Sekolah :
Kelas :
Pembahasan:
Simpulan:
Tinggi badan
Berdasarkan hasil observasi, dapat diketahui bahwa …. % siswa memenuhi
stantar ideal, …. % berada dibawah standar ideal, dan … % berada diatas
standar ideal.
Berat badan
Berdasarkan hasil observasi, dapat diketahui bahwa …. % siswa memenuhi
stantar ideal, …. % berada dibawah standar ideal, dan … % berada diatas
standar ideal.
Gigi
Berdasarkan hasil observasi, dapat diketahui bahwa …. % siswa telah tumbuh
gigi seri permanen , …. % siswa telah tumbuh gigi taring permanen, dan ….
% siswa telah tumbuh gigi geraham permanen.
Lampiran 2
Instrumen Observasi Perkembangan Fisik Aspek Motorik
Nama :
Kelas :
Sekolah :
Simpulan:
Perkembangan Kognitif Anak
Kelompok 2
1. Nia Puspitasari
2. Nina Erviana
3. Noor Fadhila Rahmawati
4. Novi Agustina
5. Novianita
6. Nurlaely Dwi Astuti
Tahap pra operasional merupakan tahapan yang lebih simbolis daripada pemikiran
sensorimotor, tetapi tidak melibatkan pemikiran operasional. Akan tetapi, tahap ini
lebih egosentris dan intuitif daripada logis. Tahap Pra operasional memiliki 2 sub
tahap, yaitu fungsi simbolik dan tahap intuitif.
o Subtahap fungsi simbolis terjadi kira-kira antara 2 dan 4 tahun. Pada sub tahap
ini, anak kecil memperoleh kemampuan untuk merepresentasikan secara
mental suatu objek yang tidak ada.
o Subtahap pemikiran intuitif adalah sub tahap kedua dari pemikiran
praoperasional, dimulai pada usia sekitar 4 tahun dan berlangsung hingga
sekitar usia 7 tahun. Pada sub tahap ini, anak mulai menggunakan penalaran
primitif dan ingin mengetahui jawaban dari segala macam pertanyaan.
Tahapan ini menggantikan penalaran intuitif pada individu, namun hal ini
hanya terjadi dalam situasi konkret. Pada tahap ini, individu sudah mampu untuk
melakukan klasifikasi terhadap benda-benda konkret. Operasi konkret adalah
tindakan mental yang dapat dibalik yang berkaitan dengan objek nyata dan konkret.
Operasi konkret memungkinkan anak untuk mengkoordinasikan beberapa
karakteristik daripada fokus pada satu properti objek. Pada tingkat operasional
konkret, anak-anak dapat melakukan secara mental apa yang sebelumnya hanya dapat
mereka lakukan secara fisik, dan mereka dapat membalikkan operasi konkret.
Anak akan belajar untuk bekerjasama dengan bersaing dengan anak lainnya
melalui kegiatan yang dilakukan, baik dalam kegiatan akademik maupun dalam
pergaulan melalui permainan yang dilakukan bersama. Otonomi mulai berkembang
pada anak di fase ini, terutama awal usia 6 tahun dengan dukungan keluarga terdekat.
Perubahan fisik, emosi, dan sosial pada anak yang terjadi mempengaruhi gambaran
anak terhadap tubuhnya (body image). Interaksi sosial lebih luas dengan teman,
umpan balik berupa kritik dan evaluasi dari teman atau lingkungannya mencerminkan
penerimaan dari kelompok akan membantu anak semakin mempunyai konsep diri
yang positif. Perasaan sukses dicapai anak dengan dilandasi adanya motivasi internal
untuk beraktivitas. Kemampuan anak untuk berinteraksi sosial lebih luas dengan
teman dilingkungannya dapat memfasilitasi perkembangan perasaan sukses (sense of
industry). Perasaan tidak adekuat dan rasa inferiority atau rendah diri akan
berkembang apabila anak terlalu mendapat tuntutan dari lingkungannya dan anak
tidak berhasil memenuhinya. Harga diri yang kurang pada fase ini akan
mempengaruhi tugas-tugas untuk fase remaja dan dewasa. Pujian atau penguatan
(reinforcement) dari orangtua atau orang dewasa terhadap prestasi yang dicapainya
menjadi begitu penting untuk menguatkan perasaan berhasil dalam melakukan
sesuatu.
a. Segitiga
b. Lingkaran
c. Persegi
7. Lanjutkan angka di bawah ini!
1, 3, 6, 8, ….
a. 12
b. 10
c. 14
8. Amatilah gambar di bawah ini!
7-9 2&3 Melihat alasan dibalik suatu Jawablah soal di bawah ini dengan tepat dan benar!
peristiwa/masalah, dan banyak bertanya 1. Perhatikan gambar di bawah ini !
untuk mengumpulkan informasi.
