Anda di halaman 1dari 42

MAKALAH INSTRUMENTASI LABORATORIUM MEDIK

“PENGGUNAAN dan PERAWATAN ELISA”

Disusun Oleh:

Shendy Auliya (51122036)

Dosen Pembimbing :

Bastian, S.Si.T., M.Biomed

NBM : 1319320

PROGRAM STUDI SARJANA TERAPAN TEKNOLOGI LABORATORIUM MEDIS

FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI KESEHATAN

IKEST MUHAMMADIYAH PALEMBANG

TAHUN AJARAN 2022/2023


KATA PENGGANTAR

Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Puji syukur penulis panjatan kehadiran Tuhan Yang Esa karena berkat rahmat dan

karuniaNya, penulis sebagai penyusun dapat menyelesaikan makalah ini dengan sebaik-

baiknya dan tepat waktunya.

Makalah ini berjudul “Penggunaan dan Perawatan Elisa untuk memenuhi tugas yang

diberikanoleh dosen mata kuliah pilihan yaitu Instrumentasi Laboratorium Medis.

Makalah ini dibuat dengan menjadi kesatuan yang sistematis. Terima kasih penulis

ucapkan kepada semua pihak yang menjadi sumber refrensi bagi penulis.

Semoga makalah ini dapat berguna bagi pembaca sekalian. Penulis selaku penyusun

menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan, baik bentuk penyusunan

maupun materinya. kritik dan saran dari pembaca sangat penulis harapakan untuk

peyempurnaan makaah penulis.

Palembang,13 November 2022

Penulis
i
DAFTAR ISI

KATA PENGHANTAR ........................................................................................................... i

DAFTAR ISI ............................................................................................................................. ii

BAB I PENDAHULUAN ......................................................................................................... 1

1.1 Latar Belakang .......................................................................................................... 1

1.2 Rumusan Masalah..................................................................................................... 4

1.3 Tujuan ....................................................................................................................... 5

BAB II PEMBAHASAN .......................................................................................................... 6

2.1 Elisa ........................................................................................................................ 6

2.2 Jenis-jenis Elisa........................................................................................................ 8

2.2.1 Elisa Direct ..................................................................................................... 8

2.2.2 Elisa Indirect ................................................................................................... 9

2.2.3 Elisa Sandwich.............................................................................................. 11

2.2.4 Elisa Kompetitif ............................................................................................ 13

2.2.5 Multiplex Imunoassay .................................................................................. 15

2.2.6 Biotin Sterptavidin (Jenis ELISAModern) ................................................... 16

2.3 Prosedur Kerja ....................................................................................................... 18

2.4 Prinsip Kerja .......................................................................................................... 20

2.5 Cara Kalibrasi Elisa ............................................................................................... 21

2.6 Perawatan Elisa ...................................................................................................... 21


ii
2.7 Komponen Perangkat Kerja .................................................................................. 22

2.8 Cara Penggunaan ELISA ........................................................................................ 22

BAB III PENUTUP ................................................................................................................ 24

3.1 KESIMPULAN ....................................................................................................... 24

3.2 SARAN ................................................................................................................... 24

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................................. 25

LAMPIRAN ............................................................................................................................ 26

iii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

ELISA adalah salah satu uji serologis yang dapat digunakan untuk mengukur

antigen/antibodi. Prinsip utama teknik ELISA adalah penggunaan indikator enzim untuk

reaksi imunologi. ELISA merupakan salah satu tes serologi dengan prinsip kromogenik atau

menggunakan reaksi perubahan warna pada substrat, sehingga dapat diukur menggunakan

alat plate reader untuk mendeteksi titer immunoglobulin anti-SARS- CoV-2 secara

kuantitatif. Alat uji ELISA biasanya dilakukan di dalam 96-well plates yang memungkinkan

pengukuran beberapa sampel dalam satu kali percobaan (relatif lebih efisien), sehingga bisa

diterapkan untuk skrining COVID- 19 dalam skala besar yang digunakan di laboratorium

canggih dengan staff terlatih maupun laboratorium riset (dengan manajemen data hasil secara

ekstensif) Imunologi adalah ilmu yang mempelajari sistem imunitas tubuhmanusia maupun

hewan, merupakan disiplin ilmu yang dalam perkembangannya berakar dari pencegahan dan

pengobatan penyakit infeksi. Sedangkan Serologi ialah ilmu yang mempelajari reaksi antigen

antibody secara invitro.Pemeriksaan serologik sering dilakukan sebagai upaya menegakkan

diagnosis. Walaupun sat ini pemeriksaan serologi tidak terbatas pada penyakit infeksi, namun

untuk menunjang diagnosis penyakit infeksi memang hal yang sering dilkukan.

Memungkinkan dilakukannya pengamatan secara in vitro terhadap perubahan kompleks

antigen-antibodi(Aq-Ab).

