COVER
KIMIA ANALISA 1
Penyusun:
Muryanto
Kimia Analisa 1 i
Universitas Pamulang Teknik Kimia S-1
KIMIA ANALISA 1
Penulis:
Muryanto
ISBN: 978-623-6352-42-7
Editor:
Agustina Dyah Setyowati
Desain sampul:
Putut Said Permana
Tata Letak:
Kusworo
Penerbit:
Unpam Press
Redaksi:
Jl. Surya Kencana No. 1
Pamulang – Tangerang Selatan
Telp. 021-7412566
Fax. 021 74709855
Email: unpampress@unpam.ac.id
Kimia Analisa 1 ii
Universitas Pamulang Teknik Kimia S-1
PERTEMUAN 13
ANION
A. TUJUAN PEMBELAJARAN
Pada pertemuan ini akan dijelaskan mengenai anion, jenis anion dan uji anion.
Setelah menyelesaikan materi pertemuan tiga belas ini mahasiswa mampu mengerti
tentang anion, jenis-jenis anion dan dapat menguji anion.
B. URAIAN MATERI
1. Anion
Pada senyawa ion, selain ion kation kita juga mengenal istilah anion.
Berdasarkan sifat dan karakteristiknya, anion adalah sebuah ion yang bermuatan
negatif. Ion ini bermuatan negative karena untuk kesetabilannya, anion perlu
untuk menerima atau mengambil satu atau lebih elektron. Pada umumnya, anion-
anion yang ada berasal dari non-logam. Hal ini disebabkan senyawa non logam
memiliki mobilitas elektron yang rendah, selain itu juga senyawa non logam
memerlukan elektron untuk menjadi lebih stabil. Ukuran anion umumnya akan
lebih besar dibandingkan kation, karena pada anion memiliki eklektron ekstra.
Pada inti atom, jumlah electron akan bertambah ketika atom menerima electron,
sehingga ion akan bermuatan negative karena kelebihan muatan electron
negatif. Beberapa contoh dari anion adalah sebagai berikut : ion klorida Cl–, ion
oksida O2-, ion iodida I–, ion sulfida S2-, dan ion karbonat CO32-.
2. Penggolongan Anion
a. Anion golongan A
b. Anion golongan B
c. Anion monoatomik,
Anion monoatomik sesuai dengan namanya, anion ini terbentuk dari satu
unsur saja, bukan merupakan campuran dari beberapa unsur. Contoh yang
termasuk dalam anion monoatomic ini diantaranya adalah anion ion klorida.
Anion ini hanya terdiri dari unsur klorida saja yang bermuatan negative.
d. Anion poliatomik
Anion poliatomik adalah anion yang terbentuk lebih dari satu unsur atau
atom. Pada anion poliatomik ini, tidak hanya satu unsur saja, tetapi gabungan
dari beberapa atom atau unsur. Contoh dari anion poliatomik ini misalnya
anion SO42- atau Kation NH4+, anion SO42- terdiri dari unsur S dan unsur O
membentuk SO4. Beberapa contoh dari ion poliatomik lainnya ditunjukkan
pada Tabel 13.2
Hipobromit OBr-
Hydrogen Sulfat HSO4-
Iodat IO3-
Karbonat CO32-
Kromat CrO42-
Klorat ClO3-
Klorit ClO3-
Nitrat NO3-
Nitrit NO2-
Perklorat ClO4-
Phospat PO43-
Sulfat SO42-
Sulfit SO32-
Thiosulfat S2O32-
e. Anion Pengoksidasi
Anion yang termasuk ke dalam golongan ini adalah ClO4-, ClO3-, NO3, SO42,
Cr2O72-, IO3, dan lain-lain.
f. Anion Preduksi
Anion dalam golongan ini adalah S2-, S2O32-, SO3-, Cl-, CNS-, CN, [Fe(CN)6)4].
