Dosen Pengampu:
Disusun oleh:
Kelompok 7
OKTOBER 2021
ANALISIS PENGGUNAAN INSTAGRAM PADA TINGKAT
KONSUMERISME MAHASISWA S-1 AKUNTASI UPN
VETERAN JAKARTA ANGKATAN 2021
ABSTRAK
Instagram merupakan salah satu media sosial yang memiliki banyak fitur yang menarik serta
bermanfaat bagi penggunanya, tak heran jika Instagram menjadi salah satu media sosial yang
memiliki pengguna terbanyak di dunia terutama di kalangan remaja. Instagram juga menjadi
wadah untuk para penjual mempromosikan dagangannya. Tentu saja hal ini sangat memudahkan
bagi para pedagang maupun pembeli untuk terkoneksi, namun hal ini pula dapat meningkatkan
sifat konsumtif bagi pembeli. Penelitian ini bertujuan untuk menggambarkan penggunaan
Instagram pada tingkat konsumerisme mahasiswa S-1 Akuntansi Angkatan 2021. Objek
penelitiannya adalah mahasiswa S-1 Akuntansi Angkatan 2021 sebanyak 55 informan yang
peneliti dapatkan melalui kuesioner. Dalam melakukan penelitian, peneliti menggunakan
menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan deskriptif dan teknik simple random sampling.
Berdasarkan hasil penelitian ini, penulis dapat menyimpulkan bahwa terdapat keterkaitan antara
penggunaan Instagram dengan meningkatnya sifat konsumtif mahasiswa S-1 Akuntansi Angkatan
2021.
i
KATA PENGANTAR
Assalamualaikum wr.wb
Alhamdulillahirobbil Alamin, puji dan syukur penulis panjatkan atas ke
hadirat Allah SWT, karena atas rahmat serta hidayah-Nya penulis dapat
menyelesaikan tugas karya tulis ilmiah yang berjudul “Analisis Penggunaan
Instagram Pada Tingkat Konsumerisme Mahasiswa S-1 Akuntansi UPN Veteran
Jakarta Angkatan 2021” dengan baik dan tepat pada waktunya.
Karya tulis ilmiah ini penulis buat dalam rangka memenuhi tugas mata
kuliah Bahasa Indonesia. Selain itu, karya tulis ilmiah yang penulis buat bertujuan
untuk menambah wawasan tentang perilaku konsumerisme yang dapat terjadi saat
menggunakan media sosial Instagram bagi para pembaca maupun bagi penulis
sendiri.
Ungkapan terima kasih juga penulis sampaikan kepada Ibu Indah Rini
Wulandari, S.S.,M.Si selaku dosen mata kuliah Bahasa Indonesia serta kepada
para informan dan semua teman-teman kami yang terlibat dalam pembuatan karya
tulis ilmiah ini, karena tanpa mereka penelitian yang kami buat tidak dapat
berjalan dengan baik.
Penulis mengakui bahwa karya tulis ilmiah yang dibuat masih jauh dari
kata sempurna. Oleh karena itu, penulis sangat mengharapkan adanya kritik serta
saran yang membangun demi perbaikan karya tulis ilmiah ini.
Wabillahi Taufik wal hidayah
Wassalamualaikum wr.wb
Tangerang Selatan, 31 Oktober 2021
Penyusun
ii
DAFTAR ISI
ABSTRAK ........................................................................................................................ i
B. Instagram ....................................................................................................................... 6
C. Konsumerisme ............................................................................................................... 8
iii
C. Pembahasan ................................................................................................................... 18
A. Simpulan ....................................................................................................................... 20
B. Saran .............................................................................................................................. 20
LAMPIRAN ......................................................................................................................
DAFTAR GAMBAR
iv
BAB I
PENDAHULUAN
A. Konteks Penelitian
Penggunaan media sosial di kalangan masyarakat sudah menjadi
hal yang lumrah di Indonesia pada saat ini. Hal ini dikarenakan media
sosial dapat membantu masyarakat untuk mempermudah aktivitasnya,
mulai dari mencari informasi hingga berkomunikasi antara satu dengan
yang lain. Tak heran jika media sosial telah menjadi sebuah teknologi
yang tidak bisa lepas dari manusia. Salah satu media sosial yang paling
banyak digunakan di Indonesia adalah Instagram.
Instagram adalah salah satu media sosial yang paling populer di
dunia, karena aplikasi tersebut dapat memungkinkan para penggunanya
untuk membagikan konten foto maupun video serta mengikuti kehidupan
para pesohor favorit mereka. Hingga kuartal-1 2021, ada sebanyak 1,07
miliar pengguna yang aktif menggunakan aplikasi Instagram di seluruh
dunia. Berdasarkan jumlah tersebut, sebanyak 245 juta pengguna
Instagram berada di rentang usia 24 sampai dengan 34 tahun
(katadata.co.id). Hingga April 2021, ada sekitar 87,8 juta pengguna
Instagram di Indonesia, di mana 52,6 persen adalah perempuan dan 47,4
persen adalah pria (statista.com).
