Anda di halaman 1dari 21

SATUAN ACARA PENYULUHAN

PEMBERIAN ASI

Disusun Oleh :

1. Aditia 1704046
2. Rinawan Yuni Antara 1704089
3. Anggraini Ninda Puspitasari 1704049
4. Fransiska Oktaviani Weri            1704064
5. Ichana Dessi Indratri Yanti 1704072
6. Shalwi Dheani Rahmatika 1704093
7. Weldhemina Windesi             1704102

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PROFESI NERS


STIKES BETHESDA YAKKUM
YOGYAKARTA
2018
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kesehatan merupakan salah satu aspek dari kehidupan masyarakat mutu


hidup, produktifitas tenaga kerja, angka kesakitan dan kematian yang tinggi
pada bayi dan anak-anak, menurunnya daya kerja fisik serta terganggunya
perkembangan mental adalah akibat langsung atau tidak langsung dari masalah
gizi kurang anak. Anak merupakan seseorang yang berusi kurang dari 18 tahun
dalam masa tumbuh kembang. Masa anak merupakan masa pertumbuhan dan
perkembangan yang dimulai dari bayi (0-1 tahun), usia bermain (1-3 tahun),
masa pra sekolah (3-6 tahun), usia sekolah (6-11 tahun), hingga remaja (11-18
tahun) Hidayat, 2008.

Terjadinya kerawanan gizi pada bayi disebabkan karena selain makanan


yang kurang juga karena Air Susu Ibu (ASI) banyak diganti dengan susu botol
dengan cara dan jumlah yang tidak memenuhi kebutuhan. Hal ini pertanda
adanya perubahan sosial dan budaya yang negatif dipandang dari segi gizi.
Pertumbuhan dan perkembangan bayi sebagian besar ditentukan oleh jumlah
ASI yang diperoleh termasuk energi dan zat gizi lainnya yang terkandung di
dalam ASI tersebut. ASI tanpa bahan makanan lain dapat mencukupi
kebutuhan pertumbuhan sampai usia sekitar empat bulan. Setelah itu ASI
hanya berfungsi sebagai sumber protein vitamin dan mineral utama untuk bayi
yang mendapat makanan tambahan yang tertumpu pada beras.

Millenium Development Goals (MDG’s), Indonesia menargetkan pada


tahun 2017 angka kematian bayi dan angka kematian balita menurun sebesar
dua pertiga dalam kurun waktu 1990-2017. Berdasarkan hal tersebut Indonesia
mempunyai komitmen untuk menurunkan angka kematian bayi dari 68 menjadi
23/1.000 kelahiran hidup (KH) dan angka kematian balita dari 97 menjadi
32/1.000 KH pada tahun 2017. Menghadapi tantangan dari MDGs tersebut
maka perlu adanya program kesehatan anak yang mampu menurunkan angka
kesakitan dan kematian pada bayi dan anak. Salah satu program dalam proses
penurunan angka kematian bayi dan angka kematian balita adalah program ASI
eksklusif, dan penyediaan konsultan ASI eksklusif di Puskesmas atau Rumah
Sakit.

Berdasarkan latar belakang diatas, maka pendidika kesehatan tentang


cara pemberian ASI yang benar sangat diperlukan, dan sangat bermanfaat
untuk diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.

B. Tujuan
Kegiatan pendidikan kesehatan tentang cara pemberian asi yang benar yang
berguna untuk kesehatan ibu dan bayi.

C. Maafaat
Memberikan informasi kepada orangtua pasien tentang ASI dan manfaatnya
bagi kesehatan melalui metode pendidikan kesehatan.
SATUAN ACARA PENYULUHAN
(SAP)
 
Tema : Keperawatan Anak
Subtema    : Cara Pemberian ASI
Sasaran    : Orang Tua pasien
Tempat    : Ruang PICU-NICU RS. Bethesda Yogyakarta
Hari/ Tanggal    : Sabtu, 3 Maret 2018
Waktu       : 30 menit
 
A. Tujuan Instruksional Umum:
Setelah mengikuti penyuluhan selama 30 menit, orang tua diharapkan mampu
memahami cara pemberian ASI dengan benar.
 
