Anda di halaman 1dari 10

TUGAS

KECERDASAN DALAM PROSES PEMBELAJARAN


Mata Kuliah Psikologi Pendidikan

Oleh:

M ARSYAD ALFARUQI

21029090

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS NEGERI PADANG

2022
DAFTAR ISI

Contents
DAFTAR ISI .......................................................................................................................... 2

A. PENGERTIAN KECERDESAN .................................................................................... 3

B. FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KECERDASAN ................................................. 3

C. KLASIFIKASI KECERDASAN INTELEKTUAL (IQ) ................................................ 5

D. JENIS JENIS KECERDASAN ......................................................................................... 6

E. UPAYA PENDIDIK DALAM MENGEMBANGKAN KECERDASAN PESERTA


DIDIK DALAM PROSES PEMBELAJARAN ..................................................................... 8

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................................... 10


A. PENGERTIAN KECERDESAN
Kecerdasan berasal dari kata cerdas yang berarti pintar dan cerdik, cepat tanggap
dalam menghadapi masalah dan cepat mengerti jika mendengar keterangan.
Kecerdasan adalah kesempurnaan perkembangan akal budi. Kecerdasan adalah
kemampuan seseorang untuk memecahkan masalah yang dihadapi, dalam hal ini
adalah masalah yang menuntut kemampuan fikiran (Daryanto, 2014) Menurut
Dusek ( 2012) kecerdasan dapat didefinisikan melalui dua jalan yaitu secara
kuantitatif dan kualitatif. Secara kuantitatif, kecerdasan adalah proses belajar untuk
memecahkan masalah yang dapat diukur dengan tes inteligensi, sedangkan secara
kualitatif kecerdasan merupakan suatu cara berpikir dalam membentuk konstruk
bagaimana menghubungkan dan mengelola informasi dari luar yang disesuaikan
dengan dirinya. Howard Gardner dalam Akyas (2014) berpendapat kecerdasan
adalah kemampuan untuk memecahkan atau menciptakan sesuatu yang bernilai bagi
budaya tertentu. Berdasarkan pengertian kecerdasan di atas, dapat disimpulkan
bahwa kecerdasan adalah kemampuan seseorang untuk memecahkan masalah yang
dihadapi, dalam hal ini adalah masalah yang menuntut kemampuan fikiran serta
dapat diukur secara kuantitatif dan kualitatif.

B. FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KECERDASAN


-Faktor Internal
adalah faktor genetik atau keturunan. Sama seperti sifat yang dimilkii manusia
lainnya, kecerdasan setiap anak juga berbeda-beda. Masyarakat banyak yang
memiliki anggapan bahwa kecerdasan anak diwariskan dari orang tua yang juga
cerdas. Pepatah yang populer terkait hal ini adalah buah jatuh tak jauh dari
pohonnya. Meskipun demikian, sebagian besar penelitian memperkirakan bahwa
faktor genetik berperan hanya sekitar 30 sampai 75 persen dalam menentukan
kecerdasan siswa. Penelitian menunjukkan bahwa faktor lingkungan memiliki peran
yang sama pentingnya dalam hal kecerdasan anak. Hasil penelitian menyebutkan,
anak-anak yang dibesarkan di lingkungan yang tidak mendukung perkembangan
kecerdasannya seperti: tidak diberi ASI, malnutrisi, serta terpapar polusi, tidak akan
berkembang dengan optimal meskipun ia memiliki faktor genetik yang baik.
-Faktor Eksternal
faktor yang mempengaruhi perkembangan intelektual dari luar atau faktor eksternal
adalah lingkungan, stimulasi, gaya belajar, dan nutrisi.
1. Lingkungan
Yang masuk dalam faktor lingkungan antara lain tempat tinggal, yang juga
berdampak pada kecerdasan anak. Dalam sebuah penelitian menunjukkan bahwa
anak yang tinggal di area yang memiliki fasilitas baik, melakukan aktivitas fisik
lebih dari 5 jam per minggu dan memiliki orang tua yang berpendidikan tinggi, akan
cenderung memiliki IQ yang tinggi. Dalam sebuah penelitian lain juga disebutkan,
jika seorang anak tinggal di kota kecil dengan fasilitas 4 pendidikan yang terbatas,
dapat membuat potensi kecerdasan anak tidak berkembang semaksimal anak anak
yang tinggal di kota besar dengan fasilitas belajar yang lebih baik.
2. Stimulasi
Faktor yang mempengaruhi IQ siswa berikutnya adalah stimulasi yang diberikan
kepada anak atau siswa. Interaksi Ibu dengan anak di tahun-tahun pertama
kehidupannya akan sangat menentukan perkembangan kognitif anak. Sangat
disarankan bagi orang tua untuk sering-sering mengajak si kecil bermain,
mengobrol, membaca buku, menonton tayangan edukatif, serta berbagai aktivitas
lain yang merangsang imajinasi dan rasa ingin tahunya. Stimulasi seperti ini dapat
meningkatkan kecerdasan anak. Tidak hanya orang tua, Guru Pintar juga dapat
mengambil peran dalam pemberian stimulasi kepada siswa saat belajar di sekolah.
3. Kesesuaian Gaya Belajar
Setiap siswa memiliki gaya belajar yang berbeda-beda. Ada siswa yang gaya
belajarnya visual atau melalui gambar-gambar, ada yang gaya belajarnya auditori
atau mengandalkan pendengaran untuk menerima informasi, dan ada juga anak
yang gaya belajarnya kinestetik atau belajar melalui gerakan tubuh. Gaya belajar
yang sesuai akan membuat siswa lebih mudah menyerap informasi baru
dibandingkan jika ia belajar menggunakan metode lain yang tidak sesuai dengan
gaya belajar mereka. Itulah mengapa sangat penting bagi orang tua dan guru untuk
mengetahui gaya belajar masing-masing siswa.
4. Nutrisi
Hal itu menyebabkan betapa pentingnya untuk makanan dan minuman yang
mengandung nutrisi kepada anak. Anak-anak atau siswa sangat membutuhkan zat
gizi makro seperti karbohidrat, protein, dan lemak dan zat gizi mikro yang terdiri
dari berbagai vitamin dan mineral untuk tumbuh kembangnya.Salah satu nutrisi
yang juga penting untuk meningkatkan kecerdasan adalah omega 3. Omega 3
berperan dalam proses kerja otak sehingga dapat mempengaruhi fungsi kognitif,
membantu anak untuk fokus, mudah memahami pelajaran, dan memiliki
kemampuan komunikasi dan sosial yang baik. Ada banyak makanan yang menjadi
sumber omega 3 seperti jenis ikan berlemak seperti ikan salmon, ikan makarel, ikan
sarden, ikan tuna; beberapa jenis sayuran seperti bayam, brokoli, dan kembang kol;
serta susu pertumbuhan yang difortifikasi dengan omega 3.Faktor internal yang
mempengaruhi kecerdasan anak bersifat tetap dan tidak mudah untuk berubah.
Sedangkan faktor internal selalu dapat diupayakan sehingga anak dapat memiliki
kecerdasan yang baik. Pertumbuhan jasmani dan pertumbuhan kecerdasan
seseorang harus berlangsung secara seimbang. Hal yang menghambat kecerdasan
pada siswa hendaknya dapat dihindarkan semaksimal mungkin.

