Anda di halaman 1dari 56

Daftar Isi Soal Geriatri

Blueprint Ujian Board 2016....................................................................................................................................2

Bagan dan diagram..................................................................................................................................................3

Sindrom delirium akut........................................................................................................................................3

Faktor predisposisi dan pencetus sindrom delirium akut....................................................................................3

CAM dalam diagnosis delirium akut..................................................................................................................4

Algoritme penurunan fungsi kognitif..................................................................................................................5

Kriteria diagnosis MCI dan VCI.........................................................................................................................6

Algoritme tatalaksana inkontinensia urine pada lansia.......................................................................................6

Pilihan terapi inkontinensia urine pada lansia.....................................................................................................7

Soal dr Yohanes Robertus Batch 34........................................................................................................................7

Soal Batch 34 Unair Telegram..............................................................................................................................10

Kumpulan Soal Geriatri.........................................................................................................................................18

MCQ Geriatri.........................................................................................................................................................68
Soal dr Yohanes Robertus Batch 34

1. Seorang lelaki berusia 75 tahun, dibawa kontrol berobat ke poliklinik setelah lama tidak pernah
kontrol. Pasien menderita demensia sejak 3 tahun. Menurut keluarga sejak 3 bulan terakhir pasien
seudah semakin pelupa sehingga saat ini pelaku rawat (care giver) harus membantu pasien dalam
melakukan semua aktivitas hidup dasar sehari-hari. Care giver mengeluh bahwa pasien semula hanya
kadangkala mengompol, namun kali ini bertambah sering. Pilihan tata laksana yang paling tepat untuk
masalah mengompol pada kasus di atas adalah:
A. Kegel exercise
B. Scheduled toileting
C. Pemberian obat antikolinergik
D. Latihan distraksi dan relaksasi
E. Clean intermittent catheretization

2. Seorang lelaki berusia 74 tahun, dibawa kembali berobat ke poliklinik karena terlihat sangat bingung
dan sulit berkonsentrasi sejak 2 hari terakhir. Pasien berobat rutin di poliklinik penyakit dalam dengan
diagnosis terakhir vascular cognitive impairment (VCI), HNP, hipertensi, dan DM. Saat berobat 5 hari
yang lalu, pasien mengeluh sulit tidur karena mengeluh nyeri punggung bawahnya kambuh dan
diresepkan obat yang meliputi kombinasi parasetamol dan kodein, captopril, amlodipin, glikuidon,
metformin dan lorazepam. Gejala yang dialami pasien pada 2 hari terakhir mengarah pada kondisi:
A. Ansietas
B. Skizofrenia
C. Sindrom Delirium Akut
D. Progresi dari gangguan kognitif
E. Gangguan perilaku dan psikologik pada demensia

3. Seorang perempuan berusia 63 tahun dibawa ke IGD karena terjatuh 1 jam yang lalu di toilet umum,
saat hendak bangkit setelah selesai berkemih di closet jongkok. Pasien memang sering mengeluh nyeri
di lututnya bila bangkit dari duduk atau berjalan jauh. Pasien juga sering merasa sedikit pusing saat
perubahan posisi mendadak dari berbaring ke duduk atau dari duduk ke berdiri. Obat yang dikonsumsi
meliputi suplemen kalsium, vitamin C, dan vitamin B. Pada pemeriksaan fisik didapatkan tekanan
darah saat berbaring 140/90 mmHg dan saat duduk 130/70 mmHg; shadow test (+) oculi dextra et
sinistra (ODS); terdapat krepitasi genu bilateral. Faktor resiko intrinsik jatuh pada pasien adalah:
A. Vertigo, osteoartritis genu, dan retinopati ODS
B. Katarak imatur ODS, hipotensi ortostatik, dan osteoartritis genu
C. Osteoporosis polifarmasi, hipertensi ortostatik, dan katarak imatur ODS
D. Retinopati ODS, osteoarrtritis genu, hipotensi ortostatik, dan polifarmasi
E. Vertigo, polifarmasi, katarak matur ODS, hipertensi ortostatik, osteoartritis genu

4. Seorang perempuan berusia 70 tahun datang berobat ke poliklinik dengan keluhan sering lupa sejak 2
bulan terakhir. Pasien menderita hipertensi yang tidak terkontrol
sejak 15 tahun. Menurut anak pasien yang mendampingi pasien berobat, dua bulan yang lalu, pasien
tiba – tiba bicaranya menjadi cadel dan terdapat kelemahan pada sisi tubuh sebelah kanan. Saat itu
pasien tidak berobat, namun keluhan cadel dan kelemahan tubuh berangsur – angsur membaik seperti
sedia kala. Pasien biasanya membantu anaknya berjualan makanan di warung, namun saat ini ia mulai
kesulitan, misalnya untuk menyusun menu atau daftar belanjaan. Setelah dilakukan pemeriksaan Mini
Mental State Examination (MMSE), didapatkan hasil 25/30. Skor basic activity of daily living (ADL)
Barthel 20/20. Pendidikan terakhir pasien adalah SMP. Diagnosis yang paling mungkin pada pasien ini
adalah :
A. Demensia Alzheimer
B. Mild Cognitive impairment
C. Temporoparietal dementia
D. Huntington disease dementia
E. Vascular cognitive impairment

159. Seorang lelaki berusia 74 tahun, dibawa kembali berobat ke poliklinik karena terlihat sangat bingung
dan sulit berkonsentrasi sejak 2 hari terakhir. Pasien berobat rutin di poliklinik penyakit dalam dengan
diagnosis terakhir vascular cognitive impairment (VCI), HNP, hipertensi, dan DM. Saat berobat 5 hari
yang lalu, pasien mengeluh sulit tidur karena mengeluh nyeri punggung bawahnya kambuh dan diresepkan
obat yang meliputi kombinasi parasetamol dan kodein, captopril, amlodipin, glikuidon, metformin dan
lorazepam. Gejala yang dialami pasien pada 2 hari terakhir mengarah pada kondisi:
a. Ansietas
b. Skizofrenia
c. Sindrom Delirium Akut
d. Progresi dari gangguan kognitif--> harus tidak mengalami demensia, ADL baik
e. Gangguan perilaku dan psikologik pada demensia --> tidak ada gangguan kesadaran Sindrom

160. Seorang laki-laki berusia 75 tahun dengan demensia, dibawa oleh istrinya untuk berobat karena
permasalahan berkemih yang tidak terkendali dan tidak dikehendaki serta menjadi lebih sering, tidak
disertai nyeri saat berkemih, perasaan haus ataupun poliuria. Terdapat riwayat hipertensi, osteoarthritis,
demensia vaskular dan hiperlipidemi. Terdapat riwayat TURP 8 tahun yang lalu tanpa komplikasi. Obat-
obatan yang dikonsumsi aspirin, hydrochlorothiazide 1x12,5 mg, simvastatin 1x20 mg dan donepezil
1x10 mg. Pemeriksaan fisik secara umum termasuk pemeriksaan prostat dalam batas normal. Volume
residu urin sekitar 40 cc. Penyebab inkontinensia urin yang paling mungkin pada pasien ini :
a. Overactive bladder
b. Disfungsi sfingter buli ??
c. Obstruksi saluran kencing
d. Fungsional
e. Peningkatan tekanan intra abdomen
161. Seorang perempuan usia 70 tahun datang berobat ke poliklinik dengan keluhan sering lupa sejak 2 bulan
terakhir. Pasien menderita hipertensi yang tidak terkontrol sejak 15 tahun. Menurut anak pasien yang
mendampingi pasien berobat, dua bulan yang lalu, pasien tiba-tiba bicaranya menjadi cadel dan terdapat
kelemahan pada sisi tubuh sebelah kanan. Saat itu pasien tidak berobat, namun keluhan cadel dan
kelemahan tubuh berangsur-angsur membaik seperti sedia kala. Pasien biasanya membantu anaknya
berjualan makanan di warung, namun saat ini ia mulai kesulitan, misalnya untuk menyusun menu atau
daftar belanja. Setelah dilakukan pemeriksaan MMSE, didapatkan hasil 25/30. Skor ADL Barthel 20/20.
Pendidikan terakhir pasien adalah SMP. Diagnosis yang paling mungkin pada pasien ini adalah:
a. Demensia alzheimer --> diagnosis eksklusi
b. Mild Cognitive Impairment --> pre demensia
c. Temporoparietal dementia --> lokasi demensia
d. Huntington disease dementia --> kelainan kromosom 4, inherited, ditandai dengan chorea
e. Vascular cognitive impairment

162. Seorang wanita berusia 76 tahun datang untuk pemeriksaan kesehatan rutin. Saat ini pasien tidak
memiliki keluhan fisik khusus. Pasien mengaku selama ini mengikuti pola hidup yang sehat, tidak
memiliki penyakit kronik, dan rutin berolah raga teratur. BBnya turun dari yang sebelumnya agak gemuk.
Pemeriksaan fisik dan penunjang umum menunjukkan tidak ada kelainan yang berarti. Dokter kemudian
menyarankan pasien menjalani pemeriksaan Bioimpedance analysis dan didapatkan adanya penurunan
massa otot yang signifikan. Pemeriksaan handgrip strength menurun dan get-up-and-
go test masih dalam batas normal. Salah satu komponen frailty pada kasus ini adalah:
a. Penurunan berat badan
b. Penurunan massa otot
c. Penurunan kekuatan genggaman tangan
d. Tes get up and go yang masih normal
e. Tidak memiliki penyakit kronik

163. Pasien laki-laki 72 tahun dibawa oleh anaknya ke IGD dengan keluhan utama bicara meracau sejak 6 jam
SMRS. Pasien memiliki riwayat sakit diabetes melitus dan hipertensi. Selama ini pasien mengkonsumsi
OAD dan obat anti hipertensi secara tidak teratur karena banyak jumlah obat yang harus diminum.
Menurut istrinya, pasien mulai demam, batuk berdahak, dan tidak nafsu makan sejak 3 hari terakhir dan
cenderung tidur saja, tidak banyak beraktivitas. Pasien sempat muntah 3x. Kedua lengan lemas.
Pada pemeriksaan fisik TD 90/60 mmHg, Nadi 110x/mnt, RR 30 x/mnt, t 38 0C. Pasien somnolen dengan
ronkhi basah kasar pada paru kanan. Turgor kulit menurun. Faktor pencetus delirium pada kasus ini
adalah :
a. Usia lanjut
b. Polifarmasi
c. Infeksi dan dehidrasi
d. Depresi
e. Gangguan fungsional
164. Seorang lelaki berusia 75 tahun, dibawa kontrol berobat ke poliklinik setelah lama tidak pernah kontrol.
Pasien menderita demensia sejak 3 tahun. Menurut keluarga sejak 3 bulan terakhir pasien sudah semakin
pelupa sehingga saat ini pelaku rawat (care giver) harus membantu pasien dalam melakukan semua
aktivitas hidup dasar sehari-hari. Caregiver mengeluh bahwa pasien semula hanya kadangkala
mengompol, namun kali ini bertambah sering. Pilihan tata laksana yang paling tepat untuk masalah
mengompol pada kasus di atas adalah:
a. Kegel exercise
b. Scheduled toileting
c. Pemberian obat antikolinergik
d. Latihan distraksi dan relaksasi
e. Clean intermittent catheretization

165. Seorang perempuan 65 tahun datang ke poliklinik dengan keluhan sulit buang air besar sejak 2 bulan
terakhir. Pasien buang air besar 1 kali dalam seminggu, dengan konsistensi padat dan keras sehingga
harus mengejan, meskipun pasien sudah cukup makanan berserat. Aktivitas pasien mandiri. Pasien sudah
berobat beberapa kali ke dokter lain dan telah dilakukan endoskopi dengan hasil normal. Obat yang
dikonsumsi saat ini adalah Diltiazem 1x30mg; Ramipril 1x5 mg; suplemen kalsium 500 mg; glukosamin
3x500 mg; salbutamol dan budesonide inhaler. Pasien minum sekitar 1000
cc sehari. Pada pemeriksaan fisik didapatkan berat badan 60kg.
Faktor resiko yang menyebabkan keluhan utama pada pasien ini adalah :
a. Penggunaan ramipril
b. Penggunaan Diltiazem dan kurang asupan cairan
c. Penggunaan Glukosamin dan kurang asupan cairan
d. Penggunaan Salbutamol inhaler
e. Penggunaan Budesonide inhaler dan suplemen kalsium

166. Seorang perempuan 68 tahun, masuk rumah sakit dalam keadaan tidak sadar sejak 1 hari yang lalu. Tiga
bulan SMRS, pasien terjatuh di kamar mandi, dikarenakan tiba-tiba pasien mengalami kelemahan tubuh
sebelah kiri. Dari hasil rontgen, dikatakan terdapat fraktur pada pasien femoralis sinistra, disarankan
untuk operasi, tetapi pasien menolak. Sejak saat itu, pasien merasa nyeri bila bergerak sehingga banyak
berbaring di tempat tidur. Untuk mandi, buang air besar dan buang air kecil harus dibantu. Pasien hanya
tinggal dengan keponakannya, anak-anaknya tidak satu rumah dan jarang mengunjunginya. Sejak
meninggalnya suami pasien 2 tahun yang lalu, pasien lebih sering dikamar, dan sudah jarang mengikuti
pengajian di RT. Pasien diketahui menderita hipertensi dan diabetes melitus sejak 10 tahun yang lalu,
tetapi pasien rutin minum obat. Dari pemeriksaan fisik, tampak sakit berat, sopor, tekanan darah 150/80
mmHg, Nadi 102 x/mnt, RR 26 x/mnt, temp 37,90C. Regio sacrum, tampak luka yang
besar hingga meluas ke lapisan fascia, tetapi tidak mengenai otot atau tulang.
Penyebab terjadinya ulkus dekubitus adalah:
a. Kulit yang selalu lembab
b. Higienitas kurang baik
c. Gesekan kulit dengan alas tidur --> shearing process
d. Adanya komorbid diabetes mellitus dan hipertensi
e. Penekanan pada daerah tubuh berlemak
167. Pasien laki-laki usia 65 tahun datang dengan keluhan nyeri pada lutut. Nyeri dirasakan sejak 2 tahun lalu,
yang dirasakan semakin memberat sejak 3 bulan lalu. Pada pemeriksaaan lutut didapatkan krepitasi
bilateral. Pasien memiliki riwayat DM dan hiperkolesterol. Dari pemeriksaan fisik lain dan tanda vital
didapatkan normal. Pasien sejak 3 bulan terakhir terkadang menggunakan tongkat untuk berjalan.
Pemeriksaan yang perlu dilakukan untuk menilai adanya instabilitas dan resiko jatuh pada pasien di atas,
adalah:
a. Pemeriksaan visual, saraf otonom, somatosensorik --> bukan otonom tapi vestibular
b. Pemeriksaan motorik, kardiovaskular
c. Pemeriksaan visual, auditorik
d. Pemeriksaan saraf otonom, somatosensorik
e. Pemeriksaan kardiovaskular

168. Pasien wanita usia 68 tahun terjatuh saat akan berdiri dari toilet. Pasien memiliki riwayat hipertensi dan
diabetes melitus 10 tahun. 1 tahun ini pasien menggunakan tongkat untuk berjalan Kemungkinan apa saja
yang merupakan faktor terjadinya jatuh pada pasien ini:
a. Katarak, hipotensi ortostatik
b. Katarak, hipotensi ortostatik, osteoartritis
c. Hipotensi ortostatik
d. Hipotensi ortostatik, osteoartritis
e. Katarak, hipotensi ortostatik, osteoartritis, osteoporosis

169. Seorang perempuan berusia 68 tahun, dibawa berobat oleh keluarga ke Poliklinik Penyakit dalam setelah
hampir setahun tidak kontrol. Terdapat riwayat DM sejak 15 tahun yang lalu. Pasien juga memiliki
riwayat stroke. Sehari-hari aktivitas pasien dia dalam rumah, Pasien perlu dibantu untuk menyiapkan
makanan, aktivitas mandi, berkemih atau BAB di kamar mandi, serta memakai baju karena kekakuan
pada sendi bahu. Pasien merasa membutuhkan upaya lebih untuk melakukan aktivitas dan membutuhkan
waktu yang lebih lama untuk berjalan mencapai suatu tempat. Tidak ada keluhan sesak saat beraktivitas.
Terdapat penurunan berat badan 6 kg dalam setahun terakhir. Pada pemeriksaan fisik tidak ada rigiditas
atau spastisitas, kekakuan motorik
5. IMT 20 kg/m2. Skor Geriatric Depression Scale (GDS ) 1/15. Hasil pemeriksaan laboratorium
menunjukkan glukosa darah puasa 204 mg / dL dan glukosa darah 2 jam post prandial 240 mg / dL.
Target HbA1C pengelolaan DM pada pasien adalah :
a. 5-5,5 %
b. 5,5 -6%
c. 6-6,5%
d. 6,5-7%
e. 7-8,5%
Kumpulan Soal Geriatri

1. Seorang perempuan berusia 84 tahun menderita diabetes mellitus sejak 30 tahun yang lalu. Pada hasil
pemeriksaan laboratorium yang dibawa pasien saat kontrol rutin di poliklinik, didapatkan hasil urinalisis
lengkap: lekosit 10-15/LPB, eritrosit 0-1/LPB, nitrit (+), esterase lekosit (+), bakteri (+), namun pasien
tidak mempunyai keluhan. Sikap saudara terkait pemberian antibiotika dalam tatalaksana pasien ini adalah:
a. Tidak perlu memberikan antibiotika
b. Pemberian antibiotika menunggu hasil kultur urin
c. Memberikan antibiotika empirik sesegera mungkin
d. Memberikan antibiotika empirik bila fungsi ginjal baik
e. Memberikan antibiotik empirik jika glukosa darah >200 mg/dl

2. Seorang laki‐laki 80 thn datang ke UGD dengan keluhan setelah bangun tidur , terus berdiri, kepala terasa
pusing dan terjatuh. Pada pemeriksaan T : 95/60 mmHg, N: 89/mnt,
R: 18/mnt, S: 37 º C. Patofisiologi kejadian ini adalah :
a) Penurunan fungsi otonom, hilangnya elastisitas pembuluh darah
b) Penurunan fungsi otonom, hilangnya elastisitas pembuluh darah, isi sekuncup jantung menurun
c) Penurunan fungsi otonom, gangguan aktifitas barorefleks, aterosklerosis
d) Gangguan aktivitas barorefleks, hilangnya elastisitas pembuluh darah, aterosklerosis
e) Penurunan fungsi otonom, hilangnya elastisitas pembuluh darah, gangguan aktivitas barorefleks

3. Seorang sarjana teknik konsultan IT, laki-laki berusia 74 tahun, dikonsulkan ke poliklinik usia lanjut
dengan keluhan sering lupa sejak 6 bulan. Menurut pasien ia sering lupa dimana meletakkan kunci mobil,
terlewat jadwal perjanjian untuk kontrol dokter, dan sulit untuk mengingat nama cucu. Menurut istri
pasien, pasien sering mengulang pertanyaan yang sama. Pasien masih mengelola bisnis keluarga, namun
mulai mendapat keluhan dari pelanggan karena kesalahan dalam rancangan program dan perhitungan
biaya, serta tidak mampu untuk menggunakan piranti lunak komputer versi terbaru. Pasien masih menyetir
sendiri ke kantor. Terdapat riwayat DM, dislipidemia, hipertensi, dan OA. Obat yang dikonsumsi meliputi
HCT 1 x 12.5 mg, Valsartan 1 x 80 mg, simvastatin 1 x 20 mg, glimepirid 1 x 2 mg, dan parasetamol 500
mg kalau perlu. Hasil skor MMSE 26/30. Terdapat atrofi serebri senilis pada CT scan otak. Natrium serum
131 mEq/L. Diagnosis kerja yang paling mungkin terkait keluhan pasien adalah :
a. Demensia
b. Vascular cognitive impairment
c. Perubahan kognitif normal sesuai usia
d. Gangguan kognitif terkait hiponatremia
e. Gangguan memori disertai apraksia dan agnosia

4. Perempuan 80 tahun dibawa berobat ke poliklinik oleh anaknya karena mudah lupa akhir
– akhir ini. Menurut anak pasien, ibunya beberapa kali lupa mengenai kegiatan yang baru saja dikerjakan.
Pasien menderita hipertensi sejak 4 tahun terakhir dengan riwayat stroke setahun yang lalu dan pernah
dikatakan glukosa darahnya tinggi saat periksa ke puskesmas tahun lalu. Pasien tidak pernah berobat
namun hanya membatasi konsumsi garam dan gula. Pada pemeriksaan fisik didapatkan tekanan darah
160/90 mmHg dan kardiomegali. Pemeriksaan fisik lain dalam batas normal. Mini Mental State
Examination (MMSE) 26/30. Sebagai upaya agar dapat menatalaksana keluhan pasien tersebut secara
komprehensif, pemeriksaan laboratorium yang perlu dilakukan adalah :
A. Kalsium ion
B. Fungsi tiroid
C. Serum natrium
D. Serum albumin
E. Analisis gas darah

5. Seorang perempuan berusia 80 tahun baru masuk perawatan di rumah sakit karena infeksi saluran kemih.
Pasien khawatir tidak dapat tidur di malam hari karena lorazepam belum dimasukkan pada daftar obat yang
harus dikonsumsi pasien selama dirawat di rumah sakit. Pasien sudah bertahun – tahun mengkonsumsi
lorazepam 1x2 mg malam hari karena sulit tidur. Pada pemeriksaan fisik kesadaran kompos mentis,
orientasi orang, waktu dan tempat baik. Tindakan yang paling tepat terhadap masalah pasien tersebut saat
ini adalah :
A. Tetap meresepkan lorazepam 2 mg untuk dikonsumsi pasien pada malam hari.
B. Mengubah obat dan meresepkan zolpidem 5 mg untuk dikonsumsi pasien pada malam hari
C. Mengubah obat dan meresepkan haloperidol 0,5 mg untuk dikonsumsi pasien pada malam hari.
D. Menghentikan lorazepam dan memberikan konseling mengenai perubahan normal terkait usia
terhadap pola tidur.
E. Menghentikan lorazepam dan merekomendasikan tatalaksana non farmakologik untuk gangguan
tidur pasien.

