Anda di halaman 1dari 3

M Daffa Anasta Nur

2052011100

Sertifikat Hak Pakai

Sertifikat Hak Pakai adalah hak untuk menggunakan tanah kepada pihak lain untuk
dikembangkan baik untuk dibangun properti atau lainnya yang sebelumnya dimiliki oleh
negara atau tanah milik orang lainnya. Pemberian hak pakai tersebut tidak boleh disertai
dengan syarat yang mengarah kepada unsur pemerasan. Sertifikat Hak Pakai ini memiliki
masa berlaku dan dapat diperpanjang sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
Sertifikat Hak Pakai dapat diberikan kepada:

1. Warga Negara Indonesia;


2. Badan hukum yang didirikan menurut hukum Indonesia dan berkedudukan di Indonesia;
3. Departemen, Lembaga Pemerintah Non-Departemen, dan Pemerintah Daerah;
4. Badan-badan keagamaan dan sosial;
5. Orang asing yang berkedudukan di Indonesia;
6. Badan hukum asing yang mempunyai perwakilan di Indonesia;
7. Perwakilan negara asing dan perwakilan badan Internasional.

Masa Berlaku Hak Pakai

Sertifikat Hak Pakai juga memiliki batas waktu penggunaan, sesuai dengan Peraturan
Pemerintah (PP) Nomor 103 Tahun 2015 menyebutkan, Hak Pakai memiliki masa berlaku
tidak lebih dari 30 tahun. Namun bisa diperpanjang selama 20 tahun dan kemudian dapat
diperbarui kembali selama 30 tahun sesuai kesepakatan dengan pemegang hak atas tanah.

Hak Guna Bangunan (HGB)

Sertifikat Hak Guna Bangunan (HGB) adalah jenis sertifikat yang pemegang sertifikat
tersebut diperbolehkan untuk membangun beragam jenis properti di atas tanah yang bukan
miliknya. Tanah tersebut, bisa dimiliki oleh negara atau perorangan.

Sama seperti hak pakai, HGB juga memiliki batas waktu penggunaan, namun perbedaannya,
sertifikat ini dapat digadaikan untuk pengajuan kredit ke lembaga keuangan. Tanah yang
dapat diberikan dengan Hak Guna Bangunan adalah Tanah Negara, Tanah Hak Pelolaan dan
Tanah Hak Milik.
Hak Guna Bangunan dapat diberikan kepada:

1. Warga Negara Indonesia.


2. Badan hukum yang didirikan menurut hukum Indonesia dan berkedudukan di Indonesia.

Masa Berlaku Sertifikat Hak Guna Bangunan

Berdasarkan Peraturan Pemerintah (PP) Republik Indonesia Nomor 40 Tahun 1996


menyebutkan, masa berlaku sertifikat HGB adalah 30 tahun dan bisa diperpanjang untuk
jangka waktu paling lama 20 tahun. Permohonan perpanjangan jangka waktu Hak Guna
Bangunan diajukan selambat-lambatnya dua tahun sebelum berakhirnya jangka waktu HGB
tersebut habis.
Hak Guna Usaha

Pengertian Hak Guna Usaha adalah hak untuk mengusahakan tanah yang dikuasai langsung
oleh Negara, dalam jangka waktu paling lama 25 tahun mencakup perusahaan pertanian,
perikanan, atau peternakan. Hak ini diberikan atas tanah yang luasnya paling sedikit 5 hektar.
Jika luas HGU lebih dari 25 hektar, maka harus menggunakan mekanisme investasi modal
yang layak dan teknik perusahaan yang baik, disesuaikan dengan perkembangan zaman.
Untuk perusahaan yang memerlukan waktu yang lebih lama dapat diberikan hak guna usaha
untuk waktu paling lama 35 tahun. Pemegang hak dapat meminta perpanjangan hak nya
menjadi 25 tahun.
Hak ini hanya dapat diberikan kepada warga negara Indonesia, atau badan hukum yang
didirikan menurut hukum di Indonesia, serta berkedudukan di Indonesia. HGU dapat
dijadikan sebagai jaminan utang dengan dibebani hak tanggungan. Sebagaimana hak yang
lain, hak ini pun dapat beralih atau dialihkan kepada pihak lain.
Hak ini tidak berlaku lagi ketika:

jangka waktunya berakhir;

dihentikan sebelum jangka waktunya berakhir karena ada syarat yang tidak dipenuhi;

dilepaskan oleh pemegang haknya sebelum jangka waktunya berakhir;

dicabut untuk kepentingan umum;

ditelantarkan;

tanahnya musnah, atau;

serta orang atau badan hukum yang mempunyai HGU namun tidak lagi memenuhi syarat,
sehingga wajib melepaskan atau mengalihkan haknya kepada pihak lain. Jika tidak
dilepaskan atau dialihkan maka HGU tersebut batal demi hukum atau gugur dengan
sendirinya.

Hak Milik

Pengertian Hak Milik yaitu hak turun-temurun, terkuat dan terpenuh yang dapat dimiliki oleh
setiap warga negara Indonesia atas suatu tanah. Hak milik juga dapat beralih atau dialihkan
kepada pihak lain. Selain itu, hak milik dapat dijadikan sebagai jaminan utang dengan
dibebani hak tanggungan.
Hanya WNI saja yang dapat memiliki hak ini. Khusus untuk badan hukum, hak milik maupun
syarat perolehannya ditetapkan oleh pemerintah. Penggunaan tanah milik oleh bukan
pemiliknya dibatasi dan diatur dengan perundang-undangan.
Hak milik dinyatakan bukan hak milik lagi ketika:

tanahnya jatuh kepada negara yang disebabkan karena pencabutan hak yang diakibatkan
tanahnya akan digunakan untuk kepentingan umum dan tentunya ada proses ganti rugi;

adanya penyerahan secara sukarela oleh pemiliknya;

tanahnya ditelantarkan;
orang asing yang memperoleh hak milik karena pewarisan tanpa wasiat, pencampuran harta
karena perkawinan, WNI yang memiliki kewarganegaraan lain;

terjadinya proses jual beli, pertukaran, penghibahan, pemberian dengan wasiat, baik secara
langsung maupun tidak langsung sehingga memindahkan hak milik kepada orang asing, WNI
yang memiliki kewarganegaraan lain, atau kepada badan hukum, atau;
tanahnya musnah.

Kesimpulan :

Perbedaan Sertifikat Hak Pakai Hak Guna Bangunan, Hak Guna Usaha & Hak Milik dapat
terlihat dari subyek pihak yang menerima sertifikat. Jika sertifikat Hak Pakai dapat diberikan
kepada Warga Negara Asing (WNA), baik individu ataupun badan hukum maka Hak Guna
Bangunan tidak, dan seterusnya.

Perbedaan juga terdapat pada masa berlaku sertifikat, jika sertifikat Hak Milik dapat
diperpanjang waktu penggunaannya maksimal 80 tahun, maka sertifikat Hak Guna Bangunan
50 tahun. Selain itu sertifikat HGB bisa digadaikan sementara sertifikat Hak Pakai tidak bisa

Anda mungkin juga menyukai