DISUSUN OLEH:
Pertama-tama penulis mengucapkan puji dan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas
kasih karunia dan berkat-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini. Sejalannya
kurikulum dam materi kuliah Biologi Konservasi, maka mahasiswa ditugaskan untuk membuat
makalah tentang Amorphophallus titanum Becc. Makalah ini dibuat untuk memenuhi tugas
belajar tersebut. Kiranya makalah ini dapat memberikan manfaat kepada para pembacanya.
Makalah ini masih jauh dari kesempurnaan, untuk itu penulis mengharapkan adanya
kritik dan saran yang membangun dari para pembaca. Penulis berharap akan ada yang
mengembangkan makalah ini di kemudian hari.
Penulis
Baiq Regina Silva
DAFTAR ISI
COVER ............................................................................................................................ i
KATA PENGANTAR ...................................................................................................... ii
DAFTAR ISI .................................................................................................................... iii
BAB 1: PENDAHULUAN .............................................................................................. 1
1.1 Latar Belakang ............................................................................................................ 1
1.2 Rumusan masalah ....................................................................................................... 1
1.3 Tujuan ......................................................................................................................... 1
BAB II: PEMBAHASAN ............................................................................................... 3
2.1 Aspek endemisitas ...................................................................................................... 3
2.2 Aspek pemanfaatan ..................................................................................................... 3
2.3 Aspek Biogeografi dan keanekaragaman hayati ......................................................... 3
2.4 Aspek konservasi ......................................................................................................... 5
BAB III: PENUTUP ........................................................................................................ 8
3.1 Kesimpulan ................................................................................................................. 8
3.2 Saran ........................................................................................................................... 8
DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................................... 9
BAB I
PENDAHULUAN
2.1 Endemisitas
Bunga bangkai (Amorphohallus titanum) yang memiliki karakteristik kelopak berwarna
merah hati jingga dan kehijauan, tongkol keunguan serta kuning, mengeluarkan bau busuk
(Gambar 1) pertama kali ditemukan di hutan hujan Sumatera dan dijelaskan secara ilmiah
pada tahun 1878 oleh Odoardo Beccari, yang merupakan ahli dalam botani Florentina
(Italia). Tumbuh di sepanjang Pegunungan Barisan, membentang di sepanjang pantai barat
Sumater, meskipun tidak ada laporan pasti dari provinsi Aceh di utara. Sebagian besar
ditemukan di dekat atau lereng barat pegunungan, misalnya di Bengkulu (Bukit Kaba),
Kerinci, Palembang, Aur, Bukittinggi, dan lain-lain (Barthlott, 1998). A. titanum
merupakan salah satu anggota dari marga Amorphophallus yang tergolong tumbuhan
endemik pulau Sumatera. Kawasan pertumbuhan dari spesies ini secara alami tumbuh di
beberapa kawasan hutan di Pulau Sumatera yaitu sepanjang Bukit Barisan dan sebagian
besar ditemukan di dekat atau di jajaran lereng sebelah barat misalnya Bengkulu, Kerinci,
Palembang, dan Bukittinggi (Nursanti dkk, 2019).
2.2 Pemanfaatan
Menurut Sibolangit (2020) kondisi keberadaan dari A. titanium terancam punah di alam.
Salah satu faktornya adalah masyarakat banyak yang mengambil bagian bunga mati di
habitatnya, seperti mengambil umbi untuk dijual. Kini, LIPI tengah meneliti kandungan
umbi A. titanium. Umbinya dianggap bermanfaat karena kandungannya glucomanannya
memiliki kegunaan sebagai zat pengental serta jelly kaya serat yang bagus untuk
menurunkan kolesterol dan kadar gula darah baik bagi kesehatan pencernaan
(Widyaningrum, 2020). Bahkan tangkai daun atau batang bibit semu, juga mulai dijual
bersama tanaman hias lainnya. Dimanfaatkan sebagai tanaman hias karena bentuknya yang
unik dan menarik perhatian banyak pengunjung. Sebagai bahan pangan sendiri, umbi dari
spesies ini dimanfaatkan tetapi membutuhkan waktu yang lama dalam pengelolaannya
sebab umbi memiliki getah yang menjadikan gatal (Latifah, 2015).
2.3 Biogeografi dan Keanekaragaman Hayati
Faktor yang mempengaruhi penyebaran pertumbuhan pada tumbuh-tumbuhan
khususnya A. titanum Becc. salah satunya adalah yang menentukan sifat iklim adalah suhu,
spesies ini biasa hidup pada suhu udara 26-27℃, kelembapan udara 56-63%. Kawasan
dari spesies A. titanum ini masuk kawasan flora Malesiana, yaitu batasan kawasan geografi
persebaran tumbuhan yang daerahnya meliputi wilayah Indonesia, Singapore, Brunei
Darussalam, Filipina, Papua Nugini dan Timur Leste dengan zona tipe asiatis (Wallace)
(Gambar 2).
