admin,+JURNAl+MAP+EDIT 9-14
admin,+JURNAl+MAP+EDIT 9-14
Oleh
M. Mahfud Hamdi
Abstrak
Permasalahan pendidikan yang dihadapi oleh bangsa Indonesia dewasa ini salah satunya
adalah masih rendahnya mutu pendidikan pada setiap jenjang dan satuan pendidikan,
khususnya pada jenjang pendidikan dasar dan menengah. Berbagai upaya untuk
meningkatkan mutu pendidikan telah dilaksanakan oleh pemerintah dalam hal ini
Departemen Pendidikan Nasional, misalnya pengembangan kurikulum nasional maupun
lokal, peningkatan kompetensi guru melalui pendidikan dan pelatihan, pengadaan buku dan
alat pelajaran, pengadaan dan perbaikan sarana dan prasarana pendidikan, sertifikasi guru dan
peningkatan mutu manajemen sekolah. Namun demikian, dari berbagai upaya tersebut belum
menunjukkan indikator mutu pendidikan yang signifikan.
kinerja implementasi program MPMBS di SMP Negeri 6 Kisaran, menunjukkan kinerja yang
baik dan adanya kepatuhan (compliance) baik dilihat dari aspek administrasi maupun tahap-
tahap pelaksanaannya. Sedangkan dari aspek daya tanggap (responsivitas), segenap warga
sekolah cukup memberikan respon yang baik, dengan indikasi dari partisipasi warga sekolah
dalam implementasi program MPMBS. Dan dari hasil kebijakan menunjukkan adanya
peningkatan mutu pendidikan, antara sebelum dan sesudah implementasi program MPMBS.
Sesudah implementasi program MPMBS terbukti prestasi siswa cukup meningkat baik di
bidang akademik maupun non-akademik.
130
Vol. 2, No.1, Desember 2011 M. Mahfud Hamdi 130-159
131
Vol. 2, No.1, Desember 2011 M. Mahfud Hamdi 130-159
132
Vol. 2, No.1, Desember 2011 M. Mahfud Hamdi 130-159
133
Vol. 2, No.1, Desember 2011 M. Mahfud Hamdi 130-159
134
Vol. 2, No.1, Desember 2011 M. Mahfud Hamdi 130-159
135
Vol. 2, No.1, Desember 2011 M. Mahfud Hamdi 130-159
136
Vol. 2, No.1, Desember 2011 M. Mahfud Hamdi 130-159
profesionalitas. Budaya mutu memiliki dan makin besar rasa tanggung jawab,
elemen-elemen sebagai berikut: makin besar pula tingkat dedikasinya.
a) informasi kualitas harus 9) Sekolah Memiliki Keterbukaan
digunakan untuk perbaikan, Manajemen
bukan untuk Keterbukaan (transparansi)
mengadili/mengontrol orang, manajemen dalam pengelolaan
b) kewenangan harus sebatas sekolah merupakan karakteristik
tanggung jawab, MPMBS. Keterbukaan ini ditunjukkan
c) hasil harus diikuti penghargaan dalam pengambilan keputusan,
(reward) atau sanksi perencanaan, dan pelaksanaan
(punishment), kegiatan, penggunaan uang, dan
d) kolaborsi dan sinergi, bukan sebagainya yang selalu melibatkan
kompetisi, harus merupakan pihak-pihak terkait sebagai alat
basis untuk kerjasama, kontrol.
e) warga sekolah merasa aman 10) Sekolah Memiliki Kemauan untuk
terhadap pekerjaannya, Berubah
f) atmosfir keadilan (fairness) Perubahan harus merupakan sesuatu
harus ditanamkan, yang menyenangkan bagi semua
g) imbal jasa harus sepadan warga sekolah. Tentu saja perubahan
dengan nilai pekerjaannya, dan yang dimaksud adalah peningkatan
h) warga sekolah merasa hal-hal yang positif baik bersifat fisik
memiliki sekolah (Depdiknas, maupun psikologis. Setiap perubahan
2002 : 16). yang dilakukan, hasilnya diharapkan
6) Sekolah Memiliki Teamwork yang lebih baik dari sebelumnya (ada
Kompak, Cerdas, dan Dinamis peningkatan) terutama mengenai mutu
Kebersamaan warga sekolah siswa.
(teamwork) merupakan karakteristik 11) Sekolah Melakukan Evaluasi dan
yang dituntut oleh MPMBS, karena Perbaikan Secara Berkelanjutan
output pendidikan merupakan hasil Evaluasi belajar dimanfaatkan tidak
kerja kolektif warga sekolah. Oleh hanya untuk mengetahui daya serap
karena itu, budaya kerjasama dan kemampuan siswa, tetapi lebih
antarfungsi dalam sekolah, jauh untuk memperbaiki dan
antarindividu dalam sekolah, harus menyempurnakan proses belajar
merupakan kebiasaan hidup sehari- mengajar. Fungsi evaluasi sangat
hari wrga sekolah. penting dalam rangka meningkatkan
7) Sekolah Memiliki Kewenangan mutu siswa dan mutu sekolah secara
Sekolah memiliki kewenangan keseluruhan dan secara terus menerus.
