Anda di halaman 1dari 30

Vol. 2, No.1, Desember 2011 M.

Mahfud Hamdi 130-159

MPLEMENTASI PROGRAM MANAJEMEN PENINGKATAN


MUTU BERBASIS SEKOLAH
(Studi pada di SMP Negeri 6 Kisaran Kabupaten Asahan)

Oleh

M. Mahfud Hamdi

Abstrak
Permasalahan pendidikan yang dihadapi oleh bangsa Indonesia dewasa ini salah satunya
adalah masih rendahnya mutu pendidikan pada setiap jenjang dan satuan pendidikan,
khususnya pada jenjang pendidikan dasar dan menengah. Berbagai upaya untuk
meningkatkan mutu pendidikan telah dilaksanakan oleh pemerintah dalam hal ini
Departemen Pendidikan Nasional, misalnya pengembangan kurikulum nasional maupun
lokal, peningkatan kompetensi guru melalui pendidikan dan pelatihan, pengadaan buku dan
alat pelajaran, pengadaan dan perbaikan sarana dan prasarana pendidikan, sertifikasi guru dan
peningkatan mutu manajemen sekolah. Namun demikian, dari berbagai upaya tersebut belum
menunjukkan indikator mutu pendidikan yang signifikan.
kinerja implementasi program MPMBS di SMP Negeri 6 Kisaran, menunjukkan kinerja yang
baik dan adanya kepatuhan (compliance) baik dilihat dari aspek administrasi maupun tahap-
tahap pelaksanaannya. Sedangkan dari aspek daya tanggap (responsivitas), segenap warga
sekolah cukup memberikan respon yang baik, dengan indikasi dari partisipasi warga sekolah
dalam implementasi program MPMBS. Dan dari hasil kebijakan menunjukkan adanya
peningkatan mutu pendidikan, antara sebelum dan sesudah implementasi program MPMBS.
Sesudah implementasi program MPMBS terbukti prestasi siswa cukup meningkat baik di
bidang akademik maupun non-akademik.

Key words : Implementasi, manajemen mutu

PENDAHULUAN tersebut belum menunjukkan indikator


1. Latar Belakang Masalah mutu pendidikan yang signifikan.
Permasalahan pendidikan yang Dari berbagai pengamatan, kajian
dihadapi oleh bangsa Indonesia dewasa ini dan analisis, sedikitnya ada tiga faktor
salah satunya adalah masih rendahnya yang menyebabkan mutu pendidikan di
mutu pendidikan pada setiap jenjang dan Indonesia tidak mengalami peningkatan
satuan pendidikan, khususnya pada jenjang secara merata, yaitu :
pendidikan dasar dan menengah. Berbagai 1. Kebijakan dan penyelenggaraan
upaya untuk meningkatkan mutu pendidikan nasional menggunakan
pendidikan telah dilaksanakan oleh pendekatan education production
pemerintah dalam hal ini Departemen function atau input-output analysis
Pendidikan Nasional, misalnya yang tidak dilaksanakan secara
pengembangan kurikulum nasional konsekuen.
maupun lokal, peningkatan kompetensi 2. Penyelenggaraan pendidikan
guru melalui pendidikan dan pelatihan, nasional dilakukan secara
pengadaan buku dan alat pelajaran, birokratik-sentralistik sehingga
pengadaan dan perbaikan sarana dan menempatkan sekolah sebagai
prasarana pendidikan, sertifikasi guru dan penyelenggara pendidikan
peningkatan mutu manajemen sekolah. tergantung pada keputusan
Namun demikian, dari berbagai upaya birokrasi yang mempunyai jalur
yang sangat panjang dan kadang-