Akibat dari pengguna Instagram yang sebanyak itu, para pebisnis
memanfaatkannya untuk berbisnis secara online, tak heran bisnis online
sudah semakin menjamur di Indonesia. Selain itu kemudahan teknologi
pun membuat para penjual dan pembeli dapat terkoneksi dengan mudah.
Hanya dengan menggunakan ponsel yang sudah tersambung dengan
jaringan internet saja, para pembeli bisa dengan mudah menemukan
barang apapun dan melakukan transaksi atas barang tersebut. Kemudian
online shop juga dapat menghemat waktu serta tenaga, karena dalam
bertransaksi tidak perlu bertemu langsung antara pedagang dan juga
pembeli.
1
Namun berbelanja secara online memiliki banyak resiko. Sebagai
pembeli barang online, kita perlu bersabar untuk menunggu barang
tersebut tiba, terlebih jika barang tersebut dikirim dari luar pulau atau
bahkan luar negeri. Selain itu, tidak jarang ditemukan barang yang sudah
sampai nyatanya tidak sesuai ekspektasi atau tidak sesuai dengan gambar
yang telah ditampilkan dalam aplikasi, hal ini tentu saja membuat pembeli
kecewa.
Bisnis online telah berkembang sangat pesat di dunia. Setiap
harinya para kurir harus bekerja untuk mengantar banyak paket hingga tiba
ke tangan pembeli. Terkadang beberapa orang tidak menyadari bahwa
mereka telah mengeluarkan banyak uang untuk berbelanja. Kegiatan
belanja secara online ini telah menjadi hal keseharian bagi sebagian orang.
Hal ini tentu saja berbahaya bagi gaya hidup masyarakat, karena hal ini
dapat menimbulkan sifat konsumtif pada diri seseorang.
Tambunan (dalam Fitriyani, Widodo & Fauziah, 2013: 56)
menjelaskan bahwa sikap konsumtif merupakan suatu bentuk kemauan
manusia dalam mengkonsumsi suatu benda yang kurang berguna secara
besar-besaran demi tercapainya kepuasan mereka. Menurut Soegito (dalam
Yunus, 2021: 39) dibandingkan dengan negara-negara di Asia Tenggara
yang lain, perilaku konsumtif masyarakat Indonesia dapat dibilang
cenderung berlebihan. Hal tersebut disebabkan karena Indonesia memiliki
tingkat tabungan yang rendah dibandingkan negara yang berada di Asia
Tenggara lainnya.
Perilaku konsumtif tersebut cenderung terjadi di kalangan remaja.
Hal ini terjadi karena pada usia tersebut, para remaja menghadapi banyak
perubahan. Perubahan tersebut cenderung berlangsung dengan sangat
pesat serta dipengaruhi oleh mode-mode yang ada. Pada usia ini, remaja
sedang dalam masa ingin tahu dan keinginan yang tinggi. Namun, mereka
belum dapat mengontrol sikap tersebut dengan baik sehingga dapat
menimbulkan sikap konsumerisme.
2
Maka dari permasalahan di atas, penulis melakukan penelitian yang
berjudul “Analisis Penggunaan Instagram Pada Tingkat Konsumerisme
Mahasiswa S-1 Akuntansi UPN Veteran Jakarta Angkatan 2021”.
Penelitian ini berfokus pada tingkat konsumerisme Mahasiswa S-1
Akuntansi UPN Veteran Jakarta Angkatan 2021 yang disebabkan oleh
penggunaan media sosial Instagram.
B. Fokus Penelitian
Fokus penelitian pada penelitian ini adalah mengenai penggunaan
Instagram pada meningkatnya tingkat konsumerisme Mahasiswa S-1
Akuntansi 2021. Hal ini didasari oleh maraknya transaksi jual beli secara
daring terutama di kalangan remaja.
C. Pertanyaan Penelitian
Berdasarkan latar belakang yang telah dijelaskan diatas, maka fokus
penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Apa yang dimaksud dengan media sosial Instagram?
2. Apa yang dimaksud dengan sikap konsumerisme?
3. Apa saja faktor yang mempengaruhi tingkat konsumerisme mahasiswa
S-1 Akuntansi UPN Veteran Jakarta angkatan 2021?
4. Bagaimana gambaran penggunaan Instagram pada tingkat
konsumerisme mahasiswa S-1 Akuntansi UPN Veteran Jakarta
angkatan 2021?
D. Tujuan Penelitian
Tujuan dilakukannya penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Mendeskripsikan mengenai pengertian Instagram.
2. Menggambarkan mengenai pengertian konsumerisme.
3. Mengetahui faktor yang mempengaruhi tingkat konsumerisme
mahasiswa S-1 Akuntansi UPN Veteran Jakarta angkatan
2021.Mengetahui hubungan penggunaan Instagram pada tingkat
3
konsumerisme mahasiswa S-1 Akuntansi UPN Veteran Jakarta
angkatan 2021.