Enzyme-Linked Immunosorbent Assay (ELISA) merupakan suatu teknik

biokimia untuk mendeteksi kehadiran antibodi atau antigen dalam suatu sampel.ELISA

dipakai untuk pengujian semua antigen, hapten atau antibody. Prinsip kerjadari teknik
1
ELISA adalah berdasarkan reaksi spesifik antara antibody dan antigen dengan

menggunakan enzim sebagai penanda (marker). Enzim tersebut akanmemberikan suatu

tanda terdapatnya suatu antigen jika antigen tersebut sudahbereaksi dengan antibodi.

Reaksi tersebut memerlukan antibody spesifik yang berikatan dengan antigen (Baker dkk,

2007).

Teknik ELISA pertama kali diperkenalkan pada tahun 1971 oleh Peter Perlman

dan EvaEngvall. Mereka menggunakan teknik ELISA ini dalam bidang imunologi

(ELISAkonvensional) untuk menganalisis interaksi antara antigen dan antibodi di dalam

suatu sampel, dimana interaksi tersebut ditandai dengan menggunakan suatu enzim yang

berfungsisebaqai pelapor/ reporter/ signal. (ELISA) adalah suatu teknik biokimia yang

terutamadigunakan dalam bidang imunologi untuk mendeteksi kehadiran antibodi atau

antigen dalamsuatu sampel. ELISA telah digunakan sebagai alt diagnostik dalam bidang

medis, patologi tumbuhan, dan juga berbagai bidang industri. Penggunaan ELISA

melibatkan setidaknya satuantibodi dengan spesifitas yang lebih tinggi dibandingkan

metode imun lainnya. Berdasarkanuraian diatas maka penulis akan membahas tentang

ELISA

Teknik ELISA didasarkan pada reaksi spesifik antara antigen dengan antibodiyang

memilikisensitivitas dan spesifitas tinggi dengan menggunakan enzimsebagai

indikator. Prinsip dasar ELISA adalah analisis interaksi antara antigendan antibodi dengan

menggunakan enzim sebagai penanda reaksi (Yusrini 2005).Prinsip kerja ELISA adalah

adanya ikatan antara antigen dan antibodi kompleksdengan penambahan substrat tertentu

danenzim peroksida yang akan memberikanperubahan warna pada hasil yang positif (Azwar

1985).
2
ELISA memiliki 4 teknik yaitu direct ELISA, indirect ELISA, sandwich ELISA dan

competitive ELISA. Direct ELISA merupakan metode ELISA yang paling sederhana.

Direct ELISA digunakan untuk mengukur konsentrasi antigenpada sampel. Direct

ELISA mendeteksi antigen dengan cara mengikat antigendengan antibodi yang telah

dilabel seara langsung dengan enzim. Reaksipengikatan tersebut terjadi secara spesifik

(Ausubel, 2003).

Indirect ELISA memiliki keuntungan diantaranya lebih cepat karena prosedur dan

reagen yang dibutuhkanlebih sedikit (Elisa, 2017).Indirect ELISA banyak digunakan untuk

mengukur konsentrasi antibodi.Enzim diikatkan pada antibodi sekunder yang berikatan

dengan antibodi primer.Antibodi sekunder biasanya adalah antispeies antibody dan

sering dipakai antibody poliklonal. Indirect ELISA memeiliki keuntungan

diantaranasensitivitasnya tinggi dan lebih hemat karena membutuhkan antibody

berlabel yang lebih sedikit (Elisa, 2017).

Sandwich ELISA dicirikan oleh antibodi penangkap antigen yang diikatkanpada

fase padat. Teknik tersebut terdiri dari dua macam, yaitu direct sandwichELISA dan

indirect sandwich ELISA. Antibodi penangkap pertama kalidiletakkan ke dalam well

kemudian antigen dari darah atau urin ditambahkan kedalam well sehingga berikatan

dengan antibodi penangkap. Jika ke dalam welllangsung ditambahkan antibodi detektor

yang telah dilabel enzim maka disebutdengan direct sandwich ELISA, sedangkan apabila

ditambahkan antibodi detektoryang tanpa dilabel enzim terlebih dahulu disebut dengan

indirect sandwich ELISA(Berg 2002). Prosedur ini memiliki keuntungan diantaranya

spesifitasnya tinggi,dapat digunakan untuk sampel kompleks dan sensitif (Elisa, 2017).

Competitive ELISA adalah teknik paling kompleks yang digunakan untuk mengukur
3
konsentrasi antigen atau antibodi dalam sampel dengan mengobservasi campur tangan pada

output sinyal yang diinginkan. Teknik ini sering digunakanketika hanya ada satu antibodi

tersedia untuk antigen yang diinginkan atau ketikasampel sedikit dan tidak dapat diikat

oleh dua antibodi yang berbeda (Elisa,2017).