3. Sifat-Sifat Anion
Setiap anion mempunyai karaktersitik masing-masing, tergantung pada
reaksi yang terjadi. Pada reaksi-reaksi tertentu anion akan memiliki sifat
kesetibangan yang berbeda seperti pada kesetimbangan asam basa,
kesetimbangan redoks dan juga kesetimbangan larutan. Perbedaan hasil dari
reaksi-reaksi tersebutlah yang mendasari dalam identifkasi antara anion.
a. Sifat-sifat asam-basa
Anion dapat bereaksi dengan kation, ketika anion bereaksi maka muncul
sifat-sifat asam dan basa dari anion. Jika suatu garam yang larut dalam air
dan mengandung kation dari basa kuat, maka ketika bereaksi dengan anion
dari asam lemah akan dihasilkan larutan yang bersifat basa. Hal ini juga
berlaku sebaliknya.
b. Sifat redoks
Seperti yang telah disebutkan, anion ada yang bersifat sebagai reduktor
dan ada yang bersifat sebagai oksidator. Sifat oksidator dan reduktor ini juga
terkadang dipengaruhi oleh suasana larutan asam atau basa. Contoh dari
sifat redoks ini adalah pada anion CrO42- yang dalam suasana asam akan
bersifat sebagai oksidator kuat. Sedangkan contoh anion yang bersifat
sebagai reduktor adalah anion I-, SO32- yang dalam suasana asam akan
bersifat reduktor.
c. Kesetimbangan larutan
4. Identifikasi Anion
Berbeda dengan analisa kation, analisa anion tidak sistematik.
Penggolongan anion diantaranya dapat dilakukan berdasarkan kelarutan garam-
garam perak, garam-garam kalsium, barium dan seng. Analisa anion akan lebih
mudah jika dilakukan dalam keadaan larutannya. Larutan ekstrak soda dapat
digunakan untuk meningkatkan kelarutan dari anion. Uji pendahuluan anion
analit anion
atau atau
analit anion
FeCl3 atau
K3[Fe(CN)6]
endapan biru
4) Kesetimbangan larutan
Jika larutan mengandung ion bromin (Br-) direaksikan dengan Cl2, maka
akan dihasilkan larutan berwarna kuning. Larutan yang berwarna kuning
tersebut dikocok dengan karbon disulfide CS2 akan membuat warna larutan
berubah menjadi coklat, hal ini diakibatkan dari larutnya Br2 kedalam karbon
disulfida. Reaksi yang terjadi sebagai berikut :
Cl2 CS2
Br-
Jika larutan mengandung ion klorida Cl- direaksikan dengan larutan perak
nitrat AgNO3 maka akan terbentuk endapan AgCl berwarna putih. Endapan
perak klorida ini akan larut dalam larutan amoniak. Reaksi yang terjadi
sebagai berikut:
Ag+(aq) + Cl-(aq) → AgCl(s) (endapan putih)
Ion Cl-
+ NH3
Gas
CO2
Ion CO32-
Ca(OH)2
HCl Endapan
putih
Identifikasi ion iodida sama seperti identifikasi ion bromida. Jika larutan
mengandung ion iodida direaksikan dengan gas Cl2 maka akan terbentuk
larutan bewarna kuning dari ion Cl-. Pada reaksi ini juga membentuk endapan
I2 yang jika dikocok dengan karbon disulfide, I2 akan larut ke dalam karbon
disulfide dan merubah warna larutan menjadi ungu. Reaksi yang terjadi
sebagai berikut
Cl2(g) + 2I-(aq) 2Cl-(aq) [kuning] + I2(s)
Cl2 CS2
Br-
+H2SO4 + FeSO4
Cincin
coklat
NO3-
C. SOAL LATIHAN/TUGAS
1. Sebutkan golongan-golongan anion
2. Sebutkan cara identifikasi anion
D. DAFTAR PUSTAKA
Well, Tread, and Hall, Analytical Chemistry vol 1
Ahmadi, 1992, Kimia Dasar Prinsip dan Terapan Modern, Jakarta Erlangga
Vogel. BUku teks analisis anorganik kualitatif makro dan semimikro bagian I dan II.