6. Seorang perempuan 67 tahun datang ke poliklinik diantar oleh anaknya dengan keluhan sering
mengompol. Penderita memiliki anak 10 orang dan tinggal satu rumah dengan anak bungsunya. Penderita
aktif di kegiatan kampung menjadi kader posyandu lansia. 2 bulan terakhir penderita tidak hadir dalam
kegiatan posyandu karena setiap kali penderita hadir diacara tersebut dan bercanda dengan teman teman
serta tertawa, penderita tidak bisa menahan kencing dan mengompol. Penderita ingin aktif di posyandu
kembali tetapi penderita malu dan khawatir teman temannya tahu bahwa penderita mengompol.
Tatalaksana nonfarmakologi apa yang tepat untuk dianjurkan kepada penderita.
a. Dianjurkan jangan minum dari pagi ketika penderita akan berangkat ke posyandu lansia.
b. Latihan otot dasar panggul dengan senam kegel serta menggunakan pampers dalam bentuk celana jika
akan berangkat ke posyandu lansia
c. Menghindari bercanda pada saat posyandu lansia agar tidak tertawa dan memicu mengompol
d. Dibuat jadwal berkemih agar rutin berkemih dan tidak mengompol
e. Meminta tolong kepada anaknya untuk selalu mengingatkan buang air kecil agar tidak mengompol

7. Seorang laki laki 63 tahun pensiunan kepala sekolah sebuah SD swasta, datang ke poliklinik geriatri
dengan keluhan sulit tidur. Penderita memiliki kebiasaan membaca di tempat tidur menjelang waktu tidur.
Biasanya setelah membaca 5 – 10 halaman penderita mengantuk dan kemudian tertidur lelap. Tetapi
beberapa bulan terakhir penderita membaca sampai dini hari dan tetap tidak mengantuk sehingga akhirnya
penderita online internet menggunakan HP sampai pagi dan baru tertidur jam 8 pagi. Penderita menderita
DM dan HT sejak 10 tahun yang lalu minum obat teratur. Satu minggu yang lalu hasil kontrol GD 1 109
mg/Cl dan GD2 149 mg/Cl, TD 145/90 mmhg. Penderita ikut perkumpulan lansia, dan senam lansia setiap
hari Kamis dan Sabtu. Tetapi sejak 1 bulan ini penderita jarang senam karena mengantuk dan tidur di pagi
hari. Tatalaksana apa yang paling tepat untuk penderita pada kondisi ini ?
a. Memajukan jam membaca di tempat tidur menjadi sore hari agar saat jam tidur tiba, penderita sudah
mengantuk
b. Ikut senam lansia setiap hari agar aktivitas fisik bertambah
c. Membaca di ruang keluarga dan baru masuk ke tempat tidur ketika sudah mengantuk
d. Memberikan resep alprazolam 0,25 mg dengan edukasi diminum hanya pada saat sangat membutuhkan
saja.
e. Memberikan obat diazepam 0.5 mg dengan edukasi diminum setiap rabu malam dan jumat malam saja.

8. Seorang perempuan 62 tahun datang ke poliklinik dibawa oleh anaknya dengan keluhan tidak mau makan
sejak 2 hari yang lalu. Sejak 3 hari yang lalu penderita batuk, diawali dengan batuk kering kemudian 1 hari
terakhir berdahak warna kekuningan. Sehari hari penderita aktif dirumah, masih bisa merawat diri sendiri
dan terkadang menyapu rumah. 5 hari sebelumnya cucu penderita yang masih SD berkunjung ke rumah
penderita dalam rangka liburan. Cucu penderita sedang mengalami batuk pilek sejak tiba di rumah
neneknya, Tekanan darah 140/90 mmhg, GDS 205 mg/Cl, pada pemeriksaan fisik paru didapatkan ronkhi
basah halus pada paracardinal kanan. Penderita belum pernah imunisasi apapun sebelumnya. Anjuran apa
yang sarankan pada anak penderita untuk mencegah berulangnya kondisi penderita.
a. Melarang kunjungan cucunya jika cucunya sedang batuk pilek karena kemungkinan cucu tersebutnya
sumber penularannya
b. Menyarankan agar penderita imunisasi influenza setiap 1x/ tahun dan imunisasi pneumokokus 1x dosis
c. Menyarankan agar segera minum vitamin ketika ada orang disekitarnya yang batuk pilek
d. Menyarankan agar penderita segera berobat ke dokter keluarga ketika penderita merasa akan batuk
e. Menghindari bertemu dengan cucunya jika cucunya sedang batuk.

9. Seorang wanita berusia 77 tahun datang ke Instalasi Gawat Darurat dengan keluhan nyeri perut, sulit buang
air besar, dorongan buang air besar tidak ada. Pada colok dubur didapatkan impaksi feses, tonus sfingter
ani lemah. Bagaimanakah penatalaksanaan non farmakologi yang tepat pada pasien ini?
a. Latihan usus besar 5-10 menit setelah makan
b. Latihan usus besar 5-10 menit sebelum makan
c. Diet tinggi protein, rendah serat
d. Asupan cairan yang cukup 4-6 gelas perhari
e. Meningkatkan aktivitas dan olahraga 2 jam setiap hari

10. Seorang wanita, 75 tahun, datang ke UGD dengan keluhan tidak bisa tidur. Keluhan dirasakan sejak 6
bulan terakhir. Pasien mengatakan mulai berbaring di tempat tidur sejak pukul 20.00, namun baru bisa
tidur nyenyak pukul 02.00 dan sering terbangun. Sehingga sebelum tidur pasien menonton TV atau
membaca buku di kamar. Pada siang hari pasien merasa letih dan mengantuk, badan merasa capek. Pasien
tinggal bersama suami dan seorang anak yang sudah bekerja. Dari pemeriksaan fisik didapatkan GCS 15,
Tensi 130/90, nadi 86, RR 20, krepitasi sendi genu kanan dan kiri. Edukasi tidur yang seharusnya
disampaikan pada pasien adalah :
a. Tidur tepat waktu pada jam yang sama
b. Lakukan gerakan badan / olahraga teratur hingga berkeringat sebelum tidur kemudian minum air putih
c. Penggunaan OAINS sebelum tidur.
d. Tetap tidur siang sejumlah jam yang ditinggalkan pada tidur malam.
e. Hindarkan penggunaan kamar untuk kerja, membaca, atau menonton TV

11. Seorang wanita 68 tahun dibawa ke UGD karena jatuh di rumah 3 jam yang lalu. Menurut anaknya yang
tinggal serumah, ibunya terlihat bingung dalam 2 hari terakhir, bicara kadang meracau, kadang melihat
sesuatu yang tidak ada, dan sering tidak nyambung bila diajak bicara. Pemeriksaan fisik didapatkan tampak
sakit sedang, compos mentis. Tekanan darah 150/90 mmHg, HR 90x/mnt, RR 22x/mnt, suhu 37 C, JVP 5-
2 cm H20, lidah kering, pemeriksaan jantung dan paru tidak ada kelainan. Pada kasus tersebut, faktor
predisposisi gangguan kesadaran yang dialami pasien adalah :
a. Riwayat jatuh di rumah
b. Adanya halusinasi
c. Konflik dengan anak yang tinggal dirumah
d. Gangguan fungsi kognitif
e. Lingkungan yang tidak familiar

12. Seorang lelaki 62 tahun datang ke poliklinik Penyakit Dalam dengan keluhan pusing sejak 1 minggu.
Pusing timbul saat penderita bangun tidur dan hendak ke kamar mandi. Tidak mual, tidak muntah, dan
tidak demam maupun batuk. Telinga tidak berdengung. BAB biasa dan BAK sering-sering namun tidak
nyeri. Penderita mengidap hipertensi sejak 3 tahun dan mengkonsumsi Amlodipin. Penyakit gula sejak 2
tahun yang lalu, mengkonsumsi glimepirid. Penderita tinggal berdua dengan cucu yang masih bersekolah.
Anak-anak penderita sudah bekerja dan tinggal di luar kota. Akhir-akhir ini penderita lebih banyak berdiam
diri dan tidak mau keluar rumah. Sejak 1 minggu lalu, dokter keluarga menambahkan furosemid karena
tekanan darah penderita yang masih tinggi. Pada pemeriksaan fisik, kesadaran kompos mentis. Tekanan
darah berbaring 130/80 mmHg dan tekanan darah berdiri 110/80 mmHg. Telinga tidak ada kelainan.
Jantung dan paru dalam batas normal. Hasil lab: Hb 14 g/dL;lekosit 6300/mm 3; trombosit 344.000 /mm3;
ureum 32 mg/dL; kreatinin 1 mg/dL;gula darah sewaktu 100 mg/dL; Natrium serum 142 mmol/L; kalium
3,3mmol/L; klorida 99mmol/L; Albumin 4,1 mg/dL; skorMini-Mental State: 27; Activity of Daily
Living:6; Mini Nutritional Assessment: 26; Geriatric Depression Scale: 12. Apa masalah geriatric pada
pasien ini?
A. Vertigo
B. Vertigo, Hipotensi Ortostatik
C. Vertigo, Depresi, Gangguan Kognitif
D. Hipotensi Ortostatik, Depresi
E. Vertigo, Hipotensi Ortostatik, Depresi, Gangguan Kognitif.

13. Seorang lelaki berumur 66 tahun datang ke poliklinik Penyakit Dalam dengan keluhan sakit kepala.
Anamnesis lain ditemukan adanya penurunan nafsu makan sejak 2 bulan yang lalu dan penurunan berat
badan 4 kg dalam dua bulan terakhir. Pada pemeriksaan fisik ditemukan berat badan 45 kg, tinggi badan
160 cm, tekanan darah 160/80 mmHg. Skor yang dapat membantu penatalaksanaan pada pasien ini
adalah…
A. MMSE
B. ADL
C. MNA
D. GDS dan MMSE
E. Semua pemeriksaan di atas

14. Seorang lelaki umur 67 tahun datang ke poliklinik Penyakit Dalam dengan keluhan susah tidur sejak 10
hari yang lalu. Penderita merasakan seperti terdapat semut yang merayap di kaki saat penderita hendak
tidur, di mana hal itu menyebabkan penderita merasa tidak tenang saat tidur dan harus bangun serta
berjalan untuk mengurangi keluhan. Penderita juga sudah 1 tahun tidak keluar rumah. Pemeriksaan fisik
dalam batas normal. Tidak ada defisit neurologis. Pilihan terapi konservatif yang Anda anjurkan adalah...
A. Pemberian Karbidopa atau Levodopa
B. Pemberian Pergolide
C. Merendam kaki dan tungkai atas dengan air dingin
D. Higiene tidur, berjemur di matahari pagi, olahraga jalan kaki teratur
E. Memberikan benzodiazepine

15. Seorang laki-laki Tn N 70 tahun sejak seminggu mengeluh tidak nafsu makan, lesu, malas minum dan
sering tiduran. Pasien juga batuk tapi susah mengeluarkan dahak sejak 4 hari yang lalu. Tidak ada demam.
Sebelumnya sudah sepuluh hari mengalami flu sehabis berpergian jauh. Pasien dibawa keluarganya ke
UGD karena terlihat gelisah, bingung, bicara meracau sejak 1 hari yang lalu. Pada pemeriksaan fisik TD
90/70 mmHg, nadi 98x/menit, frekuensi nafas 26x/menit T 36,6’C. Gejala yang dialami Tn. N mengarah
pada kondisi
A. skizofrenia
B. Depresi akut
C. Sindrom delirium akut
D. Gangguan bipolar episode kini manik

16. Seorang perempuan Ny. S 68 tahun tinggal sendirian di rumah karena tidak mau ikut bersama anaknya.
Suaminya baru meninggal sejak 1 bulan yang lalu. Ny. S sering dilihat tetangganya malas makan, sering
melamun didepan rumah dan seperti tidak semangat. Ny S selama ini tidak dapat berjalan lagi karena
terjatuh. Ny. S dibawa ke UGD oleh tetangganya setelah ditemukan tidak sadar karena 1 hari tidak keluar
rumah. Kondisi apa saja yang didapatkan pada Ny. S
A. Depresi, neglected, immobilisasi
B. Depresi, neglected, instabilitas
C. Sindrom delirium akut, neglected, immobilisasi
D. Sindrom delirium akut, neglected, instabilitas.
17. Seorang laki-laki Tn O 75 tahun sejak seminggu mengeluh tidak nafsu makan, lesu, malas minum dan
sering tiduran. Pasien juga batuk tapi susah mengeluarkan dahak sejak 4 hari yang lalu. Tidak ada demam.
Pasien menderita kencing manis sudah 10 tahun. Pasien dibawa keluarganya ke UGD karena tidak sadar
sejak 2 jam yang lalu. Pada pemeriksaan fisik TD 90/70 mmHg, nadi 120x/menit, frekuensi nafas
32x/menit T 37,4’C. Pada pemeriksaan gula darah sewaktu 354 gr/dl. Tatalaksana pertama pada kondisi ini
di UGD adalah:
A. Pasang O2, resusitasi cairan, antibiotik spektrum luas
B. Pasang O2, Pasang NGT, pemberian insulin
C. Pemberian insulin, antibiotik, hemodialisa
D. Pemberian insulin, resusitasi cairan, antibiotik

18. Seorang perempuan berusia 68 tahun , dibawa berobat oleh keluarga ke Poliklinik Penyakit dalam setelah
hampir setahun tidak kontrol. Terdapat riwayat DM sejak 15 tahun yang lalu,, Pasien juga memiliki
riwayat stroke . Sehari-hari aktivitas pasien dio dalam rumah, Pasien perlu dibantu untuk menyiapkan
makanan ,aktivitas mandi, berkemih atau BAB di kamar mandi, serta memakai baju karena kekakuan pada
sendi bahu. Pasien merasa membutuhkan upaya lebih untuk melakukan aktivitas dan membutuhkan waktu
yang lebih lama untuk berjalan mencapai suatu tempat. Tidak ada keluhan sesak saat beraktivitas. Terdapat
penurunan berat badan 6 kg dalam setahun terakhir. Pada pemeriksaan fisik tidak ada rigiditas atau
spastisitas , kekakuan motorik 5. IMT 20 kg/m2. Skor Geriatric Depression Scale (GDS ) 1/15. Hasil
pemeriksaan laboratorium menunjukkan glukosa darah puasa 204 mg / dL dan glukosa darah 2 jam post
prandial 240 mg / dL. Target HbA1C pengelolaan DM pada pasien adalah :
A. 5-5,5 %
B. 5,5 -6%
C. 6-6,5%
D. 6,5-7%
E. 7-8,5%

19. Seorang perempuan berusia 62 tahun di bawa kontrol berobat ke poliklinik Penyakit Dalam oleh keluarga.
Pasien telah menderita arthritis Reumatoid sejak 15 tahun yang lalu dengan terapi terakhir sulfasalasine,
metotreksat, dan asam folat . Pasien baru saja pulang perawatan karena stroke iskemik. Terdapat afasia
global, skor activity of daily living (ADL) Barthel ketergantungan sedang. Skala penilaian nyeri yang dapat
digunakan pada pasien ini adalah :
A. Faces pain scale
B. observasi perilaku
C. visual analog scale
D. Numeric rating scale
E. McGill Pain Questionnaire

20. Seorang perempuan berusia 85 tahun dibawa ke IGD karena demam sejak 2 hari SMRS. Pasien memiliki
riwayat diabetes mellitus sejak 40 tahun dan mengalami stroke 2 tahun yang lalu. Pasca-stroke pasien
menjalani home care. Pasien lebih banyak terbaring di tempat tidur, buang air kecil menggunakan kateter,
dan nutrisi diberikan lewat NGT. Pada pemeriksaan fisik didapatkan pasien cenderung mengantuk; tekanan
darah 120/80 mmHg; frekuensi nadi 110x/menit; frekuensi nafas 24x/menit; suhu 38ºC. pemeriksaan paru
dalam batas normal. Pemeriksaan laboratorium menunjukkan Hb 9,5 g/dL; hematokrit 29%; leukosit
11.000/uL; trombosit 125.000/uL. Urin lengkap; leukosit penuh; eritrosit 1-2/LPB; sel ragi (+); rontgen
toraks tidak terdapat infiltrat. Pilihan antimikroba empiric yang paling tepat pada pasien ini adalah:
A. Seftriakson
B. Flukonazol
C. Meropenem
D. Levofloksasin
E. Kombinasi meropenem dan amikasin

21. Seorang perempuan berusia 67 tahun, dibawa berobat ke poliklinik penyakit dalam oleh keluarga. Pasien
sebenarnya mulai mengeluh sulit untuk buang air kecil (BAK) dan kadangkala mengompol sejak 6 bulan,
namun bertambah berat sejak 2 bulan terakhir. bila BAK harus mengedan, tidak lampias, pancaran air seni
lemah dan keluar menetes. Buang air besar rutin 2 hari sekali. Terdapat riwayat diabetes melitus yang tidak
terkontrol sejak 15 tahun. Urodynamic study menunjukkan hipotoni otot detrusor vesica urinaria. Tipe
inkontinensia urin persisten pada pasien ini adalah :
A. Tipe stres
B. Tipe urgency
C. Tipe overflow
D. Tipe campuran
E. Tipe fungsional