Pengamatan hasil ELISA dilakukan secara kuantitatif maupun kualitatif.Hasil

ELISA secara kuantitatif dapat diamati dari nilai optical density (OD) yang diukur dengan

menggunakan ELISA reader. Hasil kuantitatif diinterpretasikan dalam perbandingan

dengan kurva standar (purifikasi antigen) agar dapat secaratepat digunakan untuk

menghitung konsentrasi antigen dalam berbagai sampel(Elisa, 2017). Hasil ELISA

secara kualitatif dapat diamati dengan adanyaperubahan warna menjadi kuning pada

reaksi pengujian jika sampel yang diujimengandung antigen. Semakin tinggi

intensitas warna yang terbentuk, makasemakin tinggi pula konsentrasi antigen pada

sampel tersebut (Miller, 2006). Data ELISA biasanya digambarkan dengan nilai optical

density (OD) dan konsentrasilog untuk menghasilkan kurva sigmodial. Hal ini dapat

dilakukan denganmenggambar grafik langsung atau dengan software MS Excel curve

fitting yang ada pada ELISA reader (Elisa, 2017).

1.2 Rumusan Masalah

1. Apa yang dimaksud dengan Elisa?

2. Sebutkan dan jelaskan jenis-jenis Elisa?

3. Apa prosedur Kerja Elisa?

4. Apa prinsip kerja Elisa?

5. Bagaimana cara kalibrasi Elisa?


4
6. Bagaimana perawatan Elisa?

7. Apa komponen-komponen Elisa?

8. Bagaimana cara penggunaan Elisa?

1.3. Tujuan

1. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan Elisa.

2. Untuk mengetahui jenis-jenis Elisa.

3. Untuk mengetahui prosedur kerja Elisa.

4. Untuk mengetahui prinsip kerja Elisa.

5. Untuk mengetahui kalibrasi Elisa.

6. Untuk mengetahui bagaimana perawatan Elisa.

7. Untuk mengetahui komponen-komponen Elisa.

8. Untuk mengetahui cara penggunaan Elisa.

5
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 ELISA

Gambar 1. Alat Elisa

Enzyme-Linked Immunosorbent Assay (ELISA) merupakan suatu teknik biokimia

untuk mendeteksi kehadiran antibodi atau antigen dalam suatu sampel.ELISA dipakai untuk

pengujian semua antigen, hapten atau antibody. Prinsip kerjadari teknik ELISA adalah

berdasarkan reaksi spesifik antara antibody dan antigen dengan menggunakan enzim

sebagai penanda (marker).Enzim tersebut akanmemberikan suatu tanda terdapatnya

suatu antigen jika antigen tersebut sudah bereaksi dengan antibodi. Reaksi tersebut

memerlukan antibody spesifik yang berikatan dengan antigen (Baker dkk, 2007). Enzyme

Linked Immunosorbent (ELISA) adalah metode immunologi yang melibatkan suatu enzim

untuk mendeteksi antibodi atau antigen dalam suatu sampel. Pemanfaatan ELISA secara

luas dapat digunakan untuk mendeteksi senyawa toksik dalam makanan (Asensio et

al.,2008).

Enzyme-linked immunosorbent assay (ELISA) adalah teknik assay yang berbasiskan

6
plat/lempengyang dirancang untuk mendeteksi dan kuantifikasi peptida, protein, antibodi

dan hormon. Pada ELISA, antigen harus diimobilisasi ke permukaan yang solid dan

kemudianditambahkan antibodi yang berikatan dengan enzim. Deteksi dilakukan dengan

menilai aktivitas enzim konjugat melalui inkubasi dengan substrat untuk memproduksi

suatu produk yang terukur.Elemen yang penting dalam strategi deteksi pada ELISA

adalah interaksi spesifik antigen antibodi. Pemeriksaan ELISA umumnya dilakukan

menggunakan plat/lempeng polystyrene 96 (atau (384 sumuran) yang akan secara pasif

mengikat antibodi dan protein.

Reaktan dari pemeriksaan ELISA yang terimobilisasi ke dalam permukaan mikroplat

membuat pemisahan dari material yang tidak berikatan menjadi lebih mudah. Kemampuan

untuk mencuci material nonspesifik yang tidak berikatan membuat pemeriksaan ELISA

menjadi alat pemeriksaan yang akurat untuk mengukur analit spesifik (Booster, 2020).

Prosedur umum dari pemeriksaan ELISA dimulai dengan tahap pelapisan, di mana

lapisanpertama berisikan dengan antigen atau antibodi target yang diabsorbsi ke dalam plat

polystyrene 96 sumuran. Tahap ini kemudian dilanjutkan dengan tahap blocking di mana

semua tempat yang permukaan yang tidak berikatan akan terlapisi oleh blocking agent.

