Anda di halaman 1dari 12

BAB I

TINJAUAN PUSTAKA

I.I Teknik Menentukan Prioritas Masalah


Teknik skoring digunakan apabila sumber data yang kita miliki bersifat kuantitatif
(berbentuk angka absolut, presentase, rata-rata). Pada cara ini pemilihan prioritas dilakukan
dengan memberikan skor (nilai) untuk berbagai parameter tertentu yang telah ditetapkan.
Parameter yang dimaksud adalah :
 Prevalensi penyakit (prevalence) atau besarnya masalah
 Kenaikan atau meningkatnya pervalenci (rate of increase)
 Keinginan masyarakat untuk menyelesaikan masalah tersebut (digree of unmeet need)
 Keuntungan sosial yang diperoleh bila masalah tersebut diatasi (sosial benefit)
 Teknologi yang tersedia dalam mengatasi masalah (teknical feasibility)
 Sumber daya yang tersedia yang dapat digunakan untuk mengatasi masalah (resources
avaibility)
Dalam teknik ini ada beberapa metode yang dapat digunakan yaitu :

A. Metode USG (Urgency, Seriousness, and Growth)


Metode USG merupakan salah satu cara menetapkan urutan prioritas masalah
dengan teknik skoring. Proses untuk metode USG dilaksanakan dengan memperhatikan
urgensi dari masalah, keseriusan masalah yang dihadapi serta kemungkinan berkembangnya
masalah tersebut semakin besar. Hal tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut :
 Urgensi
Adalah tingkat kegawatan sebuah masalah, artinya apabila masalah tidak segera
ditanggulangi akan semakin gawat. Urgensi dilihat dari tersedianya waktu,
mendesak atau tidak masalah tersebut diselesaikan, contoh kasus perdarahan lebih
gawat jika dibandingkan dengan patah tulang.
 Seriusness
Adalah tingkat keseriusan sebuah masalah, yakni dengan melihat dampak masalah
tersebut terhadap produktifitas kerja, pengaruh terhadap keberhasilan,
membahayakan sistem atau tidak. Apabila masalah tidak diselesaikan dengan
cepat akan berakibat serius pada masalah lainnya. Contoh kekurangan kalori
protein pada balita jauh lebih serius dibandingkan dengan kasus kekurangan
yodium pada wanita dewasa.
 Growth
Adalah besar atau luasnya masalah berdasarkan pertumbuhan atau perkembangan
yakni apakah masalah tersebut berkembang sedemikian rupa sehingga sulit untuk
dicegah. Artinya apabila masalah tersebut tidak segera diatasi pertumbuhannya
akan berjalan terus. Contoh kasus malaria pertumbuhannya jauh lebih cepat
dibandingkan masalah kekurangan gizi.

