Anda di halaman 1dari 70

Kunjungan

IDUKA
Analisis Interkoneksi antara IDUKA dengan Pendidikan Vokasi

KELOMPOK 2
Muhammad Nukman (220020301027), Andris Ruse (220020301007), Adhi Raharjo Mappolean (220020301044)
Dewi Rahmah (220020301015), Trismawati (220020301040), Siti Hartini Nurul Jannah (220020301046), Nurfadhilah (220020301032)
Arah dan kebijakan peningkatan relevansi pendidikan, kondisi
yang akan dicapai oleh Kemendikbudristek yang
berhubungan dengan pendidikan vokasi, meliputi:

1. peningkatan layanan pendidikan vokasi berdasarkan


kebutuhan lapangan kerja, dan

2. peningkatan kesiapan lulusan pendidikan vokasi untuk


memasuki dunia kerja.

Optimalisasi layanan pendidikan vokasi


berdasarkan kebutuhan lapangan kerja

Stategi (1)
Memastikan keterlibatan dunia kerja dalam
Ditjen merencanakan, mengembangkan, dan

Pendidikan
mengevaluasi program pendidikan dan
pelatihan vokasi

Vokasi
Optimalisasi layanan pendidikan vokasi
berdasarkan kebutuhan lapangan kerja

Stategi (2)

Ditjen Memfasilitasi pertukaran informasi (exchange


of information) dari dunia kerja dengan
Pendidikan pendidikan dan pelatihan vokasi

Vokasi
Optimalisasi layanan pendidikan vokasi
berdasarkan kebutuhan lapangan kerja

Stategi
(3)
Ditjen Melakukan analisis terhadap relevansi

Pendidikan
pendidikan dan pelatihan vokasi

Vokasi
Optimalisasi layanan pendidikan vokasi
berdasarkan kebutuhan lapangan kerja

Stategi (4)
Mengembangkan kurikulum SMK, Pendidikan
Ditjen Tinggi Vokasi, dan kursus dan pelatihan yang

Pendidikan sesuai dengan permintaan pasar dan


kebutuhan DUDI/IDUKA, link, dan match.

Vokasi

Optimalisasi layanan pendidikan vokasi


berdasarkan kebutuhan lapangan kerja

Stategi (5)

Ditjen Mengembangkan asesmen kompetensi


peserta didik dengan melibatkan industri
Pendidikan agar sesuai dengan kebutuhan dunia kerja

Vokasi
Optimalisasi layanan pendidikan vokasi
berdasarkan kebutuhan lapangan kerja

Stategi (6)

Ditjen Menjalankan program penempatan kerja dan


praktik kerja industri langsung dengan dunia
Pendidikan kerja

Vokasi
Optimalisasi layanan pendidikan vokasi
berdasarkan kebutuhan lapangan kerja

Stategi (7)

Ditjen Mendatangkan pengajar dari dunia kerja atau


praktisi industri untuk mengajar di pendidikan
Pendidikan dan pelatihan vokasi

Vokasi
Optimalisasi layanan pendidikan vokasi
berdasarkan kebutuhan lapangan kerja

Stategi (8)

Ditjen Memfasilitasi pengalaman langsung dan


pelatihan di industri bagi guru, instruktur dan
Pendidikan dosen pendidikan vokasi

Vokasi
Optimalisasi layanan pendidikan vokasi
berdasarkan kebutuhan lapangan kerja

Stategi (9)
Meningkatkan
Ditjen keterhubungan/kesinambungan antara

Pendidikan
program studi/bidang keahlian dari jenjang
pendidikan dan pelatihan vokasi

Vokasi
Optimalisasi layanan pendidikan vokasi
berdasarkan kebutuhan lapangan kerja

Stategi (10)
Mengembangkan fleksibilitas pendidikan
Ditjen vokasi melalui skema Multi Exit - Multi Entry

