Anda di halaman 1dari 5

8/11/2016

• Tujuan penetapan Dosis memberikan


kadar terapetik yang diinginkan tubuh.
• RT kebanyakan obat sudah ada dalam pustaka, 
namun ahli PK harus tetap membuat asumsi
tertentu sesuai informasi farmakokinetik yang 
Penentuan Dosis terbaik
• Obat yang diberikan untuk pemakaian jangka
panjang : Kadar steady state harus berada
dalam rentang terapetik.

MDR Pharmacokinetics

C
Persamaan untuk menghitung dosis :
max(ss)

Cav(ss)
1,44.D.t1/ 2 F
Cav 
C (ss)
Vd .
min

Cav Konsentrasi rata‐rata obat dalam keadaan tunak (ss)

D    = Dosis
 = jarak waktu pemberian
Vd = Volume distribusi
t1/2 = waktu paruh eliminasi
AUC setelah pemberian dosis tunggal sama dengan AUC F     = Fraksi obat yang diabsorpsi (untuk IV : F=1)
selama jarak waktu pemberian dosis pada keadaan tunak

Contoh 1 Jawaban
• Data farmakokinetik dari klindamisin
dilaporkan oleh Denhamm dkk sbb : 1, 44 . D .t1 / 2 F
C av 
– K = 0,247 /jam Vd .
– t1/2 = 2,81 jam
j 1, 44 x150 x 2 ,81 x1
– Vd= 43,91 L 
43 ,91 x 6
• Berapakah konsentrasi tunak obat setelah 150 
mg obat yg diberikan secara oral setiap 6 jam   2 ,3
selama satu minggu (anggap obat terabsorpsi
100%)

1
8/11/2016

Contoh 2
Jawaban
• Waktu paruh eliminasi dari tobramisin dilapor‐
kan Regamey dkk., sama dengan 2,15 jam; 
volume distribusi sama dengan 33,5 % berat 1,44.D.t1/ 2 F
badan. Cav 
Vd .
a) Berapakah dosis untuk seorang individu dengan
berat badan 80 kg jika diinginkan kadar tunak 2,5 
g/ml? dianggap obat diberikan secara IV setiap C av .Vd.τ 2,5 x 0,335 x 80 x 8.
8 jam Do  
1,44.t 1/2 .F 1.44 x 2,15 x 1
 173 mg

Catatan :

b) Pabrik mengajukan bahwa dalam kasus normal  • Konsentrasi plasma rata‐rata dari suatu obat
tobramisin hendaknya diberikan pada laju 1 mg/kg  digunakan untuk menunjukkan kadar obat
setiap 8 jam. Dengan aturan dosis ini, berapakah optimum telah tercapai
kadar tunak rata‐rata?
• Terkadang utk antibiotik tertentu digunakan
parameter C maks dan C min (tidak bisa
1,44 x 1 x 2,15 x 1
Cav   1,16 digunakan langsung untuk jadwal pemberian
0.335 x 8 dosis)

Pengaruh perubahan dosis dan jarak waktu


pemberian pada C max(ss), C min(ss) dan Cav(ss)
• Jarak waktu pemberian dosis = 1‐2 x waktu • Untuk perhitungan dosis : Cav(ss)
paruh eliminasinya. • Cav(ss) tidak dapat diukur secara langsung 
• Untuk obat yang indeks terapetiknya sempit :  diperoleh dari AUC/ (utk pemberian dosis
obat harus diberikan dg dosis
dg dosis kecil dan lebih g
ganda) )
[Cpss : parameter pemantauan pada pemberian infus IV]
sering (biasanya dengan infus)
• C min(ss) : diperoleh dari cuplikan sebelum
pemberian dosis berikutnya
• Dalam praktek C max(ss) diperoleh dari
perkiraan waktu puncak

