Anda di halaman 1dari 43

Makalah makalah landasan pendidikan pancasila dan

kewarganegaraan Indonesia

D
I
S
U
S
U
N
Oleh:
-Anisa Cicilia Sihombing
-Erni Febri Yanti Banjar nahor
-Lia Selvi Yani Br Purba
-Widya
Prodi:PGSD
Dosen Pengajar:Romaida Karo-Karo,S.Pd.M.Pd.
Kata Pengantar
Puji syukur kehadirat Tuhan YME. atas semua limpahan rahmat dan karunianya
sehingga makalah yang berjudul “Landasan Pendidikan Pancasila dan Kewarga Negaraan
Indonesia” ini sanggup tersusun hingga selesai. Tidak lupa kami mengucapkan banyak
terimakasih kepada Ibu Romaida Karo-Karo,S.Pd,M.Pd. selaku dosen
Mata Kuliah Konsep dasar PKN yang telah bersedia berkontribusi
Baik dengan kami sehingga kami maupun menyelesaikan makalah materi yang telah Ibu
berikan Kepada kami.
Dalam penulisan makalah ini, kami menyadari masih banyak terdapat kesalahan dan
kekeliruan, baik yang berkenaan dengan materi pembahasan maupun dengan teknik
pengetikan.
Daftar Isi
Kata Pengantar.....................................................................................................iii
BAB I: PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ............................................................................................................. 1
1.2 Tujuan............................................................................................................. 2
BAB II:Pembahasan
2.1 Pengertian Pancasila da Kewarga Negaraa
a. Pengertian Pancasila secara Etimologis ............................................................................ 3
b. Pengertian Pancasila secara Historis ................................................................................. 4
c. Pengertian Pancasila Secara Terminologis ..................................................................... 5
2.2 Tujuan Pendidikan Pancasila........................................................................................... 6
2.3 Landasan Pendidikan Pancasila ...................................................................................... 7
a. Landasan Historis.............................................................................................................. 8
b. Landasan Kultural ............................................................................................................9
c. Landasan Yuridis .............................................................................................................. 10
d. Landasan Filosofis ............................................................................................................. 11
BAB III:
PENUTUP......................................................................................................................... 12
3.1 Kesimpulan .............................................................................................................13
25 3.2 Saran ........................................................................................................................ 14
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................................... 15
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Bangsa
Indonesia tak terlepas dari keberagaman suku dan budanya. Pada saat ini,
sejumlah tantangan yang tak surut menguji bangsa Indonesia menjadikan bangsa ini
menjadi bangsa yang kokoh hingga waktu yang akan datang. Walaupun Negara
Indonesia terdiri dari masyarakat heterogen, tetapi dipersatukan oleh suatu ideologi di
belakang semua itu, yaitu ideologi pancasila yang memiliki semboyan Bhinneka
Tunggal Ika. Semboyan itu sendiri memiliki sebuah arti, yaitu Berbeda beda tetap
satu juga, yang bermakna bahwa bangsa Indonesia yang memiliki sebuah cita-cita
dan tujuan yang sama dan bersama-sama untuk mewujudkannya meskipun
memiliki latar belakang yang berbeda-beda pada setiap warga negara Indonesia.
Ideologi pancasila dijadikan sebuah landasan karena sebuah cerminan dari bangsa
Indonesia itu sendiri yang nilai-nilai dari butir sila pancasila sudah dilaksanakan oleh
para pendahulu-pendahulu bangsa ini dan terdapat cita-cita mulia juga. Dan
terwujudnya pancasila tak terlepas dari pemikiran para pendiri bangsa terdahulu yang
berkeinginan untuk menjadikan sebuah negara Indonesia menjadi Negara Kesatuan
Republik Indonesia (NKRI) dan pancasila sebagai ideologi nasional. Maka dari itu
masa-masa yang kita lalui atau yang akan datang kita harus tetap memupuk
kebersamaan, persatuan, dan kesatuan. Semangat pancasila juga kita harus tanamkan
ke dalam hati nurani, tidak hanya sebuah semangat tetapi perlunya sebuah pemahaman
dengan diberikan sebuah pengetahuan atau pendidikan pancasila kepada penerus-
penerus bangsa Indonesia agar tidak sirna oleh peradaban zaman dan pemahaman-
pemahaman serta budaya luar.

1.2 Tujuan
Seperti halnya dengan tujuan kita mempelajari ilmu, maka tujuan kita
mempelajari pancasila adalah mewujudkan manusia serta masyarakat indonesia
yang beriman kepada tuhan yang maha esa, berkualitas dan mandiri, sehingga
mampu membangun dirinya dan masyarakat sekelilingnya serta dapat memnuhi
kebutuhan pembangunan nasional dan bertanggung jawab atas pembangunan
bangsa. Pendidikan nasional yang berakar pada kebudayaan bangsa indonesia
berdasar pada kebudayaan bangsa indonesia, kebudayaan bangsa indonesia diarahkan
untuk meningkatkan kecerdasan serta harkat dan martabat bangsa.