(kemandirian) untuk melakukan yang Perbaikan secara terus menerus harus
terbaik bagi sekolahnya, sehingga merupakan kebiasaan warga sekolah.
dituntut untuk memiliki kemampuan 12) Sekolah Responsif dan Antisipatif
dan kesanggupan kerja yang tidak Terhadap Kebutuhan
selalu menggantungkan pada atasan. Sekolah harus selalu responsif
8) Partisipasi yang Tinggi dari Warga terhadap aspirasi yang muncul bagi
Sekolah dan Masyarakat peningkatan mutu. Sekolah harus
Hal ini dilandasi oleh keyakinan selalu membaca lingkungan dan
bahwa makin tinggi tingkat menanggapinya dengan cepat dan
partisipasi, makin besar rasa memiliki, tepat. Sekolah juga harus mampu
dan makin besar rasa memiliki makin mengantisipasi hal-hal yang mungkin
besar pula rasa tanggung jawabnya, bakal terjadi.
137
Vol. 2, No.1, Desember 2011 M. Mahfud Hamdi 130-159
138
Vol. 2, No.1, Desember 2011 M. Mahfud Hamdi 130-159
139
Vol. 2, No.1, Desember 2011 M. Mahfud Hamdi 130-159
140
Vol. 2, No.1, Desember 2011 M. Mahfud Hamdi 130-159
141
Vol. 2, No.1, Desember 2011 M. Mahfud Hamdi 130-159
142
Vol. 2, No.1, Desember 2011 M. Mahfud Hamdi 130-159
Mengajar
No Jenis Lama Pendidikan
Nama Jabatan Mata
. Kelamin Menjabat Terakhir
Pelajaran
Dari tabel 3 dapat dilihat bahwa masing- of analysis), yang meliputi tahap-tahap
masing informan khususnya dari unsur sebagai berikut : pengumpulan data,
guru mempunyai karakteristik yang reduksi data, penyajian data, dan penarikan
berbeda-beda baik dilihat dari lama kesimpulan. Pengumpulan data adalah
menjabat sebagai guru, lama bekerja di kegiatan pencarian informasi, baik melalui
sekolah ini, mata pelajaran yang diampu sumber data primer maupun data sekunder.
maupun tingkat pendidikan terakhir. Reduksi data adalah proses seleksi,
Dengan demikian diharapkan data yang pemfokusan, penyederhanaan dan
diperoleh dari informan tersebut dapat abstraksi data. Penyajian (display) data
lebih akurat dan variatif. Sebagai catatan adalah rangkaian informasi yang
tambahan, bahwa Kepala Tata Usaha membentuk argumentasi untuk
merangkap mengajar pelajaran Bahasa penyusunan kesimpulan penelitian.
Indonesia, karena yang bersangkutan ada Sedangkan penarikan kesimpulan adalah
rencana alih fungsi menjadi guru, sehingga suatu upaya menarik konklusi dari hasil
dipersyaratkan harus mengajar terlebih reduksi dan penyajian data.
dahulu minimal 1 (satu) tahun. Secara visual model analisis interaktif
tersebut dapat digambarkan sebagai
c. Teknik Analisis Data berikut :
Teknik analisis data yang
digunakan dalam penelitian ini adalah
model analisis interaktif (interactive model
143
Vol. 2, No.1, Desember 2011 M. Mahfud Hamdi 130-159
Pengumpulan
data
Penyajian
data
Reduksi
data
Kesimpulan-kesimpulan
:
Penarikan/Verifikasi
144
Vol. 2, No.1, Desember 2011 M. Mahfud Hamdi 130-159
145
Vol. 2, No.1, Desember 2011 M. Mahfud Hamdi 130-159
146
Vol. 2, No.1, Desember 2011 M. Mahfud Hamdi 130-159
147
Vol. 2, No.1, Desember 2011 M. Mahfud Hamdi 130-159
148
Vol. 2, No.1, Desember 2011 M. Mahfud Hamdi 130-159
149
Vol. 2, No.1, Desember 2011 M. Mahfud Hamdi 130-159
150
Vol. 2, No.1, Desember 2011 M. Mahfud Hamdi 130-159
151
Vol. 2, No.1, Desember 2011 M. Mahfud Hamdi 130-159
152
Vol. 2, No.1, Desember 2011 M. Mahfud Hamdi 130-159
153
Vol. 2, No.1, Desember 2011 M. Mahfud Hamdi 130-159
154
Vol. 2, No.1, Desember 2011 M. Mahfud Hamdi 130-159
155
Vol. 2, No.1, Desember 2011 M. Mahfud Hamdi 130-159
156
Vol. 2, No.1, Desember 2011 M. Mahfud Hamdi 130-159
157
Vol. 2, No.1, Desember 2011 M. Mahfud Hamdi 130-159
158
Vol. 2, No.1, Desember 2011 M. Mahfud Hamdi 130-159
159