Anda di halaman 1dari 16

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur saya ucapkan kepada Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan karunia-
Nya sehingga saya dapat menyelesaikan makalah ini tepat pada waktunya.

Dengan selesainya makalah ini, tidak lepas dari bantuan banyak pihak yang telah memberikan
banyak masukan kepada saya. Untuk itu saya mengucapkan terimakasih kepada guru
pembimbing yang telah bersedia memeriksa dan mengoreksi makalah saya.

Saya menyadari masih banyak kekurangan dalam pembuatan makalah ini. Maka dari itu,
kritik dan saran yang membangun sangat saya harapkan demi tercapainya kesempurnaan dari
makalah ini.

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...........................................................................................................

DAFTAR ISI..........................................................................................................................

BAB I.PENDAHULUAN....................................................................................................

1.1 Latar Belakang.....................................................................................................

BAB II PEMBAHASAN.................................................................................................

1. Pengertian norma ......................................................................................................


2. Pengertian norma hukum ..........................................................................................
3. Sifat norma hukum ....................................................................................................
4. Tujuan norma hukum.................................................................................................
5. Ciri –ciri norm hukum...............................................................................................
6. Contoh norma hukum ...............................................................................................

BAB III PENUTUP ..........................................................................................................

Kesimpulan............................................................................................................................

Saran ..............................................................................................................................

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang


Hak merupakan unsur normatif yang melekat pada diri setiap manusia yang
dalam penerapannya berada pada ruang lingkup hak persamaan dan hak kebebasan
yang terkait dengan interaksinya antara individu atau dengan instansi. Hak juga
merupakan sesuatu yang harus diperoleh. Masalah HAM adalah sesuatu hal yang
sering kali dibicarakan dan dibahas terutama dalam era reformasi ini. HAM lebih
dijunjung tinggi dan lebih diperhatikan dalam era reformasi dari pada era sebelum
reformasi. Perlu diingat bahwa dalam hal pemenuhan hak, kita hidup tidak sendiri dan
kita hidup bersosialisasi dengan orang lain. Jangan sampai kita melakukan
pelanggaran HAM terhadap orang lain dalam usaha perolehan atau pemenuhan HAM
pada diri kita sendiri. Dalam hal ini penulis merasa tertarik untuk membuat makalah
tentang HAM. Maka dengan ini penulis mengambil judul “Hak Asasi Manusia”.
Secara teoritis Hak Asasi Manusia adalah hak yang melekat pada diri manusia
yang bersifat kodrati dan fundamental sebagai suatu anugerah Allah yang harus
dihormati, dijaga, dan dilindungi. hakikat Hak Asasi Manusia sendiri adalah
merupakan upaya menjaga keselamatan eksistensi manusia secara utuh melalui aksi
keseimbangan antara kepentingan perseorangan dengan kepentingan umum. Begitu
juga upaya menghormati, melindungi, dan menjunjung tinggi Hak Asasi Manusia
menjadi kewajiban dan tangung jawab bersama antara individu, pemeritah (Aparatur
Pemerintahan baik Sipil maupun Militer), dan negara.
BAB II
PEMBAHASAN
Pengertian Norma
Dikutip dalam selayang pandang norma dan ilmu hukum terdapat beberapa pengertian
norma dari berbagai ahli dan teoritikus. Seperti J Macionis, berpendapat bahwa norma adalah
suatu kumpulan dan aturan untuk memandu tindakan setiap anggota masyarakat.

Sedangkan Mz. Lawang, berpendapat bahwa Norma menjadi sebuah gambaran mengenai
harapan yang pantas untuk dilakukan. Selain itu Hans Kelsen, berpendapat bahwa norma
adalah satu perintah yang secara tidak personal serta anonim.

Namun demikian pengertian norma yang sering ditemui yaitu berasal dari bahasa Belanda
yaitu “norm” yang artinya adalah patokan, aturan, atau pedoman yang berlaku. Hal ini seperti
yang diungkapkan oleh Anthony Gidden dimana Norma menjadi satu aturan atau prinsip yang
baku (konkret) dimana sifatnya wajib untuk dijaga serta diperhatikan oleh seluruh warga
negara. Dalam hal ini kita bisa simpulkan bahwa norma adalah kaidah untuk sebuah petunjuk
dan aturan  untuk seseorang, masyarakat, dan warga negara, menjalani aktivitas.

