Anda di halaman 1dari 44

LAPORAN

HASIL PRAKTEK KERJA INDUSTRI


DI APOTEK KIMIA FARMA 308
MAKROLIDA
Disusun Sebagai Salah Satu Syarat Mengikuti Ujian Nasional (UN)

Dan Ujian Akhir Sekolah (UAS)

Oleh :
Zahro Aulia
NIS :

KOMPETENSI KEAHLIAN FARMASI


SMK PLUS QURROTA A’YUN
2022
LEMBAR PENGESAHAN SEKOLAH

Judul : MAKROLIDA

Nama : ZAHRO AULIA

NIS :

Kompetensi Keahlian : FARMASI

Garut,November 2022
Menyetujui dan Mengesahkan

Kepala

SMK Plus Qurrota A’yun

KH.Atep Moch.Wahid Kosim,S.Ag.MM

Pembimbing Ketua Program

Laporan PKL Kompetensi Farmasi

Farid Zainal Permana,S.Si H. Ucu Saepuloh,S.Kep

i
LEMBAR PENGESAHAN PERUSAHAAN

Judul : MAKROLIDA
Nama : ZAHRO AULIA
NIS :
Kompetensi Keahlian : FARMASI

Garut, November 2022


Menyetujui dan Mengesahkan

Pembimbing

Ami Amalia Pratiwi. S.Farm.,Apt

ii
Motto Hidup
"Belajar dari kegagalan adalah hal yang bijak."

iii
KATA PENGANTAR

Bismillaahirrohmaanirrohiimm...
Puji dan Syukur tak henti terucap kala kemudahan dan kelancaran
senantiasa Allah Swt. berikan kepada saya, sehingga pelaksanaan Praktek Kerja
Industri (Prakerin) di Apotek Kimia Farma 308 Garut Tanggal 20 Januari sampai
dengan 20 Maret 2020 dapat dilaksanakan dengan lancar. Begitu pula dengan
penyusunan laporan ini dapat diselesaikan tepat pada waktunya.
Kegiatan Prakerin dan penyusunan Laporan Prakerin ini juga dapat
terlaksana dengan baik berkat bantuan dari berbagai pihak. Untuk itu pada
kesempatan ini saya mengucapkan Terima kasih kepada :
1. Bapak K.H. Atep Moh Wahid Kosim,S.Ag.MM, selaku Kepala SMK Plus
Qurrota A’yun.
2. Bapak Cecep Abdurahman,S.Pd.I, selaku Wakasek SMK Plus Qurrota A’yun.
3. Bapak H. Ucu Saepuloh,S.,Kep, Selaku Ketua Program Keahlian Jurusan
Farmasi SMK Plus Qurrota A’yun.
4. Apt. Farid Zainal Permana,S.Si selaku Guru dan Pembimbing dari Sekolah
yang telah memberikan arahan dan pantauan terhadap kelancaran proses
Praktek Kerja Industri.
5. Ibu Ami Amalia Pratiwi S.Farm,Apt selaku Apoteker Penanggung Jawab
Kimia Farma 308 Garut.
6. Kedua orang tua dan keluarga atas doa dan dukungan yang telah diberikan.
7. Seluruh karyawan Apotek Kimia Farma 308 Garut yang telah memberikan
banyak bantuan, pengetahuan dan informasi yang dibutuhkan selama
melaksanakan Praktek Kerja Industri (PRAKERIN).

Garut,November 2022

Shaila Sri Selvina

iv
DAFTAR ISI

Halaman
LEMBAR PENGESAHAN SEKOLAH------------------------------------------------ i

LEMBAR PENGESAHAN PERUSAHAAN------------------------------------------ ii

MOTTO ---------------------------------------------------------------------------------- iii

KATA PENGANTAR-------------------------------------------------------------------- iv

DAFTAR ISI ------------------------------------------------------------------------------ v

BAB I : PENDAHULUAN----------------------------------------------------------- 1

1.1 Latar Belakang----------------------------------------------------------- 1

2.2 Tujuan Praktek Kerja Industr (PRAKERIN)------------------------- 2

3.3 Waktu dan Tempat Pelaksanaan PRAKERIN------------------------ 2

BAB II : TINJAUAN UMUM APOTEK-------------------------------------------- 3

2.1 Definisi Apotek --------------------------------------------------------- 3

2.2 Pengelolaan Sediaan Farmasi di Apotek ---------------------------- 3

2.3 Pelayanan Farmasi Klinik di Apotek--------------------------------- 5

BAB III : TINJAUAN KHUSUS APOTEK KIMIA FARMA-------------------- 7

3.1 Sejarah PT. Kimia Farma, Tbk--------------------------------------- 7

3.2 Visi dan Misi ---------------------------------------------------------- 8

3.3 Budaya Perusahaan --------------------------------------------------- 8

3.4 Logo PT.Kimia Farma (Persero) Tbk ------------------------------ 9

3.5 PT. Kimia Farma Apotek--------------------------------------------- 10

3.6 Visi dan Misi Kimia Farma Apotek--------------------------------- 10

3.7 Struktur Organisasi---------------------------------------------------- 10

3.8 Apotek Kimia Farma 308 Garut------------------------------------- 11

3.9 Pengelolaan Sediaan Farmasi, Alat Kesehatan, dan Bahan

Medis Habis Pakai ---------------------------------------------------- 13

v
BAB IV : HASIL KEGIATAN PRAKERIN DI APOTEK KIMIA FARMA 308

GARUT ----------------------------------------------------------------- 20

BAB V : TUGAS KHUSUS---------------------------------------------------------- 24

5.1 Pengertian Makrolida-------------------------------------------------- 25

5.2 Struktur Obat dan Penjelasan----------------------------------------- 25

5.3 Mekanisme Kerja------------------------------------------------------ 26

5.4 Farmakokinetika------------------------------------------------------- 27

5.5 Kontra Indikasi--------------------------------------------------------- 29

5.6 Efek Samping----------------------------------------------------------- 29

5.7 Penggunaan Klinik----------------------------------------------------- 29

5.8 Kesimpulan------------------------------------------------------------- 31

BAB VI : KESIMPULAN DAN SARAN-------------------------------------------- 33

6.2 Kesimpulan dan saran terhadap Tempat Prakerin----------------- 33

DAFTAR PUSTAKA ----------------------------------------------------------------- 34

LAMPIRAN ----------------------------------------------------------------- 35

vi
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Seiring dengan perkembangan ilmu dan teknologi di bidang kesehatan
khususnya bidang farmasi maka tingkat kesadaran masyarakat terhadap
bidang kesehatan semakin tinggi. Kesehatan merupakan keadaan sejahtera dari
badan, jiwa dan sosial memungkinkan setiap orang hidup produktif secara
sosial dan ekonomis.
Sehat merupakan bagian dari kesejahteraan masyarakat yang dapat
meningkatkan kualitas hidup yang lebih baik. Untuk medapatkan kesehatan
diperlukan upaya kesehatan, upaya kesehatan adalah kegiatan untuk
memelihara dan meningkatkan kesehatan yang dilakukan oleh pemerintah dan
atau masyarakat.
Salah satu sarana kesehatan yang dapat dimanfaatkan oleh masyarakat
dalam upaya kesehatan yaitu Apotek. Apotek merupakan suatu tempat
tertentu, tempat dilakukannya pekerjaan kefarmasian dan penyaluran
perbekalan kefarmasian kepada masyarakat. Apotek berada dibawah tanggung
jawab seorang Apoteker, sedangkan ahli farmasi adalah tenaga ahli yang
mempunyai kewenangan di bidang farmasi. Sifat ini dilandaskan pada ilmu
pengetahuan memberinya secara otoritas dalam berbagai aspek obat atau
proses kefarmasian yang tidak dimiliki oleh tenaga kesehatan lainnya. Seorang
farmasi dituntut untuk memiliki pengetahuan tentang obat agar dapat
mengatasi permasalahan yang ada di masyarakat yang berhubungan dengan
obat yang merupakan bagian dari pelayanan kesehatan, seorang farmasi tidak
hanya membuat obat saja tetapi juga harus bisa meyakinkan dan menjamin
bahwa obat yang dikonsumsi oleh pasien atau konsumen dapat berefek
menyembuhkan.

1.2 Tujuan Praktek Kerja Industri (PRAKERIN)


1. Dapat melaksanakan salah satu peran, fungsi, dan kompetensi ahli media

farmasi yaitu pelayanan farmasi di Apotek.

1
2

2. Memperkokoh “link and match” antara Sekolah dan Instansi dunia kerja.

3. Meningkatan proses pendidikan dan pelatihan tenaga kerja yang

berkualitas dan profesional.

4. Dapat menganalisis resep yang diterima.

5. Mengembangkan sifat sehingga suatu saat mampu membaca dan

mengetahui aspek-aspek usaha yang potensial di bidang farmasi.