Direvisi oleh G.Svehla. diterjemahkan oleh Setiono dkk. Kalman Media
Pustaka. 1985
PERTEMUAN 14
ION HALIDA
A. TUJUAN PEMBELAJARAN
Pada pertemuan ini akan dijelaskan mengenai jenis ion penggangu dan uji ion
halida. Setelah menyelesaikan materi pertemuan tiga belas ini mahasiswa mampu
mengerti tentang jenis ion penggangu dan uji ion halida.
B. URAIAN MATERI
1. Ion Halida
Identifkasi dengan reaksi yang terjadi pada larutan dapat dibagi menjadi
identifikasi yang dilakukan dengan berdasarkan pada reaksi redoks, dan juga
identifkasi denga berdasarkan pada reaksi pengendapan. Kedua jenis reaksi ini
dapat dilakukan untuk identifikasi keberadaan anion, karena dapat memberikan
hasil reaksi yang khas untuk menandakan keberadaan anion tertentu.
pekat. Larutan asam encer yang digunakan pada identifikasi anion adalah asam
sulfat dan asam klorida encer. Selain asam encer, juga digunakan asam sulfat
pekat dalam identfikasi anion. Identifkasi ini dapat dilakukan karena ada
beberapa golongan anion yang menghasilkan gas bila direaksikan dengan asam
sulfat atau asam klorida encer, namun ada juga anion yang baru menghasilkan
gas jika direaksikan dengan asam pekat seperti asam sulfat pekat.
Pada analisa anion, jika anion tersebut berada pada kondisi terlarut atau
larutan, maka dapat dilakukan uji reaksi basah. Sedangkan jika anion tersebut
berada pada fase padatan, maka dapat dilakukan dengan uji reaksi kering. Pada
reaksi kering dapat dilakukan dengan bantuan larutan ekstrak soda. Yaitu larutan
yang dibuat dari proses pemasakan cuplikan dalam larutan jenuh natrium
karbonat. Larutan ekstrak soda ini berfungsi untuk meningkatkan kelarutan
anion.
dengan asam nitrat yang ditambahkan dengan perak nitrat. Anion halide ini
akan bereaksi dengan pereaksi diatas menghasilkan endapan yang berbeda-
beda warnanya yang merupakan ciri khas dari masing-masing endapan
anion tersebut. Garam-garam yang terjadi memberikan endapan AgCl yag
berwarna putih, endapan AgBr yang berwarna kuning, endapan AgI yang
berwarna kuning muda, dan endapan Ag2S yang berwarna hitam.
a. Halida Logam
Merkuri(II) klorida memiliki bentuk kristal berwarna putih yang dapat larut
dalam air. Selain itu merkuri(II) klorida juga dapat larut dalam etanol.
Merkuri(II) khlorida jika berada dalam fasa bebasnya akan berbentuk
molekul lurus triatomic. Senyawa merkuri(II) klorida ini sangat bersifat
toksik atau beracun jika terpapar dalam dosis yang berlebih, sehingga
penggunaanya harus hati-hati. Senyawa merkuri(II) klorida dapat
digunakan untuk mengawetkan kayu, sebagai katalis dalam pembuatan
Timah (II) klorida merupakan padatan putih, dan dalam keadaan cair
merupakan cairan tak bewarna. Senyawa ini jika berada dalam fasa gas
akan berbentuk molekul tetrahedral. Timah (II) klorida sering digunakan
sebagai agen pereduksi dalam suatu reaksi. Penggunaan senyawa ini
diantaranya sebagai pelapisan baja, dapat juga digunakan dalam industri
pewarna. Timah (II) klorida sering juga digunakan sebagai katalis.
2) Tetrakhlorosilan, SiCl4,
Fosfor trifluorida merupakan gas yang tidak bewarna, tak berbau, dan
sangat beracun (mempunyai titik leleh -151.5oC dan titik didi -101.8oC).
