Anda di halaman 1dari 5

Hisbah: Jurnal Bimbingan Konseling dan Dakwah Islam

Vol. xx, No. xx (20xx), pp. xx-xx


ISSN. 1412-1743 (Online); ISSN. 2581-0618(Print)
DOI: 10.14421/hisbah.20xx.xxx-xx
Homepage: http://ejournal.uin-suka.ac.id/index.php/hisbah/index

FUNGSI BK
Hindun
Bimbingan Konseling Islam, Fakultas Ilmu Tarbiyah Dan Keguruan, IAI Bunga Bangsa Cirebon,
Indonesia

Received: xx Bulan 20xx Revised: xx Bulan 20xx Accepted: xx Bulan 20xx

Abstract
The Qur'an as a Muslim holy book does not only contain religious teachings
(worship). It turns out that in the verses there are many lessons relating to science
that are currently developing. Among these is that in the Qur'an there are found many
studies that also discuss the themes discussed by counseling. This article, among
others, tries to inform or can be said to reveal some of the verses that have a
relationship with the themes of counseling in question.
Keywords: Al-Qur'an verses and counseling.

Abstrak
Al-Qur'an sebagai kitab suci umat Islam tidak hanya memuat ajaran agama (ibadah).
Ternyata di dalam ayat-ayat tersebut terdapat banyak sekali pelajaran yang berkaitan
dengan ilmu pengetahuan yang saat ini sedang berkembang. Diantaranya adalah
bahwa di dalam Al-Qur'an banyak ditemukan kajian-kajian yang juga membahas
tema-tema yang dibahas dengan konseling. Artikel ini antara lain mencoba
menginformasikan atau dapat dikatakan mengungkapkan beberapa ayat yang
memiliki hubungan dengan tema-tema konseling yang dimaksud.

Kata Kunci: ayat Al-Qur'an, konseling.

Pendahuluan
Al Qur`an mengintroduksikan dirinya sebagai pemberi petunjuk dan sebagai kabar
gembira bagi orang-orang mukmin (lihat misalnya pada Qur`an Surat. Al Naml [27] ayat 2),
sebagai petunjuk dan rahmat bagi orang-orang yang berbuat kebaikan (lihat misalnya pada
Qur`an Surat Luqmân [31] ayat 3), atau sebagai petunjuk dan penawar bagi orang-orang mukmin
(lihat misalnya pada Qur`an Surat Fushshilat [41] ayat 44). Semua itu menunjukkan bahwa Al
Qur`an mempunyai misi untuk terciptanya kebaikan bagi kehidupan manusia, khususnya bagi
orang-orang yang beriman dan beramal Qur`ani sebagaimana tuntutan dan tuntunan yang
20xx The Authors. Published by Program Studi Bimbingan Konseling Islam Fakultas
Dakwah dan Komunikasi UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta. This is an open access article
under the CC-BY license (http://creativecommons.org/licenses/by/4.0).
Penulis 1, Penulis 2, Penulis 3 (Cambria 10)
Judul Artikel (Cambria 10, Miringkan)

terkandung di dalam Al Qur`an itu sendiri. Dengan kedudukan dan fungsi sebagaimana disebutkan
di atas, Al Qur`an mempunyai misi sebagaimana misi risalah Rasulullah Muhammad saw.-
mewujudkan kehidupan dunia yang harmonis dan seimbang dalam keridhoan Allah Swt.
Termasuk di dalamnya memelihara kehidupan manusia dan alam sekitarnya dari kerusakan dan
kehancuran dengan terwujudnya interaksi yang sehat di antara sesama manusia dalam menjalani
kehidupannya.
Berkaitan dengan misi kenabian tersebut di atas bila dihubungkan dengan tujuan dan
fungsi konseling adalah sama-sama bertujuan untuk memelihara kehidupan manusia dari
kerusakan dan kehancuran dengan terwujudnya interaksi yang sehat di antara sesama manusia
dalam menjalani kehidupannya sebagaimana telah dijelaskan pada point terakhir di atas. Dari sini
dapat dikatakan bahwa Al Qur‟an memiliki hubungan yang tidak boleh dipisahkan dengan
konseling dalam rangka terciptanya pemeliharaan kehidupan manusia yang paripurna dalam
Islam. Tulisan ini sekedar ingin memperlihatkan hubungan-hubungan yang ada antara keduanya
sebagai dasar yang diharapkan dapat menjadi bahan bagi pengembangan keilmuan konseling
Islami.