6. Memberi pengakuan dan penghargaan terhadap pengalaman kerja sebagai

sebagian dari proses pendidikan.

1.3 Waktu dan Tempat Pelaksanaan Praktek Kerja Industri (PRAKERIN)


Waktu pelaksanaan Praktek Kerja Industri (Prakerin) ini
berlangsung kurang lebih dua bulan (40 Hari) dimulai dari tanggal 02
Februari 2022 sampai 15 Maret 2022. Bertempat di Apotek Kimia Farma
308 Jl. Cimanuk No. 11A Garut. Adapun jadwal kerjanya adalah 7 jam
perhari yang dibagi dalam 2 shift yaitu shift pagi dimulai pukul 07.00-
14.00 WIB dan shift siang dimulai pukul 14.00-21.00 WIB dan dalam
seminggu satu orang libur satu hari.
3

BAB II
TINJAUAN UMUM APOTEK

2.1 Definisi Apotek


Berdasarkan Permenkes RI No. 73 Tahun 2016 mengatakan apotek
adalah sarana pelayanan kefarmasian tempat dilakukannya praktik
kefarmasian oleh apoteker. Pelayanan dalam bidang farmasi adalah pelayanan
langsung, bertanggung jawab bagi pasien yang berkaitan dengan sediaan
farmasi bertujuan mencapai hasil yang baik untuk meningkatkan mutu
kehidupan pasien (Permenkes RI, 2016). Menurut Permenkes RI No. 9 Tahun
2017, tentang apotek pelaksanaan pelayanan kefarmasian dilakukan oleh
tenaga kefarmasian yang terdiri dari apoteker dan Tenaga Teknis Kefarmasian
atau TTK. Pelayanan kefarmasian meliputi pelayanan resep, sediaan farmasi,
alat kesehatan dan bahan medis habis pakai.
Menurut Permenkes No. 9 tahun 2017, apotek dapat bekerjasama dengan
Badan Penyelenggara Jaminan Sosial Kesehatan atau BPJS. Fungsi apotek
terkait BPJS JKN adalah memberikan pelayanan obat PRB yang diberikan
kepada peserta PRB untuk kebutuhan maksimal setiap 30 (tiga puluh) hari
setiap kali peresepan (BPJS kesehatan, 2014).
2.2 Pengelolaan Sediaan Farmasi di Apotek
Berdasarkan permenkes RI no 73 tahun 2016 tentang standar pelayanan
kefarmasian di Apotek.
a) Perencanaan
Dalam membuat perencanaan pengadaan sediaan farmasi, alat
kesehatan dan bahan medis habis pakai perlu di perhatikan pada
penyakit, pola konsumsi, budaya dan kemampuan masyarakat.
b) Pengadaan
Untuk menjamin kualitas pelayanan kefarmasian maka pengadaan
sediaan farmasi harus melalui jalur resmi sesuai ketentuan peraturan
perundang undangan.
c) Penerimaan

3
4

Penerimaan merupakan kegiatan untuk menjamin kesesuaian jenis


sefesifikasi, jumlah, mutu, waktu penyerahan dan harga yang tertera
dalam surat pesanan dengan kondisi fisik yang di terima.
d) Penyimpanan
Obat atau bahan obat harus di dimpan dalam wadah asli dari
pabrik.Dalam hal pengecualian atau darurat. Semua obat atau bahan
obat harus di simpan pada kondisi yang sesuai hingga terjamin
keamanan dan stabilitasnya.
e) Pemusnahan dan penarikan
Obat kadaluarsa atau rusak harus di musnahkan sesuai dengan
jenis dan bentuk sediaan. Pemusnahan obat kadaluarsa atau rusak yang
mengandung Narkotika atau Psikotropika dilakukan oleh Apoteker dan
disaksikan oleh dinas kesehatan kabupaten atau kota.
Pemusnahan obat selain Narkotatika dan Psikotropika dapat
dilakukan oleh Apoteker dan disaksikan tenaga kefarmasian lain, yang
memiliki surat izin praktek atau surat izin kerja. Pemusnahan
dibuktikan dengan berita acara pemusnahan.
f) Pengendalian
Pengendalian dilakukan untuk mempertahankan jenis dan jumlah
kesediaan sesuai kebutuhan pelayanan, melalui pengaturan sistem
pesanan atau pengadaan. Penyimpanan dan Pengeluaran. Hal ini
bertujuan untuk menghindari terjadi kelebihan, kekurangan,
kekosongan, kerusakan, kadaluarsa serta pengendalian pesanan.
g) Pencatatan dan Pelaporan
Pencatatan dilakukan pada setiap proses pengolaan sediaan
farmasi, alat kesehatan dan bahan medis habis pakai meliputi
pengadaan, penyimpanan, dan pencatatan lainnya.
Pelaporan terdiri dari laporan Internal dan eksternal. Laporan
internal merupakan laporan yang digunakan untuk
kebutuhan.Managemen Apotek, meliputi keuangan, barang dan
lainnya.Laporan Eksternal merupakan laporan yang di buat untuk
memenuhi kewajiban yang sesuai dengan ketentuan peraturan
5

perundang-undangan, meliputi pelaporan Narkotika, Psikotropika dan


lainnya.
2.3 Pelayanan Farmasi Klinik di Apotek
Pelayanan farmasi klinik di apotek merupakan bagian dari pelayanan
kefarmasian yang langsung dan bertanggung jawab kepada pasien berkaitan
dengan sediaan farmasi, alat kesehatan dan bahan medis habis pakai dengan
maksud mencapai hasil yang pasti untuk meningkatkan kualitas hidup
pasien. Pelayanan farmasi meliputi:
1) Pengkajian dan Pelayanan Resep
Kegiatan pengkajian resep meliputi Administrasi, Kesesuaian
farmasetik dan Pertimbangan klinis.
2) Dispensing
Dispensing terdiri dari penyiapan, penyerahan dan pemberian
informasi obat.
3) Pelayanan Informasi Obat
Pelayanan Informasi Obat (PIO) meliputi dosis, bentuk sediaan,
pormulasi khusus rute dan metode pemberian, farmakokinetik,
farmakologi, terapeutik dan alternative, efiaksi, keamanan penggunaan
pada ibu hamil dan menyusui, efek samping, interaksi, stabilitas,
ketersediaan harga, sifat fisika atau kimia dari obat dan lain-lain.
4) Konseling
Konseling merupakan proses interaktif antara Apoteker dengan
pasien atau keluarga pemahaman, kesadaran dan kepatuhansehingga
terjadi perubahan prilakudalam pembuatan obat dan menyelesaikan
masalahyang di hadapi pasien.
5) Pelayanan Kefarmasian di Rumah (home pharmacy care)
Apoteker sebagai pemberi layanan di harapkan juga dapat
melakukan pelayanan kefarmasian yang bersifat kumjungan rumah,
khususnya untuk kelompok lansia dan pasien dengan pengobatan
penyakit kronis lainnya.
6

6) Pemantauan Terapi Obat (PTO)


Merupakan proses yang memastikan bahwa seorang pasien
mendapatkan terapi obat yang efektif dan terjangkau dengan
memaksimalkan efikasi dan meminimalkan efek samping.
7) Monitoring Efek Samping Obat (MESO)
Merupakan kegiatan pemantauan setiap respon terhadap obat yang
merugikan atau tidak diharapkan yang terjadi pada manusia untuk
tujuan profilaksia, diagnosis dan terapi atau memodifikasi fungsi
fisiologis.
BAB III
TINJAUAN KHUSUS
APOTEK KIMIA FARMA 308 GARUT

3.1 Sejarah PT Kimia Farma, Tbk


PT Kimia Farma (Persero) Tbk adalah perusahaan publik yang fokus
usaha nya adalah penyedia jasa layanan kesehatan perseroan sudah lama
dikenal sebagai pioncer/perintis dalam bidang industri kimia dan farmasi di
tanah air sesuai dengan visi perusahaan Kimia Farma memfokuskan diri pada
peningkatan kualitas hidup masyarakat terutama dalam hal kesehatan dan
lingkungan.
Kimia Farma merupakan pincer dalam industri farmasi Indonesia.
Perusahaan tersebut dapat dilihat kembali ke tahun 1917. Ketika NV
Chemicalien Handle Rathkamp & Co, perusahaan farmasi pertama di Hindia
Timur didirikan sejalan dengan kebijakan nasionalisasi eks perusahaan-
perusahaan Belanda, pada tahun 1958 pemerintah melebur sejumlah
perusahaan farmasi menjadi PNF Bhineka Kimia Farma selanjutnya pada
tanggal 16 agustus 1971 bentuk hukumnya diubah menjadi perseroan terbatas,
menjadi PT Kimia Farma (Persero) Sejak tanggal 4 juli 2001 Kimia Farma
tercatat sebagai perusahaan publik di Bursa Efek Jakarta dan Bursa Efek
Surabaya.
PT Kimia Farma (Persero) merupakan Badan Usaha Milik Negara
(BUMN) dibidang farmasi dan sarana kesehatan yaitu bidang produksi obat,
distribusi obat, (Pedagang Besar farmasi/PBF) dan apotek. Sejak bulsn juni
2002, PT Kimia Farma mengembangkan dirinya Tbk, (Terbuka) yang artinya
perusahaan yang telah go public dan menjual sahamnya dibursa saham.
Kimia Farma menyediakan jasa layanan kesehatan yang terintegrasi
meliputi manufaktur, pemasaran, distribusi, ritel apotek, laboratorium dan
klinik kesehatan lebih dari 300 jenis produk farmasi telah diproduksi,
dipasarkan dan didistribusikan secara luas. Hasil produksinya meliputi produk

