Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH

KEDUDUKAN DAN PERAN


PEMERINTAH PUSAT

MAPEL PENDIDIKAN DAN


KEWARGANEGARAAN

KELAS X MIPA 4
KELOMPOK 3

Anggota:
1. Alika Dzakirah Khairunissa
2. Faishal Abdullah Haidar
3. Fathir
4. Keysha Ashilla Kahnaya
5. Muhammad Ilham
6. Putri Ayu Maryam

SEMESTER GANJIL
TAHUN AJARAN 2022/2023

1
SMA NEGERI 2 KUNINGAN

KATA PENGANTAR
Puji syukur kami ucapkan kepada Allah SWT, yang telah memberikan rahmat dan karunia-Nya
sehingga makalah yang berjudul “ Kedudukan dan Peran Pemerintah Pusat “ ini dapat diselesaikan
dengan baik. Tidak lupa shalawat dan salam semoga terlimpahkan kepada Nabi Muhammad SAW,
keluarganya, sahabatnya, dan kepada kita selaku umatnya.
Makalah ini kami buat untuk melengkapi tugas kelompok mata pelajaran PKN. Kami ucapkan
terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan makalah ini. Dan kami juga
menyadari pentingnya akan sumber bacaan dan referensi internet yang telah membantu dalam
memberikan informasi yang akan menjadi bahan makalah.
Kami juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah memberikan arahan serta
bimbingannya selama ini sehingga penyusunan makalah dapat dibuat dengan sebaik-baiknya. Kami
menyadari masih banyak kekurangan dalam penulisan makalah ini sehingga kami mengharapkan kritik
dan saran yang bersifat membangun demi penyempurnaan makalah ini.
Kami mohon maaf jika di dalam makalah ini terdapat banyak kesalahan dan kekurangan, karena
kesempurnaan hanya milik Yang Maha Kuasa yaitu Allah SWT, dan kekurangan pasti milik kita sebagai
manusia. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semuanya.

Kuningan, 5 November 2022

Penyusun

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.................................................................................................................
DAFTAR ISI...............................................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN
Latar Belakang.............................................................................................................................

BAB II PEMBAHASAN
A. Kewenangan Pemerintah Pusat...............................................................................................
1. Mengatur Jalannya Proses Politik Luar Negeri................................................................
2. Mengatur Bidang Pertahanan Nasional............................................................................
3. Mengatur Bidang Keamanan Nasional.............................................................................
4. Mengatur Jalannya Proses yang Berkaitan dengan Kehakiman.......................................
5. Mengatur Kebijakan Moneter dan Fiskal Nasional..........................................................
6. Mengatur Kebijakan yang Berkaitan dengan Agama......................................................
B. Fungsi Pemerintah Pusat dalam Pelaksanaan Otonomi Daerah..............................................
1. Fungsi Layanan (Servicing Function) .............................................................................
2. Fungsi Pengaturan (Regulating Function) .......................................................................
3. Fungsi Pemberdayaan......................................................................................................
C. Pembagian Urusan Pemerintahan Pusat..................................................................................

BAB III PENUTUP


Kesimpulan...........................................................................................................................
Daftar Pustaka............................................................................................................................

3
BAB I
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Indonesia merupakan sebuah negara demokrasi yang berupa kepulauan yang bersatu dalam
nusantara. Berdasarkan hal tersebut UUD 1945 Pasal 1 Ayat (1) menyebutkan bahwa negara
Indonesia adalah negara kesatuan yang berbentuk republik. Sebagai negara kesatuan, negara kita
terdiri atas daerah-daerah yang lebih kecil. Sehingga dalam rangka penyelenggaraan pemerintahan,
pemerintah pusat membagi kekuasaan kepada pemerintah daerah untuk melaksanakan pembagian
urusan pemerintah daerah.
Indonesia adalah negara yang menganut sistem pemerintahan presidensial dan parlementer yang
ditunjukkan dengan adanya pemerintahan yang menjunjung tinggi demokrasi dalam melaksanakan
sistem pemerintahannya. Sebagai negara yang mengalami perubahan sistem pemerintahan dari
sistem pemerintahan orde lama, pemerintahan orde baru, dan orde reformasi. Pemerintah negara
Indonesia telah menentukan berbagi macam kebijakan yang bertujuan untuk membangun Indonesia
sebagai bangsa yang memiliki stabilitas nasional yang mantap berdasarkan Pancasila.
Oleh karena itu, dalam menjalankan fungsinya, sistem pemerintahan di Indonesia tidak dilakukan
secara terpusat melainkan dilakukan melalui adanya otonomi daerah di mana pemerintah pusat dan
pemerintah daerah membagi peran untuk menetapkan dan menjalankan suatu kebijakan sesuai
dengan wewenangnya masing-masing.

