Anda di halaman 1dari 19

STIKes HORIZON KARAWANG

MANUSKRIP
FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN STRES KERJA
AKIBAT COVID-19 PADA KARYAWAN PUSKESMAS TELAGASARI
TAHUN 2021

Disusun Oleh :
ANDINI EKANINGTYAS PRABOWO
NIM. 433131420120120

PROGRAM STUDI SARJANA KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN HORIZON KARAWANG
Jln. Pangkal Perjuangan Km. 1 By Pass Karawang 41316
2021/2022
FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN STRES KERJA
AKIBAT COVID-19 PADA KARYAWAN PUSKESMAS TELAGASARI
TAHUN 2021

Abstrak

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor penyebab terjadinya stress kerja
karena Covid-19 pada karyawan yang bekerja di Puskesmas Telagasari. Desain dalam
penelitian ini menggunakan desain deskriptif analitik dengan pendekatan cross
sectional. Populasi salam penelitian ini berjumlah 63 orang tenaga kesehatan dan non
tenaga kesehatan di Puskesmas telagasari. Pengambilan data dilakukan dengan
menyebarkan intrumen penelitian berupa kuesioner penelitian yang terdiri atas
pernyataan stress kerja, beban kerja, konflik kerja, dan penghargaan kerja. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa orang yang mengalami stress kerja sebanyak 46%,
orang yang mengalami beban kerja sebanyak 31%, orang yang mengalami konflik kerja
sebanyak 42,9% orang dan penghargaan kerja sebanyak 18% orang. Selain itu terdapat
hubungan bermakna antara beban kerja dengan stress kerja karena Nilai
dengan nilai , begitu pula dengan
konflik kerja terdapat hubungan bermakna antara konflik kerja dengan beban kerja
karena Nilai dengan nilai
). Sementara untuk penghargaan kerja tidak terdapat hubungan yang bermakna
antara penghargaan kerja dengan stress kerja.

Kata Kunci : Stres Kerja, Covid-19.


Factors related to work stress due to Covid-19 for Telagasari Health Center employees in
2021
Abstract
This study aims to determine the factors that cause work stress due to Covid-19 in employees
who work at the Telagasari Health Center. The design in this study used a descriptive analytic
design with a cross sectional approach. The population in this study amounted to 63 health
workers and non-health workers at the Telagasari Health Center. Data was collected by
distributing research instruments in the form of research questionnaires consisting of
statements of work stress, workload, work conflict, and work rewards. The results showed
that people who experience work stress are 46%, people who experience workload are 31%,
people who experience work conflict are 42.9% people and work awards are 18% people. In
addition, there is a significant relationship between workload and work stress because the
value of P = 0.032 (<0.05) with OR = 3.483 (95% CI: 1.232-9.853), and work conflict there
is a significant relationship between work conflict and workload. . works because the value of
P = 0.010 (< 0.05) with OR = 4.545 (95% CI: 1.560-13.241). As for work rewards, there is no
significant relationship between job rewards and work stress.

Keywords: Work Stress, Covid-19.