Metode Penulisan
Metode yang digunakan yaitu metode kualitatif jenis library research atau
disebut juga kepustakaan. Menurut Wikipedia, penelitian kualitatif cenderung
deskriptif dan analitis. Penelitian kualitatif menekankan pada proses dan
kepentingan. Rasional berfungsi sebagai pedoman agar fokus penelitian sesuai
dengan fakta di lapangan. Sedangkan penelitian kepustakaan adalah jenis penelitian
kualitatif yang biasanya dilakukan tanpa pergi ke tempat untuk mencari sumber data,
tetapi hanya didasarkan pada literatur, termasuk penelitian yang diterbitkan dan
tidak dipublikasikan.

Hasil dan Pembahasan


1. Tafsir Al A’raf Ayat 56
Kita sebagai manusia merupakan makhluk yang paling sempurna di antara
makhluk yang lain. Manusia memiliki tugas sebagai khalifah di bumi ini, dan

Hisbah: Jurnal Bimbingan Konseling dan Dakwah Islam


2 Vol. xx, No. x (201x), pp. xx-xx | doi: 10.14421/hisbah.20xx.xxx-xx
Penulis 1, Penulis 2, Penulis 3 (Cambria 10)
Judul Artikel (Cambria 10, Miringkan)

merupakan makhluk yang paling berperan. Manusia merupakan makhuk sosial


yang di mana satu dengan yang lain saling membutuhkan, di manapun kita berada
apakah kita berada di lingkungan sekolah, keluarga maupun masyarakat
hendaknya kita senantiasa selalu menjaga lingkungan dan melestarikan
lingkungan yang sehat. Dengan menjaga dan memanfaatkan lingkungan dengan
baik merupakan salah satu bentuk syukur kita kepada Tuhan Allah SWT yang
telah memberikan berbagai macam banyaknya kenikmatan kepada kita semua.
Berikut ini sebelum menjelaskan kandungan yang terkandung di dalam surah
Al-‘araf 56 marilah perhatikan terjemahannya terlebih dahulu:

Artinya: “Dan janganlah kamu membuat kerusakan di muka bumi, sesudah (Allah)
memperbaikinya dan berdoalah kepada-Nya dengan rasa takut (tidak akan
diterima) dan harapan (akan dikabulkan). Sesungguhnya rahmat Allah amat dekat
kepada orang-orang yang berbuat baik.”
Ayat ini menjelaskan bahwa Allah swt. Memerintahkan manusia untuk
tidak membuat kerusakan di muka bumi setelah Allah menciptakan alam ini
dengan sempurna, penuh harmoni, serasi dan sangat seimbang untuk mencukupi
kebutuhan makhluk-Nya. Fungsi BK disini yaitu sebagai pemberi batasan dalam
berperilaku.

2. Tafsir Al Imron Ayat 139


Manusia merupakan individu yang tumbuh dan berkembang. Proses
tumbuh dan berkembang ini saling berkaitan satu sama lain. Sebagai individu
yang berkembang mengalami perubahan baik fisik maupun psikis sesuai dengan
usia dan pertumbuhannya.
Dalam surat Ali Imran ayat 139 menjelaskan bahwa :

Hisbah: Jurnal Bimbingan Konseling dan Dakwah Islam


Vol. xx, No. x (201x), pp. xx-xx | doi: 10.14421/hisbah.20xx.xxx-xx 3
Penulis 1, Penulis 2, Penulis 3 (Cambria 10)
Judul Artikel (Cambria 10, Miringkan)

