Anda di halaman 1dari 24

REKAYASA IDE

KEPEMIMPINAN

Gaya Kepemimpinan Presiden Indonesia

Dosen Pengampu : Yulita Tridiarti, SE, M.Si, Ak.CA

Nama : Siti Sri Wahyuni

NIM: 7223220031

PRODI AKUNTANSI A 2022

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

2022
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI.............................................................................................................i

BAB I.......................................................................................................................ii

PENDAHULUAN...................................................................................................ii

1.1 Latar Belakang...............................................................................ii

1.2 Rumusan Masalah.........................................................................iii

BAB II......................................................................................................................1

PEMBAHASAN......................................................................................................1

2.1 Konsep Kepemimpinan..................................................................1

2.2 Gaya Kepemimpinan......................................................................2

2.3 Gaya Kepemimpinan Presiden Indonesia.......................................5

BAB III..................................................................................................................19

PENUTUP..............................................................................................................19

3.1 Kesimpulan...................................................................................19

3.2 Saran.............................................................................................19

DAFTAR PUSTAKA............................................................................................20

i
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Presiden merupakan sebutan dari negara yang menganut sistem presidensial.


Pada negara Indonesia Presiden mencakup kepala negara sekaligus kepala
pemerintahan. Sebagai kepala negara, Presiden adalah simbol resmi negara
Indonesia di dunia. Sebagai kepala pemerintahan, Presiden dibantu oleh wakil
presiden dan menteri-menteri dalam kabinet, memegang kekuasaan eksekutif
untuk melaksanakan tugas-tugaspemerintah sehari-hari. Presiden (dan Wakil
Presiden) menjabat selama 5 tahun, dan sesudahnya dapat dipilih kembali dalam
jabatan yang sama untuk satu kali masa jabatan. Presiden dan Wakil Presiden
Indonesia (secara bersama-sama disebut lembaga kepresidenan Indonesia)
memiliki sejarah yang hampir sama tuanya dengan sejarah Indonesia. Dikatakan
hampir sama sebab pada saat proklamasi 17 Agustus 1945, bangsa Indonesia
belum memiliki pemerintahan. Barulah sehari kemudian, 18 Agustus 1945,
Indonesia memiliki konstitusi yang menjadi dasar untuk mengatur pemerintahan
(UUD 1945)dan lembaga kepresidenan yang memimpin seluruh bangsa. Dari titik
inilah perjalanan lembaga kepresidenan yang bersejarah dimulai. Sejarah
perjalanan lembaga kepresidenan Indonesia memiliki keunikan tersendiri,
sebagaimana tiap-tiap bangsa memiliki ciri khas pada sejarah pemimpin mereka
masing-masing. Perjalanan sejarah yang dilalui lembaga kepresidenan diwarnai
setidaknya tiga atau bahkan empat konstitusi. Peraturan di bawah konstitusi hanya
mengatur sebagian kecil dan itupun letaknya tersebar dalam berbagai jenis
maupun tingkatan peraturan. Ini berbeda dengan lembaga legislatif dan lembaga
yudikatif yang memiliki undang-undang mengenai susunan dan kedudukan
lembaga itu sendiri. Lain daripada itu masalah tokoh dan periodisasi juga
memerlukan pencermatan lebih lanjut.