Untuk pendidikan di
perguruan tinggi tujuan dari
pendidikan pancasila adalah
agar
mahasiswa:
a) Dapat memahami,
menghayati, dan melaksanakan
jiwa pancasila dan UUD 1945
dalam
kehidupan sebagai warga
negara republik indonesia.
b) Menguasai pengetahuan
dan pemahaman tentang
beragam masalah dasar
kehidupan
bermasyarakat, berbangsa
dan bernegara yang hendak
diatasi dengan penerepan
pemikiran yang berlandaskan
pancasila dan UUD 1945.
c) Memupuk sikap dan
perilaku yang sesuai dengan
nilai dan norma-norma
pancasila
sehingga mampu menanggapi
perubahan yang terjadi dalam
rangka keterpaduan IPTEK
dan pebangunan.
d) Membantu mahasiswa
dalam proses belajar, proses
berpikir, memecahkan
masalah, dan
mengambil keputusan dengan
menerapkan strategi heuristik
terhadap nilai-nilai
pancasila.
Kompetisi yang sedang hendak
dicapai dan dikembangkan
dalam pendidikan pancasila
di perguruan tinggi adalah
perilaku mahasiswa dalam
memahami, menganalisis,
dan
menjawab masalah-masalah
yang dihadapib oleh
masyarakat secara
berkesimnambungan dan
konsisten dengan cita-cita
dan tujuan nasional,
sebagaimana yang
telahdigariskan dalam
pembukaann UUD 1945. Oleh
sebab itu diharapkan melalui
pendidikan pancasila
mahasiswa
menjadi manusia lebih
dahulu, sebelum menguasai,
memiliki IPTEK yang
dipelajarinya.
Didambakan bahwa warga
indonesia yang unggul dalam
penguasaan IPTEK, namun
tidak
kehilangan jati dirinya dan
tidak tercabut dari akar
budaya bangsanya dan
keimanannya.
(Margono et.al : 2002: 8)
Untuk pendidikan di
perguruan tinggi tujuan dari
pendidikan pancasila adalah
agar
mahasiswa:
a) Dapat memahami,
menghayati, dan melaksanakan
jiwa pancasila dan UUD 1945
dalam
kehidupan sebagai warga
negara republik indonesia.
b) Menguasai pengetahuan
dan pemahaman tentang
beragam masalah dasar
kehidupan
bermasyarakat, berbangsa
dan bernegara yang hendak
diatasi dengan penerepan
pemikiran yang berlandaskan
pancasila dan UUD 1945.
c) Memupuk sikap dan
perilaku yang sesuai dengan
nilai dan norma-norma
pancasila
sehingga mampu menanggapi
perubahan yang terjadi dalam
rangka keterpaduan IPTEK
dan pebangunan.
d) Membantu mahasiswa
dalam proses belajar, proses
berpikir, memecahkan
masalah, dan
mengambil keputusan dengan
menerapkan strategi heuristik
terhadap nilai-nilai
pancasila.
Kompetisi yang sedang hendak
dicapai dan dikembangkan
dalam pendidikan pancasila
di perguruan tinggi adalah
perilaku mahasiswa dalam
memahami, menganalisis,
dan
menjawab masalah-masalah
yang dihadapib oleh
masyarakat secara
berkesimnambungan dan
konsisten dengan cita-cita
dan tujuan nasional,
sebagaimana yang
telahdigariskan dalam
pembukaann UUD 1945. Oleh
sebab itu diharapkan melalui
pendidikan pancasila
mahasiswa
menjadi manusia lebih
dahulu, sebelum menguasai,
memiliki IPTEK yang
dipelajarinya.
Didambakan bahwa warga
indonesia yang unggul dalam
penguasaan IPTEK, namun
tidak
kehilangan jati dirinya dan
tidak tercabut dari akar
budaya bangsanya dan
keimanannya.
(Margono et.al : 2002: 8)
Untuk pendidikan di perguruan tinggi tujuan dari pendidikan pancasila adalah
agar mahasiswa: a) Dapat memahami, menghayati, dan melaksanakan jiwa pancasila
dan UUD 1945 dalam kehidupan sebagai warga negara republik indonesia. b)
Menguasai pengetahuan dan pemahaman tentang beragam masalah dasar
kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara yang hendak diatasi dengan
penerepan pemikiran yang berlandaskan pancasila dan UUD 1945. c) Memupuk sikap
dan perilaku yang sesuai dengan nilai dan norma-norma pancasila sehingga mampu
menanggapi perubahan yang terjadi dalam rangka keterpaduan IPTEK dan pebangunan.
d) Membantu mahasiswa dalam proses belajar, proses berpikir, memecahkan masalah,
dan mengambil keputusan dengan menerapkan strategi heuristik terhadap nilai-nilai
pancasila. Kompetisi yang sedang hendak dicapai dan dikembangkan dalam pendidikan
pancasila di perguruan tinggi adalah perilaku mahasiswa dalam memahami,
menganalisis, dan menjawab masalah-masalah yang dihadapib oleh masyarakat secara
berkesimnambungan dan konsisten dengan cita-cita dan tujuan nasional,
sebagaimana yang telahdigariskan dalam pembukaann UUD 1945. Oleh sebab itu
diharapkan melalui pendidikan pancasila mahasiswa menjadi manusia lebih dahulu,
sebelum menguasai, memiliki IPTEK yang dipelajarinya. Didambakan bahwa warga
indonesia yang unggul dalam penguasaan IPTEK, namun tidak kehilangan jati dirinya
dan tidak tercabut dari akar budaya bangsanya dan keimanannya. (Margono et.al :
2002: 8)
Bab II
Pembahasan
2.1 Pengertian Pancasila
Bila kita kaji secara ilmiah tentang apa fungsi dan kedudukan Pancasila,
niscaya akan tampak bahwa Pancasila itu memiliki pengertian yang luas,
baik dalam konteks kedudukannya sebagai Dasar Negara, sebagai
Pandangan Hidup Bangsa, Sebagai Ideologi Bangsa dan Negara, atau
dalam konteks sebagai kepribadian bangsa, serta dalam proses
terjadinya. Sehingga terdapat berbagai macam terminologi yang harus kita
deskripsikan secara objektif. Sehingga dalam konteks pembahasan
tentang pengertian Pancasila ini, akan kita jumpai berbagai macam
penekanan, sesuai dengan kedudukan dan fungsi Pancasila tersebut,
terutama dalam perumusan dan pembahasan yang berdasarkan sejarah
(kajian diakronis) Pancasila, sejak masih berupa nilai-nilai yang terdapat
dalam pandangan hidup bangsa, hingga menjadi menjadi Dasar Negara,
bahkan sampai pada tataran pelaksanaannya dalam sejarah kenegaraan
Indonesia di masa lalu. Misalnya ketika masa Orde Lama sedang berkuasa,
pada saat itu kita jumpai berbagai macam rumusan Pancasila yang
berbeda-beda. Agar kita dapat memahaminya secara baik dan benar, maka
kita harus mendeskripsikannya secara objektif, sesuai dengan kedudukan
dan perumusan dari Pancasila itu sendiri.

