Anda di halaman 1dari 18

UJI KADAR BIURET PROTEIN

Kelompok 3:

Apfrido Situmorang ( 4223141057 )

Friska Sinurat ( 4223141016)

Natasya Lumasere Buaton (4223141013)

Renata Pardede (4223141017 )

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

2022
ANALISIS KADAR BIURET PADA BAHAN MAKANAN

ANALYSIS OF BIURET LEVEL IN FOOD INGREDIENTS

Apfrido A. Situmorang, Friska M. Sinurat, Natasya Lumasere Buaton, Renata D. Pardede

Kelompok 3, Pendidikan Biologi, FMIPA, Universitas Negeri Medan

Email : buatonnatasya@gmail.com

ABSTRAK

Protein adalah senyawa organik kompleks yang terdiri dari makromolekul dengan berat molekul tinggi.
Protein terdiri dari rantai panjang asam amino yang terdiri dari oksigen, nitrogen, dan atom karbon, serta
berbagai jenis asam amino yang mengandung sulfur yang dihubungkan oleh ikatan peptida. Protein
merupakan polimer dari sekitar 21 asam amino yang berbeda dengan protein rantai samping kompleks
dengan sifat polar dan non-polar. Kadar protein yang terdapat pada bahan makanan dapat diketahui
dengan melakukan uji biuret. Pada penelitian uji biuret ini menggunakan bahan makanan seperti tahu,
tempe, pisang ranum, pisang mentah, Nasi dan mie instan. Dengan menggunakan tetesan larutan biuret
dapat menimbulkan perubahan warna bahan makanan tersebut menjadi warna ungu atau lembayung bila
mengandung protein.

Kata kunci : Protein, Biuret

ABSTRAC

Proteins are complex organic compounds composed of high molecular weight macromolecules. Proteins
consist of long chains of amino acids made up of oxygen, nitrogen, and carbon atoms, as well as various
types of sulfur-containing amino acids linked by peptide bonds. Proteins are polymers of about 21
different amino acids with complex side chain proteins with polar and non-polar properties. The level of
protein in foodstuffs can be determined by performing the Biuret test. In this study, the biuret test used
food ingredients such as tofu, tempeh, ripe bananas, raw bananas, rice, and instant noodles. By using
drops of biuret solution, it can cause a change in the color of the food material to a purple or violet color
if it contains protein.

Keywords: Protein, Biuret


I. PENDAHULUAN

Protein merupakan salah satu kebutuhan manusia dalam menjaga stabilitas tubuh. Protein memiliki
ekuivalen dengan karbohidrat karena mengkasilkan 4 kkal/g protein. Akibat dari kekurangan protein
yakni menyebabkan penyakit kwakior (busung lapat), marasmus (gizi buruk). Kelebiahan protein didalam
tibih dapat menyebabkan berat badan meningkaat, kolesterol, kerusakan hati, kerusakan otak, dan
kerusakan ginjal. ( Salim, R; dkk, 2017).

Pada masa pertumbuhan proses pembentukan jaringan terjadi secara besar-besaran, proteinlah yang
membentuk jaringan janin dan pertumbuhan embrio pada masa kehamian. Fungsi utama protein bagi
tubuh adalah membentuk jaringan baru, dan membertahankan jaringan yang ada.

Protein dapat dibedakan menjadi dua jenis berdasarkan penyuplaiannya, yaitu protein hewani dan protein
nabati . Protein hewan adalah protein yang kaya akan asam amino esensial dengan struktur yang lengkap,
sehingga berkualitas tinggi untuk kehidupan manusia. Produk hewan sering digunakan sebagai sumber
protein, seperti daging, ikan, susu dan telur. Sedangkan, protein nabati merupakan jenis protein dengan
suplai asam amino esensial yang tidak lengkap dan tidak mencukupi kebutuhan tubuh manusia kecuali
beras dan kacang-kacangan. Protein nabati dapat diperoleh dari biji-bijian, sayuran dan kacang-kacangan.
Sekitar 70% sumber protein di dunia berasal dari bahan nabati, terutama biji-bijian dan kacang-kacangan.

Pada uji biuret, Cu2+ . Dalam kondisi basa, reagen biuret bereaksi dengan polipeptida atau ikatan peptida
untuk membentuk senyawa yang dapat berwarna ungu atau ungu. Reaksi ini positif menjadi dua atau
lebih ikatan peptida, tetapi negatif untuk asam amino bebas atau dipeptida. Biuret adalah campuran 0,1 M
natrium dan kalium. Larutan NaOH dan larutan CuSO4 1% sama-sama efektif menghilangkan noda.
Larutan biuret digunakan untuk menentukan apakah suatu senyawa memiliki ikatan peptida di dalamnya.
Jika banyak peptida dalam senyawa yang diuji, maka uji biuret akan memberikan warna ungu, misalnya
dengan protein. senyawa yang diuji Jika mengandung sejumlah kecil ikatan peptida, . Beberapa bahan
kimia akan memberikan warna merah muda, seperti biuret, contoh urea.

II. METODE PENELITIAN

Penekitian ini dilakukan dengan metode penelitian deskriptif dan metode penelitian eksperimen. Metode
deskriptif dilakkan dengan mengamati perubahan warna yang terjadi saat dimasukkan beberapa tetes
biuret kedalam 20 tetes sampel yng digunakan. Metode eksperimen yaitu metode untuk melakukan
percobaan sehingga mengetahui adanya kandungan protein pada bahan makanan tersebut.
Uji biuret dapat dilakukan dengan indicator yaitu larutan biuret.