Tahap selanjutnya adalah melakukan beberapa kali pencucican. Plat kemudian akan

diinkubasi dengan antibodi yangterkonjugasi dengan enzim. Tahap ini kemudian

dilanjutkan dengan beberapa kali proses pencucian untuk menghilangkan antibodi yang

tidak berikatan. Substrat kemudian akan ditambahkan untuk memproduksi suatu sinyal

kalorimetrik. Tahap akhir adalah pembacaan dari mikroplat. Assay ini menggunakan proses

seprasi melalui ikatan dengan mikroplat, beberapa kalipencucian akan dilakukan

pengulangan pada masing-masing tahap ELISA untuk menghilangkan material yang tidak

berikatan. Selama proses ini, hal yang penting diperhatikan adalah untuk membuang cairan

7
sisa untuk mencegah dilusi dari cairan yang ditambahkan pada tahap assay selanjutnya.

Untuk memastikan keseragaman, alat pencuci plat khusus sering kali digunakan.

2.2 JENIS- JENIS ELISA

2.2.1 ELISA langsung (DIRECT)

Pemeriksaan ELISA langsung dilakukan di mana antigen diimobilisasi ke permukaan

dari plat dan dideteksi dengan antibodi spesifik terhadap antigen dan secara langsung

terkonjugasi dengan HRP atau molekul deteksi lain (ABCAM, 2020). Deteksi ELISA

secara langsung lebih cepat dibandingkan dengan teknik pemeriksaan ELISA yang lainnya

karena lebih sedikit tahapan yang perlu dilakukan.

Gambar 2. ELISA Langsung

Pemeriksaan ELISA langsung juga terbukti memiliki lebih sedikit kesalahan karena

lebih sedikit reagen dan tahapan yang diperlukan Adapun keuntungan dan kelemahan dari

pemeriksaan ELISA langsung ini sebagai berikut(Biorad, 2020):

Keuntungan

 Pemeriksaan ELISA ini lebih cepat dibandingkan tipe ELISA yang lainnya,

dengan

 teknik dengan tahapan yang lebih sedikit

 Memiliki lebih sedikit kesalahan karena menggunakan sedikit reagen dan hanya

 membutuhkan sedikit tahapan


8
 Pemeriksaan ELISA yang terbaik ketika menganalisis respon imun terhadap

antigen

Kelemahan

 Imobilisasi antigen bersifat kurang spesifik sehingga menyebabkan background

noise jika dibandingkan dengan ELISA tidak langsung. Sebagian besar

dikarenakan semua protein di dalam sampel, termasuk target protein akan

berikatan pada plat.

 Kurang fleksibel karena masing-masing target protein memerlukan antibodi

primer

 terkonjugasi spesifik

 Tidak ada amplifikasi sinyal sehingga dapat menurunkan sensitivitas assay.

2.2.2 ELISA tidak langsung (INDIRECT)

Pemeriksaan ELISA tidak langsung mirip dengan pemeriksaan langsung. Antigen

6 diimobilisasi ke permukaan dari plat. Proses dua tahap dibutuhkan dalam deteksi di

mana antibodi spesifik primer terhadap antigen akan berikatan dengan target dan

dilabeli oleh antibodi sekunder terhadap spesies host dari antibodi primer. Metode ini

juga dapat digunakan untuk mendeteksi antibodi spesifik dalam sampel serum dengan

substitusi serum untuk antibodi primer (ABCAM, 2020).

9
Gambar 3. ELISA Tidak Langsung

Adapun keuntungan dan kelemahan dari pemeriksaan ELISA tidak langsung ini

sebagaiberikut (Biorad, 2020):

Keuntungan

 Metode ELISA secara tidak langsung memiliki sensitivitas tinggi karena lebihdari

satu

 antibodi sekunder dapat berikatan dengan antibodi primer.

 ELISA tidak langsung lebih ekonomis dibandingkan ELISA langsung karena

dibutuhkan lebih sedikit antibodi yang berlabel.

 Pemeriksaan ELISA tidak langsung lebih fleksibel karena antibodi primer berbeda

dapat digunakan dengan hanya satu antibodi sekunder berlabel.

 Pemeriksaan ELISA yang terbaik untuk menentukan konsentrasi antibodi total

pada sampel

Kelemahan

 Bisa mungkin timbul background noise apabila terjadi cross-reactive dari

antibodi sekunder

 Prosedur yang lebih panjang jika dibandingkan dengan teknik ELISA langsung

karen membutuhkan tambahan tahap inkubasi tambahan untuk antibodi sekunder.