130
Vol. 2, No.1, Desember 2011 M. Mahfud Hamdi 130-159

kadang kebijakan yang Seiring dengan lahirnya Undang-


dikeluarkan tidak sesuai dengan Undang Republik Indonesi Nomor 22
kondisi sekolah setempat. Tahun 1999, yang telah digantikan dengan
3. Peran serta warga sekolah Undang-Undang Republik Indonesia
khususnya guru dan peran serta Nomor 32 Tahun 2004 tentang
masyarakat khususnya orangtua Pemerintahan Daerah di mana telah
siswa dalam penyelenggaraan terjadi perubahan manajemen
pendidikan selama ini sangat penyelenggaran pemerintahan dari
minim. Partisipasi guru dalam paradigma sentralisasi ke paradigma
pengambilan keputusan sering desentralisasi dengan pemberian otonomi
diabaikan, padahal terjadi atau daerah yang nyata, luas, dan bertanggung
tidaknya perubahan di sekolah jawab kepada daerah. Menurut Undang-
sangat tergantung pada guru Undang tersebut, “daerah diberi
(Depdiknas, 2002 : 1-2). kewenangan untuk mengatur dan
Berdasarkan faktor-faktor dan mengurus kepentingan masyarakat
kenyataan-kenyataan di atas, maka perlu setempat menurut prakarsa sendiri
dilakukan upaya-upaya perbaikan berdasarkan aspirasi masyarakat sesuai
penyelenggaraan pendidikan, salah dengan peraturan perundang-undangan
satunya adalah melakukan reorientasi yang berlaku” (Darumurti, 2002 : 44). Hal
penyelenggaraan pendidikan, yaitu dari ini mengandung implikasi pula tuntutan
manajemen peningkatan mutu berbasis adanya berbagai perubahan dalam sistem
pusat menuju manajemen peningkatan dan mekanisme perencanaan
mutu berbasis sekolah. Konsep ini pembangunan dan penyelenggaraan
menawarkan kerjasama yang erat antara pemerintahan daerah yaitu pengelolaan
sekolah, masyarakat dan pemerintah sesuai yang bersifat demokratis, partisipatif,
dengan tanggung jawabnya masing- kemitraan, transparansi, dan akuntabilitas.
masing. Dalam kaitan ini sekolah harus Oleh karena itu, dengan
mampu menerjemahkan dan menangkap diberlakukannya otonomi daerah, maka
esensi kebijakan makro pendidikan serta sebagai konsekuensi logis bagi manajemen
memahami kondisi lingkungannya pendidikan di Indonesia adalah perlu
(kelebihan dan kekurangannya) untuk dilakukannya perubahan/penyesuaian
kemudian melalui proses perencanaan, terhadap manajemen pendidikan
sekolah harus memformulasikannya ke paradigma lama menuju manajemen
dalam kebijakan mikro dalam bentuk pendidikan paradigma baru yang lebih
program-program prioritas yang harus bernuansa otonomi dan demokratis, sesuai
dilaksanakan dan dievaluasi oleh sekolah Undang-Undang Republik Indonesia
yang bersangkutan sesuai dengan visi dan Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem
misinya masing-masing. Sekolah harus Pendidikan Nasional serta Peraturan
menentukan target mutu yang ingin Pemerintah Republik Indonesia Nomor 19
dicapai untuk setiap kurun waktu, Tahun 2005 Tentang Standar Nasional
merencanakannya, melaksanakan dan Pendidikan. Tabel 1 berikut menunjukkan
mengevaluasi dirinya, untuk kemudian perubahan manajemen pendidikan dari
menentukan target mutu untuk tahun paradigma lama menuju paradigma baru.
berikutnya.

131
Vol. 2, No.1, Desember 2011 M. Mahfud Hamdi 130-159

Tabel 1 Perubahan Paradigma Manejemen Pendidikan


Paradigma Lama Paradigma Baru
Melaksanakan program Merumuskan/melaksanakan program
Keputusan terpusat Keputusan bersama/partisipatif
Ruang gerak terbatas Ruang gerak fleksibel
Basis birokratik Basis profesional
Sentralistik Desentralistik
Diatur Mandiri
Malregulasi Deregulasi
Mengontrol Memotivasi
Mengarahkan Memfasilitasi
Menghindari resiko Mengelola resiko
Boros Efisien
Individual Kerjasama
Informasi terbatas Informasi terbuka
Pendelegasian Pemberdayaan
Organisasi vertikal Organisasi horizontal
Sumber : Budi Raharjo, 2003 : 7