4
BAB II
PEMBAHASAN
A. Kewenangan Pemerintah Pusat
Wewenang yang dimiliki oleh pemerintah pusat berkaitan dengan kebijakan-kebijakan dalam skala
nasional yang mengatur harkat dan kepentingan warga negara Indonesia. Wewenang yang dimiliki
oleh pemerintah pusat sesuai dengan Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 di antaranya:
1. Mengatur Jalannya Proses Politik Luar Negeri
Indonesia adalah negara yang turut serta dalam membangun hubungan internasional dengan negara-
negara luar negeri. Hubungan yang terjalin tidak hanya pada aspek ekonomi maupun keamanan, tetapi
juga dalam aspek politik. Indonesia menganut sistem politik luar negeri Indonesia bebas aktif di mana
Indonesia turut serta dalam menjaga perdamaian dunia namun tidak mencampuri urusan negara lain,
sebagai berikut:
Melalui sistem pemerintahan yang ada di Indonesia, pelaksanaan politik luar negeri dilakukan oleh
pemerintah pusat. Segala kebijakan mengenai proses politik luar negeri diatur oleh pemerintah pusat.
Jika pemerintah daerah menginginkan suatu hubungan politik dengan negara lain, maka pemerintah
daerah tidak dapat memutuskan proses hubungan politik dengan sendirinya, namun melalui perantara
pemerintah pusat.
Hal ini diperlukan agar wewenang pemerintah daerah dan pemerintah pusat tidak tumpang tindih
dalam hal politik luar negeri. Walaupun politik luar negeri itu berkaitan dengan pemerintah daerah,
hanya pemerintah pusatlah yang berhak menentukan proses terjadinya hubungan politik ini.
2. Mengatur Bidang Pertahanan Nasional
Segala sesuatu yang berkaitan dengan pertahanan nasional adalah wewenang pemerintah pusat.
Pertahanan dengan skala nasional berkaitan dengan kedaulatan negara Indonesia itu sendiri. Upaya
pemerintah pusat untuk mengatur bidang pertahanan nasional merupakan salah satu upaya menjaga
keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Pemerintah pusat bekerja sama dengan pemerintah daerah untuk mewujudkan pertahanan nasional
yang stabil dan mantap. Namun, pemerintah daerah tidak memiliki hak untuk mengatur kebijakan
berkaitan dengan pertahanan nasional. Pemerintah daerah hanya mempunyai peran sebagai
pelaksana di lapangan karena hanya pemerintah daerah yang mengerti bagaimana menjaga
pertahanan daerahnya melalui keberadaan masyarakat yang tinggal di daerah tersebut, sebagai
berikut:
Dalam pengusulan kebijakan pertahanan nasional, pemerintah daerah berhak mengajukan usulan
terkait dengan usaha daerah untuk mewujudkan pertahanan nasional.
Usulan yang diajukan oleh pemerintah daerah selanjutnya ditindak lanjuti oleh pemerintah pusat untuk
ditentukan bagaimana proses selanjutnya.

