Anda di halaman 1dari 60

LK. 2.

2 Menentukan Solusi

Nama : Siti Mualifah Astati


Kelas : B PLB
NIM : 2200103922800046
Permasalahan : Peserta didik Tunagrahita Kelas III (SDLB Tamima Mumtaz-Pujon Malang)

No. Eksplorasi Solusi yang Relevan Analisis Penentuan Solusi Analisis alternatif solusi
Alternatif Solusi
1. Literasi
Peserta didik kelas a. Menerapkan model Solusi yang saya pilih untuk penyelesaian Berdasarkan analisis penentuan solusi
III SDLB pembelajaran masalah yang terpilih adalah menerapkan yang saya pilih untuk menyelesaikan
kesulitan kontekstual untuk model pembelajaran kontekstual. Solusi masalah yang terpilih maka analisis
mengidentifikasi menyelesaikan ini saya pilih karena model pembelajaran alternatif solusinya adalah:
huruf pada tulisan masalah kesulitan kontekstual dapat membantu peserta didik Mengembangkan perangkat
bergambar benda- peserta didik dalam dalam mengidentifikasi huruf dalam pembelajaran model pembelajaran
benda di mengidentifikasi tulisan bergambar karena gambar serta kontekstual berbasis TPACK untuk
lingkungan huruf dalam tulisan tulisan yang digunakan disesuaikan meningkatkan aktifitas belajar peserta
sekolah (C4) bergambar pada dengan kondisi nyata di sekitar peserta didik dan materi lebih mudah
peserta didik didik. Hal tersebut juga diperkuat diterima peserta didik tunagrahita
a. Model tunagrahita berdasarkan kajian literatur yang diperoleh kelas III SDLB. Adapun langkah-
pembelajaran dari buku serta jurnal yang relevan dengan langkah dalam penerapan model
kontekstual solusi yang dipilih. pembelajaran kontekstual adalah
sebagai berikut:
Model pembelajaran kontekstual adalah 1. Mengembangkan pemikiran
suatu strategi pembelajaran yang bahwa anak akan belajar lebih
menekankan kepada proses keterlibatan bermakna dengan cara bekerja
peserta didik secara penuh untuk dapat sendiri,menemukan sendiri ,dan
menemukan materi yang dipelajari dan mengkonstruksi sendiri
menghubungkannya dengan situasi pengetahuan dan ketrampilan
kehidupan nyata sehingga mendorong barunya
peserta didik untuk dapat menerapkannya 2. Melaksanakan sejauh mungkin
dalam kehidupannya.1 kegiatan inquiri untuk semua
topik.
Kelebihan model pembelajaran 3. Mengembangkan sifat ingin tahu
kontekstual: siswa dengan bertanya.
a) Pembelajaran lebih bermakna dan 4. Menciptakan masyarakat belajar.
rill 5. Menghadirkan model sebagai
b) Pembelajaran lebih produktif dan contoh belajar.
mampu menumbuhkan penguatan 6. Melakukan refleksi diakhir
konsep kepada siswa. karena model pertemuan.
pembeljaran ini menganut aliran 7. Melakukan penilaian yang
konstruktivisme (learning by sebenarnya dengan berbagai cara
doing)1
Langkah-langkah pembelajaran kontekstual

a) Peserta didik belajar dalam


konteks menghubungkan apa
yang akan mereka pelajari
dengan pengalaman atau
kehidupan nyata.
b) Melaksanakan sejauh mungkin
kegiatan inquiri untuk semua
topik.
c) Mengembangkan sifat ingin tahu
siswa dengan bertanya.
d) Menciptakan masyarakat belajar.
e) Menghadirkan model sebagai
contoh belajar.
f) Melakukan refleksi diakhir
pertemuan.
g) Melakukan penilaian yang
sebenarnya dengan berbagai
cara2

b. Metode b. Menerapkan Solusi yang saya pilih untuk Berdasarkan analisis penentuan solusi
linguistik metode menyelesaikan masalah yang terpilih yang saya pilih untuk menyelesaikan
disertai Pembelajaran dalam metode ini adalah metode masalah yang terpilih maka analisis
reward dan linguistik untuk linguistik. Metode linguistik dipilih alternatif solusinya adalah:
promting meningkatkan karena sesuai dengan materi yang akan 1. Mengembangkan perangkat
serta kemampuan disampaikan guru. Hal tersebut juga pembelajaran berbasis metode
dipadukan mengidentifikasi diperkuat berdasarkan kajian literatur yang linguistik untuk meningkatkan
dengan media huruf dalam diperoleh dari buku serta jurnal yang kemampuan peserta didik
drill. tulisan relevan dengan solusi yang dipilih. tunagrahita kelas III SDLB
bergambar pada dalam mengidentifikasi huruf
peserta didik Penerapan metode linguistik didasarkan pada tulisan bergambar dengan
tunagrahita atas pandangan bahwa membaca adalah langkah-langkah sebagai
proses memecahkan kode atau sandi yang berikut:
berbentuk tulisan menjadi bunyi yang a) Tulis kata berpola dipapan
sesuai dengan percakapan. Anak tulis, guru membaca
diberikan suatu bentuk kata yang terdiri dengan santai dan
dari konsonan – vocal atau konsonan – menyenangkan selama
vocal – konsonan, seperti “bapak” atau beberapa waktu, gunakan
“lampu”. Kemudian anak diajak tongkat untuk menunjuk
memecahkan kode tulisan itu menjadi b) Guru bersama peserta
bunyi percapakan. Dengan demikian, didik membaca kata
metode ini lebih bersifat analitik daripada berpola bersama-sama
sintetik.3 c) Katakan kepada siswa
untuk mengamati cara
Manfaat metode linguistik adalah guru memindahkan
membantu anak menyadari bahwa tongkat petunjuk saat
membaca adalah bahasa lisan dan tulisan.4 membaca
d) Ketika peserta didik telah
Ada lima kelebihan metode linguistik mengetahui konsep
sebagai salah satu metode yang dapat hubungan kata berpola,
digunakan untuk pengajaran: ajarkan siswa untuk
a) Tekanan pada hubungan fonem mengamati jarak setiap
dan grafim membantu anak kata
menyadari bahwa membaca adalah Peserta didik diminta untuk
bahasa lisan yang ditulis. membaca kembali bacaan
b) Pola visual kaitan antara bunyi yang telah ditandai
huruf secara konsisten disajikan (langkah-langkah ini masuk
kepada anak dari sistem yang dalam model pembelajaran
teratur ke sistem yang tidak teratur. kontekstual poin 3,4,5)
c) Anak belajar membaca dan 2. Memberikan prompting verbal,
mengeja secara utuh dan prompting tanda isyarat, dan
d) Kesadaran akan kalimat sejak dini prompting peragaan.
telah ditanamkan. 3. Memberikan reward verbal, non
e) Pengajaran membaca dikaitkan verbal dan angka/nilai
dengan pengetahuan bahasa anak
sendiri.4
Langkah-langkah pelaksanaan metode
linguistik menurut adalah:
a) Tulis kata berpola dipapan
tulis,guru membaca dengan santai
dan menyenangkan selama
beberapa waktu, gunakan tongkat
untuk menunjuk
b) Guru bersama peserta didik
membaca kata berpola bersama-
sama
c) Katakan kepada siswa untuk
mengamati cara guru
memindahkan tongkat petunjuk
saat membaca
d) Ketika peserta didik telah
mengetahui konsep hubungan kata
berpola, ajarkan siswa untuk
mengamati jarak setiap kata
e) Peserta didik diminta untuk
membaca kembali bacaan yang
telah ditandai 4
Dalam penerapan metode linguistik guru
juga memadukan metode tersebut dengan
metode drill.
Metode Drill adalah latihan dengan praktek
yang dilakukan berulang kali atau kontinu
untuk mendapatkan keterampilan dan
ketangkasan praktis tentang pengetahuan
yang dipelajari. Metode drill dapat
diterapkan kepada siswa tunanetra jika
materi yang disampaikan dan media
yang digunakan mampu mendukung
mereka untuk memahami materi pelajaran
tersebut.5
Tujuan Metode Drill adalah :
a. Agar siswa memiliki hasil belajar
yang lebih mantap.
b. Untuk memperoleh pengetahuan,
setelah melaksanakan latihan akan
memperluas dan memperkaya
pengetahuan serta keterampilan
siswa di sekolah, melalui kegiatan-
kegiatan di luar sekolah.
c. Dengan melaksanakan latihan siswa
aktif belajar.
d. Merasa terangsang untuk
meningkatkan belajar yang lebih
baik.
Langkah-langkah Metode Drill yaitu :
a. a.Tahap Perencanaan.
b. Tahap Pelaksanaan Tindakan.
c. Tahap Pelaksanaan Pengamatan.
(Observasi) dan Evaluasi.5