ii
1.2 Rumusan Masalah

1. Apa yang dimaksud dengan kepemimpinan?


2. Apa yang dimaksud dengan Gaya kepemimpinan?
3. Bagaimana Gaya Kepemimpinan Presiden di Indonesia?

iii
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Konsep Kepemimpinan

Konsep kepemimpinan pada dasarnya berasal dari kata “pimpin” yang


artinya bimbing atau tuntun dan dari kata “pemimpin” yaitu orang yang berfungsi
memimpin, atau orang yang membimbing atau menuntun. Sedangkan
kepemimpinan sendiri yaitu kemampuan seseorang dalam mempengaruhi orang
lain dalam mencapai tujuan. Menurut James L. Gibson dalam Pasolog (2010:110),
Kepemimpinan adalah suatu usaha menggunakan suatu gaya mempengaruhi dan
tidak memaksa untuk memotivasi individu dalam mencapai tujuan. Menurut
Ralph M. Stogdill dalam Ambar Teguh Sulistyani (2008:13), Kepemimpinan
adalah suatu proses mempengaruhi kegiatan-kegiatan sekelompok orang yang
terorganisasi dalam usaha mereka menetapkan dan mencapai tujuan. Menurut
Joseph C. Rost dalam Ambar Teguh Sulistyani (2008:13), Kepemimpinan adalah
sebuah hubungan yang saling mempengaruhi di antara pemimpin dan pengikut
(bawahan) yang menginginkan perubahan nyata yang mencerminkan tujuan
bersamanya. Malayu Hasibuan dalam bukunya yang berjudul Manajemen Sumber
Daya Manusia menyatakan kepemimpinan adalah “Cara seorang pemimpin
mempengaruhi perilaku bawahan, agar mau bekerja sama secara produktif untuk
mencapai tujuan organisasi” (Hasibuan, 2007:170). Pendapat Hasibuan
menyatakan bahwa seorang pemimpin perlu memiliki kemampuan untuk
mempengaruhi para bawahannya, dengan berbagai cara yang dimiliki, agar para
bawahannya dapat bekerja secara bersama untuk melakukan dan melaksanankan
apa yangPemimpin harus dapat memberikan sanksi terhadap bawahannya yang
melanggar aturan yang telah ditetapkan, demi merubah kebiasaan, kondisi dan
situasi yang terjadi didalam organisasi ke arah yang lebih baik dari sebelumnya.
Pamudji dalam bukunya yang berjudul Kepemimpinan Pemerintahan Indonesia
mengatakan :"Kepemimpinan berasal dari kata dasar pimpin, yang artinya
bimbing atau tuntun. Dari kata ini muncul kata kerja memimpin yang berarti
menuntun atau membimbing. Dari kata ini juga muncul kata pemimpin, yaitu

1
orang yang berfungsi memimpin atau orang yang membimbing atau menuntun.
Sementara itu keseluruhan proses yang dilaksanakan oleh seorang pemimpin
dalam menjalankan tugas membimbing, mengarahkan, dan menggerakkan
bawahannya untuk mencapai suatu tujuan disebut dengan kepemimpinan".
(Pamudji, 1995:5) Pendapat dari Hasibuan dalam bukunya berjudul Manajemen
Sumber Daya Manusia bahwa seorang pemimpin harus mampu mempengaruhi
secara luas perilaku bawahannya agar mau bekerja sama secara produktif dengan
waktu yang diberikan oleh pemimpinnya. Berbeda dengan pendapat Pamudji di
atas menunjukan bahwa seorang pemimpin itu membimbing atau menuntun
bawahannya dan menggerakkan bawahannya untuk mencapai tujuan tertentu
maupun tujuan organisasi. Adapun Kepemimpinan menurut Inu Kencana Syafiie
dalam bukunya yang berjudul Kepemimpinan Pemerintahan Indonesia, sebagai
berikut: “Kepemimpinan adalah kemampuan dan keperibadian seseorang dalam
mempengaruhi serta membujuk pihak lain agar melakukan tindakan pencapaian
tujuan bersama, sehingga dengan demikan yang bersangkutan menjadi awal
struktur dan pusat proses kelompok”(Syafiie, 2003:1). Selain pendapat para ahli
diatas tentu masih terdapat banyak pendapat lagi terkait dengan definisi
kepemimpinan itu sendiri. Dari definisi diatas, maka dapat disimpulkan bahwa
kepemimpinan adalah kemampuan pemimpin dalam mempengaruhi orang lain
dalam melakukan kerjasama untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan.

2.2 Gaya Kepemimpinan

Gaya kepemimpinan merupakan suatu cara pemimpin untuk mempengaruhi


bawahannya yang dinyatakan dalam bentuk pola tingkah laku atau kepribadian.
Pemimpin merupakan seseorang yang memiliki suatu program dan yang
berperilaku secara bersama-sama dengan anggota kelompok dengan
mempergunakan cara atau gaya tertentu. Kepemimpinan mempunyai peranan
sebagai kekuatan dinamik yang mendorong, memotivasi, dan mengoordinasikan
perusahaan dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan.

Ada beberapa gaya kepemimpinan dalam memimpin sebuah organisasi agar


dapat berjalan dengan baik, diantaranya :

2
1. Kepemimpinan Karismatik

Para pemimpin yang memiliki kepribadian karismatik adalah sosok yang


memiliki kepribadian yang kuat, menghargai nilai-nilai positif, dan mampu
mengubah arah pandang karyawannya untuk menjadi lebih baik lagi.

1. Kepemimpinan Otoriter

Saat terciptanya kepemimpinan otoriter, bos sebagai pemegang kekuasaan


tertinggi akan membuat keputusan, peraturan, dan prosedur berdasarkan
pemikirannya. Lingkungan kerja dengan kepemimpinan otoriter sangat bisa
diandalkan saat mengambil keputusan namun tidak memberikan keleluasaan
kepada para karyawannya, Toppers.

2. Kepemimpinan Demokratis

Kepemimpinan demokratis akan melibatkan banyak kontribusi karyawan


dalam mengambil keputusan. Tipe kepemimpinan ini akan menawarkan
komunikasi aktif dua arah antara pimpinan dan karyawannya. Untuk menciptakan
kepemimpinan yang demokratis, dibutuhkan keberanian, kejujuran, kreativitas,
dan keadilan bagi seluruh aspek yang ada di perusahaan.