2
8/11/2016

• Jarak waktu pemberian dosis harus diatur


berdasarkan waktu paruh eliminasi.
• C max(ss) dan C min(ss) berfluktuasi, sehingga • Jika tidak, maka dapat terjadi efek samping
Cav(ss) lebih disukai sebagai parameter  yang disebabkan C max (ss) yang tinggi.
perhitungan dosis.
• Pengaturan jarak waktu dosis dapat disesuaikan • Contoh : 
untuk menjaga Cav(ss)  tetap konstan dengan cara
Diazepam diberikan sehari tiga kali 10 mg atau
mengatur besarnya dosis secara proporsional. sehari sekali 30 mg akan menghasilkan Cav(ss) yang 
• Contoh : Diazepam dapat diberikan dengan dosis sama.
10 mg, tiga kali sehari, atau 15 mg dua kali  Namun C max (ss) yang diperoleh dari pengaturan
sehari,maka Cav(ss)‐nya akan sama. dosis terakhir akan lebih besar daripada yang 
pertama.

Hubungan Ukuran Dosis (D), Interval Dosis (), C max(ss), C min(ss) dan Cav(ss)

“Sedikit tapi sering” is better than “banyak/besar tapi jarang”


• Untuk obat dengan IT lebar : Cav(ss) sj cukup. C
• Tetapi untuk obat dengan IT sempit, maka Cav(ss)  D1
MTC
saja tidak cukup, harus dilihat juga Cmax(ss) dan
Cmin(ss)‐nya
• Jadi jika besaran dosis dan jarak waktu
pemberian dosis berubah secara proporsional
maka Cav(ss) mungkin
(ss) mungkin saja sama, tetapi
sama tetapi Cmax(ss) 
(ss) MEC
dan Cmin(ss) akan berubah. D2

• Apabila Dosisnya naik dan diperlamanya jarak 1


2
waktu pemberian dosis, maka akan diperoleh
kenaikan Cmax(ss) (mungkin diatas MTC) dan t
penurunan Cmin(ss) (mungkin dibawah MEC) D2 > D1 ,
2 > 1 Cav(ss) sama ; C max(ss) naik;  C min(ss) turun

”Amalan yang paling dicintai oleh Allah Ta’ala adalah amalan yang kontinu walaupun itu sedikit.” 
[Al Hadits]

Bagaimana solusinya? Contoh :

• Pengaturan interval dosis harus didasarkan pada • Jadi : obat dengan IT lebar dapat diberikan
t1/2 eliminasi. dalam dosis yang lebih besar dan interval 
• Obat dg IT lebar contoh penisilin (toksisitas relatif dosis yang lebih panjang.
rendah) maka  dapat diberikan lebih besar dari
t1/2 eliminasi. – Penisilin G (t = 0 75 jam)  = 8 x t
G (t1/2 = 0,75 jam) = 8 x t1/2 = 6 jam 
= 6 jam
sekali dengan dosis 250 mg.
• Namun utk obat dengan IT sempit (digoksin, 
fenitoin) maka  harus diberikan lebih kecil dari – Digoksin (t1/2 = 1,7 hari)  = 0,59 x t1/2 = 1 
t1/2 eliminasi. Sehingga pemberian obat lebih [sehari sekali (0,25 mg/hari)].
sering dilakukan dengan ukuran dosis yang lebih – TC penisilin = 100 x EC
kecil. TC Digoksin = 1,5 x EC

3
8/11/2016

Penentuan D dan  dari C maks dan C min Contoh


• Tujuan : mendapatkan C obat antara Cmax(ss)  • Waktu paruh eliminasi suatu antibiotik adalah
dan Cmin(ss). 3 jam dengan volume distribusi sama dengan
• Untuk pemberian dosis ganda IV :  20% BB. RT antibiotik umum adalah 5‐15 
g/ml Toksisitas obat ini sering teramati pada
g/ml. Toksisitas
C max Cp 0 /(1  e  kτ ) konsentrasi serum lebih besar dari 20 g/ml. 