22. Seorang lelaki berusia 65 tahun, datang berobat ke poliklinik penyakit dalam dengan keluhan hampir jatuh
karena merasa pusing saat perubahan posisi. Asupan pasien baik. Pasien memiliki riwayat asma yang
terkontrol dan osteoartritis genu bilateral. Obat yang dikomsumsi rutin glukosamin dan hanya sesekali
menggunakan inhaler yang berisi salbutamol. Pada pemeriksaan fisik didapatkan tekanan darah berbaring
120/80 mmHg saat duduk 110/68 mmHg, serta saat berdiri 98/66 mmHg. Nistagmus tidak ada. Provokasi
gerakan leher tidak menimbulkan rasa pusing. Test Romberg dan Romberg dipertajam negatif. Status
neurologik, hasil pemeriksaan hemostasis, EKG, Ekokardiografi, doppler transkranial dan karotis, serta
Holter monitor dalam batas normal. Penyebab keluhan pada pasien yang paling mungkin adalah :
A. Efek samping obat
B. Transient ischemic attack
C. Insufiseinsi vertebro-basiler
D. Penurunan sensitivitas baroreseptor
E. Peningkatan complience ventrikel kiri

23. Ny. E usia 69 tahun mengalami fraktur 1/3 proksimal femur akibat jatuh tersandung mainan cucunya di
rumah. Pasien sebelumnya diketahui menderita hipertensi dan juga pernah menjalani operasi katup jantung
5 tahun yang lalu. Selama ini pasien rutin mengkonsumsi obat-obatan antihipertensi. Faktor ekstrinsik
terjadinya jatuh pada pasien adalah:
a. Riwayat operasi katup jantung
b. Gagal jantung akibat hipertensi yang lama dideritanya
c. Konsumsi obat-obatan antihipertensi
d. Mainan cucu pasien
e. Gangguan penglihatan akibat usia lanjut dan hipertensi yang lama dideritanya

24. Ny. B usia 72 tahun mengalami stroke 5 tahun yang lalu, dan sejak saat itu lebih banyak berbaring di
tempat tidur dan hanya dapat menggerakkan tangannya. Untuk aktivitas sehari-hari pasien dibantu oleh
pelaku rawat (care-giver). Imobilisasi pada pasien akan menimbulkan penyulit:
A. Pneumonia
B. Ulkus dekubitus
C. Hipotensi ortostatik
D. Trombosis vena
E. Semua pilihan benar

25. Pernyataan yang BENAR di bawah ini adalah:


A. Masalah yang timbul pada pasien geriatri terjadi semata-mata karena proses menua
B. Demensia adalah bagian dari proses menua
C. Pasien geriatri memiliki karakteristik yang sama dengan pasien dewasa
D. Pasien geriatri jarang mengalami masalah psikososial
E. Pasien geriatri memiliki banyak penyakit dan dapat memiliki hendaya

26. Seorang laki laki berusia 72 tahun dibawa anaknya ke Instalasi Gawat Darurat karena meracau sejak 1 hari
yang lalu. Sebelumnya pasien mengalami demam tinggi dan batuk sejak 3 hari yang lalu, tetapi belum
mendapat pengobatan. Pada pemeriksaan fisik didapatkan keadaan umum berat, delirium, TD : 120/70
mmHg, nadi : 108 kali/ menit, frekuensi napas : 28 kali/ menit, suhu : 38 °C. Pada pemeriksaan fisik paru
didapatkan ronki basah halus di basal paru kanan. Dari pemeriksaan laboratorium didapatkan Hb : 12 gr/
dl, leukosit : 11.200/mm3, Ht : 36 %, trombosit : 162.000 /mm3, GDS : 145 mg/dl, SO2 : 95% dan elektrolit
dalam batas normal. Pada pasien ini telah terjadi kondisi :
a. Sindrom delirium akut
b. Demensia
c. Meningitis
d. Alzheimer
e. Mild cognitive impairment

27. Seorang perempuan berusia 73 tahun dibawa anaknya ke Instalasi Gawat Darurat karena jatuh di kamar
mandi 2 jam yang lalu. Pasien telah dikenal menderita penyakit jantung dan mengkonsumsi obat yang
menyebabkan sering buang air kecil. Pasien memiliki berat badan 82 kg dengan tinggi badan 152 cm.
Sebelumnya pasien juga telah dikenal menderita katarak. Anak pasien telah berencana untuk membuat
pegangan tangan di kamar mandi, tetapi belum terealisasi karena kesibukannya. Faktor risiko ekstrinsik
yang menyebabkan pasien ini jatuh adalah :
a. Obesitas
b. Tidak ada pegangan di kamar mandi
c. Katarak
d. Obat-obatan yang dikonsumsi
e. Penyakit jantung

28. Seorang laki-laki usia 70 tahun datang ke Poliklinik mengeluh kedua sendi lutut dan panggul terasa sakit
bila digerakkan, sehingga kesulitan bila berjalan sejak 1 tahun yang lalu. BAB normal, tapi BAK sering
tercecer pada celana sebelum sampai ke kamar mandi. Pemeriksaan fisik sbb : Tinggi badan 164 cm, berat
badan 70 kg, T = 130/80 mmHg, N = 80x/menit, respirasi = 18x/menit, suhu 37 0C. Kepala : dalam batas
normal, Jantung / Paru : dalam batas normal. Abdomen : dalam batas normal, ekstremitas : sendi genue
bilateral edema dan nyeri tekan. Kemungkinan diagnosis yang paling tepat pada penderita ini adalah
inkontinensia urin tipe :
A. Stress
B. Urgensi
C. Overflow
D. Campuran
E. Fungsional

29. Seorang perempuan 68 tahun, masuk rumah sakit dalam keadaan tidak sadar sejak 1 hari yang lalu. Tiga
bulan SMRS, os menderita terjatuh di kamar mandi, dikarenakan tiba-tiba os mengalami kelemahan tubuh
sebelah kiri. Dari hasil rontgen, dikatakan terdapat fraktur pada os femoralis sinistra, disarankan untuk
operasi, tetapi os menolak. Sejak saat itu, os merasa nyeri bila bergerak sehingga banyak berbaring
ditempat tidur. Untuk mandi, buang air besar dan buang air kecil harus dibantu. Os hanya tinggal dengan
keponakannya, anak-anaknya tidak satu rumah dan jarang mengunjunginya. Sejak meninggalnya suami os
2 tahun yang lalu, os lebih sering dikamar, dan sudah jarang mengikuti pengajian di RT. Os diketahui
menderita hipertensi dan diabetes melitus sejak 10 tahun yang lalu, tetapi os rutin minum obat. Dari
pemeriksaan fisik, tampak sakit berat, sens sopor, tekanan darah 150/80 mmHg, Nadi 102 x/mnt, RR 26
x/mnt, temp 37,90C. Regio sacrum, tampak luka yang besar hingga meluas ke lapisan fascia, tetapi tidak
mengenai otot atau tulang. Penatalaksanaan yang tepat untuk mengatasi ulkus dekubitus ini adalah:
a. Dibersihkan hati-hati dengan air hangat dan sabun, diberi lotion, kemudian dipijat 2-3x/
b. Daerah ulkus digesek dengan es dan dihembus dengan udara hangat bergantian untuk merangsang
sirkulasi
c. Diberikan salep topikal untuk merangsang terjadinya jaringan muda/granulasi
d. Luka kotor dan bernanah dibersihkan dengan larutan NaCl fisiologis, balutan jangan terlalu tebal dan
kelembaban luka dijaga, berikan antibiotik sistemik
e. Dilakukan nekrotomi dan bila perlu tindakan operatif

30. Tn. D, 66 tahun, dibawa keluarganya ke dokter dengan keluhan sering merasa lelah sejak 3 bulan terakhir.
Adanya disabilitas dan seringnya kejadian jatuh menyebabkan aktivitas fisik os terbatas. Cara berjalan
yang lambat dan endurans fisik yang lemah sehingga anaknya memerlukan paramedis untuk merawat
orang tuanya di rumah. Selama ini os menderita diabetes melitus sejak 8 tahun yang lalu, tidak teratur
minum obat. Riwayat terkena stroke sebelumnya tidak ada. Dari pemeriksaan fisik, sens compos
mentis, tekanan darah 130/80 mmHg, nadi 82 x/mnt, RR 20 x/mnt, temp 36,5 0C. Pada kasus ini, untuk
mendeteksi awal gangguan yang terjadi sebaiknya dilakukan pemeriksaan:
A. Kekuatan genggam tangan
B. Pengukuran massa otot
C. Kecepatan berjalan
D. Pemeriksaan MRI dan CT scan
E. Indeks massa tubuh dan berat badan --> melihat antropometri

31. Seorang laki-laki berusia 75 tahun dengan riwayat hipertensi, gagal jantung kongestif ringan, dan
osteoartritis lutut kronik, berjalan beberapa kali dalam seminggu untuk olahraga dan bekerja sukarela pada
sebuah toko hadiah. Pasien tersebut harus menghentikan aktivitasnya karena nyeri lutut yang meningkat
dan merasakan mudah lelah sekitar 2 bulan sebelum operasi. Pasien menjalani operasi lutut dan tidak ada
masalah setelah operasi. Setelah diberikan medikasi narkotik untuk mengurangi rasa nyerinya, pasien
menjadi delirium. Pasien menjalani rehabilitasi selama beberapa minggu, setelah 3 bulan pasien kembali
kepada fungsi awal, namun masih merasakan kelelahan dan aktivitas berkurang. Apa yang mendasari
keadaan pasien tersebut diatas?
a. Sindroma gagal pulih
b. Iatrogenesis
c. Disabilitas
d. Pre-frail
e. Frail

32. Seorang laki-laki berusia 83 tahun tinggal sendiri setelah istri meninggal 5 tahun yang lalu. Pasien ini
memiliki riwayat hipertensi, gagal jantung terkompensasi, dan jatuh dengan fraktur panggul kiri 3 tahun
sebelumnya. Pasien tersebut mampu melakukan aktivitas sendiri namun tidak keluar rumah karena mudah
lelah dan takut jatuh. Aktivitas yang dilakukan minimal. Pasien ditemukan terjatuh dan terlalu lemah untuk
bangun sendiri. Dokter menemukan adanya kelemahan otot menyeluruh dan penurunan berat badan sekitar
5 kg dalam setahun terakhir, namun tidak ada hasil laboratorium atau etiologi medis yang menjelaskan
keadaan tersebut. Pasien menjalani rehabilitasi dan mampu berjalan 6 meter dengan alat bantu. Kumpulan
gejala klinis apa saja yang menandakan kerapuhan pada pasien tersebut diatas?
a. Sarkopenia, kelelahan, kelambanan, kelemahan, dan kecacatan
b. Sarkopenia, kelelahan, fall, kelemahan, dan aktivitas fisik rendah
c. Sarkopenia, depresi, kelambanan, kelemahan, dan aktivitas fisik rendah
d. Sarkopenia, kelelahan, kelambanan, kelemahan, dan aktivitas fisik rendah
e. Sarkopenia, kelelahan, kelambanan, penyakit kronis, dan aktivitas fisik rendah PAPDI 3726

33. Seorang wanita berusia 65 tahun datang dengan keluhan sering berkemih sedikit-sedikit, perasaan tidak
tuntas saat berkemih, dan sering berkemih malam hari. Pasien memiliki riwayat penyakit diabetes melitus
kurang lebih 5 tahun dan terkontrol dengan pemberian glimepirid 1x2 mg dan akarbosa 3x50 mg.
Hipertensi baru diderita sekitar 3 tahun dan terkontrol dengan pengobatan amlodipin 1x10 mg. Tipe
inkontinesia urin apakah yang diderita pasien tersebut?
a. Stress
b. Urgensi
c. Overflow
d. Campuran
e. Fungsional

34. Seorang wanita 72 tahun, pensiunan guru SMA, dibawa ke RS karena terlihat bingung dan gelisah sejak 3
hari terakhir. Ada muntah 2x 1 hari sebelum MRS. TD 130/90 mmhg, N 63 x/mnt, RR 18 x/mnt, SB 36,3
°C. pemeriksaan fisik ditemukan pulsus defisit dan bony enlargment di genu bilateral. Hasil Lab : Hb 10,2
g/dl, leukosit 5.600/mm3, trombosit 270.000/mm3, HCT 33%, Na 137 mEq/l, K 3,6 mEq/l, Cl 100 mEq/l,
ureum 58 mg/dl, kreatinin 1,7 mg/dl, GDS 101 mg/dl. Urinalisa leukosit 20-30/lpb, eritrosit 3-5/lpb, epitel
2-3/lpk, nitrit (+), glukosa (-), keton (-), protein (+). Pasien biasanya kontrol rutin di poli jantung dan
rheumatologi sejak 1 tahun terakhir dengan AF dan OA genu dan mendapat obat furosemid, spironolakton,
bisoprolol, nitrat, simvastatin, dabigatran, paracetamol, dan condroitin-glikosaminoglikan. Menurut
keluarga sejak 1 tahun terakhir pasien menjadi lebih pelupa. Ada rencana operasi katarak 2 bulan yang lalu
tapi pasien menolak. Faktor pencetus terjadinya acute confusional state pada pasien ini adalah :
A. Polifarmasi
B. Atrial Fibrilasi
C. Infeksi Saluran Kemih
D. Penurunan fungsi kognitif
E. Gangguan penglihatan akibat katarak

35. Seorang wanita 79 tahun datang dengan keluhan sering mengompol. Pasien mengaku sering-sering merasa
ingin buang air kecil terutama pada malam hari, namun kencing sering tidak bisa ditahan sebelum pasien
mencapai toilet. Tidak ada nyeri BAK dan riwayat kencing darah. Obat-obatan yang sering diminum
pasien saat ini : omeprazole, sertraline dan enalapril. Urinalisis dalam batas normal. Apa penyebab
inkontinensia yang paling mungkin pada pasien ini ?
A. Efek samping omeprazole
B. Hiperaktivitas detrusor
C. Efek samping sertraline
D. Efek samping enalapril
E. Disfungsi sfingter buli

36. Seorang laki-laki umur 74 tahun datang ke poliklinik ditemani oleh anak perempuannya. Anak penderita
melaporkan bahwa 1 hari yang lalu ayahnya kehilangan keseimbangan saat sedang berjalan di sekitar
rumah dan menjelaskan bahwa apabila ia tidak bersama ayahnya saat kejadian itu, ayahnya pasti sudah
jatuh dan melukai dirinya sendiri. Pasien memiliki riwayat hipertensi, BPH, dan penyakit arteri coroner dan
saat ini menggunakan obat valsartan 1x80 mg, bisoprolol 1x2,5 mg, nitrat sustained released 2x2,5 mg,
simvastatin 1x 20 mg dan doxasozin 4x1 mg. Pasien juga pernah dianjurkan operasi katarak oleh dokter
mata tapi penderita masih belum setuju. Pengkajian geriatric komprehensif : index barthel 16, MMSE 26,
GDS 8. Berikut ini adalah langkah-langkah yang dianjurkan untuk mengurangi resiko jatuh pada pasien ini,
adalah :
A. Anjurkan pasien untuk menjalani operasi BPH.
B. Operasi katarak ditunda hingga pasien setuju
C. Hentikan pemberian doxasozin
D. Hentikan pemberian valsartan
E. Berikan antidepresan

37. Seorang perempuan 65 tahun datang ke poliklinik Penyakit Dalam dengan keluhan mual dan muntah
hilang timbul sejak 2 bulan yang lalu. Muntah sebanyak 1-2 kali sehari saat penderita mau makan, muntah
berisi cairan dan sisa makanan sebanyak kira-kira 50 cc dan tidak ada darah. Penderita juga mengeluh
adanya nyeri perut yang berpindah-pindah di seluruh perut dan lemah badan. Tidak ada panas dan
penurunan berat badan. Nafsu makan biasa. BAK biasa dan BAB susah, sering tiap 4-5 hari sekali.
Penderita beraktivitas sehari-hari seperti biasa. Penderita sudah berobat ke beberapa dokter dan tidak
mengalami perubahan sehubungan dengan keluhannya tersebut. Penderita mengidap hipertensi sejak 5
tahun dan mengkonsumsi Amlodipin secara teratur. Penderita tinggal dengan 2 cucunya yang masih
bersekolah. Anak-anak penderita sudah bekerja dan tinggal di luar kota. Pada pemeriksaan fisik, kesadaran
kompos mentis. Tekanan darah berbaring 130/80 mmHg dan tekanan darah berdiri 110/80 mmHg.
Pemeriksaan fisik dalam batas normal. Hasil lab: Hb 12 g/dL; lekosit 7200/mm 3; trombosit 326.000 /mm3;
ureum 26 mg/dL; kreatinin 0,7 mg/dL; gula darah sewaktu 108 mg/dL; Natrium serum 142 mmol/L;
kalium 3,2 mmol/L; klorida 99 mmol/L; Albumin 3,8 mg/dL; USG : dalam batas normal; Feses analisis :
dalam batas normal; Endoskopi : dalam batas normal; skor Mini-Mental State: 26; Activity of Daily
Living: 7; Mini Nutritional Assessment: 27; Geriatric Depression Scale: 7. Apa masalah geriatrik pada
pasien ini?
A. Hipotensi Ortostatik
B. Hipotensi Ortostatik dan dispepsia sindrome
C. Hipotensi Ortostatik dan sindrom kolon iritabel
D. Hipotensi Ortostatik, dispepsia sindrome, gangguan kognitif
E. Hipotensi Ortostatik, depresi, gangguan kognitif.

