Anda di halaman 1dari 19

MAKALAH ANION

PEMISAHAN DAN IDENTIFIKASI

Disusun oleh :

Kelompok 2

PARALEL C

Angkatan 2022

PROGRAM STUDI TEKNIK KIMIA


UPN “VETERAN” JAWA TIMUR
2022/2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa. Atas rahmat dan rezeki-Nya,
kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul "Pemisahan dan Identifikasi
Golongan Anion" dengan tepat waktu. Makalah disusun untuk memenuhi tugas mata
kuliah Kimia Analisa. Selain itu, makalah ini bertujuan menambah wawasan bagi para
pembaca dan juga kami. Kami mengucapkan terima kasih kepada Ibu Ir. Dwi Herry
Astuti, M.T. selaku dosen mata kuliah Kimia Analisa. Ucapan terima kasih juga
disampaikan kepada semua pihak yang telah membantu diselesaikannya makalah ini.
Kami menyadari makalah ini masih jauh dari sempurna. Oleh sebab itu, saran dan
kritik yang membangun diharapkan demi kesempurnaan makalah ini.

Surabaya, 25 Februari 2023

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ................................................................................................. i


BAB I ........................................................................................................................... 1
PENDAHULUAN ....................................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang ................................................................................................. 1
1.2 Tujuan ............................................................................................................... 1
1.3 Manfaat ............................................................................................................. 1
BAB II ......................................................................................................................... 3
DASAR TEORI .......................................................................................................... 3
2.1 Pengertian Anion .............................................................................................. 3
2.2 Pengelompokan Anion Berdasarkan Golongan Anion A dan Anion B ...... 3
2.3 Sifat-Sifat Anion ............................................................................................... 5
2.4 Identifikasi Anion ............................................................................................. 5
2.5 Uji Pendahuluan Untuk Anion ........................................................................ 9
2.6 Identifikasi Anion ........................................................................................... 11
BAB III ...................................................................................................................... 15
KESIMPULAN......................................................................................................... 15
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................... 16

ii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Anion adalah unsur logam dengan muatan negatif. Metode yang digunakan
untuk mengidentifikasi anion adalah analisis kimia anorganik kualitatif. Ion
diidentifikasi berdasarkan sifat fisik dan kimianya. Identifikasi anion tidak
sesistematis identifikasi kation. Prinsip anion adalah pemisahan anion berdasarkan
kelarutan garam perak, garam kalsium, garam barium dan garam seng. Ada juga cara
mengklasifikasikan anion menurut Bunsen, Gliberth dan Vogel.
Bunsen mengklasifikasikan anion berdasarkan kelarutannya dalam garam
perak dan timah, warna, kelarutan dalam garam alkali, dan kemudahan penguapan.
Gilberth mengklasifikasikan garam Ca, Ba, Cd dan garam peraknya berdasarkan
kelarutannya. Meskipun Vogel mengklasifikasikan anion berdasarkan prosedur yang
digunakan untuk mengidentifikasi anion yang diolah dengan asam dan identifikasinya
berdasarkan reaksi kimia dalam larutan. Identifikasi anion yang naik selama perlakuan
asam dibagi lagi menjadi dua bagian, yaitu anion yang membentuk gas jika
ditambahkan ke HCl encer atau H2SO4 encer, dan anion yang membentuk gas atau
uap jika ditambahkan ke H2SO4 pekat. Dengan demikian, identifikasi anion
berdasarkan reaksi dalam larutan dibagi menjadi dua bagian, yaitu anion yang
diidentifikasi melalui reaksi pengendapan dan reaksi redoks.
Untuk mempelajari anion, perlu diperoleh larutan yang mengandung darah
anion seluruhnya atau sebagian. Paling baik disiapkan dengan merebus zat dengan
larutan soda pekat agar bebas dari logam berat. Dengan cara ini terjadi dekomposisi
ganda, menghasilkan karbonat logam berat yang tidak larut dan garam natrium anion
yang larut. Larutan ini disebut ekstrak soda. Ekstrak soda dapat digambarkan sebagai
campuran anion encer yang ditambahkan ke larutan natrium karbonat dengan
mendidih selama sekitar 10 menit dan disaring sebagai filtrat (dengan adanya gas
CO2).
1.2 Tujuan
1. Untuk mengetahui definisi anion.
2. Untuk mengetahui klasifikasi anion.
3. Untuk mengetahui sifat dan karakteristik anion.
1.3 Manfaat
1. Mahasiswa dapat memahami definisi anion
2. Mahasiswa dapat memahami dan mengetahui klasifikasi anion.