Preparasi Sampele

A. Alat dan Bahan


1. Alat
- Tabung reaksi
- Pipet tetes
- Bunsen
- Tabunng reaksi
2. Bahan
- Tahu
- Tempe
- Pisang ranum
- Pisang mentah
- Mie instant
- Nasi
- Larutan biuret
B. Metode kerja
1. Masukkan 1 ml laruan hasil penggerusan ke dalam tabung reaksi
2. Tambahka pada setiap tabumg sampel setetes demi setetes larutan biuret sambil diaduk
didalamnya.
3. Amatilaah prubahan warna yang terjadi bila percobaan positif dan dibandingkan dengan hasil
percaban untuk setiap bahan.

III. HASL PENELITIA PRAKTIKUM

NO BAHAN HASIL PENGAMATAN KETERANGAN


SEBELUM SESUDAH
1 Tahu 4 tetes biuret, sambel
berubah menjadi biru.
Sehingga tahu
menngandung protein

Putih Biru

2 Tempe 4 tetes biuret berubah


menjadi biru. Sehingga
tempe mengandung
protein

Putih Biru
3 Pisang 3 tetes biuret berubah
ranum menjadi biru kehijauan.
Sehinga pisang ranum
mengandung banyak
protein

Kuning kecoklatan Biru kehijauan


4 Pisang 3 tetes biuret berubah
mentah menjadi biru. Sehingga
pisang mentah
mengandung brotein

Kuning kecoklatan Biru


5 Mi 5 tetes biuret berubah
instant menjadi biru. Sehingga
mie instan mengandung
protein

Kuning Biru
6 Nasi 3 tetes biuret berubah
menjadi biru. Sehingga
nasi mengandung
protein

Putih Biru

IV. PEMBAHASAN

Indicator yang digunakan dalam praktikum ini yaitu larutan biuret. Larutan biuret digunakan untuk
mengetahui adanya peptide pada suatu senyawa. Jika dalam senyawa yang diuji banyak terdapat ikatan
peptide, maka dengan uji biuret akan memberikan warna ungu, misalnya protein. Jika senyawa yang diuji
mengandung ikatan peptide sedikit, maka dengan uji biuret akan memberikan warna merah muda.

Hasil yang diperoleh dari peneliian ini bahwa:

- Tahu : awal mula berwana putih. Setelah dimasukkan 4 tetes larutan biuret, warnanya berubah
menjadi biru
- Tempe : awal mula berwarna putih. Setelah dimasukkan 4 tetes larutan biuret, warnanya berubah
menjadi biru.
- Pisang ranum : awal mula berwarna kuning kecoklatsn. Setelah dimasukkan 3 tetes larutan biuret,
warnanya berubah menjadi biru kehijauan
- Pisang mentah : awal muka berwarna kuning kecoklatan. Setelah dimasukkan 3 tetes larutan
biuret berubah warna mejadi biru.
- Mie instan : awal mula berwarna kuning,. Setelah dimasukkan 5 tetes larutan biuret berubah
menjadi biru.
- Nasi : awal mula berwarna putih. Setelah dimasukkan 3 tetes larutan biuret berubah warna
menjadi biru.

Kandungan protein yang paling banyak terdapat pada nasi, pisang ranum, dan pisang mntah.

Kandungnan protein yang paling sedikit terdapat pada mie instan, karena memburtuhkan lebih banyak
tetesan larutan buret untuk melihat perubahan warna mie instan.
V. KESIMPULAN

Kadar protein yang terdapat pada bahan-bahan makanan yang dikonsumsi oleh manusia dapat diketahui
dengan melakukan uji biuret. Pada pengujian ini akan terjadi perubahan warna dimana perubahan tersebut
terjadi karena interaksi antara zat-zat yang terkandung makanan dengan larutan biuret. Sehingga ada
ikatan protein dengan biuret yang menghasilkan reaksi dasar dimana Cu 2+ dengan gugus –C=O dan NH.

VI. SARAN

Setelah mengetahui kandungan protein melalui uji biuret, pembaca baiknya lebih dapat memilih bahan
pangan yang mengandung protein.

DAFTAR PUSTAKA

Ratmana, G. 2018 Buku Ajar Biokimia Dasar. UMSIDA Press, Jawa Timur.

Septiani. 2019 Modul Praktikum Biokimia. ZAHRIR PUBLISHING, Yogyakarta.

Salim, R & Rahayu, I. 2017. Analisis Kadar Protein Tempe pada Kemasan Plastic dan Daun Pisang.
Jurnal Akandemi Farmasi Prayoga, Vol 2. No. 1

Purnama, R. dkk. 2019. Perbandingan Kadar Protein Susu Cair UHT Full Cream Pada Penyimpanan Suhu
Kamar Dan Suhu Lemari Pendingin Dengan Variasi Lama Penyimpanan Dengan Metode Kjeldhal,
Jurnal Analisis Farmasi, Vol 4. No 1: (50-58).

Afkar, M. dkk. 2020, Analisis Kadar Protein pada Tepung Jagung, Tepung Ubi kayu dan Tebung Labu
Kuning, Jurnal nasional, Vol. 1(3).

Lubran, M. 1978. The Measurement of Total Serum Proteins by the Biuret Method. Jurnal internasional,
Vol. 8, No.2.

Babu, D & Vidhyalaksmi, R 2009. A Low Cost Nutrition Food “Tempe”, Journal of Dairy and Food
sciences, Vol. 4, 22-27

Anda mungkin juga menyukai