Anda di halaman 1dari 28

MAKALAH FARMAKOLOGI

DASAR

DOSEN PENGAMPU MATA KULIAH

SAMSUL RAHMAT, S.FARM,Apt.,M.Farm

DISUSUN OLEH KELOMPOK 1 :

1. Geger Restu Fatmawati


2. Hotama Kalfin
3. Hendriawan
4. Jesika mianda
5. Tria zulhijjah
6. Abdul hafiz
7. Fitri Qastari
8. Linda Astuti Kuratul aini
9. Baiq Yona Aprilia Saputri

PRODI S1 FARMASI

FAKULTAS KESEHATAN

UNIVERSITAS QOMARUL HUDA BADARUDDIN BAGU

2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan atas kehadiran Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan
rahmat, taufik dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah yang menjadi
tugas kami dalam mata kuliah farmakologi dasar dengan tepat waktu.

Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Kimia Analisis II yakni ibu Meiylinda
Pomeistia, M.Pd yang selalu memberi semangat dalam menimba ilmu yang
dimilikinya.Penulis menyadari makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu,
kritik dan saran yang membangun akan penulis terima demi kesempurnaan makalah ini.
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ........................................................................................................................... 2


BAB I ...................................................................................................................................................... 4
PENDAHULUAN ................................................................................................................................. 4
A. Latar Belakang .......................................................................................................................... 4
B. Rumusan Masalah ........................................................................................................................ 6
C. Tujuan .......................................................................................................................................... 6
BAB II PEMBAHASAN ....................................................................................................................... 7
1. ANTASIDA ................................................................................................................................ 7
A. PENGERTIAN ANTASIDA ................................................................................................ 7
B. FARMAKOKINETIK ANTASIDA .................................................................................... 8
C. FARMAKOLOGI ANTASIDA ........................................................................................... 9
2. H2 BLOKER ........................................................................................................................... 11
A. PENGERTIAN H2 BLOKER ................................................................................................ 11
A. FARMAKOKINETIK H2 BLOKER ................................................................................ 12
B. FARMAKOLOGI H2 BLOKER ....................................................................................... 13
B. PUMPA PROTON INHIBITOR ( PPI ) ............................................................................... 16
A. PENGERTIAAN ................................................................................................................. 16
B. FARMAKOKINETIK PPI................................................................................................. 18
C. FARMAKOLOGI PPI........................................................................................................ 19
5. ANALAG PROSTAGLADIN ................................................................................................ 22
A. PENGERTIAAN ................................................................................................................. 22
A. FARMAKOKINETIK ........................................................................................................ 22
B. FARMAKOLIGI OBAT .................................................................................................... 23
5. OBAT SUKRALFATE ........................................................................................................... 24
A. PENGERTIAN .................................................................................................................... 24
B. FARMAKOKINETIK ........................................................................................................ 24
C. FARMAKOLOGI OBAT ................................................................................................... 24
BAB III PENUTUP ............................................................................................................................. 27
KESIMPULAN ............................................................................................................................... 27
SARAN ............................................................................................................................................. 27
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................................................... 28
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Halodoc memiliki fitur yang memudahkan akses kesehatan. Salah satunya memudahkan
orang membeli obat saat sakit tanpa harus ke luar rumah, seperti obat batuk, flu, demam, maag,
diare, alergi, sakit mata, sakit kulit, nyeri otot dan sendi, asma, diabetes, hipertensi, hingga
penyakit jantung. Bahkan, kamu dapat membeli kebutuhan kesehatan lainnya di bagian
Vitamin, First Aid, Wanita, Kontrasepsi, Health Supplement, Consumer Goods, Ibu dan Anak,
Medical Device, Stamina, Antibiotik, Herbal, Dietary, Antiseptik, dan lain - lain.

Jika kamu ragu mengenai obat yang ingin dibeli, tanya dokter Halodoc di fitur Contact Doctor.
Bicarakan keluhan kesehatan yang kamu alami dan jangan ragu bertanya mengenai cara
penanganan yang tepat. Sebab bila dibutuhkan, dokter akan memberikan resep obat yang dapat
dibeli langsung di fitur Pharmacy Delivery pada aplikasi Halodoc

Ada dua jenis diskusi yang dapat dilakukan oleh pengguna Halodoc. Pertama, diskusi yang
bersifat emergensi. Sebagian besar kasus ini dapat diselesaikan dengan anamnesa atau tindakan
medis digital. Misalnya pada kasus kulit merah dan mata bengkak, dokter akan melihat kondisi
lewat gambar yang dikirim atau video call untuk mengetahui gejala penyakit yang dialami.
Jenis diskusi yang kedua adalah tindak lanjut (follow up) setelah diskusi pertama. Bali,
Balikpapan, Banda Aceh, Bandar Lampung, Bandung, Banjarmasin, Banyuwangi, Batam,
Belitung, Bukittinggi, Cilacap, Cirebon, Garut, Gresik, Jakarta, Jambi, Jember, Jombang,
Karawang, Kediri, Madiun, Madura, Magelang, Makassar, Malang, Manado, Mataram,
Medan, Mojokerto, Padang, Palembang, Pasuruan, Pekalongan, Pekanbaru, Pematang Siantar,
Pontianak, Probolinggo, Purwakarta, Purwokerto, Salatiga, Samarinda, Semarang, Serang,
Sidoarjo, Solo, Sukabumi, Sumedang, Surabaya, Tasikmalaya, Tegal, dan Yogyakarta.

Obat adalah zat apa pun yang menyebabkan perubahan fisiologi atau psikologi organisme saat
dikonsumsi.[3][4] Obat-obatan biasanya dibedakan dari makanan dan zat yang menyediakan
nutrisi. Konsumsi obat dapat dilakukan melalui inhalasi, injeksi, merokok, ingesti, absorpsi
melalui kulit, atau disolusi di bawah lidah.
Dalam farmakologi, obat adalah zat kimia, biasanya struktur kimianya diketahui, yang ketika
diberikan pada organisme hidup akan menghasilkan efek biologis.[5] Obat farmasi, juga disebut
medikasi atau obat dalam pemahaman masyarakat umum, adalah zat kimia yang digunakan
untuk mengobati, menyembuhkan, mencegah, atau mendiagnosis suatu penyakit atau untuk
meningkatkan kesejahteraan.[3] Secara tradisional, obat-obatan diperoleh melalui ekstraksi
tumbuhan obat, tetapi baru-baru ini juga melalui sintesis organik.[6]Obat-obatan farmasi dapat
digunakan dalam jangka waktu terbatas, atau secara teratur untuk gangguan kronis.[7]

