Anda di halaman 1dari 12

BAB I

PENDAHULUAN

0 Latar Belakang

Perkembangan dan perubahan zaman tentunya tidak dapat dipisahkan dari

kehidupan manusia pada umumnya, seolah–olah perubahan tersebut menyeret

mayoritas manusia kedalam arus modernisasi yang terus menerus berkembang.

Perubahan ini bukanlah tidak membawa dampak dalam kehidupan, banyak hal

positif tidak sedikit pula berdampak negatif.

Pergeseran nilai–nilai kehidupan yang terjadi akibat perkembangan

zaman berdampak luas terhadap setiap aspek kehidupan, tidak terkecuali dalam

kehidupan beragama, khususnya dalam kaitannya tentang akhlak. Dalam Islam,

selain manusia memiliki kewajiban untuk menjalankan kewajiban–kewajiban

kepada Allah SWT, manusia juga memiliki kewajiban untuk selalu berakhlak yang

mulia.

Dalam agama Islam, bidang moral menempati posisi yang paling penting

setelah beriman kepada Allah SWT. Akhlak memberikan peran penting bagi

kehidupan, baik yang bersifat individual maupun kolektif, tidak heran jika

kemudian Al–Qur’an memberi penekanan terhadapnya dengan meletakkan dasar–

dasar akhlak mulia. Demikian pula dalam Hadist yang telah memberikan porsi

cukup banyak dalam bidang akhlak. Dalam sebuah penelitian, dari 60.000 hadist,

20.000 diantaranya berkenaan dengan aqidah, sementara sisanya berkenaan

dengan akhlak dan muamalah.1

1
Rosihon Anwar. Akhlak Tasawuf. (Bandung: CV. Pustaka Setia, 2010), 23

1
2

Akhlak sendiri menurut Imam Ghazali adalah sifat yang tertanam dalam

jiwa manusia yang melahirkan perbuatan–perbuatan dengan mudah tanpa perlu

pemikiran maupun pertimbangan.2 Ibn Al–Jauzi menjelaskan bahwa akhlak dalam

Bahasa Arab disebut Al–Khulq, adalah etika yang menjadi pilihan dan diusahakan

seseorang.3 Adapun tujuan pokok akhlak itu sendiri adalah agar setiap muslim

berbudi pekerti, bertingkah laku, berperangai atau beradat–istiadat yang baik

sesuai dengan ajaran Islam.

Berdasar pada uraian singkat tentang akhlak di atas memunculkan sebuah

pertanyaan besar dalam benak kita semua, bahwa pada zaman ini, dengan

kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi yang begitu luar biasa, apakah sebagai

manusia beragama kita semua telah berakhlak seperti apa yang telah dicontohkan

oleh Rasululloh SAW.

Permasalahan akhlak inilah yang belakangan ini menjadi sorotan.

Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi dan sistem informasi yang begitu

luar biasa tidak diimbangi dengan pondasi akhlak dan moral, sehingga yang terjadi

adalah dekadensi akhlak dan moral terjadi dimana–mana dan terjadi pada

siapapun, tidak terkecuali anak–anak yang notabenya masih duduk di bangku

sekolah.

Di usia anak–anak, terutama yang masih duduk di bangku pendidikan,

baik pendidikan formal, non formal atau informal, seharusnya menjadi masa

dimana pendidikan tentang akhlak mulai ditanamkan dan dibiasakan. Peranan

2
Ahmad Bangun Nasution dan Rayani Hanum Siregar. Akhlak Tasawuf. (Jakarta: PT. Rajagrafindo
Persada, 2013), 30

3
Rosihon. Akhlak Tasawuf, 11
3

orang tua, guru dan lain–lain menjadi sangatlah penting. Pengawasan terhadap

perilaku pun tidak kalah pentingnya, agar tujuan pendidikan akhlak pada anak ini

dapatlah terwujud dengan baik.

