PROVINSI JAMBI
Oleh:
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa. Atas rahmat hidayat
yang diberikan dan kelancaran penyelesaian karya tulis ilmiah yang penulis kerjakan yaitu
"Analisis dan Identifikasi Gangguan Kesehatan Masyarakat di Provinsi Jambi".
Tak lupa ucapan terima kasih kepada ibu Sovi Junita Eviyanti S.Pd, selaku guru mata
pelajaran biologi penulis yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan karya tulis
ilmiah ini dan juga penulis mengucapkan terima kasih kepada teman teman yang telah
membantu dalam pembuatan karya tulis ilmiah ini.
Karya tulis ilmiah ini membantu kita untuk menganalisis gangguan kesehatan apa yang
terjadi di masyarakat Jambi dan memberi solusi dalam gangguan kesehatan yang terjadi di
Jambi , bagi masyarakat Jambi semoga membantu adanya karya tulis ilmiah ini dalam
mencari solusi untuk gangguan kesehatan yang terjadi .
Apabila terdapat kesalahan dalam karya tulis ilmiah ini, penulis menerima berbagai
masukan dan kritikan agar karya tulis ilmiah lebih sempurna .
ii
DAFTAR ISI
Kata Pengantar………………………………………………………………….……………ii
DAFTAR GAMBAR………………………………………………………………………..iv
BAB 1 PENDAHULUAN
A.Latar Belakang……………………………………………………………….……………..1
B.Rumusan Masalah………………………………………………………………….….……2
C.Tujuan………………………………………………………………………………………2
D.Manfaat…………………………………………………………………………………..…2
A.Kajian Teori……………………………………………………………..………………….3
B.Kerangka Berpikir……………………………………………………………….….………5
A.Hasil Penelitian………………………………………………………………………..……6
B.Pembahasan…………..…………………………………………………..………………. 7
BAB 4 PENUTUP
A.Kesimpulan……………………….……….………………………………………………21
B.Saran………………………..…………….…………………………………….………….21
Daftar Pustaka……………………………..…………………………………………………22
iii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 3.1 Jumlah Kasus Diare Semua Umur………………………………………………………8
Gambar 3.7 Jumlah Kasus Baru Penderita Kusta Tipe PB dan MB………………………………..20
iv
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Undang-undang Dasar 1945 dan Konstitusi Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) serta
Undang-undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan, menetapkan bahwa kesehatan
adalah hak asasi manusia yang merupakan hak fundamental setiap warga negara. Dalam
Undang-Undang Kesehatan disebutkan bahwa pembangunan kesehatan bertujuan
meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar
terwujud derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya, sebagai investasi bagi
pembangunan sumber daya manusia yang produktif secara sosial dan ekonomis.
Pembangunan kesehatan tersebut diselenggarakan dengan berasaskan perikemanusiaan,
keseimbangan manfaat, perlindungan, penghormatan terhadap hak dan kewajiban, keadilan
gender dan non diskriminatif dan norma-norma agama.
Pembangunan kesehatan di Provinsi Jambi yang selama ini dilaksanakan telah cukup
berhasil meningkatkan derajat kesehatan masyarakat. Namun demikian derajat kesehatan di
Provinsi Jambi masih terhitung rendah apabila dibandingkan dengan provinsi-provinsi
tetangga. Permasalahan utama yang dihadapi adalah rendahnya kualitas kesehatan penduduk
yang antara lain ditunjukkan dengan masih tingginya angka kematian bayi, anak balita dan
ibu maternal serta tingginya proporsi balita yang menderita gizi kurang, masih tingginya
angka kematian akibat penyakit menular, kesenjangan kualitas kesehatan dan akses terhadap
pelayanan kesehatan yang bermutu antar wilayah, belum meratanya pemenuhan tenaga
kesehatan dan terbatasnya sumber pembiayaan kesehatan serta belum optimalnya alokasi
pembiayaan kesehatan. Oleh karenanya dipandang perlu adanya Rencana Strategis (Renstra)
Dinas Kesehatan Provinsi Jambi sebagai pedoman dalam perencanaan program pembangunan
kesehatan untuk 5 (lima) tahun kedepan yaitu tahun 2016 - 2021.
1
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan
D. Manfaat
Menjadi sarana bagi pembaca dibidang kesehatan di Provinsi Jambi serta sebagai
bahan pembelajaran dibidang biologi.