7
8

obat jadi, obat generic berlogo, 0bat herbal, bahan baku yodium, dan
turunannya, serta minyak jarak didukung unit penelitian dan pengembangan.
Berbekal pengalaman hampir 200 tahun di Industri Farmasi, Kimia Farma
sangat memperhatikan kualitas perseroan saat ini telah menjadi pimpinan
perusahaan pelayanan kesehatan di Iindonesia yang sangat berperan dalam
pengembangan dan pembangunan bangsa serta masyarakat Indonesia.

3.2 Visi dan Misi


3.2.1 Visi
Menjadi perusahaan Healthcare pilihan utama yang terintegrasi
dan menghasilkan nilai yang berkesinambungan.
3.2.2 Misi
a. Melakukan aktivitas usaha di bidang-bidang industri kimia dan
farmasi, perdagangan dan jaringan distribusi, ritel farmasi dan
layanan kesehatan serta optimalisasi aset.
b. Mengelola perusahaan secara Good Corporate Governance dan
opera- tional excellence didukung oleh Sumber Daya Manusia
(SDM) profesional.
c. Memberikan nilai tambah dan manfaat bagi seluruh stakeholder.

3.3 Budaya Perusahaan


Perseroan telah menetapkan budaya perusahaan yang merupakan nilai-
nilai inti Perseroan (corporate values) yaitu I C A R E yang menjadi
acuan/pedoman dalam menjalankan usahanya, untuk berkarya meningkatkan
kualitas hidup dan kesehatan masyarakat. Berikut adalah budaya perusahaan
(corporate culture) perseroan :
3.3.1 Innovative : Think without the box
3.3.2 Collaborative : Working together is the key to success
3.3.3 Agile : Adapt & move quickly 
3.3.4 Responsible : Committed to excellence
3.3.5 Enthusiastic : Be Energetic!
9

5 Keutamaan sebagai ruh budaya perusahaan yang terdiri dari :


a. Kerja Ikhlas, siap bekerja dengan tulus tanpa pamrih untuk kepentingan
bersama.
b. Kerja Cerdas, kemampuan dalam belajar cepat (fast learner) dan
memberikan solusi yang tepat.
c. Kerja Keras, menyelesaikan pekerjaan dengan mengerahkan segenap
kemampuan untuk mendapatkan hasil terbaik.
d. Kerja Antusias, keinginan kuat dalam bertindak dengan gairah dan
semangat untuk mencapai tujuan bersama.
e. Kerja Tuntas, melakukan pekerjaan secara teratur dan selesai untuk
menghasilkan output maskimal yang sesuai dengan harapan.

3.4 Logo PT. Kimia Farma (Persero) Tbk.


3.4.1 Simbol Matahari
a. Paradigma baru, matahari terbit adalah tanda memasuki babak
baru kehidupan yang lebih baik.
b. Optimis, matahari memiliki cahaya sebagai sumber energi.
Cahaya tersebut adalah penggambaran optimisme Kimia
Farma dalam menjalankan bisnisnya.
c. Komitmen, matahari selalu terbit dari timur dan tenggelam di
arah barat secara teratur dan terus-menerus memiliki makna
adanya komitmen dan konsistensi dalam menjalankan segala
tugas yang diemban oleh Kimia Farma dalam bidang farmasi
dan kesehatan.
d. Sumber energi, matahari sumber energi bagi kehidupan, dan
Kimia Farma baru memposisikan dirinya sebagai sumber
energi bagi kesehatan masyarakat.
e. Semangat yang abadi, warna orange berarti semangat, warna
biru adalah keabadian. Harmonisasi antara kedua warna
tersebut menjadi satu makna yaitu semangat yang abadi.
10

3.4.2 Jenis Huruf


Dirancang khusus untuk kebutuhan Kimia Farma yang disesuaikan
dengan nilai dan image yang telah menjadi energi bagi Kimia Farma,
karena prinsip sebuah identitas harus berbeda dengan identitas yang
telah ada.
3.4.3 Sifat Huruf
a. Kokoh, memperlihatkan Kimia Farma sebagai perusahaan
terbesar dalam bidang farmasi yang memiliki bisnis dari hulu
hilir, dan merupakan perusahaan farmasi pertama yang
dimiliki Indonesia.
b. Dinamis, dengan jenis huruf italic memperlihatkan
kedinamisan dan optimisme Kimia Farma dalam menjalankan
bisnis kesehatan.
c. Bersahabat, dengan jenis huruf kecil dan lengkung,
memperlihatkan keramahan Kimia Farma dalam melayani
konsumennya.
3.5 PT. Kimia Farma Apotek
PT. Kimia Farma Apotek (KFA) adalah anak perusahaan Perseroan yang
didirikan pada tanggal 4 Januari 2003. Sejak tahun 2011. KFA menyediakan
layanan kesehatan yang terintegrasi meliputi layanan farmasi (apotek), klinik
kesehatan, laboratorium klinik dan optik, sehingga semakin memudahkan
masyarakat mendapatkan layanan kesehatan berkualitas.
3.6 Visi dan Misi PT. Kimia Farma Apotek
3.6.1 Visi
Menjadi perusahaan jaringan layanan kesehatan yang terkemuka
dan mampu memberikan solusi kesehatan masyarakat di Indonesia.
3.6.2 Misi
Menghasilkan pertumbuhan nilai perusahaan melalui :
a. Jaringan layanan kesehatan terintegrasi (apotek, klinik,
laboratorium klinik, dan layanan kesehatan lainnya).
b. Saluran distribusi utama bagi produk sendiri dan produk
prinsipal.
11

c. Pengembangan bisnis waralaba dan peningkatan pendapatan


lainnya (fee-based income).
3.7 Struktur Organisasi
Organisasi PT. Kimia Farma Apotek terdiri dari Business Manager (BM)
dan Apotek Pelayanan. Business Manager membawahi beberapa Apotek
Pelayanan yang berada dalam suatu wilayah. Business Manager bertugas
menangani pembelian, penyimpanan barang dan administrasi apotek
pelayanan yang berada di bawahnya.
Dengan adanya konsep BM diharapkan pengelolaan asset dan keuangan dari
apotek dalam satu area menjadi lebih efektif dan efisien, demikian juga
kemudahan dalam pengambilan keputusan-keputusan yang menyangkut
antisipasi dan penyelesaian masalah.
Bisnis Manager secara struktur organisasi langsung membawahi para
manager apotek pelayanan dan membawahi supervisor akuntasi dan keuangan
serta supervisor inventory. Masing-masing dari bagian tersebut terdiri dari
fungsi-fungsi yang menjalankan perannya masing-masing.

3.8 Apotek Kimia Farma 308 Garut


3.8.1 Sejarah Apotek Kimia Farma 308 Garut
Apotek Kimia Farma 308 Garut didirikan pada tahun 2011 yang
bertempat di Jl.Cimanuk No.619 Garut. Apotek Kimia Farma 308
Garut berada di bawah Bisnis Manager Tasikmalaya yang berada di Jl.
HZ. Mustapa No. 108 Tasikmalaya, Jawa Barat.
3.8.2 Struktur Organisasi
Apotek Kimia Farma 308 Garut dikepalai oleh seorang Apoteker
Pengelola Apotek (APA) dibantu oleh Apoteker Pendamping, yang
membawahi Asisten Apoteker.
3.8.3 Tugas dan Fungsi Tenaga Kerja
a. Apoteker Penanggung Jawab, bertanggung jawab terhadap
semua kegiatan yang terjadi di apotek, baik di bidang teknis
kefarmasian, administrasi, maupun bidang ketenagakerjaan.
Tugas tanggung jawab Apoteker Penanggung Jawab adalah :
12