E. Manfaat Penelitian
Berdasarkan hasil penelitian ini, manfaat yang dapat diperoleh adalah:
1. Manfaat Teoretis
Berdasarkan penelitian ini diharapkan dapat memperkaya
penelitian sebelumnya serta menjadi acuan bagi penelitian serupa
selanjutnya yang ingin membahas mengenai penggunaan media sosial
pada tingkat konsumerisme mahasiswa.
2. Manfaat Praktis
a. Bagi Pengguna Instagram
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menyadarkan para
pengguna Instagram khususnya mahasiswa yang menggunakan
Instagram mengenai pengaruh Instagram pada minat belanja setiap
individu, serta bahaya dari sikap konsumerisme bagi tiap individu.
b. Bagi Instagram
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menarik perhatian
masyarakat yang nantinya akan menambah jumlah pengguna dari
Instagram. Berdasarkan penelitian ini diharapkan dapat
menyadarkan masyarakat mengenai penggunaan Instagram dengan
lebih bijak yang nantinya akan berdampak pada rating yang baik
pada Instagram.
4
BAB II
KERANGKA KONSEPTUAL
A. Media Sosial
1. Pengertian Media Sosial
Kaplan & Haenlein (2010: 60) mendefinisikan media sosial
sebagai seperangkat aplikasi yang berlandaskan internet dan
berdasarkan pada pemahaman dan teknologi web 2.0 sehingga
memungkinkan adanya pembentukan dan pertukaran konten dari orang
yang menggunakannya.
Berdasarkan pernyataan tersebut, Van Dijk (dalam Setiadi,
2016) menyimpulkan bahwa media sosial adalah platform Internet yang
membolehkan pengguna untuk mengidentifikasikan diri mereka sendiri
dengan membuat koneksi, berkolaborasi, menyumbang, berkomunikasi
dengan pengguna lain, dan membuat jejaring sosial di dunia maya.
5
3. Karakteristik Media Sosial
Media sosial dapat dibagi atas beberapa karakteristik (Lester Voit
dalam Zazin & Zaim, 2020: 543). Karakteristik tersebut meliputi:
a. Partisipasi
Penggunaan jejaring sosial dapat mendorong posting dan
komentar siapa pun yang tertarik dengan jejaring sosial tersebut.
Hal ini dapat mengaburkan batas antara media sosial dengan
audiens.
b. Keterbukaan
Jejaring sosial terbuka bagi siapa pun untuk berkomentar
dan berpartisipasi. Jejaring sosial mendukung pemungutan suara
serta berbagi informasi dan komentar antar sesama pengguna.
Hambatan untuk mengakses hobi atau minat seseorang dalam
menggunakan jejaring sosial tersebut jarang terjadi.
c. Percakapan
Bilamana media lama adalah tentang "streaming" (konten
yang dikirimkan kepada penonton), media sosial lebih merupakan
percakapan antara dua arah.
d. Komunitas
Penggunaan media sosial dapat menyebabkan terjadinya
pembangunan suatu kelompok secara pesat sehingga para
pengguna dapat berkomunikasi dengan baik lewat sosial media.
e. Keterhubungan
Beberapa bentuk media sosial memiliki perkembangan dari
keterikatan timbal balik mereka melalui penggunaan tautan ke situs
web lain, sumber daya, dan pengguna di dalamnya.
6
4. Jenis Media Sosial
a. Facebook
Facebook merupakan sebuah aplikasi yang memungkinkan
para penggunanya untuk dapat melakukan banyak hal, seperti
membagikan foto, video, tulisan, link situs dan juga dapat
berkomunikasi antar pengguna. Tak heran jika Facebook menjadi
salah satu aplikasi yang banyak diminati masyarakat.
b. WhatsApp
WhatsApp merupakan sebuah aplikasi yang digunakan
masyarakat dalam mengirim pesan yang dapat memungkinkan para
penggunanya untuk saling bertukar pesan satu sama lain. Aplikasi
ini merupakan aplikasi berbasis internet sehingga para
penggunanya tidak perlu menggunakan pulsa. Saat ini, WhatsApp
menjadi media sosial untuk berkomunikasi yang sangat populer di
masyarakat.
c. Instagram
Instagram merupakan aplikasi berbasis internet yang
menyediakan para penggunanya untuk berbagi foto dan video,
menggunakan filter digital, hingga membagikannya ke berbagai
jejaring sosial. Kini, Instagrammenjadi media sosial yang sangat
digemari oleh masyarakat terutama remaja karena fiturnya yang
menyenangkan.
B. Instagram
1. Pengertian
Instagram merupakan sebuah aplikasi yang mempunyai
kekhususan di dalam media sosial. Instagram juga merupakan sebuah
aplikasi yang memiliki kegunaan yang hampir serupa dengan twitter.
Perbedaan dari keduanya dapat dilihat dari wujud dan tempat
pengambilan foto dalam berbagi informasi antar penggunanya. Salah
satu kegunaan aplikasi ini salah satunya adalah dapat meningkatkan
7
inspirasi serta kreatifitas para penggunanya, karena di dalam aplikasi
ini, terdapat banyak fitur canggih yang dapat membuat foto atau video
yang kita unggah menjadi lebih bagus (Atmoko, 2012: 10).
