Anda di halaman 1dari 4

1.

Alasan bahasa Indonesia dijadikan dasar bahasa nasional adalah karena sistemnya yang
sederhana. Bahasa Indonesia mudah dipahami karena bahasa Indonesia tidak memiliki tingkatan
bahasa. Berbeda dengan bahasa jawa yang mengenal tingkatan bahasa.

Sumber : https://kpi.stainkepri.ac.id/2022/02/27/ketangguhan-bahasa-melayu-menjadi-bahasa-
indonesia/ diterbitkan pada tanggal 27 Februari 2022

2. Mengapa bisa terjadi lagu berbahasa Jawa di ganderungi anak milenial?

1.Peran Televisi

Lagu-lagu bahasa Jawa kerap dibawakan di sejumlah acara televisi dalam kurun waktu lima tahun
terakhir."Media televisi memiliki peran penting dalam mempopulerkan lagu-lagu bahaa jawa"kata
Bens Leo

2.Komunitas

Keberadaan orkes-orkes ataupun grup musik yang tersebar di banyak daerah di Jawa juga dinilai
memiliki konstribusi besar atas sosialisasi lagu-lagu berbahasa jawa ke hadapan publik.Penyanyi-
penyanyi lokal dari orkes-orkes ataupun grup musik kerap membawakan lagu-lagu berbahasa Jawa
dalam asetiap aksi panngung mereka.

3.Kekinian

Sejumlah lagu berbahasa Jawa diminati publik karena adanya kesinambungan antara lirik,melodi
dan harmoni lagu "kalau di lagu,ada tiga penilaian lagu itu bakal ngetop atau tidak.Pertama
lirik,kedua melodi lagu,dan ketiga harmoninya.Kalau aransemen musiknya bagus,lagunya gampang
dipahami,pada saat itulah lagu gampang ngehits"sambung Bens Leo.

4.Sudah menjadi bahasa sehari-hari

Lagu-lagu berbahasa Jawa juga mudah diterima publik karena bahasanya menjadi bahasa
percakapan sehari-hari ,khususnya bagi mereka yang berada di wilayah Jawa Tengah dan Jawa
Timur.

5.Media Sosial

Memiliki peran penting untuk mempromosikan lagu-lagu berbahasa daerah,pada sisi lain,fasilitas
teknologi tersebut dinilai berpotensi memperpendek usia sebuah lagu.Nurbayan mengkalkulasi,3
bulan saja sebuah lagu bisa bertahan di puncak trending,itu sudah termasuk bagus untuk era
sekarang ini."kalau kita lihat lagu 'oplosan','pokkoke joget',setalahada lagu baru kan
tergeser.Nah,sekarang itu persaingannya lebih ketat lagi.Usia lagu 3 bulan mungkin ganti lagu baru
lagi.Kemarin kan ada fenomena algu 'katan su sayang',terus ganti lagi kan"paparnya.

6.sesuatu yang berbeda

Anak-anak muda milenial yang mencari sesuatu yang berbeda."sesuatu yang unik itu dipelajari oleh
anak-anak muda.Mereka mendapatkan panggung baru yang unik yaitu lagu berbahasa Jawa.

Sumber : https://www.kompasiana.com/harry26/60e6c3b206310e60940c0c22/bahasa-jawa-di-
ganderungi-anak-milenial-kenapa-bisa diterbitkan pada tanggal 8 Juli 2021 Kreator: Harry
Kurniawan
3. Menurut Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa, Kementerian Pendidikan dan
Kebudayaan Indonesia, frasa bahasa internasional sekurang-kurangnya mengacu pada empat
konsep, yaitu (1) bahasa resmi Persatuan Bangsa-Bangsa (PBB), (2) bahasa perhubungan
antarnegara, (3) bahasa Inggris sebagai bahasa dunia, dan (4) bahasa Esperanto. Pemahaman yang
tepat atas konsep yang dimaksud dalam regulasi akan menentukan ketepatan strategi.

Adanya pengaruh dari negara adidaya membuat negara-negara lain mempelajari bahasa
tersebut dan menggunakannya sebagai bahasa kedua mereka atau bahkan sebagai bahasa utama.

Selain itu, penetapan sebuah bahasa sebagai bahasa Internasional dipengaruhi oleh ilmu
pengetahuan. Negara pusat ilmu pengetahuan membuat banyak orang mempelajari bahasa negara
tersebut. Beberapa negara pusat ilmu pengetahuan tidak menggunakan bahasa Inggris sebagai
bahasa resmi mereka, sehingga bagi seseorang yang ingin belajar di negara tersebut mau tidak mau
harus menguasai bahasa resmi negara tersebut.

