Disusun Oleh:
DITA SASTIKA
220901502125
Dosen pengampu:
Hajrah Hamzah, SE, M, Si, Ak, CA.
Alhamdulillah dengan memanjatkan puji syukur kehadirat Allah SWT karena atas limpahan
Rahmat dan Karunia-Nya lah kami dapat menyelesaikan tugas yang diberikan oleh dosen yang kemudian
dilanjutkan dengan penyusunan makalah dengan judul “Manajemen dan Peran Organisasi Dalam
Perusahaan”.
Tak ada gading yang tak retak karenanya saya sebagai penulis menyadari bahwa dalam
penulisan makalah ini masih jauh dari kata smpurna, baik dari sisi materi maupun penulisannya. Saya
dengan rendah hati dan dengan tangan terbuka menerima berbagai masukan maupun saran yang
bersifat membangun yang diharapkan.
Penulisssss
BAB I
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Ilmu manajemen sebetulnya sama usianya dengan kehidupan manusia, mengapa demikian
karena pada dasarnya manusia dalam kehidupan sehari-harinya tidak bisa terlepas dari prinsip-prinsip
manajemen, baik langsung maupun tidak langsung. Baik di sadari ataupun tidak disadari. Ilmu
manajemen ilmiah timbul pada sekitar awal abad ke 20 di benua Eropa barat dan Amerika. Dimana di
negara-negara tersebut sedang dilanda revolusi yang dikenal dengan nama revolusi industri. Yaitu
perubahan-perubahan dalam pengelolaan produksi yang efektif dan efisien. Hal ini dikarenakan
masyarakat sudah semakin maju dan kebutuhan manusia sudah semakin banyak dan beragam
sejenisnya.
Sekarang timbul suatu pertanyaan “siapa sajakah yang sebenarnya memakai manajemen “ apakah
hanya digunakan di perusahaan saja atau apakah di pemerintahan saja. Manajemen diperlukan dalam
segala bidang. Bentuk dan organisasi serta tipe kegiatan. Dimana orang-orang saling bekerja sama untuk
mencapai suatu tujuan yang telah ditetapkan.
2. Tujuan Penulisan
Tujuan dari penulisan makalah ini adalah guna memenuhi tugas mata kuliah Pengantar Bisnis,
selain itu dengan penyusunan makalah ini juga merupakan sebagai suatu cara untuk meningkatkan
wawasan pemahaman penyusun pada khususnya dan pembaca pada umumnya mengenai
bagaimana seluk beluk itu sendiri .
BAB II
PEMBAHASAN
Sebenarnya yang dimaksud dalam tulisan diatas adalah perlu adanya tindakan-tindakan simultan
units individu atau yang terpisah yang secara bersama-bersama dapat menghasilkan suatu efek total
yang lebih besar dibandingkan dengan jumlah komponen-komponen individual. Jadi pengorganisasian
merupakan sebuah kasus yang dapat menimbulkan efek yang sangat baik dalam upaya menggerakkan
seluruh aktifitas dan potensi yang bisa diwadahi serta sebagai pengawasan manajerial.
- (Planning)
- (Organizing)
-(Actuating)
- (Controlling)
-(Planning)
-(Organizing)
-(Stafing)
-(Directing)
-(Coordinating)
-(Reporting)
-(Controlling)
-(Planning)
-(Organizing)
-(Staffing)
-(Directing)
-(Innovating)
-(Respecting)
-(Controlling)
Manajemen pada prinsipnya bagaimana mengatur kegiatan agar berjalan dengan baik dalam
mencapai tujuan secara optimal sesuai dengan yang diinginkan. Tujuan yang diharapkan tersebut,akan
berhasil dengan baik bilamana kemampuan manusia yang terbatas baik pengetahuan, teknologi, skill
maupun waktu yang dimiliki itu dapat dikembangkan dengan membagi tugas pekerjaannya, wewenang,
dan tanggung jawabnya kepada orang lain sehingga secara sinergis dan simbiosis mutualisme
membentuk kerjasama yang baik maka tidak ada “manajemen”. Kalaupun ada adalah manajemen
tradisional atau otoriter.
1. Pekerjaan itu berat dan sulit untuk dikerjakan sendiri sehingga diperlukan adanya pembagian kerja,
tugas dan tanggung jawab dalam penyelesaiannya.
2. Suatu organisasi akan berhasil guna dan berdaya guna.
3. Manajemen yang baikm dapat meningkatkan kinerja dari semua potensi yang dimiliki.
4. Manajemen yang baik akan menghindari dan mengurangi pemborosan.
5. Manajemen merupakan suatu pedoman pemikiran dan tindakan kegiatan organisasi.
6. Manajemen merupakan suatu pedoman pemikiran dan tindakan kegiatan organisasi.
7. Manajemen yang baik selalu mengedepankan kerjasama, keharmonisasi, komunikasi yang kontruktif,
seimbang, searah saling menghormati, dan menghargai mencintai sebagai tujuan dapat dioptimalkan.