3. Kepemimpinan Delegatif

Dengan kepemimpinan delegatif, para pemimpin memberikan wewenang


bagi anggotanya dalam mengambil keputusan. Namun, tipe kepemimpinan ini
memiliki kelemahan, yaitu kecenderungan antar anggota untuk saling
menyalahkan keputusan yang telah dibuat.

4. Kepemimpinan Transformasional

Tipe kepemimpinan transformasional berkaitan erat dengan perubahan


dalam diri pemimpin maupun para anggotanya. Kepemimpinan ini mampu
memotivasi anggotanya untuk mengerjakan sesuatu melebihi apa yang
ditargetkan. Kepemimpinan transformasional ini biasanya memiliki anggota yang

3
berkomitmen dengan pimpinan yang memberdayakan para karyawannya dengan
baik melalui visi misi yang serupa.

5. Kepemimpinan Visioner

Visioner memiliki arti orang yang memiliki pandangan atau wawasan ke


masa depan. Dengan kepemimpinan visioner, para pemimpin selalu berusaha
mewujudkan visi misi yang dibuat oleh perusahaan. Selain itu, pemimpin ini
selalu berinovasi dalam mencapai target yang telah ditentukan. Pemimpin visioner
akan mendorong para anggota untuk mencoba hal-hal baru dan terus berinovasi
untuk perkembangan perusahaan yang lebih baik lagi.

6. Kepemimpinan Liberal

Para pemimpin akan memberikan kebebasan kepada anggotanya untuk


menyelesaikan semua tugasnya demi kenyamanan anggota. Hal ini dilakukan agar
segala tugas yang diberikan bisa cepat selesai. Seorang pemimpin liberal tidak
akan menuntut banyak kepada para karyawannya namun tetap mengawasi
jalannya kerja sehari-hari.

7. Kepemimpinan Pembinaan

Pemimpin akan mengawasi dan mengajari para anggotanya dengan penuh


dan mengatur hasil yang akan dicapai perusahaan. Seorang pemimpin yang
membina anggotanya juga akan memberikan motivasi untuk mendorong para
karyawannya mencapai tujuan perusahaan dengan keahlian mereka.

8. Kepemimpinan Situasional

Kepemimpinan situasional adalah suatu kondisi ketika pemimpin bertindak


berdasarkan lingkungan dan situasi kerja. Ada beberapa cara yang dilakukan oleh
seorang pemimpin situasional, yaitu mengarahkan langsung, memberikan
pelatihan kepada karyawan, mendukung karyawan, dan melakukan delegasi.

9. Kepemimpinan Transaksional

4
Ibarat seorang pembeli, seorang pemimpin transaksional akan memberikan
tugas kepada karyawannya. Imbalan karyawan kepada pemimpinnya adalah tugas-
tugas yang sudah diselesaikan. Garis komando sudah jelas diberikan dan harus
diselesaikan dengan baik.

10. Kepemimpinan Tim

Pimpinan yang satu ini dibentuk dari hasil diskusi bersama dalam sebuah
tim. Seorang pemimpin mampu untuk bekerja sama dengan tim untuk mencapai
visi dan misi yang telah disepakati.

2.3 Gaya Kepemimpinan Presiden Indonesia

2.3.1 Kepemimpinan presiden Soekarno

Soekarno lahir pada 6 Juni 1902 di Jawa Timur, dari Raden Sukemi
Sosrodihardjo dan R.A Ida Nyoman Rai, yang saat itu termasuk dalam keluarga
bangsawan dan merupakan keluarga terhormat jika dilihat secara struktur sosial.
Sebagai seorang pemimpin, Soekarno disebut sebagai sosok yang sempurna,
terlebih dalam memimpin negara Indonesia yang sangat luas dan beragam ini.
Soekarno tidak hanya berkharisma dan berwibawa, tetapi ia juga seorang
cendekiawan dan ideolog. Jika melihat dari gaya kepemimpinannya, tidak
diragukan lagi kalau Soekarno masuk dalam golongan pemimpin bergaya
kharismatik, yang mana dirinya memiliki daya tarik, berwibawa serta energi yang
luar biasa sehingga mampu mempengaruhi orang lain untuk menjadi pengikutnya.
Soekarno sangat ahli dalam mengubah presepsi orang lain sehingga menjadi sama
dengannya, serta mampu membuat mereka agar mau mengikuti perintah dan
keinginannya dengan senang hati.