B. Tujuan Instruksional Khusus :
Setelah mengikuti penyuluhan selama 30 menit, diharapkan orang tua mampu:
1. Menjelaskan pengertian ASI eksklusif dengan benar
2. Menyebutkan manfaat pemberian ASI dengan benar
3. Mendemonstrasikan ulang teknik menyusui dengan benar
4. Menjelaskan cara menyimpan ASI dengan benar
 
C. Pokok Materi:
1. Pengertian ASI eksklusif
2. Manfaat pemberian ASI
3. Teknik menyusui  
4. Cara menyimpan ASI
 
D. Metode :
1. Ceramah
2. Tanya jawab
3. Demonstrasi
E. Kegiatan penyuluhan :
No Tahap Kegiatan penyuluh Kegiatan audiens Waktu
1 Pembukaan a. Mengucapkan salam a. Menjawab salam 5 menit
perkenalan. b. Memperhatikan materi
b. Menjelaskan tujuan yang disampaikan.
penyuluhan. c. Memperhatikan
c. Apersepsi d. Memperhatikan
d. Menyamakan persepsi
2 Penyajian a. Pengertian ASI eksklusif a. Memperhatikan 10 menit
b. Manfaat pemberian ASI penjelasan materi.
c. Teknik menyusui   b. Memperhatikan
d. Cara menyimpan ASI penjelasan materi.
c. Memperhatikan
penjelasan materi.
d. Mendemonstrasikan
ulang secara mandiri.
3 Penutup a. Memberikan kesempatan a. Mengajukan pertanyaan 5 menit
kepada orang tua untuk b. Memperhatikan jawaban
mengajukan pertanyaan yang disampaikan
b. Menjawab pertanyaan  c. Menjawab pertanyaan
c. Melakukan evaluasi yang diberikan
tentang materi yang d. Menjawab salam
disampaikan
d. Salam penutup
 
F. Media                         
1. Phantom Mamae
2. Phantom Bayi
3. Spuit 10 cc
4. Gelas/ wadah penampung Asi
5. Pompa elektrik
6. Leaflet
G. Daftar Pustaka
Badan  Pemberdayaan  Perempuan, Perlindungan  Anak dan KB Kabupaten
Grobogan. (2011). Gema bersemi edisi 5 tahun 2011 : Peranan ASI
eksklusif bagi ibu dan anak. Dikutip pada tanggal 28 Februari 2018 dari
http://pppakb.grobogan.go.id

Astuti, dkk. 2015. Asuhan Kebidanan Nifas dan Menyusui. Jakarta : Erlangga

Roesli. Utami. 2007. Mengenal ASI Ekslusif Seni Gizi Klinik ASI Petunjuk
untuk Tenaga Kesehatan. EGC: Jakarta
 
H. Evaluasi
1. Pertanyaan lisan :
a. Jelaskan kembali pengertian ASI eksklusif dengan benar
b. Sebutkan manfaat pemberian ASI dengan benar
c. Sebutkan teknik menyusui dengan benar
d. Sebutkan cara menyimpan ASI dengan benar
2. Mendemonstrasikan ulang cara pemberian ASI dengan benar
 
 
 
 
 
 
                        Yogyakarta,   03  Maret 2018
 
                                 Penyuluh,
 
 
 
                                      Kelompok III
 
BAB III

HASIL KEGIATAN

A. Tempat dan Pelaksanaan


Pendidikan kesehatan tentang cara pemberian ASI yang benar yang
dilaksanakan pada hari sabtu, 03 Maret 2018, bertempat di kamar menyusui
Ruang Picu-Nicu, RS Bethesda Yogyakarta.

B. Kegiatan yang dilakukan


Kegiatan pendidikan kesehatan tentang cara pemberian Asi yang benar
dilaksanakan dengan bimbingan preceptor akademik Ibu Djuminten, APP.,
MPH dan preceptor Klinik Ibu Suprihartiningsih, S.Kep., Ns yang dihadiri
salah satu orang tua pasien. Kegiatan pendidikan kesehatan dilakukan dengan
sistem diskusi dan demonstrasi terkait cara pemberian ASI yang benar.