2
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Kajian Teori
1. Provinsi Jambi
Provinsi Jambi secara resmi berdiri menjadi provinsi tahun 1958 sesuai dengan
Undang-Undang Republik Indonesia No. 61 tahun 1958 tanggal 25 Juni 1958. Jambi
adalah salah satu Provinsi di Indonesia yang berada di Pulau Sumatera, Indonesia.
Provinsi Jambi berada di antara 0° 45' sampai 2° 45' Lintang Selatan dan 101° 0' - 104°
55' Bujur Timur dan terletak di tengah pulau Sumatera dengan membujur sepanjang
pantai timur sampai barat, dengan luas wilayah keseluruhan 50.160,05 Km². Secara
geografis, Provinsi Jambi terletak pada Pantai Timur Pulau Sumatera berhadapan dengan
Laut Cina Selatan.
Batas wilayah Provinsi Jambi adalah sebagai berikut; di sebelah utara berbatasan
dengan Provinsi Riau dan Kepulauan Riau, sebelah selatan dengan Provinsi Sumatera
Selatan, sebelah barat dengan Provinsi Sumatera Barat dan Bengkulu, sebelah timur
dengan Laut Cina Selatan. Provinsi Jambi termasuk kawasan segi tiga pertumbuhan
antara IndonesiaMalaysia-Singapore (IMS-GT) dan Indonesia-Malaysia-Thailand (IMT-
GT). Waktu yang dihabiskan dari Jambi ke Singapura melalui Batam dengan
menggunakan kapal cepat (Jet-foil) kira-kira selama ± 5 jam.
Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik Provinsi Jambi diketahui bahwa
jumlah penduduk Provinsi Jambi di tahun 2020 adalah sebanyak 3.548.228 Dari data
tersebut penduduk laki-laki Provinsi Jambi sebanyak 1.810.015 jiwa dan perempuan
sebanyak 1.738.213 jiwa. Seks Rasio adalah untuk jenis kelamin laki-laki dan perempuan
pada kelompok umur 0-69 tahun adalah 1. Dari data Penduduk 2020 rasio ketergantungan
di Provinsi Jambi adalah sebesar 1. Hal ini disebabkan oleh berbagai hal salah satunya
adalah terjadi pandemic covid-19 yang berpengaruh terhadap sebaran penduduk di Tahun
2020 yang cukup banyak menyebabkan korban jiwa.
Sistem pencernaan terdiri atas beberapa organ yaitu mulut , kerongkongan , lambung ,
hati , pankreas , empadu , usus halus , usus besar , reaktum dan anus . Dan terdapat juga
kelainan/gangguan pada sistem pencernaan yaitu :
a. Diare adalah sebuah kondisi ketika pengidapnya buang air besar (BAB) lebih
sering dari biasanya. Seseorang bisa dikatakan mengalami diare bila ia BAB
sebanyak tiga kali atau lebih dalam satu hari. Selain itu, feses yang dikeluarkan
jugalebih encer.
3
b. konstipasi adalah gangguan pencernaan yang membuat seseorang buang air besar
kurang dari tiga kali dalam seminggu hal ini disebabkan oleh makanan yang
kurang berserat.
c. Hepatitis adalah penyakit peradangan pada hati yang dapat disebabkan oleh
infeksi virus , keracunan alkohol , karbon tetraklorida , atau obat penenang tertentu.
Sistem pernapasan terdiri atas beberapa organ yaitu hidung , laring , trakea ,
bronkus dan pulmo . Dan terdapat juga kelainan/gangguan sistem pernapasan yaitu:
Sistem koordinasi meliputi saraf di tubuh, saraf tulang belakang, dan bagian
otak. Dan terdapat juga beberapa gangguan sistem koordinasi yaitu:
Sistem reproduksi meliputi sistem reproduksi wanita dan sistem reproduksi pria
. Dan juga terdapat beberapa gangguan sistem reproduksi yaitu :
4
c. Kanker penis biasanya terjadi pada pria yang tidak dikhitan , sehingga terjadi
penimbunan sekresi kental di bawah prepusium.
