Anda di halaman 1dari 8

Tugas Kelompok ke-1

Week 3
Essay:

1. Jelaskan perbedaan perlakuan biaya dari fixed cost dan variable cost berdasarkan total
dan per unit!

2. Pilih sebuah perusahaan di bawah ini untuk dapat dianalisis (setiap kelompok harus
berbeda. Dosen pengampu mohon memperhatikan perusahaan yang diambil jika ada yang
harus double atau tidak):

a. Tokopedia

b. BNI

c. Mall Grand Indonesia

d. KFC

e. Telkomsel

Terkait dengan pandemi COVID-19 yang mulai ada dari akhir 2019 dan menjadi
pandemi dunia, banyak perusahaan yang menjadi Work from Home (WFH) dan merubah
internal business process dari perusahaan-perusahaan di dunia, khususnya Indonesia.
Biaya apa sajakah yang akan tetap ada dan biaya apa saja yang akan berkurang berkaitan
dengan operasional perusahaan?

Sertakan informasi dan referensi yang didapatkan dari berita atau website terkait dengan
informasi perusahaan dan COVID-19!

3. Cari Fixed Cost dan Variable Cost dari data biaya dan aktivitas berikut ini:

Hours of Total Repair


Repair Cost
Juli 1,875 $15,900
Agustus 1,35 $14,800
September 2,1 $16,550
Oktober 1,65 $15,250
November 2,325 $18,200
Desember 2,55 $19,600

JAWABAN

ACCT6173 – Managerial Accounting


1. Jelaskan perbedaan perlakuan biaya dari fixed cost dan variable cost berdasarkan total
dan per unit!

JAWABAN

Berikut perbedaan perlakuan biaya dari fixed cost dan variable cost berdasarkan total dan per
unit :

1. Variable cost :
Berdasarkan total : Variable cost berubah sebagai perubahan tingkat aktivitas, sedangkan
Berdasarkan Unit : Variable cost tetap sama diatas rentang aktivitas yang luas
2. Fixed cost :
Berdasarkan total : Total Fixed cost tetap sama bahkan ketika tingkat kegiatan berubah.
Berdasarkan Unit : Rata – rata Fixed Cost tetap per unit sebagai tingkat aktivitas naik.

Berikut penjelasan lebih jelas dalam bentuk gambar :

Fixed Costadalah cost yang selalu tetap dalam rentang yang relevan, penambahan aktifitas
dalam rentang yang relevan tidak akan menambah fixed cost. Fixed cost per unit berubah- ubah

ACCT6173 – Managerial Accounting


dan secara total selalu tetap.Misalnya biaya sewa mesin fotokopi Rp 10.000.000/bulan tidak
memandang berapa lembar yang digunakan untuk membuat fotokopi, tentunya bila jumlah yang
difotokopi semakin banyak maka fixed cost per unitnya akan makin murah. Misalnya kembali ke
contoh diatas bila selama sebulan kios tersebut dapat memfotokopi 100.000.000 lembar kertas
maka fixed cost per lembarnya menjadi Rp 0.1 dan bila hanya memfotokopi 1.000.000 lembar
maka fixed cost per lembar menjadi Rp 10.

Variable Costadalah cost yang bertambah seiring penambahan aktifitas. Aktifitas ini dapat
diekspresikan dalam unit produksi, unit terjual, miles yang dijalani,kamar tidur yang
terjual,jumlah jam yang digunakan dsb.

Variable cost (Biaya variabel ) adalah biaya yang bervariasi, secara total, dalam proporsi
langsung untuk perubahan dalam tingkat aktivitas. Kegiatan dapat diungkapkan dalam banyak
cara, seperti unit yang diproduksi, unit yang dijual, tempat tidur ditempati, garis cetak, jam kerja,
dan sebagainya.

Contoh :1 unit kue memerlukan 1kg tepung dengan harga Rp 10.000/kg, maka variable cost
untuk 1 kue adalah Rp 10.000, maka bila perusahaan memproduksi 50 kue maka total variabel
costnya menjadi Rp 500.000. variable cost per unit selalu tetap dan dalam total selalu berubah
ubah sesuai tingkat aktifitasnya.

ACCT6173 – Managerial Accounting


REFERENSI :

1. Garrison, Ray, Eric Noreen,Peter Brewer,Nam Sang Chrng,Katherine C.K.Yuen,(2015),


Managerial Accounting Asia Global Edition Book, 2th edition,McGraw Hill Education,
New York, chapter 2

KETERANGAN GAMBAR :

ACCT6173 – Managerial Accounting


2. kami memlih peusahaan tookpedia
Pandemi Covid-19 telah memberikan dampak terhadap hampir seluruh sektor usaha,
termasuk Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM). Hadirnya platform online seperti
Tokopedia turut membangkitkan kembali bisnis pelaku usaha dan UMKM yang sempat
lesu. Marketplace menjadi tempat untuk menjual produk yang paling banyak dibutuhkan
masyarakat saat pandemi, seperti makanan dan minuman serta produk kesehatan. Kepala
Lembaga Penyelidikan Ekonomi dan Masyarakat Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Universitas Indonesia (LPEM FEB UI), Riatu Qibthiyyah menyatakan transisi pelaku
usaha dari offline ke online marak terjadi pada periode tersebut.
“Sebagian besar yang masuk ke online dikarenakan usaha offline terganggu karena
penurunan aktivitas usaha khususnya saat Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB).
Pelaku usaha UMKM yang berasal dari pekerja terdampak PHK juga mulai beradaptasi
ke penjualan online,” ujar Riatu dalam wawancara dengan Katadata.co.id, Kamis (18/3).
Riset LPEM FEB UI mencatat, terjadi peningkatan jumlah pelaku usaha yang menjual
produk esensial selama pandemi Covid-19. Proporsi pelaku usaha yang menjual produk
makanan dan minuman meningkat dari yang sebelum pandemi 30,8% tumbuh menjadi
44,3% saat pandemi. Sedangkan pelaku usaha yang menjual produk kesehatan dan
perawatan pribadi meningkat dari 14,9% menjadi 28,1%.
Berdasarkan pertumbuhan nilai transaksi per kategori saat pandemi, jenis produk
kesehatan mengalami pertumbuhan paling tinggi yakni sebesar 154,1% melampaui
produk makanan minuman 106,1% dan elektronik 24,1%. “Permintaan yang terkait
barang-barang kesehatan meningkat. Konsumsi makanan dan minuman dan hobi seperti
game mengalami peningkatan karena masyarakat banyak yang beraktivitas di dalam
rumah,” ujar Riatu dan Tim LPEM UI. “Semakin banyak yang masuk pastinya
kompetisinya semakin sulit, berarti harus ada strategi promosi atau network sesama.
Tokopedia memiliki connectivity di dalam platformnya dan value chain dalam
memberikan input,” katanya.