5
Namun, dalam mengatur kebijakan yang berkaitan dengan pertahanan nasional, pemerintah pusat
tidak dapat menerapkan kebijakan semena-mena tanpa mempertimbangkan apa yang menjadi
kebutuhan daerah.
3. Mengatur Bidang Keamanan Nasional
Keamanan negara merupakan sesuatu yang harus dijaga dan diatur oleh pemerintah, baik itu
pemerintah pusat maupun pemerintah daerah. Dalam hal ini, pemerintah pusat lebih mengatur
keamanan yang berskala nasional yang meliputi keamanan nasional di area darat, laut, maupun udara.
Kebijakan pemerintah pusat yang berkaitan dengan keamanan nasional diperlukan untuk menjaga
keamanan nasional dari gangguan pihak dalam dan luar yang dapat menyebabkan suatu konflik seperti
konflik sosial dalam masyarakat, sebagai berikut:
Dalam menerapkan kebijakannya, pemerintah pusat menggandeng pemerintah daerah agar
pelaksanaan kebijakan yang berkaitan dengan keamanan nasional dapat berjalan dengan baik.
Pemerintah pusat tetap harus menggandeng pemerintah daerah karena keamanan daerah merupakan
cikal bakal terwujudnya keamanan nasional.
Kebijakan-kebijakan yang dibuat oleh pemerintah daerah yang berkaitan dengan bidang keamanan
diawasi oleh pemerintah pusat agar pelaksanaan kebijakan tersebut tidak melenceng dari kebijakan
keamanan yang dibuat oleh pemerintah pusat.
4. Mengatur Jalannya Proses yang Berkaitan dengan Kehakiman
Indonesia adalah negara yang berlandaskan pada hukum dan mempunyai sistem peradilan di
Indonesia. Jalannya proses hukum yang berkaitan dengan kehakiman, diatur oleh pemerintah pusat.
Pengaturan yang dilakukan oleh pemerintah pusat adalah mengatur sistem hukum baik itu lembaga
penegak hukum maupun menentukan siapa yang duduk di lembaga hukum tersebut. Dalam
pelaksanaan pengaturan proses hukum, pemerintah pusat melibatkan pemerintah daerah, sebagai
berikut:
Pemerintah daerah digunakan oleh pemerintah pusat sebagai tempat di mana proses kehakiman dan
hukum berlangsung.
Pemerintah pusat menunjuk lembaga peradilan di setiap daerah untuk mewakili pemerintah pusat
dalam menjalankan wewenangnya untuk mengatur proses kehakiman.
Peranan lembaga peradilan yang berada di daerah-daerah menunjukkan bahwa pemerintah pusat
benar-benar melibatkan pemerintah daerah dalam menjalankan proses hukum.
Ada kalanya proses hukum dapat diselesaikan melalui lembaga peradilan yang berada di
pemerintahan daerah dan tidak perlu sampai ke pemerintah pusat. Walaupun hal ini dapat terjadi,
pemerintah daerah tidak berhak untuk melakukan pengaturan apa pun terhadap proses hukum yang
berkaitan dengan kehakiman.
5. Mengatur Kebijakan Moneter dan Fiskal Nasional
Kebijakan moneter dan kebijakan fiskal adalah dua hal yang berbeda. Kebijakan moneter merupakan
suatu proses pengaturan terhadap persediaan uang yang dimiliki oleh negara dalam rangka untuk
mencapai tujuan yang ditetapkan oleh negara tersebut. Kebijakan ini pada dasarnya merupakan
6
kebijakan yang mempunyai tujuan untuk menjaga keseimbangan internal seperti pertumbuhan
ekonomi yang mencakup stabilitas harga pasar dan keseimbangan eksternal yang mempunyai tujuan
untuk mencapai keseimbangan dalam neraca pembayaran.
Sedangkan kebijakan fiskal sendiri merupakan suatu kebijakan yang dibuat oleh pemerintah pusat
untuk mengarahkan kondisi ekonomi negara melalui proses pengeluaran dan pendapatan khususnya
pajak. Kebijakan fiskal mempunyai tujuan yang berbeda dengan kebijakan fiskal. Kebijakan fiskal lebih
bertujuan untuk menstabilkan perekonomian di suatu negara melalui pajak dan tingkat suku bunga,
sebagai berikut:
Kedua kebijakan tersebut merupakan wewenang yang hanya berhak dilakukan oleh pemerintah pusat.
Kebijakan moneter dan kebijakan fiskal yang ditetapkan oleh pemerintah pusat diperlukan guna
mengantisipasi dampak globalisasi di bidang ekonomi.
Dalam melaksanakan kedua kebijakan tersebut, pemerintah pusat menggandeng pemerintah daerah
sebagai bentuk kerja sama.
Pemerintah daerah berperan sebagai pelaksana dari kebijakan moneter dan kebijakan fiskal yang telah
ditetapkan oleh pemerintah pusat. Jika pada pelaksanaan kebijakan di tingkat daerah menemui
kendala, pemerintah daerah hanya dapat mengusulkan cara penyelesaian masalah yang ditemui
kepada pemerintah pusat, bukan menentukan cara penyelesaiannya sendiri.
6. Mengatur Kebijakan yang Berkaitan dengan Agama
Segala sesuatu yang berkaitan dengan agama di atur oleh pemerintah pusat dan dilindungi oleh
undang-undang. Agama yang diakui oleh pemerintah Indonesia ada enam yaitu Islam, Kristen, Katolik,
Hindu, Budha, dan Kong Hu Cu. Semua warga negara Indonesia mempunyai hak untuk memeluk
agamanya sesuai dengan keyakinannya masing-masing, sebagai berikut:
Masing-masing pemeluk agama berhak untuk menjalankan ibadah sesuai dengan agama dan
keyakinan yang dianutnya.
Pemerintah pusat sebagai pengatur kebijakan yang berkaitan dengan agama tentunya mempunyai
strategi yang diterapkan sebagai cara merawat kemajemukan bangsa Indonesia.
Peran pemerintah daerah dalam kebijakan yang berkaitan dengan agama berkaitan dengan hal-hal
teknis seperti perizinan untuk mendirikan rumah ibadah. Selebihnya, hanya pemerintah pusatlah yang
mempunyai wewenang untuk mengatur.