Dalam penerapan metode linguistik dipadu


dengan metode drill pemberian reward
perlu dilakukan. Bentuk-bentuk reward
terbagi menjadi beberapa macam,
diantaranya adalah:
a) reward dalam bentuk verbal seperti
penggunaan kata-kata atau kalimat
yang dapat memotivasi siswa seperti
bagus, baik.
b) reward dalam bentuk non verbal, yaitu
mendekati siswa untuk menyatakan
perhatian.
c) Pemberian angka atau nilai.
d) Hadiah berupa benda seperti gambar,
buku, atau bintang plastik serta
pemberian penghargaan seperti
piagam, piala atau sertifikat.6

Baine David menganjurkan proses


pembelajaran untuk tunagrahita hendaknya
menggunakan Promting (Ajakan) dan
Fading ( Bantuan bertahap). Dijelaskan
lebih lanjut bahwa Promting merupakan
bantuan sementara yang diberikan kepada
anak agar dapat melakukan sesuatu. Jika
anak tidak dapat melakukan tugasnya ,
berikan promting-ajakan agar anak dapat
melakukan kegiatannya. Namun jika sudah
dapat menyelesaikan tugasnya maka
bantuan harus dihentikan.
Adapun Jenis Promting yaitu
a. Promting Verbal,
a) Ketika proses pembelajaran
berlangsung berikan tambahan
instruksi, misalnya: pegang lap
dan gosokan pada noda dengan
jempol,
b) Katakan lebih keras dan suara
dipanjangkan gosok atau
gosoook
c) Berikan jeda saat
mengatakannya.
b. Promting Tanda Isyarat
a) Misalnya guru menunjuk lokasi
atau tempat kegiatan yang harus
dilakukan
b) Dengan cara mengetuk, guru
dapat membuat suara dengan
mengetuk ketempak atau lokasi,
mengetok bagian nodanya pada
alat yang dipakai;
c) Dengan menyusur , Saat
promting lisan sedang diberikan,
guru dapat menggunakan jarinya
untuk menggambarkan
hubungan antara tugas yang satu
dengan yang lainnya
c. Promting Peragaan
Peragaan adalah metode mengajar
dengan cara demonstrasi.

d. Promting Fisik
Dalam promting fisik guru
menggunakan tangannya untuk
menggerakan anak sesuai langkah-
langkah dalam satu kegiatan.7

c. Media c. Menggunakan media Solusi yang saya pilih dalam Berdasarkan analisis penentuan solusi
pembelajaran pembelajaran kotak menggunakan media non digital adalah yang saya pilih untuk menyelesaikan
digital dan pintar dan video media kotak pintar. Sedangkan media masalah yang terpilih maka analisis
non digital pembelajaran untuk digitalnya adalah video pembelajaran. Hal alternatif solusinya adalah:
meningkatkan tersebut juga diperkuat berdasarkan kajian 1. Mengembangkan perangkat
motivasi belajar literatur yang diperoleh dari buku serta pembelajaran dengan media kotak
mengidentifikasi jurnal yang relevan dengan solusi yang pintar. Langkah-langkah
huruf dalam tulisan dipilih. penggunaan media kotak pintar
bergambar pada adalah sebagai berikut:
peserta didik Media pembelajaran adalah segala sesuatu a) Menyiapkan media kotak pintar
tunagrahita yang dapat digunakan untuk menyalurkan yang terbuat dari kardus dan di
pesan (bahan pembelajaran), sehingga dalammya terdapat 2 sisi yang
dapat merangsang perhatian, minat, diisi dengan kartu bergambar
pikiran, dan perasaan peserta didik dalam benda di kelas disertai nama
kegiatan belajar untuk mencapai tujuan8 benda tersebut. Serta kartu
huruf yang sesuai nama benda di
Penggunaan media pembelajaran kotak kelas.
pintar dapat meningkatkan motivasi b) Setiap anak secara bergantian
belajar dalam mengenal huruf. Media menyusun huruf dari kata benda.
kotak pintar merupakan media atau alat Kemudian menyebutkan nama
yang digunakan untuk menyampaikan huruf secara bersamaan.
informasi yang memeliki bentuk persegi c) Diakhir penggunaan media guru
dengan dua bagian atau dua tempat di menerapkan metode drill agar
dalamnya yang berisikan huruf dan peserta didik lebih paham
gambar.9 d) setelah itu anak menuliskan
nama buah tersebut di lembar
Adapun manfaat kotak pintar adalah kertas masing-masing yang
meningkatkan daya konsentrasi anak, sudah disediakan guru
mengoptimalkan kemampuan berpikir (penggunaan media dilakukan
anak, meningkatakan hasil belajar anak, bersamaan dengan penerapan
menciptakan suasana menyenangkan saat metode linguistic dan drill)
belajar9 2. Penggunaan video pembelajaran
Adapun langkah- langkah dalam tentang lingkungan sekitar (di dalam
penggunaan media kotak pintar untuk kelas) digunakan saat awal
mengenalkan huruf pada anak antara lain: pembelajaran.
a) Menyiapkan media kotak pintar
yang terbuat dari kardus dan di
dalammya terdapat 2 sisi yang diisi
dengan kartu bergambar benda di
kelas disertai nama benda tersebut.
Serta kartu huruf yang sesuai nama
benda di kelas.
b) Setiap anak secara bergantian
menyusun huruf dari kata benda.
Kemudian menyebutkan nama huruf
secara bersamaan.
c) Diakhir penggunaan media guru
menerapkan metode drill agar
peserta didik lebih paham
d) setelah itu anak menuliskan nama
buah tersebut di lembar kertas
masing-masing yang sudah
disediakan guru.9
Solusi selanjutnya selain penggunaan media
kotak pintar juga menggunakan media
video pembelajaran. Media video
pembelajaran adalah media yang
menyajikan audio dan visual yang berisi
pesan-pesan pembelajaran baik yang berisi
konsep, prinsip, prosedur, teori aplikasi
pengetahuan untuk membantu pemahaman
terhadap suatu materi pembelajaran10

Penggunaan media video pembelajaran


juga mendukung keberhasilan dari
penggunaan media non digital. Guna
menghasilkan video pembelajaran yang
mampu meningkatkan motivasi dan
efektivitas penggunanya maka
pengembangan video pembelajaran harus
memperhatikan beberapa karakteristik dan
kriteria yaitu, antara lain
a) Clarity of Massage (kejalasan
pesan)
b) Stand Alone (berdiri sendiri).
c) User Friendly (bersahabat/akrab
dengan pemakainya). Media video
menggunakan bahasa yang
sedehana, mudah dimengerti.
d) Representasi Isi Materi harus benar-
benar representatif, misalnya materi
simulasi atau demonstrasi. 11

2. Numerasi
Peserta didik kelas a. Menerapkan model Solusi yang saya pilih untuk menyelesaikan Berdasarkan analisis penentuan solusi
III Tunagrahita pembelajaran masalah model pembelajaran adalah yang saya pilih untuk menyelesaikan
kesulitan saat probelm based penerapan model pembelajaran problem masalah yang terpilih maka analisis
mengurutkan learning untuk based learning. Model pembelajaran ini alternatif solusinya adalah:
bilangan 1-10 (c3- menyelesaikan bisa diartikan sebagai model pembelajaran Mengembangkan perangkat
Aplikasi) masalah mengenai yang melibatkan peserta didik agar mampu pembelajaran model pembelajaran
kesulitan peserta memecahkan masalah melalui beberapa problem based learning berbasis
a. Model didik tunagrahita tahap metode ilmiah. Sehingga peserta TPACK untuk meningkatkan
pembelajaran dalam menyusun didik memiliki kerampilan memecahkan pemahaman peserta didik tunangrahita
problem bilangan 1-10 masalah.12 kelas III SDLB dalam menyusun
based Tujuan yang ingin dicapai oleh PBL adalah bilangan 1-10. Adapun langkah-langkah
learning menemukan alternatif pemecahan masalah model pembelajaran problem based
malalui eksplorasi data secara empiris learning adalah sebagai berikut:
dalam rangka menumbuhkan sikap ilmiah.13 a) Mengorientasikan peserta didik
Beberapa kelebihan pembelajaran berbasis pada masalah
masalah adalah: b) Mengorganisasi peserta didik
a) Peserta didik lebih memahami untuk belajar
konsep yang diajarkan karena c) Membimbing penyelidikan
mereka sendiri yang menemukan individual ataupun kelompok.
konsep tersebut d) Mengembangkan dan
b) Peserta didik terlibat secara aktif menyajikan hasil karya
dalam pemecahan masalah dan e) Menganalisis dan mengevaluasi
melibatkan orientasi berpikir tingkat proses pemecahan masalah
tinggi
c) Menjadikan peserta didik lebih
mandiri13
Langkah-langkah pembelajaran berbasis
masalah:
a) Mengorientasikan peserta didik pada
masalah
b) Mengorganisasi peserta didik untuk
belajar
c) Membimbing penyelidikan
individual ataupun kelompok.
d) Mengembangkan dan menyajikan
hasil karya
e) Menganalisis dan mengevaluasi
proses pemecahan masalah14