Obat-obatan farmasi (medikasi) sering dibagi menjadi beberapa kelompok; pengelompokan


obat dilakukan berdasarkan struktur kimia yang serupa, mekanisme aksi yang sama (mengikat
pada target biologis yang sama), mode aksi terkait, dan yang digunakan untuk mengobati
penyakit yang sama.[8][9] Sistem Klasifikasi Kimiawi Terapeutik Anatomis (ATC) merupakan
sistem klasifikasi obat yang paling banyak digunakan, yang memberikan masing-masing obat
kode ATC yang unik, berupa kode alfanumerik yang menempatkan obat tersebut ke kelompok
obat tertentu dalam sistem ATC. Sistem klasifikasi utama lainnya adalah Sistem Klasifikasi
Biofarmasi. Sistem ini mengelompokkan obat berdasarkan sifat kelarutan dan permeabilitasnya
atau daya serapnya.[10]

Obat psikoaktif adalah zat kimia yang memengaruhi fungsi sistem saraf pusat, mengubah
persepsi, suasana hati, atau kesadaran.[11] Obat-obatan ini dibagi menjadi beberapa kelompok
berbeda seperti: stimulan, depresan, antidepresan, ansiolitik, antipsikotik, dan halusinogen.
Obat-obatan psikoaktif ini telah terbukti bermanfaat dalam mengobati berbagai kondisi medis
termasuk gangguan mental di seluruh dunia. Obat-obatan yang paling banyak digunakan di
dunia di antaranya kafein, nikotin, dan alkohol,[12] yang juga dianggap sebagai obat rekreasi,
karena mereka digunakan untuk kesenangan dibandingkan untuk tujuan pengobatan.[13]
Penyalahgunaan beberapa obat psikoaktif dapat menyebabkan ketergantungan psikologis atau
fisik.[14] Perlu dicatat bahwa semua obat dapat memiliki efek samping.[15] Penggunaan stimulan
yang berlebihan dapat meningkatkan psikosis stimulan. Banyak obat rekreasional berstatus
ilegal dan perjanjian internasional seperti Konvensi Tunggal tentang Narkotika dibuat untuk
melarangnya. Di Amerika Serikat, seorang medis profesional dapat memperoleh obat dari
perusahaan farmasi atau apotek (yang membeli obat dari perusahaan farmasi). Apotek dapat
juga menyediakan obat secara langsung kepada pasien bila obat tersebut dapat dengan aman
digunakan sendiri, atau diberi kuasa dengan resep yang ditulis oleh dokter.
Kebanyakan obat mahal harganya untuk dibeli pasien ketika pertama kali dipasarkan, namun
asuransi kesehatan dapat dipakai untuk meringankan biaya. Ketika paten untuk suatu obat
berakhir, obat generik dibuat dan diedarkan oleh perusahaan lain. Obat yang tidak
membutuhkan resep dari dokter dikenal dengan nama obat OTC (bahasa Inggris: Over the
Counter, yang berarti di kasir) dapat dijual di toko biasa.

B. Rumusan Masalah

1. Apa yg dimaksud dengan antasida dan bagaimana farmakokinetiknya beserta


farmakologinya ?
2. Apa yg dimaksud dengan H2 blocker dan bagaimana farmakokinetiknya beserta
farmakologinya?
3. Apa yg dimaksud dengan pumpa proton inhibitor dan bagaimana
farmakokinetiknya beserta farmakologinya?
4. Bagaimana definisi dari analag prostaglandin dan bagaimana farmakokinetiknya
beserta farmakologinya
5. Mampu memahai definisi obat sukralate dan mengetahui farmakokinetik beserta tau
atau paham farmakologinya

C. Tujuan
1. Pembaca di harapkan mampu mengetahui definisi,farmakokinetik dan farmakologi
dari obat antasida
2. Mampu memahami definisi dari obat h2 blocker
3. Mahasiswa di harapakan mengetahui definisidari obat pumpa proton inhibitor
paham akan farmakokinetic dan farmakologinya
4. Paham akan definisi prostaglandin yang termasuk didalamnya farmakokinetik dan
farmakologinya
5. Mampu memahami definisi sukralate dan paham akan farmakokinetik beserta
farmakologinya
BAB II PEMBAHASAN

1. ANTASIDA

A. PENGERTIAN ANTASIDA

Antasida (antacid) adalah obat untuk meredakan gejala akibat sakit maag atau penyakit asam
lambung. Antasida tersedia dalam bentuk tablet kunyah dan cairan suspensi yang umumnya
bisa dibeli bebas tanpa resep dokter.Antasida bekerja dengan cara menetralisir asam lambung.
Obat ini hanya bekerja saat kadar asam lambung meningkat. Dengan begitu, keluhan akibat
naiknya asam lambung, seperti nyeri ulu hati, rasa panas di dada, mual, muntah, atau perut
kembung akan mereda. Obat antasida adalah obat yang menetralkan asam lambung
sehingga berguna untuk menghilangkan nyeri tukak peptik. Antasida tidak mengurangi
volue HCl yang dikeluarkan lambung, tetapi peninggian pH akan menurunkan
aktivitas pepsin. Beberapa antasida, misalnya aluminium hidroksida, diduga
menghambat pepsin secara langsung. Kapasitas menetralkan asam dari berbagai
antasida pada dosis terapi bevariasi, tetapi umunya PH lambung tidak sampai di
atas 4, yaitu keadaan yang jelas menurunkan aktivitas pepsin, kecuali bila
pemberiannya sering dan terus menerus. Mula kerja antasida sangat bergantung
pada kelarutan dan kecepatan netralisasi asam, sedangkan kecepatan pengosongan
lambung sangat menentukan masa kerjanya (Sulistia Gan Gunawan, Rianto
Setiabudy, Nafrialdi, & Instiaty, 2016). Antasida dapat bekerja cepat dalam hitungan menit
setelah diminum. Perlu diketahui bahwa obat ini hanya digunakan untuk meredakan keluhan
atau gejala dan tidak untuk menyembuhkan penyakit.Obat antasida dapat digunakan sebagai
obat tunggal atau dikombinasikan dengan obat lain untuk meredakan gejala sakit maag,
penyakit asam lambung, atau gastritis. Berikut ini adalah beberapa obat yang termasuk ke
dalam golongan antasida. Antasida merupakan obat maag yang umum digunakan oleh
masyarakat serta dapat dibeli bebas tanpa resep dokter. Dapat digunakan untuk meredakan
asam lambung yang meningkat dengan cara menetralkan asam lambung. Pemberian obat
antasida yakni sebanyak 3x sehari dan bisa diberikan 1– 2 tablet. Konsumsi obat 30 menit – 1
jam sebelum makan atau dalam keadaan perut kosong ya, Sobat Sehat.Antasida
menyembuhkan sakit maag dengan mengatasi asam berlebih di dalam lambung. Penetral asam,
seperti bahan-bahan yang terkandung dalam Mylanta, bekerja menurunkan asam lambung
dalam hitungan detik. Juga dengan benefit lain nya seperti menyamankan rasa tidak enak di
tenggorokan saat Anda meminumnya, dengan bekerja menurunkan asam lambung dalam
hitungan detik, antasida ini meredakan nyeri dengan cepat.