Dari tabel 1 di atas dapat dijelaskan bahwa Sejalan dengan desentralisasi


pada paradigma lama, tugas dan fungsi pendidikan tersebut salah satu bentuk
sekolah hanya melaksanakan program alternatif pendekatan manajemen yang
daripada mengambil inisiatif merumuskan dapat dipilih oleh sekolah adalah
dan melaksanakan program yang dibuat Manajemen Peningkatan Mutu Berbasis
sendiri oleh sekolah. Sedangkan pada Sekolah (MPMBS) /School Based Quality
paradigma baru, sekolah memiliki Management. MPMBS merupakan bagian
wewenang lebih besar dalam pengelolaan dari Manajemen Berbasis Sekolah (MBS).
lembaganya, pengambilan keputusan Jika MBS bertujuan untuk meningkatkan
dilakukan secara partisipatif dan peran semua kinerja sekolah yaitu efektivitas,
masyarakat makin besar, sekolah lebih kualitas/mutu, efisiensi, inovasi, relevansi,
fleksibel dalam mengelola lembaganya. dan pemerataan serta akses pendidikan,
Mengutamakan basis profesional daripada maka MPMBS lebih difokuskan pada
basis birokrasi, pengelolaan sekolah lebih peningkatan mutu.
desentralistik, perubahan sekolah lebih Prinsip dasar MPMBS adalah
didorong oleh kemandirian daripada diatur bahwa sekolah mendapat otonomi luas dan
dari luar sekolah, regulasi pendidikan lebih bertanggung jawab dalam menggali,
sederhana, peranan pusat tidak mengontrol memanfaatkan, serta mengarahkan
lagi tetapi memberi motivasi dan dari berbagai sumberdaya, baik internal
mengarahkan ke memfasilitasi. maupun eksternal untuk kelancaran proses
Menurut Jam’an Satori (dalam belajar mengajar di sekolah. Oleh
Permadi, 2001 : 12) menyatakan bahwa karenanya MPMBS harus menjamin
“desentralisasi pendidikan akan meningkatnya komunikasi antara pihak
mendorong terciptanya kemandirian dan yang berkepentingan (stakeholders),
rasa percaya yang tinggi pada pemerintah komite sekolah, kepala sekolah, guru,
daerah yang pada gilirannya akan siswa, orangtua dan seluruh warga
berlomba meningkatkan pelayanan masyarakat.
pendidikan bagi masyarakat di daerahnya Adapun tujuan diterapkannya
sendiri”. program MPMBS ini secara umum adalah
untuk memandirikan dan memberdayakan