b. Metode b. Menerapkan Solusi metode yang saya pilih adalah Berdasarkan analisis penentuan solusi
permainan metode permainan metode permainan karena Permainan yang yang saya pilih untuk menyelesaikan
untuk mengandung nilai-nilai matematika dapat masalah yang terpilih maka analisis
meningkatkan meningkatkan keterampilan, penanaman alternatif solusinya adalah:
kemampuan konsep, pemahaman, dan pemantapannya; 1. Mengembangkan perangkat
peserta didik meningkatkan kemampuan menemukan, pembelajaran dengan metode
tunagrahita dalam memecahkan masalah, dan lain-lainnya. permainan menggunakan media
mengurutkan Metode permainan didefinisikan sebagai papan saku untuk memudahkan
bilangan 1-10. metode yang merangsang siswa untuk peserta didik tunagrahita kelas III
berpikir dengan cara bermain sehingga SDLB dalam mengurutkan bilangan
dapat menanamkan konsep-konsep 1-10. Adapun langkah-langkah
matematika.15 penerapan metode permainan
Manfaat metode permainan yaitu permainan adalah:
mampu menyediakan reinforcement dan a. Guru menentukan topik materi
latihan keterampilan, permainan dapat permainan yang akan
memotivasi, permainan membantu digunakan dalam
pemerolehan dan pengembangan konsep pembelajaran.
matematika dan melalui permainan siswa b. Guru menyiapkan alat dan
dapat mengembangkan strategi untuk bahan yang diperlukan.
pemecahan masalah.15 c. Guru menyusun petunjuk atau
Dalam menggunakan metode permainan langkah-langkah pelaksanaan
untuk kegiatan pembelajaran terdapat permainan.
beberapa langkah sebagai berikut: d. Guru menjelaskan maksud
a. Guru menentukan topik materi dan tujuan serta peraturan
permainan yang akan digunakan dalam dalam permainan.
pembelajaran. e. Siswa dibagi atas
b. Guru menyiapkan alat dan bahan yang individukelompok
diperlukan. f. Siswa melaksanakan kegiatan
c. Guru menyusun petunjuk atau langkah- permainan dipimpin oleh
langkah pelaksanaan permainan. guru.
d. Guru menjelaskan maksud dan tujuan g. Siswa berhenti melakukan
serta peraturan dalam permainan. permainan dan melaporkan
e. Siswa dibagi atas individukelompok hasil dari permainan.
f. Siswa melaksanakan kegiatan h. Guru memberikan kesimpulan
permainan dipimpin oleh guru. tentang pengertian atau
g. Siswa berhenti melakukan permainan konsep yang dimaksud dalam
dan melaporkan hasil dari permainan. tujuan pembelajaran. (akan
h. Guru memberikan kesimpulan tentang diterapkan pada poin b)
pengertian atau konsep yang dimaksud 2. Memberikan prompting verbal, dan
dalam tujuan pembelajaran. 16 prompting tanda isyarat, dan
Dalam pelaksanaan metode permainan prompting peragaan.
diperlukan juga reward. Bentuk-bentuk 3. Memberikan reward verbal dan non
reward terbagi menjadi beberapa macam, verbal
diantaranya adalah:
a) reward dalam bentuk verbal seperti
penggunaan kata-kata atau kalimat
yang dapat memotivasi siswa seperti
bagus, baik.
b) reward dalam bentuk non verbal, yaitu
mendekati siswa untuk menyatakan
perhatian, kesenangan terhadap
pekerjaan, tingkah laku, atau
penampilan siswa. Guru mengangguk
tanda senang dan membenarkan
jawaban siswa dapat juga digunakan
sebagai reward untuk siswa.
c) Pemberian angka atau nilai,
d) Hadiah berupa benda seperti gambar,
buku, atau bintang plastik serta
pemberian penghargaan seperti
piagam, piala atau sertifikat. 17

Baine David menganjurkan proses


pembelajaran untuk tunagrahita hendaknya
menggunakan Promting (Ajakan) dan
Fading ( Bantuan bertahap). Dijelaskan
lebih lanjut bahwa Promting merupakan
bantuan sementara yang diberikan kepada
anak agar dapat melakukan sesuatu. Jika
anak tidak dapat melakukan tugasnya ,
berikan promting-ajakan agar anak dapat
melakukan kegiatannya. Namun jika sudah
dapat menyelesaikan tugasnya maka
bantuan harus dihentikan.
Adapun Jenis Promting yaitu
a. Promting Verbal,
a) Ketika proses pembelajaran
berlangsung berikan tambahan
instruksi, misalnya: pegang lap
dan gosokan pada noda dengan
jempol,
d) Katakan lebih keras dan suara
dipanjangkan gosok atau
gosoook
e) Berikan jeda saat
mengatakannya.
b. Promting Tanda Isyarat
a) Misalnya guru menunjuk lokasi
atau tempat kegiatan yang harus
dilakukan
d) Dengan cara mengetuk, guru
dapat membuat suara dengan
mengetuk ketempak atau lokasi,
mengetok bagian nodanya pada
alat yang dipakai;
e) Dengan menyusur , Saat
promting lisan sedang diberikan,
guru dapat menggunakan jarinya
untuk menggambarkan
hubungan antara tugas yang satu
dengan yang lainnya
c. Promting Peragaan
Peragaan adalah metode mengajar
dengan cara demonstrasi.

d. Promting Fisik
Dalam promting fisik guru
menggunakan tangannya untuk
menggerakan anak sesuai langkah-
langkah dalam satu kegiatan. 18

c. Media c. Menggunakan media Solusi yang saya pilih dalam penggunaan Berdasarkan analisis penentuan solusi
pembelajaran pembelajaran papan media non digital adalah media papan yang saya pilih untuk menyelesaikan
non digital saku dan video saku, sedangkan media berbasis digitalnya masalah yang terpilih maka analisis
dan digital pembelajaran untuk adalah video pembelajaran. Hal tersebut alternatif solusinya adalah:
meningkatkan juga diperkuat berdasarkan kajian literatur 1. Menggunaan media pembelajaran
motivasi belajar yang diperoleh dari buku serta jurnal yang papan saku. Langkah-langkahnya
mengurutkan relevan dengan solusi yang dipilih. adalah sebagai berikut:
bilangan 1-10 pada Hal-hal yang dapat meningkatkan hasil a. guru membagi peserta didik
peserta didik belajar siswa dengan menggunakan media menjadi berpasangan dua-dua.
tunagrahita antara lain: b. guru menyebutkan bilangan
a) Proses belajar menjadi mudah dan pertama kemudian siswa
menarik menghitung sejumlah stik
b) Efisiensi belajar meningkat eskrim sesuai dengan bilangan
c) Membantu konsentrasi belajar siswa yang disebutkan guru untuk
d) Meningkatkan motivasi belajar dimasukan pada saku pertama
siswa c. guru menyebutkan bilangan
e) Siswa terlibat dalam proses kedua kemudian siswa
pembelajaran.19 menghitung sejumlah stik
eskrim sesuai dengan bilangan
Media papan saku adalah media yang terdiri yang disebutkan guru untuk
dari dua bagian yaitu papan yang dibuat dimasukkan pada saku kedua.
dari bahan stereoform dan saku yang dibuat d. Setelah selesai membilang 1-10.
dari plastik. Jadi papan saku adalah papan Guru kemudian memberikan
yang memuat saku dimana saku tersebut permainan.
digunakan untuk menyimpan media benda. e. Setiap wakil kelompok
Pada permainan ini, media benda yang mengambil sejumlah stik
digunakan adalah sedotan. Bilangan yang eskrim dan diberikan ke
dimaksud dalam pembelajaran akan kelompok yang lain.
diwakili oleh banyaknya sedotan yang f. Kemudian kelompok tersebut
masuk pada saku. maju dan meletakkan stik es
Permainan papan saku dilakukan dengan krim pada simbol angka yang
dua media yang serupa, untuk pembelajaran sesuai
bilangan 1 sampai 10 maka pada papan g. Kelompok yang paling banyak
saku hanya digunakan satu buah saku untuk menjawab benar menjadi
menunjukkan sebuah bilangan sedangkan pemenangnya
untuk bilangan 11 sampai 20 digunakan dua
buah saku yang menunjukkan bilangan 2. Menggunakan video pembelajaran
puluhan dan bilangan satuan.20 membilang bilangan 1-10.
(ditampilkan di awal
Langkah-langkah metode permainan pembelajaran)
dengan papan saku disajikan sebagai
berikut:
1. guru membagi peserta didik menjadi
berpasangan dua-dua.
2. guru menyebutkan bilangan pertama
kemudian siswa menghitung
sejumlah stik eskrim sesuai dengan
bilangan yang disebutkan guru
untuk dimasukan pada saku pertama
3. guru menyebutkan bilangan kedua
kemudian siswa menghitung
sejumlah stik eskrim sesuai dengan
bilangan yang disebutkan guru
untuk dimasukkan pada saku kedua.
4. Setelah selesai membilang 1-10.
Guru kemudian memberikan
permainan.
5. Setiap wakil kelompok mengambil
sejumlah stik eskrim dan diberikan
ke kelompok yang lain.
6. Kemudian kelompok tersebut maju
dan meletakkan stik es krim pada
simbol angka yang sesuai
7. Kelompok yang paling banyak
menjawab benar menjadi
pemenangnya20