a. Pengertian Pancasila secara


Etimologis
Bila dilihat secara harfiah
(Etimologis) “Pancasila”
berasal dari bahasa Sansekerta
dari India (bahasa kasta
Brahmana), yang dapat
dijabarkan dalam dua kata,
yaitu Panca
yang berarti lima, dan Sila
yang berarti dasar. Sehingga
Pancasila berarti lima dasar,
yaitu lima Dasar Negara
Republik Indonesia.
Istilah “sila” juga bisa
berarti sebagai aturan yang
melatar belakangi perilaku
seseorang atau bangsa;
kelakuan atau perbuatan yang
menurut adab (sopan santun);
akhlak dan moral. Istilah
Pancasila menurut Prof.
Darji Darmodiharjo, SH
telah
dikenal sejak zaman kerajaan
Mojopahit pada abad XIV,
yaitu terdapat dalam buku
Negarakertagama Karangan
Empu Prapanca, dan buku
Sutasoma karangan Empu
Tantular.
Dalam buku Sutasoma ini
istilah Pancasila di samping
mempunyai arti “berbatu
sendi yang lima” (dari bahsa
Sansekerta) dia juga
mempunyai arti pelaksanaan
Kesusilaan yang lima,
(Pancasila Krama), yang
meliputi:
a. Pengertian Pancasila
secara Etimologis Bila dilihat secara harfiah (Etimologis) “Pancasila”
berasal dari bahasa Sansekerta dari India (bahasa kasta Brahmana), yang
dapat dijabarkan dalam dua kata, yaitu Panca yang berarti lima, dan Sila
yang berarti dasar. Sehingga Pancasila berarti lima dasar, yaitu lima
Dasar Negara Republik Indonesia. Istilah “sila” juga bisa berarti
sebagai aturan yang melatar belakangi perilaku seseorang atau
bangsa; kelakuan atau perbuatan yang menurut adab (sopan santun);
akhlak dan moral. Istilah Pancasila menurut Prof. Darji
Darmodiharjo, SH telah dikenal sejak zaman kerajaan Mojopahit pada
abad XIV, yaitu terdapat dalam buku Negarakertagama Karangan
Empu Prapanca, dan buku Sutasoma karangan Empu Tantular.
Dalam buku Sutasoma ini istilah Pancasila di samping mempunyai arti
“berbatu sendi yang lima” (dari bahsa Sansekerta) dia juga
mempunyai arti pelaksanaan Kesusilaan yang lima, (Pancasila Krama),
yang meliputi:
1. Tidak boleh melakukan kekerasan (ahimsa).
2. Tidak boleh mencuri (asteya).
3. Tidak boleh berjiwa dengki (Indriva nigraha).
4. Tidak boleh berbohong (amrswada).
5. Tidak boleh mabuk minuman keras (dama). (Dardji Darmodihardjo).