Presiden Pertama Indonesia ini juga dikenal sebagai seorang dengan


temperamen yang meledak-ledak, tetapi mampu menularkan semangatnya yang
besar ini kepada orang lain. Ia mampu membakar semangat seluruh rakyat dan
menginspirasi mereka semua untuk berani melakukan hal yang diinginkan. Setiap
orang yang mengikuti pemimpin dengan gaya yang sama dengan Presiden
Soekarno biasanya memiliki keyakinan yang kuat bahwa pemimpinnya selalu
5
benar, merasa sayang dan bangga dengan pemimpinnya, memiliki motivasi yang
kuat untuk terlibat dalam misi kelompoknya, mau mematuhi pemimpin dan yakin
bahwa mereka dapat berkontribusi bagi kelompoknya.Kepemimpinan Soekarno
memiliki prestasi untuk Indonesia yaitu:

1. Semangat Revolusi yang Membuahkan Kemerdekaan. Keberhasilan


pertama yang tidak akan pernah dilupakan dari Soekarno ialah bagaimana
ia mampu mengobarkan semangat revolusi di tengah-tengah masyarakat
Indonesia, yang mana hal tersebut akhirnya membawa Indonesia kepada
kemerdekaan di tahun 1945.
2. Gerakan Non-blok Di bawah kepemimpinannya, Soekarno tercatat
berhasil membentuk Gerakan Non-Blok (GNB) pada konferensi Asia-
Afrika yang dilaksanakan di Kota Bandung pada tahun 1955.
3. Menyatukan Papua Barat ke NKRI
2.3.2 Kepemimpinan presiden Soeharto

Jenderal Besar TNI H. M. Soeharto adalah Presiden kedua Indonesia yang


menjabat dari tahun 1967 sampai 1998, menggantikan Soekarno. Di dunia
internasional, terutama di Dunia Barat, Soeharto sering dirujuk dengan sebutan
populer “The Smiling General” karena raut mukanya yang senantiasa tersenyum
dan menunjukkan keramahan. Meski begitu, dengan berbagai kontroversi yang
terjadi, ia sering juga disebut sebagai otoriter bagi yang berseberangan dengannya.
Sebelum menjadi presiden, Soeharto adalah pemimpin militer pada masa Hindia
Belanda dan Kekaisaran Jepang, dengan pangkat terakhir Mayor Jenderal. Setelah
Gerakan 30 September 1965, Soeharto kemudian melakukan operasi penertiban
dan pengamanan atas perintah dari Presiden Soekarno, salah satu yang
dilakukannya adalah dengan menumpas Gerakan 30 September dan menyatakan
bahwa PKI sebagai organisasi terlarang. Berbagai kontroversi menyebut operasi
ini menewaskan sekitar 100.000 hingga 2 juta jiwa, namun jumlah ini patut
dipertanyakan karena korban dari Gerakan 30 September.

Soeharto kemudian diberi mandat oleh Majelis Permusyawaratan Rakyat


Sementara (MPRS) sebagai Presiden pada 26 Maret 1968 menggantikan

6
Soekarno, dan resmi menjadi presiden pada tahun 1968. Ia dipilih kembali oleh
MPR pada tahun 1973, 1978, 1983, 1988, 1993, dan 1998. Pada tahun 1998, masa
jabatannya berakhir setelah mengundurkan diri pada tanggal 21 Mei tahun
tersebut, menyusul terjadinya kerusuhan Mei 1998 dan pendudukan gedung
DPR/MPR oleh ribuan mahasiswa. Ia merupakan orang terlama yang menjabat
sebagai presiden Indonesia.

Selama hampir 32 tahun pemerintahannya Soeharto meletakkan pondasi


pembangunan di Indonesia melalui Repelita. Dalam masa kekuasaannya, yang
disebut Orde Baru, Soeharto membangun negara yang stabil dan mencapai
kemajuan ekonomi dan infrastruktur. Dalam era ini masyarakat mendapati harga
bahan-bahan pokok yang terjangkau dan situasi keamanan dan ketertiban yang
terjaga, juga tercapainya Swasembada Beras. Hal ini ditandai dengan medali From
Rice Importer to Self Sufficiency dari Food and Agriculture Organization (FAO)
pada 1984 yang diterima Presiden Soeharto.

Soeharto juga merupakan sosok yang kontroversial karena membatasi


kebebasan warga negara Indonesia keturunan Tionghoa, menduduki Timor Timur,
pemaksaan asas tunggal Pancasila di berbagai bidang, dan disebut sebagai salah
satu rezim paling korup dalam sejarah dunia modern. Menurut Transparency
International, estimasi kerugian negara adalah sekitar 15–35 miliar dolar Amerika
Serikat selama pemerintahannya. Namun, hal ini tidak berhasil dibuktikan, bahkan
Majalah Time kalah dalam gugatan dan usaha lain untuk mengadili Soeharto
gagal karena kesehatannya yang memburuk. Setelah menderita sakit
berkepanjangan, ia meninggal karena kegagalan organ multifungsi di Jakarta pada
tanggal 27 Januari 2008.