PENDAHULUAN 2019 (Covid-19) adalah penyakit yang
disebabkan oleh turunan coronavirus baru.
Menurut Kemenkes RI (2020),
‘CO’ diambil dari corona, ‘VI’ virus, dan
Coronavirus (CoV) adalah keluarga besar
‘D’ disease (penyakit). Sebelumnya,
virus yang dapat menyebabkan penyakit
penyakit ini disebut ‘2019 novel
mulai dari gejala ringan, sedang sampai
coronavirus’ atau ‘2019- nCoV.’ Virus
berat. Virus corona adalah zoonosis
Covid-19adalah virus baru yang terkait
(ditularkan antara hewan dan manusia).
dengan keluarga virus yang sama dengan
Penelitian menyebutkan bahwa SARS-CoV
Severe Acute Respiratory Syndrome
ditransmisikan dari kucing luwak
(SARS) dan beberapa jenis virus flu biasa
(civetcats) ke manusia dan MERS-CoV
(UNICEF, 2020).
dari unta ke manusia. Di akhir Tahun2019
Menurut Sun et al., 2020, Covid-19
telah muncul jenis virus corona baru yakni
adalah penyakit coronavirus zoonosis
coronavirus disease 2019 (Covid-19).
ketiga yang diketahui setelah SARS dan
Menurut WHO (2020), penyakit
sindrom pernapasan Timur Tengah
coronavirus disease 2019 (Covid-19)
(MERS). Menurut Gennaro et al., 2020,
adalah penyakit menular yang disebabkan
penyakit Virus Corona 2019 (Covid-19)
oleh virus corona yang baru ditemukan.
adalah virus RNA, dengan penampakan
Kebanyakan orang yang terinfeksi virus
seperti mahkota di bawah mikroskop
Covid-19 akan mengalami penyakit
elektron karena adanya paku glikoprotein
pernapasan ringan hingga sedang dan
pada amplopnya. Virus ini ditularkan
sembuh tanpa memerlukan perawatan
melalui kontak langsung dengan percikan
khusus. Orang tua dan orang-orang yang
dahak dari orang yang terinfeksi (melalui
memiliki komorbit seperti penyakit
batuk dan bersin), dan jika menyentuh
kardiovaskular, diabetes, penyakit
permukaan yang
pernapasan kronis, dan kanker memungkin
tertular Covid-19. Coronavirus disease
terkontaminasi virus. Virus ini dapat terkonfirmasi, 1.161 dengan status kontak
bertahan selama beberapa jam di erat, 144 kasus dengan suspek dan 2 kasus
permukaan, tetapi disinfektan sederhana dengan status probable.
dapat membunuhnya. Pernyataan diatas menunjukkan
Menurut WHO update terakhir pada adanya Covid-19 mengakibatkan kerja
tanggal 10 September 2021 data sebaran tenaga kesehatan bertambah. Penularan
kasus covid-19 di 224 Negara kasus yang cepat dan angka kematian yang
terkonfirmasi Covid-19 sebanyak disebabkan tinggi, membuat masyarakat
223.022.538 dengan 4.602.882 jiwa yang merasa ketakutan dikarenakan takut
meninggal dunia. Data sebaran kasus terpapar oleh Covid-19. Tenaga kesehatan
Covid-19 di Indonesia sendiri yaitu pun merasakan hal yang sama, dari satu
berjumlah 4.158.731 jiwa yang sisi mereka harus bekerja demi
terkonfirmasi, 3.901.766 jiwa yang menyelamatkan masyarakat namun satu
sembuh dan 138.431 jiwa yang meninggal sisi juga mereka beresiko tinggi untuk
dunia. Sementara untuk kasus Covid-19 di terpapar Covid-19 karena mereka adalah
wilayah kerja Puskesmas Telagasari garda terdepan untuk menangani masalah
sebanyak 3.067 kasus dengan 1.760 kasus Covid-19 ini. Hal ini yang menyebabkan
munculnya masalah stress kerja pada dibagi menjadi dua kategori dengan
tenaga kesehatan maupun non tenaga persentase stres sedang 65% dan kurang
kesehatan. Tenaga kesehatan Puskesmas baik 70% (Ahsan, Suprianti, & Elnita,
Telagasari berjumlah sekitar 65 orang 2013).
terdiri dari tenaga kesehatan dan non Dampak stres kerja bagi perawat yang
kesehatan. Kasus yang terjadi di di antaranya dapat menurunkan kinerja
Puskesmas Telagasari berjumlah 3.067, keperawatan seperti pengambilan
tentunya angka tersebut melebihi angka keputusan yang buruk, kurang konsentrasi,
tenaga kesehatan yang berada di wilayah apatis, kelelahan, kecelakaan kerja
tersebut, dengan angka tersebut tugas sehingga pemberian asuhan keperawatan
tenaga keehatan dan non tenaga kesehatan tidak maksimal yang dapat mengakibatkan
harus melakukan segala upaya untuk rendahnya produktivitas organisasi. Stres
mencegah dan menangani Covid-19 sesuai merupakan sebuah hal yang umum dialami
anjuran yang sudah diberikan, sehingga oleh setiap orang diseluruh penjuru dunia.
hal itu pun yang menyebabkan munculnya Menurut Nusran (2019) definisi stres
fenomena stress kerja selama pandemic adalah suatu keadaan yang bersifat internal
Covid-19. Hal tersebut selaras dengan karena oleh tuntutan fisik (badan),
hasil studi pendahuluan berupa hasil lingkungan, dan situasi sosial yang
wawancara singkat yang dilakukan peneliti berpotensi merusak dan tidak terkontrol.
terhadap 20 orang karyawan Puskesmas Keadaan ini dapat menghambat kegiatan
Majalaya secara acak diperoleh hasil aktivitas sehari-hari termasuk saat bekerja
bahwa karyawan mengatakan adanaya (Permatasari & Prasetio, 2018).
peningkatan stress kerja selama pandemi Berdasarkan wawancara singkat yang
Covid-19. Peningkatan yang terjadi dilakukan di wilayah kerja Puskesmas
berkaitan dengan banyaknya jumlah pasien Telagasari para pegawai dari tingkat
sehingga tuntutan tugas dalam pemberian nakes hingga non nakes ini menyatakan
pelayanan kesehatan pun bertambah. bahwa mereka merasa beban kerja mereka
Karyawan juga mengatakan bahwa bertambah seiring adanya kasus Covid-19
peningkatan stress kerja yang terjadi juga di dunia ini. Hal ini dapat menimbulkan
diikuti dengan penurunan kondisi rasa jenuh yang berakibat pada timbulnya
emosional. Sejalan dengan itu, Rajkumar stres akibat pekerjaan.
(2020) mengatakan bahwa pandemic
Covid-19 memberikan pengaruh terhadap
kesehatan mental. METODE PENELITIAN
Fenomena stres kerja sudah menjadi Penelitian ini adalah penelitian
masalah di dunia. Hal ini bisa dilihat dari dengan desain deskriftif analitik serta
kejadian stres di inggris terhitung ada menggunakan pendekatan cross sectional
385.000 kasus, di Wales 11.000 sampai yaitu suatu penelitian untuk mempelajari
26.000 kasus (Health & Safety Executive, dinamika korelasi antara faktor-faktor
2013). Empat puluh kasus stres kerja, stres risiko dengan efek, dengan cara
kerja pada perawat berada diurutan paling pendekatan, observasi atau pengumpulan
atas dan perawat juga dapat berpeluang data sekaligus dalam suatu saat. Dengan
mengalami minor psychiatric disorder dan menyimpulkan variables dependen dan
depresi. Stres kerja perawat di Indonesia variable independen secara simultan pada
suatu saat tanpa ada masa pengamatan. adalah total
Desain penelitian ini bertujuan untuk sampling. Total sampling adalah teknik
mengetahui Faktor-Faktor yang pengambilan sampel dimana jumlah
Berhubungan Dengan Stres Kerja Akibat sampel sama dengan populasi (Sugiyono,
Covid-19 Pada Karyawan Puskesmas 2007). Alasan mengambil total sampling
Telagasari Tahun 2021. Populasi adalah karena menurut Sugiyono (2007) jumlah
keseluruhan objek penelitian atau objek populasi yang kurang dari 100 seluruh
yang diteliti. Dalam penelitian ini populasi populasi dijadikan sampel penelitian
berjumlah 63 orang tenaga kesehatan dan semuanya. Teknik pengumpulan data yang
non tenaga kesehatan di Puskesmas digunakan yaitu dengan cara membagikan
Telagasari Tahun 2021. Teknik angket kepada seluruh nakes dan non
pengambilan sampel dalam penelitian ini nakes Puskesmas Telagasari.

HASIL DAN PEMBAHASAN


Hasil Penelitian

A. Analisis Univariat

1. Tabel 1. 1 Analisis Univariat Data Demografi Responden dan Variabel-Variabel pada


penelitian Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Stres Kerja Akibat Covid-19 Pada
Karyawan Puskesmas Telagasari Tahun 2021

No Variabel Frekuensi Presentase SLTP 3 4.80%


(n) (%) SLTA 2 3.20%
1 Usia D3 39 61.90%
22-27 2 3% S1 19 30.20%
28-33 12 19% Total 63 100%
34-39 12 19% 5 Status
40-45 16 25% Marital
46-51 10 16% Menikah 58 92.10%
52-57 8 13%% Belum 4 6.30%
58-64 3 5% Menikah
Total 63 100% Single Parents 1 1.60%
2 Jenis Total 63 100%
Kelamin 6 Lama
Laki-laki 15 24% Bekerja
Perempuan 48 76% 1-5 14 22%
Total 63 100% 6-10 18 29%
3 Pekerjaan 11-15 11 17%
PNS 38 60.30% 16-20 7 11%
NON PNS 25 39.70% 21-25 0 0%
Total 63 100% 26-30 10 16%
4 Pendidikan 31-35 3 5%
Total 63 100%