Pendidikan
System dalam penyelenggaraan program
pendidikan dan pelatihan vokasi

Vokasi
Optimalisasi layanan pendidikan vokasi
berdasarkan kebutuhan lapangan kerja

Stategi (11)
Memberikan otonomi tata kelola
Ditjen kelembagaan yang lebih luas bagi SMK dan

Pendidikan
Pendidikan Tinggi Vokasi untuk berinovasi dan
berkembang

Vokasi
Optimalisasi layanan pendidikan vokasi
berdasarkan kebutuhan lapangan kerja

Stategi (12)

Ditjen Mendorong peningkatan branding pendidikan


vokasi melalui kerja sama dengan media dan
Pendidikan praktisi komunikasi

Vokasi
Optimalisasi layanan pendidikan vokasi
berdasarkan kebutuhan lapangan kerja

Stategi (13)
Mendorong SMK dan Pendidikan Tinggi Vokasi

Ditjen untuk berbagi sumber daya seperti


guru/instruktur dan sarana prasarana praktik
Pendidikan (bengkel, lab) khususnya yang memiliki
bidang keahlian yang sama
Vokasi
Optimalisasi layanan pendidikan vokasi
berdasarkan kebutuhan lapangan kerja

Stategi (14)
Melakukan aktivitas pembelajaran bersama

Ditjen DUDI/IDUKA (dunia usaha dan dunia


industry) seperti riset gabungan (joint
Pendidikan research) dan/atau proyek (project work)
berdasarkan permasalahan riil di masyarakat
Vokasi
Peningkatan kesiapan peserta didik untuk memasuki dunia kerja

Stategi (1)
Memberikan kesempatan dunia kerja untuk

Ditjen turut memberikan pengakuan terhadap


kompetensipeserta didik di SMK, pendidikan

Pendidikan tinggi dan pelatihan melalui sertifikasi

Vokasi
Peningkatan kesiapan peserta didik untuk memasuki dunia kerja

Stategi (2)
Selain memastikan pengembangan technical

Ditjen
skills, juga menitik beratkan pengembangan
soft skills, penanaman values budaya kerja,
serta kemampuan berwirausaha pada
Pendidikan kurikulum SMK, Pendidikan Tinggi Vokasi dan
pelatihan vokasi
Vokasi
Peningkatan kesiapan peserta didik untuk memasuki dunia kerja

Stategi (3)
Mendorong pembelajaran, project work, riset

Ditjen terapan dan inovasi berbasis dunia usaha dan


dunia industri melalui pengembangan teaching

Pendidikan factory dan teaching industry

Vokasi
Peningkatan kesiapan peserta didik untuk memasuki dunia kerja

Stategi (4)
Memfasilitasi praktik kerja lapangan dan/atau

Ditjen
project work peserta didik baik di SMK,
Pendidikan Tinggi Vokasi, maupun kursus dan
pelatihan
Pendidikan

(5)
Vokasi Menata asesmen kompetensi peserta didik
dalam mendorong kesiapan kerja

Peningkatan kesiapan peserta didik untuk memasuki dunia kerja

Stategi (6)
Memperlengkapi tenaga pendidik dan

Ditjen
kependidikan di SMK, Pendidikan Tinggi Vokasi
dan lembaga kursus dan pelatihan dengan
kemampuan mengembangkan kompetensi
Pendidikan teknis dan non-teknis peserta didik

Vokasi
Peningkatan kesiapan peserta didik untuk memasuki dunia kerja

Stategi (7)
Memastikan perangkat pembelajaran beserta

Ditjen
fasilitas sarana dan prasarana dalam
pendidikan dan pelatihan vokasi yang
dikembangkan bersama dunia kerja dapat
Pendidikan memfasilitasi pengembangan kompetensi
peserta didik yang mumpuni
Vokasi
Peningkatan kesiapan peserta didik untuk memasuki dunia kerja