8. Manajemen diperlukan untuk kemajuan, dan pertumbuhan juga perkembangan agar lebih baik lagi.
2. Definisi Manajemen
Kata Manajemen berasal dari bahasa Prancis kuno ménagement, yang memiliki arti seni
melaksanakan dan mengatur. Manajemen belum memiliki definisi yang mapan dan diterima secara
universal. Kata manajemen mungkin berasal dari bahasa Italia (1561) maneggiare yang berarti
“mengendalikan,” terutamanya “mengendalikan kuda” yang berasal dari bahasa latin manus yang berati
“tangan”. Kata ini mendapat pengaruh dari bahasa Perancis manège yang berarti “kepemilikan kuda”
(yang berasal dari Bahasa Inggris yang berarti seni mengendalikan kuda), dimana istilah Inggris ini juga
berasal dari bahasa Italia.Bahasa Prancis lalu mengadopsi kata ini dari bahasa Inggris menjadi
ménagement, yang memiliki arti seni melaksanakan dan mengatur. Mary Parker Follet, misalnya,
mendefinisikan manajemen sebagai seni menyelesaikan pekerjaan melalui orang lain. Definisi ini berarti
bahwa seorang manajer bertugas mengatur dan mengarahkan orang lain untuk mencapai tujuan
organisasi. Ricky W. Griffin mendefinisikan manajemen sebagai sebuah proses perencanaan,
pengorganisasian, pengkoordinasian, dan pengontrolan sumber daya untuk mencapai sasaran (goals)
secara efektif dan efesien. Efektif berarti bahwa tujuan dapat dicapai sesuai dengan perencanaan,
sementara efisien berarti bahwa tugas yang ada dilaksanakan secara benar, terorganisir, dan sesuai
dengan jadwal.Istilah manajemen, terjemahannya dalam bahasa Indonesia hingga saat ini belum ada
keseragaman.
Menurut G.R Terry manajemen sebagai suatu proses yang khas yang terdiri atas tindakan –
tindakan perencanaan,pengorganisasian,dan pengendalian yang dilaksanakan untuk menentukan serta
mencapai sasaran-sasaran yang sudah ditentukan melalui pemanfaatan sumber daya manusia dan
sumber daya ekonomi lainnya .
1.Pembagian Kerja
Pembagian kerja dalam suatu badan sangat diperlukan untuk membedakan seseorang dalam suatu
perusahaan, apakah ia pemimpin, pelaksana, staf dan lain sebagainya. Baik buruknya pembagian kerja
banyak menentukan berhasil guna dan berdaya guna.
3. Disiplin (Discipline)
Disiplin merupakan sesuatu yang menjadi dasar bagi kekuatan suatu badan atau perusahaan. Setiap
pihak yang terlibat dalam suatu badan harus ada kedisiplinan untuk melakukan suatu pekerjaan,
menaati peraturan yang dibuat oleh badan tersebut. Pimpinan harus dapat memberi teladan kepada
bawahan dengan jalan memenuhi peraturan dan perjanjian yang telah disepakati sebelumnya.
8. Pemusatan (Centralization)
Suatu wewenang dapat dipusatkan dan dapat didelegasikan kepada pejabat-pejabat tertentu untuk
memperlancar jalannya suatu perusahaan.
11.Keadilan (Equity)
Agar setiap bawahan setia kepada atasannya, maka masingmasing atasan harus mempraktikkan
keadilan yakni memberikan kepada setiap orang apa yang menjadi haknya.
13.Inisiatif (Initiative)
Setiap orang atau pegawai diberi kesempatan untuk mengungkapkan atau menjalankan inisiatif, baik
mengenai cara kerja, prosedur kerja atau menjalankan rencana baru dalam pekerjaannya.
14.Jiwa Kesatuan (Esprits de Corps)
Pada diri setiap pegawai atau manajer perlu ditanamkan jiwa kesatuan atau kesetiaan pada kelompok,
sehingga dapat bekerja sama pada sejumlah orang untuk mencapai tujuan bersama.
4. Fungsi manajemen
Dalam Manajemen terdapat fungsi-fungsi manajemen yang terkait erat di dalamnya. Pada
umumnya ada empat fungsi manajemen yang banyak dikenal masyarakat yaitu fungsi perencanaan
(planning), fungsi pengorganisasian (organizing), fungsi pengarahan (directing) dan fungsi pengendalian
(controlling). Untuk fungsi pengorganisasian terdapat pula fungsi staffing (pembentukan staf). Para
manajer dalam organisasi perusahaan bisnis diharapkan mampu menguasai semua fungsi manajemen
yang ada untuk mendapatkan hasil manajemen yang maksimal.