2.3.3 Kepemimpinan presiden Bj Habibie

Kepemimpinan yang berhasil meniscayakan adanya kemampuan untuk


mewujudkan suatu visi atau teori menjadi realitas. Semakin terwujud suatu visi
atau teori dalam realitas, semakin efektif pula suatu kepemimpinan telah
dijalankan. Bacharuddin Jusuf (BJ) Habibie ialah jelas sosok yang penuh dengan
rekam jejak keberhasilan dan milestone sebagai buah terwujudnya visi dan teori
7
ke dalam realitas. Sosok multidimensional yang berpulang di RSPAD Gatot
Soebroto, Jakarta, di usia 83 tahun pada Rabu (11/9) itu meninggalkan begitu
banyak jejak kepemimpinan. Bukan hanya sebagai Presiden ke-3 Republik
Indonesia, lelaki kelahiran Parepare, Sulawesi Selatan, 25 Juni 1936 itu semasa
hidupnya meninggalkan begitu banyak inspirasi yang patut diteladani. Sebagai
ilmuwan dirgantara, BJ Habibie merupakan manusia pertama bukan hanya di
Indonesia, melainkan juga di dunia, yang mampu memperlihatkan cara mengitung
gejala perambatan retakan sayap pesawat terbang secara acak atau dikenal dengan
istilah crack propagation onrandom hingga ke atom-atomnya.

Pencapaian itu membuat Habibie mendapat sebutan istimewa sebagai ‘Mr


Crack’. Bukan hanya itu, di dunia ilmu pengetahuan dan teknologi, para ahli
dirgantara juga mengenal Habibie yang melahirkan sejumlah teori terkait dengan
pengembangan teknologi canggih di bidang tersebut, Karena itu, saat melepas
jasad BJ Habibie ke peristirahatan terakhir diMakam Pahlawan Kalibata, Jakarta
Selatan, Presiden Joko Widodo pun memberikan penghormatan takzim kepada
sosok genius dalam dunia dirgantara dengan penggilan istimewa tersebut.
“Selamat jalan, Mr Crack.Selamat jalan, sang pionir,” ucap Presiden

Jokowi.Selain sebagai ilmuwan dirgantara yang dikenal luas, BJ Habibie


juga dikenal sebagai muslim yang saleh. Sebagai pribadi muslim, banyak pula
jejak kepemimpinan yang ditinggalkan almarhum. Sama seperti pencetus teori
relativitas Albert Einstein yang berpendapat bahwa ilmu tanpa agama adalah buta
dan agama tanpa ilmu lumpuh, BJ Habibie pun meyakini bahwa ilmu
pengetahuan, keimanan, dan ketakwaan harus berada dalam satu kesatuan
sinergis. Dalam konteks ini, jejak kepemimpinan Habibie pun begitu fenomenal.
Selain dikenal sebagai pendiri sekaligus Ketua Umum Ikatan Cendekiawan
Muslim Indonesia (ICMI) yang pertama, BJ Habibie juga merupakan sosok yang
menginisiasi pendirian Bank Muamalat serta mengimplementasikan konsep
perbankan syariah di Indonesia yang diterimasecara luas oleh umat Islam di
Indonesia hingga hari ini.

2.3.4 Kepemimpinan presiden KH. Abdurahman Wahid

8
H. Abdurrahman Wahid (lahir dengan nama Abdurrahman ad-Dakhil; 7
September 1940 – 30 Desember 2009) atau yang akrab disapa Gus Dur, adalah
tokoh Muslim Indonesia dan pemimpin politik yang menjadi Presiden Indonesia
yang keempat dari tahun 1999 hingga 2001. Kepemimpinan Gus Dur bergaya
kharismatik-transformasional yang dimana saat mengambil keputusan, Gus Dur
menonjolkan sikap kharismatik yang dimiliki tetapi tanpa adanya kekerasan dan
tekanan militer.

Kelebihan gaya kepemimpinan Gus Dur

 Meliburkan siswa pada saat bulan Ramadan


 Menjadikan Hari Imlek dan Memperbolehkan Bahasa Tionghoa
 Menyelesaikan Berbagai Macam Konflik di Indonesia

Kekurangan gaya kepemimpinan Gus Dur

 Kasus Buloggate dan Korupsi


 Memperbolehkan Bendera Bintang Kejora
2.3.5 Kepemimpinan presiden Megawati Soekarno Putri

Prof. Dr. Hj. Diah Permata Megawati Setiawati Soekarnoputri adalah


Presiden Indonesia yang kelima yang menjabat sejak 23 Juli 2001 sampai 20
Oktober 2004. Megawati Soekarno putri meneruskan kepemimpinan presiden
Abdurrahman Wahid yang terhenti ditengah jalan. Dalam kepemimpinannya,
Megawati lebih menonjolkan kepemimpinan dalam budaya ketimuran. Megawati
adalah seorang pemimpin yang memiliki berkepribadian yang kuat. Tidak mudah
dipengaruhi oleh siapa pun, jika tidak sesuai dengan pikiran dan nuraninya
tentang cita-cita NKRI. Baginya visi dan misi bagi pemimpin bangsa ini tak bisa
lain dari visi dan misi yang tertuang dalam pembukaan UUD 1945. Perubahan visi
dan misi yang berbeda dengan Pembukaan UUD 1945 justru harus dicegah.