Solusi selanjutnya selain penggunaan media


nyata juga menggunakan media video
pembelajaran. Media video pembelajaran
adalah media yang menyajikan audio dan
visual yang berisi pesan-pesan
pembelajaran baik yang berisi konsep,
prinsip, prosedur, teori aplikasi
pengetahuan untuk membantu pemahaman
terhadap suatu materi pembelajaran21

Penggunaan media video pembelajaran


juga mendukung keberhasilan dari
penggunaan media non digital. Guna
menghasilkan video pembelajaran yang
mampu meningkatkan motivasi dan
efektivitas penggunanya maka
pengembangan video pembelajaran harus
memperhatikan beberapa karakteristik dan
kriteria yaitu, antara lain
1) Clarity of Massage (kejalasan
pesan)
2) Stand Alone (berdiri sendiri).
3) User Friendly (bersahabat/akrab
dengan pemakainya). Media video
menggunakan bahasa yang
sedehana, mudah dimengerti.
4) Representasi Isi Materi harus benar-
benar representatif, misalnya materi
simulasi atau demonstrasi.
5) Visualisasi dengan media Materi
dikemas secara multimedia terdapat
didalamnya teks, animasi, sound,
dan video sesuai tuntutan materi.
Materi-materi yang digunakan
bersifat aplikatif, berproses.21
3. Program kebutuhan khusus

Peserta didik a. Menerapkan model Solusi yang saya pilih untuk penyelesaian Berdasarkan analisis penentuan solusi
kesulitan pembelajaran masalah yang terpilih adalah menerapkan yang saya pilih untuk menyelesaikan
melakukan kontekstual untuk model pembelajaran kontekstual. Solusi masalah yang terpilih maka analisis
keterampilan memudahkan ini saya pilih karena model pembelajaran alternatif solusinya adalah:
mencuci baju (P2) peserta didik dalam kontekstual dapat membantu peserta didik Mengembangkan perangkat
a. Model memahami cara dalam mencuci baju karena langsung pembelajaran model pembelajaran
pembelajaran mencuci baju dikaitkan dengan kondisi nyata,. Hal kontekstual berbasis TPACK untuk
kontekstual dengan benar tersebut juga diperkuat berdasarkan kajian meningkatkan aktifitas belajar peserta
literatur yang diperoleh dari buku serta didik dan materi lebih mudah
jurnal yang relevan dengan solusi yang diterima peserta didik tunagrahita
dipilih. kelas III SDLB. Adapun langkah-
Model pembelajaran kontekstual adalah langkah dalam penerapan model
suatu strategi pembelajaran yang pembelajaran kontekstual adalah
menekankan kepada proses keterlibatan sebagai berikut:
peserta didik secara penuh untuk dapat 1. Mengembangkan pemikiran
menemukan materi yang dipelajari dan bahwa anak akan belajar lebih
menghubungkannya dengan situasi bermakna dengan cara bekerja
kehidupan nyata sehingga mendorong sendiri,menemukan sendiri ,dan
peserta didik untuk dapat menerapkannya mengkonstruksi sendiri
dalam kehidupannya.22 pengetahuan dan ketrampilan
barunya
Kelebihan model pembelajaran 2. Melaksanakan sejauh mungkin
kontekstual: kegiatan inquiri untuk semua
a) Pembelajaran lebih bermakna dan topik.
rill 3. Mengembangkan sifat ingin tahu
b) Pembelajaran lebih produktif dan siswa dengan bertanya.
mampu menumbuhkan penguatan 4. Menciptakan masyarakat belajar.
konsep kepada siswa. karena model 5. Menghadirkan model sebagai
pembeljaran ini menganut aliran contoh belajar.
konstruktivisme (learning by 6. Melakukan refleksi diakhir
doing)22 pertemuan.
7. Melakukan penilaian yang
Langkah-langkah pembelajaran kontekstual sebenarnya dengan berbagai cara

a) Peserta didik belajar dalam


konteks menghubungkan apa
yang akan mereka pelajari
dengan pengalaman atau
kehidupan nyata.
b) Melaksanakan sejauh mungkin
kegiatan inquiri untuk semua
topik.
c) Mengembangkan sifat ingin tahu
siswa dengan bertanya.
d) Menciptakan masyarakat belajar.
e) Menghadirkan model sebagai
contoh belajar.
f) Melakukan refleksi diakhir
pertemuan.
g) Melakukan penilaian yang
sebenarnya dengan berbagai
cara23

b. Metode b. Menerapkan metode Solusi yang saya pilih untuk menyelesaikan Berdasarkan analisis penentuan solusi
demonstrasi demonstrasi dan permasalahan terpilih adalah penerapan yang saya pilih untuk menyelesaikan
dan observasional metode demontrasi dan observasional masalah yang terpilih maka analisis
observasional learning untuk learning. Pemilihan metode demonstrasi alternatif solusinya adalah:
learning menyelesaikan karena demonstrasi merupakan praktek 1. Mengembangkan perangkat
disertai reward masalah yang yang diperagakan oleh guru kepada siswa. pembelajaran berbasis metode
dan prompting berkaitan dengan Penerapan metode demonstrasi dapat demonstrasi dan observasional
melakukan meningkatkan proses interaksi belajar learning untuk meningkatkan
keterampilan mengajar dikelas dan siswa dapat kemampuan peserta didik
mencuci baju pada memusatkan perhatian pada pelajaran yang tunagrahita kelas III SDLB
peserta didik diberikan. metode demonstrasi adalah dalam mencuci baju.
tunagrahita metode mengajar yang sangat efektif, sebab 2. Memberikan prompting verbal,
membantu para siswa untuk mencari isyarat, dan peragaan.
jawaban dengan usaha sendiri berdasarkan 3. Memberikan reward verbal dan
fakta (data) yang benar24. non verbal
Beberapa kelebihan dari metode
demonstrasi dapat membantu siswa
mengingat lebih lama tentang materi yang
disampaikan dan dapat mengurangi kesalah
pahaman karena pengajaran lebih jelas dan
kongkrit25
Guru harus memperhatikan beberapa
langkah-langkah diantaranya:
1. pada tahap persiapan sebelum
demonstrasi dilakukan guru harus
menyusun tujuan,
2. langkah-langkah demonstrasi dan
3. melakukan uji coba terlebih dahulu
untuk menghindari kegagalan pada
saat demonstrasi26
Habib Maulana Maslahul Adi (2020)
menurut dirinya Albert Bandura
bahwasannya peserta didik belajar melalui
meniru bukan hanya semata-mata tindakan
reflex otomaris atas adanya stimulus
melainkan karena akibat reaksi yang
muncul sebagai hasil interaksi anatara
lingkungan.
Belajar dengan pengamatan disebut
modeling.
Implementasi teori behavioristik terhadap
pembelajaran siswa menurut Habib
Maulana Maslahul (2020) yaitu : 1. Peserta
didik sering belajar hanya dengan
mengamati tingkah laku orang lain, yaitu
guru. 2. Menggambarkan konsekuensi
perilaku yang secara efektif dapat
meningkatkan perilaku yang sesuai dengan
yang diharapkan dan menurunkan perilaku
yang tidak pantas. 3. Peniruan (modeling)
menyediakan alternatif untuk membentuk
perilaku baru untuk belajar. Di dalam
mempromosikan model yang efektif,
seorang guru harus memastikan bahwa
empat kondisi esensial harus ada, yaitu
perhatian, retensi, motor reproduksi, dan
motivasi. 4. Guru dan orangtua harus
menjadi mode perilaku yang sesuai dan
berhati-hati agar peserta didik tidak meniru
perilaku yang tidak pantas.27
Dalam pelaksanaan metode demonstrasi
dan observasional learning diperlukan juga
reward. Bentuk-bentuk reward terbagi
menjadi beberapa macam, diantaranya
adalah:
a) reward dalam bentuk verbal seperti
penggunaan kata-kata atau kalimat
yang dapat memotivasi siswa seperti
bagus, baik.
b) reward dalam bentuk non verbal, yaitu
mendekati siswa untuk menyatakan
perhatian, kesenangan terhadap
pekerjaan, tingkah laku, atau
penampilan siswa. Guru mengangguk
tanda senang dan membenarkan
jawaban siswa dapat juga digunakan
sebagai reward untuk siswa.
c) Pemberian angka atau nilai,
d) Hadiah berupa benda seperti gambar,
buku, atau bintang plastik serta
pemberian penghargaan seperti
piagam, piala atau sertifikat. 28