10
2.2.3 ELISA Sandwich

Gambar 4. ELISA Sandwich

ELISA Sandwich adalah tipe pemeriksaan ELISA yang paling umum untuk

dilakukan. Pemeriksaan ELISA ini membutuhkan dua spesifik antibodi untuk epitop

berbeda dari antigen. Kedua antibodi biasanya disebut sebagai pasangan antibodi yang

cocok. Salahsatu antibodi akan berikatan pada permukaan dari plat dan digunakan sebagai

antibodi

7 penangkap untuk memfasilitasi imobilisasi dari antigen. Antibodi yang lain

akan berkonjugasi dan memfasilitasi deteksi dari antigen (ABCAM, 2020) Prosedur

dari ELISA sandwich yaitu pertama-tama adalah sumuran dari plat ELISA harus dilapisi

dengan antibodi penangkap. Analit atau sampel kemudian akan ditambahkan, diikuti dengan

antibodi pendeteksi. Antibodi pendeteksi bisa berkonjugasi dengan enzim atau disebut

sebagai ELISA sandwich langsung. Apabila antibodi pendeteksi tidak berlabel, antibodi

sekunder pendeteksi yang terkonjugasi dengan enzim akan diperlukan, yang disebut sebagai

ELISA sandwich tidak langsung.

Adapun keuntungan dan kelemahan dari pemeriksaan ELISA sandwich ini sebagai

berikut (Biorad, 2020):

Keuntungan

11
 Metode ELISA ini memiliki sensitivitas tinggi, 2-5 kali lebih sensitive

dibandingkan dengan ELISA langsung ataupun tidak langsung

 Metode ELISA ini memiliki spesifisitas tinggi, karena dua antibodi ikut serta

sebagai antibodi penangkap dan antibodi pendeteksi

 Pemeriksaan ELISA ini lebih fleksibel karena deteksi secara langsung atau tidak

langsung bisa dilakukan

 Pemeriksaan ELISA yang terbaik untuk analisis sampel yang kompleks, oleh

karena antigen tidak perlu untuk dipurifikasi sebelum dilakukan pengukuran

Kelemahan

 Optimasi antibodi dapat sulit dilakukan karena cross reactivity dapat terjadiantara

antibodi penangkap dan pendeteksi.

 Membutuhkan kit ELISA terstandar atau pasagan antibodi yang telah teruji.

12
2.2.4 ELISA Kompetitif

Gambar 5. ELISA Kompetitif

ELISA kompetitif atau ELISA inhibisi adalah assay yang digunakan untuk mengukur

konsentrasi dari antigen dengan deteksi dari sinyal interferensi. Antigen sampel akan 8

berkompetisi dengan antigen referensi untuk berikatan dengan sejumlah spesifik dari

antibodi yang berlabel. Antigen referensi ini telah terlapisi sebelumnya pada permukaan

plat. Sampel dilakukan pre-inkubasi dengan antibodi berlabel dan kemudian ditambahkan

ke dalam sumuran.

13
Tergantung dari jumlah antigen di dalam sampel, lebih banyak atau lebih sedikit

antibodi bebas yang akan tersedia untuk berikatan dengan antigen referensi. Beberapa kit

ELISA menggunakan antigen yang berlabel dibandingkan dengan antibodi berlabel.

Antigen yang berlabel dan antigen sampel (tidak berlabel) berkompetisi dengan berikatan

terhadap antibodi primer. Semakin sedikit jumlah antigen di dalam sampel, maka semakin

kuat sinyal akibat lebih banyak antigen berlabel di dalam sumuran (ABCAM, 2020).

Pada gambar terlihat bahwa antigen digunakan untuk melapisi plat. Mengikuti

prosedur standar blocking dan pencucian, sampel berisikan antigen yang tidak diketahui

ditambahkan. Antibodi pendeteksi yang berlabel kemudian ditambahkan untuk mendeteksi

menggunakan substrat yang relevan (3,3’,5,5’-Tetramethylbenzidine atau TMB). Apabila

didapatkan konsentrasi yang tinggi dari antigen di dalam sampel, maka sinyal akan

melemah, sedangkan apabila hanya ada sangat sedikit antigen di dalam sampel, maka hanya

aka nada sedikit saja reduksi dari output sinyal(Biorad, 2020).

Keuntungan

 Tidak ada pemrosesan sampel dan sampel yang kasar atau tidak murni dapat

digunakan

 Elisa ini lebih kuat dan kurang sensitif terhadap dilusi sampel dan efek matriks

sampel jika dibandingkan dengan ELISA sandwich

 ELISA ini lebih konsisten, lebih sedikit variabilitas antara sampel duplikat dan

assay

 Memiliki fleksibilitas maksimum, bisa berbasiskan ELISA langsung, tidak

langsung, atau sandwich

 Pemeriksaan ELISA yang terbaik untuk analisis ketika hanya satu antibodi yang

14
tersedia untuk antigen yang akan dideteksi. ELISA ini juga cocok digunakan

untuk mendeteksi antigen kecil yang tidak bisa berikatan dengan dua antibodi

berbeda seperti pada teknik ELISA sandwich.