Berdasakan tabel 1.1 di atas diperoleh Selanjutnya untuk variabel pendidikan


bahwa hasil analisis data demografi paling banyak berpindidikan D3 sebanyak
responden pada penelitian ini terdiri dari 39 orang (61.9%), tingkat SLTP sebanyak
usia, jenis kelamin, pekerjaan, status 3 orang (4,80%), tingkat SLTA sebanyak 2
marital dan lama kerja. Peneliti orang (3,20%), sedangkan tingkat S1
menyebarkan kuesioner kepada responden sebanyak 19 orang (30,20%). Variabel
dan menemukan kondisi secara demografis status marital paling banyak ditemui yaitu
sebagian besar responden dalam penelitian menikah sebanyak 58 orang (92.1%),
berusia 40-45 tahun sebanyak 16 orang belum menikah sebanyak 4 orang (6,30%),
(25%), yang berusia 22-27 tahun sebanyak sementara single parents ditemukan
2 orang (3%) yang berusia 28-33 dan 34- sebanyak 1 orang (1,60%), dan terakhir
39 tahun sebanyak masing-masing 12 untuk variabel lama bekerja paling banyak
orang (19%) untuk usia 46-51 tahun ditemukan responden yang sudah bekerja
sebanyak 10 orang (13%) yang berusia 52- antara 6-10 tahun yaitu sebanyak 18 orang
57 sebanyak 8 orang (13%) dan berusia (29%) yang bekerja selama 1-5 tahun
58-64 tahun sebanyak 3 orang (5%. sebanyak 14 orang (22%) yang bekerja
Sementara responden paling banyak selama 11-15 tahun sebanyak 11 orang
didominasi oleh perempuan sebanyak 48 (17%) yang bekerja selama 16-20 tahun
orang (76%) dan laki-laki sebanyak 15 sebanyak 7 orang (11%) kemudian tidak
orang (24%). Pada variabel pekerjaan ada satu orangpun yang bekerja selama 21-
ditemui paling banyak bekerja sebagai 25 tahun (0%) yang bekerja selama 26-30
Pegawai Negeri Sipil (PNS) sebanyak 38 dan 31-35 tahun masing-masing sebanyak
orang (60.3%), untuk karyawan non PNS 10 orang (16%) dan 3 orang (5%).
didapatkan sejumlah 25 orang (39,7%).
2. Tabel 1. 2 Distribusi frekuensi tingkat stress

Frequency Percent Valid Percent Cumulative


Percent
TIDAK STRESS 34 54.0 54.0 54.0
Valid STRESS 29 46.0 46.0 100.0
Total 63 100.0 100.0

Berdasarkan tabel 1.2 distribusi responden sebanyak 29 orang (46%)


frekuensi pada tingkat stress mengalami stress berat, sementara
menunukkan bahwa distribusi frekuensi sisanya 34 orang (54%) mengalami
karakteristik berdasarkan tingkat stress stress ringan.
nakes di Puskesmas Telagasari dari 63
3. Tabel 1. 3 Distribusi frekuensi beban kerja

Frequency Percent Valid Percent Cumulative


Percent
RENDAH 32 50.8 50.8 50.8
Valid TINGGI 31 49.2 49.2 100.0
Total 63 100.0 100.0

Berdasarkan tabel 1.3 menunukkan orang (49,2%) mengalami beban kerja


bahwa distribusi frekuensi karakteristik yang tinggi, sementara sisanya 32 orang
berdasarkan beban kerja tenaga (50,8%) mengalami beban kerja yang
kesehatan (nakes) di Puskesmas rendah.
Telagasari 63 responden sebanyak 31
4. Tabel 1. 4 Distribusi frekuensi konflik kerja

Frequency Percent Valid Percent Cumulative


Percent
TIDAK ADA 36 57.1 57.1 57.1
KONFLIK
Valid ADA 27 42.9 42.9 100.0
KONFLIK
Total 63 100.0 100.0

Berdasarkan tabel 1.4 menunukkan orang (42,9%) mengalami adanya


bahwa distribusi frekuensi karakteristik konflik kerja, sementara sisanya 36
berdasarkan konflik kerja tenaga orang (57,1%) tidak mengalami adanya
kesehatan (nakes) di Puskesmas konflik kerja.
Telagasari 63 responden sebanyak 27

Tabel 1. 5 Distribusi frekuensi penghargaan kerja

Frequency Percent Valid Percent Cumulative


Percent
RENDAH 45 71.4 71.4 71.4
Valid TINGGI 18 28.6 28.6 100.0
Total 63 100.0 100.0

Berdasarkan tabel 1.5 di atas responden sebanyak 18 orang (28,6%)


menunukkan bahwa distribusi mengalami penghargaan kerja merasa
frekuensi karakteristik berdasarkan dihargai, sementara sisanya 45 orang
penghargaan kerja tenaga kerja (nakes (71,4%) mengalami penghargaan
) di Puskesmas Telagasari 63 kerja tidak dihargai.

B. Analisis Bivariat
Tabel 1. 6 Hubungan Beban Kerja dengan Stres kerja di Puskesmas Telagasari Karawang
Tahun 2022
stres kerja Nilai
Beban kerja Total OR (95%CI)
Tidak (%) Ya (%) P

Rendah 22 (64,7%) 10 (34,5%) 32 (50,8%)

Tinggi 12 (35,3%) 19 (65,5%) 31 (49,2%) 0.032 3.483 (1.232-9.853)

Jumlah 34 29 63

Berdasrkan tabel 1.6 di atas diperoleh, dari Nilai maka dapat


63 responden yang diwawancarai, 34 disimpulkan ada hubungan secara statistic
orang tidak mengalami stress dan 29 orang antara variabel beban kerja dengan stress
mengalami stress. Dari 34 orang yang kerja. Dari hasil analisis diperoleh nilai
tidak mengalami stress, 22 orang ,
diantaranya memiliki beban kerja rendah, hal ini menunjukkan bahwa orang yang
sisanya 12 orang memiliki beban kerja memiliki beban kerja tinggi beresiko
tinggi. Dari 29 orang yang mengalami mengalami stress kerja 3.483 kali
stress, 10 orang memiliki beban kerja dibandingkan dengan orang yang memiliki
rendah, sisanya 19 orang memiliki beban beban kerja rendah.
kerja tinggi. Hasil uji statistic diperoleh