Penggunana metode USG adalah prioritas masalah dilaksanakan apabila pihak


perencana telah siap mengatasi masalah yang ada, serta hal yang sangat dipentingkan adalah
aspek yang ada dimasyarakat dan aspek dari masalah itu sendiri.
Langkah-langkah cara menentukan prioritas masalah dengan metode USG :
1. Persiapan
a. Persiapan gugus tugas
Pembagian pekerjaan atau gugus tugas perlu dilaksanakan sebelum pertemuan
dimulai, dimana ditentukan siapa yang akan menjadi pimpinan proses USG, siapa
yang melakukan tugas sebagai notulis dan orang yang menulis di flipcart, siapa
yang melakukan skoring dan menghitung hasilnya untuk menentukan rangking,
serta siapa yang membacakan hasilnya. Susunan petugas untuk metode teknik
skoring dengan metode USG yakni sebagai berikut :
- Pimpinan USG
- Petugas pencatat flipcart
- Petugas skoring dan rangking
- Personil yang bertugas sebagai notulis
b. Persiapan ruang pertemuan
Ruang pertemuan yang akan digunakan sebaiknya menggunakan ruang yang
cukup luas dan nyaman. Meja dan tempat duduk diatur setengah lingkaran atau
seperti huruf U yang terbuka ujungnya atau meja bundar (round table) dimana
pada ujung meja yang terbuka ditempatkan flipcart atau papan tulis atau white
board.
c. Persiapan peralatan atau sarana
Sarana atau peralatan yang diperlukan dalam proses kegiatan ini adalah :
- Daftar hadir
- Kertas flipcart, papan tulis atau white board lengkap dengan alat tulisnya.
- Alat tulis di masing-masing meja
- Kakulator
d. Peserta
Sebelum melakukan pemilihan atau seleksi untuk peserta, beberapa hal yang
perlu dijelaskan oleh pimpinan atau yang akan memimpin pelaksanaan metode
USG yaitu :
- Peserta yang akan bergabung dalam kelompok USG, karena kemampuan
mereka untuk melakukan analisis yang mempunyai kemampuan untuk
menyelesaikan masalah.
- Menekankan pentingnya tugas kelompok
- Memberikan petunjuk kegunaan hasil pertemuan
- Memberikan sambutan yang bersifat hangat dan ramah, selanjutnya tentukan
siapa yang diundang atau libatkan dalam pertemuan untuk melakukan proses
metode USG
- Jumlah peserta berkisar antara 7-10 peserta
e. Data yang dibutuhkan
Data atau informasi yang dibutuhkan dalam pelaksanaan metode USG yakni
sebagai berikut :
- Hasil analisa situasi
- Informasi tentang sumber daya yang dimiliki
- Dokumen-dokumen tentang perundang-undangan, peraturan serta kebijakan
pemerintahan yang berlaku.
-
2. Proses Dinamika Kelompok
Sebelum memasuk proses atau langkah inti pada pelaksanaan metode USG pimpinan
kelompok metode USG memberikan sambutan dalam bentuk kata pengantar yang
berisi :
- Ucapan selamat datang pada peserta USG
- Penjelasan tentang teknik skoring
- Tujuan pertemuan diadakan

3. Langkah Inti Pelaksanaan USG


a. Penyusunan daftar masalah
- Setiap peserta pertemuan diminta mengemukakan masalah bagian yang
diwakili
- Pimpinan USG menginstruksikan kepada petugas pencatat untuk mencatat
setiap masalah yang dikemukakan di lembar flipchart atau papan tulis

LEMBAR FLIPCHART
Misal
Nama Anggota Unit/bagian Masalah yang dikemukakan

Dina Bina Program Prilaku PHBS masyarakat


rendah
Ira Umum (A)
Mutu pelayanan BP rendah
Lina Upakes (B)

Yuli KIA-KB perhatian keluarga pada


bumil rendah (C)
Dewi IGD ……. (D)

……. (E)

b. Klarifikasi masalah
- Lakukan klarifikasi masalah yang telah diidentifikasi dalam rangka
menentukan prioritas masalah
- Setiap anggota dimintai penjelasan (klarifikasi) dimaksud dari masalah yang
dikemukakan
- Setelah diklarifikasi, maka tulis masalah hasil dari klarifikasi tersebut.
c. Membandingkan antar masalah
- Bandingkan masalah yang diperoleh, sebagai contoh masalah A sampai E
menurut kriteria urgensi (Urgency), keseriusan (seriousness) dan kemungkinan
berkembangnya masalah (growth).
- Tulis frekuensi kemunculan tiap masalah telah diperbandingkan, frekuensi ini
dianggap sebagai nilai atau skor masalah. Kemudian jumlah skor yang
diperoleh tiap masalah berdasarkan kriteria Urgency, Seriousness dan Growth.