Direktur Kebijakan Publik dan Hubungan Pemerintah Tokopedia Astri Wahyuni


mengatakan selama pandemi Covid-19, belanja online terus menjadi alternatif
masyarakat untuk mengurangi risiko penyebaran virus di tempat ramai. Tren transaksi
ACCT6173 – Managerial Accounting
untuk kategori produk-produk esensial mengalami lonjakan. Banyak penjual di
Tokopedia yang bergerak membantu menyediakan produk kesehatan yang paling
dibutuhkan masyarakat selama 2020. “Total masker yang terjual mencapai lebih dari 5x
total penduduk pulau Jawa. Di sisi lain, jumlah hand sanitizer yang terjual mencapai 4x
total penduduk Bali,” kata Astri kepada Katadata.co.id. Dalam menghadapi pandemi dan
sederet tantangannya, Tokopedia menurutnya telah membantu pelaku usaha beradaptasi
melalui sejumlah inisiatif hasil kolaborasi dengan mitra strategis seperti
#BanggaBuatanIndonesia, #JagaEkonomiIndonesia, Waktu Indonesia Belanja (WIB),
dan lainnya.

Selama pandemi Covid-19, Tokopedia juga melihat tren belanja makanan dan minuman
meningkat tajam. Oleh sebab itu, salah satu inisiatif yang Tokopedia luncurkan di awal
pandemi bersama Kemenparekraf dan Kemenperin adalah kampanye #SatuDalamKopi.
Kampanye ini diharapkan mampu memajukan produk kopi nusantara sekaligus membuat
roda perekonomian tetap bergerak di tengah pandemi. “Kami juga meluncurkan
kampanye Tokopedia Nyam! di mana Tokopedia mempermudah masyarakat
mendapatkan produk makanan dan minuman tanpa harus keluar rumah,” ujarnya.
Tokopedia juga berkolaborasi dengan pemerintah mitra strategis lainnya untuk
membangun sinergi dalam mendongkrak penjualan di kategori seperti otomotif melalui
kampanye #GerakanOtomotifNasional. Kolaborasi Tokopedia dan Kementerian
Perindustrian berkolaborasi ini merupakan bentuk inovasi di sektor otomotif dengan
memanfaatkan sarana penjualan online.

Dengan kampanye ini diharapkan pengusaha lokal otomotif dapat terus memasarkan
produk dan memastikan usaha mereka tetap berjalan di tengah penjualan industri
otomotif yang menurun hingga 40% saat pandemi.. Deputi Bidang Pembiayaan
Kementerian Koperasi dan UMKM, Hanung Harimba mengatakan, berdasarkan laporan
e-Conomy SEA 2020 dari Google, Temasek dan Bain & Company, selama pandemi
penjualan platform e-commerce naik 26% menjadi Rp 36 triliun pada kuartal II 2020
dibandingkan periode yang sama 2019. Transaksi harian juga naik menjadi 4,8 juta
transaksi dari 3,1 juta transaksi pada periode yang sama tahun sebelumnya. Namun, akses
internet yang belum merata di seluruh wilayah Indonesia menjadi hambatan utama bagi
UMKM berjualan online dan berinovasi menjual produknya.

“Akses internet belum sepenuhnya dimanfaatkan secara optimal untuk berdagang.


Kemampuan sebagian pelaku usaha untuk menampilkan produk dan promosi online
masih terbatas,” Ujar Hanung dalam wawancara dengan Katadata.co.id, Jumat (19/3).
Oleh sebab itu, UMKM menurutnya masih memerlukan peran dan pendampingan reseller
atau marketplace agar bisa terhubung dengan konsumen platform online.

ACCT6173 – Managerial Accounting


sumber : https://katadata.co.id/ekarina/digital/6061d0c649d53/riset-nilai-transaksi-
produk-kesehatan-tokopedia-melonjak-154

3. The High-Low Method

month Hours of repair Total repair cost

Juli 1,875 $15,900


Agustus 1,35 $14,800
September 2,1 $16,550
Oktober 1,65 $15,250
November 2,325 $18,200
Desember 2,55 $19,600
High (desember) 2,55 $19,600
Low (agustus ) 1,35 $14,800
change 1,2 $4,800

The variable cost per hour of repair = $4,800 / 1,2 = $ 4000/hour

Total Fixed Cost = Total Cost – Total Variable Cost

Total Fixed Cost = $19,600 – ( $4,000/hour x 2,55 )

Total Fixed Cost = $19,600 – $10,200

Total Fixed Cost = $9,400

The cost equation for repair Y = $9,400 + $4,000X

ACCT6173 – Managerial Accounting


ACCT6173 – Managerial Accounting

Anda mungkin juga menyukai