B. Kerangka Berpikir
5
BAB III
A. Hasil Penelitian
Nama Kelainan
Provinsi 1 2 3 4 5
JAMBI Diare merupakan Pneumonia Polio Human Filariasis
penyakit yang merupakan merupakan Immunodefic adalah
terjadi ketika pembunuh salah satu iency Virus penyakit
terdapat utama balita di penyakit (HIV) dan yang
perubahan dunia, lebih menular Acquired disebabkan
konsistensi feses banyak yang Immuno oleh parasit
selain dari dibanding termasuk Deficiency berupa
frekuensi buang dengan kedalam Syndrome cacing filaria,
air besar. Jumlah gabungan PD3I yang (AIDS) yangterdiri
kasus diare untuk penyakit disebabkan disebabkan dari
semua umur di AIDS, Malaria, oleh virus oleh infeksi Wuchereria
Provinsi Jambi dan Campak. yang virus Human Bancroofti,
tahun 2020 Kasus menyerang Immunodefic Brugia
terbanyak terdapat pneumonia di sistem syaraf iency Virus Malayi dan
di Kabupaten Jambi lima hingga yang Timori.
Merangin yaitu tahun terakhir penderita menyerang Penyakit ini
sebesar 6.653 (2016 – 2020) mengalami sistem menginfeksi
kasus (14,34%). bervariasi kelumpuhan. kekebalan jaringan
mengalami tubuh yang limfe (Getah
kenaikan dan menyebabka Bening).
penurunan n penderita
kasus. mengalami
penurunan
ketahanan
tubuh
sehingga
sangat
mudah untuk
terinfeksi
berbagai
macam
penyakit lain.
Penyakit hepatitis Tuberkulosis Malaria Tetanus Kusta adalah
adalah merupakan merupakan Neonatorium penyakit
peradangan hati penyakit masalah (TN) menular yang
yang disebabkan menular yang kesehatan disebabkan menahun dan
oleh virus disebabkan dunia oleh basil disebabkan
sehingga mudah oleh infeksi termasuk di Clostridium oleh kuman
ditularkan dari bakteri Indonesia tetani, yang kusta
6
orang ke orang. Mycobacteriu karena masuk (Mycobacteri
m tuberculosis. mengakibatk kedalam um Leprae)
Sumber an dampak tubuh yang
penularan yang luas melalui luka. menyerang
adalah dan Penyakit ini saraf tepi,
penderita TBC, berpeluang menginfeksik kulit dan
terutama menjadi an bayi yang jaringan
penderita yang penyakit baru lahir tubuh
mengandung emerging yangsalah lainnya.
kuman TB dan re- satunya
dalam emerging. disebabkan
dahaknya pada oleh
saat batuk atau pemotongan
bersin, tali pusat
penderita dengan alat
menyebarkan yang tidak
kuman ke steril.
udara dalam
bentuk
percikan dahak
(droplet
nukler/percik
renik) .
Ket :
1 = Sistem pencernaan
2 = Sistem pernapasan
3 = Sistem koordinasi
4 = Sistem reproduksi
5 = Sistem pertahanan tubuh
B. Pembahasan
1. Sistem Pencernaan
a. Diare
Jumlah kasus diare untuk semua umur di Provinsi Jambi tahun 2020
terbanyak terdapat di Kabupaten Merangin yaitu sebesar 6.653 kasus (14,34%).
Adapun kasus terendah adalah Kota Sungai Penuh dengan 732kasus (1,58%).
Untuk lebihjelasnya dapat dilihat pada gambar 3.1 dibawah ini.
Gambar 3.1
Jumlah Kasus Diare Semua Umur per Kabupaten/ Kota
di Provinsi Jambi Tahun 2020
6.030
5.834
Bungo 5.633
Tebo 5.173
3.980
Sarolangun 3.491
3.138
2.949
Tanjab Barat
2.766
2. Sistem Pernafasan
a. Pneumonia
9
sebanyak 5.484, dan kembali mengalami peningkatan cakupan balita
pneumonia di tahun 2018 menjadi 39,94% dengan jumlah kasus sebanyak
4.067, dan mengalami sedikit penurunan Kembali menjadi 37,04% dengan
jumlah kasus sebanyak 3.738 pada tahun 2019.
Kasus pneumonia di Provinsi Jambi lima tahun terakhir (2016-2020)
bervariasi mengalami kenaikan dan penurunan kasus.