Artinya; “Janganlah kamu bersikap lemah, dan janganlah (pula) kamu bersedih
hati, padahal kamulah orang-orang yang paling tinggi (derajatnya), jika kamu
orang-orang yang beriman. (Ali Imran: 139)”.
Dari surat tersebut dapat disimpulkan bahwa cara pandang, dan rasa
empati terhadap diri sendiri merupakan hal yang penting dalam meningkatkan
konsep diri baik itu positif maupun negatif, pandangan individu terhadap diri
lebih dikenal dengan konsep diri. Konsep diri adalah pandangan menyeluruh
tentang totalitas diri baik positif maupun negatif mengenai dimensi fisik, psikis,
sosial, pengharapan dan penilaian terhadap diri sendiri. Konsep diri dibentuk oleh
persepsi-persepsi diri dan persepsi lingkungan terhadap individu. Konsep diri
sangat erat kaitannya dengan diri individu. Kehidupan yang sehat baik fisik
maupun psikologis, salah satunya didukung oleh konsep diri yang baik dan stabil.
Konsep diri berkaitan dengan ide, pikiran, kepercayaan serta keyakinan yang
diketahui dan dipahami oleh individu tentang dirinya.

3. Hadist Mengetahui Kadar Sendiri


Kesempurnaan yang mutlak hanya milik Allah subhanahu wa ta’ala,
dan kemaksuman (terpelihara dari dosa) hanya dimiliki oleh
Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam. Adapun diri kita tidaklah lebih dari
seorang manusia yang diliputi beragam kekurangan, baik dari sisi ilmu maupun
amal. Kelemahan dalam dua sisi ini atau salah satunya, menjadi faktor utama
terjadinya ketergelinciran ketika menapaki kehidupan.
Namun, hendaklah tidak dipahami bahwa seseorang baru dikatakan baik
jika dia tidak mempunyai kesalahan. Sebab, hal ini mustahil. Rasulullah shallallahu
alaihi wa sallam bersabda,
َ‫ُك ُّل ا ْب ِن آ َد َم َخطَّا ٌء َو َخ ْي ُر ا ْل َخطَّاِئيْنَ التَّ َّوابُون‬

“Setiap anak Adam (manusia) banyak melakukan kesalahan, dan sebaik-baik orang


yang berbuat salah adalah yang (mau) bertobat.” (HR. at-Tirmidzi dari sahabat

Hisbah: Jurnal Bimbingan Konseling dan Dakwah Islam


4 Vol. xx, No. x (201x), pp. xx-xx | doi: 10.14421/hisbah.20xx.xxx-xx
Penulis 1, Penulis 2, Penulis 3 (Cambria 10)
Judul Artikel (Cambria 10, Miringkan)

Anas bin Malik radhiallahu anhu, dinyatakan hasan oleh Syaikh al-Albani


dalam Shahih Sunan at-Tirmidzi, no. 2499, cet. al-Ma’arif)
Dosa dan kesalahan adalah sesuatu yang pasti dilakukan oleh manusia.
Akan tetapi, yang tercela ialah ketika seseorang menunda untuk memperbaiki diri
atau bahkan tidak mau menyadari kekurangannya.

Penutup
Hubungan antara Al Qur‟an dan konseling dapat dilihat dari nilai-nilai yang terkandung di
dalam ayat-ayat Al Qur‟an yang banyak membicarakan atau membahas tentang keberadaan atau
eksistensi manusia baik dari segi fisik maupun psikisnya. Pada sisi lain Al Qur‟an ternyata banyak
menyinggung -baik secara langsung maupun tidak langsung tema-tema yang dibahas dalam
konseling sebagai sebuah ilmu yang sedang berkembang saat ini. Sebagai upaya pengembangan
berikutnya, penggalian dan penelusuran ayat-ayat Al Qur‟an yang berhubungan dengan kajian
konseling diharapkan dapat terus dilakukan dalam rangka memperkaya khazanah keilmuan Islam
di bidang ini. Setidaknya upaya tersebut akan menjadikan keilmuan konseling semakin
berkembang dan dapat menemukan formulanya tersendiri yang memiliki kekhasan dalam
perkembangan keilmuan yang Islami di masa mendatang.

Daftar Pustaka
Syaiful, Bahri Djamarah. Psikologi Belajar, Jakarta: Rineka Cipta, 2015.

Hisbah: Jurnal Bimbingan Konseling dan Dakwah Islam


Vol. xx, No. x (201x), pp. xx-xx | doi: 10.14421/hisbah.20xx.xxx-xx 5

Anda mungkin juga menyukai