Megawati merupakan seorang yang tenang dengan kepribadian yang


cenderung tertutup. Akan tetapi memiliki karakter dan wibawa yang kuat sebagai
seorang pemimpin. Hal tersebut dapat dilihat dari kecermatannya untuk

9
memahami berbagai konflik atau krisis yang terjadi dan kegigihannya dalam
menekankan pemahaman anti kekerasan. Selama kepemimpinannya, Megawati
juga dikenal tegas dan berpegang teguh pada prinsipnya yaitu berpolitik dengan
ideologi, sesuai konstitusi, dan mengutamakan kepentingan rakyat (Sihaloho,
2019). Sikap yang dimilikinya berhasil membuat Megawati meraih berbagai
prestasi selama menjabat sebagai pemimpin bangsa.

2.3.6 Kepemimpinan presiden Susilo Bambang Yudhoyono

Merupakan gaya kepemimpinan yang sesuai dengan era demokrasi.


Presiden SBY juga menegaskan, kalau dirinya cenderung untuk mengalah, lebih
memilih melakukan berkompromi dan membuat consensus, karna SBY tidak
ingin kepemimpinan Yang dijalankannya menjadi otoriter. SBY sosok pemimpin
yang demokratis dalam mengambil keputusan selalu mengajak beberapa
perwakilan bawahan, tetapi keputusan tetap berada di tangannya. SBY tipe
pemimpin yang cermat dan berpikir matang sebelum mengambil suatu keputusan.
Prestasi yang penting dicatat semasa kepemimpinan SBY yaitu keberhasilan
menyelesaaikan batas maritim Indonesia dengan 2 negara sahabat yaitu singapura
dan Filipina.

Beliau ini presiden pertama yang dipilih oleh rakyat. Orangnya mampu dan
bisa menjadi presiden. Juga cukup bersih, kemajuan ekonomi dan stabilitas negara
terlihat membaik. Sayang tidak mendapat dukungan yang kuat di Parlemen.
Membuat beliau tidak leluasa mengambil keputusan karena harus
mempertimbangkan dukungannya di parlemen. Apalagi untuk mengangkat kasus
korupsi dari orang dengan back ground parpol besar, beliau keliahatan kesulitan.
Sayang sekali saat Indonesia punya orang yang tepat untuk memimpin,
parlemennya dipenuhi oleh begundal-begundal oportunis yang haus uang
sogokan. Pembawaan SBY, karena dibesarkan dalam lingkungan tentara dan ia
juga berlatar belakang tentara karir, tampak agak formal. Kaum ibu tertarik
kepada SBY karena ia santun dalam setiap penampilan dan apik pula berbusana.
Penampilan semacam ini meningkatkan citra SBY di mata masyarakat. SBY
sebagai pemimpin yang mampu mengambil keputusan kapanpun, di manapun,

10
dan dalam kondisi apapun. Sangat jauh dari anggapan sementara kalangan yang
menyebut SBY sebagai figur peragu, lambat, dan tidak "decisive" (tegas). Sosok
yang demokratis, menghargai perbedaan pendapat, tetapi selalu defensif terhadap
kritik. Hanya sayang, konsistensi Yudhoyono dinilai buruk. Ia dipandang sering
berubahubah dan membingungkan publik

2.3.7 Kepemimpinan presiden Joko Widodo

Joko Widodo atau yang dikenal dengan nama jokowi memiliki nama
lengkap Ir. H. Joko Widodo. Beliau lahir di Surakarta, Jawa Tengah pada tanggal
21 Juni 1961. Masa kepemimpinan Jokowi mulai 20 Oktober 2014 sampai
sekarang. Gaya kepemimpinan presiden Jokowi yaitu ada tiga gaya
kepemimpinan Jokowi yaitu yang pertama adalah partisipatif yaitu selalu ikut atau
terlibat dengan anggota saat akan mengambil keputusan atau kegiatan seperti
tindakan blusukan yang serimg di lakukannya. Kedua yaitu karismatik yang
dimana Jokowi dapat menyelesaikan masalah yang dapat menarik perhatian orang
lain. Ketiga yaitu transornasional yaitu mengukur hubungan anggota dengan
pemimpinnya sejauh apa.

