Anda di halaman 1dari 3

NAMA : ABDUL WAHAB

NIM : 0104173189
JURUSAN : MANAJEMEN DAKWAH D
MATA KLUIAH : STRATEGI PEMBELAJARAN

NAMA PENULIS : ZALYANA


PENERBIT :FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SULTAN SYARIF KASIM
RIAU
JUDUL :“KONSEP PERBANDINGAN BELAJAR,STRATEGI
PEMBELAJARAN DAN PERAN GURU(PRESPEKTIF
BEHAVIORISME DAN KOSTRUKTIVISME)”

1. Jurnal Utama
Menurut Behaviorisme , belajar adalah perubahan tingkah laku akibat dari adanya
interaksi antara stimulus dan respon. Dengan kata lain, belajar merupakan bentuk perubahan
yang dialami dalam hal kemampuannya untuk bertingkah laku dengan cara baru sebagai
interaksi antara stimulus dan respon. Seseorang dianggap telah belajar sesuatu jika ia dapat
menunjukkan perubahan tingkah lakunya .Sebagai contoh, anak belum dapat berhitung
perkalian . Walaupun ia sudah berusaha giat, dan gurunya pun sudah mengajarkannya dengan
tekun, namun jika anak tersebut belum dapat mempraktekkan perhitungan perkalian, maka ia
belum dianggap belajar. Karena ia belum dapat menunjukkan perubahan perilaku sebagai
hasil belajar (Budiningsih, 2005: 15). Menurut teori ini yang terpenting adalah input
(masukan) yang berupa stimulus dan out put (keluaran) yang berupa respon. Dalam contoh di
atas, stimulus adalah apa saja yang diberikan guru kepada siswanya, misalnya daftar
perkalian, alat peraga, pedoman kerja, atau cara-cara tertentu, untuk membantu belajar siswa,
sedangkan respon adalah reaksi atau atau tanggapan siswa terhadap stimulus yang diberikan
oleh guru. Menurut teori behavioristik apa yang terjadi antara stimulus dan respon dianggap
tidak penting diperhatikan karena tidak dapat diamati dan tidak dapat diukur. Yang dapat
diamati adalah stimulus dan respon. Oleh sebab itu, apa saja yang diberikan guru (stimulus)
dan apa saja yang dihasilkan siswa (respon), semuanya harus dapat diukur. Teori ini
mengutamakan pengukuran, sebab pengukuran merupakan suatu hal yang penting untuk
melihat terjadi tidaknya perubahan tingkah laku tersebut. Faktor lain yang juga dianggap
penting oleh aliran behavioristik adalah faktor penguatan (reinforcement). Penguatan adalah
apa saja yang dapat memperkuat timbulnya respon. Bila penguatan ditambahkan, maka
respon akan semakin kuat. Begitu pula bila penguatan dikurangi responpun akan tetap
dikuatkan. Misalnya, ketika peserta didik diberi tugas oleh gurunya, ketika tugasnya di
tambahkan maka ia akan semakin giat belajarnya. Maka penambahan tugas tersebut
merupakan penguatan positif dalam belajar. Bila tugas-tugas dikurangi dan pengurangi justru
meningkatkan aktivitas belajarnya, maka pengurangan tugas merupakan penguatan negatif
dalam belajar. Jadi penguatan merupakan suatu bentuk stimulus yang penting diberikan atau
dikurangi untuk memungkinkan terjadinya respon.

NAMA PENULIS : FATIMAH DAN DEWI KARTIKA SARI


PENERBIT : PENA LITERASI (jurnal pendidikan dan bahasa)
JUDUL : Strategi Belajar dan Pembelajaran Dalam
Meningkatkan Keterampilan Bahasa

