Oleh :
Zahro Aulia
NIS :
Judul : MAKROLIDA
NIS :
Garut,November 2022
Menyetujui dan Mengesahkan
Kepala
i
LEMBAR PENGESAHAN PERUSAHAAN
Judul : MAKROLIDA
Nama : ZAHRO AULIA
NIS :
Kompetensi Keahlian : FARMASI
Pembimbing
ii
Motto Hidup
"Belajar dari kegagalan adalah hal yang bijak."
iii
KATA PENGANTAR
Bismillaahirrohmaanirrohiimm...
Puji dan Syukur tak henti terucap kala kemudahan dan kelancaran
senantiasa Allah Swt. berikan kepada saya, sehingga pelaksanaan Praktek Kerja
Industri (Prakerin) di Apotek Kimia Farma 308 Garut Tanggal 20 Januari sampai
dengan 20 Maret 2020 dapat dilaksanakan dengan lancar. Begitu pula dengan
penyusunan laporan ini dapat diselesaikan tepat pada waktunya.
Kegiatan Prakerin dan penyusunan Laporan Prakerin ini juga dapat
terlaksana dengan baik berkat bantuan dari berbagai pihak. Untuk itu pada
kesempatan ini saya mengucapkan Terima kasih kepada :
1. Bapak K.H. Atep Moh Wahid Kosim,S.Ag.MM, selaku Kepala SMK Plus
Qurrota A’yun.
2. Bapak Cecep Abdurahman,S.Pd.I, selaku Wakasek SMK Plus Qurrota A’yun.
3. Bapak H. Ucu Saepuloh,S.,Kep, Selaku Ketua Program Keahlian Jurusan
Farmasi SMK Plus Qurrota A’yun.
4. Apt. Farid Zainal Permana,S.Si selaku Guru dan Pembimbing dari Sekolah
yang telah memberikan arahan dan pantauan terhadap kelancaran proses
Praktek Kerja Industri.
5. Ibu Ami Amalia Pratiwi S.Farm,Apt selaku Apoteker Penanggung Jawab
Kimia Farma 308 Garut.
6. Kedua orang tua dan keluarga atas doa dan dukungan yang telah diberikan.
7. Seluruh karyawan Apotek Kimia Farma 308 Garut yang telah memberikan
banyak bantuan, pengetahuan dan informasi yang dibutuhkan selama
melaksanakan Praktek Kerja Industri (PRAKERIN).
Garut,November 2022
iv
DAFTAR ISI
Halaman
LEMBAR PENGESAHAN SEKOLAH------------------------------------------------ i
KATA PENGANTAR-------------------------------------------------------------------- iv
BAB I : PENDAHULUAN----------------------------------------------------------- 1
v
BAB IV : HASIL KEGIATAN PRAKERIN DI APOTEK KIMIA FARMA 308
GARUT ----------------------------------------------------------------- 20
5.4 Farmakokinetika------------------------------------------------------- 27
5.8 Kesimpulan------------------------------------------------------------- 31
LAMPIRAN ----------------------------------------------------------------- 35
vi
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Seiring dengan perkembangan ilmu dan teknologi di bidang kesehatan
khususnya bidang farmasi maka tingkat kesadaran masyarakat terhadap
bidang kesehatan semakin tinggi. Kesehatan merupakan keadaan sejahtera dari
badan, jiwa dan sosial memungkinkan setiap orang hidup produktif secara
sosial dan ekonomis.
Sehat merupakan bagian dari kesejahteraan masyarakat yang dapat
meningkatkan kualitas hidup yang lebih baik. Untuk medapatkan kesehatan
diperlukan upaya kesehatan, upaya kesehatan adalah kegiatan untuk
memelihara dan meningkatkan kesehatan yang dilakukan oleh pemerintah dan
atau masyarakat.
Salah satu sarana kesehatan yang dapat dimanfaatkan oleh masyarakat
dalam upaya kesehatan yaitu Apotek. Apotek merupakan suatu tempat
tertentu, tempat dilakukannya pekerjaan kefarmasian dan penyaluran
perbekalan kefarmasian kepada masyarakat. Apotek berada dibawah tanggung
jawab seorang Apoteker, sedangkan ahli farmasi adalah tenaga ahli yang
mempunyai kewenangan di bidang farmasi. Sifat ini dilandaskan pada ilmu
pengetahuan memberinya secara otoritas dalam berbagai aspek obat atau
proses kefarmasian yang tidak dimiliki oleh tenaga kesehatan lainnya. Seorang
farmasi dituntut untuk memiliki pengetahuan tentang obat agar dapat
mengatasi permasalahan yang ada di masyarakat yang berhubungan dengan
obat yang merupakan bagian dari pelayanan kesehatan, seorang farmasi tidak
hanya membuat obat saja tetapi juga harus bisa meyakinkan dan menjamin
bahwa obat yang dikonsumsi oleh pasien atau konsumen dapat berefek
menyembuhkan.
