ABSTRAK
ABSTRACT
Breast cancer is malignant cells found in breast tissue and this type
of cancer often occurs in Indonesia and is usually found when the cancer
reached the advanced stage. Breast cancer can be detected at an early
stage by doing the Self Breast Examination program (SADARI).
Introducing BSE through counseling with Video showing is expected to
stimulate the senses of sight and hearing of teenagers so that the
counseling material can be well received. This study aimed to determine
the effect of BSE through health education with video showing towards the
knowledge of early detection of breast cancer in adolescents.
This research was a quasi experiment with one group pretest
posttest design. The samples were taken through total sampling technique
and tested by chi square test.
Through the chi square test, it was obtained sig (2 sided) value p =
0.037 (p <0.05), meaning that there was an effect of breast self-
examination (BSE) counseling on respondents' knowledge about early
detection of breast cancer.
Health counseling about BSE needs to be continued with more
respondents, especially young women as an effort to prevent the
prevalance of breast cancer.
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas semua berkat dan
rahmatNya sehingga penulis dapat menyelesaikan Skripsi yang berjudul
“Hubungan Penyuluhan Pemeriksaan Payudara Sendiri (Sadari) Menggunakan
Media Video Dengan Pengetahuan Remaja Tentang Sadari Di Desa Sukaraya
Tahun 2018”.
Dalam penyusunan proposal skiripsi ini penulis banyak mendapat
bimbingan dan dukungan dari berbagai pihak, oleh Karena itu pada kesempatan
ini penulis menyampaikan rasa terimakasih yang tulus kepada:
1. Dra. Ida Nurhayati, M.Kes selaku Direktur Politeknik Kesehatan
Kemenkes RI Medan.
2. Betty Mangkuji, SST,M.Keb Selaku Ketua Jurusan Kebidanan Politeknik
Kesehatan Kemenkes RI Medan.
3. YusniarSiregar, SST, M.Kes selaku Ketua Jurusan Jurusan Kebidan D-IV
0 Tahun Politeknik Kesehatan Kemenkes RI Medan dan juga pembimbing
pendamping sekaligus selaku penguji I yang telah meluangkan waktu dan
kesempatan bagi penulis untuk berkonsultasi dan memberikan kritikan
serta saran.
4. Melva Simatupang, SST, M.Kes selaku Ketua Prodi D-IV Kebidanan
Politeknik Kesehatan Kemenkes RI Medan Tahun 2014 – 2018.
5. Drs.Mukamto, MPH selaku pembimbing yang telah meluangkan waktu
dan kesempatan bagi penulis untuk berkonsultasi dan bersedia
memberikan masukan, kritik, dan saran.
6. Elizawarda SKM, M.Kes selaku ketua penguji yang telah memberikan
masukan berupa kritik dan saran demi kesempurnaan skripsi ini
Penulis
DAFTAR ISI
Halaman
LEMBAR PERSETUJUAN
LEMBAR PENGESAHAN
ABSTRAK .......................................................................................................................... i
KATA PENGANTAR ..................................................................................................... iii
DAFTAR ISI ....................................................................................................................... v
DAFTAR GAMBAR ....................................................................................................... vii
DAFTAR TABEL ............................................................................................................. viii
DAFTAR SKEMA............................................................................................................ ix
DAFTAR LAMPIRAN ..................................................................................................... x
BAB I PENDAHULUAN
A. ............................................................................................................................... Latar
Belakang ................................................................................................................. 1
B. ............................................................................................................................... Perumus
an Masalah ............................................................................................................. 3
C. ............................................................................................................................... Tujuan
Penelitian ................................................................................................................ 4
C.1 Tujuan Umum ................................................................................................ 4
C.2 Tujuan Khusus .............................................................................................. 4