Tabel 1. 7 Hubungan Konflik Kerja dengan Stres kerja di Puskesmas Telagasari Karawang
Tahun 2022
stres kerja Nilai
Konflik kerja Total OR (95%CI)
Tidak (%) Ya (%) P

tidak ada konflik 25 (73,5%) 11 (37,9%) 36 (57,1%)

ada konflik 9 (26,5%) 18 (62,1%) 27 (42,9%) 0.010 4.545 (1.560-13.241)

Jumlah 34 29 63

Berdasrkan tabel 1.7 di atas diperoleh, dari kerja, sisanya 18 orang mengalami adanya
63 responden yang di wawancarai, 34 konflik kerja. Hasil uji statistic diperoleh
orang mengalami tidak stress kerja, 29 Nilai maka dapat
orang mengalami stress kerja. Dari 34 disimpulkan ada hubungan secara statistic
orang yang tidak mengalami stress, 25 antara variable konflik kerja dengan stress
orang tidak mengalami konflik kerja, kerja. Dari hasil analisis diperoleh nilai
sisanya 9 orang mengalami adanya konflik
kerja. Dari 29 orang yang mengalami , hal ini menunjukkan bahwa
stress, 11 orang tidak mengalami konflik orang yang memiliki konflik kerja tinggi
beresiko mengalami stress kerja 4.545 kali konflik kerja rendah.
dibandingkan dengan orang yang memiliki

Tabel 1. 8 Hubungan Penghragaan Kerja dengan Stres kerja di Puskesmas Telagasari


Karawang Tahun 2022
Penghargaan stres kerja
Total Nilai P OR (95%CI)
kerja Tidak (%) Ya (%)

rendah 27 (79,4%) 18 (62,1%) 45 (71,4%)

tinggi 7 (20,6%) 11 (37,9%) 18 (28,6%) 0.215 2.357 (0.79-7.222)

Jumlah 34 29 63

Berdasrkan tabel 1.8 di atas diperoleh statistic diperoleh Nilai


dari 63 responden yang di wawancarai, maka dapat disimpulkan tidak
34 orang mengalami tidak stress kerja, 29 ada hubungan secara statistic antara
orang mengalami stress kerja. Dari 34 variable penghargaan kerja dengan stress
orang yang tidak mengalami stress, 27 kerja. Dari hasil analisis diperoleh nilai
orang mengalami penghargaan kerja
yang rendah, sisanya 7 orang mengalami secara
penghargaan kerja yang tinggi. Dari 29 statistik tidak kemaknaan hubungan, tapi
orang yang mengalami stress, 18 orang secara epidemiologis penghargaan kerja
mengalami penghargaan kerja yang yg rendah menjadi faktor risiko
rendah, sisanya 11 orang mengalami terjadinya stress kerja sebesar 2,357.
penghargaan kerja yang tinggi. Hasil uji