3.1 Kesimpulan
Setelah pemaparan terkait Amorphophallus titanum Becc. diatas dapat disimpulkan bahwa :
a. Spesies Amorphophallus titanum merupakan flora endemik yang berasal dari Sumatera.
b. Spesies Amorphophallus titanum dimanfaatkan dalam bentuk tanaman hias maupun
pangan (umbinya).
c. Spesies Amorphophallus titanum tidak dapat ditemukan di Negara lain hanya saja bisa
ditemukan saat dilakukan konservasi secara ex situ. Populasi yang sedikit dan
kelangkaannya menyebabkan persebarannya hanya sedikit. Keragaman genetika pada
A. titanium ini dapat diterapkan untuk tujuan konservasi dan pembudidayaan. Spesies
ini masuk kawasan Malesiana dengan zona tipe asiatis (Wallace).
d. Tekhnik konservasi yang sudah dilakukan oleh beberapa lembaga konservasi
diantaranya adalah penyerbukan dan budidaya seperti stek. Tetapi konservasi ini tidak
mudah, tetapi menawarkan tantangan bagi setiap ahli hiltikultura yang tajam.
3.3 Saran
Semoga dengan dibuatnya makalah ini dapat membuka pikiran pembaca akan spesies
endemik yang sudah terancam punah ini. Sehingga kedepannya para pembaca dapat
mengetahui sejarah dengan menambah wawasan mengenai flora endemik Sumatera yaitu
Amorphophallus titanum.
DAFTAR PUSTAKA
Barthlott, W., and W, Lobin., 1998, Amorphophallus titanium - Tropische und Subtrop,
Pflanzenwelt 99, Akademie der Wissenschaft und der Literatur inmainz, Franz Steiner
Verlag, Stuttgart: Germany.
Hidayat, S., dan Yuzammi., 2008, Kajian Populasi Alami Bunga Bangkai (Amorphallus titanum
(Becc.) Becc.) Studi Kasus di Kawasan Hutan Bengkulu, Buletin Kebun Raya
Indonesia, 11 (1): 9-15.
Kusumawati, R., 2010, Buku Panduan Pendidik Biologi, Intan Perwira: Klaten.
Latifah D., H, Sudarmono, S, Wawangningrumet., 2014, Fruit Productivity and Morphological
haracters of Giant Corpse Flower (Amorphophallus titanum (Becc.) Becc. ex Arcang.).
Proceedings International Conference on Tropical Horticulture. Indonesian Center for
Horticulture Research and Development, Indonesian Agency for Agricultural Research
and Development Ministry of Agriculture, Yogyakarta.
Latifah, D., dan R.S, Purwantoro., 2015, Perkecambahan Biji Bunga Bangkai Raksasa
Amorphophallus titanum (Becc.) Becc. Ex Arcang dengan Inisiasi Spatha Mini, Warta
Kebun Raya, 13 (1): 8-14.
Lobin, W., M, Neumann., M, Radscheit., 2007, The Cultivation of Titan Arum
(Amorphophallus titanum) - a Flagship Species for Botanic Gardens, Sibbaldia 5: 69-
86.
Nursanti., C, Wulan., dan M.R, Felicia., 2019, Bioekologi Bunga Bangkai (Amorphophallus
titanum (Becc.) Becc.) di Desa Muara Hemat Resort Kerinci Selatan Taman Nasional
Kerinci Seblat, Jurnal Silva Tropica, 3 (2): 162-173.
Oman, K., 2007, Cerdas Belajar Biologi, Grafindo Media Pratama: Bandung.
Poerba, Y.S., dan Yuzammi., 2008, Pendugaan Keragaman Genetik Amorphophallus titanum
Becc. Berdasarkan Marka Random Amplified Polymorphic DNA, Biodiversitas, 9 (2):
103-107.
Puspitaningtyas, D.M., dan S.R, Ariati., Ex situ Conservation of Amorphophallus titanum in
Bogor Botanic Gardens, Indonesia. Prosiding Seminar Nasional Biodiversitas
Indonesia, 2 (2): 2019-225.
Sibolangit., 2020, Mendampingi LIPI Studi Ekologi dan Populasi Bunga Bangkai Raksasa,
diunduh 13 November 2022, http://ksdae.menlhk.go.id/info/8896/mendampingi-lipi-
studi-ekologi-dan-populasi-bunga-bangkai-raksasa.html
Supriatna, J., 2008, Melestarikan Alam Indonesia, Yayasan Obor Indonesia.
Widyaningrum, G.L., 2020, Amorphophallus titanum, Si Bunga Bangkai Raksasa yang
Terancam Punah, diunduh 13 November 2022, https://nationalgeographic.grid.id
Wikipedia,
Yuzammi, J.R. Witono and W.L.A. Hetterscheid. (2014). Conservation status of
Amorphophallus discophorus Backer & Alderw. (Araceae) in Jawa, Indonesia.
Reindwartia. 14 (1): 27.
Yuzammi, J.R., 2015, Strategi dan Rencana Aksi Konservasi Bunga Bangkai (Amorphophallus
titanum). Direktorat Jenderal Konservasi Sumber Daya Alam dan Ekosistem
Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan RI.