1
3. Mahasiswa dapat memahami dan mengetahui sifat dan karakteristik anion.

2
BAB II

DASAR TEORI

2.1 Pengertian Anion


Secara umum anion digolongkan menjadi dua golongan yaitu anion golongan
A dan anion golongan B. Penggolongan anion ini berdasarkan reaksi dengan zat
tertentu.
Anion golongan A adalah jenis golongan anion yang dapat menguap bila
bereaksi dengan asam , yaitu:
1. Golongan anion yang menghasilkan gas apabila bereaksi dengan asam
klorida encer dan asam sulfat encer seperti : karbonat, sulfit, tiosulfat, nitrit,
Hypoklorit, sianida serta sianat.
2. Golongan anion yang menghasilkan gas apabila bereaksi dengan asam
sulfat pekat seperti semua anion Fluorida, Klorida, Bromida, Iodida, Nitrat,
Borat, Format, Asetat, dan Oksalat, Perklorat, Permanganat: Bromate,
Heksacyanoferrat(II) dan (III), Tiosianat, Tartrat, dan Sitrat. Anion
Golongan B merupakan kelompok anion yang bereaksi dalam larutan, yaitu :
1. Anion yang menghasilkan reaksi pengendapan (endapan) bila bereaksi di
dalam larutannya seperti sulfa, Fosfat, Sussinat, Arsenat, Kromat, Silikat,
Salisilat, Fosfit, Hipofosfit, Arsenit, Dikromat, dan Benzoat.
2. Anion yang menghasilkan reaksi oksidasi dan reaksi reduksi apabila
bereaksi di dalam larutan seperti Manganat, Permanganat, Kromat,
Dikromat.
2.2 Pengelompokan Anion Berdasarkan Golongan Anion A dan Anion B
No Anion Golongan A Anion Golongan B

1 Karbonat, Sulfit, Tiosulfat, Sulfat, Fosfat, Sussinat, Arsenat,


Sulfida, Nitrit, Hypoklorit, Kromat, Silikat, Salisilat, Fosfit,
Sanida dan Sianat Hipofosfit, Arsenit, Dikromat, dan
Benzoat.
2 Semua anion A(1) dan Manganat, Permanganat, Kromat,
Fluorida, Klorida, Bromida, Dikromat.
Format, Asetat, dan Oksalat,
Perklorat, Permanganat:
Bromate, Heksacyanoferrat

3
(II) dan (III), Tiosianate,
Tartrat, dan Sitrat

Berikut merupakan penggolongan anion berdasarkan reaksi redoks,


diantaranya:
1. Anion Pengoksidasi
a. Anion dalam kelompok ini diantaranya ClO4-, ClO3-, NO3, SO42-,
Cr2O72-, IO3, dan lain-lain.
b. Prinsip kerjanya yaitu mula-mula sampel ditambahkan Na2Co3 (jenuh),
lalu dipanaskan selama 10 menit lalu filtrat ditambahkan dengan HCl
pekat dan MnCl2. Jika warna sampel berubah menjadi hitam atau
cokelat menandakan bahwa sampel tersebut mengandung anion
pengoksidasi.
2. Anion Preduksi
a. Anion dalam kelompok ini diantaranya S2-, S2O32-, SO3-, Cl-, CNS-, CN,
[Fe(CN)6)4]
b. Prinsip kerjanya yaitu mula-mula sampel ditambahkan Na2Co3 (jenuh),
kemudian dipanaskan selama 10 menit kemudian filtrat ditambahkan
dengan HCl pekat dan MnCl2. Jika warna sampel berubah menjadi
hitam atau cokelat menandakan bahwa sampel tersebut mengandung
anion pengoksidasi.
Anion yang lain tidak menimbulkan reaksi dengan asam sulfat pekat
dalam keadaan dingin, tetapi nitrat bereaksi menghasilkan uap cokelat dari NO2
yang dihasilkan, dan asetat memberikan bau khas cuka apabila direaksikan dengan
asam sulfat pekat.
Untuk anion dikelompokkan kedalam beberapa kelas diantaranya :
1. Anion sederhana contohnya : O2-, F-, CN- , I, Cl, Br,
2. Anion okso diskret yaitu : NO3-, SO42-, CO3, NO2,
3. Anion polimer okso yaitu silikat, borat, atau fosfat terkondensasi
4. Anion kompleks halida diantaranya TaF6 dan kompleks anion yang
berbasis bangat seperti oksalat .
Reaksi pada anion ini akan lebih mudah dipelajari secara sistematis untuk
memudahkan reaksi dari asam-asam organik tertentu dikelompokkan bersama-
sama. Hal ini meliputi asetat, formiat, oksalat, sitrat, salisilat dan benzoat.