Sumber : https://www.usd.ac.id/fakultas/sastra/sasindo/detail.php?id=kolom&noid=991 diterbitkan


pada tanggal 3 November 2021 Jam 07:30:10 WIB
1. Pada tanggal 1 Juni 1945, Soekarno menyampaikan ide serta gagasannya terkait dasar
negara Indonesia, yang dinamai “Pancasila”. Panca artinya lima, sedangkan sila artinya prinsip atau
asas. Pada saat itu Bung Karno menyebutkan lima dasar negara Indonesia, yakni Sila pertama
“Kebangsaan”, sila kedua “Internasionalisme atau Perikemanusiaan”, sila ketiga “Demokrasi”, sila
keempat “Keadilan sosial”, dan sila kelima “Ketuhanan yang Maha Esa”. Dalam pidato inilah
konsep dan rumusan awal "Pancasila" pertama kali dikemukakan oleh Soekarno sebagai dasar
negara Indonesia merdeka. Pidato ini pada awalnya disampaikan oleh Soekarno secara aklamasi
tanpa judul dan baru mendapat sebutan "Lahirnya Pancasila" oleh mantan Ketua BPUPKI Dr.
Radjiman Wedyodiningrat dalam kata pengantar buku yang berisi pidato yang kemudian dibukukan
oleh BPUPKI.

2.
1. Landasan Historis

Secara historis nilai-nilai yang terkandung dalam setiap sila Pancasila sebelum dirumuskan dan
disahkan menjadi dasar negara Indonesia. Sebab asal nilainilai Pancasila ini tidak lain adalah dari
bangsa Indonesia sendiri, atau bangsa Indonesia karena kausa materialis Pancasila.

2. Landasan Sosiologis

Bangsa Indonesia mendasarkan pandangan pada orang bermasyarakat, berbangsa dan bernegara
pada suatu asas kultural yang terkait dan melekat pada bangsa itu sendiri. Nilai-nilai kenegaraan
dan kemasyarakatan yang terkandung dalam sila-sila Pancasila merupakan hasil konseptual dan
hanya merupakan hasil karya bangsa Indonesia yang diangkat dari nilai-nilai kultural yang terkait
dengan proses pemikiran filosofis para pencari negara.

3. Landasan Yuridis

Landasan yuridis (hukum) perkuliahan Pendidikan Pancasila di Perguruan Tinggi mengatur dalam
UU No.2 Tahun 1989 tentang Sistem Pendidikan Nasional, pasal 39 menyatakan: Isi kurikulum
setiap jenis, jalur dan jenjang pendidikan yang diminta Pendidikan Pancasila, Pendidikan Agama,
Pendidikan Kewarganegaraan.

4. Landasan Filosofis

Secara filosofis bangsa Indonesia sebelum membentuk negara adalah bangsa yang berketuhanan
dan berkemanusiaan, hal ini berdasarkan pada kenyataan obyektif tentang manusia adalah mahluk
Tuhan YME. Setiap aspek penyelenggaraan negara harus bersumber pada nilai-nilai Pancasila
termasuk sistem peraturan keputusan-undangan di Indonesia. Oleh karena itu dalam realisasi
kenegaraan termasuk dalam proses reformasi dewasa ini merupakan suatu keharusan Pancasila
merupakan sumber nilai dalam pelaksanaan kenegaraan, baik dalam pembangunan nasional,
ekonomi, politik, hukum, sosial budaya, baik pertahanan keamanan.

5. Landasan Politik

Salah satu sumber pengayaan materi pendidikan Pancasila adalah berasal dari
fenomena kehidupan politik bangsa Indonesia. Tujuannya agar Anda mampu
mendiagnosa dan mampu memformulasikan saran-saran tentang upaya atau
usaha mewujudkan kehidupan politik yang ideal sesuai dengan nilai-nilai
Pancasila. Bukankah Pancasila dalam tataran tertentu merupakan ideologi
politik, yaitu mengandung nilai-nilai yang menjadi kaidah penuntun dalam
mewujudkan tata tertib sosial politik yang ideal.
3. Generasi milenial memiliki semangat produktivitas yang tinggi serta memiliki relasi yang
baik antar generasi lainnya. Namun, karena hidup di era yang serba otomatis, generasi ini
cenderung menginginkan sesuatu yang serba instan dan sangat mudah dipengaruhi oleh trend
dan budaya luar. Hal inilah yang menjadi titik kritis bagi masa depan negara dan bangsa
kita. Perkembangan teknologi ternyata masih menjadi hambatan untuk mendekatkan dan
menyatukan anak bangsa. Akibat dari tidak seimbangnya antara perilaku milenial dengan penerapan
Pancasila adalah ciri khas bangsa kita, seperti gotong royong yang mulai memudar seiring
berjalannya waktu. Hal ini menjadikan generasi milenial menjadi manusia yang individualis, serta
kurangnya rasa Nasionalisme dan Patriotisme.

4. Essensi dan urgensi pendidikan pancasila untuk masa depan Generasi penerus melalui
Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan diharapkanakan mampu mengantisipasi hari depan
yang senantiasa berubah dan selalu terkait dengan konteks dinamika budaya, bangsa, negara, dalam
hubungan internasional serta memiliki wawasan

Anda mungkin juga menyukai