D. ............................................................................................................................... Manfaat
Penelitian ................................................................................................................ 4
E. ............................................................................................................................... Keaslian
Penelitian ................................................................................................................ 4
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 2.1. Anatomi Payudara .................................................................................... 12
Gambar 2.2. Langkah-langkah SADARI ..................................................................... 18
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 2.1 Definisi Operasional ..................................................................................... 20
Tabel 4.1 Distribusi Frekuensi Umur ...................................................................... 26
Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi Pengetahuan ..................................................... 27
Tabel 4.3 Distribusi rerata nilai pengetahuan .................................................... 27
DAFTAR SKEMA
Halaman
Kerangka Konsep ............................................................................................................... 19
Kerangka Teori .................................................................................................................... 20
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 2 Kuesioner
Lampiran 5 Biografi
A. Latar Belakang
Penyakit kanker di Indonesia dan di dunia merupakan penyakit tidak
menular. Menurut data WHO tahun 2013, insiden kanker meningkat dari 12,7 juta
kasus tahun 2008 menjadi 14,1 juta kasus tahun 2012. Sedangkan jumlah
kematian meningkat dari 7,6 juta orang tahun 2008 menjadi 8,2 juta pada tahun
2012. Kanker menjadi penyebab kematian nomor 2 di dunia sebesar 13 %
setelah penyakit kardiovaskular. Diperkirakan pada tahun 2030 insiden kanker
dapat mencapai 26 juta orang dan 17 juta diantara nya meninggal akibat kanker,
terlebih untuk Negara miskin dan berkembang kejadiannya akan lebih cepat. Di
Indonesia, prevalensi penyakit kanker juga cukup tinggi. Berdasarkan
data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2013, prevalensi tumor/kanker di
Indonesia adalah 1,4 per 1000 penduduk. Berdasarkan estimasi Globocan,
Internasional Agency for Research on Cancer (IARC) tahun 2012, insidens
kanker payudara sebesar 40 per 100.000 perempuan sedangkan kanker leher
rahim 17 per 100.000 perempuan. (Watini, 2016)
Cancer Reasearch UK di inggris, menyatakan bahwa setiap tahun, lebih
dari 330.000 orang di Negara tersebut di diagnose mengidap kanker. Dari angka
tersebut, 30% adalah penderita kanker payudara, 12% penderita kanker paru-
paru, 11% penderita usus dan anus, dan di susul dengan 5% penderita kanker
rahim. Sementara di singapura, Breas Cancer Fondation Singapore memberikan
data bahwa 1 dari 16 wanita di diagnose mengidap kanker payudara.
(savitri,2015)
Angka kejadian kanker payudara di negara-negara berkembang. Para
peneliti dunia meyakini bahwa perubahan gaya hidup dan kondisi social ekonomi
di Negara maju berkaitan dengan peningkatan resiko kanker payudara. Kabar
baiknya sekarang, banyak wanita kini mampu melawan kanker payudara karena
melakukan pendeteksian dini serta peningkatan kualitas pengobatan. Selain itu,
gerakan sadar kanker payudara (Breas Cancer Awareness) berjalan sangat baik
di Negara-negara tersebut.
Angka kejadian kanker payudara di Negara-negara maju cukup tinggi.
Namun, angka kematian akibat kanker tersebut rendah. Hal sebaliknya terjadi di
Negara-negara berkembang, termasuk Indonesia. Masih rendahnya kesadaran
dan pengetahuan masyarakat Indonesia mengenai kanker payudara membuat
orang-orang lebih mempercayai rumor daripada fakta. Misalnya rumor bahwa
kanker payudara tidak dapat dideteksi, dan tidak dapat di cegah, apalagi di
sembuhkan. Pada kenyataannya dengan perkembangan teknologi saat ini
kanker dapat dideteksi lebih dini.
Penanganan kanker payudara di Indonesia masih terkendala oleh sumber
daya dan prioritas penanganan yang terbatas. Kementerian kesehatan
sebenarnya sudah menyediakan layanan pemeriksaan Clinical Breast
Examination (CBE) di 32 provinsi, 207 kabupaten, dan 717 puskesmas di seluruh
Indonesia. Kanker menjadi penyakit nomor tujuh paling mematikan di Indonesia.