4
2.3 Sifat-Sifat Anion
Analisis kualitatif bergantung pada kesetimbangan dalam memisahkan
dan mengidentifikasi ion yang serupa. Kesetimbangan asam-basa,
kesetimbangan heterogen, kesetimbangan redoks, dan kesetimbangan ion
kompleks merupakan jenis kesetimbangan yang umum digunakan dalam
analisis kualitatif anion.
1. Sifat-sifat asam-basa
Suatu garam-garam yang mengalami kelarutan dalam air yang
mengandung kation basa kuat jika berkombinasi (bergabung) dengan anion
dari asam lemah menghasilkan larutan yang bersifat basa.
2. Sifat redoks
Kelompok anion, sebagian bersifat sebagai oksidator, sebagian
reduktot, sebagian lain sifat oksidator, reduktornya tergantung dalam
suasana larutannya. NO3- dan CrO42- merupakan oksidator kuat dalam
suasana larutan asam. Anion I-, S2- dan SO32- merupakan reduktor suasana
asam.
3. Kesetimbangan larutan
Reaksi pengendapan mengandung nilai yang sangat berarti bagi
analisis anion. Beberapa reaksi anion dengan ion barium, Ba2+ yang
digunakan untuk uji spesifik dari anion tertentu berdasarkan nilai
kelarutannya. Berdasarkan nilai Ksp berbagai garam, hanya barium sulfat
yang dapat diendapkan dari larutan yang dibuat asam dengan asam kuat
encer. Pengendapan senyawa ionic dari larutan mulai terjadi bila hasil kali
ion-ionnya yang dihasilkan lebih besar dari nilai Ksp. Dalam keberadaan
hanya sedikit asam konjugasi, konsaentrasi anion tidak cukup besar untuk
terjadinya endapan.
2.4 Identifikasi Anion
Kimia analitik dapat dibagi dalam 2 bidang, yaitu analisis kualitatif dan analisis
kuantitatif. Analisis kualitatif membahas identifikasi zat-zat. Urusannya adalah
unsur atau senyawa apa yang terdapat dalam suatu sampel. Sedangkan analisis
kuantitatif berurusan dengan penetapan banyaknya satu zat tertentu yang ada
dalam sampel.
Dalam kimia analisis kuantitatif dikenal suatu cara untuk menentukan ion
(kation/anion) tertentu dengan menggunakan pereaksi selektif dan spesifik.
Pereaksi selektif adalah pereaksi yang memberikan reaksi tertentu untuk satu jenis
kation/anion tertentu. Dengan menggunakan pereaksi-pereaksi ini maka akan