2. Tujuan
Salah satu tujuan utama dari aplikasi Instagram adalah sebagai
sarana untuk mengunggah sesuatu. Hal tersebut dapat berupa tempat,
benda, aktivitas, hingga diri sendiri dalam bentuk gambar atau foto.
Instagram kini sudah semakin berkembang, yang mulanya hanya
sebatas mempublikasikan kesehariannya, kini sudah berkembang
menjadi sarana berbisnis secara online.
3. Fitur
Terdapat berbagai fitur yang ditawarkan oleh Instagram untuk
mempermudah penggunanya seperti:
a. Pengikut (Followers)
Salah satu fitur yang dimiliki Instagram sejak awal berdiri
adalah pengikut. Dengan fitur ini, kita dapat mengikuti dan diikuti
oleh orang lain. Instagram menyediakan fitur tersebut agar
memudahkan para penggunanya untuk berkomunikasi serta
berinteraksi antara satu dengan yang lain.
b. Mengunggah Foto (Upload Photo)
Fungsi yang paling penting dari Instagram yaitu sebagai
tempat untuk para penggunanya membagikan foto. Foto yang dapat
kita bagikan pun dapat kita jepret langsung dari aplikasi Instagram
atau bisa juga menggunakan foto yang telah kita miliki di device.
c. Kamera
Setelah mengambil foto dari Instagram, kita juga dapat
menyimpannya dalam bentuk device. Selain itu Instagram juga bisa
menggunakan mode flip. Kemudian Instagram juga bebas dalam
8
ukuran foto yang dapat diunggah. Namun, rasio Instagram
normalnya hanya mencapai 3:2 saja.
d. Efek Foto
Untuk memperindah hasil foto, Instagram juga menyediakan
fitur efek foto yang banyak dan juga beragam. Pengguna dapat
menyeseuaikan efek foto yang akan dipilih sesuai dengan hasil foto.
e. Judul Foto dan Lokasi (Caption and Location)
Selain itu, Instagram juga menyediakan fitur memberikan
keterangan serta lokasi untuk foto yang ingin di unggah. Hal ini
bermanfaat agar pengguna lain yang melihat postingan kita dapat
mengetahui keterangan yang ingin kita sampaikan beserta lokasinya.
f. Arroba
Instagram menyediakan fitur untuk menyinggung para
pengguna yang lain, bisa berupa pengikut ataupun yang bukan
pengikut dengan cara menambahkan arroba (@). Cara menggunakan
fitur ini adalah setelah menambahkan arroba, kita bisa menuliskan
nama akun dari pengguna tersebut. Hal ini membuat para pengguna
bisa saling menyinggung antar pengguna yang lain dari banyak
tempat. Bisa dari foto yang diposting, cerita atau bisa juga di kolom
komentar. Tujuan dari menyinggung ini supaya kita dapat
berinteraksi dengan para pengguna lain yang akunnya telah kita
singgung.
g. Tagar (Hashtag)
Ketika kita mempublikasikan foto maupun video, kita bisa
menambahkan berbagai tagar di dalamnya. Tujuan dari
menggunakan tagar ini sendiri adalah agar foto atau video yang kita
posting dalam dilihat oleh banyak orang melalui tagar yang mereka
cari yang sesuai dengan tagar yang kita gunakan. Maka jika kita
ingin postingan kita semakin banyak dilihat maka gunakanlah
banyak tagar yang banyak dikunjungi oleh para pengguna.
9
h. Suka (Like)
Instagram juga memiliki fitur menyukai foto. Fitur ini
menandakan bahwa pengguna lain menyukai postingan kita atau bisa
juga kita menyukai postingan orang lain. Jumlah like juga menjadi
faktor sebuah foto banyak dikenal atau tidak.
i. Populer (Explore)
Jika foto memiliki banyak like, maka foto tersebut akan
berpotensi untuk masuk halaman explore banyak orang. Explore
merupakan halaman yang berisi banyak foto yang populer yang dari
para pengguna Instagram yang ada di seluruh penjuru dunia pada
saat itu.
C. Konsumerisme
1. Pengertian Konsumerisme
Perilaku konsumerisme merupakan suatu perilaku konsumsi di
masa modern. Perilaku tersebut dapat menyebabkan pergeseran sifat
manusia dari mode produksi atau rasio menjadi mode konsumsi atau
hasrat konsumsi (Jean Baudrillard dalam Rohman, 2005: 238).
Perilaku ini seringkali dikaitkan dengan perilaku konsumsi yang
berlebihan terhadap suatu produk dan berakhir menjadi ketergantungan.
Perilaku konsumerisme tersebut biasanya muncul hanya untuk
kepuasan belanja diri sendiri daripada kepentingan untuk memenuhi
kebutuhan sebenarnya.