PEMBAHASAN

1. Gambaran Stres Kerja Responden dalam penelitian ini paling


Berdasarkan Analisis Demografi banyak berusia 40-45 tahun. Menurut
Stres kerja merupakan kondisi Anoraga (1998), semakin tua usia
emosional seseorang terhadap seseorang maka orang tersebut akan
berbagai penyebab timbulnya rentan mengalami stress. Usia 40-45
ketegangan, yang ditandai dengan dapat juga disebut sebagai masa
perubahan fisiologis dan perilaku dewasa tengah atau paruh baya.
seseorang dalam kehidupan. Usia Secara biologis, pada masa usia
merupakan salah satu pengaruh dewasa tengah banyak hal yang terjadi
terjadinya stress kerja. Menurut pada kesehatan diantaranya penurunan
Gunasa (2008), seseorang akan rentan daya kognitif maupun kinerja. Masa
mengalami stress pada usia 21-40 dewasa madya merupakan masa
tahun dan usia 40-60 tahun. dimana seseorang akan mengalami
perubahan secara fisik maupun mental didominasi oleh perawat perempuan.
(Hurlock, 1999). Hal ini dikarenakan Perempuan memiliki peranan penting
pada usia tersebut seseorang sedang dalam suatu pekerjaan. Tuntutan tugas
dalam fase menyesuaikan diri yang dalam pekerjaan serta peran lain yang
dikenal dengan masa peralihan dari dijalankan oleh seorang perempuan
usia awal menuju usia tua. Selain mengakibatkan timbulnya berbagai
sedang dalam masa peralihan macam masalah seperti terlambat
seseoang tersebut juga diiringi dengan dalam bekerja. Hal tersebut diperkuat
beberapa tugas dan kewajiban yang dengan status sudah menikah yang
memang harus ia kerjakan. Tuntutan dimiliki oleh perempuan. Status
tugas, tuntutan peran, tuntutan antar tersebut menjadikan perempuan
pribadi dan beberapa tuntutan lainnya memiliki peran lain dalam lingkungan
menjadi pendorong terjadinya stress kelurga yang disebut peran ganda.
kerja (Robbins, 2006). Meskipun Peran ganda merupakan peran yang
demikian, seseorang pada usia terjadi pada karyawan perempuan,
tersebut tetap meakukan tugasnya dimana satu sisi perempuan harus
secara produktif. Sehingga, dapat melakukan pekerjaan di luar
diasumsikan bahwa seseoang yang sedangkan sisi lain perempuan harus
bekerja pada area produktif dimana memperhatikan keluarga secara utuh,
akan semakin mampu dalam sehingga sulit untuk membedakan
mengambil setiap keputusan, dapat antara pekerjaan mengganggu
berpikir secara rasional, bijaksana, keluarga dan keluarga mengganggu
dapat mengendalikan emosi, mampu pekerjaan. Pekerjaan mengganggu
bersikap baik dan toleransi terhadap keluarga artinya sebagian besar waktu
orang lain. Semakin dewasa usia dan perhatian dicurahkan untuk
seseorang maka akan semakin melakukan pekerjaan sehingga kurang
meningkat juga secara klinis dan atau bahkan tidak memiliki waktu
psikologis sehingga semakin mampu bersama untuk keluarga. Dan
untuk melaksanakan pekerjaannya sebaliknya, keluarga mengganggu
serta mampu untuk menunjukkan pekerjaan yang artinya sebagian besar
kedewasaan seperti berpikir secara waktu dan perhatiannya digunkan
rasional dalam mengendalikan emosi untuk menyelesaikan urursan keluarga
(Fitriyanti & Suryanti, 2016). sehingga mengganggu konsentrasi
Selain usia, jenis kelamin dalam bekerja (Teguh, 2018). Seorang
merupakan salah satu penyebab stres karyawan yang mempunyai peran
kerja. hasil penelitian menunjukkan ganda tentunya merupakan hal yang
bahwa jumlah responden yang sangat berat, karena dibutuhkan
berjenjs kelamin perempuan lebih konsentrasi tinggi serta tingkat
banyak dari pada laki-laki. Hal ini emosional yang tinggi pula. Ini juga
sejalan dengan penelitian Mabruti dkk terkait dengan pelayanan pada pasien
(2020) yang menyatakan tenaga yang harus dilaksanakan semaksimal
kesehatan merupakan tenaga mungkin. Karyawan perempuan yang
mayoritas yaitu 60-70% dari petugas telah menikah dan punya anak
yang ada di rumah sakit yang memiliki peran dan tanggung jawab
yang lebih berat daripada perempuan garda terdepan melawan Covid-19
yang belum menikah. Peran ganda dengan tetap masuk ke kantor (rumah
pun dialami oleh wanita tersebut sakit, klinik, maupun puskemsas dan
karena selain berperan dalam lembaga kesehatan lainnya) disaat
keluarga, wanita tersebut juga para PNS lainnya melaksanakan Work
berperan di dalam karirnya. Konflik from Home (WFH). Tuntutan tugas
antara pekerjaan dan keluarga yang tak henti dalam situasi covid-19
menjelaskan terjadinya benturan yang diberikan oleh pemerintah atau
antara tanggung jawab pekerjaan di pemimpin lembaga kesehatan
rumah atau kehidupan rumah tangga menjadikan beberapa karyawan
(Ruswanti, 2013). Terlebih saat situasi mengalami stres kerja. Apabila
Covid-19 yang memaksa fisik dan pemimpin lembaga kesehatan
pikiran mengalami gangguan mengabaikan informasi terkait stres
kesehatan seperti lelah, lesu, dan letih kerja tersebut, dapat mengalami
yang lebih besar dari biasanya dampak yang berkelanjutan seperti
membuat stres kerja semakin tinggi. motivasi pekerja menjadi rendah,
Faktor lain yang memperngaruhi peningkatan absensi, berkurangnya
stres kerja adalah lama bekerja. produktivitas, pengambilan keputusan
Responden dalam oenelitian ini yang salah, hubungan kerja yang
memiliki rata-rata lama bekerja lebih buruk, dan kurang efisien (Azhar &
dari 6-10 tahun. Lama bekerja Iriani, 2020).
meupakan masa dimana seorang 2. Gambaran Beban Kerja
karyawan dihitung bekerja pada suatu Berdasarkan Analisis Demografi
instansi, masa bekerja juga berkaitan Beban kerja merupakan sesuatu
langsung dengan pengalaman kerja yang muncul dari interaksi antara
seseorang, semakin lama seseoang tuntutan tugas – tugas, lingkungan
bekerja maka pengalaman yang kerja dimana digunakan sebagai
dimilikinya semakin banyak tempat kerja , keterampilan, perilaku
(Darsono, 2005). Seorang tenaga dan persepsi dari pekerja (Kasmarani,
kesehatan yang bekerja 6-10 tahun 2012). Beban kerja secara mental
akan lebih memiliki pengalaman yang dialami karyawan baik nakes dan
menghadapi situasi baru yang terjadi nonnakes, diantaranya bekerja shift
dalam dunia kesehatan seperti atau bergiliran, mempersiapkan rohani