Namun pada kenyataannya, terkadang faktor ekonomi membuat

pengawasan perkembangan dan pendidikan anak oleh orang tua sedikit terabaikan.

Dalam hal ini peneliti mencontohkan kondisi yang terjadi pada kawasan wisata.

Wisata yang menarik pengunjung dari satu sisi tentunya dapat mengangkat

perekonomian warga sekitar, namun sedikit masalah yang muncul, yaitu

perkembangan dan pendidikan anak yang orang tuanya sibuk untuk mencari

nafkah, membuat pendidikan anak, khususnya pendidikan akhlak yang mulia

menjadi kurang terawasi. Ditambah faktor–faktor eksternal seperti perkembangan

ilmu pengetahuan dan teknologi informasi diatas yang memperburuk keadaan ini.

Berdasarkan pada latar belakang diatas, dalam hal ini peneliti

menentukan lokasi penelitian di Madrasah Ibtidaiyah Al Huda Padusan yang

beralamat di JL. Bunga Kamboja No. 54 Desa Padusan Kecamatan Pacet

Kabupaten Mojokerto Jawa Timur. Madrasah Ibtidaiyah Al Huda Padusan juga

dekat dengan obyek wisata daerah Pacet yang merupakan salah satu daerah tujuan

wisata di Kabupaten Mojokerto yang terdapat 4 obyek wisata yaitu: Wana Wisata

dan Pemandian Air Panas, Pemandian Ubalan, Pacet Mini Park, Bandulan Laut

Bond (OBECH).

Adanya beberapa obyek wisata di daerah Pacet Mojokerto, secara umum

membawa dampak positif bagi warga sekitar, seperti meningkatnya tingkat

perekonomian masyarakat sekitar dan sebagainya. Namun selain dampak positif,


4

adanya obyek wisata juga membawa pengaruh negatif. Banyaknya wisatawan

yang datang ke lokasi wisata dengan berbagai karakter yang dibawa, seakan

menjadi contoh bagi masyarakat terutama bagi anak-anak, baik dari segi pakaian,

gaya bicara dan sebagainya.

Hal ini juga diungkapkan oleh bapak Khomsun Ma’arif selaku kepala

sekolah sekolah di Madrasah Ibtidaiyah Al-Huda Padusan, beliau mengatakan

bahwa ada pengaruh dekatnya lokasi Madrasah dengan objek wisata ini yang

berkenaan dengan karakter akhlak siswa di sekolah. Menurut beliau pengaruh

yang nampak yaitu siswa mulai mengenal hal-hal yang belum seharusnya

diketahui dan dikenal di usia mereka, misalnya gaya bahasa yang mereka gunakan

sering kali terkontaminasi dengan bahasa orang dewasa, misalnya berkata kotor

atau berkata yang kurang sopan.4

Berdasarkan hasil wawancara di atas diperkuat dengan pendapat dari ibu

Nurul Qomariyah, selaku guru senior yang memegang mata pelajaran agama di

Madrasah Ibtidaiyah Al-Huda Padusan, beliau mengatakan bahwa pengaruh wisata

terhadap anak membawa pengaruh atau dampak bagi siswa-siswi di sekolah ini,

salah satunya adalah mengenai akhlak dan perilaku, yang paling nampak yaitu

adanya perbedaan perilaku serta pola jajan, jumlah uang saku itu sangat berbeda

dengan daerah-daerah yang tidak dekat dengan daerah wisata ini. Dengan adanya

wisata ini memang membawa pengaruh positif kepada anak seperti anak-anak

lebih mudah bergaul dan berkomunikasi antar sesama. Namun pengaruh

negatifnya tidak kalah menonjol bagi anak seperti sifat anak mulai otoris, perilaku