B. Fungsi Pemerintah Pusat dalam Pelaksanaan Otonomi Daerah


Pemerintah pusat dalam pelaksanaan otonomi daerah, memiliki 3 (tiga) fungsi.
1. Fungsi Layanan (Servicing Function)
Fungsi pelayanan dilakukan dalam rangka memenuhi kebutuhan masyarakat dengan cara tidak
diskriminatif dan tidak memberatkan serta dengan kualitas yang sama. Dalam pelaksanaan fungsi ini
pemerintah tidak pilih kasih, melainkan semua orang memiliki hak sama, yaitu hak untuk dilayani,
dihormati, diakui, diberi kesempatan (kepercayaan), dan sebagainya. Pelayanan pemerintah tidak
7
boleh diberikan secara diskriminatif. pelayanan diberikan tanpa memandang status, pangkat, golongan
dari masyarakat dan semua warga masyarakat mempunyai hak yang sama atas pelayanan-pelayanan
tersebut sesuai dengan peraturan yang berlaku.
Pemberian pelayanan publik oleh pemerintah pusat kepada masyarakat sebenarnya merupakan
implikasi dari fungsi aparat negara sebagai pelayan masyarakat. karena itu, kedudukan aparatur
pemerintah dalam pelayanan umum (public services) sangat strategis karena akan sangat menentukan
sejauh mana pemerintah pusat mampu memberikan pelayanan yang sebaik-baiknya bagi masyarakat,
yang dengan demikian akan menentukan sejauh mana negara telah menjalankan perannya dengan
baik sesuai dengan tujuan pendiriannya.
Dipandang dari sudut ekonomi, pelayanan merupakan salah satu alat pemuas kebutuhan manusia
sebagaimana halnya dengan barang. Namun pelayanan memiliki karakteristik tersendiri yang berbeda
dari barang. Karakteristik pelayanan secara jelas membedakan pelayanan dengan barang, meskipun
sebenarnya keduanya merupakan alat pemuas kebutuhan. Sebagai suatu produk yang intangible,
pelayanan memiliki dimensi yang berbeda dengan barang yang bersifat tangible. Produk akhir
pelayanan tidak memiliki karakteristik fisik sebagaimana yang dimiliki oleh barang. Produk akhir
pelayanan sangat tergantung dari proses interaksi yang terjadi antara layanan dengan konsumen.
Dalam konteks pelayanan publik, dikemukakan bahwa pelayanan umum adalah mendahulukan
kepentingan umum, mempermudah urusan publik, mempersingkat waktu pelaksanaan urusan publik,
dan memberikan kepuasan kepada publik. Pelayanan publik adalah kegiatan yang dilakukan oleh
seseorang atau sekelompok orang dengan landasan faktor material melalui sistem, prosedur dan
metode tertentu dalam usaha memenuhi kepentingan orang lain sesuai dengan haknya. Pelayanan
publik pada umumnya adalah bagaimana mempersiapkan pelayanan publik tersebut yang dikehendaki
atau dibutuhkan oleh publik, dan bagaimana menyatakan dengan tepat kepada publik mengenai
pilihannya dan cara mengaksesnya yang direncanakan dan disediakan oleh pemerintah.
2. Fungsi Pengaturan (Regulating Function)
Pemerintah memiliki fungsi pengaturan (Regulating) untuk mengatur seluruh sektor dengan kebijakan-
kebijakan dalam bentuk undang-undang, peraturan pemerintah, dan peraturan lainnya. Maksud dari
fungsi ini adalah agar stabilitas negara terjaga, dan pertumbuhan negara sesuai yang diinginkan.
Fungsi ini memberikan penekanan bahwa pengaturan tidak hanya kepada rakyat tetapi kepada
pemerintah sendiri. Artinya, dalam membuat kebijakan lebih dinamis yang mengatur kehidupan
masyarakat dan sekaligus meminimalkan intervensi negara dalam kehidupan masyarakat. Jadi, fungsi
pemerintah adalah mengatur dan memberikan perlindungan kepada masyarakat dalam menjalankan
hidupnya sebagai warga negara. Sementara itu ada enam fungsi pengaturan yang dimiliki pemerintah.
a. Menyediakan Infrastruktur Ekonomi
Pemerintah menyediakan institusi dasar dan peraturan-peraturan yang diperlukan bagi berlangsungnya
sistem ekonomi modern, seperti perlindungan terhadap hak milik, hak cipta, hak paten, dan
sebagainya.
b. Menyediakan Barang dan Jasa Kolektif

8
Fungsi ini dijalankan pemerintah karena masih terdapat beberapa public goods yang tersedia bagi
umum, ternyata masih sulit dijangkau oleh beberapa individu untuk memperolehnya.

