keberadaan dirinya di tengah-tengah masyarakat.

Republik Islam Iran hadir di dunia dalam kondisi dan lingkungan


teknologi yang serba canggih, Iran berada di tengah-tengah jantung dunia,
Iran dikuasai oleh dinasti yang didukung oleh kekuatan dunia seperti Inggris,
Perancis, Uni sovyet, dan Amerika serikat. Di samping itu, di Iran banyak
ulama yang justeru mengharamkan tasawuf, filsafat, dan politik. Dan yang
sangat menyedihkan adalah Iran pada masa sebelum revolusi memiliki tingkat
buta huruf yang sangat tinggi hingga 80 % sehingga rakyat mudah
dimanipulasi dan perdayai.

Terkait dengan Republik Islam Iran Ali Kamenei, pemimpin spiritual


Islam Iran pernah mengatakan bahwa kita sedang mengarah pada peradaban
Islam tapi kita masih belum berhasil merealisasikan masyarakat Islam.
Walaupun secara formil sudah terbentuk tapi belum tercapai secara spiritual
tapi paling tidak kita dalam arus yang benar sedang membangun masyarakat
Islam.

Visi vertikal dan horizontal spiritual bukan hanya terkait karomah,


kasyaf tapi juga menuntaskan perjalanan ruhani yaitu pengamalan syariat,
tarikat dan pemahaman rasional. Publik tidak memahami apa itu kasyaf, apa
itu ilham? Publik melihat dari hasil kinerja yang bersifat rasional. Tradisi
tasawuf di Iran kini didukung oleh kekuatan filsafat agar dapat lebih
menjelaskan ajaran tasawuf lebih dimengerti dan dipahami publik.

Tasawuf juga terkait dengan gerakan sosial (horizontal) yang dalam


istilah Islam terkait dengan kata jihad yaitu bekerja sepenuh hati, sepenuh jiwa
dan meniadakan diri untuk membangun peradaban. Seorang mujahid adalah
seorang sufi. Kata jihad juga terkait dengan musuh yang kita harus hadapi
terutama musuh yang tak tampak yaitu kebodohan, ketergesa-gesaan dalam
menerima sesuatu, masa bodoh, materialisme, korupsi, hipokrasi
(kemunafikan), ketertinggalan, jiwa inferioritas dan tidak punya kepercayaan
diri, dan ketergantungan.

Bertasawuf berarti kita melakukan jihad akbar yaitu membangun diri


melalui: mempelajari ilmu pengetahuan baik agama maupun ilmu non agama,
melatih kesabaran, fokus, peduli, kejujuran, jiwa untuk maju, percaya diri,
serta memiliki martabat dan punya kedaulatan. Jihad merupakan puncak
tertinggi dari

tasawuf yaitu bekerja sepenuh hati dengan meniadakan diri untuk membangun
peradaban manusia sebagai makhluk yang dicintai Allah SWT.6

6
Ibid.
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Dari materi di atas dapat kami (Mawar Kurniata Sari) simpulkan yaitu,
Inilah akhir dari pembahasan seputar tasawuf yang dapat diibaratkan
laksana madu dan racun. Tasawuf sebagai bagian yang tidak terpisahkan
dari peradaban Islam patut mendapat apresiasi karena ia telah
memberikan konstribusi yang sangat bernilai bagi peradaban Islam.
Sumbangan itu dapat dilihat dalam berbagai bidang seperti filsafat,
sastra, musik, tarian, psikologi, dan sains modern. Namun demikian,
tasawuf tidak bisa lepas dari kritik karena ia telah menderita cacat-cacat
yang menambah sisi buram tasawuf adalah komersialisasi tasawuf.
sekarang tasawuf dikecam karena tasawuf disalahgunakan untuk mencari
keuntungan bisnis-ekonomis.

Seadang kan menurut analisa Anisa Fitri yaitu : tasawuf sebagai media
memajukan peradaban islam adalah tasawuf sebagai ilmu agama, khusus
berkaitan dengan aspek-aspek moral serta tingkah laku yang merupakan
subtansi Islam. Hakikat tasawuf adalah perpindahan sikap mental, keadaan
jiwa dari suatu keadaan kepada keadaan lain yang lebih baik, lebih tinggi dan
lebih sempurna.Bisa di lihat dari penjelasan di atas Tasawuf sebagai ilmu
agama yang berkaitan dengan moral dan tingkah laku,karena itulah tasawuf
sangat berperan penting dalam media memajukan peradaban islam karena
islam akan maju jika manusia nya memiliki akhlak yang baik.
DAFTAR PUSTAKA

Baqi, M. (2010). Sahih Bukhari Muslim. Jakarta: Insan Kamil.

Bentounes, S. (2003). Tasawuf Jantung Islam. Yogyakarta: Pusaka Sufi.

Haeri, S. (1990). The Elements of Sufism . Shaftesbury,Dorset: Element.

Nasr, S. (1979). Ideals and Realities of Islam . London: Unwin.

Noer, K. (2006). Tasawuf dalam Peradaban Islam : Apresiasi dan Kritik.


Ulumuna, Volume X, Nomor 2 , 370.

Anda mungkin juga menyukai