Baine David menganjurkan proses


pembelajaran untuk tunagrahita hendaknya
menggunakan Promting (Ajakan) dan
Fading ( Bantuan bertahap). Dijelaskan
lebih lanjut bahwa Promting merupakan
bantuan sementara yang diberikan kepada
anak agar dapat melakukan sesuatu. Jika
anak tidak dapat melakukan tugasnya ,
berikan promting-ajakan agar anak dapat
melakukan kegiatannya. Namun jika sudah
dapat menyelesaikan tugasnya maka
bantuan harus dihentikan.
Adapun Jenis Promting yaitu
a. Promting Verbal,
a) Ketika proses pembelajaran
berlangsung berikan tambahan
instruksi, misalnya: pegang lap
dan gosokan pada noda dengan
jempol,
b) Katakan lebih keras dan suara
dipanjangkan gosok atau
gosoook
c) Berikan jeda saat
mengatakannya.
b. Promting Tanda Isyarat
a) Misalnya guru menunjuk lokasi
atau tempat kegiatan yang harus
dilakukan
b) Dengan cara mengetuk, guru
dapat membuat suara dengan
mengetuk ketempak atau lokasi,
mengetok bagian nodanya pada
alat yang dipakai;
c) Dengan menyusur , Saat
promting lisan sedang diberikan,
guru dapat menggunakan jarinya
untuk menggambarkan
hubungan antara tugas yang satu
dengan yang lainnya
c. Promting Peragaan
Peragaan adalah metode mengajar
dengan cara demonstrasi.

d. Promting Fisik
Dalam promting fisik guru
menggunakan tangannya untuk
menggerakan anak sesuai langkah-
langkah dalam satu kegiatan. 28
c. Teknik c.Menerapkan Solusi yang saya pilih untuk menyelesaikan Berdasarkan analisis penentuan solusi
analisis metode analisis masalah ini adalah menerapkan teknik yang saya pilih untuk menyelesaikan
penugasan tugas (task analisis tugas. secara definitif analisis masalah yang terpilih maka analisis
analysis) untuk tugas dapat dikatakan sebagai deskripsi alternatif solusinya adalah:
meningkatkan rinci dari setiap tingkah laku yang akan 1. Menerapkan teknik analisis tugas
keterampilan dilakukan atau yang akan dikerjakan. untuk meningkatkan kemampuan
peserta didik Analisis tugas menggambarkan suatu peserta didik tunagrahita kelas III
tunagrahita dalam rangkaian atau urutan satuan tugas kecil SDLB dalam mencuci baju.
mencuci baju. tingkah laku. Setiap langkah dari analisis Adapun langkah-langkah analisis
tugas merupakan komponen esensial tugas adalah:
yang harus dikerjakan satu demi satu. 29 a) Guru harus memperhatikan
manfaat task analysis : memperinci berbagai tugas atau
a) Membuat program pelatihan kegiatan ke dalam langkah-
b) Membuat perencanaan dan langkah kecil,
pengelolaan pembelajaran b) kemudian mengajarkan langkah-
c) Membantu mencapai hasil belajar langkah tersebut kepada siswa.
yang optimal30 c) Siswa mempelajari setiap
. langkah kecil dari suatu proses
Kelebihan dari analisis tugas ini yaitu dan
dengan menggunakan teknik analisis tugas d) Membantu mereka melakukan
akan mempermudah dalam mengerjakan langkah tersebut bersama-sama,
tugas, guru dapat melihat dimana kesulitan siswa tersebut akan mampu
yang dialami anak dalam menyelesaikan melakukannya sampai tugas
tugas, dan pada umumnya dengan analisis yang cukup rumit (masuk dalam
tugas anak tunagrahita ringan bisa berhasil poin 2-akhir)
dalam mengerjakan tugasnya.31 2. Memberikan prompting verbal,
Cara mengevaluasi task analysis: isyarat, dan peragaan.
Cara menilai/mengevaluasi peserta didik 3. Memberikan reward verbal dan non
bisa/tidak dengan tugasnya yaitu dengan verbal
mengamati dari hasil peserta didik dalam
menyelesaikan langkah demi langkah tugas
yang diberikan guru. Cara yang lain yaitu
dapat dengan tabel penilaian untuk
mengamati kemajuan peserta didik yang
dilakukan secara berkelanjutan.32
Langkah-langkah dalam analisis tugas:
a) Guru harus memperhatikan
memperinci berbagai tugas atau
kegiatan ke dalam langkah-langkah
kecil,
b) kemudian mengajarkan langkah-
langkah tersebut kepada siswa.
c) Siswa mempelajari setiap langkah
kecil dari suatu proses dan
d) Membantu mereka melakukan
langkah tersebut bersama-sama,
siswa tersebut akan mampu
melakukannya sampai tugas yang
cukup rumit.32

d. Media d.Menggunakan Solusi yang saya pilih dalam penggunaan Berdasarkan analisis penentuan solusi
pembelajaran media pembelajaran media non digital adalah media kartu yang saya pilih untuk menyelesaikan
digital dan benda sebenarnya, bergambar dan benda sebenarnya, masalah yang terpilih maka analisis
non digital kartu bergambar dan sedangkan media berbasis digitalnya alternatif solusinya adalah:
video pembelajaran adalah video pembelajaran. Hal tersebut 1. Menggunakan media pembelajaran
untuk meningkatkan juga diperkuat berdasarkan kajian literatur benda sebenarnya, kartu
kemampuan mencuci yang diperoleh dari buku serta jurnal yang bergambar untuk meningkatkan
baju pada peserta relevan dengan solusi yang dipilih. kemampuan mencuci baju pada
didik tunagrahita Hal-hal yang dapat meningkatkan hasil peserta didik tunagrahita kelas III
belajar siswa dengan menggunakan media SDLB adapun langkah-langkahnya
antara lain: sebagai berikut:
a) Proses belajar menjadi mudah dan a) Guru menyampaikan
menarik kompetensi yang ingin
b) Efisiensi belajar meningkat dicapai.
c) Membantu konsentrasi belajar siswa b) Menyajikan materi sebagai
d) Meningkatkan motivasi belajar pengantar.
siswa c) Guru menunjukkan atau
e) Siswa terlibat dalam proses memperlihatkan gambar-gambar
pembelajaran.33 kegiatan berkaitan dengan
materi.
Media kartu bergambar adalah media d) Guru menunjuk atau
pembelajaran dengan menggunakan memenggil siswa secara
kertas yang berukuran tebal dan berbentuk bergantian memasang atau
persegi panjang yang ditulisi atau ditandai mengurutkan gambar-gambar
dengan unsur abjad atau huruf tertentu. menjadi urutan yang logis
Kartu bergambar merupakan salah satu alat (diterapkan pada model
bantu pembelajaran yang termasuk dalam pembelajaran kontekstual poin
kategori flash card. Media pembelajaran 2-akhir)
ini mengandalkan kartu bergambar yang 2. Menggunakan video pembelajaran
menjadi faktor utama dalam proses mencuci baju. (ditampilkan pada
pembelajaran. model pembelajaran kontekstual
Kartu bergambar dapat membantu guru poin 1)
mencapai tujuan intruksional karena
selain merupakan media yang murah dan
mudah diperoleh, juga dapat
meningkatkan keaktifan siswa.34
Soetomo (1993) berpendapat bahwa:
“media gambar mempunyai beberapa
kelebihan antara lain: bersifat kongkret,
mengatasi batas waktu dan ruang,
mengatasi kekurangan daya mampu
panca indera manusia, dapat digunakan
untuk menjelaskan suatu masalah, mudah
didapat dan murah”
Langkah-langkah penggunaan media kartu
bergambar
a) Guru menyampaikan kompetensi
yang ingin dicapai.
b) Menyajikan materi sebagai
pengantar.
c) Guru menunjukkan atau
memperlihatkan gambar-gambar
kegiatan berkaitan dengan materi.
d) Guru menunjuk atau memenggil
siswa secara bergantian memasang
atau mengurutkan gambar-gambar
menjadi urutan yang logis.35

Solusi selanjutnya selain penggunaan media


nyata juga menggunakan media video
pembelajaran. Media video pembelajaran
adalah media yang menyajikan audio dan
visual yang berisi pesan-pesan
pembelajaran baik yang berisi konsep,
prinsip, prosedur, teori aplikasi
pengetahuan untuk membantu pemahaman
terhadap suatu materi pembelajaran36