Stategi (8)
Menggerakkan dukungan dunia kerja terhadap

Ditjen
pendidikan dan pelatihan vokasi

(9)
Pendidikan Memfasilitasi penyampaian informasi dan
peningkatan pemahaman peserta didik terkait
Vokasi dunia kerja melalui platform teknologi
Peningkatan kesiapan peserta didik untuk memasuki dunia kerja

Stategi (10)
Menggunakan kerangka kualifikasi nasional

Ditjen
Indonesia sebagai acuan dalam
pengembangan kompetensidan pelaksanaan
Rekognisi Pembelajaran Lampau (RPL) dalam
Pendidikan pendidikan dan pelatihan vokasi

Vokasi
Peningkatan kesiapan peserta didik untuk memasuki dunia kerja

Stategi (11)
Meningkatkan kualitas pembelajaran

Ditjen
kewirausahaan pada pendidikan vokasi untuk
meningkatkan soft skills dan kesiapan untuk
mengembangkan usaha mandiri
Pendidikan
Vokasi
Tempat
Kunjungan
Iduka
1. Balai Besar Pelatihan
Pertanian (BBPP)
Batangkaluku
2. Dinas Pendidikan dan
Kebudayaan Kabupaten
Pinrang
3. Unit Layanan Pusat Listrik
Tenaga Gas (ULPLTG) Tello
Balai Besar Pelatihan
Pertanian (BBPP)
Batangkaluku
Sejarah Singkat
Balai Besar Pelatihan Pertanian (BBPP) Batangkaluku

Menjadi lembaga pelatihan terpercaya untuk menghasilkan SDM profesional


merupakan impian Balai Besar Pelatihan Pertanian (BBPP) Batangkaluku.
Impian tersebut secara historis telah terpatri seiring dikukukan sebagai
lembaga pelatihan sejak tahun 1974 oleh Presiden RI dengan nama Pusat
Latihan Pegawai Pertanian (PLPP). BBPP Batangkaluku yang lahir sebagai hasil
reposisi dari Balai Besar Diklat Mekanisasi Pertanian (BBDMP) telah dikukuhkan
dengan peraturan Menteri Pertanian No. 20/Permentan/OT.140/11/2007,
tanggal 19 Februari 2007. Visi lembaga pelatihan ini adalah menyiapkan SDM
terdidik yang profesional, kreatif, inovatif baik bagi aparatur maupun bagi non
aparatur melalui kegiatan pelatihan teknis keahlian dan keterampilan berbasis
kompetensi (Competence Base Training
VISI
BBPP Menjadi Lembaga Pelatihan
Terpercaya dan Berdaya Saing
Batangkaluku untuk Menghasilkan Sumber
Daya Manusia Pertanian yang
Kreatif, Inovatif dan Profesional.
MISI
BBPP
Batangkaluku
1. Meningkatkan kualitas rencana program, pemantauan, evaluasi, pengendalian, dan
pelaporan.
2. Meningkatkan kualitas pelayanan kerjasama, jenjang karir, dan sistem informasi
pelatihan pertanian.
3. Meningkatkan pendayagunaan dan pengembangan fasilitas pelatihan.
4. Meningkatkan kompetensi dan profesionalisme ketenagaan pelatihan.
5. Meningkatkan kualitas pelaksanaan system dan prosedur penyelenggaraan
pelatihan serta pengembangan teknik pelatihan teknis, fungsional, mekanisasi, dan
kewirausahaan.
6. Mengembangkan pola/model pelatihan teknis, kewirausahaan pertanian dan
kualitas pelayanan konsultasi agribisnis.
7. Meningkatkan kualitas pengelolaan administrasi, manajemen, dan kelembagaan
BBPP.
LOKASI
Lokasi kunjungan dilaksanakan di Balai Besar Pelatihan Pertanian
Batangkaluku yang beralamat Jl. Poros Malino, Tamanurang, Somba Opu,
Kabupaten Gowa, Sulawesi Selatan.
Proses/kegiatan dilihat dari Fungsi
Manajemen BBPP Batangkaluku
1. Perencanaan (Planning)
2. Pengorganisasian (Organizing)
3. Kepemimpinan (Directing)
4. Pengawasan (Controlling)
Perencanaan (Planning)
Memiliki program tahunan yang terdiri dari rencana
jangka panjang, rencana jangka pendek, dan rencana
strategis. Program tersebut merupakan program yang
dilaksanakan secara rutin dan berfokus pada pelatihan.
Fokus kompetensi pelatihan yang direncanakan adalah
sebagai berikut: Peningkatan (SDM) pertanian, Sertifikasi
profesi pertanian, Dukungan manajemen, Pengadaan
sarana pelatihan, Koordinasi, Monitoring, bimbingan
teknis/sosialisasi, Pusat pelatihan pertanian perdesaan
swadaya.