B. FARMAKOKINETIK ANTASIDA

Farmakokinetik adalah nasib obat dalam tubuh atau efek tubuh terhadap
obat. Farmakokinetika mempelajari perubahan-perubahan konsentrasi dari obat
dan metabolitnya di dalam darah dan jaringan sebagai fungsi dari waktu.
Farmakokinetik terdiri dari 4 proses, yaitu proses absorpsi, distribusi,
metabolisme dan ekskresi. Farmakokinetik antasida bergantung pada kandungan obatnya.
Absorpsi antasida dapat ditingkatkan oleh makanan. Antasida diekskresi baik melalui urin
maupun melalui feses.

1. Absorpsi

Tiap kandungan obat Antasida berbeda daya absorpsi. Untuk kandungan Magnesium
hitungannya adalah secara inversi proporsional terhadap dosis, yaitu 50% dengan diet yang
terkontrol, dibandingkan dengan 15─30% pada pemberian dosis tinggi.

Untuk kandungan Kalsium bioavailabilitas adalah 25─35%. Makanan akan meningkatkan


absorpsi obat 10─30%. Onset kerja obat tergantung pada lamanya pengosongan lambung.
Waktu puncak obat dalam plasma adalah 20─60 menit dalam keadaan puasa. Apabila obat
dikonsumsi satu jam setelah makan, maka kadar puncak dicapai hingga 3 jam kemudian.

2. Distribusi

Tiap kandungan obat Antasida berbeda distribusi obat. Untuk kandungan Magnesium dapat
ditemukan sekitar 50─60% pada tulang. Sekitar 1─2% didistribusikan ke dalam cairan
ekstraseluler. Obat berikatan dengan protein, 30% dengan albumin. Untuk kandungan
Kalsium, obat berikatan dengan protein sebanyak 45%.

3. T1/2

PPI memiliki t1/2 yang pendek namun memberikan efekprolonged bisa 2 sampai 3 hari.
Karena pasien memiliki gangguan eliminasi obat maka harus dipertimbangkan terkait dosis
yang diberikan karena akan berdampak pada t1/2 yang panjang sehingga dapat menyebabkan
akumulasi metabolit dan menyebabkan toksisitas
4. Eliminasi / EKRESI

Renal clearance pada obat Antasida yang mengandung kalsium adalah 50─300 mg per hari.
Obat Antasida yang dapat diabsorpsi, akan diekskresikan ke urine. Sedangkan obat Antasida
yang tidak dapat diabsorpsi, akan diekskresikan ke feses.[1,2,19]

5. Metabolisme

Bentuk asam aktif bebas akan masuk ke dalam sirkulasi sistemik untuk kemudian dilakukan
proses metabolisme oleh hati menjadi metabolit 1,2-dinor dan 1,2,3,4-tetranor melalui
oksidasi asam lemak beta.[3,5]

C. FARMAKOLOGI ANTASIDA

1. INDIKASI

Indikasi antasida yang utama adalah pada kasus gastroesophageal refluks disease (GERD).
Penggunaan antasida diutamakan pada kasus GERD intermiten dengan gejala heartburn.Selain
itu, antasida juga digunakan sebagai tambahan terapi untuk meringankan nyeri ulu hati pada
kasus ulkus peptikum, ulkus duodenum, gastritis, gastroduodenitis, gastropati yang disebabkan
oleh obat-obat non steroid anti inflammation drugs (NSAIDs), sindrom dispepsia, dyskinesia
empedu, kolesistitis, serta pencegahan stress ulcer.[2,12,11,15,16]

2. DOSIS ANTASIDA

Baca aturan pakai yang tertera pada kemasan saat akan mengonsumsi antasida. Salah satu
produk antasida yang mengandung 200 mg aluminium hidroksida dan 200 mg magnesium
hidroksida dengan sediaan tablet kunyah bisa dikonsumsi 1–2 tablet, 3–4 kali sehari. Untuk
produk antasida yang mengandung 500 mg natrium bicarbonat dosisnya adalah 1-2 tablet, 4–
6 kali sehari, maksimal 10 tablet.Untuk obat antasida yang berbentuk suspensi, bisa
dikonsumsi 1–2 sendok takar, 3–4 kali sehari. Jika Anda ragu, diskusikan dengan dokter untuk
mendapatkan dosis dan lama pengobatan yang sesuai dengan kondisi Anda.
Dosis Dewasa

Cairan suspensi antasida yang berisi kombinasi aluminium hidroksida, 200 mg dan magnesium
hidroksida 200 mg dikonsumsi berkisar 10─20 mL. Dapat diminum empat kali sehari, 20
menit-1 jam setelah makan, dan saat sebelum tidur. Maksimal pemberian 80mL dalam sehari.

Sediaan tablet dengan komposisi yang sama dikonsumsi sebanyak 1─2 tablet, tiga hingga
empat kali per hari. Tablet hendaknya dikunyah terlebih dahulu sebelum ditelan agar terlarut
baik.[1,11,12]

Dosis Pediatrik

Pada pasien pediatrik, antasida dengan kandungan magnesium dapat digunakan untuk
mengatasi dispepsia. Pada usia 12 hingga 18 tahun, dosis dapat disamakan dengan dosis
dewasa.Antasida dengan kandungan aluminium pada pediatrik dapat digunakan untuk
mengatasi ulkus peptikum. Untuk anak berusia 1 bulan hingga 1 tahun sebanyak 1─2
mL/kgBB/dosis diberikan 1─3 jam setelah makan dan saat malam sebelum anak tidur.Pada
usia 1─12 tahun diberikan sebanyak 5─15 mL oral, tiap 3─6 jam, atau 1─3 jam setelah makan
dan malam sebelum tidur.

3. EFEK SAMPING ANTASIDA

Efek samping antasida yang dapat muncul meliputi konstipasi, diare, mual, muntah dan
anoreksia. Efek samping terjadi terutama pada penggunaan obat dalam jangka waktu lama dan
tidak terkontrol. Efek samping antasida yang muncul juga dapat berbeda tergantung oleh
kandungannya. Efek samping antasida dapat berupa sindrom rebound, konstipasi, diare, dan
metabolik alkalosis.

4. KONTRA INDIKASI

Kontraindikasi dan peringatan antasida terutama pada pasien dengan riwayat hipersensitivitas
pada kandungan antasida. Pasien dengan gagal ginjal berat tidak disarankan mengonsumsi
antasida yang mengandung natrium karena dapat mempengaruhi tekanan darah. Kontraindikasi
terutama diberikan pada pasien dengan riwayat hipersensitivitas pada kandungan antasida.
Selain itu. pasien yang menderita gagal ginjal berat tidak disarankan mengkonsumsi antasida
yang mengandung kadar natrium yang tinggi karena dapat mempengaruhi tekanan darah.

