Anda di halaman 1dari 7

Universitas Pamulang S1 Akuntansi

PERTEMUAN 11

BIAYA PRODUKSI JANGKA PANJANG

A. Capaian Pembelajaran
TIU:
Setelah selesai mengikuti materi pada pertemuan ini, mahasiswa mampu:
• Mahasiswa mampu memahami konsep biaya produksi jangka panjang
• Mahasiswa mampu memahami cara meminimumkan biaya produksi jangka
panjang
• Skala ekonomi dan tidak ekonomi
TIK :
Setelah selesai mengikuti materi pada pertemuan ini, mahasiswa dapat secara tepat
dalam menjelaskan konsep biaya produksi jangka panjang dan kurva biaya jangka
panjang.

B. Uraian Materi
1. Pendahuluan
Setelah pada sesi 10 kita mencoba memahami biaya produksi jangka pendek,
maka pada sesi 11 pokok bahasan kita berlanjut pada biaya produksi jangka panjang.
Dalam jangka panjang perusahaan dapat mengubah semua input yang akan digunakan
dalam produksi. Oleh karena itu dalam jangka panjang semua input adalah bersifat
variabel. Hal tersebut menunjukkan bahwa perusahaan tidak saja dapat menambah
tenaga kerja tetapi juga modal baik dalam bentuk gedung, pabrik, mesin maupun
peralatan lainnya. Jadi secara khusus perusahaan dalam jangka panjang harus
memutuskan jumlah pabrik, gedung, peralatannya, serta jumlah tanaga kerja yang
dibutuhkan dalam operasinya (Kennedy, 2017).

1.1. Biaya Produksi Dalam Jangka Panjang

Menurut Rusmijati (2017) dalam jangka panjang semua input adalah variabel.
Oleh karenanya tidak ada Total Fixed Cost (TFC) dan Average Fixed Cost (AFC).
Sedangkan jangka panjang ini sebenarnya merupakan rentetan dari keadaan-keadaan
jangka pendek yang memungkinkan firm itu bergerak. Hal ini juga diperkuat oleh
pandangan yang dikemukakan oleh Rahayu dan Utami (2015) Dalam rangka perubahan
dapat menambah semua factor produksi atau input yang akan digunakannya. Oleh
karena itu, biaya produksi tidak perlu lagi dibedakan antara biaya tetap dan biaya
berubah. Di dalam jangka panjang tidak ada biaya tetap, semua jenis biaya yang
Economics 1
Universitas Pamulang S1 Akuntansi

dikeluarkan merupaka biaya berubah. Hal ini dapat dimakumi karena pengambilan
keputusan pada perusahaan tentunya harus berupaya untuk memilih metode produksi
yang menghasilkan output dengan biaya produksi terendah dari sekian banyak metode
produksi yang tersedia. Oleh karena itu keputusan perencanaan jangka panjang menjadi
sangat penting. Sebuah perusahaan yang memutuskan untuk membangun sebuah
pabrik semen baru misalnya, dan membeli mesin dan peralatannya akan memilih sekian
banyak alternatif. Tetapi ketika gedung, pabrik serta mesin dan peralatan sudah
terpasang, maka investasi tersebut akan tetap dalam jangka waktu yang lama. Selain itu
apabila perusahaan membuat pilihan yang salah, maka kelangsungan hidup perusahaan
akan terganggu. Sebaliknya apabila ia dengan jitu mengambil keputusan, maka
kemungkinan akan memberi imbalan keuntungan yang besar kepada pemilik perusahaan
dalam jangka panjang.

Menurut Akhmad (2014) keputusan jangka panjang mengandung risiko yang


cukup tinggi, hal ini disebabkan oleh suatu kondisi dimana perusahaan harus
mengantisipasi metode produksi yang efisien, tidak hanya untuk saat ini tetapi juga untuk
beberapa tahun ke depan, di mana biaya bahan baku dan tenaga kerja dapat berubah.
Selain itu keputusan jangka panjang juga relative lebih sulit karena harus memutuskan
berapa besar output yang harus dihasilkan. Berdasarkan hal tersebut, maka diperlukan
beberapa dasar penentuan yang turut menentukan kapasitas produksi yakni tingkat
produksi yang ingin dicapai dan sifat dari pilihan kapasitas pabrik yang tersedia.