Wilayah kerja BBPP Batangkaluku


terdapat di 6 provinsi se-sulawesi
Pengorganisasian(Organizing)
Kepemimpinan (Directing)
Dalam hal mengarahkan dan membimbing pegawai, BBPP Batangkaluku itu sendiri
berpedoman pada SOP yang telah ditetapkan. Para pimpinan BBPP sering kali
menyampaikan arahan kepada pegawainya melalui apel/upacara dan coffee
morning yang hanya melibatkan unsur pimpinan balai.
Pegawai melakukan kesalahan adalah suatu hal yang biasa terjadi dalam sebuah
lembaga. Namun, jika kesalahan yang sama terus-menerus terjadi dan terulang
tentu hal ini tidak bisa dibiarkan saja. Oleh karena itu, cara pemimpin mengurangi
tingkat kesalahan pegawai memang sangat dibutuhkan. Dalam hal ini BBPP
Batangkaluku mengatasi kesalahan tersebut dengan memberikan memo
pembinaan kepada pegawai.

Bagian monitoring dan evaluasi dalam BBPP


Batangkaluku memiliki tugas mengevaluasi semua
kegiatan balai mulai dari proses pengumpulan data
realisasi program/kegiatan, pelaporan kegiatan, hingga

Pengawasan penilaian dan evaluasi capaian kinerja. Monitoring dan


evaluasi BBPP Batangkaluku terbagi menjadi tiga yaitu:

(Controlling) 1. 1Monitoring dan Evaluasi Kinerja Balai, dilakukan per


triwulan
2. Monitoring dan Evaluasi Kinerja Pegawai, dilakukan
per 6 bulan sekali
3. Monitoring dan Evaluasi Kegiatan, dilakukan per
kegiatan
Kekuatan
BBPP
Batangkaluku
1. Memiliki Dasar Hukum Organisasi/Lembaga
2. Tersedianya SDM Prjabat Struktural, Pejabat Fungsional Khusus WI dan Tenaga
Diklat lainnya
3. Memiliki pengalaman dan kepercayaan terhadap penyelenggaraan pelatihan
pertanian yang cukup
4. Memiliki jejaring kerja perguruan tinggi, instansi Pemerintah dan Swasta
5. Memperoleh Sertifikasi Sistem Manajemen Integrasi (SMI) ISO 9001:2008, dan ISO
14001:2004
6. Pengembangan Jejaring Kerjasama dan Penumbuhan Pusat Pelatihan Pertanian
Perdesaan Swadaya (P4S)
7. Letak Geografis Yang Strategi
8. Fasilitas Diklat Cukup Memadai
Kelemahan
BBPP
Batangkaluku
1. Belum meratanya kompetensi widyaiswara dan tenaga kediklatan lainnya.
2. Rendahnya motivasi Widyaiswara dan tenaga kediklatan dalam pengembangan
profesionalismenya.
3. Peran dan fungsi Unit Inkubator Usahatani sebagai unit pembelajaran
kewirausahaan pertanian belum berfungsi optimal.
Interkonesi kantara BBPP
Batangkaluku dengan
Pendidikan Vokasi

A Ket :
A = Pendidikan
B C B = Pendidikan Kejuruan/vokasi
C = BBPP Batangkaluku
Interkoneksi antara BBPP Batangkaluku dengan
Pendidikan Vokasi