5
terlihat adanya perubahan-perubahan kimia yang terjadi, misalnya terbentuk
endapan, terjadinya perubahan warna, bau dan timbulnya gas.
Analisa kualitatif menggunakan dua macam uji, reaksi kering dan reaksi basah.
Reaksi kering diterapkan untuk zat-zat padat dan reaksi basah untuk zat dalam
larutan. Reaksi kering menggunakan sejumlah uji yang berguna dapat dilakukan
dalam keadaan kering, yakni tanpa melarutkan contoh. Petunjuk untuk operasi
semacam ialah pemanasan, uji pipa tiup, uji nyala, uji spektroskopi dan uji manik.
Reaksi basah merupakan uji yang dibuat dengan zat-zat dalam larutan. Suatu reaksi
diketahui berlangsung dengan terbentuknya endapan, dengan pembebasan gas dan
dengan perubahan warna. Mayoritas reaksi analisis kualitatif dilakukan dengan
cara basah.
Cara identifikasi ion dibagi menjadi 2 macam, yaitu identifikasi kation dan
identifikasi anion. Namun, pada analisa anion tidak begitu sistematik seperti pada
identifikasi kation. Salah satu cara penggolongan anion adalah pemisahan anion
berdasarkan kelarutan garam-garam perak, garam-garam kalsium, barium dan
seng.
Untuk memudahkan menganalisa anion, diusahakan dulu dalam bentuk
senyawa yang mudah larut dalam air. Umumnya garam-garam natrium mudah
larut dalam garam karbonat dari logam-logam berat sukar larut dalam air, sehingga
apabila zat yang akan dianalisa berupa zat yang sukar larut atau memberi endapan
dengan Na2CO3, maka dibuat dahulu berupa ekstrak soda, kemudian dipisahkan
dari endapan yang mengganggu tersebut.
Identifikasi anion meliputi analisis pendahuluan, analisis anion dari zat asal dan
analisis anion dengan menggunakan larutan ekstra soda. Dari hasil analisis
sebelumnya (data kelarutan) dan pengetahuan tentang kation yang ada, dapat
memberikan petunjuk tentang anion yang mungkin ada atau tak ada dalam larutan
sampel. Sebagai contoh, zat asal larut dalam air panas, kation yang ditemukan
Pb2+, anion yang mungkin ada adalah klorida karena PbCl2 larut dalam air panas.
Tidak mungkin nitrat karena timbal nitrat mudah larut dalam air dingin.
Analisis anion diawali dengan uji pendahuluan untuk memperoleh gambaran
ada tidaknya anion tertentu atau kelompok lain yang memiliki sifat- sifat yang
sama. Selanjutnya diikuti dengan proses analisis yang merupakan uji spesifik dari
anion tertentu. Pemisahan secara fisik dari anion umumnya tidak penting , karena
uji spesifik anion hanya peka terhadap anion tertentu dan tidak peka untuk anion

6
lainnya. Hanya bila terjadi interferensi atau gangguan dalam suatu analisis anion
oleh anion lain maka diperlukan langkah awal proses pemisahan.
Beberapa uji pendahuluan dan uji identifikasi atau uji spesifik dapat dilakukan
dalam fasa padatan, tetapi untuk memperoleh validitas pengujian yang tinggi
biasanya dilakukan dalam keadaan larutan. Kelarutan bahan- bahan organik
terutama garam akan sangat membantu dalam menetapkan kombinasi antar anion
dan kation. Misalnya, jika larutan zat yang tidak diketahui ditemukan mengandung
ion karbonat . CO-, maka hanya dimungkinkan ada kation-kation tertentu seperti
K-, Na-,NH-, sebab garam karbonat dari kation lain tidak larut dalam air. Analisisi
anion dan kation sering ksli dapat dibantu oleh diagram alir, yang menggambarkab
langkah-langkah sistematis untuk mengidentifikasi jenis anion dan kation.
Diagram alir untuk analisis kation lebih sistematis dibandingkan dengan diagram
alir analisis anion. Dalam diagram analisis kualitatif anion dan kation dimulai dari
ion yang dinyatakan, pereaksi yang perlu ditambahkan, kondisi eksperimen dan
rumus kimia produk yang dihasilkan. Dalam kerja laboratorium yang berkaitan
dengan analisis ion sangant penting mengikuti urutan dari langkah-langkah analisis
yang telah ditetapkan dalam diagram alir.
Ada beberapa macam cara untuk menggambarkan diagram alir analisis ion.
Gambar umum yang biasa digunakan adalah aliran ke bawah, yang endapannya
dituliskan di sebelah kiri, sedangkan larutannya dituliskan di kanan. Pada
umumnya, suatu proses analisis anion diawali dengan uji pendahuluan untuk
memperoleh gambaran ada atau tidaknya anion tertentu atau kelompok anion yang
memiliki sifat-sifat yang sama. Selanjutnya diikuti dengan proses analisis yang
merupakan uji spesifik dari anion tertentu. Pemisahan secara fisik dari anion
umumnya tidak penting, karena uji spesifik anion hanya peka terhadap anion yang
tertentu dan tidak peka terhadap anion yang lainnya. Hanya bila terjadi interferensi
atau gangguan dalam suatu analisis anion oleh anion lain maka diperlukan langkah
awal proses pemisahan.
Beberapa uji pendahuluan dan uji identifikasi atau uji spesifikasi anion dapat
dilakukan dalam fase padatan , tetapi untuk memperoleh validitas pengujian yang
tinggi biasanya dilakukan dalam keadaan larutan. Kelarutan bahan-bahan
anorganik, terutama garam telah dipelajari sebelumnya dalam mata kuliah dasar
kimia dalam bentuk daftar kelarutan garam, sangat membantu untuk proses analisis
bahan anorganik. Daftar kelarutan garam sangat membantu dalam menetapkan
kombinasi antara anion dan kation.