Pengertian Norma Hukum


Norma hukum berarti kesepakatan yang dibuat oleh seluruh unsur masyarakat, atau yang
mewakili masyarakat di wilayah-wilayah tertentu. Norma hukum tersebut penting untuk
disepakati, karena dibahas tentang apa yang boleh dilakukan dan apa saja yang tidak boleh
dilakukan.

Norma hukum yang ada pada masyarakat ada yang sudah tercantum di dalam Peraturan
Perundang-Undangan dan ada juga yang sudah berlaku di lingkungan masyarakat itu sendiri.
Adanya norma hukum diharapkan setiap anggota masyarakat tidak berlaku seenaknya,
sehingga perdamaian dan ketentraman dapat terjaga.
Sifat Norma Hukum
Norma hukum biasanya bersifat mengikat untuk setiap penduduk yang berada dalam naungan
satu negara dengan menganut norma hukum tertentu. Dimana artinya mengikat adalah bersifat
harus ditaati dan jika melanggar akan dikenai sanksi. Adapun sanksi tersebut ditetapkan juga
dalam draft normal hukum yang berlaku. Dengan kata lain, dapat dikatakan bahwa norma
hukum memiliki dua macam sifat, yaitu perintah dan larangan.

Tujuan Norma Hukum


Berdasarkan pengertian diatas, dimana norma menjadi seperangkat alat untuk memberikan
keberlangsungan kehidupan masyarakat. Pada dasarnya keberadaan norma hukum adalah
untuk menciptakan kehidupan yang stabil dan tertib berdasarkan hak dan kewajiban yang
dimiliki.

Berikut adalah tujuan norma hukum dalam satu pemerintahan atau negara:

1. Sebagai suatu pedoman atau aturan hidup untuk seluruh masyarakat di wilayah tertentu.
Sudah sangat jelas ketika kita hidup di suatu wilayah tertentu harus menjalankan
pedoman dan aturan.
2. Dapat memberikan keteraturan dan stabilitas dalam kehidupan bermasyarakat.
Kehidupan masyarakat yang tentram dan stabil adalah cita-cita seluruh warga negara
untuk itu salah satu tujuan norma hukum. Sehingga terwujudnya tatanan masyarakat
yang tertib agar mencegah terjadinya perilaku semena-mena antar warga masyarakat.
3. Norma sebagai batasan seperti larangan atau perintah dalam berperilaku dan bertindak.
Melakukan aktivitas sehari-hari terkadang kita lupa akan batasan, terlepas lagi ketika
tidak ada norma hukum. Risiko yang diterima ketika tidak ada batasan adalah kekacauan,
sehingga norma hukum menjadi poin penting untuk kedamaian lingkungan. Bukan hanya
larangan, tetapi perintah juga terkandung dalam norma hukum seperti perintah untuk
tertib lalu lintas atau menjaga lingkungan. Untuk itu ketika masyarakat yang tidak
mematuhi aturan akan diberikan sanksi hukum maupun sanksi sosial.
4. Menjadikan setiap masyarakat melakukan penyesuaian dengan aturan dan norma yang
berlaku di lingkungan. Karena setiap lingkungan memiliki tata aturan masing-masing
sehingga ketika kita berada dalam lingkungan tertentu harus beradaptasi dengan norma-
norma yang berlaku.
Dengan ini kita dapat mengambil benang merah bahwa untuk menjaga ketertiban masyarakat
keamanan, dan kedamaian harus mematuhi aturan dan norma hukum yang berlaku. Dimana
norma hukum tersebut berlaku secara unevrsal dan tidak tebang pilih.

Dalam hidup bermasyarakat untuk mengatur interaksi di dalamnya norma hukum ini
diberlakukan, dalam melihat interaksi ini terdapat metode penelitian hukum yang dapat
digunakan yaitu etnografi hukum yang dapat kamu pelajari pada buu Etnografi Hukum
Budaya Hukum Masyarakat Cina Jelata.

Ciri-Ciri Norma Hukum


Terdapat beberapa ciri norma hukum yang dapat kita perhatikan, dimana biasanya ciri norma
hukum ini terdapat kekhasan yang tidak bisa disamakan dengan norma-norma yang lainnya.