Dilihat dari penjelasan sebelumnya bahwa adanya kebijakan peningkatan


relevansi pendidikan, dimana kondisi yang akan dicapai oleh
Kemendikbudristek yang berhubungan dengan pendidikan vokasi yang
mencakup strategi yang dilakukan Ditjen Pendidikan Vokasi dalam rangka
optimalisasi layanan pendidikan vokasi yang berdasarkan kebutuhan
lapangan kerja, dimana ada peningkatan sinergi dan kerja sama antara
dunia pendidikan dan dunia kerja. Terkhusus pada Balai Besar Pelatihan
Pertanian (BBPP) Batangkaluku yang sangat terbuka bagi peserta didik untuk
magang baik pendidikan umum bahkan pendidikan vokasi seperti SMK/MAK
dan mahasiswa.
Dinas Pendidikan dan
Kebudayaan Kab. Pinrang
Sejarah Singkat
Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kab. Pinrang
Sebelum kantor departemen pendidikan dan kebudayaan berdiri,
instansi yang menangani urusan pendidikan berada dalam kendali
sekolah pembinaan pendidikan dasar yang saat itu dipimpin oleh
Almarhum Kandamang. Pada periode selanjutnya lembaga yang
menangani pendidikan terbagi menjadi 4 kantor pembinaan, yakni :
(1) Kantor pembinaan pendidikan dasar, prasekolah dan luar biasa
dikepalai oleh syamsul alam, (2) Kantor pembinaan kebudayaan
dikepalai oleh Drs. H. M. Ali Tadjo, (3)Kantor pembinaan olahraga dan
kebudayaan dikepalai oleh H. Badawi dan, (4) Kantor pembinaan
pendidikan masyarakat dikepalai oleh a. Baso manggabarani
Pada tahun 2009 depertemen pendidikan dan kebudayaan
kabupaten Pinrang berubah nama menjadi DIKPORA. dan pada awal
Tahun 2017 DIKPORA kembali berubah nama menjadi Dinas Pendidikan
dan Kebudayaan (DIKBUD)
Terwujudnya masyarakat
VISI sejahtera secara dinamis melalui
DISDIKBUD harmonisasi kehidupan,akselerasi
produktifitas kawasan,dan
Kab. Pinrang revitalisasi peran poroos utama
pemenuhan pangan nasional
MISI
DISDIKBUD
Kab. Pinrang
1. Meningkatkan ketersediaan pendidikan dan perluasan akses pendidikan yang
merata, terjangkau, selera, berkelanjutan serta berkeadilan bagi seluruh lapisan
masyarakat.
2. Mewujudkan kualitas/mutu dan relevansi pendidikan yang memiliki keunggulan serta
memberdayakan lembaga pendidikan formal dan non formal.
3. Mewujudkan dukungan sustainabilitas (keberlanjutan) lulusan anak didik sekolah
menengah pertama ke sekolah menengah atas dengan mengembangkan
dukungan nyata pembanguna fasilitas pendidikan baru yang variatif dan kreatif.
4. Mewujudkan pendidikan kecakapan hidup (Life Skill) yang mencakup kecakapan
personal, sosial, akademik, dan vocasional dalam meningkatkan sumber daya
manusia yang cerdas, produktif, berkarakter, dan berwawasan lingkungan serta
memahami nilai-nilai luhur.
5. Mewujudkan kreatifitas, daya saing dan prestasi kepemudaan dan keolahragaan.
LOKASI
Lokasi kunjungan dilaksanakan di Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kab.
Pinrang yang beralamat Jl. Jenderal Gatot Subroto No.3, Macorawalie, Kec.
Watang Sawitto, Kabupaten Pinrang, Sulawesi Selatan.
Proses/kegiatan dilihat dari Fungsi
Manajemen DISDIKBUD Kab. Pinrang
1. Perencanaan (Planning)
2. Pengorganisasian (Organizing)
3. Kepemimpinan (Directing)
4. Pengawasan (Controlling)
Perencanaan
(Planning)
Dinas Pendidikan dan Kebudayaan sebagai instansi
pemerintah dibawah otonomi daerah memiliki program
tahunan yang terdiri dari rencana jangka panjang, rencana
jangka pendek, dan rencana strategis yang memiliki 6
bidang. Dimana setiap bidang memiliki rencana kerja serta
fungsi masing-masing :
Bidang Pembinaan Ketenagaan Kerja (PTK)
Bidang Pembinaan Pendidikan Dasar (DIKDAS)
Kelompok Jabatan Fungsional
Pendidikan Luar Sekolah
Pengorganisasian
(Organizing)
Kepemimpinan
(Directing)
Dalam hal mengarahkan dan membimbing pegawai,
Instansi Dinas Pendidikan dan kebudayaan Kabupaten
Pinrang sebagai Intansi daerah yang bekerja secara
sistematis dengan Instansi lain berpedoman pada SOP yang
telah ditetapkan di Instansi maupun sesuai dengan aturan
kepegawaian yang ada. Para pimpinan Dinas Pendidikan
dan Kebudayaan Kabupatgen Pinrang menyampaikan
arahan kepada pegawai dan staff melalui apel/upacara
serta koordinasi langsung.