Dari sekian banyak jenis kanker, Kementerian keshatan mencatat bahwa kanker
payudara dan kanker leher rahim merupakan kasus yang paling sering terjadi.
Berdasarkan Sitem Informasi Rumah Sakiit (SIRS) tahun 2014, jumlah
pasien rawat jalan maupun rawat inap yang mengidap kanker payudara
berjumlah 12.014 orang (28,7%) dan kanker leher rahim berjumlah 5.349 orang
(12,8%). Usia penderita kanker payudara juga berubah jika dulu rata-rata berusia
50 tahun ke atas, kini usia penderita berada pada rentang 35 – 50 tahun. Artinya
banyak penderita kanker payudara dalam usia produktif. Hamper 70% pasien
datangke rumah sakit sudah memasuki stadium lanjut. Semakin tinggi stadium
kanker maka semakin sulit pengobatannya. Biaya pengobatan pun menjadi lebih
tinggi, padahal presentase kesembuhannya rendah.
Salah satu upaya yang tepat dalam melakukan pendeteksian secara dini
terhadap kelainan-kelainan pada payudara terutama kanker payudara adalah
dengan melakukan pemeriksaan payudara sendiri (SADARI). Pencegahan ini
menjadi intervensi deteksi dini yang paling memungkinkan dan memiliki banyak
keuntungan diantaranya mudah dan praktis. Jika SADARI ini dapat dilakukan
secara rutin dan berkala, maka kanker payudara dapat terdeteksi secara dini
sehingga memperoleh penanganan lebih lanjut secara cepat dan tepat.Namun
pemeriksaan payudara sendiri (SADARI) belum mendapat perhatian yang lebih
di Indonesia bahkan pengetahuan, motivasi, dan sikap wanita tentang praktik
pemeriksaan payudara sendiri ini masih sangatlah rendah.(Nugraheni,2010)
Salah satu upaya dalam memperkenalkan serta meningkatkan
pengetahuan masyarakat mengenai kesehatan adalah melalui kegiatan
penyuluhan kesehatan. Penyuluhan kesehatan merupakan kegiatan pendidikan
yang dilakukan dengan cara menyebarkan pesan, menanamkan keyakinan,
sehingga masyarakat tidak saja sadar, tahu dan mengerti, tetapi juga mau dan
bias melakukan suatu anjuran yang ada hubungan nya dengan kesehatan. Untuk
mencapai hasil yang maksimal maka perlu menggunakan metode dan media
penyuluhan yang tepat sesuai sasaran penyuluhan. Salah satu media
penyuluhan adalah video ,media video adalah salah satu bentuk media audio
visual (Aeni,2018).
Media audio visual adalah media yang mengkombinasikan audio dan
visual atau penggabungan media pandangdan media dengar. Sehingga semakin
banyaknya panca indera yang digunakan, semakin kuat dan jelas pula
pengetahuan dan informasi yang diperoleh karena salah satu indikator
keberhasilan penyuluhan adalah terjadinya penambahan atau peningkatkan
pengetahuan yang mendukung terjadinya perubahan perilaku yang lebih
baik.(Kapti dkk,2013)
Dari data yang diperoleh peneliti dari wawancara 9 dari 10 remaja belum
pernah memperoleh penyuluhan kesehatan mengenai kanker payudara dan
SADARI. Oleh karena itu peneliti berencana untuk melakukan penelitian untuk
mengetahui pengaruh penyuluhan pemeriksaan payudara sendiri (SADARI)
dengan penggunaan media video terhadap pengetahuan deteksi dini kanker
payudara pada remaja di sukaraya tahun 2018.
B. Perumusan Masalah
Berdasarkan uraian diatas maka rumusan masalah penelitian ini
adalah : “Apakah ada pengaruh pengaruh penyuluhan pemeriksaan
payudara sendiri (SADARI) dengan penggunaan media video terhadap
pengetahuan deteksi dini kanker payudara pada remaja di desa sukaraya
tahun 2018.”