LEMBAR FLIPCHART
Diperoleh hasil perbandingan sebagai berikut :
Aspek Aspek Aspek
urgency seriousness growth
A=3 A=3 A=3
B=3 B=3 B=3
C=0 C=0 C=0
D=1 D=1 D=1
E=3 E=3 E=3

Hasil Skoring
Masalah Urgency Seriousness Growth Total
A 3 3 3 9
B 3 3 3 9
C 0 0 0 0
D 1 1 1 3
E 3 3 2 8

Misal
Aspek Aspek Aspek
urgency seriousness growth
A/B = B A/B = B A/B = B
A/C = A A/C = A A/C = A
A/D = A A/D = A A/D = A
A/E = A A/E = A A/E = A

B/C = B B/C = B B/C = B


B/D = B B/D = B B/D = B
B/E = E B/E = E B/E = E
C/D = D C/D = D C/D = D
C/E = E C/E = E C/E = E
D/E = E D/E = E D/E = E

d. Penyusunan prioritas masalah


Menyusun prioritas masalah berdasarkan hasil langkah 3 misalnya dari hasil
langkah 3 pada contoh maka dapat disusun prioritas masalah dengan urutan
sebagai berikut :
- Masalah A
- Masalah B
- Masalah E
- Masalah D
- Masalah C
 Mencari akar penyebab masalah.
Mencari akar penyebab masalah dapat digunakan antara lain dengan menggunakan alat/tools:
- Diagram sebab akibat ( Diagram Ishikawa ) atau sering juga disebut diagram tulang ikan.
Langkah-langkah:
1) Tuliskan masalah pada tulang ikan.
2) Buat garis mendatar dengan panah menyentuh kepala ikan.
3) Tetapkan kategori utama penyebab utama.
4) Buat garis miring dengan anak panah kearah garis datar.
5) Lakukan brainstorming dan fokuskan pada masing masing kategori sampai
mengakomodasi semua unsur dalam kategori tersebut.
6) Ulangi hal yang sama pada kategori utama yang lain.
7) Setelah semua ide/ gagasan dicatat, lakukan klarifikasi untuk menghilangkan duplikasi,
ketidaksesuaian dengan masalah tersebut.
Machine Money Men
M

Material Market Method

Kelebihan dan kekurangan penggunaan metode USG


1. Kelebihan
- Merupakan pandangan orang banyak dengan kemampuan sama
sehingga dapat dipertanggung jawabkan
- Diyakini bahwa hasil prioritas dapat memberikan hasil yang objektif
- Identifikasi dapat dilanjutkan, terutama untuk penyelesaian dalam
bentuk penyelesaian dengan pengelolaan manajemen atau tidak.
2. Kekurangan
- Dengan metode USG lebih banyak berdasar asumsi dengan suatu
keterbatasan tertentu yang melemahkan eksistensi permasalahan
- Jika asumsi yang disepakati lebih banyak dengan keterbatasan, maka
hasilnya akan bersifat lebih subjektif. (Ariffin,Sjamsul :2008.51)

a. Metode MCUA (Multi Criteria Utility Assesment)