C. KLASIFIKASI KECERDASAN INTELEKTUAL (IQ)


adalah istilah umum yang digunakan untuk menjelaskan sifat pikiran yang
mencakup sejumlah kemampuan, seperti kemampuan menalar, merencanakan,
memecahkan masalah, berpikir abstrak, memahami gagasan, menggunakan bahasa,
daya tangkap, dan belajar. Kecerdasan erat kaitannya dengan kemampuan kognitif
yang dimiliki oleh individu. Kecerdasan dapat diukur dengan menggunakan alat
psikometri yang biasa disebut sebagai tes IQ. Ada juga pendapat yang menyatakan
bahwa IQ merupakan usia mental yang dimiliki manusia berdasarkan perbandingan
usia kronologis

D. JENIS JENIS KECERDASAN


1.Bodily-kinesthetic
Kecerdasan yang terkait dengan gerakan anggota tubuh. Diperlukan oleh. penari,
olahragawan, tentara, polisi, dokter bedah, tukang bangunan pemain sirkus, dsb.
2.Interpersonal
Kecerdasan yang terkait dalam berhubungan dengan orang lain. Peka terhadap
perasaan, sifat dan motivasi orang lain, mampu bekerja sama dengan orang lain dan
jadi bagian dari kelompok. Bisa berkomunikasi dengan efektif dan mudah
berempati, suka berdiskusi dan biasanya dikenal sebagai seorang yang ekstrovert.
Sangat baik untuk berkarier sebagai sales, pemasaran, guru, manajer, pekerja sosial,
dsb.
3. Verbal-linguistic
Kemampuan yang terkait dengan kata-kata lisan maupun tertulis. Mahir dalam
menulis, bercerita, membaca, menghapal kalimat-kalimat, memainkan katakata, dan
berpidato. Bisa menjadi pengacara, penulis buku,wartawan, filsuf, politisi, penyair,
dsb.
4.Logical-mathematical bidang ini menyangkut logika, penggunaan akal,
kemampuan abstraksi dan angka. Bukan hanya dalam pelajaran matematika atau
IPA, namun juga diperlukan dalam merancang penelitian, pengembangan program
komputer, dan aktivitas lain yang memerlukan kemampuan logika. Jenis inteligensi
ini berkorelasi tinggi dengan pengukuran IQ dalam pengertian inteligensi yang
konsensional. Matematikawan, peneliti, pakar fisika, ekonom, dsb.
5.Intrapersonal
Kemampuan utama adalah instropeksi dan refleksi diri. Orang berinteligensi
intrapersonal yang tinggi biasanya tergolong introvert. Mereka paham akan dirinya
sendiri, kekuatan dan kelemahan dirinya, dan mengenali keunikan dirinya
dibandingkan dengan orang lain. Mereka juga mampu meramalkanreaksi dan
emosinya sendiri. Seorang tokoh yang dianggap punya kemampuan intrapersonal
yang tinggi adalah Sigmund Freud. Kemampuan ini sangat bermanfaat bagi profesi
psikolog, teolog dan penulis.
6.Visual-spatial
Terkait dengan kemampuan yang tinggi dalam mengambil keputusan dalam bidang
penglihatan dan ruang (space). Memori visualnya sangat kuat dan mereka mahir
memainkan memori itu menjadi suatu hal yang baru, indah atau artistik. Mereka
juga pandai dalam menentukan arah, dan punya koordinasi mata-tangan yang sangat
baik. Menurut penelitian, ada korelasi antara visualspatial ini dengan intelegensi
matematika. Intelegensi jenis ini dibutuhkan oleh artis senirupa, insinyur (bukan
insinyur pertanian) dan arsitek.
7.Musical
Kecerdasan musikal terkait dengan irama, musik, nada dan pendengaran. Mereka
biasanya bisa bernyanyi dan mempunyai nada suara (pitch) yang pas (tidak
sumbang).Kebanyakan juga bisa memainkan alat musik dan mengarang lagu.
Bahkan untuk menghapalkan sesuatu lebih mudah kalau dalam bentuk lagu,
nyanyian atau irama. Kalau sedang mengerjakan sesuatu lebih suka dengan
mendengarkan musik sebagai latar belakang. Profesi yang terkait dengan
kecerdasan musik tentu saja yang berhubungan dengan musik seperti : penyanyi,
musisi, konduktor, pencipta lagu, pencipta aransemen, guru musik, guru vocal, dsb.
8.Naturalistic
Jenis intelegensi ini merupakan pengembangan setelah tahun 1997, jadi tidak
terdapat dalam teori Gardner sebelumnya (1993). Walaupun banyak yang kurang
sependapat dan mengkritiknya lebih condong kepada minat, bukan intelegensi,
namun banyak juga yang beranggapan bahwa kecerdasan naturalistic ada dan
berdiri sendiri. Kaitan intelegensi ini adalah dengan alam, baik pengenalan maupun
pemeliharaan alam. Mereka mudah bergaul dengan binatang, mengenali berbagai
jenis flora dan fauna dengan tepat, dan mampu membaca perubahan cuaca.
Disarankan orang dengan kecerdasan naturalistic memilih pekerjaan yang bersifat di
luar rumah (out door). Insinyur pertanian dan dokter hewan membutuhkan
kecerdasan ini. Konsekuensi dari teori Kecerdasan Ganda ini adalah orang tua dan
guru harus cermat mengamati kemampuan anaknya. Jangan memaksakan anak
untuk mendapatkan nilai 100 pada pelajaran matematika, jika kecerdasan utamanya
adalah musik atau senirupa.