Dalam menggambarkan kurva biaya jangka panjang pada dasarnya lebih mudah
dibanding dengan kurva biaya jangka pendek. Pada kurva biaya jangka pendek, biaya
dibedakan ke dalam biaya tetap, biaya variabel dan biaya total, namun dalam jangka
panjang karena semua input adalah variabel, maka kurva biaya total hanya satu biaya
total jangka panjang (long run total cost ; LRTC). Dan kurva biaya rata-rata hanya satu
yaitu kurva biaya rata-rata jangka panjang (long run average cost, LRAC).

Kurva LRAC dapat didefinisikan sebagi kurva yang menunjukkan biaya rata-rata
yang paling minimum untuk berbagai tingkat produksi apabila perusahaan dapat selalu
mengubah kapasitas memproduksinya. Kurva LRAC bukanlah dibentuk berdasarkan
kepada kurva tunggal SAC saja, tetapi berdasarkan kepada kurva SAC yang tidak
terhingga banyaknya. Kurva LRAC tersebut merupakan kurva yang menyinggung
berbagai kurva AC jangka pendek. Titik persinggungan tersebut merupakan biaya
produksi yang paling optimum / minimum untuk berbagai tingkat produksi yang akan
dicapai pengusaha di dalam jangka panjang (Rahayu dan Utami, 2015).

Economics 2
Universitas Pamulang S1 Akuntansi

Untuk mempermudah pemahaman akan narasi yang disampaikan di atas, maka


dibuat contoh kasus dengan asumsi sebuah produsen memiliki empat kemungkinan
produksi , Sehingga keadaan ini dapat digambarkan pada tabel 11.1berikut :

Tabel 11.1

Sumber : Rusmijanti, (2017)

Dari tabel di atas dapat dibuat diagram SAC dan LAC dalam satu gambar 11.1 sebagai
berikut :

Gambar 11.1

Dari gambar di atas dapat diberikan penjelasan sebagai berikut :


1. Apabila perusahaan berproduksi sampai dua unit saja maka lebih efisien apabila
menggunakan skala produksi I. Sebab apabila dia menggunakan skala produksi II justru
beaya tiap unitnya akan lebih tinggi.
2. Bila akan berproduksi sampai empat unit maka akan lebih efisien bila menggunakan
skala II yaitu pada titik B.
3. Selanjutnya bila ingin berproduksi sampai pada unit yang ke delapan maka akan lebih
efisien bila menggunakan skala ketiga dengan beaya rata-rata per unit ditunjukkan oleh
titik C.

Economics 3
Universitas Pamulang S1 Akuntansi

4. Namun bila akan berproduksi sampai pad unit yang ke 12 akan lebih efisien bila
menggunakan skala produksi 4.
Long Run Average Cost merupakan kurve amplop (envelope curve) dari pada
SAC yang berbentuk huruf U. Di dalam jangka panjang AC menurun dan sesudah titik
tertentu akan menaik kembali. AC yang menurun ini disebabkan karena adanya
economies of scala yaitu apabila outputnya ditambah maka AC akan menurun. Skala
yang besar lebih efisien dari pada skala yang kecil, semakin diperbesar skala
perusahaan akan semakin efisien (Rusmijanti, 2017). Hal ini juga senada dengan
pendapat Akhmad, 2014 Kurva biaya rata-rata jangka panjang adalah amplop dari kurva
biaya rata-rata jangka pendek sebuah perusahaan dan sekaligus menunjukkan bahwa
ada atau tidak skala pengembalian. Ketika terdapat sekala pengembalian yang
bertambah pada tahap awal dan selanjutnya terjadi penurunan skala tersebut, kurva
biaya rata-rata jangka 186 panjang berbentuk U dan amplop tersebut mencakup semua
titik biaya minimum dari kurva biaya rata-rata jangka pendek.