Pendidikan kesehatan berlangsung selama 20 menit dengan pembagian


kegiatan menjadi 3 bagian yakni pembukaan (mengucapkan salam,
memperkenalkan diri, menjelaskan tujuan, dan menjelaskan topik pendidikan
kesehatan yang akan diberikan), penyajian materi yakni menjelaskan konsep
tentang pengertian ASI, manfaat, teknik dan cara penyimpanan ASI yang baik
serta mendemonstrasikan cara menyusui yang disampaikan oleh penyuluh.
Setelah penyajian materi, dilanjutkan dengan tanya jawab untuk mengetahui
pemahaman orangtua pasien tentang pendidikan kesehatan yang telah
disampaikan.

C. Evaluasi
Pada saat dilakukan diskusi, orangtua pasien mampu menjawab pengertian ASI
eksklusif, menyebutkan 4 manfaat ASI bagi ibu dan bayi, serta memahami cara
menyusui yang benar.
BAB IV
PENUTUP

A. Kesimpulan
Kegiatan pendidikan kesehatan tentang cara pemberian ASI yang benar yang
dilaksanakan pada hari sabtu, 03 Maret 2018, bertempat di kamar menyusui
Ruang Picu-Nicu, RS Bethesda Yogyakarta. Peserta mampu memenuhi tujuan
dari pendidikan kesehatan yaitu mampu menjelaskan definisi asi eksklusif,
manfaat bagi ibu dan bayi, serta cara menyusui yang benar.

B. Saran
Bagi petugas kesehatan terkhusus di bagian perawatan anak dan maternitas
agar selalu memberikan pendidikan kesehatan secara individu maupun
kelompok tentang cara pemberian ASI yang benar, sehingga ibu mampu
menerapkan dalam kehidupan sehari-hari.
Lampiran Materi

PEMBERIAN ASI

A. Pengertian
ASI eksklusif adalah pemberian Air Susu Ibu (ASI) sedini mungkin setelah
persalinan, diberikan tanpa jadwal dan tidak diberi makanan lain, walaupun
hanya air putih sampai bayi berumur 6 bulan (Roesli, 2007)
ASI eksklusif adalah pemberian air susu ibu kepada bayi secara murni (tanpa
makanan tambahan lain atau pengganti air susu ibu) sejak bayi lahir sampai usia
bayi 6 bulan (Astuti dkk, 2015).

B. Manfaat Pemberian ASI


Menurut Astuti (2015) manfaat ASI yaitu :
1. Manfaat untuk bayi
a. Bayi   mendapat   kekebalan untuk   melindunginya dari   banyak
penyakit dan infeksi
b. Bayi lebih jarang menderita infeksi telinga dan saluran pernafasan atas.
c. Bayi lebih jarang mengalami diare dan penyakit saluran cerna lainnya.
d. Bayi  memiliki  lebih sedikit  kemungkinan untuk  menderita penyakit
cancer tertentu.
e. Bayi lebih jarang mengalami alergi.
2. Manfaat untuk ibu
a. Meningkatkan hormon oksitosin  yang akan membantu merangsang
kontraksi rahim sehingga dapat menurunkan resiko perdarahan selama
masa post partum
b. Mengurangi kemungkinan menderita kanker payudara dan kanker indung
telur.
c. Membantu mencapai berat badan sebelum hamil. Tubuh ibu memerlukan
kalori sebayak 500 kalori setiap hari untuk menghasilkan ASI yang
dibutuhkan selama menyusui bayinya, sehingga dalam 1 minggu ibu
yang menyusui bayinya secara eksklusif akan kehilangan tenaga
sebanyak 3.500 kalori atau 0,45 kg berat badannya untuk menyediakan
ASI sebagai tempat makan bayinya.
d. Membantu meningkatkan  mineralisasi tulang pasca  persalinan dan
mengurangi resiko patah tulang panggul pada masa menapouse kelak.
Makin lama meneteki makan rendah resiko terjadinya patah tulang
e. Sebagai   alat kontrasepsi   alamiah, asalkan belum   datang haid,
sedikitnya meneteki 2-3 kali semalam dan 4 kali atau lebih di siang hari
tanpa diselingi susu formula.
f. Hubungan  suami istri  lebih cepat kembali  seperti sebelum hamil
karena rahim lebih cepat kembali keposisi semula.
g. Meningkatkan ikatan antara ibu dan anak

