Anda di halaman 1dari 3

MANAJEMEN KEPERAWATAN

KOLABORASI DALAM PENYELESAIAN KONFLIK

Noverita Alia Putri


21092
TINGKAT 2B

AKADEMI KEPERAWATAN POLRI


JAKARTA TIMUR
KOLABORASI DALAM PENYELESAIAN KONFLIK

1. Antisipasi
Upaya antisipasi dilakukan sebelum konflik terjadi. Pemimpin harus memahami titik-titik
rawan konflik, misalnya ketika tim dalam kondisi "under pressure" karena target tugas.
Untuk itu sebelum mulai bekerja, jelaskan tujuan dan target tim, serta masalah yang
mungkin akan dihadapi.

2. Observasi dan Investigasi


Lakukan observasi dan Investigasi ketika konflik mulai terjadi. Apa penyebab
masalahnya, siapa saja pihak-pihak yang berkonflik, sejauh mana ruang lingkup
masalahnya dan dampaknya bagi tim bahkan untuk organisasi.

3. Solusi
Setelah melakukan observasi dan Investigasi, buatlah beberapa alternatif solusi.
Libatkan anggota tim untuk ikut memikirkan solusi bersama, berikan kesempatan
mereka menyatakan pendapatnya.

4. Pelaksanaan
Dalam tahap pelaksanaan bisa saja terjadi penolakan atas solusi yang ditawarkan.
Pemimpin harus punya "bargaining power" untuk bertindak tegas, memaksa pihak-pihak
yang berkonflik membuat kesepakatan demi kepentingan bersama. Hindari deadlock,
karena hal itu berarti kegagalan dari upaya kolaborasi yang dilakukan.

5. Monitoring
Setelah konflik mereda, pemimpin harus tetap melakukan monitoring. Karena tidak
menutup kemungkinan konflik akan berulang walaupun telah terjadi kesepakatan.

6. Evaluasi
Evaluasi lagi capaian target, pembagian tugas dan kompetensi tim, serta batasan dan
aturan yang telah dibuat. Bila tidak mungkin mengubah target dan menambah sumber
daya, maka lakukanlah upaya peningkatan kompetensi anggota tim agar bisa survive
mencapai target yang telah ditentukan. Evaluasi lagi titik-titik rawan konflik, lakukan
upaya kolaborasi secara terus menerus.

Anda mungkin juga menyukai