1
2
2. Memperkokoh “link and match” antara Sekolah dan Instansi dunia kerja.
BAB II
TINJAUAN UMUM APOTEK
3
4
7
8
obat jadi, obat generic berlogo, 0bat herbal, bahan baku yodium, dan
turunannya, serta minyak jarak didukung unit penelitian dan pengembangan.
Berbekal pengalaman hampir 200 tahun di Industri Farmasi, Kimia Farma
sangat memperhatikan kualitas perseroan saat ini telah menjadi pimpinan
perusahaan pelayanan kesehatan di Iindonesia yang sangat berperan dalam
pengembangan dan pembangunan bangsa serta masyarakat Indonesia.
dapat diisi kapan saja, misalnya pada saat melakukan pelayanan resep
dan ternyata obat yang tertulis pada resep telah habis stoknya, maka
dapat langsung dituliskan pada buku defekta.
Pengadaan adalah suatu proses kegiatan yang bertujuan agar
tersedianya sediaan farmasi dengan jumlah dan jenis yang cukup sesuai
dengan kebutuhan pelayanan. Kriteria yang harus dipenuhi dalam
pengadaan sediaan farmasi dan perbekalan kesehatan adalah :
a. Apotek hanya membeli sediaan farmasi dan perbekalan kesehatan
yang telah memiliki izin edar atau nomor registrasi.
b. Mutu sediaan farmasi dan perbekalan kesehatan dapat
dipertanggung- jawabkan.
c. Pengadaan sediaan farmasi dan perbekalan kesehatan dan jalur
resmi, yaitu Pedagang Besar Farmasi, Industri Farmasi, atau apotek
lain.
d. Dilengkapi dengan persyaratan administrasi, seperti faktur dan lain-
lain.
3.9.2 Penerimaan
Penerimaan perbekalan farmasi yang datang akan diterima oleh
petugas apotek, kemudian diperiksa kondisi, jenis, dan jumlah barang,
disesuaikan dengan surat pesanan, dan faktur. Jika ada tanggal
kadaluwarsa, maka dicatat pada blanko surat penerimaan barang
apotek. Apabila barang yang selesai diterima, faktur diberi stampel blok
penerimaan barang, dan faktur diberi nomor. Faktur yang asli
diserahkan ke PBF sebagai tanda terima dan akan digunakan sebagai
alat tagih. Dua salinannya ditinggal di apotek untuk arsip dan satu
salinannya diserahkan ke BM. Seluruh transaksi pembelian dimasukkan
ke dalam data komputer pada kolom administrasi pembelian. Jika
barang yang datang tidak sesuai dengan pesanan, maka dibuat retur
untuk pengembalian barang ke distributor yang bersangkutan.
3.9.3 Penyimpanan
Penyimpanan perbekalan farmasi yang diterima langsung disimpan
di gudang, penyimpanan berdasarkan bentuk sediaan. Kemudiaan
15
3.9.4 Pendistribusian
Penyaluran sediaan farmasi dan perbekalan kesehatan di Apotek
Kimia Farma 308 Garut dilakukan terhadap pelayanan resep dokter dan
pelayanan non resep yang meliputi obat-obat HV (Hand Verkoop) atau
OTC (Over The Counter), UPDS (Upaya Pengobatan Diri Sediri),
kosmetik, dan alat kesehatan. Penjualan dapat dilakukan secara tunai
dan kredit. Untuk penjualan kredit hanya diperuntukan bagi perusahaan
yang mempunyai kontrak kerja sama dengan pihak PT. Kimia Farma
Apotek maupun Business Manager.
3.9.5 Pencatatan dan pelaporan
Resep tunai yang telah diterima kemudian disimpan dan diarsipkan
berdasarkan tanggal resep, resep dimusnahkan setiap 5 tahun sekali.