C. Tujuan
C.1. Tujuan Umum
Penelitian ini secara umum bertujuan untuk mengetahui pengaruh
penyuluhan kesehatan pemeriksaan payudara sendiri (SADARI) dengan
penggunaan media video terhadap pengetahuan deteksi dini kanker
payudara pada Remaja di desa sukaraya
C.2. Tujuan Khusus
1. Untuk mengetahui tingkat pengetahuan tentang pemeriksaan SADARI
sebelum dan sesudah pemberian penyuluhan pemeriksaan SADARI
dengan menggunakan media video.
2. Menganalisis hubungan Penyuluhan pemeriksaan SADARI menggunakan
media video dengan pengetahuan tentang SADARI pada remaja.
D. Manfaat Penelitian
1. Melalui penelitian ini diharapkan dapat meningkatkan pengetahuan
remaja sehingga dapat mengetahui pengaruh penyuluhan pemeriksaan
payudara sendiri dengan penggunaan media video terhadap
pengetahuan deteksi dini kanker payudara
2. Sebagai tambahan kajian pustaka bagi prodi DIV Tentang pengaruh
penyuluhan pemeriksaan payudara sendiri ( sadari ) dengan penggunaan
media video terhadap pengetahuan deteksi dini kanker payudara pada
remaja di desa sukaraya tahun 2018
E. Keaslian Penelitian
Sejauh penelusuran yang dilakukan, belum pernah ditemukan penelitian
yang sama, tetapi penelitian terdahulu yang dapat dijadikan acuan, diantaranya
penelitian yang dilakukan Angesti Nugraheni tentang “Hubungan Tingkat
Pengetahuan Tentang Sadari Dengan Perilaku Sadari Sebagai Deteksi Dini
Kanker Payudara Pada Mahasiswi DIV Kebidanan Fk UNS” terdapat hubungan
positif dan signifikan antara tingkat pengetahuan tentang SADARI dengan
perilaku SADARI dengan tingkat korelasi sedang. Metode: observasional analitik
dengan pendekatan cross sectional. Populasi target dalam penelitian ini adalah
98 mahasiswi Program Studi DIV Kebidanan Fakultas Kedokteran UNS.
Persaman penelitian ini adalah pengetahuan SADARI sedangkan perbedaannya
terletak di variable terikat yaitu Perilaku SADARI, desain penelitian, waktu
penelitian, tempat penelitian, besar sampel dan analisis data menggunakan
rumus korelasi Spearman’s Rank.
Penelitian lain, dilakukan oleh Nonik Ayu Wantini tentang “Penyuluhan
Deteksi Dini Kanker Payudara Dengan Periksa Payudara Sendiri (Sadari) Di
Dusun Candirejo, Tegaltirto, Berbah, Sleman” terlihat nilai mean perbedaan
pengetahuan sebelum penyuluhan dan sesudah penyuluhan sebesar 2,92
dengan standar deviasi 15,79. Hasil uji statistik didapatkan nilai p-value = 0,030.
Nilai p<0,05, maka dapat disimpulkan bahwa Ada perbedaan yang signifikan
antara pengetahuan tentang deteksi dini kanker payudara dengan SADARI
sebelum penyuluhan dan sesudah penyuluhan. Metode dalam penelitian ini
adalah quasi experiment dengan menggunakan desain one group pretest
posttest design. Populasi di penelitian ini adalah 41 wanita Dusun Candirejo.