4
Hasil wawancara dengan Khomsun Ma’arif, tanggal 01 Februari 2018 di kantor MI AL-HUDA
5

anak juga mengalami penyimpangan, seperti gaya bahasa, pola jajan dan minat

belajar yang menurun. Dan juga terlebih mudahnya masuknya teknologi secara

bebas sehingga banyak orang-orang yang asing yang keluar masuk ke desa kita,

dan anak-anak lebih mudah melihat atau mendengar dan melakukan dari apa yang

mereka lihat dan dengar dari orang-orang tersebut.5

Hal inilah yang kemudian menarik perhatian peneliti untuk dilakukan

observasi kepada anak-anak yang berstatus sebagai pelajar atau siswa di Madrasah

Ibtidaiyah Al Huda Desa Padusan. Kesimpulan sementara yang peneliti simpulkan

dari hasil observasi dan wawancara pada Madrasah tersebut adalah sebagai

berikut:

1. Banyak wali murid yang bekerja atau menggantungkan perekonomian

keluarga di beberapa obyek wisata yang ada di wilayah Pacet.

2. Ada beberapa siswa yang menunjukkan perilaku baik dan ada siswa yang

menunjukkan perilaku yang tidak baik seperti tutur bahasa yang kurang sopan.

3. Di setiap kelas ada beberapa siswa yang menunjukkan perilaku yang tidak baik

dan membawa pengaruh bagi siswa-siswa lain, seperti mengganggu teman-

teman sekelasnya ketika pelajaran sedang berlangsung atau usil terhadap

teman-temannya.

Berdasarkan latar belakang di atas maka penelitian tentang ”Karakteristik

Akhlak Siswa Madrasah Ibtidaiyah Yang Berlatar Belakang Daerah Wisata” layak

untuk dilakukan.

5
Hasil wawancara dengan Nurul Qomariyah, tanggal 01 Februari 2018 di kantor MI AL-HUDA
6

1 Identifikasi Masalah.

Mengacu pada latar belakang di atas, dapat diidentifikasikan beberapa

masalah diantaranya:

1. Siswa dengan mudah berinteraksi dengan para wisatawan karena dekatnya

lokasi Madrasah dengan beberapa obyek wisata di sekitarnya.

2. Dampak adanya aktivitas pariwisata dan wisatawan, seperti berlibur di Wana

Wisata Pemandian Air Panas atau pengunjung yang menginap di vila-vila di

daerah wisata bagi masyarakat disekitarnya, baik dampak ekonomi seperti

mudah membuka tempat usaha (lapangan pekerjaan), atau dampak sosial

seperti interaksi budaya.

3. Terdapat berbagai karakter akhlak yang ditunjukkan oleh para siswa-siswi

Madrasah Ibtidaiyah Al Huda Padusan.

4. Ditemukannya 37 siswa dari 103 siswa di Madrasah Ibtidaiyah Al Huda

padusan yang menunjukkan perilaku kurang baik atau akhlak tercela seperti

kurang sopan dengan dewan guru dan terbiasa berkata kotor.

5. Kurangnya pengawasan pendidikan dan perkembangan akhlak anak dari

orang tua akibat kesibukan orang tua dalam bekerja di lokasi wisata.

6. Banyaknya pengunjung wisata yang datang dengan berbagai karakter

akhlaknya dapat berpengaruh secara tidak langsung dalam membentuk akhlak

anak, karena anak cenderung untuk meniru apa yang dilihatnya.

7. Dari hasil pengamatan awal, ditemukan 10 siswa dari 16 siswa di kelas IV

sudah menggunakan gadget atau smartphone untuk digunakan bermain game


7

atau bermedia sosial atau mencari dan melihat video-video di internet. Baik

milik sendiri ataupun milik orang tua siswa.

2 Batasan Masalah.

1. Munculnya berbagai karakter akhlak siswa yang ditunjukkan oleh para siswa

Madrasah Ibtidaiyah Al Huda Padusan, baik akhlak yang positif/terpuji dan

akhlak yang negatif/tercela.

2. Siswa dengan mudah berinteraksi dengan para wisatawan karena dekatnya

lokasi Madrasah dengan beberapa obyek wisata di sekitarnya.