Melakukan operasi matematika yang
lebih sulit, seperti pembagian dan
perkalian.
Membuat rencana sebelum melakukan
sesuatu.
Akibat dari gambar di atas adalah ….
a. Banjir
b. Gempa bumi
c. Gunung Meletus
2. 3 x 4 = …
a. 4 + 4 +4
b. 3 + 3 + 3
c. 3 + 3 + 4
3. 10 : 2 = …
a. 5
b. 4
c. 3
4. Perhatikan gambar di bawah ini!
KELAS TINGGI
Sosial emosional Memahami nilai dan norma yang berlaku
Mengelola emosi yang dihadapinya
Mulai pandai bernegosiasi
Lebih suka berinteraksi dengan teman
sebaya
Pura-pura tertarik dengan lawan jenis
Peduli pandangan orang lain
terhadap dirinya
Mulai bisa membaca emosi orang lain
Mampu menentukan sudut pandang dalam
suatu masalah
Mampu menempatkan diri di berbagai
situasi.
UNTUK KELAS 1 - 3
NAMA : KELAS :
NO PERNYATAAN YA TIDAK
NO PERNYATAAN YA TIDAK
Pada teori Bronfenbrenner, konteks sosial merupakan pengaruh penting pada kehidupan dan perkembangan
1. Keluarga
Walaupun anak-anak tumbuh dalam keluarga yang beragam, orangtua memiliki peran penting dalam me
Gaya Pengasuhan
Baumrind mengatakan bahwa gaya pengasuhan datang dalam empat bentuk utama:
Pengasuhan Bersama
Pada pengasuhan bersama, orang tua mendukung satu sama lain untuk
bersama-sama membesarkan anak. Kurangnya pengasuhan bersama yang
efektif karena koordinasi yang buruk antara orang tua, merendahkan salah
satu orang tuanya, kurangnya kerjasama dan kehangatan, dan pemutusan
oleh salah satu orang tua adalah kondisi yang menempatkan anak-anak pada
risiko masalah.
Keluarga yang berubah dalam masyarakat yang berubah
Jumlah anak-anak yang dibesarkan dalam keluarga yang bercerai, keluarga
orang tua tiri, dan keluarga yang kedua orangtuanya bekerja di luar rumah semakin
meningkat. Pada orangtua yang bekerja akan menghasilkan efek pengasuhan, baik
positif maupun negatif. Orang tua yang memiliki kondisi pekerjaan yang buruk,
seperti jam kerja yang panjang, kerja lembur, stres karena bekerja, dan kurangnya
otonomi di tempat kerja, cenderung lebih mudah marah di rumah dan terlibat dalam
pengasuhan yang kurang efektif daripada orangtua yang memiliki kondisi kerja
yang lebih baik.
Sementara anak-anak dari keluarga yang bercerai menunjukkan penyesuaian
yang lebih buruk dibandingkan rekan-rekan mereka dari keluarga yang tidak
bercerai. ketika anak-anak dari rumah yang bercerai menunjukkan masalah,
masalah timbul bukan hanya karena perceraian, namun juga karena konflik
perkawinan yang mengarah ke arah perceraian. efek perceraian pada anak sangatlah
kompleks, tergantung kepada faktor-faktor seperti usia anak, kekuatan dan
kelemahan anak pada saat perceraian, jenis ketahanan, status sosial ekonomi, dan
fungsi keluarga setelah perceraian.
2. Teman Sebaya
Selain keluarga dan guru, rekan sebaya juga memainkan peran yang kuat dalam perkembangan anak-an
Anak populer. Anak populer sering dinominasikan sebagai sahabat dan jarang tidak disukai oleh
Anak rata-rata. Anak rata-rata menerima jumlah rata-rata dari kedua nominasi positif dan negatif
Anak terlantar. Anak terabaikan atau terlantar yang jarang dinominasikan sebagai sahabat, namu
Anak ditolak. Anak yang ditolak jarang dinominasikan sebagai sahabat seseorang dan sering sec
Anak kontroversial. Anak kontroversial sering dinominasikan baik sebagai sahabat seseorang da
3. Sekolah
Interaksi dengan teman
Ekstrakulikuler
Klub dan komunitas
Lembar Observasi
Sosial Konteks Perkembangan
Nama
Nama Sekolah :
Kelas :
Nama Siswa :
1 = Tidak Pernah
2 = Kadang-kadang
3 = Sering
4 = Selalu