MCUA (Multiple Criteria Utility Assesment) adalah suatu metode yang digunakan
untuk membantu tim pemecahan masalah dalam mengambil keputusan dari beberapa
alternatif yang ada. Dalam metode MCUA, yang dimaksud dengan kriteria adalah suatu
balasan yang digunakan untuk menyaring alternatif masalah sesuai dengan kebutuhan.
Adapun kriteria yang dimaksud dapat dibedakan atas 2 aspek yaitu kriteria dampak (effect
criteria) dan kriteria solusi (solution criteria).
Pada metode ini parameter diletakkan pada baris dan harus ada kesepakatan mengenai
kriteria dan bobot yang akan digunakan. Metode ini memakai 5 kriteria untuk penilaian
masalah tetapi masing-masing kriteria diberikan bobot penilaian dan dikalikan dengan
penilaian masalah yang ada. Cara untuk menentukan bobot dari masing-masing kriteria
dengan diskusi, argumentasi dan jastifikasi. Kriteria yang dipakai terdiri dari :
- Emergency : kegawatan menimbulkan kesakitan atau kematian
- Greates member : menimpa orang banyak, insiden atau prevalency
- Expending scope : mempunya ruang lingkup besar di luar kesehatan
- Feacibility : kemungkinan dapat atau tidaknya dilakukan
- Policy : kebijakan pemerintah daerah atau nasional.
Beberapa contoh untuk kriteria dampak pelayanan adalah tingkat kepentingan
(urgensi), tingkat kegawatan (seriousness), tingkat perkembangan (growth) serta
pengaruhnya terhadap kesehatan pasien, kesehatan masyarakat, sedangkan contoh untuk
kriteria solusi antara lain dapat berupa kemudahan, ketersediaan biaya, komitmen,
ketersediaan waktu dan kejelasan. Kriteria solusi digunakan pada tahap penentuan
alternatif pemecahan masalah.
Beberapa kesalahan dalam penggunaan dan interpretasi MCUA dapat berupa :
a. Pemilihan kriteria kurang tajam, oleh sebab itu kriteria yang harus digunakan saling
tidak berhubungan
b. Pemilihan alternatif masalah kurang tepat. Seringkali pemilihan alternatif tidak
dikerjakan dengan benar
c. Terlalu banyak menggunakan kriteria sehingga menyulitkan dan membuat kriteria
kurang tajam
d. Ketika memberikan bobot pada kriteria terdapat kecendrungan nilai-nilai yang
mengelompok dalam kisaran yang sempit dan biasanya angkanya tinggi
e. Tidak menggunakan kisaran angka yang penuh
f. Selisih angka yang kecil pada hasil perhitungan terakhir seringkali dianggap sudah
bermakna padahal mungkin hasilnya akan lebih baik dari sebuah perkiraan.
g. Seringkali kita lupa bahwa hasil perhitungan tidak lebih baik dari asumsi atau
perkiraan
Tata cara menggunaan Matrik MCUA
Matrik MCUA terdiri dari beberap kolom dan baris. Dalam kolom pertama
terdapat kriteria, kolom kedua terdapat bobot dan kolom ketiga terdapat masalah.
Banyaknya kolom masalah bergantung kepada banyaknya masalah lolos klarifikasi dan
konfirmasi dalam langkah pertama.

Matriks MCUA untuk penentuan prioritas masalah layanan kesehatan


Kriteria Bo Masalah
bot Persalinan Imunisasi TB paru D/s balita Pneumonia
Skor SxB Skor SxB Sk Sx S SxB Skor SxB
or B k
or
1.Risiko 10 10 10x1 5 10x5 8 10 4 10x4 7 10x7
0 x8
2.Menula 8 3 8x3 2 8x2 10 8x 1 8x1 4 8x4
r 10
3.Cari 6 4 6x4 3 6x3 7 6x 2 6x2 4 6x4
nafkah 7
trganggu
4.Priorita 5 10 5x10 9 5x9 8 5x 9 5x9 9 5x9
s 8
nasional
5.Biaya 3 4 3x4 9 3x9 1o 10 9 3x9 5 5x3
layanan x3
Jumlah 191 145 29 145 174
SxB 1
Keterangan : S: Skor, B: Bobot

