Anda di halaman 1dari 1

6 Jenis Hak Atas Tanah

Setiap bidang tanah atau rumah yang kita tempati memiliki kekuatan hukum dan status hak kepemilikan.
Status tersebut dinyatakan dalam selembar sertifikat, tetapi setiap sertifikat memiliki kekuatan hukum
yang berbeda – beda, lalu apa saja jenis sertifikat yang mengikat sebuah properti? berikut 6 Jenis Hak
Atas Tanah atau Sertifikat Kepemilikan :

 Girik
Girik bukan merupakan sertifikat, melainkan hanya sebuah surat tanda pembayaran pajak atas
sebidang tanah. Namun orang sering menganggapnya sebagai sertifikat untuk membuktikan
kekuasaannya atas sebidang tanah. Surat Girik amat lemah dari sisi status hukumnya, tetapi dapat
menjadi dasar untuk membuat sertifikat tanah.

 Hak Pakai (HP)


Hak Pakai adalah sertifikat yang menjelaskan suatu hak menggunakan atau memungut hasil dari
tanah yang dikuasai langsung oleh negara atau tanah milik orang lain sesuai dengan perjanjian.
Namum perjanjian yang dimaksud bukan perjanjian sewa – menyewa atau perjanjian pengolahan
tanah. Jangka waktu Hak Pakai paling lama adalah 25 tahun dan tidak dapat diperpanjang.

 Hak Guna Usaha (HGU)


Hak Guna Usaha adalah hak untuk memanfaatkan sebidang tanah yang dikuasai langsung oleh
negara dalam jangka waktu yang diatur dalam UU Agraria atau paling lama 25 tahun. Jangka
waktu tersebut dapat diperbaharui kembali.

 Hak Milik Atas Satuan Rumah Susun (HMSRS)


Hak Milik Atas Satuan Rumah Susun adalah hak milik atas satuan rumah susun yang bersifat
perseorangan dan terpisah. Selain pemilikan SRS, HMSRS juga mencakup hak kepemilikan
bersama atas apa yang disebut bagian bersama, tanah bersama, dan benda bersama. Ketiga
komponen pemilikan bersama tersebut merupakan satu kesatuan yang tidak terpisahkan.
Apartemen menjadi contoh properti yang menggunakan sertifikat seperti ini.

 Hak Guna Bangunan (HGB)


HGB atau Hak Guna Bangunan adalah hak untuk mendirikan dan memiliki bangunan di atas
tanah yang bukan miliknya sendiri dalam jangka waktu yang telah ditetapkan oleh UU Nomor 5
Tahun 1960 tentang Peraturan Dasar Pokok – Pokok Agraria atau paling lama selama 30 tahun.
Jangka waktu dapat diperpanjang lagi dan Hak Guna Bangunan dapat ditingkatkan menjadi
Sertifikat Hak Milik (SHM).

 Sertifikat Hak Milik (SHM)


Sertifikat Hak Milik adalah sertifikat dengan status hukum terkuat. Hak yang melekat pada
sertifikat hak milik merupakan hak turun temurun dan terpenuh yang dimiliki oleh seseorang yang
namanya tercantum sebagai pemilik dalam sertifikat hak milik tersebut.

Anda mungkin juga menyukai