7
Jika zat yang tidak diketahui tidak larut dalam air, harus dilakukan perlakuan
tertentu dengan pereaksi kimia agar menjadi larut. Beberapa anion tidak stabil
dalam larutan asam, atau bereaksi satu sama lain dalam suasana asam. Bila terjadi
keadaan tidak stabil suasan asam, maka analisis anion harus dilakukan dalam
suasana basa.
Analisis anion yang sering dilakukan meliputi 11 anion yang paling umum,
yaitu anion sulfide, sulfit, karbonat, nitrit, iodide, bromida, klorida, fosfat, kromat,
nitrat, dan sulfat. Beberapa uji pendahuluan dan uji identifikasi atau uji spesifik
dapat dilakukan dalam fase padatan, tetapi untuk memperoleh validitas pengujian
yang tinggi biasanya dilakukan dalam keadaan larutan. jika zat yang tidak
diketahui tidak larut dalam ai, harus dilakukan perlakuan tertentu dengan pereaksi
kimia agar menjadi larut.
Reaksi identifikasi yang lebih sederhana dikenal sebagai reaksi spesifik untuk
golongan tertentu. Reaksi golongan untuk anion golongan III adalah AgNO3 yang
hasilnya adalah endapan coklat merah bata.
Pemisahan anion-anion ke dalam golongan utama tergantung pada kelarutan
garam pelarutnya. Garam kalsium, garam barium, dan garam zink ini hanya boleh
dianggap berguna untuk memberi indikasi dari keterbatasan-keterbatasan metode
ini. Skema identifikasi anion bukanlah skema yang kaku, karena satu anion
termasuk dalam lebih dari satu sub golongan.
Selain itu ada cara penggolongan anion menurut Bunsen, Gilreath dan Vogel.
Bunsen menggolongkan anion dari sifat kelarutan garam perak dan garam
bariumnya,warna,kelarutan garam alkali dan kemudahan menguapnya.
Gilreath menggolongkan anion berdasarkan pada kelarutan garam-garam Ca,
Ba, Cd dan garam peraknya. Sedangkan Vogel menggolongkan anion berdasarkan
pada proses yang digunakan dalam identifikasi anion yang menguap bila diolah
dengan asam dan identifikasi anion berdasarkan reaksinya dalam larutan.
Identifikasi anion yang menguap bila diolah dengan asam dibagi dua lagi yaitu
anion membentuk gas bila diolah dengan HCl encer atau H2SO4 encer, dan anion
yang membentuk gas atau uap bila diolah dengan H2SO4 pekat.
Ada pula identifikasi anion berdasarkan reaksi dalam larutan, yaitu anion yang
diidentifikasi dengan reaksi pengendapan dan dengan reaksi redoks. Reaksi
pengendapan umumnya terjadi saat proses pemisahan yang kemudian dilanjutkan
dengan uji identifikasi, namun tidak ada jenis anion tertentu yang termasuk dalam
kelompok reaksi pengendapan karena hal tersebut sesuai dengan uji lanjutannya.

8
Pembentukan endapan karena adanya senyawa baru setelah bereaksi. Banyak
sekali reaksi yang di gunakan dalam analisis anorganik kualitatif melibatkan
pembentukan endapan. Endapan adalah zat yang memisahkan dari suatu fase padat
keluar dari larutan endapan, mungkin berupa Kristal (kristalin) atau koloid dan
dapat dikeluarkan dari larutan dengan penyaringan. Endapan terbentuk jika larutan
menjadi terlalu jenuh dengan zat yang bersangkutan ke larutan (S) satu endapan,
menurut defenisi adalah sama dengan konsentrasi molar dari larutan jenuhnya.
Kelarutan tergantung pada berbagai kondisi seperti suhu, tekanan, konsentrasi
bahan-bahan lain dalam larutan itu dan pada komposisi pelarutnya.
Anion kompleks halida seperti anion kompleks berbasa banyak seperti oksalat
misalnya (CO(C2O4)3)3- dan anion oksa dari oksigen. Klorat, Bromat dan iodat
merupakan ion yang bipiramidal yang terutama dijumpai pada garam lokal alkali.
Anion okso logam transisi jarang digunakan, yang paling dikenal adalah kalium
permanganat (KMnO4) dan kromat (CrO4) atau dikenal sebagai pengoksida.
Anion berinti banyak dijumpai pada anion okso yang berinti 2, 3 atau 4 atom
oksigen yang terikat pada atom inti dan menghasilkan atom deskret. Namun
demikian, mungkin hanya terdiri dari 2 atom oksigen dan menghasilkan ion dengan
jembatan oksigen seperti ion bikarbonat yang terbentuk dari CrO4 yang diasamkan.