B. JURNAL PEMBANDING

 Strategi Keterampilan Berbahasa


Bahasa dipergunakan sebagaian besar pada aktivitas manusia. Semakin tinggi tingkat penguasaan
bahasa seseorang, semakin baik pula penggunaan bahasa dalam berkomunikasi. Penggunaan berbagai
teknik dan metode yang inovatif dapat menciptakan situasi pembelajaran yang kondusif. Melalui
proses pembelajaran yang dinamis, diharapkan akan tercipta suatu bentuk komunikasi lisan yang
terpola melalui keterampilan menyimak, berbicara, membaca, dan menulis. 1. Strategi Pembelajaran
Keterampilan Menyimak Keterampilan menyimak adalah satu bentuk keterampilan berbahasa yang
bersifat reseptif. Keterampilan menyimak pada tahapan lebih tinggi mampu menginformasikan
kembali pemahamannya malalui keterampilan berbicara maupun menulis. Strategi pembelajaran
menyimak sebagai berikut: a. Pemberian informasi tertentu, dalam hal ini peserta didik mendengarkan
sebuah informasi, dan melihat demonstrasi serta mencatat. b. Interaksi, dalam hal ini peserta didik
diberikan contoh lalu mencontohkan dan mengulangi secara lebih kreatif beserta tanya jawab. c.
Secara independen, peserta didik melakukan kegiatan tertentu seperti, menyimak rekaman berupa
model,
 Strategi Pembelajaran Keterampilan
Berbicara Keterampilan berbicara merupakan keterampilan memproduksi arus sistem bunyi
artikulasi untuk menyampaikan kehendak, kebutuhan perasaan, dan keinginan kepada orang lain.
Keterampilan berbicara diawali dengan adanya pemahaman minimal dari pembicara dalam
membentuk sebuah kalimat. Sebuah kalimat, betapapun kecilnya, memiliki struktur dasar yang saling
berkaitan satu sama lain sehingga mampu menyajikan sebuah makna. Strategi pembelajaran berbicara
merujuk pada prinsip stimulus dan respon. Teknik dalam strategi pembelajaran berbicara antara lain:
a. Berbicara terpimpin meliputi frase dan kalimat, dialog, dan pembacaan puisi. b. Berbicara semi-
terpimpin meliputi reproduksi cerita, cerita berantai, menyusun kalimat dalam sebuah pembicaraan,
melaporkan isi bacaan secara lisan. c. Berbicara bebas meliputi diskusi, drama, wawancara, berpidato,
dan bermain peran.
 Strategi Pembelajaran Keterampilan Membaca
Keterampilan membaca memiliki peranan penting dalam pengembangan pengetahuan dan sebagai
alat komunikasi bagi kehidupan manusia. Fakta di lapangan menunjukan bahwa masyarakat di negara
maju ditandai oleh berkembangnya suatu kebiasaan membaca yang tinggi. Membaca merupakan suatu
kegiatan untuk mendapatkan makna dari apa yang tertulis dalam teks. Pembelajaran membaca harus
memperhatikan cara berfikir teratur dan baik. Membaca melibatkan semua proses mental yang lebih
tinggi seperti ingatan, pemikiran, daya khayal, pengaturan, penerapan, dan pemecahan masalah.
Strategi pembelajaran membaca adalah dengan menggunakan teknik pemberian tugas membaca teks
selama waktu tertentu, kemudian mengajukan pertanyaan. Tes kemampuan membaca antara lain
menggunakan bentuk btulsalah, melengkapi kalimat, pilihan ganda, dan pembuatan ringkasan atau
rangkuman. Selain itu, strategi lain untuk meningkatkan keterampilan membaca yakni dengan
membaca karya sastra.
 Strategi Pembelajaran Keterampilan Menulis
Keterampilan menulis didasari oleh penguasaan berbagai unsur kebahasaan maupun unsur
diluar bahasa yang akan menjadi isi dalam tulisan. Keduanya harus terjalin sehingga menghasilkan
tulisan yang runtun dan padu. Keterampilan menulis merupakan suatu.

1. Kekurangan Jurnal Utama


 Tidak menjelaskan secara detail bagaimana pengaplikasian metode
behavirme dan karaktivisme dan seberapa besar efeknya.
 Teori belajar behaviorisme tidak melihat latar belakang siswa dalam
memahami sesuatu,sehingga strategi yang dipakai baku
 Tidak menjelaskan solusi dan penerapan bagi siswa dalam
menempatkan sesuatu yang objektif
 Cenderung memberikan pemahaman yang dominan

2. Kelebihan jurnal pembanding


 Memberikan metode pemahaman bagi siswa untuk cepat membaca
 Menjelaskan konsep belajar agar dapat berkominkasi secara lisan
 Memberikan penjelasan metode mengamati
 Memberikan pengajaran dasar pengenalan frase dan kalimat yang baik

Anda mungkin juga menyukai