c. Menjembatani Konflik dalam Masyarakat


Fungsi ini dijalankan untuk meminimalkan konflik sehingga menjamin ketertiban dan stabilitas di
masyarakat.
d. Menjaga Kompetisi
Peran pemerintah diperlukan untuk menjamin agar kegiatan ekonomi dapat berlangsung dengan
kompetisi yang sehat. Tanpa pengawasan pemerintah akan berakibat kompetisi dalam perdagangan
tidak terkontrol dan dapat merusak kompetisi tersebut.
e. Menjamin Akses Minimal Setiap Individu Kepada Barang dan Jasa
Kehadiran pemerintah diharapkan dapat memberikan bantuan kepada masyarakat miskin melalui
program-program khusus.
f. Menjaga Stabilitas Ekonomi
Melalui fungsi ini pemerintah dapat mengeluarkan kebijakan moneter dan kebijakan fiskal apabila
terjadi sesuatu yang mengganggu stabilitas ekonomi.
3. Fungsi Pemberdayaan
Pemberdayaan masyarakat sebenarnya merupakan bagian dari empat fungsi pemerintahan. Proses
pemberdayaan masyarakat pada umumnya membentuk dan membangun kesejahteraan dan
kemandirian masyarakat untuk melawan arus-arus globalisasi yang cepat. Peningkatan kreativitas
masyarakat miskin dalam melihat prospek ekonomi didasari atas bagaimana pemerintah secara serius
ingin membangun sumber daya manusia yang kuat. Maka, peningkatan kualitas masyarakat melalui
program-program pemberdayaan sangat dibutuhkan. Pemerintah memiliki dua fungsi dasar, yaitu
fungsi primer atau pelayanan, dan fungsi sekunder atau pemberdayaan.
Fungsi primer secara terus menerus berjalan dan berhubungan positif dengan keberdayaan yang
diperintah. Artinya semakin berdaya masyarakat, maka semakin meningkat pula fungsi primer
pemerintah. Sebaliknya fungsi sekunder berhubungan negatif dengan tingkat keberdayaan yang
diperintah. Artinya semakin berdaya masyarakat, maka semakin berkurang fungsi sekunder pemerintah
dari rowing (pengaturan) ke steering (pengendalian).
Fungsi sekunder atau pemberdayaan secara perlahan dapat diserahkan kepada masyarakat untuk
memenuhi kebutuhannya sendiri. Pemerintah berkewajiban untuk secara terus-menerus berupaya
memberdayakan masyarakat agar meningkatkan keberdayaannya sehingga pada gilirannya mereka
memiliki kemampuan untuk hidup secara mandiri dan terlepas dari campur tangan pemerintah. Oleh
sebab itu, pemberdayaan mampu mendorong kemandirian masyarakat dan pembangunan akan
menciptakan kemakmuran dalam masyarakat. Seiring dengan itu, hasil pembangunan dan

9
pemberdayaan yang dilaksanakan pemerintah, serta dengan keterbatasan yang dimilikinya, maka
secara perlahan masyarakat mampu untuk hidup mandiri mencukupi kebutuhannya.
Fungsi pemerintah dalam kaitannya dengan pemberdayaan yaitu mengarahkan masyarakat