Dalam masa pemerintahannya presiden Jokowi telah mampu mulai


meratakan pembangunan yang ada di Indonesia yang dimana infrastruktur
dibangun tidak lagi hanya fokus di pulau Jawa tetapi di luar Jawa juga. Presiden
Jokowi juga memiliki citra seorang pemimpin yang dekat dengan mansyarakatnya
serta presiden Jokowi juga memberlakukan program sosial seperti KIP dan BPJS
yang tentunya sangat membantu masyarakat. Demikian identifikasi atau analisis
gaya kepemimpanan presiden Indonesia yang memiliki gaya dalam memimpin
yang berbeda dan juga hasil kerja yang berbeda, bagaimana pun gaya
kepemimpinan presiden yang pernah memimpin di Indonesia tentu sangat
membawa pengaruh pada negara dan masyarakat Indonesia. Dibalik kelemahan
saat masa kepemimpinan presiden Indonesia, ada kelebihan dan keberhasilan yang
diraih tentunya merupakan hasil kerja keras pemimpin negara.

11
Tabel Analisa Kepemimpinan Indonesia

NAMA PRESIDEN KARAKTERISTIK GAYA


NO
DAN PEMILUNYA KEPEMIMPINAN KEPEMIMPINAN

1 Dr. Ir. H. Soekarno 1. Berani Gaya Kepemimpinan


(1945-1967) Dipilih 2. Tegas
melalui sidang 3. Cerdas berorientasi pada
Musyawarah oleh 4. Kharismatik
1. Moral
Panitia Persiapan 5. Mudah tertarik
Kemerdekaan menarik perhatian 2. Etika Ideologi
Indonesia (PPKI) wanita mendasari negara
6. Seorang orator dan partai
ulung.
7. Bijaksana dan 3. Konsisten
berkepalan dingin
8. Sangat percaya 4. Fanatik
diri dan tidak mau Tokoh nasionalis
kalah dengan dan antikolonialisme
orang lain yang pertama,
9. Ceroboh
10. Kurang hati-hati baik di dalam negeri
dalam mengambil maupun
keputusan
untuk lingkup Asia,
meliputi
negeri-negeri seperti
India,
Cina, Vietnam, dan
lainlainnya.

2 Jendral TNI H.M. 1. Seorang yang 1. Gaya


sangat jelas kepemimpinan
Soeharto (1967- 2. Mempunyai target
Visi dan Misi gabungan Proaktif
1998) Diangkat Ekstraktif dengan
3. Mahir dalam
Strategi Adaptif Antisipatif
melalui sidang
4. Tidak banyak
2. Otoriter
Paripurna Majelis bicara
5. Pandai 3. Diktaktor
Permusyawaratan menggunakan
6. kesempatan 4. Demontrasi dan
Rakyat (MPR)
7. Murah senyum unjuk
8. Beribawa
rasa di tindak tegas

12
5. Sangat Handal
penuh dengan intrik
dan Kontroversi
Sukses
menumbuhkan rasa
nasionalisme dan
cinta produk dalam
negeri.

13
NAMA PRESIDEN KARAKTERISTIK GAYA
NO
DAN PEMILUNYA KEPEMIMPINAN KEPEMIMPINAN

3 Prof.Dr.Ing. B. J. 1. Seorang ilmuwan 1. memiliki gaya


yang
Habibie (1998- kepemimpinan
sangat jenius DedikatifFasilitatif
1999) Dipilih oleh
2. Akrab dalam 2. Kepemimpinan
anggota Majelis bergaul yang
Permusyawaratan 3. Sangat detailis Demokratik
Rakyat (MPR) 4. Suka Ujicoba 3. Gaya
kepemimpinan
dengan suara 5. Pengambilan
keputan sangat liberal
terbanyak
yang masih labil 4. Akrab dengan
wartawan
6. Sabar
5. Mengambil
7. Penyayang keluarga keputusan
8. Spontanitas dengan hati nurani
9. Meletup-letup
10. Renponsif dalam
perubahan

4 K.H. Abdurrahman 1. Tidak disiplin 1. Agamis, karena


dalam anak
Wahid (Gusdur)
menggunakan waktu seorang ulama
(1999-2001)
2. cerdas 2. Kebebasan yang
Dipilih oleh
3. Agamis, karena kebablasan
anggota Majelis anak
3. memiliki gaya
Permusyawaratan seorang kiyai.
kepemimpinan
Rakyat (MPR) 4. berpikir ala LSM ResponsifAkomodati
f
dengan suara 5. penyuka
ketentramanketertiban 4. tidak pancasilais,
terbanyak
karena
6. Humanis
memihak kepada
14
7. Ceplas-ceplos para
8. apa adanya kiyai
9.Sederhana 5. melarang paham
10. menjunjung tinggi Marxisme-
Leninisme
plurarisme