1) Memimpin seluruh kegiatan apotek dan bertanggungjawab


terhadap pengembangan serta kelangsungan hidup apotek.
2) Memberikan pelayanan kefarmasian kepada masyarakat,
melalui pelayanan kefarmasian.
3) Mengelola, melaksanakan, dan mengawasi administrasi yang
meliputi administrasi-administrasi umum, kefarmasian,
keuangan, dan personalia.
4) Membuat laporan dan memberikan data kegiatan apotek
untuk jangka waktu tertentu kepada atasan.
5) Melakukan kegiatan pengembangan dengan jalan mengikuti
dan merencanakan usaha pengembangan apotek,
meningkatkan pelaksanaan dan kegiatan usaha di bidang
manajemen apotek.
6) Memimpin dan mengawasi seluruh karyawan bawahan serta
menilai prestasi kerja karyawan.
b. Apoteker Pendamping, bertugas melakukan penerimaan resep dan
penyerahan obat yang disertai informasi dan edukasi kepada pasien
berkaitan dengan terapi obat, meliputi nama obat, khasiat, cara
pemakaian, interval pemakaian, efek samping yang mungkin terjadi,
serta melakukan monitoring penggunaan obat.
c. Tenaga Teknis Kefarmasian, memiliki tugas sebagai berikut :
1) Mengatur, mengontrol, dan menyusun penyimpanan obat serta
perbekalan farmasi lainnya sesuai dengan bentuk dan jenis
barang yang disusun secara alfabetis.
2) Menerima, memeriksa keabsahan, dan kelengkapan resep sesuai
dengan peraturan kefarmasian.
3) Memeriksa ketersediaan obat dan perbekalan farmasi lainnya
berdasarkan resep yang diterima.
4) Memberikan harga pada setiap resep dokter yang masuk.
5) Melayani dan meracik obat sesuai dengan resep dokter antara
lain menghitung dosis obat untuk racikan, menimbang bahan,
meracik, mengemas obat, dan memberikan etiket.
13

6) Membuat kwitansi atau salinan resep untuk obat yang hanya


diambil sebagian atau bila diperlukan oleh pasien.
7) Memeriksa kebenaran obat yang akan diserahkan kepada pasien
meliputi bentuk sediaan, jumlah obat, nama, nomor resep, dan
cara pemakaian. Melakukan pemeriksaan akhir terhadap hasil
penyiapan obat.
8) Menyerahkan obat dan perbekalan farmasi lainnya kepada pasien
dan memberikan penjelasan tentang penggunaan obat atau
informasi lain yang dibutuhkan.
9) Mencatat masuk dan keluarnya obat pada kartu stok barang.
10) Melakukan pelayanan informasi mengenai cara pemakaian obat
melalui penyerahan obat dari tenaga teknis kefarmasian kepada
pelanggan.
11) Menyelenggarakan pengeluaran, penerimaan, dan penyimpanan
uang.
12) Melaporkan semua hasil penjualan harian baik tunai ataupun
kredit.
13) Menyerahkan uang hasil penjualan tunai kepada bagian
administrasi disertai laporan ikhtisar penerimaan harian
3.9 Pengelolaan Sediaan Farmasi, Alat Kesehatan, dan Bahan Medis Habis
Pakai
3.9.1 Perencanaan dan pengadaan
Perencanaan adalah merencanakan obat atau barang yang akan
dipesan oleh apotek. Perencanaan sediaan farmasi, alat kesehatan, dan
bahan medis habis pakai di Apotek Kimia Farma 308 Garut
berdasarkan buku defekta dan analisis pareto. Namun perlu
diperhatikan juga pola penyakit, kemampuan, dan budaya serta
kebutuhan masyarakat.
Buku defekta adalah buku yang berisi nama obat-obat yang
stoknya telah mencapai jumlah minimal atau sama sekali telah kosong.
Buku defekta menjadi salah satu acuan bagi petugas di bagian
pemesanan saat akan melakukan pemesanan barang. Buku defekta
14

dapat diisi kapan saja, misalnya pada saat melakukan pelayanan resep
dan ternyata obat yang tertulis pada resep telah habis stoknya, maka
dapat langsung dituliskan pada buku defekta.
Pengadaan adalah suatu proses kegiatan yang bertujuan agar
tersedianya sediaan farmasi dengan jumlah dan jenis yang cukup sesuai
dengan kebutuhan pelayanan. Kriteria yang harus dipenuhi dalam
pengadaan sediaan farmasi dan perbekalan kesehatan adalah :
a. Apotek hanya membeli sediaan farmasi dan perbekalan kesehatan
yang telah memiliki izin edar atau nomor registrasi.
b. Mutu sediaan farmasi dan perbekalan kesehatan dapat
dipertanggung- jawabkan.
c. Pengadaan sediaan farmasi dan perbekalan kesehatan dan jalur
resmi, yaitu Pedagang Besar Farmasi, Industri Farmasi, atau apotek
lain.
d. Dilengkapi dengan persyaratan administrasi, seperti faktur dan lain-
lain.
3.9.2 Penerimaan
Penerimaan perbekalan farmasi yang datang akan diterima oleh
petugas apotek, kemudian diperiksa kondisi, jenis, dan jumlah barang,
disesuaikan dengan surat pesanan, dan faktur. Jika ada tanggal
kadaluwarsa, maka dicatat pada blanko surat penerimaan barang
apotek. Apabila barang yang selesai diterima, faktur diberi stampel blok
penerimaan barang, dan faktur diberi nomor. Faktur yang asli
diserahkan ke PBF sebagai tanda terima dan akan digunakan sebagai
alat tagih. Dua salinannya ditinggal di apotek untuk arsip dan satu
salinannya diserahkan ke BM. Seluruh transaksi pembelian dimasukkan
ke dalam data komputer pada kolom administrasi pembelian. Jika
barang yang datang tidak sesuai dengan pesanan, maka dibuat retur
untuk pengembalian barang ke distributor yang bersangkutan.
3.9.3 Penyimpanan
Penyimpanan perbekalan farmasi yang diterima langsung disimpan
di gudang, penyimpanan berdasarkan bentuk sediaan. Kemudiaan
15

sediaan farmasi dikeluarkan dari gudang berdasarkan sistem FEFO dan


FIFO kemudian disimpan pada bagian pelayanan disertai pencatatan
tanggal barang masuk, nomor penerimaan barang, jumlah barang yang
masuk, sisa barang, serta paraf petugas penerima dalam kartu stok
secara komputerisasi. Hal ini juga dilakukan ketika ada pengambilan
atau pengeluaran barang. Sistem penyimpanan barang dilakukan
menurut efek farmakologi, alfabetis, bentuk sediaan (tablet, sirup, tetes
mata, dan salep), sifat termolabil. Golongan obat generik diletakan di
rak sendiri untuk memudahkan pengambilan. Golongan obat-obat
narkotika dan psikotropika disimpan dalam lemari tersendiri yang
dilengkapi dengan kunci. Golongan obat-obat termolabil disimpan
dalam lemari pendingin. Untuk obat-obat bebas dan alat-alat kesehatan
disimpan dibagian depan (swalayan farmasi) dengan ditata dan disusun
berdasarkan jenis penggolongannya yaitu medicine syrup, food
supplement, medicine, vitamin & mineral, topical, personal care,
beauty care, traditional medicine sesuai dengan bentuk sediaan dan
alfabetis.

3.9.4 Pendistribusian
Penyaluran sediaan farmasi dan perbekalan kesehatan di Apotek
Kimia Farma 308 Garut dilakukan terhadap pelayanan resep dokter dan
pelayanan non resep yang meliputi obat-obat HV (Hand Verkoop) atau
OTC (Over The Counter), UPDS (Upaya Pengobatan Diri Sediri),
kosmetik, dan alat kesehatan. Penjualan dapat dilakukan secara tunai
dan kredit. Untuk penjualan kredit hanya diperuntukan bagi perusahaan
yang mempunyai kontrak kerja sama dengan pihak PT. Kimia Farma
Apotek maupun Business Manager.
3.9.5 Pencatatan dan pelaporan
Resep tunai yang telah diterima kemudian disimpan dan diarsipkan
berdasarkan tanggal resep, resep dimusnahkan setiap 5 tahun sekali.
16

Resep kredit yang telah diterima kemudian disimpan copy resepnya


sedangkan untuk resep asli diserahkan kepada pihak terkait.