Persamaan penelitian ini adalah desain penelitiandan alat ukur yang digunakan,
sedangkan perbedaannya terletak di media yang digunakan, besar sampel,
waktu, tempat penelitian dan tehnik pengambilan sampel.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Tinjauan Teori
B. Penyuluhan Kesehatan
Penyuluhan adalah penyampaian informasi dari sumber informasi
kepada
seseorang atau sekelompok orang mengenai berbagai hal yang berkaitan
dengan suatu program. Penyuluhan merupakan jenis layanan yang
merupakan bagian terpadu dari bimbingan. Penyuluhan merupakan suatu
hubungan timbal balik antara dua orang individu, dimana seorang
penyuluh berusaha membantu yang lain (klien) untuk mencapai
pengertian tentang dirinya sendiri dalam hubungan dengan masalah-
masalah yang dihadapinya pada waktu yang akan datang. (Depkes,
2010).
Sasaran dalam promosi kesehatan ada 3 kelompok, yaitu
pendidikan kesehatan untuk individual, pendidikan kesehatan untuk
kelompok, dan pendidikan kesehatan masyarakat, dengan sasaran
masyarakat luas (Mubarak, 2012).
Berdasarkan beberapa pengertian diatas, maka dapat disimpulkan
bahwa
penyuluhan adalah suatu proses penyampaian informasi kepada
seseorang atau
sekelompok orang untuk menambahan pengetahuan melalui penyebaran
pesan. Berdasarkan Pasal 3 Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003,
tentu saja pendidikan karakter tidak terbatas hanya ditanamkan melalui
pendidikan formal saja, melainkan juga pendidikan non formal seperti
pendidikan masyarakat melalui penyuluhan. Penanaman nilai-nilai
pendidikan karakter ini diharapkan mampu untuk menumbuhkan perilaku
hidup bersih dan sehat pada masyarakat. Keberhasilan penyuluhan tidak
terlepas dari komponen-komponen dalam pembelajaran, salah satunya
adalah media yang digunakan. Media yang menarik akan memberikan
keyakinan kepada masyarakat sehingga perubahan kognitif, afektif, dan
psikomotor dapat dipercepat.Video adalah media yang dianggap menarik
untuk digunakan sebagai media penyuluhan.(Mawan,2017)
Video penyuluhan adalah media audio-visual yang digunakan untuk
memberikan pendidikan kepada masyarakat luas. Video digunakan
sebagai media penyuluhan karena dapat memberikan pesan yang dapat
diterima secara merata, lebih realistis, dapat diulang-ulang dan dihentikan
sesuai kebutuhan dapat memengaruhi sikap yang menonton, serta sangat
bagus untuk menerangkan proses Pembelajaran yang dilaksanakan
dengan menggunakan media video atau audio-visual memiliki
keberhasilan yang lebih tinggi serta dapat meningkatkan proses dan hasil
belajar (Susilana & Riyana, 2009).
Beberapa keuntungan yang didapat jika penyuluhanyang disajikan
dalam bentuk video antara lain:
1) Lebih menarik dan lebih mudah dipahami
2) Dengan video seseorang dapat belajar sendiri
3) Dapat diulang pada bagian tertentu yang perlu lebih jelas
4) Dapat menampilkan sesuatu yang detail
5) Dapat dipercepat maupun diperlambat
6) Memungkinkan utuk membandingkan antara dua adegan berbeda
diputar dalam waktu bersamaan
7) Dapat digunakan sebagai tampilan nyata dari suatu adegan, suatu
situasi diskusi, dokumentasi, promosi suatu produk, interview, dan
menampilkan satu percobaan yang berproses
C. Pengetahuan
A.2.1. Pengertian
Adalah merupakan hasil dari “tahu” dan ini terjadi setelah orang
melakukan penginderaan terhadap objek tertentu. Penginderaan terjadi
melalui panca indra manusia yakni indra penglihatan, pendengaran,
penciuman, rasa dan raba dengan sendiri. Pada waktu pengindraan
sampai menghasilkan pengetahuan tersebut sangat dipengaruhi oleh
intensitas perhatian persepsi terhadap obyek. Sebagian besar
pengetahuan manusia diperoleh melaui mata dan telinga. Pengetahuan
atau kognitif merupakan dominan yang sangat penting untuk tindakan
seseorang. Dalam perilaku seseorang tentang kesehatan ada 3 faktor
yaitu: (Wawan, dewi 2017)
a. Faktor predesposisi (predisposissing factor)
Adalah suatu keadaan yang dapat mempermudah dalam mempengaruhi
individu untuk perilaku yang terwujud dalam pengetahuan, sikap
kepercayaan, nilai-nilai, faktor demografi seperti status ekonomi, umur, jenis
kelamin, tingkat pendidikan, pengalaman. Pengetahuan merupakan hasil
tahu dan ini terjadi setelah orang melakukan pengindaraan terhadap suatu
objek tertentu.