15
NAMA PRESIDEN KARAKTERISTIK GAYA
NO
DAN PEMILUNYA KEPEMIMPINAN KEPEMIMPINAN

5 Megawati 1. sangat lama dalam 1. Memiliki gaya


budaya
Soekarnoputri mengambil keputusan
ketimuran
(2001-2004) 2. Seorang yang
tenang 2. Gagal membuat
dilantik untuk
3. Kurang acuh dalam kepercayaan pada
menggantikan Gus
persoalan rakyatnya
Dur sebagai
4. Pribadi yang 3. Gaya
Presiden tertutup kepemimpinannya
5. Seorang yang lebih banyak
emosional
mengeluarkan uneg-
6. Alergi dengan kritik uneg
dibanding solusi.
4. Nyaris tidak
menyentuk
visi dan misinya
5. Menanamkan
pemahaman anti
kekerasan
6. Cukup demokratis

6 Susilo Bambang 1. Ramah 1. Sosok yang


demokratis
yudhoyono (2004- 2. Cerdas
2. Menghargai
2009,2009-2014) 3. Tegas pendapat
Presiden dan Wakil 4. Santun 3. Selalu defensiv
dalam hal
Presiden dipilih 5. Apik dalam hal
kritikan
secara langsung berbusana
4. Analisis
oleh rakyat. 6. Lembut
strateginya sangat

16
7. Penuh dengan tinggi
Pemikiran 5. Stabilitas politik
terjaga
8. Lambat
dan kehidupan
9. Dianggap peragu demokrasi
makin berkembang.

17
NAMA PRESIDEN KARAKTERISTIK GAYA
NO
DAN PEMILUNYA KEPEMIMPINAN KEPEMIMPINAN

7 Ir. H. Joko Widodo 1. Tidak pandang bulu 1. Blusukan


(2014-2019) 2. Pro rakyat kecil 2. Tidak mau ribet
dan
Presiden dan Wakil 3. Sederhana
3. Membuat solusi
Presiden dipilih 4. Sangat tegas terhadap
secara langsung 5. Konsisten masalah yang ada.
oleh rakyat 6. Cenderung lambat 4. Memiliki konsep
7. Sulit untuk ditebak servantatau
pemimpin
adala seorang
pelayan
5. Membuat
keefektifan
suatu lembaga
negara,
dengan pembagaian
secara jelas
6. Selalu membuat
inovasi
dari cara
mendengarkan
keluhan rakyat

18
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Setelah kita mengetahui gaya kepemimpinan ketujuh presiden Indonesia, kita tahu
bahwa kepemimpinan serta kekuasaan memiliki keterikatan yang tak dapat
dipisahkan. Dimana untuk menjadi pemimpin bukan hanya berdasarkan suka satu
sama lainnya, tetapi banyak faktor. Pemimpin yang berhasil hendaknya memiliki
beberapa kriteria yang tergantung pada sudut pandang atau pendekatan yang
digunakan, apakah itu kepribadiannya, keterampilan, bakat, sifat – sifatnya, atau
kewenangannya yang dimiliki yang mana nantinya sangat berpengaruh terhadap
teori maupun gaya kepemimpinan yang akan diterapkan. Bekal utama
kepemimpinan adalah kekuatan terbesar seorang pemimpin bukan dari
kekuasaanya, bukan kecerdasannya, tapi dari kekuatan pribadinya. Seorang
pemimpin sejati selalu bekerja keras memperbaiki dirinya sebelum sibuk
memperbaiki orang lain. Pemimpin bukan sekedar gelar atau jabatan yang
diberikan dari luar melainkan sesuatu yang tumbuh dan berkembang dari dalam
diri seseorang.

3.2 Saran

Kita tahu di Indonesia ini Sangat diperlukan sekali jiwa kepemimpinan pada
setiap pribadi manusia. Jiwa kepemimpinan itu perlu selalu dipupuk dan
dikembangkan. Paling tidak untuk memimpin diri sendiri. Jika saja Indonesia di
seluruh elemen pemerintahan memiliki pemimpin yang sangat tangguh berkualitas
dan berbudaya tentu akan menjadi luar biasa. Karena jatuh bangun kita tergantung
pada pemimpin. Pemimpin memimpin, pengikut mengikuti. Jika pemimpin sudah
tidak bisa memimpin dengan baik, maka pengikut pun tidak mau lagi mengikuti.
Oleh karena itu kualitas kita tergantung kualitas pemimpin kita. Dimana Makin
kuat yang memimpin maka makin kuat pula yang dipimpin.

19
DAFTAR PUSTAKA

1. http://digilib.iain-palangkaraya.ac.id/52/3/BAB%20II%20%28H%29.pdf

2. https://www.tokopedia.com/blog/tipe-dan-fungsi-kepemimpinan-krj/

3. https://umj.ac.id/opini/kepemimpinan-indonesia-dari-masa-ke-masa/

20

Anda mungkin juga menyukai