3.10 Pengelolaan Narkotika, Psikotropika, Prekursor


Obat narkotika dan psikotropika dapat menimbulkan efek
ketergantungan yang sangat merugikan. Untuk mencegah penyalahgunaan
serta menjamin ketersediaannya bagi pelayanan kesehatan, maka diperlukan
pengendalian dan pengawasan yang ketat dan seksama. Kegiatan teknis
kefarmasian untuk obat narkotika dan psikotropika yang dilaksanakan di
antaranya mengenai pengelolaan, pelayanan, pencatatan dan pelaporan serta
pemusnahan obat. Pengelolaan obat narkotika dan psikotropika dilakukan
melalui tahapan sebagai berikut :
3.10.1 Pemesanan, pemesanan obat narkotika ditujukkan kepada PT. Kimia
Farma Trading & Distribution sebagai satu satunya distributor resmi
obat narkotika yang ditunjuk oleh pemerintah. Pemesanan dilakukan
dengan menggunakan SP narkotika yang ditandatangani oleh
Apoteker Penanggung Jawab dengan prosedur sebagai berikut :
a. Apoteker Penanggung Jawab membuat pesanan melalui SP model
N-9 rangkap 4, di mana satu SP hanya berlaku untuk satu jenis
obat narkotika.
b. Pedagang Besar Farmasi akan mengirimkan obat narkotika yang
dipesan ke apotek beserta fakturnya.
c. Sebanyak tiga rangkap SP narkotika diberikan kepada PBF dan
satu rangkap disimpan di apotek sebagai arsip. Pembelian obat
psikotropika dan prekursor menggunakan SP khusus rangkap 2,
satu SP dapat berisi beberapa jenis obat psikotropika dan
pemesanan dapat dilakukan ke PBF mana saja yang menyediakan
obat psikotropika.
3.10.2 Penyimpanan obat narkotika yang telah dikirim, disimpan dalam
lemari khusus yang tertutup dan dilengkapi dengan kunci. Selain itu,
lemari penyimpanan obat narkotika harus memenuhi persyaratan,
seperti :
17

a. Harus seluruhnya terbuat dan kayu atau bahan lain yang kuat.
b. Harus mempunyai kunci ganda.
c. Dibagi menjadi dua bagian, masing-masing dengan kunci yang
berlainan. Bagian pertama digunakan untuk menyimpan
morfin, petidin, dan garam-garamnya serta persediaan
narkotika, sedangkan bagian kedua dipergunakan untuk
menyimpan narkotika lainnya yang dipakai sehari-hari.
d. Penyerahan obat golongan narkotika harus berdasarkan resep
dokter. Apotek dilarang melayani salinan resep yang
mengandung obat narkotika, walaupun resep tersebut baru
dilayani sebagian atau belum dilayani sama sekali. Salinan
resep hanya boleh dilayani oleh apotek yang menyimpan resep
aslinya. Salinan resep obat narkotika dengan tulisan iter
(diulang) tidak boleh dilayani sama sekali. Untuk obat
golongan psikotropika, penyerahan juga harus dilakukan
berdasarkan resep dokter. Resep-resep yang mengandung obat
golongan narkotika dan psikotropika dikumpulkan terpisah
dari resep lain.
3.10.3 Pencatatan dan pelaporan penggunaan obat golongan narkotika dan
psikotropika dilakukan setiap bulan. Untuk pelaporan penggunaan
obat golongan narkotika dan psikotropika menggunakan sistem online
dengan SIPNAP (Sistem Informasi Penggunaan Narkotika dan
Psikotropika) yang dikelola oleh Dinas Kesehatan Kota Garut.
3.10.4 Pemusnahan obat narkotika dan psikotropika dilakukan dalam hal :
a. Berkaitan dengan tindak pidana.
b. Diproduksi tanpa memenuhi standar dan persyaratan yang berlaku
dan/atau tidak dapat digunakan dalam proses produksi.
c. Kadaluarsa.
d. Tidak memenuhi syarat lagi untuk digunakan dalam pelayanan
kesehatan dan atau untuk pengembangan ilmu pengetahuan.
Proses pemusnahan dilakukan sesuai dengan peraturan perundang-
undangan yang berlaku. Dilakukan oleh pemerintah, orang atau
18

badan yang bertanggung jawab atas produksi dan atau peredaran


narkotika dan psikotropika, sarana kesehatan tertentu, serta
lembaga ilmu pengetahuan tertentu dengan disaksikan oleh pejabat
departemen di bidang kesehatan. Setelah dilakukan pemusnahan,
dibuat berita acara pemusnahan narkotika dan psikotropika.
3.10.5 Berita acara sekurang-kurangnya memuat :
a. Hari, tanggal, bulan, dan tahun pemusnahan.
b. Nama pemegang izin khusus atau APA.
c. Nama saksi dari pemerintah dan saksi dari apotek tersebut.
d. Nama dan jumlah obat narkotika dan psikotropika yang
dimusnahkan.
e. Cara pemusnahan.
f. Tanda tangan, identitas lengkap pelaksana, dan pejabat yang
menyaksikan pemusnahan.
g. Berita acara pemusnahan tersebut kemudian dikirimkan kepada
Badan POM dan Dinas Kesehatan Kota Garut.

3.11 Pelayanan Farmasi Klinik


Pelayanan kefarmasian yang dilakukan oleh Apotek Kimia Farma 308
Garut meliputi pelayanan obat tanpa resep, pelayanan resep tunai dan kredit,
pelayanan informasi obat dan jaminan waktu pelayanan.
3.11.1 Pelayanan obat tanpa resep dokter, dilakukan atas permintaan
langsung dari pasien. Obat-obat yang dapat dilayani tanpa resep
dokter meliputi obat bebas, obat bebas terbatas, obat keras yang
tercantum dalam Daftar Obat Wajib Apotek (DOWA), obat
tradisional, kosmetika, dan alat kesehatan.
3.11.2 Pelayanan obat atas resep tunai
a. Penerimaan resep meliputi pemeriksaan keabsahan dan
kelengkapan resep yang meliputi nama, alamat, nomor SIP dan
tanda tangan atau paraf dokter penulis resep, nama pasien, umur,
alamat dan nomor telepon pasien, pemberian nomor resep,
penetapan harga, pemeriksaan ketersediaan obat.
19

b. Perjanjian dan pembayaran meliputi pengambilan obat semua atau


sebagian, ada tidaknya penggantian atas persetujuan dokter atau
pasien, pembayaran tunai atau kredit, validasi dan penyerahan
resep, pembuatan kwitansi, dan salinan resep.
c. Penyiapan meliputi penyiapan etiket atau penandaan obat dan
kemasan, peracikan obat, penyajian hasil akhir peracikan.
d. Pemeriksaan akhir meliputi pemeriksaan kesesuaian hasil
peracikan dengan resep yaitu nomor resep, nama obat, jenis
sediaan, dosis, aturan pakai, nama pasien, umur, alamat, dan
nomor telepon, pemeriksaan kesesuaian salinan resep dengan
resep asli, pemeriksaan kebenaran kwitansi.
3.11.3 Penyerahan obat dan pemberian informasi meliputi penyerahan obat
disertai penjelasan tentang nama obat, bentuk, jenis sediaan, dosis,
jumlah, aturan pakai, cara penyimpanan, efek samping yang timbul
dan cara mengatasinya.
3.11.4 Pelayanan obat atas resep kredit, resep kredit ditujukkan untuk
perusahaan atau instansi yang telah menjalin kerjasama dengan PT.
Kimia Farma Apotek maupun Business Manager Tasikmalaya dalam
hal pemenuhan kebutuhan obat-obatan untuk karyawannya.
3.11.5 Pelayanan Informasi Obat, dilakukan secara lisan dan tulisan. Secara
lisan dilakukan pada saat pemberian obat kepada pasien oleh
Apoteker, dan pada saat pasien melakukan pengobatan diri sendiri
yang dilakukan oleh asisten apoteker yang bertugas meliputi cara
pemakaian obat dan informasi lain yang dibutuhkan oleh pasien.
3.11.6 Jaminan Mutu Pelayanan, dalam meningkatkan pelayanan terhadap
pasien Apotek Kimia Farma 308 Garut memberikan jaminan
pelayanan. Jaminan pelayanan ini diberikan apabila karyawan tidak
mengucapkan terima kasih dan tidak memberikan senyuman. Apotek
Kimia Farma 308 akan memberikan minuman gratis kepada pasien.
Jaminan ini berlaku untuk meningkatkan kualitas pelayanan Apotek
Kimia Farma.
BAB IV
HASIL KEGIATAN PRAKERIN
DI APOTEK KIMIA FARMA 308 GARUT

Beberapa kegiatan yang dilakukan selama Praktek Kerja Industri


(Prakerin) di Apotek Kimia Farma Garut, diantaranya :

1. Perkenalan dengan staf karyawan Apotek Kimia Farma 308 Garut yang
terdiri dari seorang Apoteker Penanggung Jawab (APJ). 2 orang Apoteker
Pendamping, 8 orang Asisten Apoteker, 1 orang Cleanning sevice, 5 orang
SPG (Sales Promotion Girls) dari suatu produk obat atau kosmetik.
2. Observasi ruangan yaitu mengetahui penempatan dan penyimpanan obat
bebas, obat bebas terbatas, obat keras, narkotik dan psikotropik yang
disimpan berdasarkan efek Farmakologi dan disusun secara alfabetis juga
berdasarkan bentuk sediaannya.
3. Mempelajari dan melakukan pelayanan resep kemudian melakukan
analisis terhadap resep yang diterima. Hal-hal yang perlu diperhatikan
dalam menganalisis resep diantaranya:
a. Persyaratan Administratif :
1) Nama, SIP, dan alamat Dokter.
2) Tanggal penulisan resep.
3) Tanda tangan/paraf dokter penulis resep.
4) Nama, alamat, umur, jenis kelamin dan berat badan pasien.
5) Cara pemakaian yang jelas.
6) Informasi lainnya.
b. Kesesuaian Farmasetik : bentuk sediaan, dosis, potensi stabilitas,
inkompatibilitas, cara pemakaian dan lama pemberian.
c. Pertimbangan klinis : adanya alergi, efek samping, interaksi,
kesesuaian (dosis, durasi, jumlah obat dan lain-lain). Jika ada keraguan
terhadap resep hendaknya dikonsultasikan kepada dokter penulis resep
dengan memberikan pertimbangan dan alternatif seperlunya bila perlu
menggunakan persetujuan setelah pemberitahuan.