C min Cp 0 .e  kτ /(1  e  kτ )
 Hitung aturan dosis (ganda IV) yang akan
mempertahankan konsentrasi obat antara 5‐
C max 1 15 g/ml.

  kτ
C min e

Checking : Hitung Cav(ss) dan Cmin(ss)


C max 1 15 1
   (0.693/3).τ
C min e  kτ 5 e
 D 0 /Vd .e  k . 2000/200.e 0, 231.4, 76
Cmin    4,99  5
1  e  kτ 1  e 0, 231.4, 76 g/ml
τ  4,76 jam
 D0 2000
C av    9,09 g/ml
D /V D /200 ml/kg Vd.k.τ 200x0,231x 4,76
C 
max  0  kτd 15  0  0,231.4,76  2 mg/kg
1 e 1 e
Jadi obat dapat diberikan dengan dosis 2 mg/kg dengan
Jadi obat dapat diberikan dengan dosis 2 mg/kg dengan
interval dosis 4,76 jam interval dosis 4,76 jam
Dalam praktek, biasanya disesuaikan misalnya diatur pemberian dalam
waktu 4‐6 jam, sehingga dosis harus dihitung kembali.

Nomograms and Tabulations in Designing 
Individual Homework Dosage Regimens
Hitunglah aturan dosis oral untuk obat kardiotonik pada
seorang laki‐laki dewasa (usia 63 tahun, bobot badan 68 kg),
• For ease of calculation of dosage regimens, many 
dengan fungsi ginjal normal. Waktu paruh eliminasi 30 jam clinicians rely on nomograms to calculate the 
dan volume distribusi 4 L/kg. Bioavailabilitas obat secara oral proper dosage regimen for their patients.
adalah 80%, konsentrasi serum terapetik obat yang • The use of a nomogram may give a quick dosage 
di j k ada
dianjurkan d pada d rentang 0,001 0 002 g/ml.
0 001 – 0,002 / l regimen adjustment for patients with 
1. Obat kardiotonik yang ada di pasaran adalah tablet characteristics requiring adjustments, such as 
dengan dosis 0,075 mg, 0,15 mg dan 0,3 mg. Dengan
menggunakan sediaan tablet yang telah tersedia di
age, body weight, and physiologic state. 
pasaran, dosis yang mana yang akan saudara • In general, the nomogram of a drug is based on 
rekomendasikan untuk pasien tersebut? population pharmacokinetic data collected and 
2. Adakah keuntungan bagi pasien apabila analyzed using a specific pharmacokinetic model.
menggunakan dosis yang lebih kecil dari dosis yang
dihasilkan pada perhitungan bagian 1.

4
8/11/2016

Contoh Monogram

• In order to keep the dosage regimen calculation 
simple, complicated equations are often solved 
Maintenance Dose of Theophylline
and the results displayed diagrammatically on  When the Serum Concentration Is Not Measured
special scaled axes to produce a simple dose 
Age Dose Dose per 12 Hours
Dose per 12 Hours
recommendation based on patient information.
d b d f
6–9 yrs 24 mg/kg/day 12.0 mg/kg
• Some nomograms make use of certain  9–12 yrs 20 mg/kg/day 10.0 mg/kg
physiologic parameters, such as serum creatinine 12–16 yrs 18 mg/kg/day 9.0 mg/kg
Over 16 yrs 13 mg/kg/day or 900  6.5 mg/kg
concentration, to help modify the dosage  mg, whichever is less 
regimen according to renal function .

Rute Pemberian Obat


Rute Umum Pemberian Obat
Dosage Guidelines for Rapid Theophyllinizationa
Parenteral Extravascular
Patient Group Maintenance Dose Intravascular Enteral
Children 1–9 yrs 4 mg/kg every 6 hr Intravenous injection (IV bolus) Buccal
Children 9 16 and young adult smokers
Children 9–16 and young adult smokers 3 mg/kg every 6 hr
3 mg/kg every 6 hr
Intravenous infusion (IV drip) Sublingual
Otherwise healthy nonsmoking adults 3 mg/kg every 8 hr
Intra‐arterial injection Oral
Older patients and patients with cor  2 mg/kg every 8 hr Intramuscular injection Rectal
pulmonale
Intradermal injection Inhalation
Patients with congestive heart failure 1–2 mg/kg every 8 hr
Subcutaneous injection Transdermal
Intradermal injection
Facts and Comparisons (1991) Intrathecal injection

Anda mungkin juga menyukai