C. Teknik Menyusui
1. Posisi Berbaring
Ibu dipastikan merasa nyaman dan rileks, ada 4 kunci penting perlekatan yang
benar:
a. Kepala dan badan bayi berada pada garis lurus.
b. Wajah bayi menghadap payudara dan hidung menghadap putting.
c. Ibu memegang bayi dekat dengan ibu
d. Pada bayi baru lahir ibu memegang bayi tidak hanya kepala dan bahunya
tetapisampai kebokong bayi

2. Posisi Menyusui Sambil Duduk


Ibu dipastikan duduk dan posisi santai dengan kursi yang lebih rendah, biasanya
kursi disertaidengan sandaran lebih baik, seperti pada gambar berikut.
3. Posisi Menyusui Dengan Asi Memancar
Bayi ditengkurapkan diatas dada ibu,dengan tangan ibu menahan kepala bayi.
Posisi inibayi tidak akan tersedak.

4. Posisi Menyusi dengan berdiri


Penting bagi ibu untuk merasa nyaman dan rileks, dan untuk bayi perlekatan
yang benar sehingga bayi menyusui dengan efektif.
5. Posisi Di bawah Lengan
Posisi lainnya yaitu dapat digunakan dengan memegang bayi pada lengan
(posisi lengan bawah)

D. Cara mengeluarkan puting yang datar


1. Teknik Hoffman.
Letakkan kedua ibu jari dikedua sisi dasar puting, lalu perlahan – lahan
regangkan kedua ibu jari menjauhi satu sama lain. Lakukan dengan arah
horizontal dan vertikal. Lakukan dua kali sehari, lalu secara bertahap lakukan
sebanyak lima kali sehari. Teknik ini dipercaya dapat memecah daya lekat di
bagian dasar puting yang membuatnya menjadi masuk ke dalam.

2. Menggunakan botol suntik tanpa jarum.


a. Gunakan gunting yang bersih dan tajam untuk memotong ujung botol suntik
b. Angkat pendorongnya, dan lepas bagian ujungnya lalu tekan lagi
pendorongnya ke bawah.
c. Posisikan ujung botol suntik yang sudah dipotong tepat di atas puting dan
tarik pendorongnya sehinga puting akan ikut tertarik.
d. Sebelum melepas botol suntik dari puting, tekan dulu pendorongnya kedalam,
sehingga tidak lagi dalam posisi menarik.

E. Langkah-Langkah Menyusui yang benar


1. Cuci Tangan: Mencuci tangan dengan sabun, dan keringkan
2. Langkah sebelum menyusui
Sebelum menyusui, puting dibersihkan dengan cara dikompres menggunakan kapas
yang dibasahi air hangat atau minyak selama 3-4 menit kemudian dibersihkan
menggunakan kapas yang digunakan untuk mengompres tadi. Asi dikeluarkan sedikit
kemudian dioleskan pada puting susu dan areola.

3. Memegang Bayi
a. Bayi diletakan menghadap perut ibu atau payudara.
b. Bayi dipegang dengan satu lengan, kepala bayi terletak pada siku ibu dan
bokong bayi terletak pada lengan.
c. Satu tangan bayi diletakkan dibelakang badan ibu dan satu lagi di depan.
d. Perut bayi menempel pada badan ibu dan kepala bayi menghadap payudara.
e. Telinga dan lengan bayi terletak pada satu garis lurus.
f. Ibu mengangkat bayi dengan kasih sayang.

4. Menyangga payudara
Payudara dipegang dengan ibu jari diatas dan ibu jari yang lain menopang dibawah,
jangan menekan putting susu atau areola saja.