Pengawasan
(Controlling)
Bagian monitoring dan evaluasi dalam DISDIKBUD
mengevaluasi semua kegiatan tiap bidang mengenai
kegiatan pendidikan di Kabupaten Pinrang perencanaan,
realisasi program/kegiatan, pelaporan kegiatan, hingga
penilaian dan evaluasi capaian kinerja. DISDIKBUT Kab,
Pinrang merupakan induk bagi semua UPT baik sekolah
dasar maupun sekolah menegah pertama, sekolah luar
sekolah/PAUD. Olehnya dinas memiliki perwakilan di tiap-
tiap kecamatan yang di sebut dengan korwil dan masing-
masing UPT memiliki pengawas sekolah yang berfungsi
sebagai pengawasan dan kontroling bagi setiap UPT
untuk melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya.
Kekuatan
DISDIKBUD
Kab. Pinrang
1. Memiliki Dasar Hukum Organisasi/Lembaga
2. Tersedianya SDM Prjabat Struktural dan Pejabat Fungsional
3. Memiliki sumber pendanaan yang jelas.
4. Memiliki program kerja dan ranah kerja yang jelas.
5. Memiliki wilayah kerja yang jelas.
6. Merupakan bagian penting dalam pemerintahan daerah yang bergerak langsung
dalam penjaminan mutu pendidikan di daerah.
7. Memiliki kemandirian dalam membuat kebijakan
Kelemahan
DISDIKBUD
Kab. Pinrang
1. Sering terjadi mutasi yang mengakibatkan sulit tercapainya program kerja yang
telah disusun.
2. Banyaknya staf dan guru-guru yang berada dibawah jalur koordinasi Dinas
Pendidikan mengakibatkan tidak optimalnya layanan.
3. Tidak sedikit kebijakan yang dikeluarkan secara tiba-tiba, sehingga belum
tersosialisasikan ke setiap UPT di seluruh wilayah.
Interkoneksi antara DISDIKBUD
Kab. Pinrang dengan
Pendidikan Vokasi

A Ket :
A = Pendidikan
B C B = Pendidikan Kejuruan/vokasi
C = DISDIKBUD Kab. Pinrang
Interkoneksi antara DISDIKBUD Kab. Pinrang dengan
Pendidikan Vokasi
Sebagai Instansi daerah Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Pinrang
sebagai salah satu contoh dunia kerja, sering di jadikan tempat prakering (magang)
bagi peserta didik di semua sekolah menengah kejuruan yang ada di Kabupaten
Pinrang. Yang bermanfaat sebagai berikut :