Penjelasan di atas juga senada dengan penjelasan yang dikemukakan oleh Kennedy,
(2017) yakni, dalam jangka panjang semua biaya adalah variabel, sehingga :

• LRTC = LRVC

• LRAC = LRTC/Q

• LRMC = ∂LRTC/∂Q

Keterangan : L pada LTC, LVC dan LMC menunjukkan dimensi waktu Kurva biaya rata-
rata jangka panjang dapat dilihat pada Gambar 11.2 berikut ini.

Gambar 11.2

Sumber : (Kennedy, 2017)

Economics 4
Universitas Pamulang S1 Akuntansi

1.2 Skala Ekonomi Dan Tidak Ekonomi

Dengan mencermati penjelasan diatas terutama pada gambar 11.1 , dapat kita
pahami bahwa Kurva LRAC dan AC hampir bersamaan bentuknya, yaitu sama-sama
berbentuk huruf U. bedanya hanya bentuk AC jauh lebih mirip U, sedangkan LRAC lebih
berbentuk kuali. Telah diterangkan sebabnya AC berbentuk huruf U, yaitu sebagai akibat
pengaruh hukum hasil lebih yang semakin berkurang. Skala Ekonomi Skala kegiatan
produksi jangka panjang dikatakan bersifat mencapai skala ekonomi (economics of
scale) apabila pertambahan produksi menyebabkan biaya produksi rata-rata menjadi
semakin rendah. Skala Tidak Ekonomi Kegiatan memproduksi suatu perusahaan
dikatakan mencapai skala tidak ekonomi (diseconomies of scale) apabila pertambahan
produksi menyebabkan biaya produksi rata-rata menjadi semakin tinggi. Wujudnya skala
tidak ekonomi terutama disebabkan oleh organisasi perusahaan yang menjadi sangat
besar sekali sehingga menimbulkan kerumitan di dalam proses pengaturan dan
memimpinya (Rahayu dan Utami, 2015) .

C. Latihan Soal

1. Bentuk U dari kurva biaya rata-rata jangka pendek dan jangka panjang semua
didasarkan oleh operasi hukum hasil yang semakin berkurang. Benar atau
salah? Jelaskan jawaban anda?

2. Jelaskan apa yang anda ketahui mengenai skala ekonomi dan skala tidak
ekonomi!

3. Jelaskan pengertian-pengertian dari :


a. LRAC

b. LRMC

c. LRTC

Economics 5
Universitas Pamulang S1 Akuntansi

D. DAFTAR PUSTAKA

Akhmad, 2014. “Ekonomi Mikro : Teori dan Aplikasi di Dunia Usaha”, Yogyakarta,
Andi Offset.
Boediono, Teori Ekonomi Mikro, BPFE, Yogyakarta, 2006, hlm. 63,
Hanani, Nuhfill, Rosihan Asmara, dan Fahriyah., 2011 “Ekonomi Mikro”, Malang.
Fakultas Pertanian , Universitas Brawijaya.
Kennedy, P.S.J, 2017. “Modul Ekonomi Mikro Teori Perilaku Produsen”, Jakarta,
Fakultas Ekonomi Universitas Kristen Indonesia
Priyono., Ismail, Zainuddin., 2012. Teori Ekonomi. Dharma Ilmu, Surabaya.
Rahayu, Sri dan Dinarossi Utami, 2015. “Buku Ajar Teori Ekonomi Mikro”,
Palembang, Universitas Muhammadiyah Palembang.
Rusmijanti, 2017. “Teori Ekonomi Mikro I”, Graha Cendikia, Yogyakarta.
Sadono Sukirno, Pengantar Teori Mikroekonomi, Raja Grafindo, Jakarta, 2002
Zahira, V, Mutia dan Cep, J, Anwar, 2020. “Mikroekonomi, Sebuah Pengantar”,
Media Sains Indonesia, Bandung.

Economics 6
Universitas Pamulang S1 Akuntansi

Economics 7

Anda mungkin juga menyukai