Tahun 2020, dimana terjadinya pandemi Corona Virus Deseases-19
(Covid-19), menyebabkan terjadinya penurunan drastis terhadap kunjungan
puskesmas karena kekhawatiran masyarakat, sehingga turut berdampak pada
cakupan pneumonia balita dimana hanya 18,24% dari 1.801 kasus yang
disajikan pada gambar 3.14, dimana cakupan pneumonia balita tertinggi
adalah Kabupaten Muaro Jambi (42.64%) dan yang terendah terdapat pada
Kabupaten Tanjab Barat (1,81%).
Gambar 3.2
Cakupan Penemuan Pneumonia Balita
Menurut Kabupaten/Kota di Provinsi Jambi Tahun 2020
Tebo 23,26
b. Tuberkulosis (TBC)
10
minum obat, dan lain-lain. Akibatnya pola pengobatan harus dimulai dari
awal dengan biaya yang bahkan menjadi lebih besar, mengabiskan waktu
berobat yang lebih lama, dan menyebabkan Tuberkulosis Resisten Obat (TB-
RO). Tuberkulosis merupakan penyakit menular yang disebabkan oleh
infeksi bakteri Mycobacterium tuberculosis. Sumber penularan adalah
penderita TBC, terutama penderita yang mengandung kuman TB dalam
dahaknya pada saat batuk atau bersin, penderita menyebarkan kuman ke
udara dalam bentuk percikan dahak (droplet nukler/percik renik) . Infeksi
akan terjadi apabila seseorang menghirup udara yang mengandung percikan
dahak yg infeksius. Sekali batuk dapat menghasilkan sekitar 3.000 percikan
dahak yang mengandung kuman 0-3500 Mycobacterium tuberculosis,
sedangkan bersin dapat mengeluarkan 4.500-1.000.000 Mycobacterium
tuberculosis.. TBC menjadi salah satu penyakit yang pengendaliannya
menjadi komitmet global dalam SDGs.
Gambar 3.3
Cakupan Treatment Coverage (TC) TB
di Provinsi Jambi Tahun 2020
11
Provinsi Jambi
Sarolangun
Merangin
Batang hari
Bungo
Tanjab Timur
Muaro Jambi
Tabel 3.1
Hasil Cakupan Pengobatan Penderita TBC
di Provinsi Jambi Tahun 2016 s/d 2020
2016 2017 2018 2019 2020
1. Perkiraan penderita TBC 5.534 4.408 5.377 4.917 3.001
2. Jumlah suspek yg diperiksa 27.867 16.507 17.575 35.734 15.820
3. Case Detect Rate (CDR) (%) 67% 27.51% 34,44% 35,62% 27,94%
4. Penderita diobati 3.171 3.469 3.993 4.867 2.878
5. Sukses Rate (%) 95,33% 81,90% 93.26% 91% 90,57%
12
Sumber: Profil Kesehatan Provinsi Jambi 2020
3. Sistem Koordinasi
Tabel 3.2
Target dan Penemuan AFP Per Kabupaten/Kota
di Provinsi Jambi Tahun 2020
b. Malaria
13
Wilayah endemis malaria pada umumnya adalah desa-desa terpencil dengan
kondisi lingkungan yang tidak baik, sarana traspormasi dan komunikasi
yang sulit, akses pelayanan kesehatan yang kurang, tingkat pendidikan dan
sosial ekonomi masyarakat yang rendah, serta buruknya perilaku masyarakat
terhadap kebiasan hidupsehat.
Kementerian Kesehatan telah menetapkan Sertifikasi endemisitas
malaria suatu wilayah di indonesia menjadi 4 strata yaitu :
Gambar 3.4
Angka Kesakitan Malaria
di Provinsi Jambi Tahun 2015 s/d 2020
0,45
0,35
0,25
Gambar 3.5
Angka Kesakitan Malaria
di Provinsi Jambi Tahun 2015 s/d 2020
Provinsi 0,02
Tanjab Timur 0
Kerinci 0
Sungai Penuh 0
Muaro Jambi 0
Bungo 0
Tanjab Barat 0
Kota Jambi 0
0,08
Merangin 0,03
0 0,02 0,04 0,06 0,08 0,1
4. Sistem Reproduksi
15
ditularkan melalui cairan tubuh penderita yang terjadi melalui proses
hubungan heteroseksual, tranfusi darah yang tidak aman, penggunaan jarum
suntik bersama yang terkontaminasi secara bergantian, dan penularan dari
ibu ke anak dalamkandungan serta menyusui.