5. RUTE PEMBERIAN

Konsumsi antasida tablet kunyah dengan cara mengunyah tablet sebelum ditelan, dan minum
air putih setelahnya. Untuk antasida suspensi, kocok botol obat sebelum digunakan. Gunakan
sendok takar yang tersedia dalam kemasan.Antasida bentuk tablet kunyah atau suspensi
dikonsumsi ketika gejala muncul atau terasa akan muncul. Antasida bia dikonsumsi saat atau
segera setelah makan.Bila Anda lupa mengonsumsinya, disarankan untuk segera
mengonsumsinya jika jeda dengan jadwal berikutnya belum terlalu dekat. Jika sudah dekat,
abaikan dan jangan menggandakan dosis.Jika Anda sedang mengonsumsi obat-obat tertentu
secara rutin, berikan jarak sekitar 2–4 jam setelah menggunakan antasida. Jika Anda juga
sedang mengonsumsi sukralfat, hindari mengonsumsi antasida 30 menit sebelum atau sesudah
mengonsumsi sukralfat. Simpan antasida di ruangan dengan suhu kamar.

2. H2 BLOKER

A. PENGERTIAN H2 BLOKER

Antagonis H2 atau histamine 2 blocker adalah kelompok obat yang digunakan untuk
meredakan gejala penyakit asam lambung atau gastroesophageal reflux disease (GERD).
Selain itu, obat-obat yang termasuk ke dalam golongan antagonis H2 juga dapat digunakan
dalam pengobatan sakit maag, tukak lambung, ulkus duodenum, atau sindrom Zollinger-
Ellison. Normalnya, lambung akan memproduksi asam lambung untuk membantu proses
pencernaan makanan, sekaligus membunuh bakteri yang masuk bersama makanan. Namun,
pada beberapa kondisi, lapisan pelindung lambung dan usus rusak sehingga asam lambung
mengiritasi hingga melukai saluran pencernaan.Selain itu, adanya gangguan pada otot yang
membatasi lambung dan kerongkongan juga bisa menyebabkan naiknya asam lambung ke atas
dan menyebabkan terjadinya GERD. Antagonis H2 akan mengurangi produksi asam lambung
dengan menghambat kerja reseptor histamine 2 yang ada di dinding lambung.Dengan
berkurangnya produksi asam lambung, maka keluhan bisa mereda. Cara kerja ini juga akan
membantu penyembuhan luka yang ada di lapisan lambung dan usus halus akibat iritasi asam
lambung. Obat golongan H2 blocker juga merupakan salah satu pilihan dalam mengatasi asam
lambung. Obat ini bekerja dengan cara menghambat sel di dinding lambung untuk
menghasilkan asam lambung secara berlebih.Dengan demikian, kadar asam lambung akan
menurun dan gejala seperti nyeri ulu hati, begah, dan kembung pun berkurang. Karena
mekanisme kerjanya tersebut, H2 blocker juga kerap dijadikan obat tambahan untuk mengatasi
tukak (luka) lambung atau usus.Sama halnya dengan antasida, H2 blocker juga disukai karena
efeknya yang cepat. Dalam 30-90 menit setelah diminum, obat ini dapat langsung meringankan
gejala dan dapat bertahan hingga 12 jam. Oleh karena itu, obat ini dikonsumsi dua kali sehari,
pagi dan malam.

A. FARMAKOKINETIK H2 BLOKER

1. Absorpsi

Latanoprost diabsorpsi secara cepat di kornea sebagai prodrug isopropil ester dan kemudian
diaktivasi melalui proses hidrolisis. Sebagian kecil obat diabsorpsi secara sistemik.Konsentrasi
maksimal latanoprost dalam sirkulasi sistemik tercapai dalam 5 menit dengan kadar 53 pg/ml.
Sementara itu, konsentrasi maksimal dalam mata tercapai dalam waktu 2 jam dengan kadar
berkisar antara 15-30 ng/ml.[3]

2. Distribusi

Volume distribusi latanoprost adalah 0,16 ± 0,02 L/kg. Bentuk asam aktif dari latanoprost dapat
dideteksi dalam humor akuous setelah 4 jam, sedangkan pada plasma dapat dideteksi setelah 1
jam pemberian oftalmik.[3]

3. Metabolisme

Bentuk asam aktif bebas akan masuk ke dalam sirkulasi sistemik untuk kemudian dilakukan
proses metabolisme oleh hati menjadi metabolit 1,2-dinor dan 1,2,3,4-tetranor melalui oksidasi
asam lemak beta.[3,5]
4. Eliminasi

Eliminasi latanoprost dari plasma darah memiliki waktu paruh 17 menit setelah administrasi
dengan pembersihan sistemik memiliki kecepatan 7 ml/menit/kg. Sisa metabolit tersebut akan
dieliminasi melalui ginjal dalam bentuk urine

B. FARMAKOLOGI H2 BLOKER

1. INDIKASI H2 BLOKER

Antagonis H2 digunakan dalam pengobatan kondisi berikut: Penyakit tukak lambung – mereka
digunakan untuk mengobati dan mencegah tukak; faktor penyebab termasuk penggunaan
NSAID dan ulkus duodenum.Dispepsia Penyakit gastroesophageal reflux (GERD),Profilaksis
tukak stress,Sindrom Zollinger-Ellison. Sekali lagi, penghambat pompa proton dianggap
sebagai agen lini pertama. Meskipun demikian, antagonis H2 tetap merupakan alternatif klinis
yang penting.

2. DOSIS H2 BLOKER

Dewasa: 300 mg sebelum tidur atau dibagi menjadi 2 dosis terpisah, selama 4–8 minggu. Dosis
pemeliharaan 150 mg sebelum tidur.

Kondisi: Sakit maag

Dewasa: 75 mg per hari, dosis dapat diulang jika perlu. Dosis maksimal 150 mg per hari, selama 2
minggu.

Kondisi: Penyakit asam lambung (GERD)

Dewasa: 150–300 mg, 2 kali sehari, selama 12 minggu.

Anak-anak usia ≥12 tahun: 150 mg, 2 kali sehari, selama 8 minggu.
3. EFEK SAMPING H2 BLOCKER

Efek samping antagonis H2 bisa bervariasi tergantung dari jenis obatnya. Namun, secara
umum, ada beberapa efek samping yang bisa terjadi setelah menggunakan obat yang termasuk
ke dalam antagonis H2, yaitu:

• Mulut kering
• Sakit kepala atau pusing
• Diare atau sembelit
• Susah tidur atau justru kantuk

Lakukan pemeriksaan ke dokter jika muncul efek samping di atas. Anda juga harus segera ke
dokter jika muncul reaksi alergi obat atau muncul efek samping yang lebih serius, seperti:

• Gangguan mental dan suasana perasaan, termasuk gelisah, bingung, depresi, atau
muncul halusinasi
• Penyakit infeksi yang bisa ditandai dengan gejala tertentu, berupa demam, sakit
tenggorokan, atau batuk yang tidak kunjung mereda
• Denyut jantung yang cepat, lambat, tidak teratur, atau jantung berdebar
• Lelah yang tidak biasa, mual dan muntah yang terus menerus, sakit perut yang berat,
atau penyakit kuning
• Pusing yang berat, pingsan, atau kejang