Berikut langkah-langkah tata cara penggunaan matrik MCUA dalam penentuan


prioritas masalah :
1. Menetapkan kriteria
Tentukan kriteria yang akan digunakan. Kriteria disini adalah sesuatu hal yang
dianggap sebagai akibat atau pengaruh yang sangat signifikan dan spesifik dari
masalah terhadap pasien atau masyarakat sehingga kita dapat membedakan masalah
mutu tersebut. Pengaruh atau akibat terhadap pasien misalnya biaya yang akan
dibayar, lama perawatan atau pengobatan, harus istirahat, tidak dapat mencari nafkah,
harus dirujuk dan lain-lain. Pengaruh kepada masyarakat misalnya cepat menular atau
tidak, menimbulkan kerugian masyarakat, sulit atau mudah mengatasinya, apakah
masalah mutu itu merupakan prioritas lokal, regional atau nasional. Setiap kriteria
yang dipilih harus mempunyai perbedaan yang spesifik dan tajam sehingga tidak
terjadi tumpang tindih. Sebaiknya cukup memilih sebanyak 3 atau 5 kriteria saja.
2. Memberikan bobot kriteria
Lakukan pembobotan atau penentuan kepentingan relatif dari setiap kriteria yang
dipilih dengan kata lain kriteria terpenting menurut kelompok jaminan mutu layanan
kesehatan, akan diberi bobot tertinggi dan yang kurang penting diberi bobot terendah.
Misalnya kisaran pembobotan 1-10 artinya bobot yang terendah 1 dan yang tertinggi
10. Sedang kriteria lainnya akan mendapat bobot yang mencerminkan kepentingan
relatif dari masing-masing kriteria terhadap kriteria yang tertinggi. Hanya 1 kriteria
yang akan diberi bobot tertinggi dan hanya 1 kriteria pula yang diberi bobot terendah.
Kisaran pemberian bobot akan bergantung kepada kesepakatan dalam kelompok
jaminan mutu layanan kesehatan apakah menggunakan kisaran 1-7, kisaran 1-5, atau
lain sebagainya.
3. Membuat skor masing-masing kriteria terhadap masing-masing masalah kemudian
setiap kriteria diberi skor terhadap masing-masing masalah untuk mengestimasi
besarnya pengaruh masalah terhadap kriteria. Apabila pengaruhnya besar diberi skor
yang lebih tinggi, apabila pengaruhnya kurang diberi skor yang lebih kecil, misalnya
kisaran angka, pemberian skor 1-10, 1-7, 1-5 dan lain-lain.
4. Mengalikan nilai skor dengan bobot (S x Bobot) jumlahkan hasil perkalian tersebut
masing-masing masalah kemudian masalah dengan jumlah perkalian tertinggi akan
dipilih menjadi prioritas masalah yang akan dipecahkan.
5. Pemberian skor dan bobot tidak mencapai konsensus, apabila rapat kelompok jaminan
mutu layanan kesehatan tidak mencapai konsensus dalam pemberian nilai skor dan
bobot kriteria, maka perhitungan skor dan bobot didapat dengan menentukan rata-rata
hitung dari nilai-nilai yang diberikan oleh masing-masing anggota kelompok. Setelah
penentuan prioritas masalah ditetapkan, langkah berikutnya adalah membuat
pernyataan masalah terhadap masalah mutu yang telah ditetapkan prioritasnya.
Matrik MCUA juga mempunyai keterbatasan antara lain :
1. Kesalah penggunaan MCUA dalam menentukan prioritas
- Kriteria-kriteria yang digunakan kurang atau tidak tajam sehingga saling tumpang
tindih
- Terlalu banyak kriteria sehingga perbedaannya menjadi kurang atau tidak tajam
- Pemilihan alternatif yang kurang atau tidak tepat atau tidak memenuhi
kepentingan perhitungan saja.
2. Kesalahan Interpretasi Matrik MCUA dalam Menentukan Prioritas
- Menganggap perbedaan yang kecil sebagai perbedaan yang bermakna (perbedaan
harus > 5%)
- Terlalu percaya pada metode perhitungan matematika padahal hasilnya tidak lebih
dari asumsi semata
- Tidak menggunakan semua angkat yang terdapat dalam kisaran. Saat memberi
skor pada kriteria terdapat kecendrungan pemberian skor yang terlalu ketat pada
nilai-nilai tinggi yang terlalu berdekatan (10, 9, 8) sehingga terjadi
pengelompokan nilai dengan kisaran yang sempit dan biasanya nilainya tinggi.
(Imbalo S. Pohon, 2007; hal. 265).
BAB II
KESIMPULAN

Anda mungkin juga menyukai