1. Norma hukum berisi tentang aturan yang menjadi panduan bagi masyarakat ketika
menjalankan aktivitas kehidupannya. Untuk itu norma biasanya berisi tentang tata cara,
kaidah, dan panduan.
2. Norma hukum tidak dibuat secara semena-mena oleh masyarakat, sehingga untuk
memberlakukan keabsahan norma hukum harus disahkan oleh pemerintah atau otoritas
hukum resmi. Sehingga norma yang berlaku memiliki kekuatan hukum.
3. Aturan dalam norma hukum sifatnya harus dipatuhi, dimana artinya norma tersebut
mengikat kepada setiap warga negara yang berada dalam wilayah negara tertentu. Hal ini
bisa bersifat mengikat karena norma hukum juga memiliki kekuatan.
4. Bagi siapapun warga negara yang tidak mematuhi norma-norma yang telah disepakati
maka akan mendapatkan hukuman. Untuk itu norma hukum juga dapat menjadi acuan
sanksi untuk yang melanggarnya. Sanksi tersebut bisa beragam baik hukuman penjara
atau pengenaan denda.
Contoh Norma Hukum
Terdapat dua jenis norma hukum yang berlaku dalam kehidupan masyarakat, kita mengenal
norma hukum tertulis dan norma hukum tidak tertulis. Dimana keduanya memiliki persamaan
dan perbedaan.

Baik norma hukum tertulis dan tidak tertulis memiliki kedukan untuk menegakkan aturan di
masyarakat, namun berbeda dalam segi penyampaian. Dimana hukum tertulis biasanya dibuat
dalam lembaran yang sah dan diakui oleh negara, sedangkan norma hukum tidak tertulis
banyak ditemukan dalam kehidupan adat masyarakat. Lebih detail mengenai keduanya dapat
dilihat pada penjelasan berikut:

1. Hukum Tertulis
Hukum tertulis merupakan norma-norma aturan yang dibuat oleh lembaga yang berwenang
dalam bentuk tertulis. Lembaran-lembaran seperti undang-undang, peraturan pemerintah,
merupakan aturan hukum tertulis, dimana aturan tersebut dibuat oleh lembaga negara
sehingga lembaran hukum tertulis kekuatan untuk digunakan dalam kehidupan masyarakat
secara luas. Di Indonesia terdapat lembaga negara yang berhak membuat aturan tersebut
seperti Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) atau Pemerintahan Eksekutif.

Karena telah disahkan secara tertulis, hukum ini berlaku secara menyeluruh bagi setiap warga
di suatu negara. Setiap orang di berbagai wilayah baik provinsi, kabupaten, kecamatan
maupun sampai ke tingkat desa terikat dalam aturan-aturan yang telah disepakati. Keberadaan
norma hukum tertulis dibagi menjadi dua bagian yaitu hukum pidana dan hukum perdata.
Perbedaan dan penjelasannya dapat dilihat sebagai berikut:

2. Hukum Pidana
Hukum perdata bertujuan untuk menegakkan ketertiban hukum dan melindungi setiap warga
negara. Kepentingan dan hubungan masyarakat di antara mereka ditentukan dan dilindungi
oleh norma Hukum. Bangsa yang baik adalah berhasil mempertahankan tatanan sosial dengan
aturan hukum.Untuk itu jika aturan tidak diikuti akan dikenai sanksi baik secara formal
maupun terkadang dalam bentuk informal.  Sanksi yang berat biasanya harus melibatkan
penegak hukum dengan undang-undang yang berlaku, sanksi tersebut dikenakan kepada
setiap orang yang melanggar aturan atau norma.
Hukum pidana adalah peraturan-peraturan yang menentukan perbuatan apa saja yang dilarang
dan tergolong sebagai tindak pidana. Hukum ini juga mengatur apa saja hukuman yang akan
diberikan kepada pelanggar-pelanggar tindak pidana tersebut. Setiap orang yang melanggar
dan menyebabkan kerugian baik material maupun nonmaterial dapat dikenai sanksi. Kerugian
tersebut dapat menimpa orang lain atau bahkan merugikan masyarakat luas.Sebagai contoh
kasus hukum pidana, dimana terdapat sekelompok orang yang merampok rumah serta
melakukan pembunuhan terhadap korban (pemilik rumah), sehingga menyebabkan kerugian
secara materil dan menghilangkan nyawa seseorang dengan sengaja. Untuk itu, pelaku
perampokan tersebut akan dijatuhi hukuman penjara dan juga denda sesuai dengan apa yang
tercantum dalam Kitab Undang-Undang Hukum Pidana (KUHP)Kitab Undang-undang
Hukum Pidana (KUHP) di dalamnya mengatur tentang perbuatan-perbuatan pidana secara
material yang berlaku di negara Indonesia. Meskipun demikian KUHP ini masih bersumber
dari hukum belanda, akan tetapi masih berlaku untuk mengatur hukum di indonesia. Hal itu
telah disebutkan dalam Ketentuan Peralihan Pasal II Undang-Undang Dasar 1945 “: “Segala
badan negara dan peraturan yang masih ada langsung diberlakukan selama belum diadakan
yang baru menurut Undang-Undang Dasar ini”Di Indonesia sendiri, hukum pidana yang
berlaku dibagi menjadi dua yaitu, Hukum Pidana Umum & Tertulis yang dapat kamu pelajari
pada buku yang ada di bawah ini.

3. Hukum Perdata
Hukum perdata merupakan bagian dari norma hukum tertulis yang berisi tentang aturan untuk
kepentingan seseorang (individu) di lingkungan kelompok sosial (masyarakat). Dimana
didalamnya diatur juga hak-hak dan kewajiban yang harus ditaati. Seperti contohnya adalah
hukum orang maupun hukum keluarga yang dapat kamu pelajari pada buku Perkembangan
Hukum Perdata Tentang Orang & Hukum Keluarga Ed.R.Perbedaan dengan hukum pidana
adalah jangkauan kerugiannya, biasanya hukum perdata persoalan personal yang tidak
merugikan banyak pihak (masyarakat luas). Dikutip dalam laman Fakultas Hukum Untirta
disebutkan bahwa Pengertian Hukum Perdata merupakan hukum untuk permasalahan antara
dua orang dalam masyarakat yang bersumber pada kepentingan perseorangan (pribadi).Istilah
ini juga sering disebut dengan hukum sipil atau privat, meskipun demikian hukum perdata
akan berlaku dalam jenis tulisan maupun tidak tertulis. Contoh yang sering ditemukan adalah
persoalan hutang piutang yang tidak melibatkan masyarakat lainnya. Kerugian yang
ditimbulkan dari hutang-piutang ini hanya dirasakan oleh salah satu pihak (individu).
Pelanggar hukum ini tidak akan dikenakan sanksi pidana tetapi sesuai dengan aturan yang ada
pada kitab hukum perdata. Kitab Undang-undang Hukum Perdata merupakan norma hukum
tertulis yang berlaku di indonesia.

4. Hukum Tidak Tertulis


Hukum tidak tertulis pada dasarnya memiliki tujuan yang sama dengan hukum tertulis,
sifatnya berlaku untuk seluruh pengguna hukum dan mengikat. Akan tetapi hukum ini tidak
secara resmi dituangkan dalam lembaran-lembaran negara yang memiliki kekuatan hukum.
Pada dasarnya hukum tertulis lahir dari kehidupan masyarakat yang norma-normanya bisa
berlaku dalam kehidupan, akan tetapi sifatnya lebih abstrak.Hukum tidak tertulis biasanya
ditemukan dalam kehidupan masyarakat adat, dimana mereka mengatur kehidupan dan
aktivitas masyarakatnya dengan hukum-hukum yang tidak diatur dalam lembaran hukum
tertulis. Seperti halnya masyarakat Baduy yang memiliki aturan-aturan hukum yang
disepakati secara bersama baik Ketua adat maupun masyarakat adat.Mereka yang
menggunakan hukum adat tidak tertulis umumnya menitik beratkan pada kepercayaan yang
secara turun temurun diwariskan kepada pengguna hukum lainnya. Hanya saja hukum ini
tidak berlaku untuk seluruh masyarakat, dimana cakupannya lebih sempit. Karena sifatnya
tidak tertulis terkadang hukum ini berubah menyesuaikan dengan kebutuhan masyarakat.