3. Dampak adanya aktivitas pariwisata dan wisatawan, seperti berlibur di Wana

Wisata Pemandian Air Panas atau pengunjung yang menginap di vila-vila di

daerah wisata bagi masyarakat disekitarnya, baik dampak ekonomi seperti

mudah membuka tempat usaha (lapangan pekerjaan), atau dampak sosial

seperti interaksi budaya

3 Fokus Penelitian

Dalam melakukan penelitian perlu adanya penentuan fokus penelitian

atau pembatasan masalah terhadap masalah yang diteliti. Hal ini menjaga agar

masalah yang diteliti tidak terlepas dari pokok permasalahan yang ditentukan.

Untuk langkah yang paling tepat adalah membatasi permasalahan agar dalam

melaksanakan pembahasan masalah tidak meluas.

Dalam penelitian ini pembahasan masalahnya sebagai berikut:


8

1. Karakter akhlak siswa yang dimaksud dalam penelitian ini adalah akhlak

siswa yang baik (terpuji) seperti jujur, berbicara dengan baik, sopan santun,

dan akhlak yang buruk (tercela) seperti berbicara kotor, tingkah laku yang

kurang baik, pemberian uang saku yang berlebihan (boros).

2. Daerah wisata yang dimaksud dalam penelitian ini adalah Wana Wisata dan

Pemandian Air Panas.

3. Pengaruh adanya aktivitas di daerah wisata bagi masyarakat sekitar,

terutama bagi anak-anak yang berstatus siswa, terfokus masalah akhlak.

4. Dalam aktivitas daerah wisata, peneliti memfokuskan pada dampak

interaksi pengunjung yang meliputi gaya bahasa, tingkah laku, dan gaya

berbusana terhadap masyarakat sekitar, terutama bagi anak atau siswa di

Madrasah Ibtidaiyah Al-Huda Desa Padusan.

4 Rumusan Masalah

Berdasarkan permasalahan penelitian di atas, maka dapat ditentukan

rumusan masalah dalam penelitian ini, sebagai berikut:

1. Bagaimana karakter akhlak siswa di Madrasah Ibtidaiyah Al Huda Padusan?.

2. Bagaimana kondisi daerah wisata di sekitar Madrasah Ibtidaiyah Al Huda

Padusan?.

3. Bagaimana dampak adanya aktivitas wisata terhadap karakter siswa di

Madrasah Ibtidaiyah Al Huda Padusan?.


9

5 Tujuan Penelitian

1. Untuk mengetahui karakter akhlak siswa yang berlatar belakang daerah

wisata, khususnya siswa siswi di Madrasah Ibtidaiyah Al Huda Padusan.

2. Untuk memperoleh gambaran tentang kondisi daerah wisata di desa Padusan.

3. Untuk mengetahui dampak adanya aktivitas wisata terhadap karakter siswa di

Madrasah Ibtidaiyah Al Huda Padusan.

6 Manfaat Penelitian

1. Secara Teoritis

Hasil penelitian ini menjadi bahan penambah pengetahuan tentang

pentingnya karakteristik akhlak siswa yang berlatar belakang daerah wisata

khususnya di Madrasah Ibtidaiyah Al Huda Padusan.

2. Secara Praktis

Bagi Peneliti:

Peneliti dapat mengetahui lebih lanjut tentang bagaimana karakteristik

akhlak siswa di Madrasah Ibtidaiyah AL-Huda Padusan yang berlatar belakang

daerah wisata.

Bagi Madrasah Ibtidaiyah Al- Huda Padusan:

Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai acuan perencanaan dan

penetapan kurikulum Madrasah dalam upayanya membentuk akhlak dan

karakter mulia kepada siswa.

Bagi Pemerintah Kabupaten Mojokerto:

Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai refleksi untuk memperbaiki


10

mutu pendidikan akhlak yang ada di daerah khususnya kabupaten Mojokerto,

agar terwujudnya pendidikan yang berkarakter.