kemandirian dan pembangunan demi terciptanya kemakmuran, tidak serta merta dibebankan oleh
masyarakat. Perlu adanya peran pemerintah yang secara optimal dan mendalam untuk membangun
masyarakat, maka peran pemerintah yang dimaksud antara lain:
a. Pemerintah sebagai Regulator
Peran pemerintah sebagai regulator adalah menyiapkan arah untuk menyeimbangkan
penyelenggaraan pembangunan melalui penerbitan peraturan-peraturan. Sebagai regulator,
pemerintah memberikan acuan dasar kepada masyarakat sebagai instrumen untuk mengatur segala
kegiatan pelaksanaan pemberdayaan.
b. Pemerintah sebagai Dinamisator
Peran pemerintah sebagai dinamisator adalah menggerakkan partisipasi masyarakat jika terjadi
kendala-kendala dalam proses pembangunan untuk mendorong dan memelihara dinamika
pembangunan daerah. Pemerintah berperan melalui pemberian bimbingan dan pengarahan secara
intensif dan efektif kepada masyarakat. Biasanya pemberian bimbingan diwujudkan melalui tim
penyuluh maupun badan tertentu untuk memberikan pelatihan.
c. Pemerintah sebagai Fasilitator
Peran pemerintah sebagai fasilitator adalah menciptakan kondisi yang kondusif bagi pelaksanaan
pembangunan untuk menjembatani berbagai kepentingan masyarakat dalam mengoptimalkan
pembangunan daerah. Sebagai fasilitator, pemerintah bergerak di bidang pendampingan melalui
pelatihan, pendidikan, dan peningkatan keterampilan, serta di bidang pendanaan atau permodalan
melalui pemberian bantuan modal kepada masyarakat yang diberdayakan.
C. Pembagian Urusan Pemerintahan Pusat
Urusan pemerintahan yang dimiliki pemerintah pusat terdiri atas urusan pemerintahan absolut, urusan
pemerintahan konkuren, dan urusan pemerintahan umum. Pemerintahan absolut adalah urusan
pemerintahan yang sepenuhnya menjadi kewenangan pemerintah pusat, sedangkan urusan
pemerintahan konkuren merupakan urusan pemerintahan yang dibagi antara pemerintah pusat dan
daerah provinsi dan daerah kabupaten/kota. Dan urusan pemerintahan umum adalah urusan
pemerintahan yang menjadi kewenangan presiden sebagai kepala pemerintahan seperti pembinaan
wawasan kebangsaan, pembinaan persatuan dan kesatuan bangsa, serta penanganan konflik.
Untuk kedua urusan pemerintahan terakhir, yakni urusan pemerintah konkuren dan urusan pemerintah
umum dilaksanakan oleh pemerintah daerah atau diberikan kewenangan oleh pemerintah pusat
kepada pemerintah daerah. Dan untuk urusan pemerintahan absolut dijalankan oleh pemerintah pusat
namun dalam penyelenggaraan urusan tersebut pemerintah pusat dapat melaksanakan sendiri atau
pun melimpahkan wewenang kepada instansi vertikal yang ada di daerah atau gubernur sebagai wakil
pemerintah pusat berdasarkan asas dekonsentrasi.