Hukum tidak tertulis ini juga memiliki ketentuan sanksi-sanksi yang dapat diberlakukan
kepada orang-orang yang melanggar norma. Sanksi tersebut dapat berupa hukuman sosial,
kurungan, denda atau yang lebih berat dikeluarkan dari suku adat tersebut. Orang yang
memiliki kewenangan menentukan hukum tidak tertulis ini biasanya diberikan kepada ketua
adat atau tokoh adat yang dianggap berwenang.Sebagai contoh, salah satu masyarakat yang
hidup dalam lingkungan adat yang mencuri hewan ternak milik tetangganya. Maka ia akan
menerima sanksi berupa hukuman sosial seperti membersihkan lingkungan kampung. Bahkan
pada suku adat tertentu mereka memiliki kepercayaan bagi siapapun yang melanggar norma-
norma akan mendapatkan hukuman yang bersifat mistis seperti kutukan. Dimana hukum-
hukum ini tidak ditulis seperti halnya Undang-Undang atau KUHP, akan tetapi secara
berantai disampaikan kepada keturunannya.Selain itu hukum tidak tertulis biasanya dikaitkan
dengan mitos-mitos yang berkembang di masyarakat, seperti halnya tidak boleh kencing di
kuburan karena akan mendatangkan kesialan atau tidak boleh duduk di depan pintu karena
akan menghambat jodoh datang.Hal ini nyatanya memiliki makna dan tujuan yang baik,
namun karena penjelasan yang disampaikan secara turun temurun tidak rasional maka
berkembang mitos-mitos. Jika dicerna secara rasional, perilaku kencing di atas kuburan tidak
diperbolehkan karena bukan tempatnya dan akan mencemari lingkungan.Atau tidak larangan
tidak boleh duduk di depan pintu bukan karena alasan mempersulit jodoh, akan tetapi
menghalangi orang masuk sehingga  jodoh yang akan masuk tidak jadi karena terhalangi.

Proses Terbentuknya Norma Hukum


Kehidupan masyarakat yang damai dan penuh ketentraman biasa nya dimiliki oleh
mereka yang memiliki norma-norma yang baik, dimana setiap norma tersebut selalu
dipertahankan dan menjadi acuan dalam menjalankan kehidupan. Hanya saja kita sering
menemukan masyarakat yang tidak mematuhi norma tersebut, sehingga berujung pada sanksi
hukum.
Ini menjadi salah satu latar belakang norma hukum agar norma yang ada di masyarakat dapat
mengatur seluruh masyarakat. Selain itu yang melatarbelakangi terbentuknya hukum adalah
karena pola kehidupan manusia yang beragam, berbagai perilaku ditunjukan oleh masyarakat
baik yang positif maupun negatif. Setiap orang memiliki paham yang berbeda-beda untuk
menafsirkan kehidupan yang baik.Itu lah sebabnya norma hukum harus dibentuk agar nilai-
nilai kebaikan dapat diberlakukan secara objektif.  Kehidupan manusia yang saling
berdampingan tidak jarang menimbulkan gesekan-gesekan sehingga memicu perpecahan.
Berdasarkan latar belakang tersebut hukum mulai dibentuk secara lisan, untuk mengatur
kehidupan masyarakat. Hal ini biasanya terjadi dalam lingkungan masyarakat adat.Biasanya
untuk memutuskan norma hukum dilakukan proses kesepakatan antara masyarakat sehingga
mendapatkan hukum yang diterima oleh semua pihak. Semakin berkembangnya zaman norma
hukum dibuat secara tertulis untuk memastikan nilai-nilai tersebut dapat digunakan secara
objektif. Proses pembuatan norma hukum di era sekarang memiliki beberapa tahapan, seperti
di Indonesia yang sering dikenal dengan Undang-undang.
Sanksi Norma Hukum
Sanksi-sanksi norma hukum sangatlah beragam seperti pemidanaan, denda, maupun hukuman
sosial. Dimana sanksi yang diberlakukan untuk setiap warga negara yang melanggar norma-
norma yang telah diatur dalam peraturan perundang-undangan. Menjalankan sanksi juga
sebagai kewajiban negara untuk menjaga ketertiban kehidupan masyarakat.Hadirnya sanksi
juga terbentuk berdasarkan pasal yang dijatuhkan kepada pelanggar, baik yang merujuk pada
sanksi pidana maupun perdata. Adapun sanksi hukum pidana berupa vonis terhadap tersangka
oleh hakim dengan hukuman mati, hukuman penjara, hukuman kurungan dan hukuman
denda. Hal ini telah diatur dalam KUHP pasal 10.