Di bawah ini akan dijelaskan arti definisi atau pengertian masing-masing fungsi manajemen :
Fungsi perencanaan adalah suatu kegiatan membuat tujuan perusahaan dan diikuti dengan membuat
berbagai rencana untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan tersebut.
Fungsi perngorganisasian adalah suatu kegiatan pengaturan pada sumber daya manusia dan
sumberdaya fisik lain yang dimiliki perusahaan untuk menjalankan rencana yang telah ditetapkan serta
menggapai tujuan perusahaan.
Fungsi pengarahan adalah suatu fungsi kepemimpinan manajer untuk meningkatkan efektifitas dan
efisiensi kerja secara maksimal serta menciptakan lingkungan kerja yang sehat, dinamis, dan lain
sebagainya.
Fungsi pengendalian adalah suatu aktivitas menilai kinerja berdasarkan standar yang telah dibuat untuk
kemudian dibuat perubahan atau perbaikan jika diperlukan.
Manajemen sebagai praktik diakui sebagai suatu seni.Bitel dan Bitel berpendapat:
”Managing,like all other practices,is an art. It is know-how. It is doing things in the light of the realities of
a situation.” Seni adalah pengetahuan cara mengerjakan untuk mencapai suatu hasil yang konkrit dan
diinginkan.Seni adalah keterampilan yang dikuasai dengan latihan sesuai sifat-sifat kepribadian orang
bersangkutan; bakat pribadi (persoal aptitude) atau keterampilan (skill).
Cara meningkatkan seni manajemen sama dengan cara meningkatkan seni yang lain yaitu
melalui pelatihan dan pengalaman dan akan lebih baik lagi jika memiliki bakat karena pembawaan
kodrati.Manajer harus memiliki seni bermanajemen (the art of managing) yang tidak lain merupakan
bakat pribadi atau keterampilan untuk mengerjakan tugas.Menurut John A. Pearce dan Richard B.
Robinson:
In that art requires a personal aptitude or skill, managers who must make organizational
decisions about how best to position their resources in certain future markets are surely involved in an
artistic process… Understanding subordinates in order to create an appropriately motivating
environment in which they are likely to achieve organizational is certainly an art.
Seni adalah usaha manusiawi yang paling kreatif. Jika kerjasama yang terorganisasi secara
efisien dan efektif dihargai dan dianggap penting, maka bermanajemen merupakan seni yang paling
penting dari semua seni.Tingkat seni yang dimiliki seseorang memungkinkan orang tersebut
menunjukkan penampilan yang khas dibandingkan dengan orang lain yang tidak memiliki seni.Bahkan
tujuan organisasi realtif dapat dicapai secara efektif dan efisien apabila manajer memiliki keterampilan
manajerial(managerial skill)
Dalam hal ini keterampilan berhubungan dengan bagaimana mengerjakan.Menurut George R. Terry:
Ilmu adalah pengetahuan yang diorganisasi.Karakteristik esensial dari setiap ilmu adalah bahwa
pengetahua yang disistematisir melalui penerapan metode ilmiah,Pengetahuan yang menggunakan
metode ilmiah dapat dikategoikan sebagai ilmu.Pengetahuan yang telah disistematisir tersebut dapat
digunakan untuk mendeskripsikan,menjelaskan dan memprediksi fenomena empiris.Jika manajemen
semata-mata diartikan sebagai seni,maka akan sulit untuk menyusun pengetahuan manajemen secara
sistematis dan akan sukar mengajarkannya kepada orang lain dan menjelaskan fenomena manajerial
dengan menggunakan metode ilmiah.Manajemen mengandung aspek-aspek tertentu yang mempunyai
kekuatan orientasi ilmiah.Manajemen dapat disebut sebagai ilmu karena ia manggunakan metode
ilmiah dan teori dalam menjelaskan fenomena manajerial.Dalam lapangan manajemen,peranan dari
teori adalah memberikan satu sarana tentang pengklasifikasian pengetahuan manajemen signifikan dan
bersangkutpaut.
Legitimasi manajemen sebagai ilmu (science) atau badan pengetahuan (body of knowledge) baru
berkembang pada awal abad 20,yang dirintis oleh Fredrick Winslow Taylor dan Henry
Fayol.Taylor,misalnya,dalam buku Manajemen Ilmiah (Scientific Management) menyusun gagasan untuk
meningkatkan produktivitas kerja dengan menerapkan metode-metode ilmiah.Luther Gullick sebagai
konributor dan pelopor pendekatan proses manajemen juga mengakui manajemen sebagai bidang
pengetahuan yang secara sistematik berusaha untuk memahami mengapa dan bagaimana orang-orang
bekerjasama untuk mencapai sasaran dan menjadikan sistem kerjasama ini lebih berguna bagi
kemanusiaan.
