Anda di halaman 1dari 8

Peristiwa Rengasdengklok adalah peristiwa penculikan yang dilakukan oleh golongan muda

seperti Adam Malik dan Chaerul Saleh. Golongan muda tersebut menculik Ir. Soekarno, Moh.
Hatta dan Achmad Soebardjo.Sementara itu di Jakarta, Chaerul dan anggota pemuda lainnya
menyusun rencana untuk merebut kekuasaan dari tangan Jepang. Namun rencana tidak berjalan
mulus karena tidak semua anggota PETA mendukung rencana perebutan kekuasaan tersebut.

Rencana proklamasi Indonesia awalnya akan dilakukan di Rengasdengklok pada tanggal 16


Agustus 1945, bahkan teks proklamasi dan bendera merah putih sudah dikibarkan sejak tanggal
15 Agustus. Karena tidak adanya kabar yang jelas dari Jakarta, Jusuf Kunto dikirim untuk
berunding dengan golongan muda di Jakarta. Namun, Jusuf Kunto hanya menemui Mr. Achmad
Soebardjo di sana.

Pada akhirnya Jusuf Kunto dan Mr. Achmad Soebardjo pergi ke Rengasdengklok untuk
menjemput Soekarno, Moh. Hatta, Fatmawati dan Guntur. Achmad Soebardjo membawa Bung
Karno dan Hatta ke Jalan Pegangsaan Timur no. 56 untuk membacakan proklamasi.

Keesokan harinya, pada tanggal 17 Agustus 1945, proklamasi dikumandangkan dengan naskah
yang telah diketik oleh Sayuti Melik menggunakan mesin ketik yang diambil dari Kantor Kepala
Angkatan Laut jerman, Mayor Dr. Hermann Kandeler. Sebagai salah satu tokoh penting dalam
kemerdekaan Indonesia, Karya Lengkap Bung Hatta Buku 2; Kemerdekaan Dan Demokrasi
berisikan berbagai karya yang dihasilkan oleh salah satu anggota dari PPKI ini.

C. Daftar Anggota PPKI dan Struktur Organisasinya


Pada awalnya PPKI beranggotakan 21 orang. Anggota PPKI terdiri dari berbagai suku di
Indonesia, ada 12 orang etnis Jawa, 3 orang etnis Sumatera, 2 orang etnis Sulawesi, 1 orang etnis
Maluku, 1 orang etnis Tionghoa, 1 orang etnis Kalimantan dan 1 orang etnis Nusa tenggara.

Pada awalnya golongan muda tidak suka pada PPKI karena mereka menganggap PPKI adalah
badan yang dibentuk pemerintah Jepang yang sudah pasti mendukung Jepang. Namun, PPKI
adalah badan yang dibentuk untuk mempersiapkan kemerdekaan. Untuk mewujudkan
kemerdekaan itu tentunya diperlukan persiapan yang matang.

Berikut adalah susunan keanggotaan PPKI:

1. Ir. Soekarno – ketua


2. Drs. Moh. Hatta – wakil ketua
3. prof. Mr. Dr. Soepomo – anggota
4. KRT Radjiman Wedyodiningrat – anggota
5. KRT Radjiman Wedyodiningrat- anggota
6. R. P. Soeroso – anggota
7. Soetardjo Kartohadikoesoemo – anggota
8. Kiai Abdoel Wachid Hasjim – anggota
9. Ki Bagus Hadikusumo – anggota
10. Otto Iskandardinata – anggota
11. Abdoel Kadir – anggota
12. Pangeran Soerjohamidjojo – anggota
13. Pangeran Poerbojo – anggota
14. Dr. Mohammad Amir – anggota
15. Mr. Abdul Abbas – anggota
16. Teuku Mohammad Hasan – anggota
17. Dr. GSSJ Ratulangi – anggota
18. Andi Pangerang – anggota
19. A.A. Hamidan – anggota
20. I Goesti Ketoet Poedja – anggota
21. Mr. Johannes Latuharhary – anggota
22. Drs. Yap Tjwan Bing – anggota

Namun selanjutnya, tanpa sepengetahuan dari pihak Jepang, anggota PPKI bertambah 6 orang
yaitu:

1. Achmad Soebardjo – penasihat


2. Sajoeti Melik – anggota
3. Ki Hadjar Dewantara – anggota
4. R.A.A. Wiranatakoesoema – anggota
5. Kasman Singodimedjo – anggota
6. Iwa Koesoemasoemantri – anggota

D. Tugas PPKI
PPKI memiliki tugas yang sama dengan bPUPKI, yaitu tugas-tugas yang berkaitan dengan
kemerdekaan Indonesia. Berikut adalah beberapa tugas-tugas PPKI:

1. Menyusun dan mengesahkan konstitusi

Menurut Soekarno, kemerdekaan harus dinyatakan dalam dua bentuk, yaitu bentuk deklarasi dan
proklamasi. Proklamasi adalah pernyataan kemerdekaan yang sangat singkat. Proklamasi
dilaksanakan dengan mengumumkan kepada masyarakat dunia bahwa sebuah negara telah lahir
dan merdeka serta berdaulat.

Sedangkan deklarasi adalah pernyataan proklamasi yang diiringi dengan konstitusi. Konstitusi
Indonesia sendiri adalah Undang-Undang Dasar 1945. UUD 1945 ini berhasil ditetapkan menjadi
konstitusi negara Indonesia dalam sidang PPKI pada tanggal 18 Agustus 1945. Konstitusi adalah
norma hukum yang berada di bawah dasar negara.

Konstitusi adalah sebuah hukum negara yang menggambarkan sistem ketatanegaraan dari negara
tersebut. UUD 1945 ini tentunya mengalami sejarah yang panjang dan berliku-liku untuk dapat
diterima sebagai landasan hukum di Indonesia.

2. Menyusun dan mengesahkan dasar negara

Dasar negara merupakan komponen penting bagi suatu negara. Dasar negara umumnya
tercantum di dalam konstitusi. Dasar negara akan dijadikan pedoman pemerintahan dalam suatu
negara untuk menjalankan tugas dan tanggung jawab. Bagi masyarakat suatu negara dasar negara
dijadikan sebagai pandangan hidup atau pedoman yang sesuai dengan kepribadian bangsa
tersebut.

Anda mungkin juga menyukai