Nama Pancasila itu sebenarnya


tidaklah terdapat baik di dalam
Pembukaan UUD
1945, maupun di dalam Batang
Tubuh UUD 1945 itu sendiri.
Namun demikian cukup
jelas, bahwa Pancasila yang
kita maksud adalah lima dasar
Negara kita sebagaimana
yang tercntum di dalam
Pembukaan UUD 1945, alenia
ke empat, yang berbunyi :
1. Ke-Tuhanan Yang Maha
Esa;
2. Kemanusiaan yang adil dan
beradab;
3. Persatuan Indonesia;
4. Kerakyatan yang dipimpin
oleh hikmat kebijaksanaan
dalam permusywaratan/
perwakilan;
5. Keadilan sosial bagi seluruh
Rakyat Indonesia.
Nama Pancasila itu sebenarnya tidaklah terdapat baik di dalam
Pembukaan UUD 1945, maupun di dalam Batang Tubuh UUD 1945 itu
sendiri. Namun demikian cukup jelas, bahwa Pancasila yang kita
maksud adalah lima dasar Negara kita sebagaimana yang tercntum di
dalam Pembukaan UUD 1945, alenia ke empat, yang berbunyi :
1. Ke-Tuhanan Yang Maha Esa;
2. Kemanusiaan yang adil dan beradab;
3. Persatuan Indonesia;
4. Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam
permusywaratan/ perwakilan
5. Keadilan sosial bagi seluruh Rakyat Indonesia.

b. Pengertian Pancasila secara Historis


c. Masuknya Jepang di
Indonesia berjalan dengan
mulus dan mendapat
sambutan
d. gembira dari bangsa
Indonesia, karena perlakuan
Jepang yang ramah. Bahkan
ketika
e. itu rakyat Indonesia
diperbolehkan
mengibarkan bendera
merah putih dan
f. mengumandangkan lagu
Kebangsaan Indonesia
Raya. Sehingga wajar
rakyat
g. Indonesia mengira bahwa
Jepang akan membebaskan
mereka dari belenggu
pejajahan
h. Bangsa Belanda.
Masuknya Jepang di Indonesia berjalan dengan mulus dan mendapat
sambutan gembira dari bangsa Indonesia, karena perlakuan Jepang yang ramah.
Bahkan ketika itu rakyat Indonesia diperbolehkan mengibarkan bendera merah
putih dan mengumandangkan lagu Kebangsaan Indonesia Raya. Sehingga wajar
rakyat Indonesia mengira bahwa Jepang akan membebaskan mereka dari belenggu
pejajahan Bangsa Belanda.
Bahkan dirumuskannya Pancasila sebagai Dasar Negara tidak terlepas
dari adanya janji dari Pemerintah Jepang di Tokyo yang disampaikan oleh Perdana
Menteri Koiso dihadapan Parlemen Jepang pada tanggal 7 Semptember 1944,
yang akan memberikan kemerdekaan kepada Bangsa Indonesia sebagai hadiah dari
pemerintah Jepang. Walaupun dalam perkembangannya janji tersebut baru dapat
dilakukan setelah Jepang mengalami berbagai kekalahan dalam semua medan
pertempuran, serta adanya berbagai desakan dari pergerakan bangsa Indonesia, yang
akhirnya memaksa Jepang untuk membentuk suatu Badan Usaha-Usaha
Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI), atau biasa disebut dengan
“Dokuritzu Zyunbi Tyoosakai” pada tanggal 29 April 1945. Kemudian dilanjutkan
proses pelantikannya pada tanggal 28 Mei 1945, (Sumatri, 1992: 77-78). Badan
tersebut diketuai oleh Dr. Radjiman Wediodiningrat, dilengkapi dengan dua orang
Wakil Ketua, yaitu Yoshio Ichibangase (berkebangsaan Jepang), dan RP. Soeroso,
yang dalam tugasnya merangkap sebagai kepala Kantor/Sekretariat, serta
dengan jumlah anggota sebanyak 64 orang.(Subandi Marsudi, 2001: 18).
c. Pengertian Pancasila
Secara Terminologis a) Dengan diproklamasikannya Kemerdekaan RI pada tanggal 17
Agustus 1945, maka lahirlah negara Republik Indonesia. Kemudian pada tanggal 18
Agustus 1945 dilanjutkan dengan sidang PPKI sebagai sarana untuk melengkapi alat-alat
kelengkapan negara yang telah merdeka. Dalam sidang tersebut telah berhasil
mengesahkan UUD negara Republik Indonesia, yang selanjutnya dikenal dengan nama UUD
1945.
Naskah dalam UUD 1945 secara keseluruhan terdiri dan tersusun atas tiga bagian, yaitu:
1. Bagian Pembukaan, yang terdiri atas 4 alinea.
2. Bagian batang tubuh, yang terdiri atas 16 Bab, 37 Pasal, dan 4 Pasal Aturan Peralihan,
dan 2 ayat Aturan Tambahan.
3. Bagian Penjelasan, yang meliputi Penjelasan umum dan Penjelasan pasal demi pasal.
Namun pada waktu UUD 1945 disahkan oleh PPKI dalam sidangya tanggal 18 Agustus 1945
baru meliputi Pembukaan dan Batang Tubuhnya saja. Sedangkan bagian penjelasan belum
termasuk di dalamnya. Baru setelah naskah resminya dimuat 17 dan disiarkan dalam
Berita Republik Indonesia tanggal 15 Pebruari 1946, bagian Penjelasan tersebut telah
menjadi bagian dari UUD 1945. Sehingga sejak saat itu yang dimaksud dengan UU 1945
terdiri dari bagian di atas.