10
b. Adanya pertukaran serta interaksi antar manusia satu dengan yang
lain. Pertukaran dan interaksi tersebut dilakukan pada saat menjual
dan membeli suatu barang yang ada di dalam suatu sistem pasar.
c. Telah terjadinya perkembangan yang pesat di dalam pusat-pusat
khusus berbelanja.
d. Maraknya iklan-iklan dalam suatu media khususnya media digital
yang memasarkan beberapa produk kepada suatu masyarakat.
e. Banyaknya media-media promosi serta tampilan pengemasan yang
menarik perhatian konsumen dalam proses penjualan suatu produk.
f. Terdapat pemakaian kartu kredit dalam kegiatan berbelanja yang
mana seorang individu dapat dimudahkan karena tidak perlu
membawa uang tunai yang besar.
g. Adanya desain produk yang berkembang dari masa ke masa
sehingga dapat menarik perhatian para konsumen.
D. Penelitian Terdahulu
Penelitian terdahulu atau penelitian yang sudah dilakukan sebelumnya
berfungsi sebagai pembanding dan referensi bagi penelitian yang akan
dilakukan. Untuk menjauhi asumsi kesamaan dalam penelitian yang akan
dilakukan, peneliti menuliskan hasil penelitian sebelumnya sebagai
berikut:
1. Hasil penelitian Yari Dwikurnaningsih, Sapto Irawan, dan Maria
Puspa Dewi (2020)
Penelitian Yari Dwikurnaningsih, Sapto Irawan, dan Maria
Puspa Dewi (2020) berjudul “Pengaruh Online Shop Instagram
Terhadap Perilaku Konsumtif Mahasiswa”. Metode yang digunakan
dalam penelitian ini adalah metode kuantitatif dengan jenis inferensial.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui seberapa
signifikan perngaruh dari media belanja online pada Instagram
terhadap perilaku konsumtif mahasiswa.
11
Berdasarkan penelitian ini, dapat diketahui bahwa mayoritas
mahasiswa menggunakan media belanja online Instagram dengan
kategori yang sangat tinggi yaitu pencapi 76 mahasiswa dari 127
mahasiswa bimbingan dan konseling UKSW. Kemudian dapat
disimpulkan bahwa terdapat pengaruh yang cukup signifikan pada
pengaruh media belanja online Instagram terhadap perilaku konsumtif
mahasiswa.
Perbedaan antara penelitian yang akan dilakukan peneliti
dengan penelitian saudara Yari, Sapto, dan Maria terletak pada metode
dan fokus penelitian. Penelitian yang akan dilakukan peneliti
menggunakan metode deskriptif kualitatif, sementara saudara Yari,
Sapto, dan Maria menggunakan metode kuantitatif dengan jenis
inferensial. Penelitian ini berfokus pada hubungan penggunaan
Instagram terhadap tingkat konsumerisme beserta faktor faktor yang
mempengaruhi perilaku konsumerisme tersebut, sedangkan penelitian
saudara Yari, Sapto, dan Maria berfokus pada pengaruh dari media
belanja online Instagram terhadap perilaku konsumtif mahasiswa.
12
percakapan hingga interkoneksi mempengaruhi perilaku konsumtif di
kalangan mahasiswa Fakultas Ilmu Politik dan Ilmu Sosial Universitas
Riau. Perilaku tersebut berupa pembelian impulsif, pemborosan,
hingga pembelian irasional.
Perbedaan dari penelitian yang akan dilakukan penulis dengan
penelitian Sofia terletak dari metode dan fokus penelitian. Penelitian
Sofia menggunakan metode penelitian kuantitatif eksplanasi,
sedangkan metode penelitian yang akan dilakukan penulis dalam
membuat karya tulis ilmiah ini menggunakan metode deskriptif
kualitatif. Selain itu, penelitian Sofia berfokus pada pengaruh
Instagram sebagai media belanja online fashion, sedangkan dalam
penelitian ini peneliti berfokus terhadap hubungan penggunaan
Instagram terhadap tingkat konsumerisme beserta faktor-faktor yang
mempengaruhi tingkat konsumerisme tersebut.
13
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
B. Informan Penelitian
Afrizal (2016: 139) menjelaskan bahwa informan penelitian
merupakan seseorang yang memberikan informasi mengenai dirinya
sendiri maupun orang lain ataupun suatu kejadian kepada peneliti.
Tujuannya adalah untuk membantu peneliti menemukan hasil dari
penelitian.
Informan penelitian pada penelitian ini adalah mahasiswa UPN
Veteran Jakarta program studi S-1 Akuntansi angkatan 2021 yang
berjumlah sebanyak 217 mahasiswa. Dalam penelitian ini, subjek
penelitian lebih dari 100 orang. Maka sampel yang diambil dari penelitian
ini 25% - 30% dari populasi. Jumlah sampel dalam penelitian ini adalah 55
dari total seluruhnya sebanyak 217 mahasiswa.
14
Penelitian ini dilakukan kepada mahasiswa yang menggunakan
aplikasi Instagram. Pada penelitian ini, kami menggunakan teknik simple
random sampling, Sugiyono (2018: 82) menjelaskan bahwa simple
random sampling terdiri dari sampel acak yang merupakan anggota dari
populasi yang dipilih secara acak tanpa memperhatikan strata yang telah
ada dalam populasi.