38. Pasien wanita, usia 70 tahun, tidak mau makan, minum, lemah, berbaring saja. Ada batuk, namun tidak
berdahak. Timbul inkontinensia urin. Sindrom geriatri yang ditemukan pada pasien..
A. ACS, imobilitas, inkontinensia, impecunity
B. Delirium, imobilitas, inkontinensia, inanition
C. Impecunity, instabilitas, imobilitas, inkontinensia
D. Impecunity, iatrogenesesis, imobilitas, inkontinensia
E. Impecunity, imobilitas, isolasi

39. Ny.B, 72 tahun, dibawa ke RS dengan keluhan bicara meracau. Malam sebelumnya Ny.B mengeluh sakit
ulu hati karena makan asam dan pedas. Oleh anaknya diberi simetidin yang bersifat antikolinergik.
Keluhan ulu hati berkurang. Sebelumnya Ny.B aktif di yayasan amal sehari-harinya. Penyebab Ny.B
masuk RS adalah..
A. Penyakit jarang ditemui
B. Penyakit ringan sehingga tidak perlu buru-buru
C. Penyakit menular
D. Penyakit genetika dan tidak bisa sembuh
E. Penyakit gawat darurat

40. Tn.Y, 72 tahun, penjual voucher pulsa telepon, dibawa ke RS oleh istrinya karena mendadak mengalami
disorientasi waktu dan tempat serta bicaranya tidak nyambung. Beberapa minggu terakhir pasien mengeluh
sulit tidur sehingga atas nasihat temannya, kemarin malam ia membeli obat tidur di toko obat dan
meminumnya supaya bisa tidur. Faktor resiko terjadinya disorientasi yang dialami Tn.Y…
A. Adanya gangguan status fungsional sedang
B. Adanya gangguan fungsi kognitif
C. Alergi obat tidur
D. Usia pasien
E. Aktivitas fisik yang tidak sesuai dengan usianya yang lanjut

41. Seorang laki-laki umur 74 tahun datang ke poliklinik ditemani oleh anak perempuannya. Anak penderita
melaporkan bahwa 1 hari yang lalu ayahnya kehilangan keseimbangan saat sedang berjalan di sekitar
rumah dan menjelaskan bahwa apabila ia tidak bersama ayahnya saat kejadian itu, ayahnya pasti sudah
jatuh dan melukai dirinya sendiri. Pasien memiliki riwayat hipertensi, BPH, dan penyakit arteri coroner dan
saat ini menggunakan obat valsartan 1x80 mg, bisoprolol 1x2,5 mg, nitrat sustained released 2x2,5 mg,
simvastatin 1x 20 mg dan doxasozin 4x1 mg. Pasien juga pernah dianjurkan operasi katarak oleh dokter
mata tapi penderita masih belum setuju. Pengkajian geriatric komprehensif : index barthel 16, MMSE 26,
GDS 8. Berikut ini adalah langkah-langkah yang dianjurkan untuk mengurangi resiko jatuh pada pasien ini,
adalah :
a) Anjurkan pasien untuk menjalani operasi BPH x
b) Operasi katarak ditunda hingga pasien setuju x
c) Hentikan pemberian doxasozin
d) Hentikan pemberian valsartan
e) Berikan antidepresan

42. Perempuan 63 th, masuk rumah sakit dengan keluhan utama sesak nafas yang memberat disertai demam
dan nafsu makan berkurang sejak 2 hari sebelum masuk rumah sakit. Sesak dan batuk dimulai sejak 5
bulan SMRS, terutama setelah aktifas berat, pasien pernah terbangun malam karena sesak dan kepala harus
ditinggikan agar sesak hilang. Pasien kemudian berobat, dikeluarkan cairan dari paru kiri sebanyak 1/2 liter
jernih kekuningan, dikatakan sakit TBC paru, setelah itu berobat teratur. Satu bulan SMRS kedua tungkai
dan tangan mulai bengkak. sejak itu pasien lebih banyak berbaring, namun masih bisa miring kekanan dan
kekiri sendiri. Untuk mandi buang air besar dan air kecil harus dibantu. Pasien diketahui menderita
diabetes mellitus sejak 2 tahun yang lalu dan mendapat glibenklamid. Dari riwayat sosial diketahui sering
mengikuti pengajian di RT tapi berhenti sejak 1 bulan yang lalu. Terdapat masalah keluarga dengan
sebagian anak-anaknya yang tercetus akibat beban-ekonomi maupun keluhan akibat penyakitnya. Sudah
tiga tahun ini pasien tidak bertegur sapa dan tidak diurus oleh 2 anaknya yang tinggal serumah. Dari
pemeriksaan jasmani, tampak sakit berat, komposmentis, tekanan darah 90/60 mmHg, Nadi 108 /mt, RR 28
x/mt, suhu 37,7 oC, Oral hygiene buruk, JVP 5+2 cm H2O, bunyi jantung normal tidak terdengar mur-mur
maupun gallop, Ronki basah dikedua paru +, wheezing -/-, abdomen membuncit lemas, hepar dan lien sulit
dinilai, decubitus grade 2. Edema tungkai +/+. EKG: QS patterns di ll,lll, aVF dan V1 -V4.
Masalah/diagnosis pasien ini menurut skala prioritas adalah:
A. Syok kardiogenik pada gagal jantung kelas fungsional lV, TBC paru putus obat dengan
infeksi sekunder, depresi, negligence, intake sulit, imobilitas
B. Hipotensi orthostatik, pneumonia, inkontinensia urin, malnutrisi, DM
C. Hipotensi, dehidrasi, intake suiit, pneumonia, inkontinensia urin
D. Gagal jantung, TBC paru, imobilisasi, inkontinensia urin, DM
E. Gagal jantung, gagal ginjal akut, dekubitus, pneumonia, DM

42. Sesuai soal di atas, Pilih pernyataan yang benar:


A. lmpairment pada kasus diatas antara lain adalah infark miokard lama dan pneumonia sedangkan
hendaya pada kasus diatas adalah gagal jantung dan imobilisasi
B. lmpairment pada kasus diatas antara lain inkontinensia urin; hendaya kasus diatas adalah gagal jantung
C. lnkontinensia urin pada kasus diatas merupakan hendaya yang disebabkan oleh diabetes mellitus
D. lmobilisasi merupakan impairment yang dapat mengakibatkan pneumonia pada kasus diatas
E. Dekubitus merupakan hendaya yang diakibatkan oleh imobilisasi pada kasus diatas Impairement
gangguan pada organ akibat disease (contoh: diseasenya infark, impairmentnya OMI, disability gagal
jantung, hendaya tidak bisa aktivitas sosial, dll)

43. Seorang laki-laki 68 th datang diantar oleh anaknya, mengeluh ayahnya sering BAK di celana. Keluhan ini
mulai dirasakan sejak 3 bulan lalu, hampir setiap hari, dan sering merepotkan karena pasien tidak bisa
menahan untuk berkemih sesaat setelah pasien mengatakan ingin berkemih terutama jika sedang diajak
bepergian. Pasien juga sering BAK saat pasien sedang tidur malam. Pasien mengeluh saat BAK sedikit-
sedikit, dan sering tidak merasa lampias setelah BAK. Pasien adalah seorang penderita diabetes melitus
sejak 4 tahun dengan pengobatan glimepirid 1x2mg dan metformin 3x500mg dari puskemas. Riwayat
stroke ringan 1 tahun lalu, namun tidak ada gangguan dalam komunikasi, daya ingat, maupun kelemahan
tubuh. Jenis inkontinensia urin pasien tersebut di atas adalah:
a. Inkontinensia urin tipe stress
b. Inkontinensia urin tipe urgensi
c. Inkontinensia urin tipe overflow
d. Inkontinensia urin tipe overflow dan urgensi
e. Inkontinensia urin tipe stress dan urgensi

44. Terapi yang paling tepat diberikan untuk kasus pasien di atas adalah:
a. Bladder training dan Doxazosin
b. Latihan Kegel dan estrogen
c. Bladder training dan Agonis adrenergik alpha
d. Tolterodin dan pseudoephedrine
e. Manipulasi lingkungan dan kateterisasi menetap
45. Seorang Wanita 72 thdatang ke poliklinik geriatri dengan keluhan nyeri pada kedua lutut sejak hampir 6
bulan, sehingga sering menyulitkan aktifitasnya dan mengganggu tidurnya. Tidak ada riwayat trauma
sebelumnya. Pasien hanya melakukan aktifitas sehari-harinya di rumah. Pasien adalah juga seorang
penderita diabetes melitus dan hipertensi. Pada pemeriksaan didapatkan tekanan darah 150/90 mmHg, suhu
aksilla 36,5oC, respirasi 18x/menit, BB/TB: 58kg/162cm, WBC: 7500/mm3, Hb: 10,2 g/dL, Plt:
198.000/mm3, Albumin: 2,9 g/dL, BSN: 150 mg/dL, BS2jpp: 190 mg/dL. Hasil rontgen kedua lutut
dengan kesimpulan osteoartritis genu bilateral. Penatalaksanaan yang tidak tepat karena dapat
meningkatkan resiko jatuh pada pasien ini adalah:
a. Glibenklamid 1x5mg
b. Amlodipin 1x5mg
c. Ibuprofen 2x200mg
d. Paracetamol 3x750mg
e. Metformin 2x500mg

46. Laki-laki 75 tahun datang ke IGD dengan kondisi gelisah, bicara meracau. Pasien dilaporkan sering
ngompol sejak 1 minggu terakhir. Riwayat trauma disangkal. Pada pemeriksaan fisik, pasien hanya
mengenali namanya saja. Tekanan darah 138/70, frekuensi nafas 24x, nadi 89x dan suhu 38°C.
Pemeriksaan di area bokong kiri didapatkan luka berukuran 5cm x 5cm x 0,1 cm. Dasar luka berupa
dermis kemerahan, dan tidak didapatkan jaringan nekrotik, dan tidak berbau serta tidak terdapat pus.
Berdasarkan temuan diatas berapa stadium dari ulkus decubitus tersebut?
a. Stadium I
b. Stadium II
c. Stadium III
d. Stadium IV
e. Tidak dapat ditentukan

47. Wanita 70 tahun datang ke poliklinik geriatri mengeluh nafsu makan menurun sejak 4 minggu yang lalu.
Pada pemeriksaan didapatkan skor Screening Mini Nutritional Assessment (MNA) 10, dan skor pengkajian
(Malnutrition indication score) didapatkan skor 19. Bagaimanakah interpretasi temuan diatas? (malnutrisi)
a. Pasien tidak mengalami malnutrisi
b. Pasien kemungkinan mengalami malnutrisi
c. Pasien berisiko malnutrisi
d. Pasien malnutrisi
e. Pasien malnutrisi berat

48. Laki-laki 74 tahun datang ke poliklinik penyakit dalam dengan keluhan nyeri pada daerah bokong. Sejak
tiga hari yang lalu pasien hanya dapat berbaring di tempat tidur setelah sebelumnya pasien mengalami
jatuh saat berada dikamar mandi. Metode pemeriksaan fisik manakah yang paling tepat untuk menentukan
diskrepansi panjang tungkai pasien dengan posisi berbaring?
a. Mengukur panjang antara spina iliaka anterior inferior dengan malleolus medialis
b. Mengukur panjang antara spina iliaka anterior inferior dengan malleolus lateralis
c. Mengukur panjang antara spina iliaka anterior superior dengan malleolus medialis
d. Mengukur panjang antara spina iliaka anterior superior dengan malleolus lateralis
e. Mengukur panjang antara simfisis pubis dengan malleolus medialis

49. Wanita 75 tahun datang ke poliklinik dengan keluhan badan terasa letih sepanjang hari sejak 1 bulan
terakhir. Dari anamnesis didapatkan bahwa pasien menghabiskan waktu lebih lama di tempat tidur untuk
mencoba tidur. Tidur juga terasa tidak nyenyak dan pasien juga mengeluh sering terbangun pukul 3 pagi
dan tidak dapat melanjutkan tidur kembali. Masalah gangguan tidur yang dihadapi pasien?
a. Sleep onset problem dan early morning awakening
b. Sleep onset problem dan deep maintenance problem
c. Rapid Eye movement (REM) problem dan Early morning awakening
d. Maintenance problem, Rapid eye movement (REM) problem, dan early morning awakening
e. Sleep onset problem, deep maintenance problem, dan early awakening

50. Wanita 70 tahun datang ke poliklinik geriatri untuk kontrol setelah pulang rawat akibat fraktur collum
femur kanan dan telah dilakukan total hip replacement.Menurut keluarga yang turut mengantar pasien,
semenjak suaminya meninggal 5 tahun lalu, pasien lebih banyak berbaring dan jarang beraktifitas, namun
masih mampu berjalan sendiri dengan bantuan tongkat. Faktor apakah yang paling berperan menyebabkan
gangguan pada kontrol postural pada pasien
a. Demensia
b. Defisit residual akibat stroke
c. Menurunnya tonus otot
d. Gaya berjalan
e. Gangguan kognitif

51. Pasien wanita 72 tahun datang dengan keluhan penglihatan tidak jelas terutama malam hari. Pasien sempat
berobat ke dokter mata dan mendapatkan kaca mata baca, namun menurut pasien pandangan masih kurang
terang. Pasien diketahui tinggal bersama cucunya di sebuah rumah dengan penerangan lampu yang remang.
Menurut pasien lingkungan sekitar rumah merupakan area terbuka dipinggir jalan besar sehingga jendela
rumah sering kali ditutup agar debu tidak masuk rumah. Masalah gangguan penglihatan pasien disebabkan
akibat ?
a. degenerasi kehilangan kemampuan identifikasi warna
b. kesulitan adaptasi gelap
c. katarak
d. glaukoma
e. penurunan lapangan pandang

52. Wanita usia 70 tahun dengan Diabetes Mellitus tipe 2 dengan nefropati diabetikum kontrol pasca rawat
inap akibat pneumonia ke Poliklinik Terpadu Geriatri dan mengeluhkan hilangnya berat badan sekitar 5 kg
dalam 1 bulan terakhir, berat awal 49 kg. GDS 185 mg/dl, Kreatinin 1,5mg/dL, eGFR 34.9 mL/menit/1.73
m2). Bioimpedance analysis (BIA) massa otot sebesar 5.5 kg/m2 (cut off <5.7 kg/m2), kekuatan genggam
tangan 15 kg (cut off <18 kg), kecepatan uji jalan 6 meter 0.9 meter/detik (cut off < 0.8 meter/detik).
Pernyataan yang paling tepat terkait dengan diagnosis pasien tersebut adalah:
A. Hormonal replacement therapy terbukti paling baik untuk mencegah kehilangan massa otot lebih lanjut
karena proses menua mengakibatkan disregulasi neurohormonal
B. Penurunan kapasitas fungsional menunjukkan penurunan total energy expenditure
C. Kadar kreatinin pasien tidak menggambarkan penurunan massa otot pada pasien gangguan ginjal
D. Pilar utama penatalaksanaan berupa suplementasi nutrisi dan aktivitas fisik
E. Penurunan massa otot pada pasien tersebut akibat peningkatan katabolisme protein meski sintesis
protein normal

53. Wanita usia 62 tahun telah dirawat inap di ruang rawat intensif selama 7 hari akibat penurunan kesadaran,
stroke iskemik, dan pneumonia aspirasi. BB pasien dari awal perawatan meningkat 2 kg. Tampak edema
pitting minimal di kedua kruris, ulkus di regio sakrum dan malleolus lateralis bilateral dengan dasar
subkutis. Pasien mendapat diet cair secara bolus via NGT. Hb 10 g/dL, Leukosit 22.000/m3, Natrium 133
mmol/L, Kalsium 10.5 g/dL, Magnesium 1,89 mg/dL, Albumin 3,2 g/dL, GDS 135 mg/dL, Balans cairan
+200 ml/24 jam. Pernyataan berikut yang sesuai terkait nutrisi dan hidrasi pada pasien tesebut:
A. Pasien belum mengalami malnutrisi selama perawatan
B. Diit tinggi protein lebih baik untuk penyembuhan ulkus dekubitus
C. Mini nutritional assessment dikerjakan setelah kondisi akut teratasi
D. Pemberian diet cair secara bolus merupakan pilihan terbaik
E. Pasien mengalami refeeding syndrome

54. Pria 60 tahun dengan hipertensi lama dibawa oleh keluarganya ke poliklinik karena tampak lesu dan
tampak hilang minat terhadap sekitar. Pasien mengatakan beberapa bulan terakhir libidonya semakin
menurun dan kesulitan ereksi saat berhubungan maupun saat bangun tidur. Pasien rutin mengkonsumsi
tamsulosin 1x0.4 mg sejak di diagnosis hipertrofi prostat benigna 3 bulan yang lalu dan konsumsi HCT
1x12,5 mg. Tekanan darah 138/85 mmHg. GDS 130 mg/dL. Pasien direncanakan pemeriksaan kadar
hormon testosteron. Terapi yang paling tepat bagi pasien tersebut saat ini adalah:
A. Modifikasi gaya hidup, Angiotensin receptor blocker, phosphodiesterase -5 inhibitor, psikoterapi
suportif
B. Modifikasi gaya hidup, thiazide, penyekat alfa, psikoterapi suportif
C. Modifikasi gaya hidup, angiotensin receptor blocker, penyekat alfa, selective serotonin reuptake
inhibitor
D. Penyekat alfa, 5-alpha reductase inhibitors, thiazide, selective serotonin reuptake inhibiotor
E. Angiotensin receptor blocker, phosphodiesterase -5 inhibitor, penyekat alfa, 5-alpha reductase
Inhibitors

55. Pasien laki-laki usia 65 tahun datang dengan keluhan nyeri pada lutut. Nyeri dirasakan sejak 2 tahun lalu,
yang dirasakan semakin memberat sejak 3 bulan lalu. Pada pemeriksaaan lutut didapatkan krepitasi
bilateral. Dari pemeriksaan fisik lain dan tanda vital didapatkan normal. Pasien sejak 3 bulan terakhir
terkadang menggunakan tongkat untuk berjalan. Pemeriksaan yang perlu dilakukan untuk menilai adanya
instabilitas dan resiko jatuh pada pasien diatas, adalah :
a. Pemeriksaan rontgen genu
b. Pemeriksaan BMD
c. Pemeriksaan neurologis
d. Uji timed up and go
e. Uji lingkup gerak sendi

56. Pasien wanita, 72 tahun datang ke RS untuk melakukan kontrol rutin. Pasien diketahui menderita
hipertensi sejak 10 tahun lalu. Pasien kontrol rutin dengan konsumsi Lisinopril 1 x 10 mg. Dari
pemeriksaan TD didapatkan 130/80, pemeriksaan vital lain dalam batas normal. Pada pasien kemudian
ditanyakan mengenai kemampuan aktivitas sehari-hari, adanya keluhan kelelahan, ataupun penurunan
berat badan. Pada pasien juga dilakukan penilaian uji jalan, penilaian MMSE dan barthel index, serta
kekuatan genggam tangan.
Pemeriksaan diatas, bertujuan untuk evaluasi adanya gangguan ?
a. Sindrom kerapuhan dan gagal pulih
b. Resiko jatuh
c. Kognitif
d. Sarkopenia
e. Sindrom delirium

57. Pasien laki-laki, usia 78 tahun dalam perawatan untuk keluhan lemas pada sisi tubuh sebelah kanan. Pasien
sudah dirawat di RS selama 1 bulan. Pada evaluasi pengkajian paripurna pasien didapatkan adanya
malnutrisi. Dalam pemeriksaan fisik didapatkan terdapat luka lecet pada bokong. Pada pemeriksaan
laboratorium, didapatkan kadar alb 2.8 gr/dl. Untuk mencegah faktor iatrogenik akibat imobilisasi pada
pasien diatas, hal yang paling tapt dilakukan adalah :
a. Pemberian antikoagulan
b. Pemberian Human Albumin
c. Mobilisasi dan penggunaan matras bertekanan
d. Pemberian diet tinggi kalori, tinggi protein
e. Pemberian tambahan nutrisi parenteral

58. Seorang wanita berusia 76 tahun datang untuk pemeriksaan kesehatan rutin. Saat ini pasien tidak memiliki
keluhan fisik khusus. Pasien mengaku selama ini mengikuti pola hidup yang sehat, tidak memiliki penyakit
kronik, dan rutin berolah raga teratur. Pemeriksaan fisik dan penunjang umum menunjukkan tidak ada
kelainan yang berarti. Dokter kemudian menyarankan pasien menjalani pemeriksaan Bioimpedance
analysis dan didapatkan adanya penurunan massa otot yang signifikan. Pemeriksaan handgrip strength dan
get-up-and-go test masih dalam batas normal. Berdasarkan data di atas, diagnosis apakah yang paling tepat
untuk pasien saat ini?
a. Frailty
b. Presarcopenia
c. Sarcopenia
d. Sarcopenia berat
e. Kondisi normal untuk usia itu

59. Pasien pria 69 tahun dibawa ke dokter karena jatuh dari tempat tidur sekitar 12 jam sebelum masuk rumah
sakit. Pada roentgen ditemukan adanya retak pada femur, namun dokter orthopaedi tidak menyarankan
tindakan operatif. Pasien direncanakan diterapi dengan gips dan diminta istirahat total di tempat tidur.
Dengan adanya imobilisasi yang berkepanjangan, tata laksana apa yang bisa diberikan pada pasien untuk
mencegahkomplikasi imobilisasi?
a. Penggunaan stocking kompresi selama maksimal 4 jam per hari
b. Unfractionated heparin intravena dengan target aPTT 2-3x kontrol
c. Unfractionated heparin subkutan dengan target aPTT 2-3x kontrol
d. Warfarin dengan target INR 1,5-2,5x kontrol
e. Warfarin dengan target INR 2,0-3,0x kontrol