4. KONTRA INDIKASI H2 BLOCKER

Interaksi yang dapat terjadi jika cimetidine digunakan bersama obat tertentu adalah:

• Peningkatan risiko terjadinya aritmia yang dapat berakibat fatal (perpanjangan interval
QT pada hasil EKG) jika digunakan bersama dofetilide atau pimozide
• Peningkatan risiko terjadinya perdarahan jika dikonsumsi dengan antikoagulan oral,
seperti warfarin
• Peningkatan kadar dan risiko terjadinya efek samping obat amitriptyline, lidocaine,
nifedipine, diltiazem, glipizide, phenytoin, procainamide, metformin, ciclosporin,
tacrolimus, atau teofilin
• Peningkatan penyerapan dan risiko terjadinya efek samping obat atazanavir
• Bertambahnya penurunan produksi sel darah jika digunakan dengan obat kemoterapi,
seperti fluorouracil atau epirubicin
• Penurunan efektivitas obat itraconazole atau ketoconazole
• Penurunan penyerapan dan efektivitas cimetidine jika digunakan bersamaan atau
kurang dari 2 jam dengan sukralfat

5. RUTE PEMBERIAAN

Ikuti anjuran dokter dan baca informasi yang tertera pada kemasan cimetidine sebelum mulai
mengonsumsinya. Jangan menambah dosis atau menggunakan obat ini melebihi jangka waktu
yang dianjurkan dokter.Cimetidine dapat dikonsumsi pada waktu makan, sebelum tidur, atau
sesuai dengan anjuran dokter. Telan tablet atau kapsul cimetidine dengan air putih.Konsumsi
cimetidine pada jam yang sama tiap harinya agar pengobatan efektif. Bila lupa mengonsumsi
cimetidine, segera konsumsi jika belum mendekati jadwal konsumsi obat berikutnya. Jika
sudah dekat, abaikan dosis yang terlewat dan jangan menggandakan dosis di waktu konsumsi
obat selanjutnya.Tetap lanjutkan pengobatan sesuai waktu yang dianjurkan dokter, meski
gejala sudah membaik. Menghentikan pengobatan terlalu dini dapat menghambat proses
penyembuhan.Jika keluhan Anda belum membaik setelah 2 minggu mengonsumsi cimetidine,
konsultasikan kondisi Anda dengan dokter.Simpan tablet atau kapsul cimetidine dalam wadah
tertutup, di tempat sejuk dan terhindar dari sinar matahari. Jauhkan obat dari jangkauan anak-
anak.
B. PUMPA PROTON INHIBITOR ( PPI )

A. PENGERTIAAN

Proton pump inhibitor (PPI) adalah golongan obat yang bekerja langsung pada sel-sel lambung
untuk menurunkan produksi asam. Ada lima jenis obat yang termasuk dalam golongan ini,
yaitu omeprazol, lansoprazol, rabeprazol, pantoprazol, dan esomeprazol. PPI bekerja dengan
cara menghambat senyawa kimia bernama proton pump. Zat ini merupakan pembuat asam
pada dinding lambung. Namun agar tepat guna, Anda perlu mengenali kondisi-kondisi apa saja
yang membutuhkannya, aturan pakai, serta peringatan sebelum memakainya. Penghambat
pompa proton, yaitu omeprazol, esomeprazol, lansoprazol, pantoprazol, dan rabeprazol
menghambat sekresi asam lambung dengan cara menghambat sistem enzim adenosin
trifosfatase hidrogen-kalium (pompa proton) dari sel parietal lambung. Penghambat pompa
proton efektif untuk pengobatan jangka pendek tukak lambung dan duodenum. Selain itu, juga
digunakan secara kombinasi dengan antibiotika untuk eradikasi H. pylori.Terapi awal jangka
pendek dengan penghambat pompa proton merupakan terapi pilihan pada penyakit refluks
gastroesofagal dengan gejala yang berat; pasien dengan esofagitis erosif, ulseratif atau striktur
yang ditegakkan melalui pemeriksaan endoskopi juga biasanya memerlukan terapi
pemeliharaan dengan penghambat pompa proton.Penghambat pompa proton juga digunakan
untuk mencegah dan mengobati tukak yang menyertai penggunaan AINS. Pada pasien yang
perlu melanjutkan pengobatan dengan AINS setelah tukaknya sembuh, dosis penghambat
pompa proton tidak boleh dikurangi karena dapat memperburuk tukak yang tanpa disertai
gejala.Omeprazol efektif untuk pengobatan sindrom Zollinger-Ellison (termasuk untuk kasus
yang resisten terhadap pengobatan lainnya). Lansoprazol, pantoprazol dan rabeprazol juga
diindikasikan untuk kondisi ini.

Jenis, Merek Dagang, dan Dosis Penghambat Pompa Proton Berikut ini adalah jenis-jenis obat
yang termasuk ke dalam golongan obat penghambat pompa proton:

1. Dexlansoprazole

Merek dagang dexlansoprazole: -Kondisi: Esofagitis erosive Dewasa: 60 mg, 1 kali sehari,
selama 8 minggu. Dosis pemeliharaan 30 mg, 1 kali sehari selama 6 bulan. Anak-anak usia ≥12
tahun: 60 mg, 1 kali sehari selama 8 minggu. Dosis pemeliharaan 30 mg, 1 kali sehari selama
4 bulan.Kondisi: Gastroesophageal reflux disease (GERD) Dewasa: 30 mg, 1 kali sehari selama
4 minggu.

2. Esomeprazole

Merek dagang: Arcolase, Depump, EMP, E-some, Esola, Esomax, Esozid, Esomax,
Esomeprazole Sodium, Esoferr, Exocid, Ezol 20, Lanxium, Nexigas, Nexium Mups,
Simprazol, S-Omevell Untuk mengetahui dosis dan informasi lebih lanjut mengenai obat ini,
silakan buka laman obat esomeprazole.

3. Lansoprazole

Merek dagang: Campraz, Caprazol, Dobrizol, Erphalanz, Inazol, Inhipraz, Laz, Lanpracid,
Lagas, Lanzogra, Ladenum, Lancid, Lansoprazole, Loprezol, Lapraz, Lexid, Prosogan FD,
Prazotec, Sopralan 30, Zolesco Untuk mengetahui dosis dan informasi lebih lanjut mengenai
obat ini, silahkan buka laman obat lansoprazole.

4. Omeprazole

Merek dagang: Gastrofer, Inhipump, Meisec, Ofizol, Omeyus, Omeprazole, Omeprazole


Sodium, Omberzol, OMZ, Esomax, Ozid I.V, Pumpitor, Protop, Redusec, Tamezole, Zolacap,
Zollocid Untuk mengetahui dosis dan informasi lebih lanjut mengenai obat ini, silahkan buka
laman obat omeprazole.