Pada saat sidang pengesahan


UUD 1945 beserta
Pembukaannya oleh PPKI,
naskah Pancasila yang
terdapat dalam bagian
Pembukaan UUD 1945
adalah
sebagai berikut:
1. Ketuhanan Yang Maha
Esa
2. Kemanusiaan yang Adil
dan Beradab
3. Pesatuan Indonesi
Pada saat sidang pengesahan UUD 1945 beserta Pembukaannya oleh PPKI, naskah Pancasila
yang terdapat dalam bagian Pembukaan UUD 1945 adalah sebagai berikut:
1. Ketuhanan.Yang Maha Esa
2. Kemanusiaan yang adil dan beradap
3. Persatuan Indonesia
4. Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam Permusyawaratan/
Perwakilan
5. Keadilan Sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.

2.2 Tujuan Pendidikan Pancasila


Pancasila adalah dasar falsafah negara Indonesia sebagaimana dimaksud dalam UUD
1945. Oleh sebab itu, warga negara Indonesia harus mempelajari, mendalami, menghayati,
dan mengamalkan dalam segala bidang kehidupan. Berikuti ini merupakan arti dari warga
Indonesia harus mempelajari, mendalami, menghayati, dan mengamalkan dalam segala aspek
kehidupan adalah kita sebagai bangsa Indonesia harus,
a) Mempelajari Pancasila secara teoritis setiap nilai nilai Pancasila
b) Mendalami Pancasila dengan memahami setiap kaidah kaidahnya
c) Mengahayati Pancasila agar tertanam dan melekat didalam diri kita sebagai warga negara
Indonesia, setelah kita pelajari, pahami dan mendalaminya, lalu kita hayati dengan baik dan
cermat
d) Mengamalkan Pancasila pada setiap nilai nilai Pancasila dalam setiap aspek kehidupan
kita, yaitu dengan mempraktikannya langsung dalam sehari hari dan dengan memiliki
motivasi tersendiri untuk mengamalkannya dalam setiap aspek kehidupan.
2.3 Landasan Pendidikan Pancasila
a. Landasan Historis Setiap bangsa memiliki ideologi dan pandangan hidup yangberbeda satu
dengan yang lainnya, diambil dari nilai-nilai yang tumbuh, hidup dan berkembang di dalam
kehidupan bangsa yangbersangkutan. Demikianlah halnya dengan Pancasila
yangmerupakan ideologi dan pandangan hidup bangsa Indonesia digalidari tradisi dan budaya
yang tumbuh, hidup dan berkembangdalam kehidupan bangsa Indonesia sendiri seja
kelahirannya danberkembang menjadi bangsa yang besar seperti yang dialami olehdua
kerajaan besar tempo dulu yaitu Kedatuan Sriwijaya dan Keprabuan Majapahit.
Setelah berproses dalam rentang perjalanan sejarah yang panjangsampai kepada tahap
pematangannya oleh para pendiri negara padasaat akan mendirikan negara Indonesia
merdeka telah berhasilmerancang dasar negara yang justru bersumber pada nilai-nilaiyang
telah tumbuh, hidup dan berkembang dalam kehidupan masyarakat dan bangsa In
Dengan demikian kiranya jelas pada kita bahwa secara historis kehidupan bangsa Indonesia
tidak dapat dilepaspisahkan dari dandengan nilai-nilai Pancasila serta telah melahirkan
keyakinandemikian tinggi dari bangsa Indonesia terhadap kebenaran danketepatan
Pancasila sebagai pandangan hidup bangsa dan dasarnegara Republik Indonesia, sejak
resmi disahkan menjadi dasar negara Republik Indonesia pada tanggal 18 Agustus
1945 olehPanitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia sampai dengan saat inidan Insya
Allah untuk selama-lamanya.
b. Landasan Kultural
Secara historis benih-benih tumbuhnya nilai-nilai Pancasila sudah ada sejak bangsa
Indonesia hidup di Nusantara ini. Istilah Pancasila dikenal sejak datangnya kebudayaan
India yang merupakan ajaran moral. Kata Pancasila berasal dari bahasa Sanskerta Panca
artinya lima., dan syila berarti batu sendi, alas, dasar, syilla berarti tingkah laku yang penting,
