SUNNAH
Dosen Pengampu : Anizar, MA
DISUSUN
OLEH:
Puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas kehadirat-
Nya yang melimpahkan rahmat serta karunia-Nya sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu.
Makalah berjudul “Sunnah” dibuat untuk memenuhi salah satu tugas Mata
Kuliah Ushul Fiqh. Selain itu pembuatan makalah ini juga bermaksud untuk
mengembangkan pengetahuan para pembaca.
Saya menyadari makalah yang kami tulis ini jauh dari kata sempurna
untuk itu dengan kerendahan hati saya memohon maaf apabila terdapat kesalahan
dalam penulisan maupun penyampaian informasi. Untuk itu kritik dan saran yang
membangun saya nantikan supaya saya dapat menyusun makalah dengan lebih
baik lagi untuk kedepannya.
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.............................................................................................ii
DAFTAR ISI...........................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN...................................................................................1
1.1 Latar Belakang...................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah..............................................................................1
1.3 Tujuan................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN.........................................................................................3
2.1 Pengertian Sunnah ............................................................................3
2.2 Macam-Macam Sunnah ....................................................................5
2.3 Fungsi Sunnah Terhadap Al-Qura’an ...............................................8
BAB III PENUTUP................................................................................................10
3.1 Kesimpulan......................................................................................10
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................11
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1
Turmudi, Muhammad. 2016. AL SUNNAH: Telaah Segi Kedudukan Dan Fungsinya
Sebagai Sumber Hukum. IAIT Kediri Volume 27 Nomor 1. Hal. 2
2
Ali, Muhammad, Antiya Safira Prajayanti. 2019. Kedudukan As-Sunnah Sebagai
Sumber Hukum Dan Pendidikan Islam Di Era Millenial. Tarbawiyah: Jurnal Ilmiah Pendidikan :
Vol. 03, No.2. Hal. 255
1
2
1.3 Tujuan
1. Dapat mengetahui pengertian Sunnah.
2. Dapat mengetahui macam-macam Sunnah.
3. Dapat mengetahui fungsi Sunnah terhadap Al-Qur’an.
3
BAB II
PEMBAHASAN
2. Secara Terminologi
Pengertian sunnah bisa dilihat dari tiga disiplin ilmu ;
a. Ilmu hadits
Segala sesuatu yang disandarkan kepada Nabi Muhammad SAW, baik
perkataan, perbuatan, maupun ketetapannya.
3
Turmudi, Muhammad. Op.cit. Hal. 3
4
QS. Al Fath/48:23 dan QS. An Nisaa/4:26
5
Turmudi, Muhammad. Loc.cit.
4
b. Ilmu ushul fiqhi
Segala yang diriwayatkan dari Nabi SAW berupa perbuatan, perkataan, dan
ketetapan yang berkaitan dengan hukum.
c. Ilmu fiqhi
Salah satu hukum takhlifi, yang berarti suatu perbuatan yang akan
mendapatkan pahala bila dikerjakan dan tidak berdosa apabila ditinggalkan.
Para ulama islam mengutip kata Sunnah dari al-Qur’an dan bahasa Arab
yang mereka gunakan dalam artian khusus yaitu: “cara yang biasa dilakukan
dalam pengamalan agama”.
Kata Sunnah sering disebut dengan kata ”kitab”. Di kala kata sunnah
dirangkaikan dengan kata “kitab”, maka Sunnah berarti: “cara-cara beramal dalam
agama berdasarkan apa yang disarankan dari Nabi Muhammad SAW”; atau
“suatu amaliah agama yang telah dikenal oleh semua orang”. Kata Sunnah dalam
artian ini adalah “bid’ah” yaitu amaliah yang diadakan dalam urusan agama yang
belum pernah dilakukan oleh Nabi.6
Sunnah dalam istilah ulama ushul adalah: “apa-apa yang diriwayatkan
dari Nabi Muhammad SAW, baik dalam bentuk ucapan, perbuatan maupun
pengakuan dan sifat Nabi”. Sedangkan sunnah dalam istilah ulama fiqh adalah:
“sifat hukum bagi suatu perbuatan yang dituntut melakukannya dalam bentuk
tuntutan yang tidak pasti” dengan pengertian diberi pahala orang yang
melakukannya dan tidak berdosa orang yang tidak melakukannya.7
Perbedaan ahli ushul dengan ahli fiqh dalam memberikan arti arti pada
Sunnah sebagaimana disebutkan diatas adalah karena mereka berbeda dalam segi
peninjauannya. Ulama ushul menempatkan Sunnah sebagai salah satu sumber atau
dalil hukum fiqh. Maksutnya adalah “Hukum ini ditetapkan berdasarkan Sunnah”.
6
Ibid
7
Ali, Muhammad, Antiya Safira Prajayanti. Op.cit. Hal. 257.