munculnya bermacam-macam virus mental pasien dan keluarga terutama
baru. Sementara tenaga kesehatan dalam menghadapi sesuatu yang tidak
yang belum memiliki pengalaman diinginkan. Tuntutan tugas-tugas
kerja lebih dari 6 tahun belum terbiasa karyawan kesehatan baik nakes
dalam menghadapi situasi baru, maupun nonnakes selama pandemi
sehingga rentan mengalami stress Covid-19 menurut Kepmenkes Nomor
kerja (Umammah, 2011). HK.01.07/MENKES/230/2021
Selain itu pekerjaan sebagai Tentang Pedoman Penyelenggataan
Pegawai Negri Sipil (PNS) kesehatan Rumah Sakit Lapangan/Rumah Sakit
ketika menghadapi Covid-19 harus Darurat Pada Masa Pandemi Covid-19
tetap melaksanakan tugas sebagai terbagi atas kepala rumah sakit,
koordinator pelayanan medik dan dimana pada usia tersebut seseorang
keperawatan, koordinator pelayanan akan mengalami penurunan kekuatan
penunjang medik, koordinator fisik seperti otot dan lainnya. Secara
pelayanan nonmedik, dan unit mental penuunan terjadi pada
administrasi. Bagian-bagian tersebut kemampuan motoris dan sensorisnya.
memiliki tugas dan tuntutan yang Oleh sebab itu, usia dijadikan
harus dijalankan sesuai dengan aturan pertimbangan dalam memberikan
dari pemerintah. Faktor yang beban pekerjaan kepada seseorang
mempengaruhi beban kerja (Kasmarani, 2012).
diantaranya ada faktor eksternal dan
faktor internal. Faktor eksternal 3. Gambaran Konflik Kerja
diantaranya : Berdasarkan Analisis Demografi
1) Tugas-tugas yang dilakukan yang Konflik Kerja merupakan
bersifat fisik seperti stasiun kerja, perbedaan persepsi dari diri sendiri
tata ruang, tempat kerja, alat dan ataupun kelompok yang menyebabkan
sarana kerja, kondisi kerja, sikap terjadinya pertentangan baik ide
kerja, sedangkan tugas-tugas yang maupun kepentingan, sehingga
bersifat mental seperti menyebabkan terhambatnya tujuan
kompleksitas pekerjaan, tingkat ataupun kinerja dari individu maupun
kesulitan pekerjaan, pelatihan kelompok. Hasil penelitian mengenai
atau pendidikan yang diperoleh, konflik kerja karyawan di Puskesmas
tanggung jawab pekerjaan. Telagasari menunjukkan sebanyak 27
2) Organisasi kerja seperti masa orang mengalami adanya konflik
waktu kerja, waktu istirahat, kerja kerja,. Konflik kerja biasanya terjadi
bergilir, kerja malam, sistem karena adanya perbedaan persepsi,
pengupahan, model struktur perbedaan cara merealisasikan tujuan,
organisasi, pelimpahan tugas dan persaingan yang kurang sehat di
wewenang. antara karyawan, adanya
3) Lingkungan kerja adalah permasalahan pribadi yang terbawa
lingkungan kerja fisik, saat bekerja dan perasaan sedih saat
lingkungan kimiawi, lingkungan bertengkar dengan sesama karyawan.
kerja biologis, dan lingkungan Namun, ada beberapa penelitian
kerja psikologis. terdahulu yang mengatakan bahwa
Sementara faktor internal yang konflik kerja memiliki pengaruh
mempengaruhi beban kerja salah positif. Hal ini dikarenakan pada
satunya adalah somatis (Usia dan jenis keadaan konflik yang tinggi, maka
kelamin) dan faktor psikologi pimpinan perlu memberikan gerakan
(Umammah, 2011). Pengaruh usia pemecahan atau pendekatan konflik
terhadap beban kerja, dikarenakan dengan tepat, konflik bisa dikelola
semakin berumur seseorang maka untuk memunculkan performasi yang
akan mengalami berbagai perubahan optimal bagi karyawan meskipun
baik dari segi fisik maupun mental. mereka mengalami konflik dengan
Usia dengan rentan 40-45 tahun peningkatan yang tinggi tetapi
merupakan masa dewasa madya karyawan melakukan pekerjaannya
dengan sebaik mungkin (Firdaus, kontribusi mereka dapat membantu
2021). Jika dilihat bedasarkan jenis organisasi untuk mencapai tujuan,
kelamin, karyawan perempuan akan apabila karyawan yang bekerja di
lebih sering mengalami konflik kerja. organisasi tersebut merasa menerima
Hal ini dikarenakan peran ganda yang imbalan secara adil. Pembagian
dimiliki oleh perempuan dapat intensif atau penghagaan bagi tenaga
mempengarhui tres kerja sehingga kesehatan selama Covid-19 diatur
memicu terjadinya konflik kerja. dalam Kemenkes Nomor
Selain itu, usia dibawah 40 tahun juga HK.01.07/MENKES/278/2020
memiliki hal yang sama. Selain karena Tentang Pemberian Intensif dan
emosi yang belum stabil, tuntutan Santunan Kematian Bagi Tenaga
beban kerja yang menumpuk, Kesehatan Yang Menangani Covid-
pengalaman kerja yang belum luas 19. Pembeian intensif ini diharapkan
penyebab stress kerja yang memicu dapat meningkatkan semangat dan
konflik sesama pekerja yang lain etos kerja tenaga kesehatan untuk
(Julvia, 2016). Ditambah dengan memberikan pelayanan terbaik guna
situasi Covid-19 yang kasusnya mempercepat penanganan virus
semakijn hari semakin naik membuat Covid-19. Karakteristik responden
seluruh karyawan baik tenaga berdasarkan usia diperoleh hasil
kesehatan maupun tenaga kesehatan bahwa rentang usia 40-45 orang
kewalahan. Hal ini juga diperkuat dengan jumlah responden sebanyak 16
dengan jumlah nakes yang terbatas orang dan pengalaman lama bekerja
atau lebih sedikit dari jumlah pasien selama rentang 6-10 tahun dengan
yang dating setiap harinya akibat jumlah responden sebanyak 18 orang
terpapar Covid-19. Sehingga hal ini telah banyak menerima penghargaan
membuat para nakes mengalami kerja. Lain halnya dengan para
kelelahan saat bekerja. Situasi inilah karyawan yang mungkin merasa
yang membuat beberapa kadang penghargaa kerjanya rendah memiliki
merasa tersinggung sehingga rentang kerja antara usia 22-27 tahun
memunculkan suatu konflik kerja dengan lama bekerja sekitar 1-5 tahun
(Manik, 2020). yang belum memiliki pengalaman
kerja banyak sehingga penghargaan
4. Gambaran Penghargaan Kerja kerjapun masih rendah.
Berdasarkan Analisis Demografi
Reward adalah penghargaan atau 5. Hubungan Beban Kerja dengan
apresiasi yang diberikan pada Stres Kerja
seseorang atas prestasi atau hal positif Hasil penelitian menunjukkan
yang telah dilakukan. Dalam dunia karyawan yang mengalami beban
kerja reward biasanya berbentuk kerja tinggi sebanyak 31 orang dan
bonus sebagai imbalan untuk kinerja sebanyak 32 orang yang memiliki