2.5 Uji Pendahuluan Untuk Anion


Uji pendahuluan anion dimaksudkan untuk memisahkan anion
pengoksidasi dan anion pereduksi ke dalam empat golongan atau kelompok
yang didasarkan pada reaksinya terhadap larutan asam perklorat, HCLO4
encer dan ion perak, Ag+. Uji pendahuluan ini dapat dideteksi dari
terjadinya perubahan warna, timbulnya gas dan terbentuknya endapan.
a. Deteksi adanya ion pengoksidasi
Terjadinya warna merah – coklat sampai hitam bila beberapa
tetes larutan sampel atau analit ditambahkan ke dalam larutan
Mangan (II) klorida, MnCl2 dalam larutan HCl pekat, menunjukkan
adanya anion pengoksidasi.
b. Deteksi adanya ion pereduksi
Timbulnya suspense atau endapan biru gelap bila larutan
sampel ditambahkan ke dalam larutan yang mengandung FeCl3,
K3[Fe(CN)6] dan HCl encer menunjukkan adanya anion-anion
pereduksi, seperti S2-,SO32-, I-, , atau NO2-. Endapan biru timbul,

9
karena terbentuknya KFe[Fe(CN)6] merupakan senyawa kompleks
yang di dalamnya terdapat besi (II) dan besi (III).
c. Deteksi dari kelompok anion
Karakteristik asam basa dan reaksi kesetimbangan dalam
larutan dari anion yang mengikuti klasifikasi dalam empat
kelompok didasarkan pada sifat-sifatnya terhadap asam perklorat
dan ion perak. Klasifikasi anion ke dalam 4 golongan dirancang
hanya untuk memberikan informasi awal tentang ada tidaknya ion-
ion itu sendiri. Klasifikasi ini tidak di rancang untuk proses
pemisahan.
Pengelompokkan anion ke dalam 4 kelompok ini penting,
sehingga ion-ion dalam suatu kelompok tidak terinterferensi oleh
anion dari kelompok lain. Misalnya, ion karbonat akan mengendap
dalam golongan III sebagai garam perak karbonat, jika pada
langkah pertama dilakukan penambahan perak nitrat untuk
menetralkan larutan sampel.
d. Sifat-sifat anion terhadap asam sulfat pekat
Penggunaan larutan asam sulfat pekat (18M) dalam analisis
anion tergantung pada kemampuan anion sebagai bahan
pengoksidasi dan sifat keasamannya.
Jika sampel yang di uji adalah campuran dari garam dari garam,
hasil dari uji, hasil dari uji tidak selalu mudah untuk diinterpretasi,
karena gas yang terbentuk untuk mungkin terperangkap. Demikian
pula dengan garam yang sulit larut (seperti perak halide) dan garam
yang mengandung karakter kovalen (misal CdI2 dan HgCl2) yang
hanya bereaksi lambat dengan asam.
e. Sifat redoks
Kelompok anion, sebagian bersifat sebagai oksidator, sebagian
reduktor, sebagian lain sifat oksidator , reduktornya tergantung
dalam suasana larutannya. NO3- dan CrO42- merupakan oksidator
kuat dalam suasana larutan asam. Anion I-, S2- dan SO32- merupakan
reduktor dalam suasana asam.
f. Kesetimbangan larutan
Reaksi pengendapan mengandung nilai yang sangat berarti bagi
analisis anion. Beberapa reaksi anion dengan ion barium, Ba2+ yang

10
digunakan sebagai uji spesifik dari anion tertentu didasarkan pada
nilai kelarutannya.
Berdasarkan nilai Ksp berbagai garam, hanya barium sulfat yang
dapat diendapkan dari larutan yang dibuat asam dengan asam kuat
encer. Pengendapan senyawa ionik dari larutan mulai terjadi bila
hasil kali ion-ionnya yang dihasilkan lebih besar dari nilai Ksp.
Dalam keberadaan hanya sedikit asam konjugasi, konsaentrasi
anion tidak cukup besar untuk terjadinya endapan.