Sedangkan dalam hukum perdata hakim biasanya menjatuhkan hukuman berupa putusan
condemnatoir, declaratoir dan constitutief.  Agar mengenal tentang sanksi hukum Berikut
contoh sanksi norma hukum dalam KUHP. Contoh Pasal 351 dalam Kitab Undang-undang
Hukum Pidana (KUHP):

1. Penganiayaan diancam dengan pidana penjara paling lama dua tahun delapan bulan atau
pidana denda paling banyak empat ribu lima ratus rupiah.
2. Jika perbuatan mengakibatkan luka-luka berat, yang bersalah diancam dengan pidana
penjara paling lama lima tahun.
3. Jika mengakibatkan mati, diancam dengan pidana penjara paling lama tujuh tahun.
4.  Dengan penganiayaan disamakan sengaja merusak kesehatan.
5.  Percobaan untuk melakukan kejahatan ini tidak dipidana.
Jika pelaku melakukan perbuatan zina atau tindak asusila maka akan mendapat tindak pidana
asusila yang sesuai dengan perbuatan mereka dan hal ini dapat kamu pelajari pada buku
Sanksi Hukum Bagi Fasilitator Tindak Pidana Asusila.

Sumber Norma Hukum


Seperti yang sudah diketahui oleh semua masyarakat Indonesia bahwa negara Indonesia
merupakan negara hukuk, sehingga bagi setiap anggota masyarakat yang melanggar hukum
akan diberikan sanksi. Lalu, sebenarnya apa sih sumber norma hukum? Norma hukum
bersumber dari Undang-Undang Dasar 1945, Kitab Undang-Undang Hukum Pidana (KUHP),
dan Peraturan-Peraturan Pemerintah lainnya.
Contoh Norma Hukum
Pada dasarnya, setiap orang yang melanggar hukum pasti akan diberikan sanksi yang sudah
berlaku. Di bawah ini akan diberikan beberapa contoh norma hukum.

Contoh Norma Hukum di Lingkungan Masyarakat


1. Setiap keluarga membayar iuran kas beserta kebersihan
2. Setiap warga yang menginap wajib lapor 1×24 jam
3. dan sebagainya
Contoh Norma Hukum di Lingkungan Negara
1. Setiap orang yang mengendarai motor harus menggunakan hel dan menyalakan lampu
kendaraan. Sementara itu, pengendara mobil harus menggunakan sabuk pengaman.
Selain itu, setiap pengendara harus menaati setiap rambu lalu lintas.
2. Setiap warga negara Indonesia wajib membayar pajak.
3. Seseorang yang melakukan tindak kejahatan atau tindak kriminal akan diberi sanksi yang
sudah berlaku.
4. Tidak boleh menyebarkan informasi atau berita hoaks

Contoh Norma Hukum di Lingkungan Sekolah 


1. Rambut laki-laki tidak boleh panjang
2.  Setiap siswa wajib ikut upacara hari Senin
3. Jika ada yang terlambat masuk sekolah akan diberikan sanksi
Contoh Pelanggaran Norma Hukum
Penyebar Hoaks
Menyebar berita hoaks atau berita bohong merupakan salah satu pelanggaran norma hukum
dan sudah tercantum di dalam Undang-undang Republik Indonesia Nomor 11 Tahun 2008
Tentang Informasi dan Transaksi Elektronik Pasal 28 ayat 1, yang berbunyi “Setiap Orang
dengan sengaja dan tanpa hak menyebarkan berita bohong dan menyesatkan yang
mengakibatkan kerugian konsumen dalam Transaksi Elektronik.”
Tidak Memakai Helm
Ketika berkendara motor, demi melindungi diri dan keselamatan bersama, maka harus
menggunakan helm. Apabila pengendara motor tidak menggunakan helm akan dikenai sanksi
atau hukuman yang sudah tercatum di dalam UU No.22 Tahun 2009 Tentang Lalu Lintas dan
Angkutan Jalan Pasal 291 ayat 1, yang berbunyi “Setiap orang yang mengemudikan Sepeda
Motor tidak mengenakan helm standar nasional Indonesia sebagaimana dimaksud dalam Pasal
106 ayat (8) dipidana dengan pidana kurungan paling lama 1 (satu) bulan atau denda paling
banyak Rp250.000,00 (dua ratus lima puluh ribu rupiah).”