16
a. Harus seluruhnya terbuat dan kayu atau bahan lain yang kuat.
b. Harus mempunyai kunci ganda.
c. Dibagi menjadi dua bagian, masing-masing dengan kunci yang
berlainan. Bagian pertama digunakan untuk menyimpan
morfin, petidin, dan garam-garamnya serta persediaan
narkotika, sedangkan bagian kedua dipergunakan untuk
menyimpan narkotika lainnya yang dipakai sehari-hari.
d. Penyerahan obat golongan narkotika harus berdasarkan resep
dokter. Apotek dilarang melayani salinan resep yang
mengandung obat narkotika, walaupun resep tersebut baru
dilayani sebagian atau belum dilayani sama sekali. Salinan
resep hanya boleh dilayani oleh apotek yang menyimpan resep
aslinya. Salinan resep obat narkotika dengan tulisan iter
(diulang) tidak boleh dilayani sama sekali. Untuk obat
golongan psikotropika, penyerahan juga harus dilakukan
berdasarkan resep dokter. Resep-resep yang mengandung obat
golongan narkotika dan psikotropika dikumpulkan terpisah
dari resep lain.
3.10.3 Pencatatan dan pelaporan penggunaan obat golongan narkotika dan
psikotropika dilakukan setiap bulan. Untuk pelaporan penggunaan
obat golongan narkotika dan psikotropika menggunakan sistem online
dengan SIPNAP (Sistem Informasi Penggunaan Narkotika dan
Psikotropika) yang dikelola oleh Dinas Kesehatan Kota Garut.
3.10.4 Pemusnahan obat narkotika dan psikotropika dilakukan dalam hal :
a. Berkaitan dengan tindak pidana.
b. Diproduksi tanpa memenuhi standar dan persyaratan yang berlaku
dan/atau tidak dapat digunakan dalam proses produksi.
c. Kadaluarsa.
d. Tidak memenuhi syarat lagi untuk digunakan dalam pelayanan
kesehatan dan atau untuk pengembangan ilmu pengetahuan.
Proses pemusnahan dilakukan sesuai dengan peraturan perundang-
undangan yang berlaku. Dilakukan oleh pemerintah, orang atau
18
1. Perkenalan dengan staf karyawan Apotek Kimia Farma 308 Garut yang
terdiri dari seorang Apoteker Penanggung Jawab (APJ). 2 orang Apoteker
Pendamping, 8 orang Asisten Apoteker, 1 orang Cleanning sevice, 5 orang
SPG (Sales Promotion Girls) dari suatu produk obat atau kosmetik.
2. Observasi ruangan yaitu mengetahui penempatan dan penyimpanan obat
bebas, obat bebas terbatas, obat keras, narkotik dan psikotropik yang
disimpan berdasarkan efek Farmakologi dan disusun secara alfabetis juga
berdasarkan bentuk sediaannya.
3. Mempelajari dan melakukan pelayanan resep kemudian melakukan
analisis terhadap resep yang diterima. Hal-hal yang perlu diperhatikan
dalam menganalisis resep diantaranya:
a. Persyaratan Administratif :
1) Nama, SIP, dan alamat Dokter.
2) Tanggal penulisan resep.
3) Tanda tangan/paraf dokter penulis resep.
4) Nama, alamat, umur, jenis kelamin dan berat badan pasien.
5) Cara pemakaian yang jelas.
6) Informasi lainnya.
b. Kesesuaian Farmasetik : bentuk sediaan, dosis, potensi stabilitas,
inkompatibilitas, cara pemakaian dan lama pemberian.
c. Pertimbangan klinis : adanya alergi, efek samping, interaksi,
kesesuaian (dosis, durasi, jumlah obat dan lain-lain). Jika ada keraguan
terhadap resep hendaknya dikonsultasikan kepada dokter penulis resep
dengan memberikan pertimbangan dan alternatif seperlunya bila perlu
menggunakan persetujuan setelah pemberitahuan.
20
21
Copy resep juga dibuat apabila resep yang diterima adalah resep yang bisa
diulang (iter).
Isi dari copy resep :
a. Nama dan alamat apotek.
b. Nama dan nomor S.I.K Apoteker Pengelola Apotek.
c. Tanda tangan atau paraf Apoteker pengelola Apotek.
d. Tanda “det” = “detur” untuk obat yang sudah diserahkan, atau
tanda “nedet” = “ne detur” untuk obat yang belum diserahkan.
e. Nomor resep dan tanggal pembuatan.
6. Melakukan pelayanan obat untuk obat non resep
Pelayanan obat terhadap pasien yang ingin melakukan upaya
pengobatan diri sendiri (UPDS) atau Swamedikasi. Obat untuk
Swamedikasi tersebut meliputi:
a. Obat Wajib Apotek (OWA)
Obat wajib apotek adalah obat keras yang dapat diserahkan oleh
apoteker di oteoral konstipasi, obat saluran cerna, obat mulut dan
tenggorokan, saluran nafas, obat yang mempengaruhi sistem
neuromuskular, antiparasit, dan obat kulit topikal.
b. Obat Bebas Terbatas
Adalah obat yang sebenarnya termasuk kedalam golongan obat
keras tetapi masih dapat dijual dan dibeli bebas tanpa resep dokter, dan
disertai dengan tanda peringatan.
c. Obat Bebas
Adalah obat yang dapat dijual bebas kepada masyarakat tanpa
resep dokter, tidak termasuk dalam daftar narkotik, psikotropik, obat
keras, obat bebas terbatas dan sudah terdaftar di Departemen
Kesehatan Republik Indonesia.