5. Pantoprazole

Merek dagang: Ciprazol, Erprazol, Fastzol, Fiopraz, Ottozol, Pantomet, Pantomex, Pantopump
40, Pantorin, Pantozol 20, Pepzol, Pantera, Panso, Pranza, Panloc, Topazol, Pantoprazole
Sodium, Panvell, Panzomed, Panto-Gas, Pepzol 20, Pumpisel, Ulcan, Vomizole Untuk
mengetahui dosis dan informasi lebih lanjut mengenai obat ini, silahkan buka laman obat
pantoprazole.

6. Rabeprazole

Merek dagang: Barole 10, Barole 20, Pariet Untuk mengetahui dosis dan informasi lebih lanjut
mengenai obat ini, silahkan buka laman obat rabeprazole
B. FARMAKOKINETIK PPI

1. Absorbsi

Absorpsi Lansoprazole terabsorpsi cepat dengan rata-rata konsentrasi puncak plasma 1,7 jam
setelah dosis oral dan relatif lengkap dengan bioavailabilitas absolut 80% lebih. Jika obat diberi
30 menit setelah makan, maka konsentrasi puncak plasma dan AUC menurun sekitar 50%.
Tidak ada pengaruh yang signifikan Jika obat diberi sebelum makan,

2. Distribusi

Distribusi Jumlah Lansoprazole yang terikat plasma protein sekitar 97% dengan konsentrasi
konstan antara 0,05 - 5,0 mg/ml.

3. Metabolism

Metabolisme Lansoprazole dimetabolisme di hati. Dua metabolit teridentifikasi kuantitatif di


plasma, yaitu sulfinil terhidroksilasi dan turunan sulfon dari Lansoprazole, Lansoprazole
diubah menjadi 2 spesies aktif yang dapat menghambat sekresi asam dengan menghambat
H+/K+ ATP-ase pada sel parietal kanalikuli. Akan tetapi spesies ini tidak terdapat dalam
sirkulasi sistemik. Eliminasi Pada pemakaian dosis tunggal, lansoprazole dikeluarkan lewat
urin dalam bentuk tidak berubah.

4. T1/2

PPI memiliki t1/2 yang pendek namun memberikan efek prolonged bisa 2 sampai 3 hari.
Karena pasien memiliki gangguan eliminasi obat maka harus dipertimbangkan terkait dosis
yang diberikan karena akan berdampak pada t1/2 yang panjang sehingga dapat menyebabkan
akumulasi metabolit dan menyebabkan toksisitas
C. FARMAKOLOGI PPI

1. INDIKASI

Penghambat pompa proton efektif untuk pengobatan jangka pendek tukak lambung dan
duodenum. Selain itu, juga digunakan secara kombinasi dengan antibiotika untuk eradikasi H.
pylori Obat golongan proton pump inhibitor umumnya digunakan untuk gangguan kesehatan
yang berkaitan dengan produksi asam lambung berlebih. Namun, kegunaan PPI tidak berhenti
sampai di situ.

Pada umumnya, PPI digunakan untuk mengobati dan/atau mencegah berbagai kondisi berikut.

• Tukak pada lambung dan usus dua belas jari.


• Mengurangi naiknya asam lambung ke kerongkongan yang bisa menyebabkan nyeri
dan sensasi panas pada ulu hati (heartburn). Ini adalah gejala utama dari
gastroesophageal reflux disease (GERD).
• Infeksi bakteri H. pylori yang dapat menyebabkan luka pada lambung.
• Pengobatan dan pencegahan akibat tukak yang disebabkan jenis obat pereda nyeri
antiradang (NSAID).
• Pada kondisi lainnya yang perlu ditangani dengan mengurangi produksi asam lambung.
• Sindrom Zollinger-Ellison, yaitu suatu kondisi langka saat terdapat tumor pada
pankreas. Tumor yang disebut gastrinoma ini menghasilkan banyak hormon gastrin
yang memicu produksi asam lambung berlebih.
• Terapi perawatan pada GERD kambuhan, terutama pada esofagitis (peradangan
kerongkongan) tingkat II dan III.
• Penyakit komplikasi GERD seperti esophageal strictures, Barrett’s esophagus, dan
gejala di luar kerongkongan atau nyeri dada.
2. DOSIS OBAT PPI

Dosis dan Aturan Pakai Omeprazole


Omeprazole hanya diberikan berdasarkan anjuran dokter. Berikut adalah dosis umum
penggunaan omeprazole berdasarkan kondisi pasien: Bentuk sediaan kapsul Kondisi: Penyakit
asam lambung atau GERD Dewasa: 20 mg, sekali sehari, selama 4–8 minggu. Dosis
pemeliharaan 10 mg atau dapat ditingkatkan 20–40 mg per hari tergantung kondisi pasien.
Anak usia ≥1 tahun berat badan 10–20 kg: 10 mg, sekali sehari, selama 4–8 minggu. Anak usia
≥2 tahun berat badan >20 kg: 20 mg, sekali sehari, selama 4–8 minggu. Kondisi: Tukak
lambung atau ulkus duodenum
Dewasa: 20 mg, sekali sehari. Pengobatan dilakukan selama 4 minggu untuk ulkus duodenum
dan selama 8 minggu untuk ulkus karena penggunaan OAINS dan tukak lambung. Dosis
pemeliharaan 10–20 mg, sekali sehari. Dosis dapat ditingkatkan hingga 40 mg, tergantung
respon pasien terhadap pengobatan.
Kondisi: Infeksi Helicobacter pylori Dewasa: 20 mg, dikombinasikan dengan clarithromycin
dan amoxicillin atau metronidazole , 2 kali sehari selama 1 minggu. Anak-anak usia >4 tahun
berat badan 31– 40 kg: 20 mg, 2 kali sehari dikombinasikan dengan amoxicillin dan
clarithromycin dengan durasi pengobatan selama 1 minggu. Anak-anak usia >4 tahun berat
badan 15– 30 kg: 10 mg, 2 kali sehari dikombinasikan dengan amoxicillin dan clarithromycin
dengan durasi pengobatan selama 1 minggu. Kondisi: Sindrom Zollinger-Ellison Dewasa:
Dosis awal 60 mg per hari. Dosis pemeliharaan 20–120 mg per hari. Dosis lebih dari 80 mg
diberikan dalam 2 dosis terbagi. Bentuk sediaan suntik Kondisi: Infeksi H. pylori, tukak
lambung, ulkus duodenum atau GERD, Dewasa: 40 mg, sekali sehari diberikan melalui infus
selama 20–30 menit, sampai pemberian obat dalam bentuk minum memungkinkan.
Kondisi: Sindrom Zollinger-Ellison Dewasa: 60 mg, sekali sehari diberikan melalui infus
selama 20–30 menit. Dosis lanjutan akan disesuaikan dengan respon pasien. Dosis lebih dari
60 mg diberikan dalam 2 dosis terbagi.