atau pemenuhan target perusahaan. beban kerja rendah. Menurut Utomo
Menurut Darodjat (2015), imbalan (2008), beban kerja adalah
yang diberikan dalam bentuk gaji atau sekumpulan atau sejumlah kegiatan
insentif kepada karyawan atas yang harus diselesaikan oleh suatu
unit organisasi atau pemegang jabatan timbulnya stress kerja pada karyawan
dalam jangka waktu tertentu. Puskesmas Telagasai.
Pengukuran beban kerja diartikan Dengan demikian, beban kerja
sebagai suatu teknik untuk merupakan salah satu factor penyebab
mendapatkan informasi tentang terjadinya stress kerja. Sejalan dengan
efisiensi dan efektivitas kerja suatu itu, beban kerja dipandang sebagai
unit organisasi, atau pemegang jabatan satu kesatuan komponen dinamis dari
yang dilakukan secara sistematis proses kerja dan lingkungan kerja
dengan menggunakan teknik analisis yang timbul dari berbagai sumber
jabatan, teknik analisis beban kerja berbeda, yang mana komponen
atau teknik manajemen lainnya. Lebih tersebut mempengaruhi kesehatan dan
lanjut dikemukakan pula, bahwa mental karyawan (Efendy &
pengukuran beban kerja merupakan Hutahaean, 2022). Sementara itu,
salah satu teknik manajemen untuk Pasang et al (2022) juga
mendapatkan informasi jabatan, mengungkapkan bahwa beban kerja
melalui proses penelitian dan yang meningkat dapat menimbulkan
pengkajian yang dilakukan secara stress kerja. Hal tersebut juga
analisis. Informasi jabatan tersebut dipengaruhi oleh era Covid-19 yang
dimaksudkan agar dapat digunakan masih menjadi polemic bagi
sebagai alas untuk menyempurnakan masyarakat khususnya para karyawan
aparatur baik di bidang kelembagaan, di Puskesmas Telagasari. Era Covid-
ketatalaksanaan, dan sumberdaya 19 ini pula menjadi salah satu
manusia. penyebab beban kerja meningkat
Berdasarkan uji statistic diperoleh (Efendy & Hutahaean, 2022).
terdapat hubungan antara beban kerja 6. Hubungan Konflik Kerja
dengan stress kerja yaitu hubungan dengan Stres Kerja
positif yang signifikan. Artinya, Hasil Penelitian menunjukkan
karyawan yang memiliki beban kerja sebanyak 27 orang yang memiliki
tinggi beresiko mengalami stress kerja konflik kerja. Lebih lanjut, hasil uji
dibandingkan dengan orang yang statistic menujukkan adanya hubungan
memiliki beban kerja rendah. antara konflik kerja dengan stress
Hubungan ini diasumsikan, semakin kerja yaitu hubungan positif yang
banyak beban kerja maka tingkat signifikan. Artinya, karyawan yang
stress semakin tinggi demikian pula memiliki stres kerja akan memicu
sebaliknya. Hal ini dikarenakan timbulnya konflik kerja. Hal ini
banyaknya jumlah pasien yang dikarenakan bebagai factor, mulai dari
berkunjung ke Puskesmas Telagasari kelelahan saat bekerja, beban kerja
selama Covid-19 yang melebihi daya yang diberikan terlalu banyak, adanya
tampung Puskesmas tersebut. peran ganda bagi sebagian karyawan,
Bertambahnya jumlah pasien ini dan jumlah tenaga kesehatan yang
semakin hari semakin naik. Sehingga terbatas.
jumlah pasien yang bertambah tidak Peneliti berpendapat bahwa konflik
sebanding dengan jumlah nakes yang kerja masih ada sebagian. Dimana
ada. Hal inilah yang memicu konflik kerja ini juga menjadi salah
satu factor yang menyebabkan Dari hasil penelitian dapat
terjadinya stress kerja di limgkungan disimpulkan sebagai berikut :
Puskemas Telagasari. Jika konflik 1. Stres kerja dapat terjadi karena
kerja ini terjadi akan menimbulkan adanya beban kerja yang tinggi
rasa tidak nyaman antar sesama teman seta konflik kerja. Hal ini juga
kerja dan menganggu dalam didukung oleh factor lain
kekompakan tim ketika bekerja. seperti usia, jenis kelamin, jenis
Berbeda dengan pendapat tersebut, pekerjaan, riwayat pendidikan,
kerjasama yang baik akan membuat status marital, dan lama
pekerjaan tiap perawat tidak terasa seseorang bekerja.
lebih berat sehingga setiap pelayanan 2. Karaketristik demografi pada
yang diberikan dapat efektif penelitian ini yaitu berdasarkan
(Kusumaningsih, Gunawan, Zainaro, usia didominasi oleh rentang
& Widiyanti, 2020). usia 40-45 tahun sebanyak 16
7. Hubungan Penghargaan Kerja orang (25%), responden paling
dengan Stres Kerja banyak didominasi oleh
Hasil Penelitian menunjukkan perempuan sebanyak 48 orang
sebanyak 18 orang yang memiliki (76%), variabel pekerjaan
penghargaan kerja tinggi. Sedangkan ditemui paling banyak bekerja
hasil uji statistic menunjkkan tidak sebagai Pegawai Negeri Sipil
terdapat hubungan antara penghargaan (PNS) sebanyak 38 orang
kerja dengan stress kerja. Artinya, (60.3%), selanjutnya untuk
pemberian penghargaan yang sesuai variabel pendidikan paling
akan menghilangkan stress kerja yang banyak berpindidikan D3
ada. Penghagaan yang dibeikan sesuai sebanyak 39 orang (61.9%),
dengan beban kerja yang diberikan Variabel status marital paling
akan membuat para karyawan merasa banyak ditemui yaitu menikah
senang dan dihargai dalam bekerja. sebanyak 58 orang (92.1%),
Promosi karier atau jabatan juga dan terakhir untuk variabel
memberikan peranan penting bagi lama bekerja paling banyak
setiap karyawan nakes pelaksana, ditemukan responden yang
bahkan menjadi idaman yang selalu sudah bekerja antara 6-10 tahun
diharapkan oleh semua nakes yaitu sebanyak 18 orang (29%).
pelaksana karena dengan 3. Ada hubungan antara beban
pengembangan karier berarti adanya kerja dengan stress kerja,
kepercayaan dan pengakuan dari karena hasil uji statistic
tempat ia bekerja mengenai diperoleh Nilai
kemampuan serta kecakapan yang maka dapat
bersangkutan untuk menjabat suatu disimpulkan ada hubungan
jabatan yang lebih tinggi sesuai secara statistic antara variabel
kemampuan yang dimiliki (Yuanita, beban kerja dengan stress kerja.
2015). Dari hasil analisis diperoleh
nilai
KESIMPULAN
, hal ini menunjukkan
bahwa orang yang memiliki SARAN
beban kerja tinggi beresiko Berdasarkan hasil penelitian dan
mengalami stress kerja 3.483 pembahasan serta pengalaman
kali dibandingkan dengan selama penelitian, peneliti
orang yang memiliki beban mengajukan beberapa saran :
kerja rendah. 1. Bagi responden