Norma-Norma Dalam Kehidupan Masyarakat


Pada dasarnya, bukan hanya norma hukum saja yang berlaku pada lingkungan sosial, tetapi
ada beberapa norma lainnya yang berlaku di masyarakat. Lalu, norma-norma apa saja yang
hingga saat ini masih berlaku di lingkungan sosial masyarakat?

1. Norma Agama
Norma agama adalah norma yang berlaku di masyarakat yang berupa perintah serta larangan
Tuhan yang sudah ada di dalam setiap kitan suci sesuai dengan kepercayaannya masing-
masing.

2. Norma Kesopanan
Norma kesopanan adalah norma yang berlaku di masyarakat berupa suatu tindakan yang telah
disepakati oleh masyarakat itu sendiri. Biasanya norma ini berlaku terhadap seseorang yang
lebih tua dan lebih muda, seperti orang tua yang menghargai anak mudah dan anak muda
menghormati orang tua.

3. Norma Kesusilaan
Norma kesusilaan adalah norma yang ada di dalam lingkungan masyarakat yang di mana bagi
pelanggar akan memunculkan rasa bersalah dan menyesal karena telah melakukan kesalahan
tersebut
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan

Ilmu Hukum pada hakekatnya adalah preskriptif atau


mengharuskan. Karena mengharuskan maka sifat hukum adalah
normatif. Sifat normatifitas dari tidak bergantung pada bentuk formal,
kekuasaan dan sanksi, akan tetapi dari koherensinya dengan kaidah
dan prinsip yang bersumber dari moral yaitu Keadilan dan Kebenaran.

Hukum adalah Norma, dalam tindakan reason for action. Sanction


not constitutif law. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa Sanksi
bukan unsur utama dari hukum.Sanksi ada akibat tuntutan kepastian
hukum dalam paradigma positivisme hukum, yang memandang ilmu
hukum sebagai ilmu empirik aturan- aturan tingkahlaku yang mengatur
perbuatan manusia secara lahiriah belaka. Dimana hukum dituntut
untuk berkorespondensi dengan fakta. Dalam penerapan hukum agar
hukum dapat diterapkan hukum harus dipaksakan. Dengan demikian
kedudukan sanksi dalam hukum adalah sanksi ada pada penerapan
hukum.

B. Saran
Sanksi tidak boleh mendegradasikan nilai hukum, menderitakan
tidak diperbolehkan merendahkan martabat manusia. Dalam hal
hukum memberi nilai penghormatan atas kehidupan manusia
sanksi sama sekali tidak boleh melanggar nilai tersebut maka dari
itu sanksi pidana mati jelas tidak dibolehkan, karena hal tersebut
juga pelanggaran hukum.
Hukum memberi nilai penghormatan atas hak milik sehingga
kaidah hukum melarang pencurian maka sanksi yang
mengambil melebihi hak pelaku pencurian adalah tidak
dibenarkan sehingga sanksi yang memiskinkan seorang koruptor
juga adalah pelanggaran hukum.
MAKALAH
Macam-Macam Sanksi Atas
Pelanggaran Ham

DI SUSUN
OLEH :
1. ADI PRASETYO
2. EKA PUTRI
3. INTAN SUCI
4. MARDA WULANDARI
5. RAHMAD DARMAWAN
6. RISMA SAPUTRI
7. SUCI ULANDARI

KELAS : XII.MIPA.3
GURU PEMBIMBING : ELI MULYATI,S.Pd

SMA NEGERI MEGANG SAKTI


TAHUN PELAJARAN 2022/2023

Anda mungkin juga menyukai