Bentuk molekul dari Fosfor trifluorida adalah piramida segitiga. Fosfor
trifluorida bersifat penarik elektron seperti CO,PF3 sehingga dapat
menjadi ligan untuk membentuk senyawa kompleks logam yang
analog/mirip dengan senyawa kompleks logam karbonil.
salah satu dari analisa kimia kuantitatif. Analisa volumetri dilakukan berdasarkan
prinsip pengukuran volume dari suatu larutan standar yang bereaksi secara
langsung dengan larutan yang akan dianalisis. Pada analisa ini, kadar atau
konsentrasi dan komposisi dari sampel ditentukan berdasarkan pada volume
pereaksi yang ditambahkan ke dalam larutan zat uji. Prinsip ini sama dengan
proses titrasi. Oleh karena itu, analisa volumetri juga dapat disebut sebagai
analisa titrimetri.
Metode analisis kuantitatif volumetri (titrimetri), umumnya menggunakan
metode titrasi, Proses ini dilakukan dengan cara menambahkan suatu larutan
yang telah diketahui konsentrasinya ke dalam larutan yang ingin diketahui
konsentrasinya. Larutan yang ditambahkan disebut sebagai larutan pereaksi atai
bisa juga disebut sebagai titran, sedangkan larutan yang ingin diketahui
konsentrasinya dikenal sebagai analit. Ketika larutan pereaksi bereaksi
sempurna dengan analit maka dapat ditentukan dengan terbentuknya produk
yang dapat diidentifikasi. Selain itu pada proses titrasi juga dapat digunakan
penambahan indicator untuk membantu menentukan titik akhir titrasi.
Secara umum, prinsip dasar volumetri adalah sebagai berikut
1) pencapaian reaksi titik akhir ekuivalen harus berlangsung secara stoikiometri,
hal ini akan membantu dalam menghitung/menentukan konsentrasi dari analit
2) Titik ekuivalen merupakan titik pada saat senyawa yang ditambahkan
(pereaksi) telah tepat bereaksi dengan analit.
Contoh yang umum dalam proses titrasi adalah pada penentuan reaksi
asam dan basa. Titik Ekuivalen adalah titik dimana terjadi kesetaraan reaksi
secara stokiometri antara zat yang dianalisis dan larutan standar atau dapat
disebut juga sebagai titik pada saat asam dan basa tepat habis bereaksi. Titik
akhir titrasi adalah titik dimana terjadi perubahan warna pada indicator. Pada
titrasi umumnya digunakan indicator untuk mempermudah dalam titik akhir titrasi.
Umumnya indikator yang digunakan adalah indikator azo dengan warna yang
spesifik pada berbagai perubahan pH.
Ketelitian dalam penentuan titik akhir titrasi sangat mempengaruhi hasil
analisis pada suatu senyawa. Oleh karena itu proses titrasi harus dilakukan
secara teliti dan hati-hati. Penentuan indicator yang tepat dapat membantu dalam
mempermudah melihat titik akhir titrasi. Analisa volumetri (titrimetric) akan lebih
baik jika dilakukan pengulangan. Umunya dilakukan proses pengulangan
sebanyak tiga kali atau dikenal dengan istilah triplo. Hal ini dilakukan agar hasil
yang diperoleh menjadi lebih akurat.
2) Reaksi yang terjadi harus reaksi yang sederhana serta dapat dinyatakan
dengan persamaan reaksi yang kuantitatif atau memenuhi prinsip
stokiometrik.
3) Pada reaksi antara pereaksi dengan analit harus ada perubahan yang
terlihat pada saat titik ekuivalen tercapai, baik secara kimia maupun
secara fisika.
berat zat yang akan ditentukan. Dalam setiap metode titrimetri selalu
terjadi reaksi kimia antara komponen analit dengan zat pendeteksi yang
disebut titran.
3) Alkalimetri
6) Iodometri
C. SOAL/LATIHAN
1. Jelaskan cara- uji ion halide
2. Jelaskan jenis-jenis pembagian anion
3. Gambarkan diagram alir anallisa anion
D. DAFTAR PUSTAKA
Well, Tread, and Hall, Analytical Chemistry vol 1
Ahmadi, 1992, Kimia Dasar Prinsip dan Terapan Modern, Jakarta Erlangga
Vogel. BUku teks analisis anorganik kualitatif makro dan semimikro bagian I dan II.
Direvisi oleh G.Svehla. diterjemahkan oleh Setiono dkk. Kalman Media
Pustaka. 1985