Menurut Gullick,manajemen memenuhi syarat sebagai bidang pengetahuan atau ilmu karena
manajemen telah dipelajari beberapa waktu dan disusun menjadi serangkaian teori walaupun teori
tersebut masih terlalu umum dan subjektif.Gullick yakin,bahwa bidang manajemen akan benar-benar
menjadi suatu ilmu kalau teori mampu menuntun manajer untuk menentukan apa yang harus mereka
lakukan dalam situasi tertentu dan memungkinkan mereka dapat meramalkan akibat dari tindakan-
tindakannya.
Sebagai ilmu,oleh karena itu,manajemen merupakan suatu badan pengetahuan yang dapat
dipelajari dan diajarkan (a teachable body of knowledge) dan bahkan telah diinstitusionalisasikan
menjadi disiplin akademik dalam pendidikan formla disekolah,institut atau universitas.Juga telah
menjadi materi yang diberikan dilembaga-lembaga pendidikan atau pelatihan manajemen.Dengan
demikian,pengetahuan manajemen atau penguasaan ilmu manajemen dapat ditingkatkan melalui
penelusuran buku-buku manajemen (yang didalamnya terdapat teori,metode,dan pendekatan) dan
pendidikan formal termasuk observasi empiris tentang fenomena kerjasama organisasional.
Para pelaku manajemen atau manajer yang mencoba menerapkan manajemen tanpa teori dan
tanpa pengetahuan yang dibentuk oleh teori itu,harus percaya kepada keberuntungan,naluri atau apa
yang telah mereka lakukan dimasa lalu.Sebaliknya,dengan pengetahuan manajemen yang
terorganisir,mereka mempunyai kesempatan yang jauh lebih baik untuk memecahkan suatu masalah
manajemen dengan baik dan dapat dilaksanakan.Jadi,manajemen mempergunakan pengetahuan yang
terorganisir ialah ilmu dan metode ilmiah dan menerapkannya dalam realitas untuk mencapai hasil yang
maksimum.Oleh karena itu Bittel dan Bittel menulis:
But such management knowledge as is available can certainly be used to improve managerial practice.
Physicans without the advantage of science would be little more than witch doctors. Executive who
attempt to manage without such management science as is available today must trust to
luck,intuition,or what they did in the past.
Dengan berkembangnya manajemen sebagai ilmu melalui pengembangan berbagai teori dan
teknologi manajemen bukan berarti mengurangi bahkan menghilangkan seni manajemen (art of
management). Manajemen sebagai ilmu dan manajemen sebagai seni bukannya saling
bertentangan,melainkan saling melengkapi.Oleh karena itu semakin berkembang manajemen sebagai
ilmu,seharusnya seni manajemen juga demikian.Keduanya mesti ditingkatkan bersama-sama sehingga
pengembangan kemampuan bermanajemen didasarkan pada ilmu yang artistik (artistic science) atau
penerapan ilmu yang dilandasi oleh seni,dan seni yang ilmiah (scientific art) atau penerapan seni yang
berdasarkan ilmu.Seni manajemen yang paling produktif selalu berdasarkan pengertian mengenai ilmu
manajemen dan ilmu-ilmu lain yang mendasarinya; sebaliknya ilmu manajemen yang paling produktif
selalu berdasarkan pengertian dan penerapan tentang seni manajemen.Kombinasi antara seni dan ilmu
manajemen tidak menunjukkan suatu proporsi yang tetap,melainkan dalam proporsi yang
bervariasi.Artinya,adakalanya seni lebih dominan dari ilmu atau sebaliknya,tergantung pada situasi dan
masalah yang dihadapi dalam praktik manajerial.
Karena manajemen merupakan kombinasi dari seni dan ilmu,maka untuk menjadi manajer
efektif,harus memiliki seni atau keterampilan manajemen dan ilmu atau pengetahuan tentang
manajemen.Umumnya manajer efektif cenderung menggunakan pendekatan ilmiah dalam strategi
formulasi,sedangkan dalam strategi implementasi dan evaluasi,bagaimanapun,manajer harus juga
menggunakan seni manajemen.Manajemen hanya mungkin dapat dilaksanakan secara benar jika
manajer memiliki ilmu sebagai landasan untuk bertindak secara intuitif.Dengan demikian,knowledge
(science) without skill (art) is useless,skill (art) without knowledge (science) means stagnation,managing
without common sense is often wrong.Jadi,kunci untuk manajemen yang sukses adalah kemampuan
memadukan secara bersama-sama antara ilmu atau pengetahuan,seni atau keterampilan,dan pikiran
sehat