20
21

4. Melakukan penyiapan obat yang ada dalam resep


a. Peracikan Merupakan kegiatan menyiapkan, menimbang, mencampur,
mengemas dan memberikan etiket pada wadah. Dalam melaksanakan
peracikan obat harus dibuat suatu prosedur tetap dengan
memperhatikan dosis, jenis dan jumlah obat serta penulisan etiket yang
benar.
b. Pemberian Etiket harus jelas dan dapat dibaca.
c. Pengemasan obat hendaknya dikemas dengan rapi dalam kemasan
yang cocok sehingga terjaga kualitasnya.
d. Penyerahan obat sebelum obat diserahkan pada pasien harus
dilakukan pemeriksaan akhir terhadap kesesuaian antara obat degan
resep. Penyerahan obat dilakukan oleh Apoteker disertai pemberian
informasi obat dan konseling kepada pasien.
e. Informasi obat Apoteker harus memberikan informasi yang benar,
jelas dan mudah dimengerti, akurat, tidak bias, etis, bijaksana, dan
terkini. Informasi obat pada pasien sekurang-kurangnya meliputi:
dosis, efek farmakologi, cara pemakaian obat, cara penyimpanan obat,
jangka waktu pengobatan, aktivitas serta makanan dan minuman yang
harus dihindari selama terapi.
f. Konseling Apoteker harus memberikan konseling megenai sediaan
farmasi, pengobatan dan perbekalan kesehata lainnya, sehingga dapat
memperbaiki kualitas hidup pasien atau yang bersangkutan terhindar
dari penyalahgunaan atau penggunaan sediaan farmasi atau perbekalan
kesehatan lainnya.
g. Monitoring penggunaan obat setelah penyerahan obat kepada pasien,
Apoteker harus melaksanakan pemantauan penggunaan obat, terutama
untuk pasien tertentu seperti kardiovaskular, diabetes, TBC, asma, dan
penyakit kronis lainnnya.
5. Melakukan penulisan copy resep
Penulisan copy resep dilakukan apabila obat dalam resep tidak
diberikan karena stok kosong atau tidak dibeli semuanya oleh pasien.
22

Copy resep juga dibuat apabila resep yang diterima adalah resep yang bisa
diulang (iter).
Isi dari copy resep :
a. Nama dan alamat apotek.
b. Nama dan nomor S.I.K Apoteker Pengelola Apotek.
c. Tanda tangan atau paraf Apoteker pengelola Apotek.
d. Tanda “det” = “detur” untuk obat yang sudah diserahkan, atau
tanda “nedet” = “ne detur” untuk obat yang belum diserahkan.
e. Nomor resep dan tanggal pembuatan.
6. Melakukan pelayanan obat untuk obat non resep
Pelayanan obat terhadap pasien yang ingin melakukan upaya
pengobatan diri sendiri (UPDS) atau Swamedikasi. Obat untuk
Swamedikasi tersebut meliputi:
a. Obat Wajib Apotek (OWA)
Obat wajib apotek adalah obat keras yang dapat diserahkan oleh
apoteker di oteoral konstipasi, obat saluran cerna, obat mulut dan
tenggorokan, saluran nafas, obat yang mempengaruhi sistem
neuromuskular, antiparasit, dan obat kulit topikal.
b. Obat Bebas Terbatas
Adalah obat yang sebenarnya termasuk kedalam golongan obat
keras tetapi masih dapat dijual dan dibeli bebas tanpa resep dokter, dan
disertai dengan tanda peringatan.
c. Obat Bebas
Adalah obat yang dapat dijual bebas kepada masyarakat tanpa
resep dokter, tidak termasuk dalam daftar narkotik, psikotropik, obat
keras, obat bebas terbatas dan sudah terdaftar di Departemen
Kesehatan Republik Indonesia.
7. Penyimpanan Obat Berdasarkan :
a. FIFO (First In First Out) Yaitu barang yang baru diterima disimpan
dibelakang barang yang diterima lebih dulu.
23

b. FEFO (First Expired First Out) yaitu barang yang disimpan


berdasarkan tanggal kadaluarsanya dimana barang yang tanggal
kadaluarnya lebih dekat disimpan didepan.
c. Berdasarkan efek Farmakologi atau khasiat obat yang kemudian
disusun alfabetis.
8. Obat Generik adalah obat yang memiliki nama sesuai INN (International
Nonproprietary Name) dari WHO yang ditetapkan dalam Farmakope
Indonesia untuk zat berkhasiat yang dikandugnya.
9. Obat paten adalah obat dengan nama dagang dan merupakan milik
produsen yang bersangkutan.
10. Jenis-jenis sediaan terbagi menjadi 3:
a. Sediaan solid, Contohnya : pil, kapsul, tablet, serbuk dll.
b. SemiSolid, Contohya : pasta, gel, salep, krim, dll.
c. Sediaan temolabil, Contohnyaa : injeksi, suppositoria.
11. Dropping
Mutasi barang dari satu Apotek Kimia Farma tertentu ke Apotek
Kimia Farma lain berdasarkan permintaan atau penawaran dari Kimia
Farma tertentu.
12. Mengikuti ujian evaluasi yang diadakan oleh Apoteker Apotek Kimia
Farma 308 Garut.
25

BAB V
TUGAS KHUSUS
ANTIBIOTIK GOLONGAN MAKROLIDA

5.1   Pengertian Makrolida


Macrolide merupakan suatu kelompok senyawa yang berhubungan erat,
denganciri suatu cincin lakton ( biasanya terdiri dari 14 atau 16 atom ) di mana
terkait gulagula deoksi. Antibiotika golongan makrolida yang pertama ditemukan
adalah Pikromisin,diisolasi pada tahun 1950 .Macrolide merupakan salah satu
golongan obat antimikroba yang menghambatsintesis protein mikroba. Untuk
kehidupannya, sel mikroba perlu mensintesis berbagaiprotein. Sintesis protein
berlangsung di ribosom, dengan bantuan mRNA dan tRNA.Pada bakteri, ribosom
terdiri atas atas dua subunit, yang berdasarkan konstantasedimentasi dinyatakan
sebagai ribosom 30S dan 50S. untuk berfungsi pada sintesisprotein, kedua
komponen ini akan bersatu pada pangkal rantai mRNA menjadi ribosom70S.
Kerja dari makrolida ini adalah berikatan pada ribosome sub unit 50S dan
mencegahpemanjangan rantai peptida.

5.2   Struktur Obat dan Penjelasannya


Antibiotika golongan makrolida mempunyai persamaan yaitu terdapatnya
cincinlakton yang besar dalam rumus molekulnya. Sebagai contoh terlihat pada
struktur golonganmakrolida Eritromisin dibawa ini :
Secara umum, antibiotika golongan makrolida memiliki ciri-ciri struktur kimia
seperti berikut:
1)    Cincin lakton sangat besar, biasanya mengandung 12 – 17 atom
2)    Gugus keton
3)    Satu atau dua gula amin seperti glikosida yang berhubungan dengan cincin lakton.
4)    Gula netral yang berhubungan dengan gula amino atau pada cincin lakton
5)    Gugus dimetilamino pada residu gula, yang menyebabkan sifat basis
darisenyawa dan kemungkinan untuk dibuat dalam bentuk garamnya
Berikut ini struktur kimia dari beberapa contoh antibiotic golongan makrolida :
1)    Eritromycin
26

Eritromisin termasuk antibiotika golongan makrolid yang sama-sama


mempunyaicincin lakton yang besar dalam rimus molekulnya.
Eritromisin terdiri dari :
a) Aglikon eritronolid.
b) Gula amino desosamin dan gula netral kladinosa.
c) Membentuk garam pada gugus dimetilamino ( 3’ ) dengan asam, contoh:
garam
stearat bersifat sukar larut dalam air dengan rasa yang sedikit pahit.
d) Membentuk ester pada gugus hidroksi ( 2’ ) yang tetap aktif secara biologis
dan
aktivitasnya tidak tergantung pada proses hidrolisis.contoh: ester-ester
etilsuksinat, estolat, dan propinoat yang tidak berasa.
Struktur umum dari ertromycin ditunjukkan diatas cincin makrolida dan gula-
guladesosamin dan kladinose. Obat ini sulit larut dalam air (0,1%) namun dapat
langsunglarut pada zat-zat pelarut organik. Larutan ini cukup satabil pada suhu
4oC, namundapat kehilangan aktivitas dengan cepat pada suhu 20oC dan pada suhu asam
Ertromycin biasanya tersedia dalam bentuk berbagai ester dan garam.
2)    Oleandomycin Fosfat
 Didapat dari Streptomyces antibioticus, strukturnya terdiri dari:
a)    Aglikon oleandolida
b)    Gula amino desosamin
c)    Gula netral L-oleandrosa
Asetilasi 3 gugus hidroksi bebas dari oleandomisin menghasilkan troleandomisin,
yangmempunyai 2 keuntungan dibanding oleandomisin yaitu praktis tidak berasa
dan kkadarobat dalam darah lebih cepat dan lebih tinggi.