C. Instrumen Penelitian
Gulo (2000) menjelaskan bahwa instrumen penelitian adalah
pedoman tertulis tentang wawancara atau observasi atau katalog
pertanyaan yang diolah untuk memperoleh informasi. Instrumen disebut
panduan observasi atau panduan wawancara atau kuesioner atau panduan
dokumentasi, tergantung metode yang digunakan.
Instrumen penelitian yang digunakan oleh peneliti adalah
menggunakan kuesioner yang telah dibuat oleh peneliti. Pada kuesioner
tersebut terdapat delapan pertanyaan yang diajukan untuk diisi oleh para
informan. Daftar pertanyaan karya tulis ilmiah ini ditampilkan di dalam
lembar lampiran.
15
Hubberman (dalam Sugiyono, 2007: 204) terdiri atas pengumpulan data,
reduksi data, penyajian data dan penarikan kesimpulan. Langkah-langkah
tersebut sebagai berikut:
1. Pengumpulan data
Pengumpulan data adalah langkah pencarian, pencatatan dan
pengumpulan data-data secara rasional dan tidak memiliki perubahan.
Penelitian ini merupakan tipe kualitatif sehingga pengumpulan data
dapat dilakukan dengan cara mengamati, wawancara, pengarsipan atau
gabungan dari ketiga itu (Sugiyono, 2019: 322).
2. Reduksi data
Tahap ini merupakan tahap penyederhanaan yang dilakukan
peneliti dengan cara memilih, memfokuskan, dan memvalidasi data
mentah pada berita yang bermakna untuk memudahkan proses
inferensi.
3. Penyajian data
Data yang disajikan dalam penelitian ini disajikan dalam
bentuk naratif, karena sebagian besar metode kualitatif menggunakan
bentuk naratif. Data dapat disajikan dalam bentuk kumpulan informasi
yang telah terorganisasi dan ringan dipahami.
4. Penarikan Kesimpulan
Langkah ini merupakan langkah terakhir dalam teknik analisis
data. Pada fase ini, hasil reduksi dipertimbangkan dan selalu up to
date dengan rumusan masalah dan tujuan yang ingin digapai dalam
penelitian ini. Data yang terkumpul kemudian ditimbangkan antara
satu dengan yang lain untuk menarik garis besar tentang masalah yang
akan ditanyakan.
16
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Data
Deskripsi data adalah suatu upaya guna menampilkan gambaran
mengenai data serta bentuk nyata dari para informan agar dapat disajikan
dengan lebih mudah. Pada penelitian ini, penulis menggunakan metode
kualitatif dengan pendekatan deskriptif. Pendekatan ini bertujuan sebagai
petunjuk tentang tanggapan para informan terhadap pertanyaan-pertanyaan
yang telah diajukan peneliti guna memperoleh informasi untuk kebutuhan
penelitian.
Subjek yang diteliti dalam penelitian ini adalah mahasiswa S-1
Akuntansi UPN Veteran Jakarta Angkatan 2021, peneliti memilih subjek
tersebut dikarenakan permasalah yang akan diteliti cukup dekat dengan
usia tersebut. Pada usia tersebut, mereka cenderung gemar menggunakan
teknologi serta berbelanja, maka tak heran jika pada usia tersebut mereka
cenderung melakukan kegiatan berbelanja hal yang mereka lihat di media
sosial.
Peneliti menggunakan teknik simple random sampling dengan cara
menyebarkan kuesioner yang dapat diisi secara sukarela oleh mahasiswa
S-1 Akuntansi UPN Veteran Jakarta Angkatan 2021 mulai dari kelas
Bahasa Indonesia 01 hingga 06 yang menggunakan aplikasi Instagram.
Adapun rincian deskripsi data informan tersebut dapat kita lihat pada
gambar dibawah ini.
17
1. Kelas Informan
Gambar 4.1 Grafik Kelas Bahasa Indonesia
18
aplikasi Instagram. Hal ini tentu saja memudahkan peneliti dalam
melakukan penelitian ini.
B. Hasil Penelitian
Berdasarkan penelitian melalui Google Formulir yang telah peneliti
lakukan terhadap 55 informan, peneliti mendapatkan beberapa hasil yang
dapat digunakan sebagai informasi bagi penelitian yang dilakukan. Berikut ini
adalah hasilnya:
1. Penggunaan Aplikasi Instagram
Gambar 4.3 Grafik Intensitas Penggunaan Aplikasi Instagram
19
2. Ketertarikan Membeli Barang dari Instagram
Gambar 4.4 Grafik Ketertarikan Membeli Barang dari instagram
20
informan juga mengatakan “Karena banyak model pilihan, dan dapat
memilih model tersebut sendiri.”