60. Seorang wanita 67 tahun datang pertama kali ke anda. Pasien sebelumnya berobat di luar kota dengan
diagnosis depresi. Pasien awalnya mengeluhkan perasaan mudah lelah dan terus menerus merasa sedih.
Pasien juga tidak bersemangat lagi mengerjakan hobi yang dulu biasa beliau kerjakan. Nafsu makan pasien
dan berat badan pasien menurun serta didapat gangguan tidur. Beberapa kali pasien merasa ingin mati dan
berpikir mencoba bunuh diri. Pasien mulai merasakan keluhan ini sejak 2 tahun lalu saat anak satu-satunya
pindah kerja ke kota lain. Suami pasien sudah lama meninggal sehingga pasien merasa sangat kesepian di
rumahnya. Pasien tadinya merupakan direktur di sebuah perusahaan dan sangat aktif pada masa mudanya.
Saat ini pasien sudah lama pensiun dan sehari-hari hanya di rumah saja. Oleh dokter di daerah asalnya
pasien didiagnosis depresi dan diberikan obat golongan sertralin sejak 1 bulan yang lalu. Begitu anak
pasien mendapat kabar bahwa ibunya menderita depresi karena kesepian, ia segera membawa ibunya untuk
pindah tinggal bersamanya. Saat ini pasien sudah merasa lebih senang dan sudah mulai nafsu makan
seperti dahulu, walau masih ada gangguan tidur. Pasien tidak memiliki riwayat penyakit dahulu yang
signifikan dan hasil pemeriksaan di daerah menunjukkan fungsi organ yang relatif normal. Pasien dan
keluarganya memutuskan berobat ke tempat anda dan menanyakan apakah obat sertralin masih harus
diberikan pada pasien. Bagaimana saran anda?
a. Stop obat karena pasien sebetulnya tidak menderita depresi
b. Stop obat karena gejala depresi sudah baik dan pencetus sudah diatasi (pasien sudah pindah dengan
anaknya)
c. Obat sertralin sebaiknya diteruskan sampai 4-9 bulan untuk mencegah relaps
d. Obat sertralin sebaiknya diminum bila perlu saja, tidak perlu diminum rutin
e. Antidepresan masih diperlukan sampai 6-12 bulan sebagai maintenance, namun sebaiknya diganti ke
jenis trisiklik seperti amitriptilin, mengingat pasien mengalami gangguan tidur

61. seorang laki laki berusia 68 tahun datang ke IGD dibawa oleh keluarga akibat sering meracau dan tidak
mau makan selama 1 minggu terakhir. Pasien riwayat terpeleset dan fraktur tertutup femur kanan 2 minggu
SMRS, oleh keluarga hanya dibawa ke dukun tulang tetapi pasien hanya bisa melakukan aktifitas diatas
ditempat tidur dan memerlukan bantuan orang untuk ke kamar mandi . Sebelum kejadian pasien dapat
beraktifitas sekitar rumah dan terkadang sholat dimasjid dekat rumah. Pasien masih bisa mengingat anak
dan cucu sebelum kejadian. BAB dan BAK masih dapat dikendalikan. Setelah dilakukan perawatan
diruang rawat geriatri pasien dilakukan kajian penilaian skor basic acticity of
daily living (ADL) barthel setelah jatuh 10/20. Status fungsional pada pasien ini setelah jatuh adalah :
a. ketergantungan ringan
b. ketergantungan sedang
c. ketergantungan berat
d. ketergantungan total
e. immobilisasi

62. Status mental pada pasien saat masuk IGD adalah :


a. dementia vaskular
b. dementia alzheimer
c. delirium hiperaktif
d. delirium hipoaktif
e. delusi

63. Seorang perempuan berusia 65 tahun datang kontrol rutin ke poliklinik geriatri dengan riwayat diabates
dan hipertensi terkontrol obat. Pasien saat ini datang dengan keluhan sulit tidur selama 1 minggu. Suami
pasien baru saja meninggal 2 minggu smrs dan pasien tinggal sendiri. Pasien mengatakan sulit tidur karena
merasa sedih ditinggal suami. Anak- anak dan cucu pasien tinggal terpisah diluar kota. Untuk keperluan
sehari-hari pasien masih mendapatkan dari uang pensiun PNS dan kiriman bulanan dari anak pasien. Pasien
terkadang sering termenung jika mengingat suami. Setelah dilakukan penilaian geriatric depression scale
(GDS) menunjukkan skor 9. Diagnosis yang tepat pada pasien ini berdasarkan GDS adalah :
a. kemungkinan besar depresi
b. depresi ringan
c. depresi berat
d. insomnia
e. gangguan penyesuaian afek depresi

64. Seorang pasien laki-laki 68th dibawa ke rs dengan keluhan lemas yang memberat sejak 10 hari terakhir.
Sejak 1 bulan, pasien tersebut hanya beraktivitas di tempat tidur pasca operasi debridemen dan amputasi
jari kakinya. Pasien dengan DM lama. Tidak ada riwayat stroke/ sakit jantung sebelumnya. Pada
pemeriksaan, pasien dapat duduk sendiri dengan bantuan tangan, tetapi berdiri harus dibantu, dan langsung
duduk kembali karena lemas. Kekuatan genggam tangan pasien mencapai 30 kg. Jika penilaian massa otot
menggunakan DXA 6 kg/m2. Apakah masalah yang dialami oleh pasien saat ini?
a. Pseudo sarkopenia
b. Sarkopenia
c. Sarkopenia berat
d. Frailty
e. Age-related sarcopenia
65. Apakah hal yang harus diperhatikan dan upaya pencegahan terkait kondisi imobilisasi pada pasien ini?
a. Dekubitus, dengan latihan isometris secara teratur
b. Hipotensi postural, dengan latihan kontraksi abdomen dan otot kaki
c. Gangguan nutrisi, dengan pembatasan natrium
d. Trombosis, dengan kompresi intermiten pada keadaan penyakit vaskular perifer
e. Pneumonia, pemberian antibiotika profilaksis

66. Seorang laki-laki 64 th datang dengan keluhan sulit berhubungan seksual sejak 3 bulan. Awalnya pasien
mengira hal ini biasa pada usia tua, tetapi semakin lama istri pasien sering mengeluh dan akhirnya sering
memicu pertengkaran sehingga pasien datang untuk berobat. Pasien mengaku tidak mampu
mempertahankan ereksi penis untuk melakukan hubungan seksual. Pasien mengaku sulit tidur dan merasa
sedih, tetapi pasien mengaku masih semangat dan dapat melakukan kegiatan sehari-harinya dengan baik
tanpa kelelahan yang bermakna.
Apakah masalah pada pasien ini?
a. Depresi ringan
b. Gangguan dorongan seksual
c. Disfungsi ereksi
d. Gangguan ejakulasi
e. Depresi sedang

67. Seorang pria berusia 65 tahun datang dengan keluhan sulit buang air besar sejak satu bulan terakhir. Buang
air besar terkadang seperti kotoran kambing. Dua minggu yang lalu, pasien juga mengeluhkan riwayat
buang air besar dengan darah merah segar. Terdapat penurunan berat badan sebanyak lima kilogram dalam
dua bulan terakhir. Pada pemeriksaan fisik didapatkan konjungtiva pucat. Pemeriksaan penunjang yang
selanjutnya harus dilakukan untuk menegakkan penyebab konstipasi pada pasien adalah
a. USG abdomen
b. Esofagogastroduodenoskopi
c. Kolonoskopi
d. Pemeriksaan feses lengkap
e. CT-scan whole abdomen

68. Wanita berusia 70 tahun datang dengan keluhan jatuh pada saat bangun dari tempat tidur. Sebelum jatuh,
pasien merasakan sensasi berputar tujuh keliling disertai keluhan mual dan keringat dingin. Menurut
pasien, keluhan umumnya timbul pada saat bangun dari tempat tidur atau pada saat melakukan shalat.
Keluhan dirasakan memberat sejak satu bulan terakhir dan pasien belum berobat untuk keluhannya ini.
Manuver pada pemeriksaan fisik yang cukup sensitif untuk menegakkan diagnosis pada pasien di atas
adalah:
a. Romberg test
b. Dix-Hallpike test
c. Get up and go test
d. Standing balance test
e. Berg test
SOAL GERIATRI

1. Seorang wanita berusia 80 tahun datang dengan keluhan demam sejak satu minggu yang lalu. Dari
anamnesis diketahui bahwa pasien hanya berbaring di tempat tidur sejak dua bulan yang lalu pasca
menderita stroke. Sejak satu bulan yang lalu, timbul luka pada bokong pasien yang semakin meluas.
Dari pemeriksaan fisik didapatkan ulkus decubitus pada daerah koksigeusdengan ukuran 10 x 8 x 2 cm
dengan dasar tulang. Terdapat pus dan darah pada ulkus. Berdasarkan pemeriksaan fisik di atas, ulkus
decubitus pada pasien tersebut tergolong ke dalam
a. Grade I
b. Grade II
c. Grade III
d. Grade IV
e. Grade V

2. Seorang laki-laki usia 65 tahun datang dengan keluhan sering sakit kepala terutama saat bangun tidur.
Os juga merasakan sering mengantuk di pagi harinya sehingga os merasa terganggu saat melakukan
pekerjaan di kantornya. Menurut istrinya, pasien mengorok cukup keras setiap tidur di malam hari.
Berikut ini hal-hal yang dapat menyebabkan terjadinya gangguan tidur primer, kecuali:
a. Obesity hypoventilation syndrome
b. Obstructive sleep apnea
c. Restless leg syndrome
d. Gangguan perilaku REM
e. Hipertiroid

3. Wanita usia 67 tahun datang dengan keluhan rasa lemas seluruh badan dan perasaan tidak bertenaga.
Os merasa badan lemas sehingga tidak dapat mengerjakan pekerjaan rumah tangga yang biasa
dikerjakan setiap hari termasuk mengurus tanaman di kebun belakang rumah yang biasanya menjadi
hobinya. Hal ini dialami os sejak dua bulan terakhir semenjak kematian suaminya karena stroke. Os
merasa selama ini tidak merawat suaminya dengan baik. Nafsu makan jauh menurun. Os diketahui
menderita hipertensi sudah sejak lama. Os biasanya minum obat secara teratur, namun sejak dua bulan
ini os sering lupa minum obat. Obat-obatan anti depresan yang merupakan pilihan pada pasien ini
adalah:
a. Amitriptilin
b. Sertralin
c. Golongan MAO inhibitor
d. Golongan benzodiazepin
e. Semua salah
4. Wanita, 73 tahun dibawa keluarganya ke rumah sakit dengan keluhan tidak mau makan sejak 2 minggu
sebelumnya. Pasien hanya makan satu sampai dua sendok setiap kali makan sejak dua minggu terakhir,
minum juga sangat sedikit. Sejak 3 hari sebelum masuk RS pasien cenderung lebih pendiam dan lebih
banyak tidur. Jika diajak berbicara sering kali tidak nyambung. Pasien juga mulai demam. Pasien
diketahui menderita DM sejak 10 tahun lalu. Enam bulan yang lalu pasien terkena stroke dan sejak itu
pasien tak dapat berjalan dan hanya berbaring di tempat tidur. Hal-hal berikut yang dapat mencetuskan
kondisi delirium pada pasien adalah:
a. Infeksi
b. Dehidrasi
c. Ketidak seimbangan elektrolit
d. Hipoglikemia
e. Semua benar

5. Seorang pasien wanita usia 75 tahun, datang dengan keluhan nyeri di bahu kiri sejak 2 hari yang lalu.
Nyeri dirasakan setelah pasien terjatuh di kamar mandi dengan posisi lengan kiri menopang tubuh,
akibat tersandung undakan di pintu kamar mandi. Sebelum terjatuh, tidak ada keluhan lemas
mendadak, pandangan gelap, atau kehilangan kesadaran. Pasien tinggal sendiri, salah 1 anaknya setiap
pagi, siang dan sore datang untuk mengantar makanan dan membersihkan rumah setiap pagi. Sejak 20
tahun yang lalu menderita katarak namun menolak operasi, pendengaran sedikit terganggu, dan
didiagnosis pengeroposan sendi lutut oleh dokter. Intervensi yang pertama dilakukan :
a. Operasi katarak
b. Operasi sendi lutut
c. Pemakaian alat bantu dengar
d. Menghilangkan undakan di kamar mandi
e. Meminta anak pasien untuk tinggal bersama pasien

6. Seorang laki-laki 62 tahun mengeluh sulit BAB sejak 10 hari terakhir. Pasien mengaku sebelumnya
BAB rutin setiap 2-3 hari sekali. Tidak ada perubahan pola makan, sehari-hari rutin mengkonsumsi
sayur dan buah serta minum air putih sekurang-kurangnya 8 gelas setiap hari.Pasien sejak 6 bulan yang
lalu didiagnosis kanker prostat, dikatakan sudah menyebar ke tulang belakang. Sudah dilakukan operasi
dan radiasi. Sejak 4 bulan terakhir pasien rutin mengkonsumsi obat nyeri morfin tablet dan sirup
pencahar.Tindakan yang dapat dilakukan :
a. Mengurangi dosis morfin
b. Mengganti morfin dengan patch fentanyl
c. Menambah dosis pencahar
d. Edukasi untuk diet tinggi serat lebih banyak lagi
e. Memberikan fosfat enema
7. Seorang laki-laki 72 tahun mengeluh pusing-berputar, kadang hingga pandangan terasa gelap, dan
hampir jatuh sejak 1 bulan yang lalu. Keluhan terutama dirasakan bila pasien bangun dari tidur, atau
setelah duduk agak lama. Mual dan muntah selama ini disangkalPasien diketahui menderita diabetes
mellitus sejak 25 tahun yang lalu, rutin kontrol dan gula darah rata-rata < Selain itu tidak ada riwayat
penyakit lain. Tidak ada obatobatan yang dikonsumsi selain obat penurun gula darah oral. Pemeriksaan
sederhana yang dapat membantu memberikan petunjuk penyebab :
a. Head-Thrust test
b. Stepping test
c. Dix-Hallpike (Nylan-Barany)
d. Post-Head-Shake Test
e. Supine and Standing Blood Pressure Measurement

8. Pasien perempuan 80 tahun datang ke poli umum diantar oleh anaknya dengan keluhan sering lupa satu
bulan terakhir. Akhir-Akhir ini penderita sering mengatakan bahwa dia belum diberikan makan
padahal penderita baru selesai makan, sehingga oleh anaknya piring bekas makan penderita tidak
dicuci sampai jam makan berikutnya supaya penderita melihat piring bekas makan tersebut. Menurut
anaknya apabila sedang menyanyi sebuah lagu sering penderita terhenti sejenak dan menyanyi kembali
dengan kata-kata yang tidak sesuai dengan lagu yang dinyanyikan dan penderita sudah tidak bisa
menyebut nama anak-anaknya sesuai dengan urutan. Penderita adalah pensiunan guru sekolah
kepandain putri di daerah dan pindah ke Jakarta sejak 10 tahun yang lalu sejak suaminya meninggal.
Saat ini penderita tinggal bersam anak perempuan dan setiap hari sabtu semua anaknya berjumlah
empat orang berkumpul di rumah tempat penderita tinggal. Kegiatan penderita sehari-hari sebelumnya
adalah jalan pagi, baca koran dan menonton televisi, kadang-kadang menyapu lantai dalam rumah
namun sudah sejak satu bulan ini sudak tidak dilakukan,jalan pagi dilakukan di dalam rumah
didampingi oleh anaknya. Penderita menderita hipertensi sejak 15 tahun, rutin kontrol dan saat ini
minum Amlodipin 1x5 mg dan captopril 2x12,5 mg. Menyangkal pernah mengalami kelumpuhan
separuh badan, menyangkal menderita sakit jantung. Pernah di rawat karena operasi batu kandung
empedu saat penderita berusia 55 tahun. Apabila hal ini merupakan suatu dimensia karena
Alzheimer, maka obat yang paling tepat untuk penderita ini adalah:
a. Vitamin E
b. Serotonin Selective Reuptake Inhibitor
c. Antikolinergik
d. Penghambat reseptor beta
e. Kolinesterase inhibitor

9. Pasien laki-laki usia 85 tahun, saat ini sedang di rawat disebuah rumah sakit dengan luka dekubitus grd
III akibat berbaring lama di tempat tidur karena menderita stroke dan lumpuh tubuh sebelah kanan
sejak satu tahun. Setelah perawatan satu minggu dirumah sakit, penderita diperbolehkan pulang dan
perawatan luka dilanjutkan sambil berobat jalan. Namun penderita belum dibawah pulang oleh
keluarganya karena mereka sedang mencarai orang untuk menjaga dan merawat pendeita di rumah.
Sejak tiga hai ini penderita mulai demam tinggi disetai menggigil, kadang-kadang batuk. Pada
pemeriksaan fisik ditemukan: kesadaran kompos mentis, tensi 120/80, Nadi 100x/mnt, suhu 39ºC,
pernapasan 22x/mnt, pada pemeriksaan paru terdapat ronki basah kasar pada bagian basal kedua paru,
pemeriksaan fisik lain dalam batas normal. Penderita dinyatakan menderita pneumonia karena infeksi
nosokomial. Menurut anda faktor utama penyebab penderita mengalami infeksi nosokomial adalah:
a. Dokter dan perawat tidak mencuci tangan
b. Antibiotik tidak sesuai
c. Tidak dilakukan fisioterapi toraks selama perawatan
d. Terlambat pemberian antibiotik
e. Akibat efek iatrogenik

10. Penderita laki-laki berusia 75 tahun datang ke ruang gawat darurat sebuah rumah sakit dengan keluhan
sejak sore penderita sulit dibangunkan. Penderitadi dibawah oleh anak dan pramurawatnya ke ruang
gawat darurat karena penderita sejak dua hari sulit dibangunkan namun penderita masih bisa makan
dan masih bisa minum obat , namun sejak pagi penderita mulai sulit di bangunkan, sore ini penderita
tidak bangun walaupun dengan suara yang keras dan tepukan di bahu sehingga hal ini dilaporkan
pramurawat kepada anaknya yang saat itu baru pulang dari kantor. Penderita selama ini lebih sering
berbaring di tempat tidur karena lumpuh tubuh sebelah kiri, mendrita strok sejak 6 bulan dan sulit
berkomunikasi. Penderita rutin berobat ke ahli saraf dan rutin minum obat untuk hipertensi. Dua
minggu yang lalu penderita kontrol rutin dan saat itu dikatakan penderita sulit tidur sehingga oleh
dokter diberikan obat tidur dengan dosis satu tablet malam dan bila sudah tidak ada keluhan obat dapat
dihentikan. Dua hari terakhir obat untuk tidur diberikan lagi karena sejak tiga hari yang lalu penderita
sulit tidur namun dosis yang diberikan 3x sehari. Pada pemeriksaan fisik: kesadaran somnolen, pasien
membuka mata namun tidur lagi saat dilakukan penekanan pada sternum, tekanan darah 110/70 mmHg,
frekwensi nadi 80x/mnt, pernapasan 18x/mnt, suhu 36.5ºC, wajah simetris, pupil isokor ditengah,
ukuran 3 mm reflex cahaya +/+, periksaan paru dan jantung normal, ekstremitas sebelah kiri motorik
kekuatan 1. Tidak terdapat defisit neurologis yang baru. Salah perlakuan terhadap penderita tersebut
sesuai dengan. Teori:
a. Interaksi simbolik
b. Teori situasional
c. Teori pembelajaran sosial
d. Hipotesis psikoanalitik
e. Teori penukaran /ketergantungan