Kelemahan

 Memiliki beberapa kelemahan, sesuai dengan teknik dasar tipe ELISA mana

yang digunakan.

2.2.5 Multiplex imunoassay

Multiplex immunoassay merupakan pengembangan prinsip Teknik Elisa yang

bertujuan untuk menguji secara simultan bernagai analit dalam waktu bersamaan dalam

satusampel. Keuntungan dari Teknik ini adalah dapat mengukur marker yang

diinginkandalam waktu yang sama. Kekurangannya memerlukan aat yang lebih caggih

denganbiaya yang lebih mahal bila dibandingkan dengan Elisa konvensional.

Multiplex immunoassay menjadi metoda yang semakin dikenal karena beberapa

keuntungan diantaranya adalah dapat menghemat waktu dan sampel karena menggabungkan

deteksi beberapa analit menjadi satu reaksi. Prinsip kerja multiplex immunoassay bisa

menggunakan manik-manik yang dicoated dengan antibody yang memungkinkan deteksi

simultan hingga 500 analit yang berbeda. Setiap manik-manik di kode dengan warna yang

berbeda yang memungkinkan diferensiasi cepat dan mudah dari peristiwa pengikatan

individu. Penambahan antibody spesifik berguna untuk menangkap analit yang sesuai,

selanjutnya ditambahkan antibody yang berlabel enzim sebelum dilakukan pembacaan pada

instrumen.

15
2.2.6 ELISA (Enzyme-Linked Immunosorbent Assay) Biotin Sterptavidin (Jenis

ELISA Modern)

Teknik Elisa Sandwich dikembangkan menjadi Teknik Elisa yang lebih modern yaitu tidak

hanya mencari antigen tetapi juga antibodi. Tingkat sensitivitas dari jenis Elisa ini relative tinggi.

Prinsip kerja Teknik ini sama dengan Elisa Sandwich, namun menggunakan antigen

primer/penangkap dan antigen sekunder/detector yang bersifat opsional apabila antibodi yang dicari

pada sampel tidak bereaksi dengan label enzim. Teknik ini sudah banyak diaplikasikan pada

berbagai analit dengan tingkat keberhasilan yang baik misalnya mendeteksi vitamin biotin

Langkah selanjutnya adalah dengan menambahkan substrat yang dapat bereaksi

denganantibodi berlabel enzim dan angtigen spesifik yang dapat menghasilkan presipitat

warna yang intensitasnya merupakan cerminan dari kadar antigen pada sampel. Sebelum

pembacaan pada Elisa reader maupun spektrofotometer perlu ditambah asam pekatsebagai

stop solution yang berfungsi untuk menghentikan reaksi. Langkah-langkahteknis prosedur

kerja Elisa diuraikan sebagai berikut, langkah ini berdasarkan manualprosedur tertentu

secara prinsip sama, namun pada saat mengerjakan Teknik Elisa wajib mengikuti manual

prosedur yang ada dalam kit reagen.

16
Macam Teknik Elisa:

ELISA indirect untuk mendeteksi antibodi pada sampel:

 Mikrotiter dilapisi dengan antigen yang sudah dimurnikan dengan membiarkan

larutan berisi antigen menempel pada dinding/ permukaan selama 30-60 menit.

 Dilakukan proses pencucian yang berguna untuk membilas antigen yang tidak

terikat dengan buffer.

 Sampel serum yang akan dideteksi antibodinya ditambahkan dan dibiarkan

antibodi spesifik untuk berikatan dengan antigen.

 Dilakukan pencucian untuk membilas antibodi yang tidak terikat.

 Anti-Ig ditambahkan agar berikatan pada daerah Fc pada antibodi yang spesifik

secara kovalen dengan enzim.

 Dilakukan pencucian untuk membilas kompleks antibodi-enzim yang tidak

terikat.

 Substrat chromogenic ditambahkan agar dapat dihidrolisis oleh enzim sehingga

menghasilkan warna setelah diinkubasi pada waktu tertentu.

 Intensitas warna yang terjadi diukur pada Elisa reader atau spektrofotometer pada

Panjang

 gelombang tertentu. Semakin pekat warna yang terjadi semakin tinggi kadar

antibodi yang ada pada sampel.

17
2.3 Prosedur Kerja

1. Mikrotiter dilapisi dengan antigen yang sudah dimurnikan dengan membiarkan larutan

berisi antigen menempel pada dinding/ permukaan selama 30-60 menit.

2. Dilakukan proses pencucian yang berguna untuk membilas antigen yang tidak terikat

dengan buffer.

3. Sampel serum yang akan dideteksi antibodinya ditambahkan dan dibiarkan antibodi

spesifik untuk berikatan dengan antigen.

4. Dilakukan pencucian untuk membilas antibodi yang tidak terikat.

5. Anti-Ig ditambahkan agar berikatan pada daerah Fc pada antibodi

yang spesifik secara kovalen dengan enzim.