Tahun 2020, di Provinsi Jambi jumlah kasus HIV sebesar 169 kasus
dan AIDS sebesar 32 kasus. Kota Jambi merupakan Kabupaten/kota dengan
jumlah kasus terbanyak yaitu HIV sebesar 122 kasus dan AIDS sebesar 28
kasus, dan terdapat 4 (empat) kabupaten/kota yang tidak memiliki kasus
baik HIV maupun AIDS yaitu; Kabupaten Muaro Jambi, Kota Sungai Penuh,
Kabupaten Batang Hari, dan Kabupaten Kerinci yang disajikan pada tabel 3.6
berikut.
Gambar 3.6
Jumlah Kasus HIV dan AIDS Per Kabupaten/Kota
di Provinsi Jambi Tahun 2020
Provinsi 32
169
Kota Jambi 28
122
Bungo 4
11
Merangin
Tanjab Barat 0
9
Tebo 0
9
0
Sarolangun
7
Muaro Jambi
0
Sungai Penuh
1
Tanjab Timur
0
Kerinci 0
0
0 20 40 60 80 100 120 140 160 180
b. Tetanus Nenonatorium
Penyakit tetanus neonatorum pada bayi baru lahir dengan tanda klinik
yang khas, setelah 2 hari pertama bayi hidup, menangis dan menyusui
secara normal, pada hari ketiga atau lebih timbul kekakuan seluruh tubuh
yang ditandai dengan kesulitan membuka mulut dan menetek, disusul
dengan kejang–kejang. Kejang yang sering di jumpai pada bayi baru lahir,
16
yang bukan karena trauma kelahiran atau asfiksia, tetapi disebabkan oleh
infeksi selama masa neonatal, yang antara lain terjadi sebagai akibat
pemotongan tali pusat / perawatannya yang tidakbersih.
Tetanus Neonatorium (TN) disebabkan oleh basil Clostridium tetani,
yang masuk kedalam tubuh melalui luka. Penyakit ini menginfeksikan bayi
yang baru lahir yang salah satunya disebabkan oleh pemotongan tali pusat
dengan alat yang tidak steril. Kuman tersebut terdapat ditanah, saluran
pencernaan manusia, dan hewan. Kuman clostridium tetani membuat spora
yang tahan lama dan menghasilkan 2 toksin utama yaitu tetanospasmin dan
tetanolysin. Di Provinsi Jambi pada tahun 2020 dari 11 kabupaten/ kota yang
melaporkan adanya kasus Tetanus Neonatorium yaitu Kabupaten Kabupaten
Sarolangun (1 kasus).
17
Di Provinsi Jambi saat ini terdapat 4 kabupaten yang termasuk daerah
endemis Filaria yaitu daerah dengan angka Mikrofilaria (Mf) rate diatas 1%,
yaitu Kabupaten Muaro Jambi, Kabupaten Tanjab Timur, Kabupaten
Batanghari, Kabupaten Merangin, dan Kabupaten Tanjab Barat. Pengobatan
Massal Filariasis ini dimulai tahun 2012 dan berlangsung selama 5 tahun
berturut-turut dan akan berakhir tahun2017, kecuali Kabupaten Muaro Jambi
dimana pengobatan massalnya dimulai tahun 2004.
Pasca pelaksanaan POPM (Pemberian Obat Pencegahan Massal)
Filariasis selama 5 (lima) tahun berturut-turut, maka pada tahun 2017
dilaksanakan evaluasi pre-TAS (Transmission Assesment Survey) dengan
waktu 6-12 bulan dilanjutkan TAS (Transmission Assesment Survey)
dengan waktu 1 tahun dengan TAS berikutnya.
Evaluasi keberhasilan pelaksanaan POPM Filariasis dinilai dari hasil
Mikrofilaria rate (Mf rate), Nilai Mf rate dinyatakan lulus jika bernilai <
1%.