7. Penyimpanan Obat Berdasarkan :
a. FIFO (First In First Out) Yaitu barang yang baru diterima disimpan
dibelakang barang yang diterima lebih dulu.
23
BAB V
TUGAS KHUSUS
ANTIBIOTIK GOLONGAN MAKROLIDA
lain pada kadar obat serta jenis bakteriyang dicurigai. Efek bakterisida terjadi
pada kadar antibiotika yang lebih tinggi,kepadatan bakteri yang relatif rendah, an
pertumbuhan bakteri yang cepat. Aktivitasanti bakterinya tergantung pada pH,
meningkat pada keadaan netral atau sedikit alkali.
Meskipun mekanisme yang tepat dari tindakan makrolid tidak jelas,
telahdihipotesiskan bahwa aksi mereka makrolid menunjukkan dengan
menghambat sintesisprotein pada bakteri dengan cara berikut:
1) Mencegah Transfer peptidil tRNA dari situs A ke situs P.
2) Mencegah pembentukan peptida tRNA.
3) Memblokir peptidil transferase.
4) Mencegah perakitan ribosom
Antibiotik macrolida terikat di lokasi P-dari subunit 50S ribosom. Hal
inimenyebabkan selama proses transkripsi, lokasi P ditempati oleh makrolida.
Ketika t-RNA terpasang dengan rantai peptida dan mencoba untuk pindah ke
lokasi P, t-RNAtersebut tidak dapat menuju ke lokasi P karena adanya makrolida,
sehingga akhirnyadibuang dan tidak dipakai. Hal ini dapat mencegah transfer
peptidil tRNA dari situs Ake situs-P dan memblok sintesis protein dengan
menghambat translokasi dari rantaipeptida yang baru terbentuk. Makrolida juga
memnyebabkan pemisahan sebelum waktunya dari tRNA peptidal di situs A.
Mekanisme kerja makrolida, selain terikat di lokasi P dari RNA ribosom
50S, juga memblokir aksi dari enzim peptidil transferase. Enzim ini bertanggung
jawab untuk pembentukan ikatan peptida antara asam amino yang terletak di
lokasi Adan P dalamribosom dengan cara menambahkan peptidil melekat pada
tRNA ke asam aminoberikutnya. Dengan memblokir enzim ini, makrolida mampu
menghambat biosintesisprotein dan dengan demikian membunuh bakteri.
5.4 Farmakokinetika
Dalam penjelasan farmakokinetik berikut akan dijelaskan mekanisme
farmakokinetik 3 antibiotik turunan makrolida yaitu eritromycin, Claritromycin,
danazitromycin.
1) Eritromycin
28
8) Tetanus
Eritromisin per oral 4 kali 500 mg sehari selama 10 hari dapat membasmi Cl.
tetani pada penderita tetanus yan alergi terhadap penisilin. Antitoksin, obat
kejang dan pembersih luka merupakan tindakan lain yang sangat penting.
9) Sifilis
Untuk penderita sifilis stadium diniyang alergi terhadap penisilin, dapat
diberikan eritromisin per oral dengan dosis 2-4 g sehari selama 10-15 hari.
10) Gonore
Eritromisin mungkin bermanfaat untuk gonore diseminata pada wanita hamil
yang alergi tehadap penisilin. Dosis yang diberikan ialah 4 kali 500 mg sehari
yang diberika selama 5 hari per oral. Angka relaps hampir mencapai 25 %.
11) Penggunaan profilaksis
Obat terbaik untuk mencegah kambuhnya demam reumatik ialah penisilin.
Sulfonamid dan eritromisin dapat dipakai bila penderita alergi terhadap
penisilin. Eritromisin juga dapat dipakai sebagai pengganti penisilin untuk
penderita endokarditis bakterial yang akan dicabut giginya. Dosis eritromisin
untuk keperluan ini ialah 1 g per oral yang diberikan 1 jam sebelum dilakukan
tindakan, dilanjutkan dengan dosis tunggal 500 mg yang diberikan 6 jam
kemudian.
12) Pertusis
Bila diberikan pada awal infeksi, eritromisin dapat mempercepat
penyembuhan.