b. Faktor pendukung (enabling factor)
Berkaitan dengan lingkungan fisik, tersedianya sarana dan fasilitas
kesehatan misalnya puskesmas, obat-obatan dan lain-lain.
c. Faktor pendorong (reinforcing factor)
Terwujud dalam sikap dan perilaku petugas kesehatan, atau petugas lain,
yang merupakan kelompok referensi dari perilaku masyarakt seperti tokoh
agama, toko masyarakat dan lain-lain.
Pengetahuan kesehatan adalah mencakup apa yang diketahui
seseorang terhadap cara-cara memelihara kesehatan. Pengetahuan
tentang cara-cara memelihara kesehatan ini meliputi:
a. Pengetahuan tentang penyakit menular dan tidak menular (jenis penyakit dan
tanda-tandanya atau gejalanya, penyebabnya, penularannya, cara
pencegahannya, cara mengatasi atau menangani sementara).
b. Pengetahuan tentang faktor-faktor yang terkait dan/atau mempengaruhi
kesehatan
c. Pengeahuan tentang fasilitas pelayanan kesehatan yang professional
maupun tradisional
d. Pengetahuan untuk menghindari kecelakaan baik kecelakaan rumah tangga
maupun kecelakaan lalu lintas dan tempat-tempat umum. (Notoatmojo, 2014)
Oleh sebab itu, untuk mengukur pengetahuan kesehatan seperti di atas,
adalah dengan wawancara. Indikator pengetahuan kesehatan adalah tingginya
pengetahuan responden tentang kesehatan, atau besarnya presentase kelompok
responden atau masyarakat tentang variable-variabel atau komponen-komponen
kesehatan.
E. Payudara
Payudara merupakan organ tubuh yang dimiliki seiap mamalia, termasuk
manusia. Baik mamalia jantan maupun betina, pria dan wanita sama-sama
memiliki organ tubuh yang satu ini. Perbedaannya, payudara betina dan wanita
memiliki kelenjar susu. Fungus utama dari kelenjar susu adalah menyuplai nutrisi
yang dibutuhkan bayi dalam bentuk air susu. Meskipun terlihat seperti organ
tubuh biasa, penyakit pada payudara dapat mempengaruhi kesehatan tubuh
secara umum. Payudara harus dijaga dan dirawat dengan cara memperhatikan
asupan makanan bergizi dan seimbang, menjauhi pola hidup tak sehat,
berolahraga, melakukan perawatan payudra teratur. (savitri, 2015)
Payudara umumnya tumbuh ketika seorang anak perempuan memasuki
usia antara 9 sampai 11 tahun atau ketika mulai menstruasi. Kecepatan
pertumbuhan payudara setiap wanita berbeda-beda, namun pada usia 17 tahun ,
payudara telah tumbuh dengan sempurna
2. Saat Mandi
Dengan menggunakan ujung jari, tekan
perlahanpermukaan payudara dan rasakan
apakah ada benjolan. Rabalah sesuai dengan
pola melingkar dari atas ke bawah, dan jaru tengah ke samping area ketiak.
Lakukan langkah ini pada kedua payudara. Selain pola melingkar, kita juga bias
melakukan pola diagonal.