baik, senonoh. Pancasila pada mulanya diajarkan agama Budha yang berarti lima aturan atau
lima pantangan. Istilah Pancasila masuk dalam khasanah kesusateraan Jawa Kuno dengan
munculnya kitab Negara Kertagama karya Empu Prapanca tahun 1365, dan dalam kitab
Sutasoma karya Empu Tantular yang berarti lima pantangan atau lima larangan. Larangan
itu ialah: larangan mencuri, larangan membunuh, larangan berjudi dan minuman keras,
larangan berdusta, dan larangan berzina. Ajaran iri kemudian berkembang dengan di
masyarakat dengan Istilah Ma Lima.
c. Landasan Yuridis
Dengan dituangkannya rumusan pancasila dalam pembukaan UUD 1945, mengandung
konsekuensi bahwa pancsila secara yuridis konstitusional telah secara formal menjadi Dasar
Negara Republik Indonesia.Sebagai Dasar Negara, Pancasila mempunyai kekuatan-
kekuatan mengikat secara yuridis.Seluruh tatanan hidup bernegara yang bertentangan
dengan Pancasila sebagai kaidah yuridis konstitusional pada dasarnya tidak berlaku dan harus
dicabut.
d. Landasan Filosofis
Filosofis berasal dari bahasa Yunani yang terdiri atas suku kata philein/philos yang
artinya cinta dan sophos/Sophia yang artinya kebijaksanaan, hikmah, ilmu, kebenaran.
Secara maknawi filsafat dimaknai sebagai suatu pengetahuan yang mencoba untuk
memahami hakikat segala sesuatu untuk mencapai kebenaran atau kebijaksanaan. Untuk
mencapai dan menemukan kebenaran tersebut, masing-masing filosof memiliki karakteristik
yang berbeda antara yang satu dengan lainnya. Demikian pula kajian yang dijadikan obyek
telaahan akan berbeda selaras dengan cara pandang terhadap hakikat segala sesuatu.
Hakikat pendidikan tiada lain adalah humanisasi. Tujuan pendidikan adalah terwujudnya
manusia ideal atau manusia yang dicita-citakan sesuai nilai-nilai dan normanorma yang
dianut. Contoh manusia ideal yang menjadi tujuan pendidikan tersebut antara lain:
manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan YME, berakhlak mulia, sehat, cerdas,
terampil, dst. Sebab itu, pendidikan bersifat normatif dan mesti dapat di pertanggung
jawabkan.

BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Pendidikan pancasila bertujuan agar setiap warga negara dapat mempelajari, mendalami,
menghayati, dan mengamalkannya dalam segala aspek kehidupan sehari – hari. Dalam UU
No. 2 Tahun 1989 tentang sistem pendidikan nasional dan SK Dirjen Dikti No.
38/DIKTI/Kep/2003, dijelaskan bahwa tujuan pendidikan pancasila mengarahkan perhatian
pada moral yang diharapkan terwujud dalam kehidupan sehari - hari, yaitu perilaku
yang memancarkan iman dan taqwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa dalam masyarakat,
perilaku mendukung kerakyatan yang mengutamakan kepentingan bersama. Hal ini
dikarenakan pancasila merupakan cerminan dari bangsa itu sendiri yang memiliki
landasan-landasan. Landasan pendidikan pancasila diantaranya, landasan historis,
landasan kultural, landasan yuridis, dan landasan filosofis
3.2 Saran
Dengan munculnya banyak permasalahan yang ada sudah sepatutnya Pendidikan
Pancasila digaungkan di berbagai kalangan terutama mahasiswa sebagai sivitas akademika
tertinggi dan sebagai pemegang tongkat estafet kepemimpinan bangsa. Dengan
pengedukasian tentang fungsi dan urgensi Pancasila dan masyarakat diharapkan dapat
mengimplementasikannya dalam kehidupan sehari – hari agar nantinya tindakan – tindakan
yang yang menyimpang sedikit demi sedikit berkurang dan masyarakat mulai bertindak
sesuai nilai – nilai pancasila itu sendiri..