11. Seorang laki-laki usia 80 tahun, dirawat di bangsal orthopedi, dengan fraktur tertutup intertrochanter
femur kanan. Pasien direncanakan untuk operasi bipolar hemiarthroplasty. Satu minggu sebelum masuk
rumah sakit pasien terjatuh dari tempat tidur. Jarak antara tempat tidur dengan lantai 50 cm. Pasien
selama ini jalan menggunakan alat bantu tongkat (tripod). Pasien jika berjalan seringkali tampak mau
jatuh. Pasien pernah mengalami jatuh 3 tahun yang lalu karena terpeleset. Pasien kemudian dioperasi di
RS C. Saat ini keluhan penurunan kesadaran tidak ada. Kelemahan sesisi, bicara pelo tidak ada. Nyeri
sendi tidak ada. Demam, sesak napas tidak ada. Pasien makan habis 1 porsi. Riwayat penggunaan
herbal atau jamu-jamuan tidak ada. BAB dan BAK tidak ada kelainan. Pasien masih dapat melihat dan
mendengar dengan jelas, tidak menggunakan alat bantu. Pasien memiliki hipertensi, namun akhir-akhir
ini terkontrol tanpa menggunakan obat. Penyakit asma, alergi, kencing manis disangkal. Faktor
intrinsik lokal yang paling mungkin berperan pada pasien ini adalah
a. Osteoartritis genu
b. Gangguan penglihatan

c. Gangguan pendengaran
d. Gangguan pada alat keseimbangan
e. Kelemahan otot kuadrisep femoris

12. Seorang laki-laki, 68 tahun, datang ke unit gawat darurat, dengan keluhan nyeri dada sebelah kiri sejak
1 hari SMRS. Terdapat penjalaran ke tangan kiri dan leher. Pasien juga mengeluhkan sesak jika
berbaring dan seringkali terbangun di malam hari karena sesak. Pasien pernah dilakukan kateterisasi
jantung 1 tahun sebelumnya dan didapatkan CAD3VD. Pasien selama dirumah aktivitas terbatas di
tempat tidur. Pasien minum air hanya diperbolehkan 500 cc per hari. Semenjak 3 bulan ini, pasien
buang air besar 1x dalam 3 hari. Pasien harus mengkonsumsi obat pencahar dan kadang disertai dengan
mengedan untuk dapat mengeluarkan kotoran. Kotoran yang keluar berukuran kecil dan keras.Jenis
konstipasi pada pasien adalah
a. Konstipasi fungsional
b. Konstipasi akibat disfungsi anorektal
c. Konstipasi campuran
d. Konstipasi iatrogenik
e. Konstipasi psikogenik

13. Pasien wanita, 75 tahun, dibawa ke unit gawat darurat karena mengalami penurunan kesadaran sejak 6
jam SMRS. Penurunan kesadaran terjadi secara tiba-tiba. Kelemahan sesisi atau bicara pelo tida ada.
Sejak 3 bulan SMRS, pasien lebih banyak menghabiskan waktu di tempat tidur. Pasien makan hanya 2
kali dalam sehari, makan 2-3 sendok. Keluarga mengatakan pasien saat ini terlihat lebih kurus. Suami
pasien telah meninggal 1 tahun yang lalu, karena penyakit tua. Sejak suami meninggal pasien
cenderung diam dan menyendiri. Pasien tinggal bersama seorang anaknya. Aktivitas dalam 3 bulan
terakhir banyak dibantu oleh anaknya, untuk makan, berpakaian, atau buang besar. Pasien dapat
berjalan dengan merambat, riwayat terjatuh sebelumnya tidak ada. Riwayat hipertensi dan kencing
manis ada, namun pasien tidak pernah lagi kontrol. Tatalaksana selanjutnya yang dilakukan adalah:
a. Atasi kondisi akut dan komorbid
b. Perawatan paliatif
c. Terapi hormonal
d. Latihan fisik bertahap
e. Terapi perilaku dan kognitif

14. Pasien wanita, 65 tahun, datang dengan keluhan utama lemas memberat 3 hari SMRS, awalnya pasien
berobat ke RSCM Kencana dengan keluhan pandangan mata kabur dan direncanakan operasi katarak.
Karena hasil laboratorium menunjukkan gangguan ginjal, pasien dikirim ke poli Ginjal dan Hipertensi.
Saat kontrol pasien pernah lemas dan dirawat 1 hari di IGD lalu pulang. Tiga hari SMRS, pasien
tampak lebih lemah dan lebih banyak berbaring ditempat tidur dan dibawa ke IGD oleh keluarga. Skor
total MNA 15.5, Geriatric Depression Scale 0, MMSE 0, indeks ADL Barthel 4, iADL 0. Pada
pemeriksaan fisik didapatkan somnolen, takipnea, terpasang NGT, paru : vesikuler dengan ronki basah
kasar di kedua paru. Laboratorium menunjukkan anemia, leukositosis, hiponatremia, peningkatan
ureum dan creatinine serta hipoalbuminemia ringan. EKG AV block derajat 1, foto thorax
menunjukkan tanda awal bendungan paru. Diagnosis Geriatri yang tepat untuk pasien diatas adalah :
a. Chronic Kidney Injury
b. Acute Decompensated Heart Failure
c. Electrolit Imbalance
d. Malnutrisi
e. Imobilisasi dengan ketergantungan sedang

15. Pria 61 tahun, datang dengan penurunan kesadaran sejak 1 hari SMRS. Sejak 1 bulan terdapat luka di
jari telunjuk di kaki kiri yang semakin lama semakin meluas disertai bengkak dan kaki yang mulai
tampak menghitam. Sehingga pasien tidak bisa turun dari tempat tidur dan terdapat luka di daerah
bokong. Demam kadang-kadang dirasakan pasien. Sejak 1 minggu mulai tampak bingung, bicara
meracau dan sulit tidur, asupan makan berkurang. Sejak 1 hari SMRS semakin lemas dan kontak
semakin menurun. Riwayat DM ada dan tidak terkontrol. Pada pemeriksaan fisik didapatkan TD
110/60 mmHg, nadi reguler 88 kali per menit, RR 22x/menit, afebris, ronki tak ada, luka gangrenous
digiti 2,3,4 pedis sinistra serta plantar pedis sinistra. ABI kanan 0.8, ABI kiri : 0.7. Dari EKG
didapatkan T inverted di II, III, aVF, V1-V6. Diagnosis Geriatri yang tepat untuk pasien diatas adalah :
a. Ganggren DM pedis sinistra
b. Ulkus Dekubitus
c. Disfungsi Ereksi
d. Gangguan penglihatan
e. Malnutrisi

16. Pasien Pria, 64 tahun dengan keluhan sejak enam tahun terakhir pasien mempunyai permasalahan
dorongan seksual yang menurun, kemudian bila dorongan seksual ada, pasien tidak mampu untuk
ereksi. Pasien juga mengaku sudah tidak tidur sekamar dengan isteri sejak 6 tahun belakangan ini,
walaupun isteri sudah menopouse namun masih mempunyai libido yang tinggi dan pasien tidak bisa
melayani isteri sehingga sering terjadi pertengkaran. Pasien sudah pernah minum viagra dan cialis
selama 6 bulan, yang terjadi penis hanya mengeras sesaat. Pasien juga sudah pernah berobat ke
poliklinik psikosomatis, neurologi dan saat ini sedang berobat di urologi. Pasien diketahui menderita
sakit DM sejak 26 tahun yang lalu dan rutin kontrol ke poli endokrin sejak 2012. Saat ini pasien sudah
mempunyai 2 orang anak dan 2 orang cucu. Skor IIEF : 0. Hasil CTA : Tidak tampak stenosis di a.
pudenda interna dan arteri pudenda externa kanan dan kiri Dari anamnesis diatas penyebab disfungsi
ereksi pada pasien adalah :
a. Ketidak seimbangan hormonal
b. Kerusakan syaraf
c. Gangguan pembuluh darah
d. Trauma dan riwayat operasi pelvic
e. Alkohol dan merokok
17. Pasien laki-laki, 67 tahun, datang berobat ke Anda dengan keluhan sering BAK di malam hari. Menurut
pasien,tidurnya sering terbangun dan bolak balik kamar mandi tiap malam. Pasien merasa sangat
mengantuk sepanjang siang hari tetapi sulit untuk tidur di malam hari. Badan terasa lemah dan kepala
sering sakit. Hubungan suami istri sudah tidak mampu dilakukan. Istri pasien mengatakan bahwa
pasien sering mengorok dan mengganggu tidur orang-orang sekitarnya. Riwayat diabetes disangkal.
Pada pemeriksaan fisik tekanan darah 160/100 mmHg, IMT 25,9 kg/m2, lingkar perut 115 cm, kulit
kering, lain-lain dbn.Pemeriksaan penunjang yang paling tepat untuk membantu menegakkan diagnosis
masalah pasien tersebut adalah
a. pemeriksaan glukosa darah puasa dan 2 jam setelah makan
b. polisomnografi
c. USG prostat
d. Uroflowmetri
e. Urinalisis

18. Pasien wanita 76 tahun dirawat dengan fraktur collum femur kiri. Sepuluh hari SMRS pasien terjatuh
saat mau memakai celana dalam di dalam kamarnya sendiri karena kedua kaki pasien masuk ke dalam
lubang celana yang sama sehingga posisi pasien menjadi tidak seimbang dan jatuh ke arah kiri dengan
panggul dan pangkal paha kiri terantuk lantai. Penglihatan pasien memang sudah berkurang dan kaca
mata yang sering dipakainya hilang sejak 1 bulan terakhir. Lantai keramik pasien selalu bersih dan
kering, tidak ada barang berserakan. Sebelum terjatuh, aktivitas pasien mandiri. Tidak ada keluhan
pusing berputar yang disertai mual sebelumnya dan pasien rutin minum amlodipin 5 mg dan metformin
3x500 mg untuk sakit kronikmya. Pemeriksaan TD berbaring 150 mmHg, TD duduk 140 mmHg. TD
berdiri tidak dapat dilakukan. Pemeriksaan mikrofilamen 10 g menunjukkan neuropati perifer
positif.Pada kasus tersebut pasien paling mungkin tidak akan jatuh apabila:
a. Pasien tidak minum amlodipin karena menyebabkan hipotensi ortostatik
b. Pasien mempunyai respon kontrol postural baik sehingga dapat melakukan strategi menggapai
dengan tangan untuk membuat landasan penopang baru
c. pasien tidak kehilangan kacamata dan memakainya saat kejadian.
d. Pasien tidak mengalami neuropati perifer
e. Pasien tidak mengalami osteoporosis

19. Pasien laki-laki 72 tahun dibawa oleh anaknya ke IGD RSCM dengan keluhan utama bicara meracau
sejak 6 jam SMRS. Os adalah pasien hemodialysis selama 12 tahun 2x seminggu dengan riwayat sakit
diabetes dan hipertensi. Dua jam setelah hemodialysis os tiba-tiba bicara tidak nyambung dan marah-
marah berteriak tidak jelas kepada anak dan istrinya. Menurut istrinya, os mulai tidak nafsu makan
sejak 3 hari terakhir dan cenderung tidur saja, tidak banyak beraktivitas. Os sempat muntah 1x setelah
diberikan obat anti hipertensinya yang rutin dikonsumsi. Kedua lengan lemas. Menurut anaknya, Os
seharusnya mendapatkan suntikan eritropoetin setiap HD namun kali ini tidak jadi karena tensi tinggi.
Pada pemeriksaan fisik TD 180/105 mmHg, Nadi 100x/mnt, RR 30 x/mnt, afebris. Os tampak pucat
dan terdapat ronki basah halus nyaring kedua basal paru, kesan tidak ada hemiparesis namun os tidak
kooperatif. Faktor pencetus delirium yang paling mungkin pada os tersebut adalah:
a. pneumonia
b. anemia

c. stroke
d. tidak minum obat
e. krisis hipertensi

20. Seorang perempuan berusia 68 tahun datang berobat ke poliklinik geriatri dengan keluhan cepat lelah
dan badan terasa lemah. Pasien juga merasa kurang bersemangat sehingga aktivitas sehari-hari
menurun. Menurut anak pasien, ibunya terlihat lebih kurus dengan nafsu makan menurun. Keluhan
demam, batuk, dan sesak napas disangkal. Dari hasil pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang
tidak didapatkan adanya tanda infeksi.Berdasarkan indeks CHS (Cardiovascular Health Study), pasien
ini mengalami sindrom klinis frailty yang ditandai dengan:
a. Kelelahan dan kelemahan
b. Penurunan semangat
c. Penurunan berat badan yang tidak
dikehendaki d. A dan C benar
e. Semua jawaban benar

21. Seorang perempuan berusia 68 tahun datang berobat ke poliklinik geriatri dengan keluhan nyeri pada
pinggul kanan. Pasien mengaku terjatuh di kamar mandi saat ingin buang air kecil. Menurut anak
pasien, lantai kamar mandi memang agak licin dan lampunya juga kurang terang. Saat terjatuh, pasien
mengatakan kepala terasa pusing dan badan lemas. Pasien diketahui menderita hipertensi dan DM sejak
10 tahun. Saat ini rutin mengkonsumsi obat Amlodipin 1x10 mg dan Gliquidon 2x30 mg. Selain itu,
terdapat riwayat stroke, OA genu bilateral, dan gangguan penglihatan.Faktor intrinsik lokal yang
berperan terhadap kejadian jatuh pada pasien ini adalah:
a. Gangguan penglihatan, obat-obatan
b. Gangguan penglihatan, OA genu bilateral
c. Gangguan penglihatan, kondisi kamar mandi
d. Obat-obatan, OA genu bilateral
e. OA genu bilateral, kondisi kamar mandi

22. Seorang perempuan berusia 65 tahun datang berobat ke poliklinik geriatri dengan keluhan sulit BAB
sejak 6 bulan terakhir. Pasien mengatakan bahwa ia harus mengejan saat BAB karena fesesnya keras
dan sulit keluar. Terkadang pasien harus menggunakan obat pencahar supaya bisa BAB. Faktor risiko
yang perlu ditanyakan pada pasien diantaranya adalah:
a. Obat-obatan yang rutin diminum
b. Riwayat pembedahan perut
c. Jenis makanan yang biasa dikonsumsi
d. A dan C benar
e. Semua jawaban benar
23. Seorang wanita, usia 65 thn, datang ke poliklinik diantar anaknya karena sering lupa sejak 3 bulan
terakhir ini terutama terhadap hal yang baru saja dilakukannya. Menurut anaknya akhir-akhir ini pasien
juga tidak memahami bila diminta melakukan sesuatu yang ringan seperti mengambil gelas atau
menutup pintu. Sebelumnya pasien sering menceritakan masa mudanya secara berulang ulang namun
sekarang pasien lebih jarang bicara. Sejak 5 tahun pasien didiagno sis Diabetes melitus dan sudah lama
pasien hipertensi namun terkontrol. Untuk kegiatan rutinitas sehari-hari saat ini pasien masih dapat
mengurus dirinya sendiri.Diagnosis yg paling mungkin pada kasus di atas adalah
a. Delirium
b. Organik
c. Dementia
d. Depresi
e. Skizofrenia

24. Pasien laki-laki usia 69 tahun datang dengan anaknya dengan keluhan tidak mau makan sejak 2
minggu, lemas dengan higiene buruk dan tampak tidak terurus. Anak menceritakan bahwa pasien
orangnya sulit diatur sehinggasering timbul pertengkaran. Pasien mengalami
gangguan komunikasi oleh karena gangguan pendengaran dan penglihatan . Tidak ada riwayat
Diabetes atau hipertensi. Saat ini pasien tinggal dengan keluarga anak laki-lakinya yang berpenghasilan
rendah beserta istri dan kedua anaknya, istrinya telah meninggal. Pada pemeriksaan fisik ditemukan
ulkus dekubitus di sacrum, memar-memar dikedua lengan pasien dan laserasi di kepala yang
menurut anaknya karena berulang kali jatuh.Dalam mengkaji kasus ini, hal mana yang terutama bisa
mengarah pada kecurigaan pada kasus salah perlakuan pada usia lanjut:
a. ulkus dekubitus di sacrum
b. memar-memar dikedua lengan dan laserasi di kepala pasien
c. Higiene buruk
d. sering timbul pertengkaran dengan anak
e. Semua jawaban diatas benar

RR Seorang laki-laki usia 68 tahun datang dengan keluhan sering pusing dan seperti akan jatuh dan lemas,
tidak ada nyeri dada atau sesak nafas. Akibatnya akhir-akhir ini pasien lebih sering berbaring. Keluhan ini mulai
timbul sejak 2 minggu dan terutama pada saat pasien mau bangun dari tempat tidur, selain itu pasien juga
mengeluh adanya batuk kering selama 1 minggu ini, tanpa demam dan pasien sering tidak bisa menahan
kencing. Pasien penderita hipertensi dengan tekanan darah sekitar 140/90 dan dari riwayat obat-obatan diketahui
diuretika dan obat golongan ACEbloker. Pada saat pemeriksaan TD 100/70 mm Hg Nadi 100 20x/menit dan
suhu 36,8C. Diabetes, Penyakit jantung dan ginjal serta TBC disangkal. Hb 13 HT 45 Trombo 350000 dan
leukosit 9800 Kalium 3,0 Na 144 Cl 119 GDS 98 Kreatinin 1,5 Ureum 35. Kemungkinan diagnosa penyakit
diatas yang paling mendekati:
a. Penyakit iatrogenik
b. Penyakit metabolik/endokrin
c. Penyakit kardiovaskular
d. Penyakit neurogenik
e. Penyakit renal

25. Pasien laki-laki 70 tahun mengeluh sering merasa pusing berputar, dan membaik dengan posisi
tertentu. Pasien bahkan sempat hampir pingsan bila melakukan gerakan mendadak, kadang hingga
muntah. Pasien tidak terdapat riwayat penyakit jantung, hipertensi. Masih dapat beraktivitas seperti
biasa.Kondisi pusing berputar pada pasien diatas dipikirkan disebabkan?
a. Penyakit serebrovaskular
b. Benign Paroxysmal Positional Vertigo
c. Orthostatic Hypotension
d. Anxietas
e. Pengaruh obat-obatan

26. Pasien perempuan 85 tahun,dengan riwayat jatuh sehingga hip fractures. Pasien lebih banyak
menghabiskan waktu di tempat tidur. Setelah beberapa lama mulai muncul luka pada bagian bokong.
Pada luka tampak bagian lemak subkutan, ada nanah, tidak tampak tulang atau otot, sedikit
mengeluarkan darah. Pasien mulai melakukan miring kiri dan kanan untuk mengurangi nyeri di luka.
Derajat ulkus dekubitus pada pasien adalah?
a. Stage I
b. Stage II
c. Stage III
d. Stage IV
e. Unstageable

27. Pasien perempuan 80 tahun, masuk ke Rumah Sakit dengan keluhan lemas, tidak mau makan sejak 1
minggu yang lalu, tidak mampu beraktivitas dan hanya di tempat tidur. Pasien ada penurunan berat
badan, tidak tahu berapa, dan tampak lemas. Penilaian yang harus dilakukan pada pasien saat pertama
kali masuk untuk memperbaiki kondisi umum pasien adalah?
a. Pemeriksaan laboratorium lengkap
b. Rontgen thorax mencari Referensi infeksi
c. Rekam Jantung
d. Penilaian status dan kebutuhan nutrisi dengan Mini Nutritional Asesment
e. Penilaian ulkus dekubitus

28. Pasien laki-laki usia 65 tahun mengeluhkan sering mengantuk pada siang hari, saat malam mengaku
sering mengorok saat tidur. Pasien menjadi lebih mudah marah dan sering merasa lelah pada pagi
harinya. Keluhan dirasakan memberat dalam waktu satu bulan terakhir. Pasien mempunyai kebiasaan
merokok satu bungkus per hari, pasien memiliki hipertensi dan diabetes Mellitus. BB pasien 90 kg dan
TB 155 cm. Diagnosis yang tepat untuk pasien tersebut di atas adalah:
a. Gangguan perilaku REM
b. Gangguan tidur yang berkolerasi dengan gangguan mental lain
c. Gangguan tidur karena gangguan pernafasan
d. Gangguan tidur yang disebabkan oleh kondisi medis umum
e.Gangguan tidur dengan sindrom kaki kurang tenang