Pada tabel 3.6 di atas, terlihat bahwa Kabupaten Tanjung Jabung Timur
gagal pada pelaksanaan pre TAS tahun 2017 dengan Mf rate 1,29%,
sehingga direkomendasikan untuk pengobatan ulang selama 2 (dua) tahun
berturut-turut (2017-2018), dan dilakukan pre TAS kembali pada tahun
2019. Sedangkan Kabupaten Tanjung Jabung Barat pada evaluasi TAS 2
yang dilaksanakan pada tahun 2015 dengan hasil invalid, sehingga
direkomendasikan untuk pengobatan ulang (2015-2016), dan dilakukan
TAS2 kembali tahun 2017 dan dinyatakan lulus serta melanjutkan evaluasi
selanjutnya TAS 3 pada tahun 2019.
Pada tahun 2019, Kabupaten Muaro Jambi melaksanakan TAS 2,
Kabupaten Tanjung Jabung Barat melaksanakan TAS 3, dan Kabupaten
Tanjung Jabung Timur Pre TAS. Kabupaten Tanjung Jabung Timur
dinyatakan lulus Pre TAS (mikrofilaria < 1%) dengan nilai Mf rate 0,33%,
sehingga Kabupaten Tanjung Jabung Timur melanjutkan TAS 1 pada tahun
2020.
Pada tahun 2020, Kabupaten Tanjung Jabung Timur melaksanakan
TAS 1, Kabupaten Muaro Jambi, Kabupaten Batanghari, dan Kabupaten
Merangin melaksanakan TAS 2, sedangkan Kabupaten Tanjung Jabung
18
Barat dinyatakan eliminasi Filaria dengan nilai Mf rate 0,01% (mikrofilaria
< 1%), dengan demikian masih 4 (empat) Kabupaten yang harus berjuang
untuk memperoleh sertifikat elimimasi Filaria, yaitu; Kabupaten Tanjung
Jabung Timur, Kabupaten Muaro Jambi, Kabupaten Batanghari, dan
Kabupaten Merangin.
b. Kusta
Gambar 3.7
Jumlah Kasus Baru Penderita Kusta Tipe PB dan MB
di Provinsi Jambi Tahun 2020
19
100
79
75 66
52 51 53
50
15 12 14
8
2
0
2016 2017 2018 2019 2020
20
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Provinsi Jambi adalah salah satu Provinsi di Indonesia yang berada di Pulau
Sumatera, yang memiliki luas wilayah 50.160,05 km2 terdiri dari 11 kabupaten/kota
dengan jumlah penduduk 3.548.228 jiwa. Persebaran penduduk Provinsi Jambi masih
terpusat di Kota Jambi yaitu sebesar 17 persen, Kabupaten Muaro Jambi, Kabupaten
Merangin, Kabupaten Tebo dan Kabupaten Bungo dengan sebaran penduduk berkisar
antara 10 – 11 persen, sedangkan kabupaten lainnya dengan persebaran penduduk kurang
dari 10 persen.
Secara umum upaya kesehatan terdiri atas dua unsur utama, yaitu upaya kesehatan
masyarakat dan upaya kesehatan perorangan. Upaya kesehatan masyarakat adalah setiap
kegiatan yang dilakukan oleh pemerintah, dan atau masyarakat serta swasta untuk
memelihara dan meningkatkan kesehatan serta mencegah dan menanggulangi timbulnya
masalah kesehatan di masyarakat. Sedangkan upaya kesehatan perorangan adalah setiap
kegiatan yang dilakukan pemerintah dan atau masyarakat serta swasta untuk memelihara
dan meningkatkan kesehatan serta mencegah dan menyembuhkan penyakit serta
memulihkan kesehatan perorangan. Kesehatan perorangan mencakup upaya-upaya
promosi kesehatan, pencegahan penyakit, pengobatan rawat jalan, pengobatan rawat inap,
pembatasan, dan pemulihan kecacatan yang ditujukan terhadap perorangan.
B.Saran
Semoga penelitian ini bisa menjadi referensi bagi para pembacnya Kekurangan dari
penelitian ini dapat dijadikan sebagai ide untuk penelitian selanjutnya. Oleh karena itu,
berbagai macam kritik dan saran dari pembaca yang membangun sangat diharapkan guna
bahan evaluasi kedepannya.
21
DAFTAR PUSTAKA
Amanda Rizky Widyaningrum, Yuliana Susanti, Isnandar Slamet
Sulis Susanti
Widjiartini Widjiartini
22