1. Mengajarkan perlunya semangat dan disiplin tinggi sebagaimana di dunia kerja.


2. Untuk mengetahui sejauh mana pengetahuan dan ilmu serta skill yang dimiliki,
sehingga kekurangan akan dilengkapi bila manasudah kembali ke sekolah.
3. Mengajarkannya bagaimana kehidupan yang sebenarnya.
4. Menghasilkan tenaga kerja yang memiliki keahlian profesional, yaitu tenaga kerja
yangmemiliki tingkat pengetahuan, keterampilan, dan etos kerja yang sesuai
dengan tuntutanlapangan kerja.
5. Memperkokoh link and match (keterkaitan dan kesepadanan) antara sekolah
dengan dunia kerja.
6. Meningkatkan efisiensi proses pendidikan dan pelatihan tenaga kerja yang
berkualitas.
7. Memberi pengakuan dan penghargaan terhadap pengalaman kerja sebagai
bagian dari proses pendidikan.
Unit Layanan Pusat Listrik
Tenaga Uap (ULPLTG) TELLO
Sejarah Singkat
Unit Layanan Pusat Listrik Tenaga Uap
(ULPLTG) Tello

(1)
Pada tahun 1966 pemerintah melalui PLN membangun dua unit
Pusat Listrik Tenaga Uap karena kebutuhan energi listrik di
Makassar dan sekitarnya semakin meningkat seiring dengan
berkembangnya kota Makassar. Pembangunan tersebut berlokasi
di sektor Tello dengan daya yang terpasang 2 x 12,5 MW dan
digunakan untuk mendukung pasokan energi listrik PLTD
(Pembangkit Listrik Tenaga Diesel) Bontoala. Pembangunan
selesai pada tahun 1971 dan mulai dioperasikan setelah diresmikan
oleh Soeharto, presiden RI yang menjabat saat itu
Sejarah Singkat
Unit Layanan Pusat Listrik Tenaga Uap
(ULPLTG) Tello

(2)
Setelah dikeluarkannya peraturan tersebut, maka pada 1975,
Menteri Pekerjaan Umum dan Tenaga Listrik mengeluarkan
Peraturan Menteri No. 013/PRT/1975 sebagai pengganti
Peraturan Menteri No. 01/PRT/1973 yang di dalamnya
disebutkan bahwa perusahaan mempunyai unsur pelaksana
yaitu Proyek PLN Wilayah. Oleh karena itu, Direksi Perum Listrik
Negara menetapkan SK No.010/DIR/1976 yang mengubah
sebutan PLN Exploitasi VIII menjadi PLN Wilayah VIII.
VISI Diakui sebagai Perusahaan Kelas
ULPLTG Dunia yang bertumbuh kembang
Unggul dan Terpercaya dengan
TELLO bertumpu pada Potensi Insani
MISI
ULPLTG
TELLO
1. Menjalankan bisnis kelistrikan dan bidang lain yang terkait, berorientasi pada
kepuasan pelanggan, anggota perusahaan dan pemegang saham.
2. Menjadikan tenaga listrik sebagai media untuk meningkatkan kualitas
kehidupan masyarakat.
3. Mengupayakan agar tenaga listrik menjadi pendorong kegiatan ekonomi.
4. Menjalankan kegiatan usaha yang berwawasan lingkungan.
LOKASI
Lokasi kunjungan dilaksanakan di PT. PLN (Persero) UIKL Sulawesi, UPDK
Tello dan ULPLTG/U Tello. Berlokasi di Jl. Urip Sumoharjo No.Km. 5, Tello
Baru, Panakkukang, Makassar, Sulawesi selatan
Proses/kegiatan dilihat dari Fungsi
Manajemen ULPLTG Tello

1. Perencanaan (Planning)
2. Pengorganisasian (Organizing)
3. Kepemimpinan (Directing)
4. Pengawasan (Controlling)
Perencanaan
(Planning)
Unit Layanan Pembangkit Listrik Tenaga Gas memiliki
beberapa program perencanaan sendiri pada Unit
Layanan. Program yang ada dilakukan secara rutin
danberfokus pada sistem pangkit listrik itu sendiri seperti :