Penggunaan media video pembelajaran


juga mendukung keberhasilan dari
penggunaan media non digital. Guna
menghasilkan video pembelajaran yang
mampu meningkatkan motivasi dan
efektivitas penggunanya maka
pengembangan video pembelajaran harus
memperhatikan beberapa karakteristik dan
kriteria yaitu, antara lain
1) Clarity of Massage (kejalasan
pesan)
2) Stand Alone (berdiri sendiri).
3) User Friendly (bersahabat/akrab
dengan pemakainya). Media video
menggunakan bahasa yang
sedehana, mudah dimengerti.
4) Representasi Isi Materi harus benar-
benar representatif, misalnya materi
simulasi atau demonstrasi.
5) Visualisasi dengan media Materi
dikemas secara multimedia terdapat
didalamnya teks, animasi, sound,
dan video sesuai tuntutan materi.
Materi-materi yang digunakan
bersifat aplikatif, berproses.36
4. Program Kebutuhan khusus
Peserta didik kelas d. Menggunakan Solusi yang saya pilih untuk menyelesaikan
III SDLB belum model pembelajaran masalah model pembelajaran adalah
mampu problem based penerapan model pembelajaran problem
menunjukkan (P3) learning untuk based learning. Model pembelajaran ini
cara menyikat gigi meningkatkan bisa diartikan sebagai model pembelajaran
dengan benar kemampuan yang melibatkan peserta didik agar mampu
menggosok gigi memecahkan masalah melalui beberapa
a. Model peserta didik tahap metode ilmiah. Sehingga peserta
pembelajaran tunagrahita didik memiliki kerampilan memecahkan
problem based masalah.37
learning Tujuan yang ingin dicapai oleh PBL adalah
menemukan alternatif pemecahan masalah
malalui eksplorasi data secara empiris
dalam rangka menumbuhkan sikap ilmiah.38
Beberapa kelebihan pembelajaran berbasis
masalah adalah:
a) Peserta didik lebih memahami
konsep yang diajarkan karena
mereka sendiri yang menemukan
konsep tersebut
b) Peserta didik terlibat secara aktif
dalam pemecahan masalah dan
melibatkan orientasi berpikir tingkat
tinggi
c) Menjadikan peserta didik lebih
mandiri38
Langkah-langkah pembelajaran berbasis
masalah:
a) Mengorientasikan peserta didik pada
masalah
b) Mengorganisasi peserta didik untuk
belajar
c) Membimbing penyelidikan
individual ataupun kelompok.
d) Mengembangkan dan menyajikan
hasil karya
e) Menganalisis dan mengevaluasi
proses pemecahan masalah39

b. Metode b.Menerapkan metode Solusi yang saya pilih untuk menyelesaikan Berdasarkan analisis penentuan solusi
demonstrasi demonstrasi dan permasalahan terpilih adalah penerapan yang saya pilih untuk menyelesaikan
dan observasional learning metode demontrasi dan observasional masalah yang terpilih maka analisis
observasional untuk menyelesaikan learning. Pemilihan metode demonstrasi alternatif solusinya adalah:
learning masalah yang berkaitan karena demonstrasi merupakan praktek 1. Mengembangkan perangkat
disertai dengan melakukan yang diperagakan oleh guru kepada siswa. pembelajaran berbasis metode
reward dan keterampilan menggosok Penerapan metode demonstrasi dapat demonstrasi dan observasional
prompting gigi pada peserta didik meningkatkan proses interaksi belajar learning untuk meningkatkan
tunagrahita mengajar dikelas dan siswa dapat kemampuan peserta didik
memusatkan perhatian pada pelajaran yang tunagrahita kelas III SDLB
diberikan. metode demonstrasi adalah dalam menggosok gigi.
metode mengajar yang sangat efektif, sebab 2. Memberikan prompting verbal,
membantu para siswa untuk mencari isyarat, dan peragaan.
jawaban dengan usaha sendiri berdasarkan 3. Memberikan reward verbal dan
fakta (data) yang benar40. non verbal
Beberapa kelebihan dari metode
demonstrasi dapat membantu siswa
mengingat lebih lama tentang materi yang
disampaikan dan dapat mengurangi kesalah
pahaman karena pengajaran lebih jelas dan
kongkrit41
Guru harus memperhatikan beberapa
langkah-langkah diantaranya:
1. pada tahap persiapan sebelum
demonstrasi dilakukan guru harus
menyusun tujuan,
2. langkah-langkah demonstrasi dan
3. melakukan uji coba terlebih dahulu
untuk menghindari kegagalan pada
saat demonstrasi26
Habib Maulana Maslahul Adi (2020)
menurut dirinya Albert Bandura
bahwasannya peserta didik belajar melalui
meniru bukan hanya semata-mata tindakan
reflex otomaris atas adanya stimulus
melainkan karena akibat reaksi yang
muncul sebagai hasil interaksi anatara
lingkungan.
Belajar dengan pengamatan disebut
modeling.
Implementasi teori behavioristik terhadap
pembelajaran siswa menurut Habib
Maulana Maslahul (2020) yaitu : 1. Peserta
didik sering belajar hanya dengan
mengamati tingkah laku orang lain, yaitu
guru. 2. Menggambarkan konsekuensi
perilaku yang secara efektif dapat
meningkatkan perilaku yang sesuai dengan
yang diharapkan dan menurunkan perilaku
yang tidak pantas. 3. Peniruan (modeling)
menyediakan alternatif untuk membentuk
perilaku baru untuk belajar. Di dalam
mempromosikan model yang efektif,
seorang guru harus memastikan bahwa
empat kondisi esensial harus ada, yaitu
perhatian, retensi, motor reproduksi, dan
motivasi. 4. Guru dan orangtua harus
menjadi mode perilaku yang sesuai dan
berhati-hati agar peserta didik tidak meniru
perilaku yang tidak pantas.42
Dalam pelaksanaan metode demonstrasi
dan observasional learning diperlukan juga
reward. Bentuk-bentuk reward terbagi
menjadi beberapa macam, diantaranya
adalah:
a) reward dalam bentuk verbal seperti
penggunaan kata-kata atau kalimat
yang dapat memotivasi siswa seperti
bagus, baik.
b) reward dalam bentuk non verbal, yaitu
mendekati siswa untuk menyatakan
perhatian, kesenangan terhadap
pekerjaan, tingkah laku, atau
penampilan siswa. Guru mengangguk
tanda senang dan membenarkan
jawaban siswa dapat juga digunakan
sebagai reward untuk siswa.
c) Pemberian angka atau nilai,
d) Hadiah berupa benda seperti gambar,
buku, atau bintang plastik serta
pemberian penghargaan seperti
piagam, piala atau sertifikat. 43

Baine David menganjurkan proses


pembelajaran untuk tunagrahita hendaknya
menggunakan Promting (Ajakan) dan
Fading ( Bantuan bertahap). Dijelaskan
lebih lanjut bahwa Promting merupakan
bantuan sementara yang diberikan kepada
anak agar dapat melakukan sesuatu. Jika
anak tidak dapat melakukan tugasnya ,
berikan promting-ajakan agar anak dapat
melakukan kegiatannya. Namun jika sudah
dapat menyelesaikan tugasnya maka
bantuan harus dihentikan.
Adapun Jenis Promting yaitu
a. Promting Verbal,
a) Ketika proses pembelajaran
berlangsung berikan tambahan
instruksi, misalnya: pegang lap
dan gosokan pada noda dengan
jempol,
b) Katakan lebih keras dan suara
dipanjangkan gosok atau
gosoook
c) Berikan jeda saat
mengatakannya.
b. Promting Tanda Isyarat
a) Misalnya guru menunjuk lokasi
atau tempat kegiatan yang harus
dilakukan
b) Dengan cara mengetuk, guru
dapat membuat suara dengan
mengetuk ketempak atau lokasi,
mengetok bagian nodanya pada
alat yang dipakai;
c) Dengan menyusur , Saat
promting lisan sedang diberikan,
guru dapat menggunakan jarinya
untuk menggambarkan
hubungan antara tugas yang satu
dengan yang lainnya
c. Promting Peragaan
Peragaan adalah metode mengajar
dengan cara demonstrasi.
d. Promting Fisik
Dalam promting fisik guru
menggunakan tangannya untuk
menggerakan anak sesuai langkah-
langkah dalam satu kegiatan. 44
c. Media c. Menggunakan media Solusi yang saya pilih dalam penggunaan Berdasarkan analisis penentuan solusi
pembelajaran pembelajaran benda media non digital adalah media kartu yang saya pilih untuk menyelesaikan
digital dan non sebenarnya, kartu bergambar dan benda sebenarnya, masalah yang terpilih maka analisis
digital bergambar dan video sedangkan media berbasis digitalnya alternatif solusinya adalah:
pembelajaran untuk adalah video pembelajaran. Hal tersebut 1. Menggunakan media
meningkatkan juga diperkuat berdasarkan kajian literatur pembelajaran benda sebenarnya,
kemampuan mencuci yang diperoleh dari buku serta jurnal yang kartu bergambar untuk
baju pada peserta relevan dengan solusi yang dipilih. meningkatkan kemampuan
didik tunagrahita Hal-hal yang dapat meningkatkan hasil menggosok gigi pada peserta
belajar siswa dengan menggunakan media didik tunagrahita kelas III SDLB
antara lain: Adapun langkah-langkahnya
a) Proses belajar menjadi mudah dan sebagai berikut:
menarik a) Guru menyampaikan
b) Efisiensi belajar meningkat kompetensi yang ingin
c) Membantu konsentrasi belajar siswa dicapai.
d) Meningkatkan motivasi belajar b) Menyajikan materi sebagai
siswa pengantar.
e) Siswa terlibat dalam proses c) Guru menunjukkan atau
pembelajaran.45 memperlihatkan gambar-gambar
kegiatan berkaitan dengan
Media kartu bergambar adalah media materi.
pembelajaran dengan menggunakan Guru menunjuk atau
kertas yang berukuran tebal dan berbentuk memenggil siswa secara
persegi panjang yang ditulisi atau ditandai bergantian memasang atau
dengan unsur abjad atau huruf tertentu. mengurutkan gambar-gambar
Kartu bergambar merupakan salah satu alat menjadi urutan yang logis
bantu pembelajaran yang termasuk dalam (diterapkan pada model
kategori flash card. Media pembelajaran pembelajaran kontekstual poin
ini mengandalkan kartu bergambar yang 2-akhir)
menjadi faktor utama dalam proses a. Menggunakan video
pembelajaran. pembelajaran mencuci baju.
Kartu bergambar dapat membantu guru (ditampilkan pada model
mencapai tujuan intruksional karena pembelajaran kontekstual poin
selain merupakan media yang murah dan 1)
mudah diperoleh, juga dapat
meningkatkan keaktifan siswa.46
Soetomo (1993) berpendapat bahwa:
“media gambar mempunyai beberapa
kelebihan antara lain: bersifat kongkret,
mengatasi batas waktu dan ruang,
mengatasi kekurangan daya mampu
panca indera manusia, dapat digunakan
untuk menjelaskan suatu masalah, mudah
didapat dan murah”
Langkah-langkah penggunaan media kartu
bergambar
a) Guru menyampaikan kompetensi
yang ingin dicapai.
b) Menyajikan materi sebagai
pengantar.
c) Guru menunjukkan atau
memperlihatkan gambar-gambar
kegiatan berkaitan dengan materi.
d) Guru menunjuk atau memenggil
siswa secara bergantian memasang
atau mengurutkan gambar-gambar
menjadi urutan yang logis.47