4. Ada hubungan antara konflik Untuk menekan tingkat stress
kerja dengan stress kerja, kerja maka responden
karena hasil uji statistic hendaknya mampu mengontrol
diperoleh Nilai stress kerja dengan
maka dapat meminimalkan beberapa factor-
disimpulkan ada hubungan faktor yang mempengaruhi
secara statistic antara variable stress kerja.
konflik kerja dengan stress 2. Bagi Puskesmas
kerja. Dari hasil analisis Beban kerja nakes dan non
diperoleh nilai nakes dikalan pandemic ini
seharusnya ideal dengan jumlah
, hal ini menunjukkan tenaga kesahatan untuk
bahwa orang yang memiliki mengurangi beban kerja
konflik kerja tinggi beresiko karyawan yang lain.
mengalami stress kerja 4.545 3. Bagi peneliti selanjutnya
kali dibandingkan dengan Terdapat beberapa kekurangan
orang yang memiliki konflik saat melakukan penelitian ini
kerja rendah. yang diharapkan mampu
5. Tidak ada hubungan antara dilakukan oleh peneliti
penghargaan kerja dengan selanjutnya agar mendapatkan
stress kerja, karena hasil uji hasil yang lebih baik lagi
statistic diperoleh Nilai diantaranya :
maka Meneliti lebih jauh apa yang
dapat disimpulkan tidak ada menyebabkan perbedaan
hubungan secara statistic antara tingkat stress kerja dari dara
variable penghargaan kerja control yang terdapat dianalisis
dengan stress kerja. Dari hasil tambahan.
analisis diperoleh nilai - Penelitian selanjutnya yang
serupa dapat memperluas
se kajian hasil pembahasan,
cara statistik tidak kemaknaan tidak hanya terkait dengan
hubungan, tapi secara penelitian korelasi.
epidemiologis penghargaan - Membuat alat ukut menjadi
kerja yg rendah menjadi faktor lebih umum sehingga dapat
risiko terjadinya stress kerja mengukur tingkat stress
sebesar 2,357. kerja di puskesmas lainnya.
PANDEMI COVID-19 DI RUMAH
SAKIT BHAKTI DHARMA
DAFTAR PUSTAKA
HUSADA KOTA SURABAYA.
Arwni, & Supriyanto, H. (2004). Jurnal Mitra Manajemen (JMM
Manajemen Bangsal Keperawatan, Online(, 5(10), 701–717.
Pemahaman Karakteristik Stres.
Gunarya, A. (2008). Manajemen Stress :
Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran
Modul Manajemen Stress. Universitas
EGC.
Hasanudin.
Asmadi. (2005). Konsep Dasar
Hakman, Suhadi, & Yuniar, N. (2021).
Keperawatan. Jakarta: Penerbit Buku
Pengaruh Beban Kerja, Stres Kerja,
Kedokteran EGC.
Motivasi Kerja Terhadap Kinerja
Bahrul, A. (2003). Gambaran Stres Kerja Perawat Pasien Covid-19. Nursing
Pada Perawat di Ruang TB Paru Care And Health Technology
RSUD Sidikalang Medan. Jurnal Journal, 1(2), 47–54.
Universitas Sumatera.
Hasibuan. (2007). Stres dan Sistem Imun
Depkes, R. (2002). Depinisi Perawat Tubuh : uatu Pendekatan
Propesional. Skripsi. Universitas Psikoneuroimunologi. Yogyakarta:
Su,atera Utara Medan. Pendidikan Profesi Fakultas
Kedokteran Universitas gadjah Mada
Efendy, N. F., & Hutahaean, S. (2022). Bagian Ilmu Kesehatan anak sub
HUBUNGAN BEBAN KERJA DAN bagian alergi imunologi. Cermin
STRES KERJA PERAWAT Dunia Kedokteran.
TERHADAP KEPATUHAN HAND
HYGIENE MASA PANDEMI Krisnawati, S., & Lestari, Y. T. (2018).
COVID-19 Relationship of Workload Stres kerja dan konflik kerja
and Work Stress of Nurses to Hand pengaruhnya terhadap kinerja
Hygiene Compliance During The karyawan. 3, 285–292.
Covid-19 Pandemic Nur Fitriah Kusumaningsih, D., Gunawan, M. R.,
Efendy , Serri Hutahaean Fakultas Zainaro, M. A., & Widiyanti, T.
Ilm. Jurnal Ilmiah Keperawatan (2020). HUBUNGAN BEBAN
(Scientific Journal Of Nursing), 8(1), KERJA FISIK DAN MENTAL
158–169. PERAWAT DENGAN
Eliton, S. (2003). peran sumberdaya PENERAPAN PASIEN SAFETY
dalam mengingkatkan pengaruh PADA MASA PANDEMI COVID
teknologi dalam produktivitas. 19 DI UPT PUSKESMAS RAWAT
Surabaya: Universitas Kristen INAP KABUPATEN
PETRA. PESAWARAN. Indonesian Jurnal Of
Health Development, 2(2), 108–118.
Firdaus, L. (2021). PENGARUH
KONFLIK DAN STRES KERJA Notoatmodjo, S. (2010). Metodologi
TERHADAP KINERJA Penelitian Kesehatan. Jakarta:
KARYAWAN PADA MASA Penerbit Rineka Cipta.
Pasang, M. T. I., Doda, D. V. D., http://www.e_psikologi.com/just-
Korompis, G. E. C., Kesehatan, F., leraning/.htm.
Universitas, M., & Ratulangi, S.
(2022). Hubungan Antara Beban Suhartono, F., Wetik, S., & Pondaag, F.
Kerja Dengan Stres Kerja Pada (2021). HUBUNGAN STRES
Perawat Pelaksana Di Ruang Isolasi KERJA DENGAN BURNOUT
Covid-19 Rumah Sakit Umum SYNDROME DI MASA PANDEMI
Daerah Kota Kotamobagu COVID-19 PADA PERAWAT
Pendahuluan Dampak dari wabah Findahsari. Jurnal Ilmu Keperawatan
Coronavirus Disease of 2019 ( Jiwa, 4(4), 693–702.
COVID-19 ) menimbulkan pengaruh Wahyudi. (2000). Tinjauan Tentang Stres.
yang serius pada tenaga kes. Jurnal Retrieved from
KESMAS, 11(2), 81–89. http://docs.google.com/viewer?a=v&
Potter, P. A., & Perry, A. G. (2005). q=cache.UJ2js8TRHeQJ:resaurces.un
Fundamntal Of Nursing : Concepts pad.ac.id/unpadcontent/uploads/publi
and Practice. Mosby-Year Book Inc. kasi_dosen/Tinjauan%2520Tentang%
2520Stres.pdf+tingkatan+stres
Prihatini, L. D. (2008). STRESS KERJA
PERAWAT DI TIAP RUANG Widyastuti. (2004). Manajemen Stres.
Kekhususan Kesehatan Kerja , Pada Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran
Sekolah Pascasarjana Universitas EGC.
Sumatera Utara.
Yuanita, T. (2015). PENGARUH
Puspitasari, D. I., Suprayitno, E., Ilmu, F., IMBALAN, PENGAWASAN,
Universitas, K., Sakit, R., Daerah, U., KONDISI KERJA,
& Martodirdjo, S. (2021). Tingkat PENGEMBANGAN KARIER,
Stres Kerja Perawat Instalasi Gawat PENGHARGAAN DAN
Darurat pada Masa Pandemi Covid- KELOMPOK KERJA TERHADAP
19 Dian. 11(1), 25–29. KEPUASAN KERJA PERAWAT
PELAKSANA DI RUANG RAWAT
Rochman, H., Ridwan, E. S., & Afifah, E.
INAP RUMAH SAKIT UMUM
(n.d.). Sistem Penghargaan dan Rasio DAERAH TGK.CHIK DITIRO
Perawat Pasien dengan Kinerja SIGLI. Jurnal Sains Riset, VIII, 18–
Perawat di RSUD Panembahan 24.
Senopati Bantul. 99–105.

Schultz, C. M., & Schultz, T. J. (2003).


TheEffects Of Age On Strss Levels Its
Affect on Overall Performance
Individu dengan Stres.
http://aabss.org/perpectives2003/Schu
ltz.htm.

Selye. (2002). Stress Kerja. Retrieved


from

Anda mungkin juga menyukai