Daftar Is
https://ratnawahyu36.wordpress.com/2013/12/05/makalah-landasan -kependidikan -
pancasila-kewarganegaraan/
http://hakikatpembelajaranpknmi.blogspot.co.id/
http://dodirullyandapgsd.blogspot.co.id/2014/08/pengertian-tujuan-dan-ruang-
lingkup_85.html
http://digilib.uinsby.ac.id/9656/4/bab%202.pdf
http://widyopangestu.blogspot.co.id/2015/10/konsep-pendidikan-kewarganegaraan.html
https://h4dyme.wordpress.com/2010/05/17/landasan -pendidikan-pancasila-
kewarganegaraan-di-sd/.

15
2.3 Landasan Pendidikan Pancasila a. Landasan Historis Setiap bangsa memiliki ideologi dan
pandangan hidup yangberbeda satu dengan yang lainnya, diambil dari nilai-nilai yang
tumbuh, hidup dan berkembang di dalam kehidupan bangsa yangbersangkutan.
Demikianlah halnya dengan Pancasila yangmerupakan ideologi dan pandangan hidup
bangsa Indonesia digalidari tradisi dan budaya yang tumbuh, hidup dan berkembangdalam
kehidupan bangsa Indonesia sendiri seja kelahirannya danberkembang menjadi bangsa
yang besar seperti yang dialami olehdua kerajaan besar tempo dulu yaitu Kedatuan
Sriwijaya dan Keprabuan Majapahit 1. Tidak boleh melakukan kekerasan (ahimsa) 2.
Tidak boleh mencuri (asteya) 3. Tidak boleh berjiwa dengki (Indriva nigraha) 4.
Tidak boleh berbohong (amrswada) 5. Tidak boleh mabuk minuman keras

(dama). (Dardji Darmodihardjo) iii


DAFTAR ISI
KATA
PENGANTAR ........................
..................................................
.............................................. ii
DAFTAR
ISI ............................................
..................................................
........................................iii
BAB I:
PENDAHULUAN ..................
..................................................
............................................. 4
1.1 Latar
Belakang ..................................
..................................................
................................ 4
1.2
Tujuan .....................................
..................................................
........................................... 4
BAB II:
PEMBAHASAN......................
..................................................
........................................... 6
2.1 Pengertian
Pancasila ..................................
..................................................
....................... 6
a. Pengertian Pancasila
secara
Etimologis ...............................
............................................. 6
b. Pengertian Pancasila
secara
Historis ....................................
............................................. 9
c. Pengertian Pancasila
Secara
Terminologis ...........................
.......................................... 14
2.2 Tujuan Pendidikan
Pancasila...................................
..................................................
...... 16
2.3 Landasan Pendidikan
Pancasila ..................................
..................................................
.. 16
a. Landasan
Historis.....................................
..................................................
....................... 16
b. Landasan
Kultural ...................................
..................................................
....................... 17
c. Landasan
Yuridis .....................................
..................................................
....................... 20
d. Landasan
Filosofis ...................................
..................................................
........................ 22
BAB III:
PENUTUP................................
..................................................
....................................... 25
3.1
Kesimpulan .............................
..................................................
......................................... 25
3.2
Saran ........................................
..................................................
......................................... 25
DAFTAR
PUSTAKA ..............................
..................................................
....................................... 26
LAMPIRAN ............................
..................................................
..................................................
...... 27

DAFTAR
ISI ......................................................................................................................................iii
BAB I:
PENDAHULUAN ................................................................................................................. 4
1.1 Latar Belakang ....................................................................................................................
4 1.2
Tujuan .................................................................................................................................. 4
BAB II:
PEMBAHASAN................................................................................................................... 6
2.1 Pengertian Pancasila ........................................................................................................... 6
a. Pengertian Pancasila secara Etimologis ............................................................................ 6
b. Pengertian Pancasila secara Historis ................................................................................. 9
c. Pengertian Pancasila Secara Terminologis ..................................................................... 14
2.2 Tujuan Pendidikan Pancasila........................................................................................... 16
2.3 Landasan Pendidikan Pancasila ...................................................................................... 16
a. Landasan Historis.............................................................................................................. 16
b. Landasan Kultural ............................................................................................................ 17
c. Landasan Yuridis .............................................................................................................. 20
d. Landasan Filosofis ............................................................................................................. 22
BAB III:
PENUTUP......................................................................................................................... 25 3.1
Kesimpulan ........................................................................................................................ 25
3.2 Saran ...................................................................................................................................
25 DAFTAR
PUSTAKA ....................................................................................................................... 26
LAMPIRAN ................................................................................................................................