2.6 Identifikasi Anion


1. Identifikasi ion bromine (Br- )
Ion Br- dengan gas Cl2 menjadikan larutan bewarna kuning. Jika
larutan dikocok dengan karbon disulfide, Br2 yang terjadi akan larut dalam
karbon disulfide dan warna larutan akan berubah menjadi cokelat.
Reaksinya identifikasinya adalah sebagai berikut:
Cl2(g) + 2Br-(aq) 2Cl-(aq) [kuning] + Br2(g)
Br2 larut dalam CS2 à warna cokelat.
2. Identifikasi ion chlorine (Cl-)
Ion Cl- dengan larutan perak nitrat terjadi endapan putih, yang larut
dalam larutan amoniak.
Reaksi identifikasinya adalah sebagai berikut:
Ag+(aq) + Cl-(aq) AgCl(s) [putih]
AgCl(s) + 2NH3(aq) Ag(NH3)2 + Cl-(aq)
3. Identifikasi ion karbonat (CO32-)
Ion CO32- dengan larutan asam klorida menghasilkan gas karbon
dioksida. Jika gas ini dialirkan ke dalam air kapur Ca(OH)2, dapat
mengeruhkan air kapur.
Reaksi identifikasinya adalah sebagai berikut:
2H+(aq) + CO32-(g) H2O(l) + CO2(g)
CO2(g) + Ca2+(aq) + 2OH-(aq) CaCO3(s) [putih] + H2O(l)
4. Identifikasi ion iodida (I-)
Untuk mengidentifikasi adanya ion iodida, mak kita harus mengetahui
ciri dari ion iodida tersebut. Ion I- dengan gas Cl2 menjadikan larutan
bewarna kuning. Jika dikocok dengan karbon disulfide, I2 yang terjadi

11
larut dalam karbon disulfide dan warna larutan akan berubah menjadi
ungu.
Reaksi identifikasinya adalah sebagai berikut:
Cl2(g) + 2I-(aq) 2Cl-(aq) [kuning] + I2(s)
I2 larut dalam CS2 warna ungu.
5. Identifikasi ion nitrat (NO3-)
Ion NO3- dengan asam sulfat pekat dan larutan besi(II) sulfat pekat
akan menghasilkan suatu cincin cokelat.
Reaksi identifikasinya adalah sebagai berikut:
NO3-(aq) + 4H+(aq) + 3e- NO(g) + 2H2O(l)
3Fe2+(aq) 3Fe3+(aq) + e-
----------------------------------------------------------------------------
NO3-(aq) + 4H+(aq) + 3Fe2+(aq) NO(g) + 2H2O(l) + 3Fe3+(aq)
NO(g) + Fe2+(aq) FeNO2+(aq) [cokelat]
Bila dalam pemeriksaan kation ditemukan kation-kation logam berat (kation
golongan I, II, III, IV dan Mg2+ pada golongan skema H2S) maka pemeriksaan
anion menggunakan larutan ekstrak soda. Larutan ekstrak soda dibuat dengan
memasak cuplikan dalam larutan jenuh natrium karbonat selama 10 menit, lalu
disaring. Filtrat yang diperoleh disebut ekstrak soda (ES). Karena ES suasana basa
maka larutan ES ini tidak dipergunakan tanpa pengaturan suasana yang tepat.
Biasanya sebelum digunakan ditabahkan dulu asam. Sebagai contoh:
1. Analisis terhadap ion-ion preduksi
Warna KMnO4 hilang menunjukkan ion pereduksi positif ada
ES + H2SO4 (4N) + KMnO4
Warna KMnO4 tidak hilang menunukkan ion.
Pereduksi tidak ada.
2. Analisis terhadap ion-ion pengoksida
ES + H2SO4 (4N) kemudian dituangkan dengan hati-hati ke dalam
larutan difenil amin dalam H2SO4 pekat. Bila terjadi warna biru tua
menunjukkan ion pengoksida ada.
Bila bukan biru tua maka menunjukkan ion pengoksida tidak ada.
Fungsi larutan ekstrak soda adalah untuk mengendapkan kation logam
berat dan untuk mempertinggi kelarutan anion.. Pada pemanasan dengan
penambahan Na2CO3 ion-ion logam diendapkan dalam bentuk oksida,
hidroksida, karbonat dan karbonat basa. Bila Na2CO3 yang ditambahkan