6. Dilakukan pencucian untuk membilas kompleks antibodi-enzim yang

tidak terikat.

7. Substrat chromogenic ditambahkan agar dapat dihidrolisis oleh enzim

sehingga menghasilkan warna setelah diinkubasi pada waktu tertentu.

8. Intensitas warna yang terjadi diukur pada Elisa reader atau spektrofotometer pada Panjang

gelombang tertentu. Semakin pekat warna yang terjadi semakin tinggi kadar antibodi yang

ada pada sampel.

b. Pendeteksian antigen dengan ELISA sandwich:

1. Melapisimikrotiter plate dengan antibody yang sudah dimurnikan dimurnikan

dengan membiarkan larutan berisi antigen menempel pada dining/ permukaan

selama 30-60 menit.

18
2. Membilas antibodi yang tidak terikat dengan buffer.

3. Melapisi sisi-sisi tertentuyang mungkin tidak spesifik dilekati oleh antigen

dengan protein yang tidak berhubungan/ tidak spesifik (seperti larutan susu

bubuk).

4. Membilas protein yang tidak melekat.

5. Menambahkan sampel yang aka dideteksi antigennya dan membiarkan antibodi

untuk berikatan dengan antigen spesifik dari sampel.

6. Membilas antigen yang tidak terikat.

7. Menambahkan antibody yang telah terlabeli dengan enzim dan bersifat spesifik

untuk epitope yang berbeda pada antigen sampel, sehingga terbentuk sandwich.

8. Membilas antibody-enzim yang tidak terikat.

9. Menambahkan substrat chromogenic: substrat yang tidak berwarna yangterikat

ke enzim akan dikonversi menjadi produk.

10. Inkubasi sampai muncul warna.

11 Ukur dengan spektrofotometer. Jika semakin pekat warna yang terdeteki, maka

makin bear kadarantigen spesifi dalam sampel.

19
2.4 Prinsip Kerja

Prinsip Kerja ELISA (Enzyme-Linked Immunosorbent Assay) Prinsip dasar dari

teknik ELISA ini secara simple dapat diabarkan sebagai berikut:

Pertama antigen atau antibodi yang hendak diuji ditempelkan pada suatu permukaan

yang berupa microtiter. Penempelan tersebut dapat dilakukan melalui dua cara, yaitu

penempelan secara non spesifik dengan adsorbs ke permukaan microtiter, dan penempelan

secara spesifik dengan menggunakan antibody atau antigen lain yang bersifat spesifik

dengan antigen atau antibodi yang diuji (cara ini digunakan pada teknik ELISA sandwich).

Selanjutnya antibodi atau antigen spesifik yang telah ditautkan dengan suatu enzim signal

(disesuaikan dengan sampel => bila sampel berupa antigen, maka digunakan antibodi

spesifik , sedangkan bila sampel berupa antibodi, maka digunakan antigen spesifik)

dicampurkan ke atas permukaan tersebut, sehingga dapat terjadi interaksi antara antibody

dengan antigen yang bersesuaian. Kemudian ke ataspermukaan tersebut dicampurkan suatau

substrat yang dapat bereaksi dengan enzim signal. Pada sat substrat tersebut dicampurkan ke

permukaan, enzim yang bertaut dengan antibodi atau antigen spesifik yang berinteraksi

dengan antibodi atau antigen sampel akan bereaksi dengan substrat dan menimbulkan suatu

signal yang dapat dideteksi. Pada ELISA flourescense misalnya, enzim yang tertaut dengan

antibodi atau antigen spesifik akan bereaksi dengan substrat dan menimbulkan signal yang

berupa pendaran flourescense.

20
2.5 Cara Kalibrasi Elisa

1. Letakkan strip dan SPR pada section yang dikehendaki (misal:section A)

2. Pilih "STATUS SCREEN" pada menu utama

3. Pilih section yang dkehendaki (misal:section A).

4. Pilih posisi A1 (dengan menekan angka 1 pada keypad)

5. Pilih S dan angka 1 pada keypad (S1 untuk posisi A1), lalu tekan enter.

 Pilih S dan angka 1 pada keypad (S1 untuk posisi A2),lalu tekan enter

 Pilih S dan angka 1 pada keypad (S1 untuk posisi A3), apabila kalibrasi triplo, lalu tekan

enter.

 Pilih C dan angka 1 pada keypad (C1 untuk posisi A4), lalu tekan enter

 Pilih Cdan angka 2 pada keypad (C2 apabila ada, untuk posisi A5) lalu tekan enter.

6. Pilih sampel ID (pasien untuk posisi A6).

7. Masukkan sampel ID pasien tersebut (max 12huruf/angka), lalu tekan enter

8. Setelah selesei tekan start.

9. Alat tersebut akan mengkalibrasi sendiri.

2.6 Perawatan Elisa

1. Perawatan harian

 matikan alat setelah selesai digunakan

 bersihkan tray dari kotoran atau debu dengan menggunakan spondadultisu


21
2. Perawatan 6 bulan

 lakukan kalibrasi pada alat secara keseluruhan seperti: lampu, proses

Pembacaan.