3. EFEK SAMPING

Efek Samping dan Bahaya Penghambat Pompa Proton Efek samping yang dapat timbul setelah
menggunakan obat-obatan penghambat pompa proton antara lain: Sakit kepala Demam Muntah
atau mual Diare atau konstipasi Sakit perut atau perut kembung Perubahan indera perasa atau
warna lidah berubah Lakukan pemeriksaan ke dokter jika efek samping di atas tidak kunjung
mereda. Segera ke dokter jika muncul reaksi alergi obat atau efek samping yang lebih serius,
seperti: Peningkatan risiko terjadinya patah tulang akibat osteoporosis, radang ginjal, atau
kambuhnya gejala lupus Infeksi bakteri Clostridium difficile yang bisa ditandai dengan keluhan
berupa, diare yang berkepanjangan, sakit atau kram perut hebat, adanya darah atau lendir feses
Rendahnya kadar magnesium di dalam darah yang bisa ditandai dengan gejala, berupa denyut
jantung lambat, cepat, tidak teratur, kaku otot, atau kejang Selain itu, penggunaan penghambat
pompa proton dalam jangka panjang bisa meningkatkan risiko terjadinya kekurangan vitamin
B12

4. RUTE PEMBERIAAN

Hal ini karena PPI adalah obat yang sering diresepkan secara luas pada pasien dengan gejala
lambung maupun asimptomatik.PPI seringkali diberikan pada kelainan lambung seperti
dispepsia, gastritis, ulkus gaster, ulkus duodenum, Gastroesophageal Reflux Disease (GERD),
dan esofagitis. Selain itu PPI juga sering digunakan sebagai pendamping obat-obatan lain
seperti asam salisilat (aspirin),Non Steroidal Anti Inflammatory Drugs (OAINS) dan steroid
5. ANALAG PROSTAGLADIN

A. PENGERTIAAN

Latanoprost dan analog prostaglandin, meningkatkan arus keluar uveosklera. Obat ini
diindikasikan untuk mengurangi tekanan intra-okular pada hipertensi okuler atau pada
glaukoma sudut terbuka. Pasien sebaiknya dimonitor untuk perubahan warna mata karena
latanoprost dapat meningkatkan pigmen coklat dalam iris; diperlukan penanganan yang hati-
hati pada mereka dengan warna iris yang bercampur dan mereka yang menerima pengobatan
hanya pada satu mata saja. Misoprostol, suatu analog prostaglandin sintetik, memiliki sifat
antisekresi dan proteksi, mempercepat penyembuhan tukak lambung dan duodenum. Senyawa
ini dapat mencegah terjadinya tukak karena AINS. Penggunaannya paling cocok bagi pasien
yang lemah atau sangat lansia di mana penggunaan AINS tidak mungkin dihentikan.

A. FARMAKOKINETIK

1. Absorbsi

Misoprostol diabsorbsi dengan cepat dan mengalami metabolism cepat(deesterifikasi) membe


ntuk asam misoprostol (asam bebasnya), yangmerupakan metabolit utama obat dan bersifat
aktif. beberapa pengubahanini dapat ter"adi di sel parietal. Setelah dosis tunggal diberikan, on
set penghambatan produksi asam dapat terlihat dalam waktu 57 menit

2. Distribusi

uasnya distribusi ke "aringan tubuh manusia dan cairan belumsepenuhnya dikarakterisasi.


1idak diketahui apakah misoprostol dan ? atauasam misoprostol dapat melewati barier plasenta
atau didistribusikan kedalam air susu. Misoprostol mempunyai kekuatan protein
plasma binding

3. metabolisme

Metabolisme misoprostol cepat dan ekstensif, dimetabolisme men"adiasam misoprostol


(metabolit bebas). Sebagian pada saluran pencernaanmisoprostol "uga cepat mengalami
metabolisme men"adi metabolit tidak aktif.
4. Eliminasi

Misoprostol dieksresikan dalam urin (:59) terutama sebagai metabolitdan dalam tin"a (%+9)
melalui ekskresi bilier. waktu paruh asam bebasyaitu 37-=7 menit

B. FARMAKOLIGI OBAT

1. INDIKASI

tukak lambung dan tukak duodenum, tukak karena AINS terutama pada pasien yang memiliki
risiko tinggi mendapat komplikasi tukak lambung, seperti lansia dan penyakit yang
melemahkan (debilitating). Diberikan selama terapi AINS. Namun, misoprostol tidak dapat
mencegah tukak duodenum pada pasien yang minum AINS.

2. DOSIS

tukak lambung dan duodenum serta tukak karena AINS, 800 mcg sehari (dalam 2-4 dosis
terbagi) dengan sarapan pagi dan sebelum tidur malam; pengobatan harus dilanjutkan selama
tidak kurang dari 4 minggu dan bila perlu dapat dilanjutkan sampai 8 minggu. Profilaksis tukak
lambung karena AINS dan tukak duodenum, 200 mcg 2-4 kali sehari bersama AINS.
Anak tidak dianjurkan.

3. EFEK SAMPING

diare (kadang-kadang dapat parah dan obat perlu dihentikan, dikurangi dengan memberikan
dosis tunggal tidak melebihi 200 mikrogram dan dengan menghindari antasida yang
mengandung magnesium); juga dilaporkan nyeri abdomen, dispepsia, kembung, mual dan
muntah, perdarahan vagina yang abnormal (termasuk perdarahaan intermenstrual, menorhagia,
dan perdarahaan pascamenopouse), ruam, pusing.

4. KONTRA INDIKASI

kehamilan atau merencanakan hamil (meningkatkan tonus uterin) (lampiran 4), Penting:
wanita usia subur. Lihat juga keterangan di bawah, dan wanita yang sedang menyusui
(Lampiran 5). Wanita usia subur. Misoprostol tidak boleh diberikan pada wanita usia subur,
kecuali bila pasien memerlukan terapi AINS dan berisiko tinggi terhadap terjadinya komplikasi
tukak karena AINS. Pada pasien seperti ini, misoprostol hanya digunakan bila pasien
menggunakan kontrasepsi yang efektif dan telah diberitahu risiko penggunaan misoprostol
pada kehamilan.

5. OBAT SUKRALFATE

A. PENGERTIAN

Sukralfat atau sucralfate adalah obat untuk mengatasi tukak lambung, ulkus duodenum, atau
gastritis kronis. Sukralfat tersedia dalam bentuk tablet, kaplet, dan suspensi yang hanya boleh
digunakan dengan resep dokter. Sukralfat bekerja dengan cara menempel di bagian lambung
atau usus yang terluka. ukralfat bekerja dengan cara menempel di bagian lambung atau usus
yang terluka. Obat ini melindungi lukadari asam lambung, enzim pencernaan, dan garam
empedu. Merek dagang sukralfat: Dopepsa, Episan, Episan 500, Eficap, Erpepsa, Gitafat,
Inpepsa, Kalpepsa, Kralix, Lipepsa, Lanpepsa, Mucogard, Mucifat, Molafate, Nucral,
Neciblok, Pepco, Peptifat, Propepsa, Profat, Peptovell, Solpepsa, Sulfatgen, Sucralbat,
Sucralfate, Troflat, Taxilan, Ulsafate, Ulcera, Ulsidex, Ulcron, Ulcumaag.