5.3   Mekanisme Kerja


Golongan makrolida menghambat sintesis protein bakteri pada
ribosomnyadengan jalan berikatan secara reversibel dengan Ribosom subunit
50S,. Sintesis proteinterhambat karena reaksi-reaksi translokasi aminoasil dan
hambatan pembentuk awalsehingga pemanjangan rantai peptide tidak berjalan.
Macrolide bisa bersifat sebagaibakteriostatik atau bakterisida, tergantung antara
27

lain pada kadar obat serta jenis bakteriyang dicurigai. Efek bakterisida terjadi
pada kadar antibiotika yang lebih tinggi,kepadatan bakteri yang relatif rendah, an
pertumbuhan bakteri yang cepat. Aktivitasanti bakterinya tergantung pada pH,
meningkat pada keadaan netral atau sedikit alkali.
Meskipun mekanisme yang tepat dari tindakan makrolid tidak jelas,
telahdihipotesiskan bahwa aksi mereka makrolid menunjukkan dengan
menghambat sintesisprotein pada bakteri dengan cara berikut:
1)    Mencegah Transfer peptidil tRNA dari situs A ke situs P.
2)    Mencegah pembentukan peptida tRNA.
3)    Memblokir peptidil transferase.
4)    Mencegah perakitan ribosom
Antibiotik macrolida terikat di lokasi P-dari subunit 50S ribosom. Hal
inimenyebabkan selama proses transkripsi, lokasi P ditempati oleh makrolida.
Ketika t-RNA terpasang dengan rantai peptida dan mencoba untuk pindah ke
lokasi P, t-RNAtersebut tidak dapat menuju ke lokasi P karena adanya makrolida,
sehingga akhirnyadibuang dan tidak dipakai. Hal ini dapat mencegah transfer
peptidil tRNA dari situs Ake situs-P dan memblok sintesis protein dengan
menghambat translokasi dari rantaipeptida yang baru terbentuk. Makrolida juga
memnyebabkan pemisahan sebelum waktunya dari tRNA peptidal di situs A.
Mekanisme kerja makrolida, selain terikat di lokasi P dari RNA ribosom
50S, juga memblokir aksi dari enzim peptidil transferase. Enzim ini bertanggung
jawab untuk pembentukan ikatan peptida antara asam amino yang terletak di
lokasi Adan P dalamribosom dengan cara menambahkan peptidil melekat pada
tRNA ke asam aminoberikutnya. Dengan memblokir enzim ini, makrolida mampu
menghambat biosintesisprotein dan dengan demikian membunuh bakteri.

5.4   Farmakokinetika
Dalam penjelasan farmakokinetik berikut akan dijelaskan mekanisme
farmakokinetik 3 antibiotik turunan makrolida yaitu eritromycin, Claritromycin,
danazitromycin.
1)    Eritromycin
28

Ertromycin basa dihancurkan oleh asam lambung dan harus diberikan


dengansalut enteric. Stearat dan ester cukup tahan pada keadaan asam dan
diabsorbsi lebihbaik. Garam lauryl dan ester propionil ertromycin merupakan
preprata oral yang paling baik diabsorbsi. Dosis oral sebesar 2 g/hari
menghasilkan konsentrasi basa ertromycinserum dan konsentrasi ester sekitar
2 mg/mL. Akan tetapi, yang aktif secaramikrobiologis adalah basanya,
sementara konsentrasinya cenderung sama tanpamemperhitungkan formulasi.
Waktu paruh serum adalah 1,5 jam dalam kondisi normal dan 5 jam
pada pasiendengan anuria. Penyesuaian untuk gagal ginjal tidak diperlukan.
Ertromycin tidak dapatdibersihkan melalui dialysis. Jumlah besar dari dosis
yang diberikan diekskresikan dalamempedu dan hilang dalam fases, hanya
5% yang diekskresikan dalam urine. Obat yangtelah diabsorbsi
didistribusikan secara luas, kecuali dalam otak dan cairan
serebrospinal.Ertromycin diangkut oleh leukosit polimorfonukleus dan
makrofag. Oabt ini melintasisawar plasenta dan mencapai janin.
2)    Claritromycin
Dosis 500 mg menghasilkan konsentrasi serum sebesar 2-3 mg/mL.
Waktuparuh claritromycin (6 jam) yang lebih panjang dibandingkan dengan
eritromycinmemungkinkan pemberian dosis 2 kali sehari. Claritromycin
dimetabolisme dalam hati.Metabolit utamanya adalah 14-
hidroksiclaritromycin, yang juga mempunyai aktivitasantibakteri. Sebagian
dari obat aktif dan metabolit utama ini dieliminsai dalam urine,
danpengurangan dosis dianjurkan bagi pasien-pasien dengan klirens kreatinin
dibawah 30mL/menit.
3)    Azitromycin
Azitromycin berbeda dengan eritromycin dan juga claritromycin,
terutama dalam sifatfarmakokinetika. Satu dosi Azitromycin 500 mg dapat
menghasilkan konsentrasi serumyang lebih rendah, yaitu sekitar 0,4 µg/mL.
Akan tetapi Azitromycin dapat melakukanpenetrasi ke sebagian besar
jaringan dapat melebihi konsentrasi serum sepuluh hinggaseratus kali lipat.
Obat dirilis perlahan dalam jaringan-jaringan (waktu paruh jaringanadalah 2-
4 hari) untuk menghasilkan waktu paruh eliminasi mendekati 3 hari. Sifat-
29

sifatyang unik ini memungkinkan pemberian dosis sekali sehari dan


pemendekan durasi pengobatan dalam banyak kasus.
Azitromycin diabsorbsi dengan cepat dan ditoleransi dengan baik secara
oral.Obat ini harus diberikan 1 jam sebelum makan atau 2 jam setelah makan.
Antasidaaluminium dan magnesium tidak mengubah bioavaibilitas, namun
memperlama absorbsi dan dengan 15 atom (bukan 14 atom), maka
Azitromycin tidak menghentikan aktivitasenzim-enzim sitokrom P450, dan
oleh karena itu tidak mempunyai interaksi obatseperti yang ditimbulkan oleh
eritromycin dan claritmycin.
5.5    Kontra Indikasi
Hipersensitivitas terhadap Clarithromycin, Eritromisin atau antibiotik
makrolida lainnya.

5.6    Efek Samping


Efek Samping dari makrolida :
1) Efek-efek gastrointestinal : Anoreksia, mual, muntah dan diare sesekali
menyertaipemberian oral. Intoleransi ini disebabkan oleh stimulitas langsung
pada motilitasusus.
2) Toksisitas hati : dapat menimbulkan hepatitis kolestasis akut (demam,
ikterus,kerusakan fungsi hati), kemungkinan sebagai reaksi hepersensitivitas.
3) Interaksi-interaksi obat : menghambat enzim-enzim sitokrom P450
danmeningkatkan konsentarsi serum sejumlah obat, termasuk teofilin, anti
koagulanoral, siklosporin, dan metilprednisolon. Meningkatkan konsentrasi
serum digoxinoral dengan jalan meningkatkan bioavailabilitas.