Berdasarkan pernyataan para informan tersebut, dapat ditarik
kesimpulan alasan membeli barang yang dilihat di Instagram yaitu karena
tampilan dari produk yang menarik, metode promosi yang dilakukan oleh
penjual dirasa mampu menarik perhatian, memiliki banyak variasi model
serta harga yang ditawarkan relatif terjangkau.
4. Pengaruh Influencer
Pada hasil penelitian ini, informan memberikan informasi
mengenai peran influencer dalam mempengaruhi minat mereka dalam
membeli suatu barang dari Instagram. Pemasaran influencer merupakan
suatu bentuk pemasaran di dalam jejaring sosial yang menyangkut
dukungan dan positioning produk dari sang influencer, individu ataupun
organisasi yang ahli dan memiliki pengetahuan yang baik dalam efek dari
media yang digunakannya. Seorang influencer biasanya memiliki banyak
pengikut di Instagram yang nantinya akan menjadi target pembeli yang
disasar oleh para pedagang.
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan terhadap 55 informan,
jawaban tersebut sebagian besar sama. Sebagian besar informan
mengatakan bahwa peran influencer mempengaruhi mereka dalam
membeli barang yang dilihat dari Instagram. Salah satu dari informan
tersebut mengatakan, “Sangat mempengaruhi karena seorang selebgram
memiliki followers yang banyak sehingga ketika dia mengiklankan sebuah
produk akan banyak orang yang tertarik.” Informan yang lain mengatakan
bahwa alur promosi para influencer yang lucu dan unik juga dapat menarik
perhatian para pembeli, terbukti dari salah satu kutipan jawaban informan,
"Ya, karena strategi influencer dalam mempromosikan barang sangat
menarik dan beraneka ragam. terkadang menggunakan alur promosi yang
lucu.”
21
Berdasarkan jawaban para informan tersebut, dapat diketahui
bahwa peran influencer sangat berpengaruh pada tingkat konsumerisme
informan. Hal tersebut dikarenakan influencer mempromosikan barang
dengan sangat menarik sehingga barang yang dipromosikan tersebut dapat
menarik perhatian konsumen.
C. Pembahasan
Berdasarkan hasil penelitian yang sudah kami dapatkan dari 55 informan
melalui Google Formulir, peneliti mendapatkan jawaban bahwa terdapat
keterkaitan antara penggunaan Instagram dengan perilaku konsumerisme
mahasiswa. Berdasarkan hasil penelitian tersebut, peneliti juga mendapatkan
jawaban terkait dengan faktor-faktor yang menyebabkan meningkatnya tingkat
konsumerisme mahasiswa yang disebabkan dari penggunaan media sosial
Instagram. Faktor-faktor tersebut sebagian besar sama dengan apa yang
dikatakan oleh Parwanti di BAB II mengenai faktor penyebab konsumerisme.
22
Faktor pertama yang peneliti dapatkan adalah faktor desain produk.
Menurut informan yang memberikan jawaban mengenai faktor tersebut,
tampilan yang menarik akan menambah daya tarik konsumen akan suatu
barang. Seperti yang kita ketahui, Instagram merupakan gudang bagi berbagai
macam foto. Karena hal tersebut, konsumen dapat melihat detail dari suatu
desain produk dengan baik walaupun hanya sebatas melihat dari Instagram.
Faktor kedua adalah faktor iklan dan influencer. Instagram merupakan
tempat bagi para influencer untuk mempromosikan suatu bisnis, dan pengikut
influencer tersebut merupakan target bisnisnya. Menurut para informan, peran
influencer ini sangat berpengaruh dalam tingkat konsumerisme mereka.
Dengan kemampuan promosi yang menarik dan unik, informan mengaku akan
mudah tertarik dengan produk yang dipromosikan.
Faktor ketiga adalah bervariasinya jenis barang. Karena beragamnya
model barang yang disajikan dalam Instagram, informan menjadi lebih mudah
dan senang untuk memilih model tersebut sendiri. Sehingga, konsumen dapat
mempunyai banyak pilihan barang yang ingin dibeli.
Faktor keempat dan yang terakhir adalah harga. Tentunya faktor ini
menjadi faktor utama bagi konsumen dalam membeli suatu barang. Dengan
harga yang lebih murah, tentunya para informan dapat tertarik untuk membeli
suatu barang yang mereka inginkan.
23
BAB V
PENUTUP
A. Simpulan
Penelitian dengan judul “Analisis Penggunaan Instagram Pada
Tingkat Konsumerisme Mahasiswa S-1 Akuntansi UPN Veteran Jakarta
Angkatan 2021“ merupakan penelitian dengan metode deskriptif kualitatif.
Populasi yang diambil merupakan mahasiswa S-1 Akuntansi UPN Veteran
Jakarta angkatan 2021 dengan sampel sebanyak 55 dari total 217
mahasiswa. Data yang diambil dari penelitian ini didapat dengan
menyebarkan kuesioner berupa Google Formulir yang diisi secara acak
dan sukarela oleh mahasiswa S-1 Akuntansi UPN Veteran Jakarta
angkatan 2021 dari kelas Bahasa Indonesia 01 sampai 06.
