UNIVERSITAS TERBUKA 1. Henry Fayol dan Prinsip-prinsip Organisasi Pada saat Taylor menuliskan hasil penelitiannya tentang manajemen pabrik di Amerika Serikat, Henry Fayol, orang perancis, mengkonsolidasikan prinsip-prinsip organisasinya. Meskipun mereka menulis pada waktu bersamaan, fokus dari Taylor dan Fayol cukup berbeda. Ide-ide Taylor didasarkan atas penelitian ilmiah, sedangkan Fayol menulis atas dasar pengalamannya bertahun-tahun sebagai seorang praktisi eksekutif. Fayol mencoba mengembangkan prinsip- prinsip umum yang dapat diaplikasikan pada semua manajer dari semua tingkatan organisasi, dan menjelaskan fungsi-fungsi yang harus dilakukan oleh seorang manajer. Sedangkan Taylor memusatkan perhatian pada tingkat yang paling rendah dari organisasi manajernen, yaitu tingkat paling rendah dari sebuah pabrik (shop level management). Fayol mengusulkan empat belas prinsip yang menurutnya dapat digunakan secara universal dan dapat diajarkan di sekolahsekolah dan universitas-universitas. Banyak dari prinsip organisasi tersebut, meskipun kurang keuniversalannya/ diikuti secara luas oleh para manajer dewasa ini: 1. Pembagian kerja. Prinsip ini sama dengan ’pembagian kerja’ Adam Smith. Spesialisasi menambah hasil kerja dengan cara membuat para pekerja lebih efisien. 2. Wewenang.Manajer harus dapat memberi perintah. Wewenang memberikan hak ini kepadanya. Tetapi.wewenang berjaian seiring dengan tanggung jawab. Jika wewenang digunakan, timbullah tanggung jawab. Agar effektif, wewenang seorang manajer harus sama dengan tanggung jawabnya. 3. Disiplin. Para pegawai harus mentaati dan menghormati peraturan yang mengatur organisasi. Disiplin yang baik merupakan hasil dari kepemimpinan yang efektif, suatu saling pengertian yang jelas antara manajemen dan para pekerja tentang peraturan organisasi serta penerapan hukuman yang adil bagi yang menyimpang dari peraturan tersebut. 4. Kesatuan komando. Setiap pegawai seharusnya menerima perintah hanya dari seorang atasan. 5. Kesatuan arah. Setiap kelornpok aktivitas organisasi yang mempunyai tujuan sama harus dipirnpin oleh seorang manajer dengan menggunakan sebuah rencana. 6. Mendahulukan kepmtingan umum di atns kepentingm individu. Kepentingan seorang pegawai atau kelompok pegawai tidak boleh mendahulukan kepentingan organisasi secara keseluruhan. 7. Remunerasi. Para pekerja harus digaji sesuai dengan jasa yang mereka berikan. 8. Sentralisasi. Tni merujuk kepada sejauh mana para bawahan terlibat dalam pengambilan keputusan. Apakah pengambilan keputusan itu disentralisasi (pada manajemen) atau didesentralisasi (pada para bawahan) adalah masalah proporsi yang tepat. Kuncinya.terletak pada bagaimana menemukan tingkat sentralisasi yang optimal untuk setiap situasi. 9. Rantai skalar. Garis wewenang dari manajemen puncak sampai ke tingkat yang paling rendah meiupakan rantai skalar. Komunikasi harus mengikuti rantai ini. Tetapi, jiku dengan mengikuti rantai tersebut malah tercipta kelambatan, komunikasi silang dapat diizinkan iika disetujui oleh semua pihak sedangkan atasan harus diberitahu. 10. Tata tertib. Orang dan bahan harus ditempatkan pada tempat dan waktu yang tepat. 11. Keadilan. Para manajer harus selalu baik dan jujur terhadap para bawahan. 12. Stabilitas masa kerja para pegtwai. Perputaran (turnover) pegawai yang tinggi adalah tidak efisien, Manajemen harus menyediakan perencanaan personalia yang teratur dan memastikan bahwa untuk mengisi kekosongan harus selalu ada pengganti. 13. Inisiatif. Para pegawai yang diizinkan menciptakan dan melaksanakan rencana-rencana akan berusaha keras. 14. Esprit de corps. Mendorong team spirit akan membangun keselarasan dan persatuan di dalam organisasi.
2. Tingkat manajemen strategi dibagi menjadi tiga level
Menurut Whelen dan Hunger (2008:15) ada beberapa tingkatan dalam strategi untuk perusahaan besar. Ada tiga tingkatan strategi manajemen yang berkembang sesuai dengan perkembangan perusahaan. 1. Strategi Korporasi (Corporate Strategy) Ini adalah strategi yang mencerminkan seluruh arah perusahaan yang bertujuan menciptakan pertumbuhan bagi perusahaan secara keseluruhan dan bagi manajemen berbagai macam bisnis lini produk. Ada tiga jenis strategi yang dapat dipakai pada tingkat strategi ini, yaitu: - Strategi pertumbuhan (growth strategy) Strategi yang berdasarkan pada tahap pertumbuhan yang sedang dilalui perusahaan - Strategi stabilitas (stability strategy) Strategi dalam menghadapi kemerosotan penghasilan yang sedang dihadapi oleh suatu perusahaan - Retrenchment strategy Strategy yang diterapkan untuk memperkecil atau mengurangi usaha yang dilakukan perusahaan 2. Strategy Bisnis (Business Strategy) Strategy ini digunakan pada tingkat produk atau unit bisnis dan merupakan strategi yang menekankan pada perbankan posisi bersaing produk atau jasa pada spesifikasi atau segmen pasar tertentu. Terdapat tiga macam strategi yang bisa digunakan pada strategi tingkat bisnis ini, yaitu: - Strategi kepemimpinan biaya - Strategi diferensiasi - Strategi fokus Strategi pada tingkat ini dirumuskan dan ditetapkan oleh para manajer yang diserahi tugas tanggung jawab oleh manajemen puncak atau mengelola bisnis bersangkutan. 3. Strategi Fungsional (Fungsional Strategy) Strategi ini digunakan pada level fungsional seperti operasional, pemasaran, keuangan, dan sumber daya manusia. Strategi ini mengacu pada dua tingkatan strategi sebelumnya yaitu strategi korporasi dan strategi bisnis. Strategi fungsional juga disebut sebagai value-based-strategy. Berfokus pada memaksimumkan produktivitas sumber daya yang digunakan dalam memberikan value terbaik untuk pemenuhan kebutuhan pelanggan. .
Manajemen waktu dalam 4 langkah: Metode, strategi, dan teknik operasional untuk mengatur waktu sesuai keinginan Anda, menyeimbangkan tujuan pribadi dan profesional