12
banyak maka CrO42- yang dapat larut makin banyak. Dari hasil identifikasi
sebelumnya dapat ditehui adanya beberapa anion seperti CO32- dan
CH3COO-.
Berikut ini akan dibahas beberapa reaksi identifikasi anion yang lain.
a. SO32- : Dengan larutan KMnO4 yang diasamkan dengan asam sulfat
encer akan terjadi penghilangan warna ungu KMnO4 karena MnO4
tereduksi menjadi ion Mn2+.
b. S2O32- : Dengan larutan Ion akan terjadi penghilangan warna iod
karena terbentuk larutan tetrationat yang tak berwarna.
c. SO42- : Dengan larutan barium klorida membentuk endapan putih
BaSO4 yang tak larut dalam HCl encer, asam nitrat encer tetapi
larut dalam HCl pekat panas.
d. NO2- : Dengan larutan KI kemudian diasamkan dengan asetat atau
sulfat encer akan dibebaskan iodium yang dapat diidentifikasi dari
timbulnya warna biru dalam pasta kanji.
e. CN- : Dengan larutan AgNO3 terbentuk endapan putih AgCN yang
mudah larut dalam larutan sianida berlebih karena membentuk ion
kompleks [Ag(CN)2]– .
f. SCN- : Dengan larutan FeCl3 membentuk warna merah darah.
[Fe(CN)6]4- : Dengan larutan FeCl3 akan terbentuk endapan biru
prusia dalam larutan netral atau asam. Endapan diuraikan oleh
larutan hidroksida alkali membentuk endapan Fe(OH)3 yang
berwarna coklat.
g. [Fe(CN)6]3- : Dengan larutan AgNO3 membentuk endapan merah
jingga, Ag3[Fe(CN)6] yang larut dalam amonia tetapi tidak larut
dalam asam nitrat.
h. Cl- : Dengan larutan AgNO3 membentuk endapan putih AgCl yang
tidak larut dalam air dan asam nitrat encer, tetapi larut dalam
amonia encer.

i. Br- : Dengan larutan AgNO3 membentuk endapan kuning AgBr


yang sukar larut dalam amonia encer, larut dalam amonia pekat,
KCN dan Na2S2O3 tetapi tidak larut dalam sama nitrat encer.
j. I- : Dengan larutan Pb asetat terbentuk endapan kuning PbI2 yang
larut dalam air panas yang banyak membentuk larutan tidak

13
berwarna, ketika didinginkan terbentuk keping-keping kuning
keemasan.
k. NO3- : Dengan tes cincin coklat. Tambahkan 3 ml larutan FeSO4
yang segar ke dalam 2 ml larutan NO3-. Tuangkan 3-5 ml asam
sulfat pekat melalui dinding tabung. Terbentuknya cicncin coklat
menunjukkan adanya NO3.

14
BAB III

KESIMPULAN

Dari makalah ini dapat ditarik kesimpulan yaitu anion merupakan unsur logam
yang bermuatan negatif. Secara umum anion digolongkan menjadi dua golongan
yaitu anion golongan A dan anion golongan B. Penggolongan anion ini
berdasarkan reaksi dengan zat tertentu. Anion golongan A adalah jenis golongan
anion yang dapat menguap bila bereaksi dengan dan golongan B adalah kelompok
anion yang bereaksi di dalam larutan. Anion yang digolongkan berdasarkan reaksi
redoks, anion pengoksidasi dan anion preduksi. Sifat yang dimiliki anion antara
lain adalah sifat asam basa, sifat redoks, dan sifat kesetimbangan larutan.
Umumnya garam-garam natrium mudah larut dalam garam karbonat dari logam-
logam berat sukar larut dalam air, sehingga apabila zat yang akan dianalisa berupa
zat yang sukar larut atau memberi endapan dengan Na2CO3.

15
DAFTAR PUSTAKA

Banowati, R., 2013. Panduan Praktikum Kimia Anorganik II. Yogyakarta: FMIPA
UII.

Petrucci RH, S., 1987. Kimia Dasar Prinsip dan Penerapan Modern. Jakarta:
Erlangga.

Vogel, 1990. Analisis Anorganik Kualitatif Makro dan Semimikro. Jakarta: PT.
Kalman Media Pustaka.

16

Anda mungkin juga menyukai