5.8. Kesimpulan
Sebagian besar antibiotik mempunyai dua nama, nama dagang yang
diciptakan oleh pabrik obat, dan nama generik yang berdasarkan struktur kimia
antibiotik atau golongan kimianya.Contoh nama dagang dari amoksilin,
sefaleksin, siprofloksasin, kotrimoksazol,tetrasiklin dan doksisiklin, berturut-turut
adalah Amoxan, Keflex, Cipro, Bactrim, Sumycin, dan Vibramycin.Setiap
antibiotik hanya efektif untuk jenis infeksi tertentu. Misalnya untuk pasien yang
didiagnosa menderita radang paru-paru, maka dipilih antibiotik yang dapat
membunuh bakteri penyebab radang paru-paru ini. Keefektifan masing-masing
antibiotik bervariasi tergantung padalokasi infeksi dan kemampuan antibiotik
32
mencapai lokasi tersebut.Antibiotik oral adalah cara yang paling mudah dan
efektif, dibandingkan dengan antibiotik intravena (suntikan melalui pembuluh
darah) yang biasanya diberikan untuk kasus yang lebih serius.
Beberapa antibiotik juga dipakai secara topikal seperti dalam bentuk
salep,krim, tetes mata, dan tetes telinga.Penentuan jenis bakteri patogen
ditentukan dengan pemeriksaan laboratorium. Teknik khusus seperti pewarnaan
gram cukup membantu mempersempit jenis bakteri penyebab infeksi.Spesies
bakteri tertentu akan berwarna dengan pewarnaan gram, sementara bakteri lainnya
tidak.Tehnik kultur bakteri juga dapat dilakukan, dengan cara mengambil bakteri
dari infeksi pasien dan kemudian dibiarkan tumbuh. Dari cara bakteri ini tumbuh
dan penampakannya dapatmembantu mengidentifikasi spesies bakteri.
Dengan kultur bakteri, sensitivitas antibiotik juga dapat diuji. Penting
bagi pasien atau keluarganya untuk mempelajari pemakaian antibiotik yang benar,
seperti aturan dan jangka waktu pemakaian. Aturan pakai mencakup dosis obat,
jarak waktu antar pemakaian, kondisi lambung (berisi atau kosong) dan interaksi
dengan makanan dan obat lain.Pemakaian yang kurang tepat akan mempengaruhi
penyerapannya, yang pada akhirnyaakan mengurangi atau menghilangkan
keefektifannya.Bila pemakaian antibiotik dibarengi dengan obat lain, yang perlu
diperhatikan adalahinteraksi obat, baik dengan obat bebas maupun obat yang
diresepkan dokter.
BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN
1.1 Kesimpulan dan Saran terhadap tempat Praktek Kerja Industri dan
Sekolah
1.1.1 Kesimpulan
Secara keseluruhan pelayanan dan pengelolaan SDM oleh Apotek Kimia
Farma 308 Garut cukup baik dimana Apotek Kimia Farma 308 telah
menjalankan tugas dan fungsinya sebagai Apotek yang melayani kesehatan
khususnya masalah obat.
Apotek Kimia Farma 308 Garut merupakan salah satu apotek yang berada di
kota Garut. Merupakan salah satu cabang apotek dari wilayah regional
Bandung yang bernaung di bawah PT. Kimia Farma Apotek.
Dan bagi saya dengan diadakannya Praktek Kerja Industri (PRAKERIN)
memberikan pengalaman yang bisa menjadi bekal untuk hidup kedepannya,
terutama untuk masuk ke dunia kerja.
1.1.2 Saran
Terhadap Tempat Prakerin :
Diadakannya peningkatan dalam penyimpanan obat dan lebih sering dirapihkan
dan dibersihkan.
Terhadap Sekolah :
Pembimbing lebih memperhatikan siswa yang sedang melaksanakan
PRAKERIN, sehingga siswa bisa lebih giat dan baik. Pembekalan tentang
Praktek Kerja Industri yang matang dan dilakukan rutin setiap minggu
sebelum Prakerin dilaksanakan.
33
DAFTAR PUSTAKA
https://www.academia.edu/29643539/
Definisi_Makrolida_Fungsi_dari_Makrolida_Jenis_Makrolida_Nilai_Nor
mal_Laboratorium_Untuk_Makrolida_Penyebab_Makrolida_dan_bagaima
na_Cara_Penanganan_Makrolida
Blanc. Jakarta
EGC.
34
LAMPIRAN 1
LABEL
35
LAMPIRAN 2
LAMPIRAN 3
36
LAMPIRAN 3
KLIP
LAMPIRAN 4
KERTAS PUYER
37
LAMPIRAN 5
Luar Apotek Kimia Farma
38