29. Pasien wanita 82 tahun mengeluhkan nyeri pada punggungnya sejak 2 bulan yang lalu, karena nyerinya
pasien menjadi sulit untuk berjalan. Saat akan ke kamar mandi pasien terpeleset dan jatuh. Terdapat
perubahan akibat proses menua yang berkaitan dengan instabilitas dan jatuh. Postur tubuh usia lanjut
pada saat berdiri ditandai dengan:
a. Jarak yang lebar antara kedua kaki pada pijakan, lutut dan panggul sedikit fleksi, vertebrae lumbal
mendatar dan kepala maju ke depan.
b. Jarak yang menyempit antara kedua kaki pada pijakan, lutut dan panggul sedikit ekstensi, vertebrae
lumbal condong ke depan, dan kepala menunduk.Soal Geriatri
c. Jarak yang lebar antara kedua kaki pada pijakan, lutut dan panggul sedikit ekstensi, vertebrae lumbal
condong ke depan, dan kepala menunduk
d. Jarak yang lebar antara kedua kaki pada pijakan, lutut dan panggul sedikit fleksi, vertebrae lumbal
mendatar dan kepala maju ke depan.
e. Jarak yang menyempit antara kedua kaki pada pijakan, lutut dan panggul sedikit ekstensi, vertebrae
lumbal condong ke depan, dan kepala menunduk

30. Pasien wanita usia 75 tahun datang dengan keluhan penglihatan menjadi kabur, pasien merasa
kesulitan melihat pada siang atau pencahayaan yang terang. Kemudian pasien disarankan
untuk berobat lebih lanjut ke dokter spesialis mata. Kemungkinan besar diagnosis pasien tersebut di
atas adalah
a. degenerasi makula
b. katarak
c. glaukoma
d. gangguan refraksi
e. diabetik retinopati

31. Pasien wanita usia 65 tahun datang kontrol ke poli geriatri. Pasien saat ini jalan dengan tongkat,
mengalami keluhan lemas, nafsu makan menurun. Penyakit yang diderita pasien adalah diabetes,
hipertensi, stroke. Apa yang termasuk komponen frailty yang harus dievaluasi pada kasus diatas ?
a. Kekuatan genggaman rendah, kecepatan berjalan lambat, aktivitas fisik minimal, mudah lelah,
penurunan berat badan tanpa direncanakan.
b. Gangguan nutrisi, dizziness, sinkop, gangguan keseimbangan.
c. Imobilisasi, inkontinesia, konstipasi, depresi.
d. Gangguan tidur, delirium, demensia, elderly mistreatment.
e. Iatrogenik, demensia, dehidrasi, imobilisasi

32. PasIen wanita usia 65 tahun, datang dibawa oleh anaknya karena ibunya sering kabur dari rumah.
Pasien setahun belakangan sering cepat lupa, awalnya pasien lupa dimana menaruh kunci, lalu lupa
apakah sudah makan atau belum. Pasien jadi tidak mau mandi. Tidak mengenal anaknya. Apa tata
laksana yang tepat diberikan pada pasien ini ?
a. menciptakan lingkungan yang nyaman bagi pasien, kolinesterase inhibitor.
b. menyerahkan pasien ke panti jompo, SSRI
c. atasi kondisi akut seperti penyebab infeksi, gangguan elektrolit.
d. Paliatif, Best supportive care.
e. Stop obat-obatan yang biasa dikonsumsi
MCQ Geriatri

1. Seorang perempuan berusia 61 tahun, bekerja sebagai buruh cuci pakaian, menderita diabetes mellitus
sejak 5 tahun yang lalu, namun berobat tidak teratur ke Puskesmas. Saat ini pasien dirawat karena luka
yang menyebabkan kaki kanan harus diamputasi. Pasca operasi amputasi pasien enggan mengikuti
program rehabilitasi, tidak nafsu makan dan merasa merepotkan banyak orang. Sebelum menderita luka,
pasien tinggal sendiri, sedangkan anak-anak pasien tinggal berjauhan dan mengalami kesulitan ekonomi
sehingga jarang menjenguk. Suami pasien sudah meninggal 10 tahun yang lalu.
Pencetus psikopatologi pada pasien ini adalah:
A. Usia lanjut
B. Jenis kelamin perempuan
C. Kemunduran kondisi fisik
D. Kurangnya dukungan social
E. Status sosioekonomi rendah

2.Seorang perempuan berusia 63 tahun dibawa ke IGD karena terjatuh 1 jam yang lalu di toilet umum,
saat hendak bangkit setelah selesai berkemih di closet jongkok. Pasien memang sering mengeluh nyeri di
lututnya bila bangkit dari duduk atau berjalan jauh. Pasien juga sering merasa sedikit pusing saat
perubahan posisi mendadak dari berbaring ke duduk atau dari duduk ke berdiri. Obat yang dikonsumsi
meliputi suplemen kalsium, vitamin C, dan vitamin B. Pada pemeriksaan fisik didapatkan tekanan darah
saat berbaring 140/90 mmHg dan saat duduk 130/70 mmHg; shadow test (+) oculi dextra et sinistra
(ODS); terdapat krepitasi genu bilateral. Faktor resiko intrinsik jatuh pada pasien adalah:
A. Vertigo, osteoartritis genu, dan retinopati ODS
B. Katarak imatur ODS, hipotensi ortostatik, dan osteoartritis genu
C. Osteoporosis polifarmasi, hipertensi ortostatik, dan katarak imatur ODS
D. Retinopati ODS, osteoarrtritis genu, hipotensi ortostatik, dan polifarmasi
E. Vertigo, polifarmasi, katarak matur ODS, hipertensi ortostatik, osteoartritis genu

3. Seorang perempuan berusia 65 tahun dibawa keluarga berobat dengan keluhan sering memaki dengan
kata-kata kasar, memecahkan piring dan gelas. Bila malam pasien sulit tidur, sering terbangun dan menangis
sampai pagi. Pasien sering berjalan hilir mudik di dalam rumah tanpa tujuan yang jelas, serta kadang kala keluar
rumah tanpa sepengetahuan keluarga sehingga tersesat di jalan. Dalam 1 tahun terakhir pasien tidak bisa lagi
melakukan tugas rumah tangga sering lupa,dan sulit mengenali anggota keluarga. Gejala-gejala ini mulai
muncul sejak pasien mengalami stroke tiga tahun lalu. Sebelum stroke pasien adalah orang yang pendiam dan
sopan
Kemungkinan diagnosis yang paling tepat untuk pasien ini adalah :
A. Skizofrenia awitan lanjut
B. Perubahan kepribadian pasca stroke
C. Gangguan bipolar episode kini manik
D. Gangguan depresi berat dengan ciri psikotik
E. Gejala perilaku dan psikologis pada demensia

4.Perempuan berusia 65 tahun, seorang tukang jahit, masuk rumah sakit akibat stroke. Terdapat riwayat
merokok 12 batang per hari, diabetes mellitus dan hipertensi yang tidak terkontrol sejak 5 tahun. Pada
saat awal masuk rumah sakit didapatkan kekuatan motorik ekstremitas sisi kanan bernilai 2, serta terdapat
paresis nervus VII, IX, X dan XII. Pasca perawatan rumah sakit, pasien harus menggunakan kursi roda
untuk mobilisasi dan sementara menggunakan selang nasogastric tube (NGT) untuk makan. Pasien rutin
menjalani fisioterapi dan speech therapy. Pasien tidak dapat lagi bekerja sebagai tukang jahit. Handicap
yang terjadi pada pasien adalah :
A. Hemiparesis dekstra
B. Diabetes mellitus dan hipertensi
C. Gangguan menelan, bicara dan berjalan.
D. Harus menggunakan kursi roda dan NGT
E. Tidak dapat bekerja sebagai tukang jahit

5.Seorang laki-laki berusia 92 tahun dibawa ke IGD dengan keluhan bicara meracau sejak 1 hari sebelum
masuk rumah sakit. Pasien menolak makan dan minum sejak 3 hari terakhir. Satu minggu terakhir pasien
tampak kesakitan saat akan BAK dan pernah mengatakan keluar pasir saat kencing, namun tidak mau
dibawa ke dokter. Pasien mengkonsumsi amlodipin, ascardia, dan simvastatin 2 tahun terakhir. Pada
pemeriksaan fisik didapatkan kesadaran delirium. Tekanan darah 150/90 mmHG, frekuensi nadi 102
x/menit; frekuensi napas 22 x/menit; suhu 37 0 C. Turgor suprasternal menurun dan didapatkan nyeri
ketok Costa Vertebral Angle dekstra. Faktor predisposisi penyebab penurunan kesadaran pada pasien ini
adalah :
A. Dehidrasi
B. Polifarmasi
C. Usia sangat lanjut
D. Infeksi saluran kemih
E. Hipertensi dan dislipidemia

6. Seorang laki‐laki 80 thn datang ke UGD dengan keluhan setelah bangun tidur terus berdiri kepala teras
pusing dan terjatuh. Pada pemeriksaan T : 95/60 mm, N: 89/mnt ,
R: 18/mnt, S: 37 º C. Patofisiologi kejadian ini adalah :
a. Penurunan fungsi otonom, hilangnya elastisitas pembuluh darah
b. Penurunan fungsi otonom, hilangnya elastisitas pembuluh darah, isi sekuncup jantung
menurun
c. Penurunan fungsi otonom, gangguan aktifitas barorefleks, aterosklerosis
d. Gangguan aktivitas barorefleks, hilangnya elastisitas pembuluh darah, aterosklerosis
e. Penurunan fungsi otonom, hilangnya elastisitas pembuluh darah, gangguan aktivitas
barorefleks
7. Seorang perempuan usia 68 tahun datang ke Poliklinik, mengeluh kedua sendi lulut dan panggul terasa
sakit bila digerakan, sehingga kesulitan bila berjalan sejak 1 tahun yang lalu. BAB normal, tapi BAK
sering tercecer pada celana sebelum sampai mandi. Pemeriksaan Fisik : Tinggi Badan 162 cm, Berat
Badan 75 kg, T: 130/80 mmH, Respirasi: 18x/mnt, Suhu : 37 °C, Kepala : normal, Thorak/Jantung/Paru :
normal. Abdomen : normal, Ekstremitas : sendi genu bilateral edema dan nyeri tekan. Geriatric Giant
pada pasien ini adalah :
a. Inanition dan impecunity
b. Inkontinensia dan delirium
c. Inkontinensia dan demensia
d. Inkontinensia dan imobilisasi
e. Inkontinensia dan instabilitas postural

8. Manakah obat di bawah ini yang berhubungan dengan resiko terjadinya fraktur pada geriatri?
a. benzodiasepin
b. opiat
c. ACE inhibitor
d. beta bloker
e. antipsikosis atipikal

9. Seorang lelaki berusia 64 tahun, pensiunan tentara, diantar oleh istrinya berobat ke poliklinik. Pasien
mengeluh kedua sendi lutut sakit sejak 9 bulan yang lalu. Pasien pernah terjatuh saat berperang. Pada
pemeriksaan fisik tinggi badan 163 cm; berat badan 70 kg; hasil pemeriksaan tanda vital, kepala, jantung, paru,
dan abdomen dalam batas normal terdapat krepitasi genu bilateral.
Masalah jangka panjang yang dapat terjadi pada pasien ini terkait dengan keluhannya adalah :
A. Infection
B. Inanition
C. Impaction
D. Instability
E. Immobility

10. Seorang lelaki berusia 74 tahun, dibawa kembali berobat ke poliklinik karena terlihat sangat bingung dan
sulit berkonsentrasi sejak 2 hari terakhir. Pasien berobat rutin di poliklinik penyakit dalam dengan
diagnosis terakhir vascular cognitiveimpairment (VCI), hernia nucleus (HNP), hipertensi, dan diabetes
melitus. Saat berobat 5 hari yang lalu, pasien mengeluh sulit tidur karena mengeluh nyeri punggung
bawahnya kambuh dan diresepkan obat yang meliputi kombinasi parasetamol dan kodein, kaptropil,
amlodipin, glikuidon, metformin dan lorazepam.
Gejala yang dialami pasien pada 2 hari terakgir mengarah pada kondisi:
A. Ansietas
B. Skizofrenia
C. Sindrom delirium akut
D. Progresi dari gangguan kognitif
E. Gangguan perilaku dan psikologik pada demensia
9. Perempuan 80 tahun dibawa berobat ke poliklinik oleh anaknya karena mudah lupa akhir – akhir ini.
Menurut anak pasien,ibunya beberapa kali lupa mengenai kegiatan yang baru saja dikerjakan. Pasien
menderita hipertensi sejak 4 tahun terkahir dengan riwayat stroke setahun yang lalu dan pernah dikatakan
glukosa darahnya tinggi saat periksa ke puskesmas tahun lalu. Pasien tidak pernah berobat namun hanya
membatasi konsumsi garam dan gula. Pada pemeriksaan fisik didapatkan tekanan darah 160/90 mmHg
dan kardiomegali. Pemeriksaan fisik lain dalam batas normal. Mini Mental State xamination (MMS)
26/30.
Sebagai upaya agar dapat menatalaksana keluhan pasien tersebut secara komprehensif, pemeriksaan
laboratorium yang perlu dilakukan adalah :
A. Kalsium ion
B. Fungsi tiroid
C. Serum natrium
D. Serum albumin
E. Analisis gas darah

10. Seorang perempuan berusia 70 tahun datang berobat ke poliklinik dengan keluhan sering lupa sejak 2
bulan terakhir. Pasien menderita hipertensi yang tidak terkontrol sejak 15 tahun. Menurut anak pasien
yang mendampingi pasien berobat, dua bulan yang lalu, pasien tiba – tiba bicaranya menjadi cadel dan
terdapat kelemahan pada sisi tubuh sebelah kanan. Saat itu pasien tidak berobat, namun keluhan cadel
dan kelemahan tubuh berangsur – angsur membaik seperti sedia kala.Pasien biasanya membantu anaknya
berjualan makanan di warung, namun saat ini ia mulai kesulitan, misalnya untuk menyusun menu atau
daftar belanjaan. Setelah dilakukan pemeriksaan Mini Mental State Examination (MMSE), didapatkan
hasil 25/30. Skor basic activity of daily living (ADL) Barthel 20/20. Pendidikan terakhir pasien adalah
SMP.
Diagnosis yang paling mungkin pada pasien ini adalah :
A. Demensia Alzheimer
B. Mild Cognitive impairment
C. Temporoparietal dementia
D. Huntington disease dementia
E. Vaskuler cognitive impairment

11. Seorang lelaki berusia 90 tahun, dibawa oleh anaknya ke IGD dengan keluhan tampak mengantuk sejak 1
hari sebelum masuk rumah sakit. Pasien tidak nafsu makan sejak 6 hari yan lalu karena sesak nafas. Di
malam hari pasien kadang meracau dan tampak gelisah, namun kemudian cenderung diam dan tidur
sepanjang pagi hingga sore. Pada pemeriksaan fisik didapatkan kesadaran delirium, turgor suprasternal
menurun, terdapat ronki basah kasar pada kedua paru.
Faktor predisposisi terjadinya perubahan kesadran pada pasien ini adalah :
A. Infeksi
B. Dehidrasi
C. Hipoglikemia
D. Usia sangat lanjut
E. Gangguan elektrolit

12. Seorang perempuan berusia 72 tahun datang berobat ke poliklinik dengan BAK menjadi sulit
ditahan sejak 2 bulan terakhir.Pasien merasa lelah harus bolak balik ke toilet untuk berkemih, malam hari
bisa 3-4 kali, sedangkan pagi hingga sore hari bisa 8-10 kali.Pasien juga mengeluh sudah sejak lama air
seni menetes keluar bila pasien batuk atau bersin.Pasien menderita diabetes mellitus sejak 12 tahun
terakhir. Hasil glukosa darah puasa 123 mg/dL, glukosa darah 2 jam postprandial 180 mg/dL, HbA1c 6,5
%, urinalisis: Lekosit 2-3 /LPB, eritrosit 0-1/LPB, nitrit (-)
Diagnosis yang paling tepat pada pasien ini adalah:
A. Inkontinesia urin akut
8. Inkontinesia urin persisten tipe stress
C. Inkontinesia urin persisten tipe urgency

13. Seorang laki – laki berusia 72 tahun kontrol berobat dengan keluhan mengompol sejak seminggu. Pasien
pasca perawatan rumah sakit karena strok. Pasien mengeluh terdapat desakan yang sulit ditahan untuk
berkemih, sehingga kadang – kadang mengompol sebelum mencapai toilet. Pada siang hari pasien
berkemih 1-2 jam sekali, sedangkan pada malam hari pasien berkemih hingga 4 kali. Terdapat riwayat
diabetes mellitus dan hipertensi sejak 20 tahun yang lalu, serta riwayat operasi prostat TURP 5 tahun
yang lalu. Pada pemeriksaan fisik didapatkan hemiparesis sinistra dengan kekuatan motorik 4, pasien
dapat berjalan tanpa alat bantu. Pada pemeriksaan colok dubur tidak ada pembesaran prostat dan tidak
ada feses di rectum. Hasil urinalisis: leukosit 0-1/LPB, eritrosit 0/LPB, nitrit (-), glukosa darah nuchter
120 mg/dl, dan 2 jam post prandial 170 mg/dl.
Kemungkinan penyebab inkontinensia urin pada pasien adalah :
A. Faktor neurogenik
B. Infeksi saluran kemih
C. Adanya obstruksi saluran kemih
D. Kelemahan otot dasar panggul pasca strok
E. Perubahan normal terkait usia pada saluran kemih

14. Seorang laki – laki 70 tahun, yang baru menjalani masa pensiun 2 tahun terakhir, berobat ke
puskesmas (PKM) karena keluhan sering sakit kepala, tidur terganggu, sering terbangun, merasa sepi di
rumah, kawan jarang yang datang, dan anak – anaknya jarang menengok karena jauh di luar kota. Pasien
seharian hanya dirumah dan malas untuk beraktivitas. Keluhan lainnya kurang nafsu makan, buang air
kecil (BAK) tidak lancar, namun tidak pernah merasa demam. Pasien memiliki riwayat tekanan darah
tinggi dan pernah dirawat karena serangan jantung 5 tahun yang lalu. Oleh dokter PKM pasien diberikan
obat Amitriptilin 2 x 25 mg, amlodipin 1x10 mg, dan parasetamol 3x500 mg. lima hari setelah dari PKM
pasien datang kepada saudara karena keluhan BAK semakin tersendat dan mulut terasa kering.
Masalah pada pasien tersebut di atas adalah :
A. Depresi dan mengalami gejala efek samping dari amitriptilin
B. Gangguan cemas menyeluruh dan mengalami gejala efek samping dari amlodipin.
C. Gangguan cemas menyeluruh dan mengalami gejala efek samping dari amitriptilin.
D. Gangguan cemas disertai episode depresi dan mengalami gejala efek samping dari amlodipin
E. Gangguan penyesuaian dengan efek depresi dan perburukan gejala pembesaran prostat jinak.

15. Seorang laki – laki berusia 77 tahun mengeluh tidak bisa buang air kecil pasca operasi moore’s
hemiarthroplasty karena fraktur leher femur. Operasi baru saja dilakukan pada pagi harinya. Pasien merasa nyeri
pada bagian perut dan menjadi gelisah. Pada pemeriksaan fisik tekanan darah 120/70 mmHg, turgor kulit cukup,
lidah basah, dan pada pemeriksaan abdomen teraba kandung kemih.
Tatalaksana yang paling tepat untuk mengatasi kondisi pasien saat ini adalah :
A. Pemberian diuretic
B. Pemberian analgesia
C. Pemberian haloperidol
D. Pemasangan kateter urin
E. Pemberian cairan infuse intravena.