E. UPAYA PENDIDIK DALAM MENGEMBANGKAN KECERDASAN PESERTA


DIDIK DALAM PROSES PEMBELAJARAN
1. Tugas Kelompok
Pembentukan kelompok kecil untuk mencapai tujuan pengajaran umum adalah
komponen utama model belajar kelompok. Kelompok ini efektif jika terdiri atas tiga
sampai delapan orang. Siswa-siswa dalam kelompok kerja ini dapat mengerjakan
tugas belajar dengan bermacam-macam cara. Kerja kelompok ini sangat efektif
karena melibatkan siswa-siswa dan membantu mengorganisasi kelompok.
2. Tutor sebaya
adalah strategi kecerdasan majemuk yang paling mudah diterapkan. Guru dapat
meminta siswa untuk mengolah materi yang baru saja diajarkan di kelas atau guru
ingin memulai pelajaran dengan membuka apa yang sudah yang sedang dipelajari.
Setelah siswa mengerti siswa dapat mengajarkan materi kepada siswa lainnya yang
belum mengerti
3. Tanya jawab Tanya jawab merupakan pembelajaran berupa pertanyaan yang
harus dijawab oleh siswa. Proses pelaksanaan tanya jawabmendorong terbangunnya
keterlibatan dari semua peserta didik dengan memberikan pertanyaanpertanyaan.
Pada tanya jawab setiap siswa harus memberikan jawaban dari pertanyaan-
pertanyaan yang diberikan oleh guru.
4. Demonstrasi Demonstrasi melibatkan sekelompok orang yang secara bersama-
sama menciptakan lingkungan. Tatanan sementara ini mempersiapkan suasana
untuk kontak yang lebih langsung dengan materi yang dipelajari. Misalnya, siswa
yang yang mempelajari periode sejarah tertentu mengenakan kostum periode
tersebut, mengubah ruang kelas seperti pada zaman tersebut. Strategi ini
dimaksudkan untuk membantu siswa mengembangkan tingkat pemahaman yang
baru melalui percakapan dan bentuk-bentuk interaksi lain
DAFTAR PUSTAKA

Riadi, Muchlisin. (2013). Pengertian dan Jenis-jenis Kecerdasan.

Abdul Wahid Hasan. 2006 . SQ Nabi. Aplikasi Strategi Dan Model Kecerdasan
Spiritual (SQ) Rasulullulah DiMasa Kini. Yogyakarta:IRCiSod.

Ary Ginanjar Agustian. (2008). Rahasia Sukses Membangun Kecerdasan Emosional


Dan Spiritual. Jakarta: Penerbit Arga.

Colman, Andrew M.., Oxford Dictionary Of Psychology, New York: Oxford


University Press, 2003.

Fachrie. 2004. Bekerja Dengan Kecerdasan Spiritual.

Anda mungkin juga menyukai