3. Ketika Berbaring
puting secaraperlahan dan lihatlah apakah ada cairan berwarna putih, atau
kekuningan, atau bahkan darah dari putting
B Kerangka
. Teori
Perubahan tingkat
pengetahuan deteksi dini
kanker payudara
Keterangan : Tidak diteliti
Diteliti
C. Kerangka Konsep
Variabel Independen Variabel Dependen
D. Defenisi Operasional
Tabel 2.1 Defenisi operasional penelitian
NO Variabel Defenisi Alat Ukur Kategori Skala
Ukur
E. Hipotesis
Ada pengaruh penyuluhan pemeriksaan payudara sendiri (SADARI)
dengan pengugunaan media video terhadap pengetahuan deteksi dini
kanker payudara.
BAB III
METODE PENELITIAN
01 X 02
Keterangan:
1 : Observasi pengetahuan SADARI sebelum di berikan intervensi
dengan media video
G. Prosedur Kerja
Pengurusan ethical clearance melalui komisi etik penelitian
kesehatan Poltekkes Kemenkes Medan dilakukan sebelum pelaksanaan
penelitian. Setelah diterbitkannya ethical clearance dan izin penelitian dari
instansi terkait, maka dilakukan proses seleksi subyek penelitian
berdasarkan kriteria inklusi dan eksklusi. Subyek remaja yang terpilih
mengisi informed consent dan menanda tanganinya. Subyek kemudian
mengisi kuesioner sambil diwawancarai untuk karakterisasi subyek
penelitian, dan dilanjutkan dengan mengisi kuesioner SADARI yang telah
disiapkan sebelumnya.
Peneliti melakukan intervensi dengan memberikan penyuluhan
kesehatan tentang pemeriksaan payudara sendiri (SADARI), dan
dilanjutkan dengan pemutaran video tentang SADARI. Subyek kemudian
mengisi kuesioner SADARI yang sama setelah mendapatkan intervensi.
Pengukuran pengetahuan remaja dilakukan dengan analisa hasil
kuesioner subyek penelitian pre dan post sesuai standard likerd. Pengetahuan
subyek dikategorikan menjadi 3 (tiga) kelompok yaitu :
I. Etika Penelitian
Penelitian ini terlebih dahulu meminta persetujuan dari komisi etik
penelitian kesehatan (KEPK) Politeknik Kesehatan Kemenkes Medan
berupa ethical clearance. Subjek akan dijelaskan prosedur penelitian dan
diminta persetujuannya untuk menjadi subjek penelitian dengan
menandatangani inform concent. Subjek yang memenuhi kriteria dan telah
menandatangani inform consent akan mengikuti prosedur penelitian.
BAB IV
C. Hasil Penelitian
Pada bab ini akan diuraikan hasil penelitian serta pembahasan mengenai
pengaruh penyuluhan pemeriksaan payudara sendiri (SADARI) dengan
menggunakan media video terhadap pengetahuan deteksi dini kanker payudara
di Desa Sukaraya. Penelitian ini hanya melibatkan 1 kelompok yang diberikan
latihan punggung.
Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 28 April 2018. Selama penelitian
telah dihimpun sejumlah 48 orang remaja putri yang diberikan intervensi
penyuluhan pemeriksaan payudara sendiri. Penyajian data hasil penelitian
meliputi karakteristik responden, remaja wanita, usia 15-17 tahun dan belum
menikah.
Tabel 4.1
Distribusi Frekuensi umur Responden yang mengikuti penyuluhan
pemeriksaan payudara sendiri (SADARI)
Tabel 4.2
Distribusi Frekuensi pengetahuan responden yang mengikuti penyuluhan
pemeriksaan payudara sendiri (SADARI)
Tabel 4.3
Distribusi rerata nilai pengetahuan responden sebelum dan sesudah
mengikuti penyuluhan SADARI
*
nilai p bermakna
Berdasarkan tabel 4.3. diperoleh rerata nilai pengetahuan responden
sebelum mendapatkan penyuluhan sebesar 1,25, sedangkan rerata nilai setelah
mendapatkan penyuluhan sebesar 2,69. Hal ini berarti terjadi peningkatan rerata
nilai pengetahuan sebelum dan sesudah penyuluhan dengan besar nilai mean
differences adalah 1,44. Hasil uji chi square nilai sig (2 sided) adalah p = 0,037
(p<0.05) artinya ada pengaruh penyuluhan pemeriksaan payudara sendiri
(SADARI) terhadap pengetahuan responden tentang deteksi dini kanker
payudara.