16. Seorang perempuan berusia 80 tahun baru masuk perawatan di rumah sakit karena infeksi saluran kemih.
Pasien khawatir tidak dapat tidur di malam hari karena korazepam belum dimasukkan pada daftar obat
yang harus dikonsumsi pasien selama dirawat di rumah sakit. Pasien sudah bertahun – tahun
mengkonsumsi lorazepam 1x2 mg malam hari karena sulit tidur. Pada pemeriksaan fisik kesadaran
kompos mentis, orientasi orang, waktu dan tempat baik.
Tindakan yang paling tepat terhadap maslah pasien tersebut saat ini adalah :
a. Tetap meresepkan lorazepam 2 mg untuk dikonsumsi pasien pada malam hari.
b. Mengubah obat dan meresepkan zolpidem 5 mg untuk dikonsumsi pasien pada malam hari
c. Mengubah obat dan meresepkan haloperidol 0,5 mg untuk dikonsumsi pasien pada malam
hari.
d. Menghentikan lorazepam dan memberikan konseling mengenai perubahan normal terkait usia
terhadap pola tidur.
e. Menghentikan lorazepam dan merekomendasikan tatalaksana non farmakologik untuk
gangguan tidur pasien.

17. Seorang perempuan berusia 68 tahun, selain metotreksat juga mengkonsumsi prednison 5 mg/hari untuk
artritis rheumatoid yang diderita. Pasien takut terhadap kemungkinan osteoporosis karena kakak
perempuannya pernah mengalami fraktur panggul tahun lalu. Selain rutin beraktivitas, dia berolahraga
jalan kaki 30 menit setiap pagi, minum susu 2 gelas sehari, tidak merokok dan tidak minum alcohol.
DXA pasien menunjukkan osteopeni
Rencana tatalaksana yang paling tepat pada pasien ini adalah :
A. Raloksifen
B. Bisfosfonat
C. Perbaikan gaya hidup
D. Recombinant parathyroid hormone
E. Asupan kalsium dan vitamin D yang adekuat
18. Seorang sarjana teknik konsultan IT, laki – laki berusia 74 tahun, dikonsulkan ke poliklinik
usia lanjut dengan keluhan sering lupa sejak 6 bulan. Menurut pasien ia sering lupa dimana meletakkan
kunci mobil, terlewat jadwal perjanjian untuk kontrol dokter, dan sulit untuk mengingat nama cucu.
Menurut istri pasien, pasien sering mengulang pertanyaan yang sama. Pasien masih mengelola bisnis
keluarga, namun mulai mendapat keluhan dari para pelanggan karena kesalahan dalam rancangan
program dan perhitungan biaya, serta tidak mampu untuk menggunakan piranti lunak komputer versi
terbaru. Pasien masih menyetir sendiri ke kantor. Terdapat riwayat diabetes mellitus, dislipidemi,
hipertensi, dan osteoarthritis. Obat yang dikonsumsi meliputi hidroklorotiazid 1x12,5 mg, valsartan 1x80
mg, simvastatin 1x20 mg, glimepirid 1x2 mg, dan parasetamol 500 mg kalau perlu. Hasil skor mini
mental state examination (MMSE) 26/30. Terdapat atrofi serebri senilis pada CT scan otak. Natrium
serum 131 mEq/L.
Diagnosis kerja yang paling mungkin terkait keluhan pasien adalah :
A. Demensia
B. Vascular cognitive impairment
C. Perubahan kognitif normal sesuai usia
D. Gangguan kognitif terkait hiponatremia
E. Gangguan memori disertai apraksia dan agnosia

19. Seorang laki – laki, 62 tahun, berobat ke poliklinik dengan keluhan nyeri pada lipat paha kiri yang makin
memberat sejak 2 bulan yang lalu, terutama bila berjalan. Nyeri juga timbul baik saat pasien tidur pada
malam hari, maupun istirahat pada siang hari. Tidak terdapat kaku sendi setelah inaktivitas lama. Pasien
diketahui menderita asma dan minum prednison 5 mg/hari sejak 10 tahun yang lalu. Pada foto rontgen
pelvis tidak didapatkan gambaran osteoarthritis coxae maupun fraktur akibat osteoporosis.
Kemungkinan penyebab nyeri pada pasien ini adalah :
A. Osteoarthritis
B. Osteoporosis
C. Osteomielitis
D. Osteonekrosis
E. Osteolitik akibat keganasan

20. Seorang laki – laki berusia 65 tahun, dirawat di rumah sakit dengan keluhan utama nyeri tungkai kiri
bawah disertai rasa kebas / baal dan lemah yang dialami 4 jam sebelum masuk rumah sakit. Tungkai kiri
tersebut tampak pucat dan pada perabaan arteri poplitea sinistra tidak teraba pulsasi. Pasien seorang
perokok berat dengan riwayat hipertensi dan diabetes mellitus namun tidak berobat teratur.
Diagnosis yang paling mungkin pada pasien terkait dengan keluhan tungkainya adalah :
A. Neuropati diabetes
B. Acute limb ischemia
C. Deep vein thrombosis
D. Chronic limb ischemia
E. Claudicatio intermitten
21. Seorang laki-laki berusia 72 tahun dibawa ke UGD oleh keluarganya karena berbicara meracau, gelisah,
dan terlihat sangat bingung. Pasien mengompol, sempat terjatuh di kamar, tidak nafsu makan dan batuk
yang baru terjadi dalam 2 hari sebelum dibawa ke rumah sakit. Pada pemeriksaan fisik tekanan darah
120/80 mmHg, frekuensi nadi nadi 82 x/menit, irama reguler, ekual, frekuensi napas 28 x/menit suhu
37.3 C. Pada foto rontgen toraks PA terdapat infiltrat di lapangan bawah kedua paru.
Berdasarkan data di atas, diagnosis yang paling mungkin dari pasien ini adalah:
a. Sepsis, pneumonia, imobilitas, inkontinensia urin, dispepsia, gangguan perilaku pada demensia.
b. Stroke, pneumonia, instabilitas postural dengan riwayat jatuh, dispepsia, imobilitas, inkontinensia
urin.
c. Sindroma delirium akut tipe hiperaktif, sepsis, pneumonia, instabilitas postural dengan riwayat
jatuh, inanisi, inkontinensia urin
d. Sepsis, pneumonia, instabilitas postural dengan riwayat jatuh, inanisi, inkontinensia urin,
gangguan perilaku pada demensia
e. Psikotik akut, sepsis, pneumonia, instabilitas postural dengan riwayat jatuh, inanisi, imobilitas,
inkontinensia urin, gangguan perilaku pada demensia

22. Seorang laki-laki berusia 65 tahun, datang ke poliklinik penyakit dalam dengan tekanan darah 170/80
mmHg. Satu minggu yang lalu, pasien memeriksakan diri ke Puskesmas dan dinyatakan sakit tekanan
darah tinggi. Tidak diketahui riwayat hipertensi sebelumnya. Hasil laboratorium dalam batas normal.
pilihan obat anti hipertensi yang paling dianjurkan untuk pasien ini adalah:
a. Klonidin
b. Valsartan
c. Bisoprolol
d. Furosemid
e. Hidroklortiazid

23. Seorang perempuan berusia 84 tahun menderita diabetes mellitus sejak 30 tahun yang lalu. Pada hasil
pemeriksaan laboratorium yang dibawa pasien saat kontrol rutin di poliklinik, didapatkan hasil urinalisis
lengkap: lekosit 10-15/LPB, eritrosit 0-1/LPB, nitrit (+), esterase lekosit (+), bakteri (+), namun pasien tidak
mempunyai keluhan.
Sikap saudara terkait pemberian antibiotika dalam tatalaksana pasien ini adalah:
a. Tidak perlu memberikan antibiotika
b. Pemberian antibiotika menunggu hasil kultur urin
c. Memberikan antibiotika empirik sesegera mungkin
d. Memberikan antibiotika empirik bila fungsi ginjal baik
e. Memberikan antibiotik empirik jika glukosa darah >200 mg/dl

24. Seorang laki-laki berusia 67 tahun datang dengan keluhan sesak nafas memberat sejak
seminggu disertai dahak yang berwarna kuning. Pasien mulai ada keluhan sesak dengan disertai bunyi
ngik-ngik sejak 5 tahun yang lalu dan keluhan mulai sering timbul sejak 6 bulan yang lalu ini. Pasien
mempunyai riwayat merokok sejak usia muda dan baru berhenti sejak 5 bulan ini. Selama ini keluhan
sesak mereda dengan menggunakan obat sesak yang diberikan oleh dokter, namun keluhan seminggu
terakhir tidak mereda meski sudah menggunakan obat semprot tersebut. Pada pemeriksaan fisik
didapatkan bentuk dada barrel chest , wheezing pada seluruh lapang paru. Hasil AGD: pH: 7,32 pO 2 65
mmHg, pCO2 .. mmHg, pHCO3 30mEq/L, BE+4, Sa O2 96%
Terapi oksigen pada pasien ini adalah
a. Oksigen 6-8 L/menit dengan simple mask
b. Oksigen 6-8 L/menit dengan rebreathing mask
c. Oksigen 6-8 L/menit dengan non rebreathing mask
d. Oksigen 1-2 L/menit intermitten dengan nasal kanul
e. Oksigen 4-5 L/menit intermitten dengan nasal kanul

25. Seorang laki-laki berusia 70 tahun pensiunan guru SMA dibawa ke RS karena terlihat bingung dan
gelisah sejak 3 hari. Pasien baru kontrol ke dokter 5 hari yang lalu dan mendapat obat furosemid,
lisinopril, hidroclortiazid (HCT), amlodipine, digoxin, dan diazepam 1 mg. Menurut istri pasien, pasien
menjadi pelupa sejak 1 tahun terakhir.Dari pemeriksaan fisik didapatkan pasien mengalami disorientasi
tempat dan waktu. Tekanan darah 100/60 mmHg, frekuensi nadi 72x/menit irreguler, frekuensi denyut
jantung 68x/menit irreguler, suhu 36,7 derajat celcius, edem pitting minimal pada periorbital.
Faktor pencetus terjadinya acute confuse .. pada pasien adalah
a. Hipotensi
b. Polifarmasi
c. Atrial fibrilasi
d. Gangguan memori
e. Lingkungan yang tidak familiar

26. Seorang laki-laki berusia 60 tahun datang berobat ke poli penyakit dalam dengan keluhan
nyeri pada pangkal ibu jari kaki kiri disertai dengan bengkak dan warna kemerahan sejak 2 hari yang
lalu. Pasien belum pernah mengalami hal yang serupa. Pasien mempunyai riwayat asam urat yang tinggi.
Pada pemeriksaan fisik didapatkan ...pada metatarsal I dengan tanda-tanda inflamasi akut. Pada
pemeriksaan laboratorium didapatkan asam urat 10,9 mg/dl.
Terapi yang tepat pada fase akut untuk kasus di atas adalah
a. Kolkisin ditambah obat anti inflamasi non-steroid (OAINS)
b. Prednison ditambah obat anti inflamasi non-steroid (OAINS)
c. Obat anti inflamasi non-steroid (OAINS) ditambah dengan probenesid
d. Allopurinol loading dose kemudian dilanjutkan dengan allopurinol dosis harian
e. Allopurinol dosis harian ditambah ditambah dengan obat anti inflamasi non-steroid (OAINS)
27. Seorang laki-laki berusia 65 tahun, tiga tahun lalu diketahui terinfeksi HIV dan mendapatkan
terapi anti retroviral. Berat badan menurun 10 kg dalam 2 bulan terakhir dan terdapat penurunan progresif
jumlah limfosit CD4 dengan nilai ... . Dua minggu sebelum berobat ke poliklinik, pasien mengeluh sesak nafas
ringan saat aktivitas, terdapat batuk namun tidak produktif serta tidak ada mialgia dan arthralgia. Pada
pemeriksaan fisik didapatkan suhu 37,20C, frekuensi nadi 88x/menit, laju pernafasan 22x/menit, tekanan darah
130/80 mmHg, terdapat plaque berwarna putih pada lidah dan palatum yang melekat pada mukosa. Pada
auskultasi didapatkan suara dasar bronkial, dan ronkhi basah halus pada lobus basal paru.
Berdasarkan data di atas, kemungkinan penyebab infeksi oportunisitik pada pasien adalah
a. Cytomegalovirus
b. Pneumocytis jiroveci
c. Mycoplasma pneumonia
d. Cryptococcus neoform
e. Mycobacterium avium complex

28. Seorang laki-laki berusia 68 tahun mengeluh nyeri dada yang hilang timbul. ... . Nyeri dada
timbul saat beraktivitas ... . Pasien memiliki riwayat ... . Pada pemeriksaan fisik didapatkan Tekanan
darah ..., nadi ..., suhu 37,70C, ...
Diagnosis yang paling tepat pada kasus tersebut adalah
a. ...
b. Gagal jantung kronik
c. Angina pektoris stabil
d. Kardiomiopati iskemik
e. Angina pektoris tidak stabil

29. Faktor predisposisi terjadinya hipotermia pada lansia , apabila ditemukan adanya :
1. Hipoglikemia
2. Malnutrisi
3. Hipotiroidisme
4. Hiponatremia

30. Perubahan sistem imun pada lansia ditandai dengan adanya keadaan seperti :
A. Adanya involusi kelenjar timus
B. Kegagalan sel T dalam menghasilkan interleukin- 2
C. Produksi kelenjar keringat berkurang
D. PH cairan lambung meningkat

31. Perfusi otak pada lansia secara normal dipertahankan oleh beberapa mekanisme homeostatic ,
diantaranya

A. Perubahan diameter arteri dan arteriol


B. Tekanan arterial
C. Sistem saraf simpatis
D. Tekana vena

32. Terjadinya gangguan hipertermia pada lansia disebabkan :


A. Penetapan ambang suhu tubuh terlalu tinggi
B. Produksi berkeringat bertambah
C. Cadangan kardiovaskuler menurun
D. Aliran darah perifer bertambah

33. Yang termasuk gangguan fungsi otonom pada lansia seperti dibawah ini
A. Hipotensi ortostatik
B. Hipotermi
C. Inkontinensia
D. Refluk gastroesofageal

KASUS 34-38

Seorang laki-laki 82 thn datang ke Poli Geriatri RSHS mengeluh kedua sendi lutut dan panggul terasa
sakit bila digerakan ,sehingga kesulitan bila berjalan sejak 1 tahun yang lalu. BAB normal , tapi BAK
sering tercecer pada celana sebelum nyampai ke kamar mandi . Pemeriksaan Fisik : Tinggi Badan 162
Cm , Berat Bada 75 Kg , T; 130/80 mmHg, N; 80/mt,Respirasi : 18/mt , Suhu : 37 ° C Kepala : normal
Thorak : Jantung / Paru : normal. Abdomen : normal , Ektremitas : sendi genu bilateral edema dan nyeri
tekan

34. Kemungkinan diagnosa pada penderita ini adalah inkontinensia tipe :


a. Urgensi
b. Stress
c. Fungsional
d. Overflow
e. Campuran

35. Terapi yang harus diberikan pada kasus ini


a. Anti cholenergik
b. Anti spasmodik
c. Perbaiki lingkungan
d. Alpha adrenergik agonist
e. Anti cholinergik dan perbaiki lingkungan
36. Penyebab gangguan berjalan pada kasus ini , kecuali :
a. Atrofi otot ekstremitas bawah
b. Gangguan sendi lutut
c. Gangguan elektrolit
d. Gait disorder
e. Gangguan otot dan sendi

37. Akibat lanjut tersering gangguan berjalan pada pasien ini adalah :
a. Insomnia
b. Patah tulang
c. Jatuh
d. Inkontinensia
e. Atropi otot

38. Kelainan tersering pada sendi lutut pada pasien adalah :


a. Rematoid Artritis
b. Gout artritisc.
c. Osteoartritis
d. Atralgia
e. Myalgia

KASUS No. 39-41

Seorang laki-laki 80 thn datang ke UGD dengan keluhan setelah bangun tidur terus berdiri kepala teras
pusing , dan terjatuh . Pada pemeriksaan ; T : 95 / 60 mm, N: 89 /mnt , R: 18/mnt , S: 37 º C .

39. Kemungkinan diagnosa pada penderita ini adalah :


a. Hipotensi
b. Hipertensi
c. Ortostatik hipotensi
d. Hipertensi Sistolik
e. Hipertensi diastolic

40. Apa patofisiologi terjadinya kejadian ini :


a. Penurunan fungsi otonom , hilangnya elastisitas pembuluh darah
b. Penuruna fungsi otonom , hilangnya elastisitas pembuluh darah , isi seckuncup jantung
menurun
c. Penurunan fungsi otonom , gangguan aktifitas baro refleks , aterosklerosis
d. Gangguan aktivitas baro refleks , hilangnya elastisitas pembuluh darah ,
aterosklerosis
e. Penurunan fungsi otonom , hilangnya elastisitas pembuluh darah , gangguan aktivitas baro
refleks

41. Keadaan lain yang harus dipikirkan penyebab terjadinya jatuh :


a. Hiperurecemia
b. Hipernatremia
c. Hiperglikemia
d. Hiperkalemia
e. Hipoglikemia

A. Soal Pilihan jamak


A. Jika A,B dan C benar D. Jika hanya D yang benar
B. Jika A dan C benar E. Jika semua benar
C. Jika B dan D benar
42. Faktor predisposisi terjadinya hipotermia pada lansia , apabila ditemukan adanya :
A. Hipoglikemia50 %
B. Malnutrisi
C. Hipotiroidisme
D. Hiponatremia

43. Perubahan sistem imun pada lansia ditandai dengan adanya keadaan seperti :
A. Adanya involusi kelenjar timus
B. Kegagalan sel T dalam menghasilkan interleukin- 2
C. Produksi kelenjar keringat berkurang
D. PH cairan lambung meningkat

44. Perfusi otak pada lansia secara normal dipertahankan oleh beberapa mekanisme homeostatic ,
diantaranya
A. Perubahan diameter arteri dan arteriol
B. Tekanan arterial
C. Sistem saraf simpatis
D. Tekana vena

45. Terjadinya gangguan hipertermia pada lansia disebabkan :


a. Penetapan ambang suhu tubuh terlanu tinggi
b. Produksi berkeringat bertambah
c. Cadangan kardiovaskuler menurun
d. Aliran darah perifer bertambah

46. Yang termasuk gangguan fungsi otonom pada lansia seperti dibawah ini
A. Hipotensi ortostatik
B. Hipotermi
C. Inkontinensia
D. Refluk gastroesofageal

47. Seorang perempuan berusia 85 tahun dengan riwayat diabetes melitus, mengalami stroke 2 tahun yang
lalu. Setelah itu pasien lebih banyak di tempat tidur, buang air kecil menggunakan kateter, nutrisi
diberikan lewat NGT. Dua hari yang lalu, pasien mengalami demam. Urin di dalam kantong kateter
terlihat keruh. Pasien cenderung mengantuk; tekanan darah 120/80 mmHg; frekuensi nadi 110x/menit;
suhu 37 derajat Celcius; frekuensi napas 24x/menit. Hasil pemeriksaan penunjang didapatkan Hb 9,5
g/DL; Hematokrit 29%; Leukosit 11.000/uL; Trombosit 125.000/uL. Hasil pemeriksaan urinalisis:
Leukosit penuh; Eritrosit 1-2/LPB; sel ragi (+).
Pengkajian masalah pada pasien dengan kondisi tersebut:
A. Pasien mengalami sepsis yang disebabkan oleh infeksi saluran kemih
B. Pasien mengalami sepsis yang disebabkan oleh infeksi jamur sistemik
C. Pasien mengalami sepsis berat yang disebabkan oleh infeksi saluran kemih
D. Pasien mengalami sepsis berat yang disebabkan oleh infeksi saluran kemih terkait kateter
E. Pasien mengalami sepsis berat yang disebabkan oleh infeksi saluran kemih dengan penyebab jamur

Anda mungkin juga menyukai