Solusi selanjutnya selain penggunaan media


nyata juga menggunakan media video
pembelajaran. Media video pembelajaran
adalah media yang menyajikan audio dan
visual yang berisi pesan-pesan
pembelajaran baik yang berisi konsep,
prinsip, prosedur, teori aplikasi
pengetahuan untuk membantu pemahaman
terhadap suatu materi pembelajaran48

Penggunaan media video pembelajaran


juga mendukung keberhasilan dari
penggunaan media non digital. Guna
menghasilkan video pembelajaran yang
mampu meningkatkan motivasi dan
efektivitas penggunanya maka
pengembangan video pembelajaran harus
memperhatikan beberapa karakteristik dan
kriteria yaitu, antara lain
1) Clarity of Massage (kejalasan pesan)
2) Stand Alone (berdiri sendiri).
3) User Friendly (bersahabat/akrab
dengan pemakainya). Media video
menggunakan bahasa yang
sedehana, mudah dimengerti.
4) Representasi Isi Materi harus benar-
benar representatif, misalnya materi
simulasi atau demonstrasi.
5) Visualisasi dengan media Materi
dikemas secara multimedia terdapat
didalamnya teks, animasi, sound,
dan video sesuai tuntutan materi.
Materi-materi yang digunakan
bersifat aplikatif, berproses.48
LITERASI:

1. Kusumo, Galih (editor) (2016) Rencana pelaksanaan pembelajaran innovatif di Sekolah Dasar mengacu kurikulum
2013. Sanata Dharma University Press, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. ISBN 978-602-6369-38-
http://repository.usd.ac.id/id/eprint/11801
2. Hasibuan, M. I. (2014). Model Pembelajaran CTL (Contextual Teaching and Learning). Logaritma: Jurnal Ilmu-ilmu
Pendidikan dan Sains, 2(01).
https://jurnal.iain-padangsidimpuan.ac.id/index.php/LGR/article/view/214/195
3. Rosalia, I. (2009). Pengaruh Latihan Kesadaran Linguistik Terhadap Kemampuan Membaca Permulaan Pada Anak
Tunagrahita Ringan: Studi Eksperimen Terhadap Anak Tunagrahita Ringan di SLB-C Plus Asih Manunggal dan SLB-C
Sukapura Bandung (Doctoral dissertation, Universitas Pendidikan Indonesia).
https://eprints.unm.ac.id/22211/
4. Retno Palupi,Suhesti.2016. keefektifan metode Linguistik Pada Pembelajaran membaca permulaan anak berkebutuhan khusus
kelas II di SD Negeri Mustokerjo. Universitas Negeri Yogyakarta
https://123dok.com/document/y4w7x3rq-keefektifan-linguistik-pembelajaran-membaca-permulaan-berkesulitan-belajar-
mustokorejo.html
5. Nida.2019. Penggunaan Metode Drill Dalam Pembelajaran Matematika. Prosiding Seminar Nasional.Volume 02, Nomor 1
ISSN 2443-1109 Halaman 399 dari 896
http://journal.uncp.ac.id/index.php/proceding/article/view/576

6. Salamor, J. M. (2017). Hubungan antara pemberian reward dari guru dengan motivasi berprestasi siswa di SMA Kristen
Halmahera Utara. Hibualamo: Seri Ilmu-Ilmu Sosial dan Kependidikan, 1(1), 21-29.
https://Download.garuda.kemdikbud.go.id/
7. Taboer Arif, Wuryani. 2019. Modul 4 Pendidikan Anak dengan Hambatan Intelektual dan Lambat belajar. Kementrian
Pendidikan dan Kebudayaan
8. Nurrita, T. (2018). Pengembangan media pembelajaran untuk meningkatkan hasil belajar siswa. MISYKAT: Jurnal Ilmu-ilmu
Al-Quran, Hadist, Syari'ah dan Tarbiyah, 3(1), 171
https://Download.garuda.kemdikbud.go.id/
9. Rahayuningsih, S. S., Soesilo, T. D., & Kurniawan, M. (2019). Peningkatan Kemampuan Mengenal Huruf Pada Anak Usia 5-6
Tahun Melalui Metode Bermain Dengan Media Kotak Pintar. Scholaria: Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan, 9(1), 11-18.
https://www.seminticscholar.org/paper/Peningkatan-Kemampuan-Mengenal-Huruf-Pada-Anak-Usia-Rahayuningsih-
Soesilo/b38e8a4e5f07db9fb6e68120052bf22622c50e1f
10. Nurdiansyah.(2019).Media pembelajaran inovatif.Sidoarjo:UMSIDA Press.
https://eprints.umsida.ac.id
11. Cheppy, Riyana. 2007 Pedoman Pengembangan Media Video, P3AI UPI , Jakarta, 2007.
https://ejournal.perpusnas.go.id/md/article/download/728/720
12. Nadia, Rusmawan, & Maria.2022. Peningkatan Motivasi Membaca dan Menulis Menggunakan Model Pembelajaran Problem
Based Learning (PBL). EDUKATIF: JURNAL ILMU PENDIDIKAN.Volume 4 Nomor 4 Tahun 2022 Halm 6168 – 6176
https://edukatif.org/index.php/edukatif/article/view/3244
13. Riadi, Muchlisin. (2017). Model Pembelajaran Problem Based Learning (PBL). Diakses pada 9/18/2022,
dari https://www.kajianpustaka.com/2017/08/model-pembelajaran-problem-based-learning.html
14. Sihkabuden.2012. Bahan Ajar Belajar dan Pembelajaran. Unit Pelaksana Mata Kuliah Umum: Universitas Negeri Malang
15. Dwirahayu, G., & Nursida, N. (2017). Mengembangkan pembelajaran matematika dengan menggunakan metode permainan
untuk siswa kelas 1 MI. Delta-Pi: Jurnal Matematika dan Pendidikan Matematika, 5(2).
Mengembangkan Pembelajaran Matematika Dengan Menggunakan Metode Permainan Untuk Siswa Kelas 1 Mi | Dwirahayu |
Delta-Pi: Jurnal Matematika Dan Pendidikan Matematika (Unkhair.Ac.Id)
16. Ulfa, Afrida. 2015. Peningkatan Hasil Belajar Bilangan Romawi Melalui Metode Permainan Susun Bilangan dan Teka Teki
Silang SIswa Kelas IV SDN Kembaran CAndimulyo Magelang. Universitas Negeri Yogyakarta.
Langkah-langkah Pembelajaran dengan Metode Permainan Manfaat Permainan untuk Anak (123dok.com)
17. Salamor, J. M. (2017). Hubungan antara pemberian reward dari guru dengan motivasi berprestasi siswa di SMA Kristen
Halmahera Utara. Hibualamo: Seri Ilmu-Ilmu Sosial dan Kependidikan, 1(1), 21-29.
https://Download.garuda.kemdikbud.go.id/
18. Taboer Arif, Wuryani. 2019. Modul 4 Pendidikan Anak dengan Hambatan Intelektual dan Lambat belajar. Kementrian
Pendidikan dan Kebudayaan
19. Nurrita, T. (2018). Pengembangan media pembelajaran untuk meningkatkan hasil belajar siswa. MISYKAT: Jurnal Ilmu-ilmu
Al-Quran, Hadist, Syari'ah dan Tarbiyah, 3(1), 171.
https://Download.garuda.kemdikbud.go.id/
20. Dwirahayu, G., & Nursida, N. (2017). Mengembangkan pembelajaran matematika dengan menggunakan metode permainan
untuk siswa kelas 1 MI. Delta-Pi: Jurnal Matematika dan Pendidikan Matematika, 5(2).
Mengembangkan Pembelajaran Matematika Dengan Menggunakan Metode Permainan Untuk Siswa Kelas 1 Mi | Dwirahayu |
Delta-Pi: Jurnal Matematika Dan Pendidikan Matematika (Unkhair.Ac.Id)
21. Cheppy, Riyana. 2007 Pedoman Pengembangan Media Video, P3AI UPI , Jakarta, 2007.
https://ejournal.perpusnas.go.id/md/article/download/728/720
22. Kusumo, Galih (editor) (2016) Rencana pelaksanaan pembelajaran innovatif di Sekolah Dasar mengacu kurikulum
2013. Sanata Dharma University Press, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. ISBN 978-602-6369-38-
http://repository.usd.ac.id/id/eprint/11801
23. Hasibuan, M. I. (2014). Model Pembelajaran CTL (Contextual Teaching and Learning). Logaritma: Jurnal Ilmu-ilmu
Pendidikan dan Sains, 2(01).
https://jurnal.iain-padangsidimpuan.ac.id/index.php/LGR/article/view/214/195