5.7   Penggunaan Klinik


1)    Infeksi Mycoplasma pneumonia
Eritromisin yang diberikan 4 kali 500 mg sehari per oral mempercepat
turunnya panas dan mempercepat penyembuhan sakit.
2)    Penyakit Legionnaire
30

Eritromisin merupakan obat yang dianjurkan untuk pneumonia yang


disebabakan oleh Legionella pneumophila. Dosis oral ialah 4 kali 0,5-1 g
sehari atau secara intravena 1-4 g sehari.
3)    Infeksi Klamidia
Eritromisin merupakan alternatif tetrasiklin untuk infeksi klamidia tanpa
komplikasi yang menyerang uretra, endoserviks, rektum atau epididimis.
Dosisnya ialah 4 kali sehari 500 mg per oral yang diberikan selama 7 hari.
Eritromisin merupakan obat terpilih untu wanita hamil dan anak-anak dengan
infeksi klamidia.
4)    Difteri.
Eritromisin sangat efektif untuk membasmi kuman difteri baik pada infeksi
akut maupun pada carrier state. Perlu dicatat bahwa eritromisin maupun
antibiotika lain tidak mempengaruhi perjalanan penyakit pada infeksi akut
dan komplikasinya. Dalam hal ini yang penting antitoksin.
5)    Infeksi streptokokus
Faringitis, scarlet fever dan erisipelas oleh Str. Pyogenes dapat diatasi dengan
pemberian eritromisin per oral dengan dosis 30 mg/kg BB/hari selama 10
hari. Pneumonia oleh pneumokokus juga dapat diobati secara memuaskan
dengan dosis 4 kali sehari 250-500 mg.

6)    Infeksi stapilokokus


Eritromisin merupakan alternatif penisilin untuk infeksi ringan oleh S. Aureus
(termasuk strain yang resisten terhadap penisilin). Tetapi munculnya strain-
strain yang resisten telah mengurangi manfaat obat ini. Untuk infeksi berat
oleh stafilokokus yang resisten terhadap penisilin lebih efektif bila digunakan
penisilin yang tahan penisilinase (misalnya dikloksasilin atau flkloksasilin)
atau sefalosporin. Dosis eritromisin untuk infeksi stafilokokus pada kulit atau
luka ialah 4 kali 500 mg sehar yang diberikan selama 7-10 hari per oral.
7)    Infeksi Campylobacter
Gastroenteritis oleh Campylobacter jejuni dapat diobati dengan eritromisin
per oral 4 kali 250 mg sehari. Dewasa ini fluorokuinolon telah menggantikan
peran eritromisin untuk infeksi ini.
31

8)    Tetanus
Eritromisin per oral 4 kali 500 mg sehari selama 10 hari dapat membasmi Cl.
tetani pada penderita tetanus yan alergi terhadap penisilin. Antitoksin, obat
kejang dan pembersih luka merupakan tindakan lain yang sangat penting.
9)    Sifilis
Untuk penderita sifilis stadium diniyang alergi terhadap penisilin, dapat
diberikan eritromisin per oral dengan dosis 2-4 g sehari selama 10-15 hari.
10) Gonore
Eritromisin mungkin bermanfaat untuk gonore diseminata pada wanita hamil
yang alergi tehadap penisilin. Dosis yang diberikan ialah 4 kali 500 mg sehari
yang diberika selama 5 hari per oral. Angka relaps hampir mencapai 25 %.
11) Penggunaan profilaksis
Obat terbaik untuk mencegah kambuhnya demam reumatik ialah penisilin.
Sulfonamid dan eritromisin dapat dipakai bila penderita alergi terhadap
penisilin. Eritromisin juga dapat dipakai sebagai pengganti penisilin untuk
penderita endokarditis bakterial yang akan dicabut giginya. Dosis eritromisin
untuk keperluan ini ialah 1 g per oral yang diberikan 1 jam sebelum dilakukan
tindakan, dilanjutkan dengan dosis tunggal 500 mg yang diberikan 6 jam
kemudian.
12) Pertusis
Bila diberikan pada awal infeksi, eritromisin dapat mempercepat
penyembuhan.
5.8. Kesimpulan
Sebagian besar antibiotik mempunyai dua nama, nama dagang yang
diciptakan oleh pabrik obat, dan nama generik yang berdasarkan struktur kimia
antibiotik atau golongan kimianya.Contoh nama dagang dari amoksilin,
sefaleksin, siprofloksasin, kotrimoksazol,tetrasiklin dan doksisiklin, berturut-turut
adalah Amoxan, Keflex, Cipro, Bactrim, Sumycin, dan Vibramycin.Setiap
antibiotik hanya efektif untuk jenis infeksi tertentu. Misalnya untuk pasien yang
didiagnosa menderita radang paru-paru, maka dipilih antibiotik yang dapat
membunuh bakteri penyebab radang paru-paru ini. Keefektifan masing-masing
antibiotik bervariasi tergantung padalokasi infeksi dan kemampuan antibiotik
32

mencapai lokasi tersebut.Antibiotik oral adalah cara yang paling mudah dan
efektif, dibandingkan dengan antibiotik intravena (suntikan melalui pembuluh
darah) yang biasanya diberikan untuk kasus yang lebih serius.
Beberapa antibiotik juga dipakai secara topikal seperti dalam bentuk
salep,krim, tetes mata, dan tetes telinga.Penentuan jenis bakteri patogen
ditentukan dengan pemeriksaan laboratorium. Teknik khusus seperti pewarnaan
gram cukup membantu mempersempit jenis bakteri penyebab infeksi.Spesies
bakteri tertentu akan berwarna dengan pewarnaan gram, sementara bakteri lainnya
tidak.Tehnik kultur bakteri juga dapat dilakukan, dengan cara mengambil bakteri
dari infeksi pasien dan kemudian dibiarkan tumbuh. Dari cara bakteri ini tumbuh
dan penampakannya dapatmembantu mengidentifikasi spesies bakteri.
Dengan kultur bakteri, sensitivitas antibiotik juga dapat diuji. Penting
bagi pasien atau keluarganya untuk mempelajari pemakaian antibiotik yang benar,
seperti aturan dan jangka waktu pemakaian. Aturan pakai mencakup dosis obat,
jarak waktu antar pemakaian, kondisi lambung (berisi atau kosong) dan interaksi
dengan makanan dan obat lain.Pemakaian yang kurang tepat akan mempengaruhi
penyerapannya, yang pada akhirnyaakan mengurangi atau menghilangkan
keefektifannya.Bila pemakaian antibiotik dibarengi dengan obat lain, yang perlu
diperhatikan adalahinteraksi obat, baik dengan obat bebas maupun obat yang
diresepkan dokter.
BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN

1.1 Kesimpulan dan Saran terhadap tempat Praktek Kerja Industri dan
Sekolah
1.1.1 Kesimpulan
Secara keseluruhan pelayanan dan pengelolaan SDM oleh Apotek Kimia
Farma 308 Garut cukup baik dimana Apotek Kimia Farma 308 telah
menjalankan tugas dan fungsinya sebagai Apotek yang melayani kesehatan
khususnya masalah obat.
Apotek Kimia Farma 308 Garut merupakan salah satu apotek yang berada di
kota Garut. Merupakan salah satu cabang apotek dari wilayah regional
Bandung yang bernaung di bawah PT. Kimia Farma Apotek.
Dan bagi saya dengan diadakannya Praktek Kerja Industri (PRAKERIN)
memberikan pengalaman yang bisa menjadi bekal untuk hidup kedepannya,
terutama untuk masuk ke dunia kerja.
1.1.2 Saran
Terhadap Tempat Prakerin :
Diadakannya peningkatan dalam penyimpanan obat dan lebih sering dirapihkan
dan dibersihkan.
Terhadap Sekolah :
Pembimbing lebih memperhatikan siswa yang sedang melaksanakan
PRAKERIN, sehingga siswa bisa lebih giat dan baik. Pembekalan tentang
Praktek Kerja Industri yang matang dan dilakukan rutin setiap minggu
sebelum Prakerin dilaksanakan.

33
DAFTAR PUSTAKA

https://www.academia.edu/29643539/

Definisi_Makrolida_Fungsi_dari_Makrolida_Jenis_Makrolida_Nilai_Nor

mal_Laboratorium_Untuk_Makrolida_Penyebab_Makrolida_dan_bagaima

na_Cara_Penanganan_Makrolida

Lars Heslet.1991. makrolida (judul asli: cholesterol). Penerbit Kesaint

Blanc. Jakarta

Prof. dr. Soetjiningsih, SpA(K), IBCLC. 1987. Tumbuh Kembang Remaja

Dan Permasalahannya. Jakarta: CV. SAGUNG SETO.

Drs. H. A. Syamsuni, Apt. 2005. Ilmu Resep. Jakarta: Buku Kedokteran

EGC.

Ikatan Apoteker Indonesia. 2017. Informasi Spesialite Obat Indonesia

Volume 51-Tahun 2017 s/d 2018. Jakarta: PT. ISFI Penerbitan.

Abdur Rahman, S.Si., Apt., dkk. 2017. Pelayanan Farmasi 1. Jakarta:

Pilar Utama Mandiri.

34
LAMPIRAN 1

LABEL

35
LAMPIRAN 2

ETIKET OBAT DALAM

LAMPIRAN 3

ETIKET OBAT LUAR

36
LAMPIRAN 3

KLIP

LAMPIRAN 4

KERTAS PUYER

37
LAMPIRAN 5
Luar Apotek Kimia Farma

38

Anda mungkin juga menyukai