1. Peningkatan sumber daya manusia (SDM) melalui


pelatihan dan pembinaan
2. Pemeliharaan rutin, periodik, prediktif dan korektif pada
sistem pembangkit listrik
3. Perencanaan kebutuhan material sistem pembangkit
listrik
Kepemimpinan
(Directing)
Dalam hal mengarahkan dan membimbing pegawai,
pimpinan Unit Layanan melakukannya dalam kegiatan apel
pagi bersama karyawan. Untuk setiap pimpinan Unit Kerja
diberikan ruang untuk memberikan binaan dalam setiap
kegiatan briefing dan evaluasi harian.
Kegiatan-kegiatan ini bertujuan untuk lebih mendekatkan
karyawan dengan pimpinan, menciptakan lingkungan kerja
yang baik, serta mengevaluasi dan menghindari kesalahan
yang diakibatkan kinerja karyawan (Human Error).
Pengawasan
(Controlling)
Pengawasan dan pemeliharaan menjadi tugas utama
Unit Layanan Pembangkit Listrik Tenaga Gas. Pengawasan
dan pemeliharaan harus rutin dilakukan sesuai SOP untuk
kelancaran sistem pembangkit listrik. Untuk program
pengawasan dan pemeliharaan yang dilakukan ULPLTG
Tello sebagai berikut :
1. Pemeliharaan rutin, dilakukan setiap hari
2. Pemeliharaan periodik, dilakukan setiap bulan
3. Pemeliharaan prediktif, dilakukan berdasarkan umur
komponen
4. Pemeliharaan korektif, dilakukan ketika terjadi
kegagalan
Pengorganisasian
(Organizing)
Kekuatan
ULPLTG
TELLO
1. Proses pembangunan pembangkit listrik yang lebih cepat.
2. Kapasitas pembangkitan daya (power) yang bervariasi dari sekala kecil sampai
dengan skala power yang besar.
3. Fleksibel yang tinggi, mudah dalam menaikkan dan menurunkan beban sesuai
dengan kebutuhan sistem.
4. Konstruksi dari pembangunan pembangkit listrik tenaga gas (PLTG) sederhana
dan tidak memerlukan area yang luas.
5. Sisa pembakaran atau gas buang dari PLTG dimanfaatkan sebagai sumber energi
panas digunakan untuk memanaskan ketel uap (boiler)
Kelemahan
ULPLTG
TELLO
1. Harga gas dunia meningkat, menyebabkan biaya operasional meningkat
2. Kapasitas terbesar pembangkitan saat ini 200 MW dalam satu plant\
3. Masih dipengaruhi cuaca, dicuaca panas pembangkit listrik hanya manpu sampi
95% dari daya mampu bangkit.
Interkoneksi antara ULPLTG
Tello dengan Pendidikan Vokasi

A Ket :
A = Pendidikan
B C B = Pendidikan Kejuruan/vokasi
C = ULPLTG Tello
Interkoneksi antara ULPLTG Tello
dengan Pendidikan Vokasi

Sebagai peusahaan pembangkit listrik ULPLTG pun memberikan pelayanan


pendidikan kepada siswa SMK maupun mahasiswa pendidikan vokasi tinggi
yang ingin mengetahui atau belajar langsung mengenai pembangkit listrik
melalui program kerja sama antar SMK atau pendidikan vokasi tinggi
dengan ULPLTG Tello yang dikenal dengan Praktek Industri (PI) ataupun
Praktek Kerja Langsung (PKL) dalam program ini siswa atau mahasiswa
bimbing langsung oleh orang-orang yang memiliki pengalaman atau
orang-orang yang ahli dibidangnya masing-masing dengan bidang apa
yang relevan dengan jurusan mahasiswa atau siswa tersebut.
DOKUMENTASI

Anda mungkin juga menyukai