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dijelaskan sebelumnya,
maka dapat ditarik kesimpulan bahwa sebagian besar informan merasakan
tingkat konsumerisme yang terjadi akibat penggunaan Instagram. Sebagian
besar informan selalu menggunakan aplikasi Instagram yaitu sebanyak 27
orang (49,1%). Ketertarikan para informan dalam menggunakan aplikasi
Instagram tersebut juga diikuti oleh ketertarikan dalam membeli suatu
barang yang ada di Instagram. Hasil penelitian menyebutkan bahwa
sebagian besar informan memiliki ketertarikan untuk membeli barang
yang dilihat dari Instagram yaitu sebanyak 39 orang (70,9%). Ketertarikan
dalam membeli barang yang dilihat dari Instagram tersebut disebabkan
karena beberapa alasan. Alasan tersebut antara lain karena tampilan dari
produk yang menarik, metode promosi yang dilakukan oleh penjual dirasa
mampu menarik perhatian, memiliki banyak variasi model serta harga
yang ditawarkan relatif terjangkau. Selain itu, sebagian besar informan
terpengaruh influencer dalam membeli barang yang mereka lihat dari
Instagram. Hal ini dikarenakan para influencer mempromosikan suatu
barang dengan cara yang unik dan dapat menarik perhatian para pembeli.
24
B. Saran
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, dapat diketahui
bahwa terdapat keterkaitan antara penggunaan Instagram dengan perilaku
konsumerisme mahasiswa. Untuk itu, peneliti mengajukan beberapa saran
kepada beberapa pihak yaitu, bagi mahasiswa, bagi penelitian selanjutnya
dan bagi Instagram.
Bagi mahasiswa, penelitian ini diharapkan dapat memberikan
pemahaman kepada mahasiswa tentang dampak dari penggunaan
Instagram pada tingkat konsumerisme. Para mahasiswa diharapkan untuk
bijak dalam menggunakan media sosial Instagram serta dapat mengontrol
diri dalam berbelanja.
Bagi penelitian selanjutnya, penelitian ini diharapkan dapat
menjadi acuan bagi penelitian selanjutnya serta penelitian selanjutnya
dapat memperbaiki kekurangan dari penelitian ini.
Bagi Instagram, penelitian ini diharapkan dapat menjadi evaluasi
bagi media sosial Instagram agar dapat mengembangkan aplikasinya serta
fitur-fitur yang ada di dalamnya agar bisa lebih berguna bagi banyak
orang.
25
DAFTAR PUSTAKA
Fadhilah, M. R., & Arwiyah, M. Y. (2020). Pengaruh budaya organisasi dan self
efficacy terhadap kinerja karyawan departemen internal audit pt
telekomunikasi indonesia, tbk bandung. Eproceedings of management, 7(2)
hlm. 3635—3642.
Fitriyani, N., Widodo, P. B., & Fauziah, N. (2013). Hubungan antara konformitas
dengan perilaku konsumtif pada mahasiswa di genuk indah semarang.
Jurnal psikologi undip, 12(1) hlm. 55—68.
Kaplan, A. M., & Haenlein, M. (2010). Users of the world, unite! The challengers
and opportunities of social media. Business horizons, 53(1) hlm. 59—68.
Nisrina, D., Widodo, I. A., Larassari, I. B., & Rahmaji, F. (2020). Dampak
konsumerisme budaya korea (kpop) di kalangan mahasiswa fakultas ilmu
sosial universitas negeri malang. Jurnal penelitian humaniora, 21(1) hlm.
78—88.
Paiman, P. (2019). Implementasi strategi pemasaran pariwisata untuk
meningkatkan kepuasan wisatawan berkunjung ke desa gucialit kecamatan
gucialit kabupaten lumajang studi kasus pada komunitas gowa (gucialit
organisasi wisata alam). In proceedings progress conference, 2(1) hlm. 34—
42.
Ricky, R. D. M., Kawung, E., & Goni, S. Y. (2021). Dampak aplikasi belanja
online (online shop) di masa pandemi covid-19 terhadap minat belanja
masyarakat di kelurahan girian weru di kecamatan girian kota bitung
provinsi sulawesi utara. Jurnal ilmiah society, 1(1) hlm. 1—9.
Zazin, N., & Zaim, M. (2020). Media pembelajaran agama islam berbasis media
sosial pada generasi-z. Proceeding antasari international conference, 1(1)
hlm. 535—563.
LAMPIRAN
Daftar pertanyaan yang diajukan peneliti kepada informan adalah sebagai berikut:
No Pertanyaan
1 Nama / Anonymous
Jawaban terbuka
Opsi : 01/02/03/04/05/06
Opsi : Ya/Tidak
5 Apakah anda pernah membeli barang yang anda lihat dari Instagram?
Jawaban terbuka
7 Apakah peran influencer dan selebgram mempengaruhi daya tarik anda untuk
membeli suatu barang? berikan alasannya
Jawaban terbuka
Jawaban terbuka
LAMPIRAN INFORMAN
10/21/2021 23:12:49 - 02