10
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Dibentuknya pemerintah pada awalnya adalah untuk melindungi sistem ketertiban di masyarakat
sehingga seluruh masyarakat dapat menjalankan aktivitas kehidupan dengan tenang dan lancar.
Dinamika di masyarakat memperluas fungsi dan peran pemerintahan tidak hanya sebatas pelindung
melainkan pelayan masyarakat. Rakyat tidak lagi harus melayani pemerintah seperti zaman kerajaan
ataupun penjajahan namun justru pemerintah yang seharusnya melayani, mengayomi, dan
mengembangkan serta meningkatkan taraf hidup masyarakatnya sesuai tujuan negaranya.
Fungsi utama pemerintah adalah memberikan pelayanan terbaik untuk memenuhi kebutuhan
masyarakat di semua sektor. Masyarakat tak akan dapat berdiri sendiri memenuhi kebutuhan tanpa
adanya pemerintah yang memberikan pelayanan. Ini merupakan fungsi yang bersifat umum dan
dilakukan oleh seluruh negara di dunia.
Pemerintah memiliki fungsi pengaturan (Regulating) untuk mengatur seluruh sektor dengan kebijakan-
kebijakan dalam bentuk undang-undang, peraturan pemerintah, dan peraturan lainnya. Maksud dari
fungsi ini adalah agar stabilitas negara terjaga, dan pertumbuhan negara sesuai yang diinginkan

11
DAFTAR PUSTAKA

Gadjong, Agussalim Andi. 2007. Pemerintahan Daerah; Kajian Politik dan Hukum. Bogor:
Ghalia Indonesia.

Jimnung, Martin. 2005. Politik Lokal dan Pemerintah Daerah dalam Perspektif Otonomi
Daerah. Yogyakarta: Pustaka Nusatama.

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. 2016. Pendidikan Pancasila dan


Kewarganegaraan. Jakarta: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.

Nuryadi, Heri M.S. Faridy. 2010. Pendidikan Kewarganegaraan: Wawasan Kebangsaan.


Jakarta: BSNP-BSE.

Pasha, Musthafa Kamal. (2002). Pendidikan Kewarganegaraan (Civic Education). Yogyakarta:


Citra Karsa mandiri.

Rahardiansyah, Trubus. 2012. Sistem Pemerintahan Indonesia. Jakarta: Universitas Trisakti.

Rasyid, Ryaas. 2002. Otonomi Daerah dalam Negara Kesatuan. Yogyakarta: BPFE.

Riyanto, Astim. 2006. Negara Kesatuan; Konsep, Asas, dan Aplikasinya. Bandung: Yapemdo.

Wuryan, Sri dan Syaifullah. 2006. Ilmu Kewarganegaraan. Bandung: Laboratorium Pendidikan


Kewarganegaraan Universitas Pendidikan Indonesia.

Tolib. 2006. Pendidikan Kewarganegaraan untuk SMA/MA/SMK. Jakarta: Studia Press.

12

Anda mungkin juga menyukai