5
Sedangkan ulama fiqh menempatkan Sunnah itu sebagai salah satu dari hukum
syara’.
Kata “Sunnah” sering diidentikkan dengan kata “Hadits”. Kata “Hadits”
ini sering digunakan oleh ahli Hadits dengan maksud yang sama dengan kata
“Sunnah” menurut pengertian yang digunakan kalangan ulama ushul.
Dikalangan ulama ada yang membedakan Sunnah dan Hadits, terutama
karena dari segi etimologi kedua kata itu memang berbeda. Kata Hadits lebih
banyak mengarah kepada ucapan-ucapan Nabi; sedangkan Sunnah lebih banyak
mengarah kepada perbuatan dan tindakan Nabi yang sudah menjadi tradisi yang
hidup dalam pengamalan agama.8
Artinya: Dari Annas ra, dari Nabi SAW, beliau bersabda:”Belum beriman salah
seorang dari kamu, sebelum ia mencintai saudaranya sebagaimana ia
mencintai dirinya”.
8
Ibid
6
b. Sunnah Fi’liyah
Adalah semua perbuatan dan tingkah laku Nabi Muhammad SAW yang
dilihat atau diketahui atau diperhatikan oleh sahabat, kemudian disampaikan
kepada orang lain dengan ucapannya.
Contoh sunnah fi’liyah:
8
beliau. Kemudian ada yang berkata kepada beliau: “Itu adalah dhabb”,
maka beliau menahan tangannya, maka Khalid berkata: “Apakah haram
memakannya?” Beliau menjawab: “Tidak,tetapi binatang jenis itu tidak
biasa ditemukan didaerah saya, maka saya tidak suka dan
menghindarinya”. Maka Khalid memakannya, sedang Rasulullah
memandanginya.
2. Fungsi sunnah sebagai penjelas dan penjabar apa yang ibawa oleh al Qur’an
9
Turmudi, Muhammad. Op.cit. Hal. 8
9
Dalam fungsinya yang kedua ini, segi-segi tabyin (penjelas) sunnah al
Qur’an antara lain:10
a. Mengikat makna-makna yang bersifat lepas, yang terkandung dalam ayat-ayat
al Qura’an, seperti pergelangan tangan yang ditunjuk oleh sunnah sebagai
penjelasan teradap “yadun” yang tedapat dalamm QS. Al Maidah ayat 38.
b. Mengkhususkan ketetapan yang disebutkan secara umum dalam nas-nas al
Qur’an, seperti bayan al gharar sebagai pengecualian atas dihalalkannya jual
beli yang tersebut dalam QS al Baqarah ayat 275.
c. Menjelaskan mekanisme pelaksanaan dari ketetapan-ketetapan al Qur’an,
seperti tata cara pelaksanaan shalat, haji, puasa dan kewajiban-kewajiban
lainnya.
3. Fungsi sunnah sebagai penetap hukum yang belum diatur dalam al Quran
Dalam fungsinya yang ketiga ini, sunnah melakukan tasyri’ yang boleh
dikata sebagai tambahan atas hukum-hukum yang tersurat dalam al Quran, seperti
larangan memakan binatang buas yang bertaring dan burung yang berkaki
menyambar sebagai tambahan atas empat jenis hewan yang haramkan untuk
dimakan dalam al Qur’an. 11
Ketiga fungsi sunnah sebagaimana keterangan di atas, dua yang pertama
disepakati oleh para ulama, sementara yang ketiga diperselisihkan. Adapun
masalah pokok yang diperselisihkan tersebut adalah apakah sunnah dapat
menetapkan hukum secara mandiri tanpa bergantung kepada al Qur’an atau
penetapan itu selalu mempunyai ushul dalam al Qur’an.
10
Ibid.Hal 8-9
11
Ibid. Hal. 9.
10
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
1. Sunnah merupakan keterangan Nabi Muhammad SAW baik berupa
ucapan (sunnah qauliyah), perbuatan (sunnah fi’liyah), maupun
ketetapan Nabi (sunnah taqririyah).
2. Sunnah merupakan sumber hukum kedua setetalah al Qur’an. Hal
demikian itu disebabkan adanya perbedaan sifat, yaitu al Qur’an
bersifat qhat’i al wurud, sedangkan sunnah bersifat dhanni al wurud.
3. Fungsi sunnah terhadap al Qur’an adalah sebagai berikut :
a. Sunnah berfungsi sebagai penguat (ta’qid) atas apa yang dibawa
al Qur’an.
b. Sunnah sebagai penjelas (tabyin) atas apa yang terdapat dalam al
Qur’an.
c. Sunnah sebagai mustaqillah atau menetapkan hukum yang belum
ada hukumnya dalam al Qur’an.
11
DAFTAR PUSTAKA
12