24. Sudjana, Nana. (2004). Dasar-dasar proses pembelajaran. Bandung: Sinar Baru Algensindo
25. Fince, Ramadhan A & Gagaramusu Y.2014. Penerapan Metode Demonstrasi untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa pada
Materi Penyebab Benda Bergerak di Kelas 1 SDN Dampala Kec. Bahodopi Kab. Morowali. Jurnal Kreatif Tadulako Online.
Vol 3 No, 218-231.
Https://Media.Neliti.Com/Media/Publications/137751-ID-Penerapan-Metode-Demonstrasi-Untuk-Menin.Pdf
26. Nahdi, Dede Salim. (2018). Upaya Meningkatkan Pemahaman Konsep Siswa Melalui Penerapan Metode Demonstrasi Pada
Mata Pelajaran Ipa. Jurnal Cakrawala Pendas Vol. 4 No.2 Edisi Juli 2018.
https://core.ac.uk/download/pdf/228882831.pdf
27. Murniarti, E. (2020). Pengertian, Prinsip, Bentuk, Metode, Dan Apliaksi Pembelajaran Dari Teori-Teori Belajar Dari
Pendekatan Perilaku Dan Observational Learning (Teori Belajar Dari Pavlov, Skinner, Bandura.
BahanAjar42020.pdf (uki.ac.id)
28. Salamor, J. M. (2017). Hubungan antara pemberian reward dari guru dengan motivasi berprestasi siswa di SMA Kristen
Halmahera Utara. Hibualamo: Seri Ilmu-Ilmu Sosial dan Kependidikan, 1(1), 21-29.
https://Download.garuda.kemdikbud.go.id/
29. Taboer Arif, Wuryani. 2019. Modul 4 Pendidikan Anak dengan Hambatan Intelektual dan Lambat belajar. Kementrian
Pendidikan dan Kebudayaan
30. Kowaas, M. (2021). Penggunaan Metode Analisis Tugas dalam Meningkatkan Kemampuan Bina Diri Berpakaian Seragam
pada Anak tunagrahita Sedang di SLB YPAC Manado. Jurnal Ilmiah Wahana Pendidikan, 7(2), 472-477.
https://doi.org/10.5281/zenodo.4777738
31. Rahmadani, E., & Taufan, J. (2021). Meningkatkan Keterampilan Membuat Kotak Mahar Melalui Analisis Tugas bagi Anak
Tunagrahita Ringan di SLB Negeri 1 Lubuk Basung. Jurnal Penelitian Pendidikan Khusus, 9(2), 33-40.
Meningkatkan Keterampilan Membuat Kotak Mahar Melalui Analisis Tugas bagi Anak Tunagrahita Ringan di SLB Negeri 1
Lubuk Basung | Rahmadani | Jurnal Penelitian Pendidikan Khusus (unp.ac.id)
32. Panjaitan, R. A., & Irdamurni, K. (2013). Meningkatkan kemampuan toilet training melalui analisis tugas pada anak
tunagrahita sedang. Jurnal Penelitian Pendidikan Khusus, 2(3).
MENINGKATKAN KEMAMPUAN TOILET TRAINING MELALUI ANALISIS TUGAS PADA ANAK TUNAGRAHITA
SEDANG | Kasiyati | Jurnal Penelitian Pendidikan Khusus (unp.ac.id)
33. Nurrita, T. (2018). Pengembangan media pembelajaran untuk meningkatkan hasil belajar siswa. MISYKAT: Jurnal Ilmu-ilmu
Al-Quran, Hadist, Syari'ah dan Tarbiyah, 3(1), 171.
https://Download.garuda.kemdikbud.go.id/
34. Tiwi, I. N., Sumarno, S., & Dwi, A. (2019). Pengaruh Model Make A Match Berbantu Media Kartu Bergambar terhadap
Kemampuan Membaca dan Menulis. MIMBAR PGSD Undiksha, 7(3).
https://doi.org/10.23887/jjpgsd.v7i3.19412
35. Parwati, N. N., Parmiti, D. P., & Jampel, I. N. (2013). Penerapan Pembelajaran Picture And Picture Berbantuan Media Kartu
Angka Bergambar Dapat Meningkatkan Perkembangan Kognitif. Jurnal Pendidikan Anak Usia Dini Undiksha, 1(1).
https://doi.org/10.23887/paud.v1i1.1041
36. Cheppy, Riyana. 2007 Pedoman Pengembangan Media Video, P3AI UPI , Jakarta, 2007.
https://ejournal.perpusnas.go.id/md/article/download/728/720
37. Nadia, Rusmawan, & Maria.2022. Peningkatan Motivasi Membaca dan Menulis Menggunakan Model Pembelajaran Problem
Based Learning (PBL). Edukatif: Jurnal Ilmu Pendidikan.Volume 4 Nomor 4 Tahun 2022 Halm 6168 – 6176
https://edukatif.org/index.php/edukatif/article/view/3244
38. Riadi, Muchlisin. (2017). Model Pembelajaran Problem Based Learning (PBL). Diakses pada 9/18/2022,
dari https://www.kajianpustaka.com/2017/08/model-pembelajaran-problem-based-learning.html
39. Sihkabuden.2012. Bahan Ajar Belajar dan Pembelajaran. Unit Pelaksana Mata Kuliah Umum: Universitas Negeri Malang
40. Sudjana, Nana. (2004). Dasar-dasar proses pembelajaran. Bandung: Sinar Baru Algensindo
41. Fince, Ramadhan A & Gagaramusu Y.2014. Penerapan Metode Demonstrasi untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa pada
Materi Penyebab Benda Bergerak di Kelas 1 SDN Dampala Kec. Bahodopi Kab. Morowali. Jurnal Kreatif Tadulako Online.
Vol 3 No, 218-231.
Https://Media.Neliti.Com/Media/Publications/137751-ID-Penerapan-Metode-Demonstrasi-Untuk-Menin.Pdf
42. Nahdi, Dede Salim. (2018). Upaya Meningkatkan Pemahaman Konsep Siswa Melalui Penerapan Metode Demonstrasi Pada
Mata Pelajaran Ipa. Jurnal Cakrawala Pendas Vol. 4 No.2 Edisi Juli 2018.
https://core.ac.uk/download/pdf/228882831.pdf
43. Murniarti, E. (2020). Pengertian, Prinsip, Bentuk, Metode, Dan Apliaksi Pembelajaran Dari Teori-Teori Belajar Dari
Pendekatan Perilaku Dan Observational Learning (Teori Belajar Dari Pavlov, Skinner, Bandura.
BahanAjar42020.pdf (uki.ac.id)
44. Salamor, J. M. (2017). Hubungan antara pemberian reward dari guru dengan motivasi berprestasi siswa di SMA Kristen
Halmahera Utara. Hibualamo: Seri Ilmu-Ilmu Sosial dan Kependidikan, 1(1), 21-29.
https://Download.garuda.kemdikbud.go.id/
45. Nurrita, T. (2018). Pengembangan media pembelajaran untuk meningkatkan hasil belajar siswa. MISYKAT: Jurnal Ilmu-ilmu
Al-Quran, Hadist, Syari'ah dan Tarbiyah, 3(1), 171.
https://Download.garuda.kemdikbud.go.id/
46. Tiwi, I. N., Sumarno, S., & Dwi, A. (2019). Pengaruh Model Make A Match Berbantu Media Kartu Bergambar terhadap
Kemampuan Membaca dan Menulis. MIMBAR PGSD Undiksha, 7(3).
https://doi.org/10.23887/jjpgsd.v7i3.19412
47. Parwati, N. N., Parmiti, D. P., & Jampel, I. N. (2013). Penerapan Pembelajaran Picture And Picture Berbantuan Media Kartu
Angka Bergambar Dapat Meningkatkan Perkembangan Kognitif. Jurnal Pendidikan Anak Usia Dini Undiksha, 1(1).
https://doi.org/10.23887/paud.v1i1.1041
48. Cheppy, Riyana. 2007 Pedoman Pengembangan Media Video, P3AI UPI , Jakarta, 2007.
https://ejournal.perpusnas.go.id/md/article/download/728/720

Anda mungkin juga menyukai