Anda di halaman 1dari 2

Global Growth Accelerator Manager Mayora Group, Teuku Winnetou mengatakan Mayora

Pasar ekspor berkontribusi hampir 50% terhadap total penjualan perseroan. Pada semester I
2020, Mayora membukukan penjualan Rp 11 trilun, turun 8,3% dibandingkan periode yang sama
tahun lalu Rp 12 triliun.

Kunci produk Mayora agar dapat diterima pasar luar negeri adalah menjaga kualitas produk,
harga yang dapat diterima pasar dan inovasi baru bagi konsumen.

Dengan melakukan pendekatan kepada konsumen, menggali insight, habit dan behavior dari
konsumen.ada banyak informasi beragam yang kita dapatkan, yang mungkin jauh berbeda
dengan market Indonesia.

beberapa produk Mayora menjadi market leader di beberapa negara, seperti permen Kopiko
menjadi permen kopi nomor 1 di dunia.

Strategi selanjutnya adalah, tetap konsisten melakukan berbagai inovasi untuk mencapai
pertumbuhan bisnis yang lebih baik lagi ke depannya. Inovasi tersebut tak hanya berlaku terhadap
produk-produk baru tapi juga dari segi pemasaran, sehingga dapat memberikan kampanye terbaik
bagi brand-brand yang dikelola perusahaan. 

Perseroan berusaha terus mempertahankan pangsa pasar perseroan di luar negara tujuan.
Caranya, Mayora bakal terus memberikan nilai tambah pada produk. Sebab, tidak hanya
sekedar mengekspor produk, perusahaan juga membangun brand agar terus menjadi pilihan di
luar negeri.

PT. Mayora Indah Tbk sudah mengimplementasi teknologi 4.0. Dimulai pada
Desember 2013, Mayora mengembangkan pengawasan kualitas produk berbasis Android.
Secara bertahap, PT. Mayora mengembangkan sistem kualitas M1 hingga M3 selama
tiga tahun berturut-turut. Hingga di tahun 2016, sistem pengawasan mutu produk Mayora
diberlakukan hingga sekarang.
Mereka memberikan nama sebagai Quality Mayora System (QMS). Secara garis
besar, QMS meliputi beberapa proses, di antaranya: pemeriksaan material baku, audit
supplier, pemeriksaan proses produksi, pemeriksaan akhir barang jadi, dan tes evaluasi
sensorik.
Teknologi pembuatan hingga pengemasan makanan dan minuman di pabrik Mayora
sebagian besar menggunakan teknologi tingkat tinggi. Misalnya saja salah satu mesin
pengemasan biskuit dari Eropa yang dimiliki Mayora diklaim sebagai mesin pengemas
terbesar di dunia. Mesin tersebut menggunakan teknologi robot yang mampu memindahkan
ribuan biskuit dalam satu jam ke tempat pengemasan.
Mayora juga menggunakan mesin Schorch buatan Denmark untuk produksi makanan
jenis butter cookies. Untuk memproduksi permen, Mayora menggunakan mesin bermerek
Bosch buatan Italia dan satu mesin permen buatan Jepang yaitu Japan Automatic Mechine
(JAM).
Dengan menerapkan teknologi robot dan sistem Quality Mayora System (QMS) yang
merupakan pemanfaatan era revolusi industri 4.0 dalam rangkaian proses produksinya
sehingga bisa memproduksi lebih banyak dengan waktu yang singkat, hal ini merupakan
efektif dan efisien.

Dilansir dari
https://industri.kontan.co.id › industr

Anda mungkin juga menyukai