Bagi para orang tua:

Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai acuan dalam mengevaluasi,

membina dan mendidik akhlak bagi anak–anak mereka, serta sebagai acuan

terhadap langkah–langkah pembinaan akhlak yang akan diterapkan pada anak–

anak di kemudian hari.

Bagi masyarakat umum:

Agar dijadikan sebagai bahan referensi tentang gambaran karakteristik

akhlak siswa yang berlatar belakang daerah wisata.

7 Hasil Penelitian Tedahulu yang Relevan

1. Berkaitan dengan Akhlak.

a. Penelitian oleh Ari Wibowo tahun 2012 dengan judul “ Pembinaan Akhlak

Melalui Metode Pembiasaan Bagi Siswa Mts Negeri Pakem Sleman

Yogyakarta”. Hasil pembinaan akhlak siswa melalui metode pembiasaan

sudah cukup baik, karena ada beberapa siswa yang sebelumnya dianggap

akhlaknya kurang baik, setelah dilakukan pembinaan akhlak melalui metode

pembiasaan, mengalami perubahan perilaku yang positif. Perubahan itu dapat

terlihat misalnya siswa mengikuti aturan yang telah diterapkan oleh madrasah,

tingkah lakunya mengarah pada hal yang baik sesuai dengan ajaran agama,

yakni diantaranya berperilaku hormat, disiplin, murah hati, dan peduli pada

sesama.
11

Perbedaan Penelitian peneliti dengan penelitian yang dilakukan Ari

Wibowo adalah pada penelitian ini akan terfokus kepada gambaran secara

diskriptif tentang karakteristik akhlak siswa yang berlatar belakang daerah

wisata yang meliputi problematika akhlak siswa dan seberapa jauh pengaruh

dekatnya lokasi tempat tinggal dan sekolah siswa dengan obyek wisata terhadap

pembentukan akhlak dan perkembangan akhlak siswa.

2. Berkaitan dengan Daerah wisata

a. Penelitian oleh Sigit Nurdiyanto tahun 2015 judul “Partisipasi Masyarakat Dalam

Pengembangan Desa Wisata” Penelitian ini membahas mengenai masalah

partisipasi masyarakat dalam pengembangan Desa Wisata Bleberan. Berdasarkan

penyajian data dan analisi data yang telah dilakukan pada bab-bab sebelumnya,

peneliti dapat menarik kesimpulan bahwa partisipasi masyarakat dalam

pengembangan di Desa Wisata Bleberan terlihat aktif. Hal ini dapat dilihat dari

adanya keikutsertaan masyarakat dalam berbagai kegiatan pengembangan desa

wisata.

Perbedaan Penelitian peneliti dengan penelitian yang dilakukan Sigit

Nurdiyanto adalah bahwa dalam penelitian ini yang menjadi pokok bahasan yaitu

tentang bagaimana pengaruh adanya obyek wisata terhadap masyarakat sekitar

baik dari segi ekonomi, sosial serta budaya, khususnya bagi perkembangan

akhlak anak dan bagaimana interaksi antara wisatawan dengan masyarakat

sekitar dapat membawa perubahan pada nilai-nilai kehidupan sosial dan budaya

masyarakat, terutama pada anak atau siswa.


12

8 Asumsi

Berdasarkan kerangka pemikiran sebagaimana diutarakan di atas, maka

beberapa asumsi dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Mengetahui karakteristik akhlak anak yang bertempat tinggal di dekat lokasi

wisata.

2. Bertujuan untuk mencari tahu seberapa besar pengaruh adanya obyek wisata

bagi warga sekitar terutama bagi anak – anak khususnya pada masalah

pembentukan akhlak.

3. Menemukan inti masalah yang terjadi akibat adanya obyek wisata dan

mencari solusi atau jalan keluar yang tepat untuk tetap menjaga

perkembangan dan pembentukan akhlak anak.

Anda mungkin juga menyukai