5. Perlekatan yang benar


a. Bayi dirangang untuk membuka mulut dengan cara menyentuh pipi dengan
puting susu, menyentuh sisi mulut.
b. Setelah mulut bayi terbuka lebar , dengan cepat kepala bayi didekatkan ke
payudara ibu dengan puting serta areola dimasukkan ke mulut bayi.
c. Sebagian besar areola diusahan masuk kedalam mulut bayi, sehingga putting
susu bearada dibawah langit-langit dan lidah bayi akan menekan asi keluar
dari tempat penampungan dibawah areola.
d. Setelah bayi mulai menghisap payudara tidak perlu dipegang atau disangga
lagi.
F. Cara Pengeluaran ASI
Pengeluaran asi dengan tangan
1. Ibu diminta mencuci tangan dengan sabun hingga bersih.
2. Sediakan cangkir atau gelas ber tutup yang telah dicuci dengan air mendidih.
3. Ibu melakukan massage atau pemijatan payudara dengan telapak tangan, dari
pangkal ke areola, minta ibu mengulangi pemijatan ini pada sekelilingi payudara
secara merata.
4. Bentuk jari telunjuk dan ibu jari seperti membentuk huruf c dan letakan pada
areola payudara, tekan ibu jari dan telunjuk kearah dada dengan ibu jari diatas
dan jari lain memegang payudara, kemudian perah dan lepas.
5. Perah areola dengan ibu jari berada diatas dan jari lainnya berada dibawah
areola.
6. Minta ibu mengulangi cara tersebut, yaitu tekan-perah-lepas-tekan-perah-lepas
beberapa kali higga ASI keluar.
Pengeluaran ASI dengan pompa:

1. Baca petunjuk penggunaan dan pompa dicuci dengan bersih sebelum


digunakan
2. Cuci tangan dengan sabun sampai bersih.
3. Keluarkan asi sedikit sebelum dipompa
4. Tekan bola karet untuk mengeluarkan udara
5. Letakan ujung lembar tabung pada payudara dengan putting susu tepar berada
ditengah, dan tabung benar benar melekat pada kulit.
6. Lepas bola karet sehingga putting dan areola tertarik kedalam.
7. Tekan dan lepas beberapa kali sehingga asi keluar dan terkumpul pada tabung.
8. Setelah selesai, ASI dapat segera diberikan atau disimpan dalam lemari
pendingin.
9. Cuci alat dengan bersih menggunakan air mendidih setelah dipakai atau hendak
dipakai. Tabung kaca dapat direbus.
10. Frekuensi mempompa ASI untuk bayi premature yaitu 8 kali atau lebih dalam
waktu 24 jam. Lama memomopanya yaitu 10-15menit bila menggunakan
pompa listrik, dan 10-20 menit bila menggunakan pompa manual. Bila pompa
menggunakan baterai lama memompanya yaitu 7-15 menit.
11. Biarkan ibu mempunyai cukup waktu umtuk memompa ASI untuk mengurangi
kecemasan.
12. Berhentilah memompa jika aliran ASI sedikit atau berhenti.
G. Cara menyimpan ASI
1. Lama pemyimpanan ASI
a. Di udara bebas atau terbuka dapat tahan selama 4-5 jam.
b. Di lemari es suhu 40c dapat disimpan selama 24 jam.
c. Di lemari pendingin/beku (-180c) dapat bertahan selama 6 bulan.
2. Penyimpanan ASI dalam lemari es pembeku (freezer). Asi disimpan dalam
wadah botol plastih atau botol kaca dengan tutup dari karet, kemudian diberi
label yang berisi tanggal kapan mulai disimpan secara berurutan. ASI yang akan
digunakan adalah asi yang lebih dahulu disimpan.
3. Penyimpanan ASI pada rak lemari pendingin. ASI yang disimpan dalam rak
lemari pendingin juga dikemas dalam botol plastic atau kaca dengan tutup dari
karet.
4. Penyimpanan ASI pada suhu ruangan atau udara terbuka.
DAFTAR PUSTAKA

Badan  Pemberdayaan  Perempuan, Perlindungan  Anak dan KB Kabupaten


Grobogan. (2011). Gema bersemi edisi 5 tahun 2011 : Peranan ASI
eksklusif bagi ibu dan anak. Dikutip pada tanggal 28 Februari 2018 dari
http://pppakb.grobogan.go.id

Astuti, dkk. 2015. Asuhan Kebidanan Nifas dan Menyusui. Jakarta : Erlangga

Roesli. Utami. 2007. Mengenal ASI Ekslusif Seni Gizi Klinik ASI Petunjuk
untuk Tenaga Kesehatan. EGC: Jakarta
LAMPIRAN
HASIL DOKUMENTASI

Anda mungkin juga menyukai