2.7 Komponen Perangkat ELISA

Komponen utama perangkat ELISA terdiri atas Ab, Ag, imunoprob, substrat, reagen

penghenti reaksi (blocking reagent), bufer, dan cawan ELISA. Perangkat ELISA dapat

dirakit sendiri oleh peneliti atau diperoleh secara komersial dari berbagai perusahaan di luar

negeri, seperti Agdia Inc. (Folkhart, Indiana), dan Neogen Inc. (Scotland).

2.8 Cara Penggunaan ELISA

Metode ELISA merupakan uji biokimia yang menggunakan antibodi dan perubahan

warna untuk identifikasi suatu substrat,biasanya antigen, dalam sampel cair. ELISA telah

digunakan untuk alat diagnosa dalam kesehatan dan uji kontrol kualitas pada berbagai

industri. Antigen dalam sampel ditempelkan pada permukaan plastikdan kemudian

ditambahkan antibodi spesifik sehingga mengikat antigen. Pada antibodi ini telah diikatkan

suatu enzim. Pada tahap terakhir ditambahkan senyawa yang merupakan substrat enzim.

Reaksi yang terjadi umumnya perubahan warna senyawa tersebut yang merupakan sinyal

yang diukur. Pada ELISA paling tidak menggunakan satu antibodi spesifik untuk antigen

tertentu. Sampel yang diduga mengandung antigen dengan jumlah yang tidak diketahui

dimobilisasi pada piring mikrotiterpolistiren sehingga antigen terserap pada permukaan

polistiren,kemudian ditambahkan sampel sehinga antigen terikat oleh antibodi.Setelah

antigen dimobilisasi, antibodi ditambahkan dan terbentuk kompleks dengan antigen. Pada

antibodi ini telah diikatkan enzim secara kovalen atau antibodi pertama ini dideteksi oleh

antibody sekunder yang telah mengikat enzim. Komponen Perangkat ELISA. Komponen
22
utama perangkat ELISA terdiri atas Ab, Ag, imunoprob,substrat, reagen penghenti reaksi.

23
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

ELISA merupakan salah satu metode yang selama ini banyak digunakan untuk deteksi

antibody berdasarkan prinsip ikatan antigen-antibodi spesifik. Prinsip dasar ELISA adalah

reaksi antara antigen (Ag) dengan antibody (Ab) menjadi molekul Ag-Ab yang lebih besar

dan mudah mengendap. Perbedaannya, penggamatan hasil reaksi pada serologi biasa

berdasarkan endapan molekul Ag-Ab, sedangkan pada ELISA berdasarkan perubahan warna

yang terjadi pada substrat pereaksi sesuai dengan label atau imunoprob (immuno probe)

konjugat Ab-enzim. Perubahan warna terjadi akibat hidrolisa enzimatik pada reaksi antara

konjugat Ab-enzim dengan substratnya, sehingga hasil ELISA lebih peka dan dapat

dikuantifikasi.

3.2 Saran

Setelah mengetahui dan memahami materi ini dapat menambah pengetahuan kita dan

diharapkan kritik serta saran yang dapat menyempurnakan makalah ini.

24
DAFTAR PUSKATA

Santosa Budi. 2020 Teknik Elisa Metode Elisa Untuk Pengukuran Protein Mellothioein Pada Daun
Padi Ir Bagendit, Semarang.Unimus Press.
Wulandari. 2019 Analisis Perkembangan Titer Antibodi Hasil Vaksinasi Infectious Bromchitis
pada Ayam Penelur Strain Hisex Brown.
Muhammad Arif Hanny Ferry Fernanda, Ashon Sa’adi, Sudjarwo. 2019. Verifikasi Linieritas
Kurva Baku Testosteron Menggunakan Metode Elisa (Enzime-Linked Immunosorbent
Assay). Vol. 5. No. 1
Nada Farida, Dinna Rakhmina, Tini Elyn Herlina. 2022. Literatur Review : Perbandingan
Sensitivitas, Spesifisitas Metode ELISA Dan Pada ICT Pada Diagnosis Laboratorium IgM,
IgG SARS-CoV-2. Jurnal Kesehatan. Vol. 15. No. 1
Ipin Aripin. 2019. Pendidikan Nilai Pada Materi Konsep Sistem Imun. Jurnal Bio Educatio. Vol. 4.
No. 1.
Rachmawati Sri.2013. Pengembangan Indirect ELISA untuk Deteksi Alfatoksin B1 pada Pakan
danJagung.

25
LAMPIRAN
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38

Anda mungkin juga menyukai