B. FARMAKOKINETIK

SUKRALFAT FARMAKOKINETIK Sukralfat hampir tidak diabsorbsi secara sistemik dan


diabsorbsi hanya dalam jumlah sedikit pada saluran gastrointestinal. Melalui rute pemberian
oral, sukralfat yang terserap hanya sekitar 5% dan aluminium yang terserap sekitar 0.005%.
Sukralfat yang terabsorbsi diekskresikan melalui urin (>90%) dalam bentuk tidak
termetabolisme (unchanged drug). Mula kerja obat (onset) sukralfat adalah 1-2 jam setelah
dikonsumsi dan teraktivasi. Waktu paruh (half life) sukralfat adalah 6 jam.[3-5

C. FARMAKOLOGI OBAT

1. INDIKASI

Sucralfate (sukralfat) adalah obat untuk mengatasi tukak pada lambung dan usus
halus.Sucralfate bekerja dengan cara membentuk lapisan pelindung pada tukak untuk
melindunginya dari infeksi dan kerusakan lebih lanjut. Lapisan pelindung ini akan membantu
mempercepat proses penyembuhan tukak (peradangan).

2. DOSIS

Berikut ini adalah dosis sukralfat untuk pasien dewasa berdasarkan tujuan penggunaannya:

Tujuan: Mengatasi gastritis kronis, tukak lambung, dan ulkus duodenum

• Dosisnya 1 gram, 4 kali sehari (setiap waktu makan dan sebelum tidur); atau 2 gram, 2
kali sehari (di waktu sarapan dan sebelum tidur), selama 4–8 minggu

Tujuan: Mencegah ulkus duodenum kambuh

• Dosisnya 1 gram, 2 kali sehari (sebelum sarapan dan sebelum tidur). Jika tukak
lambung, gastritis kronis, atau ulkus duodenum belum sembuh, pengobatan diberikan
hingga 12 minggu.

Tujuan: Mencegah perdarahan saluran cerna pada perawatan intensif di rumah sakit

• Dosisnya 1 gram, 6 kali sehari. Dosis maksimal 8 gram per hari.

3. EFEK SAMPING

Efek samping yang mungkin timbul setelah mengonsumsi sukralfat adalah:

• Konstipasi atau diare


• Mulut kering
• Sakit perut
• Mual, muntah, perut kembung, atau gangguan pencernaan
• Pusing
• Kantuk
• Insomnia
• Sakit kepala
• Sakit punggung
Lakukan pemeriksaan ke dokter jika efek samping di atas tidak kunjung mereda atau justru
semakin memburuk. Segera ke dokter jika muncul reaksi alergi obat atau efek samping yang
lebih serius, seperti nyeri otot, nyeri tulang, kram perut, muntah-muntah, tidak bisa buang
angin, atau tidak bisa buang air besar.

4. KONTRA INDIKASI

• angan mengonsumsi sukralfat bila Anda alergi terhadap obat ini. Selalu beri tahu
dokter tentang riwayat alergi yang Anda miliki.
• Beri tahu dokter jika Anda menderita diabetes atau penyakit ginjal, terutama gagal
ginjal kronis yang membutuhkan cuci darah.
• Beri tahu dokter jika Anda sedang mengalami kesulitan menelan (disfagia) atau baru
saja menjalani prosedur medis yang membuat Anda susah menelan dan membutuhkan
selang makan, seperti trakeostomi atau intubasi endotrakeal.
• Konsultasikan dengan dokter mengenai penggunaan sukralfat pada lansia atau pasien
yang menggunakan selang makan.
• Jangan memberikan sukralfat pada anak-anak tanpa berkonsultasi dulu dengan dokter.
• Beri tahu dokter jika Anda sedang hamil, menyusui, atau merencanakan kehamilan.
• Konsultasikan dengan dokter perihal penggunaan sukralfat jika Anda sedang
menggunakan obat lain, termasuk suplemen dan produk herbal, untuk mengantisipasi
interaksi obat.

• Segera temui dokter jika muncul reaksi alergi obat atau overdosis setelah
mengonsumsi sukralfat.
BAB III PENUTUP

KESIMPULAN

• Antasida (antacid) adalah obat untuk meredakan gejala akibat sakit maag atau penyakit
asam lambung. Antasida tersedia dalam bentuk tablet kunyah dan cairan suspensi yang
umumnya bisa dibeli bebas tanpa resep dokter.Antasida bekerja dengan cara
menetralisir asam lambung. Obat ini hanya bekerja saat kadar asam lambung meningkat
• Antagonis H2 atau histamine 2 blocker adalah kelompok obat yang digunakan untuk
meredakan gejala penyakit asam lambung atau gastroesophageal reflux disease
(GERD). Selain itu, obat-obat yang termasuk ke dalam golongan antagonis H2 juga
dapat digunakan dalam pengobatan sakit maag, tukak lambung, ulkus duodenum, atau
sindrom Zollinger-Ellison.
• Proton pump inhibitor (PPI) adalah golongan obat yang bekerja langsung pada sel-sel
lambung untuk menurunkan produksi asam. Ada lima jenis obat yang termasuk dalam
golongan ini, yaitu omeprazol, lansoprazol, rabeprazol, pantoprazol, dan esomeprazol.
PPI bekerja dengan cara menghambat senyawa kimia bernama proton pump.
• Latanoprost dan analog prostaglandin, meningkatkan arus keluar uveosklera. Obat ini
diindikasikan untuk mengurangi tekanan intra-okular pada hipertensi okuler atau pada
glaukoma sudut terbuka.
• Sukralfat atau sucralfate adalah obat untuk mengatasi tukak lambung, ulkus
duodenum, atau gastritis kronis. Sukralfat tersedia dalam bentuk tablet, kaplet, dan
suspensi yang hanya boleh digunakan dengan resep dokter. Sukralfat bekerja dengan
cara menempel di bagian lambung atau usus yang terluka.

SARAN
Makalah ini masih jauh dari kata sempurna namun informasi yanag kami sdiakan di dalam
makalah ini bisa teman teman jadikan untuk menambah wawasan temen temen tenatang obat
yang di jelaskan di dalam makalah ini.
DAFTAR PUSTAKA

anonim . (2002). informatorium obat nasional indonesia . jakarta: departemen kesehatan


republik indonesia .
Hansten, P.D., and Horn, J.R., . (2002). Managing Clinically Important DrugSt. Louis,
Missouri.
Harkness, R., . (1998). Interaksi Obat, 99-110. Penerbit ITB.
Katzung, B.G.,. (2022). Farmakologi Dasar dan Klinik , Edisi III, 693-694,. JAKARTA:
Penerbit Buku Kedokteran EGC.
Katzung, B.G., and Trevor, A.J.,. (2022). Drug Interactions in Master, S., B.,. NEWYORK.
S.G, G. (2000). farmakologi dan terapi. jakarta: bagiaan farmakologi FKUI .

Anda mungkin juga menyukai