Puji syukur kehadirat


...... 27

Tuhan YME. atas semua


limpahan rahmat dan
karunianya sehingga
makalah yang berjudul
“Landasan Pendidikan
Pancasila” ini sanggup
tersusun hingga selesai. Tidak
lupa kami mengucapkan
banyak terimakasih kepada
Bapak Maruli Manurung,
S.H. selaku dosen
Mata Kuliah Pancasila dan
pihak yang telah bersedia
berkontribusi bersama dengan
mengimbuhkan
sumbangan baik anggapan
maupun materi yang telah
mereka kontribusikan.
Puji syukur kehadirat Tuhan
YME. atas semua limpahan
rahmat dan karunianya
sehingga
makalah yang berjudul
“Landasan Pendidikan
Pancasila” ini sanggup
tersusun hingga selesai. Tidak
lupa kami mengucapkan
banyak terimakasih kepada
Bapak Maruli Manurung,
S.H. selaku dosen
Mata Kuliah Pancasila dan
pihak yang telah bersedia
berkontribusi bersama dengan
mengimbuhkan
sumbangan baik anggapan
maupun materi yang telah
mereka kontribusikan.
Puji syukur kehadirat Tuhan
YME. atas semua limpahan
rahmat dan karunianya
sehingga
makalah yang berjudul
“Landasan Pendidikan
Pancasila” ini sanggup
tersusun hingga selesai. Tidak
lupa kami mengucapkan
banyak terimakasih kepada
Bapak Maruli Manurung,
S.H. selaku dosen
Mata Kuliah Pancasila dan
pihak yang telah bersedia
berkontribusi bersama dengan
mengimbuhkan
sumbangan baik anggapan
maupun materi yang telah
mereka kontribusikan.
Puji syukur kehadirat Tuhan
YME. atas semua limpahan
rahmat dan karunianya
sehingga
makalah yang berjudul
“Landasan Pendidikan
Pancasila” ini sanggup
tersusun hingga selesai. Tidak
lupa kami mengucapkan
banyak terimakasih kepada
Bapak Maruli Manurung,
S.H. selaku dosen
Mata Kuliah Pancasila dan
pihak yang telah bersedia
berkontribusi bersama dengan
mengimbuhkan
sumbangan baik anggapan
maupun materi yang telah
mereka kontribusikan.
Puji syukur kehadirat Tuhan
YME. atas semua limpahan
rahmat dan karunianya
sehingga
makalah yang berjudul
“Landasan Pendidikan
Pancasila” ini sanggup
tersusun hingga selesai. Tidak
lupa kami mengucapkan
banyak terimakasih kepada
Bapak Maruli Manurung,
S.H. selaku dosen
Mata Kuliah Pancasila dan
pihak yang telah bersedia
berkontribusi bersama dengan
mengimbuhkan
sumbangan baik anggapan
maupun materi yang telah
mereka kontribusikan.
Puji syukur kehadirat Tuhan
YME. atas semua limpahan
rahmat dan karunianya
sehingga
makalah yang berjudul
“Landasan Pendidikan
Pancasila” ini sanggup
tersusun hingga selesai. Tidak
lupa kami mengucapkan
banyak terimakasih kepada
Bapak Maruli Manurung,
S.H. selaku dosen
Mata Kuliah Pancasila dan
pihak yang telah bersedia
berkontribusi bersama dengan
mengimbuhkan
sumbangan baik anggapan
maupun materi yang telah
mereka kontribusikan.
Puji syukur kehadirat Tuhan
YME. atas semua limpahan
rahmat dan karunianya
sehingga
makalah yang berjudul
“Landasan Pendidikan
Pancasila” ini sanggup
tersusun hingga selesai. Tidak
lupa kami mengucapkan
banyak terimakasih kepada
Bapak Maruli Manurung,
S.H. selaku dosen
Mata Kuliah Pancasila dan
pihak yang telah bersedia
berkontribusi bersama dengan
mengimbuhkan
sumbangan baik anggapan
maupun materi yang telah
mereka kontribusikan.
ii
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan
YME. atas semua limpahan
rahmat dan karunianya
sehingga
makalah yang berjudul
“Landasan Pendidikan
Pancasila” ini sanggup
tersusun hingga selesai
ii
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan
YME. atas semua limpahan
rahmat dan karunianya
sehingga
makalah yang berjudul
“Landasan Pendidikan
Pancasila” ini sanggup
tersusun hingga selesai

ii
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan
YME. atas semua limpahan
rahmat dan karunianya
sehingga
makalah yang berjudul
“Landasan Pendidikan
Pancasila” ini sanggup
tersusun hingga sele

Anda mungkin juga menyukai