D. Pembahasan
Penyuluhan kesehatan merupakan upaya pelayanan kesehatan bersifat
promotif dan preventif yang diberikan untuk meningkatkan pengetahuan dan
kemampuan seseorang dengan tujuan mengubah atau mempengaruhi perilaku
individu, kelompok atau masyarakat agar dapat lebih mandiri untuk mencapai
tujuan hidup sehat (Kemenkes RI).
Penelitian ini memfokuskan terhadap penyuluhan kesehatan berupa
penyuluhan pemeriksaan payudara sendiri (SADARI) yang bertujuan untuk
mendeteksi dini kelainan pada payudara yang mengarah pada kanker payudara.
Analisa univariat yang dilakukan terhadap 48 orang responden remaja putri.
A. KESIMPULAN
1. Tingkat pengetahuan responden tentang kanker payudara sebelum diberikan
penyuluhan kesehatan dengan media video sebagian besar berpengetahuan
kurang sedangkan setelah diberikan penyuluhan tingkat pengetahuan
responden remaja putri berpengetahuan baik.
5.2. SARAN
Penyuluhan kesehatan tentang SADARI perlu dilanjutkan dengan jumlah
responden yang lebih banyak khususnya remaja putri sebagai upaya tindakan
preventif perkembangan kanker payudara.
DAFTAR PUSTAKA
Savitri, A., 2015. Kupas Tuntas Kanker Payudara, Leher Rahim dan
Rahim, Pustaka Baru Press, Yogyakarta
Kapti, E,R., Y Rustina, Dan Widyatuti, 2013. Efetrifitas Audiovisual
Sebagai Media Penyuluhan Kesehatan Terhadap Peningkatan
Pengetahuan Dan Sikap Ibu Dalam Tatalaksana Balita Dengan
Diare di Dua Rumah Sakit Kota Malang. Jurnal Ilmu Keperawatan,
1(1): 54
Wawan, A., Dewi, M., 2017. Teori & Pengukuran Pengetahuan,Sikap, dan
Perilaku Manusia, Nuha Medika, Yogyakarta
Kusmiran,E., 2011. Kesehatan Reproduksi Remaja dan Wanita, Salemba
Medika, Jakarta
Sarwono,W,S., 2011. Psikologi Remaja, Raja Grafindo Persada, Jakarta
Bahar, Anggun Ardessi. 2013. Perbedaan Pengaruh Penyuluhan
Pemeriksaan Payudara sendiri (SADARI) antara Penggunaan
Media Video dengan Media Booklet terhadap Pengetahuan dan
Sikap Deteksi Dini Ca Mammae pada Siswi Kelas X SMA Negeri 1
Semarang tahun 2013. Skripsi Fakultas Kedokteran Universitas
Airlangga Surabaya.
Medan, 2018
Responden,
( )
IDENTITAS
No. kuesioner :
Nama :
Usia :
Agama :
Frequencies
Statistics
N Valid 48 48 48
Missing 0 0 0
Minimum 15 1 1
Maximum 17 2 3
Statistics
N Valid 48 48 48
Missing 0 0 0
Maximum 17 2 3
Frequency Table
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Crosstabs
Cases
Count
CUKUP 0 0 12 12
Total 1 13 34 48
Chi-Square Tests
N of Valid Cases 48
a. 3 cells (50.0%) have expected count less than 5. The minimum expected
count is .25.