132
Vol. 2, No.1, Desember 2011 M. Mahfud Hamdi 130-159

sekolah melalui pemberian kewenangan ancaman bagi dirinya sehingga


(otonomi) kepada sekolah, pemberian dapat mengoptimalkan
keluwesan (fleksibilitas) yang lebih besar pemanfaatan sumberdaya yang
kepada sekolah untuk mengelola tersedia untuk memajukan
sumberdaya sekolah, dan mendorong sekolahnya.
partisipasi warga sekolah dan masyarakat 4. Sekolah mengetahui kebutuhan
untuk meningkatkan mutu pendidikan. lembaganya, khususnya input
Secara lebih rinci MPMBS bertujuan pendidikan yang akan
untuk : dikembangkan dan didayagunakan
1. meningkatkan mutu pendidikan dalam proses pendidikan sesuai
melalui peningkatan kemandirian, dengan tingkat perkembangan dan
fleksibilitas, partisipasi, kebutuhan peserta didik.
keterbukaan, kerjasama, 5. Pengambilan keputusan yang
akuntabilitas, sustainabilitas, dan dilakukan oleh sekolah lebih cocok
inisiatif sekolah dalam mengelola, untuk memenuhi kebutuhan
memanfaatkan, dan sekolah karena pihak sekolahlah
memberdayakan sumberdaya yang yang paling tahu apa yang terbaik
tersedia. bagi sekolahnya.
2. meningkatkan kepedulian warga 6. Penggunaan sumberdaya
sekolah dan masyarakat dalam pendidikan lebih efisien dan
penyelenggaraan pendidikan efektif bilamana dikontrol oleh
melalui pengambilan keputusan masyarakat setempat.
bersama. 7. Keterlibatan semua warga sekolah
3. meningkatkan tanggung jawab dan masyarakat dalam
sekolah kepada orangtua, pengambilan keputusan sekolah
masyarakat, dan pemerintah menciptakan transparansi dan
tentang mutu sekolahnya, dan demokrasi yang sehat.
4. peningkatan kompetisi yang sehat 8. Sekolah dapat bertanggung jawab
antarsekolah tentang mutu tentang mutu pendidikan masing-
pendidikan yang akan dicapai masing kepada pemerintah,
(Depdiknas, 2002 :4) orangtua peserta didik, dan
Sedangkan alasan yang masyarakat pada umumnya,
melatarbelakangi diterapkannya sehingga sekolah akan berupaya
program MPMBS ini adalah sebagai semaksimal mungkin untuk
berikut : melaksanakan dan mencapai
1. Dengan pemberian otonomi yang sasaran mutu pendidikan yang
lebih besar kepada sekolah, maka telah direncanakan.
sekolah akan lebih inisiatif/kreatif 9. Sekolah dapat melakukan
dalam meningkatkan mutu sekolah. persaingan yang sehat dengan
2. Dengan pemberian sekolah-sekolah lain untuk
fleksibilitas/keluwesan-keluwesan meningkatkan mutu pendidikan
yang lebih besar kepada sekolah melalui upaya-upaya inovatif
untuk mengelola sumberdayanya, dengan dukungan orangtua peserta
maka sekolah akan lebih luwes dan didik, masyarakat, dan pemerintah
lincah dalam mengadakan dan daerah setempat, dan
memanfaatkan sumberdaya 10. Sekolah dapat secara cepat
sekolah secara optimal untuk merespon aspirasi masyarakat dan
meningkatkan mutu sekolah. lingkungan yang berubah dengan
3. Sekolah lebih mengetahui cepat (Depdiknas, 2002 : 4 – 5).
kekuatan, kelemahan, peluang, dan

133
Vol. 2, No.1, Desember 2011 M. Mahfud Hamdi 130-159

Beberapa indikator yang menunjukkan Secara lebih rinci Budi Raharjo


karakter dari konsep MPMBS antara menyebutkan pengertian manajemen
lain sebagai berikut : berbasis sekolah sebagai berikut :
1. lingkungan sekolah yang aman dan a. Adanya otonomi sekolah, membuat
tertib, sekolah memiliki kewenangan yang
2. sekolah memiliki misi dan target lebih besar dalam mengelola
mutu yang ingin dicapai, sekolahnya, sehingga sekolah lebih
3. sekolah memiliki kepemimpinan mandiri.
yang kuat, b. Sekolah lebih berdaya dalam
4. adanya harapan yang tinggi dari mengembangkan program-program
personel sekolah (kepala sekolah, yang lebih sesuai dengan kebutuhan
guru, dan staf lainnya termasuk dan potensinya.
siswa) untuk berprestasi, c. Pengambilan keputusan
5. adanya pengembangan staf sekolah bersama/partisipatif, akan
yang terus menerus sesuai tuntutan meningkatkan rasa memiliki tanggung
iptek, jawab dan dedikasi warga sekolah
6. adanya pelaksanaan evaluasi yang terhadap sekolahnya (Budi Raharjo,
terus menerus terhadap berbagai 2003 : 5).
aspek akademik dan administratif,
dan pemanfaatan hasilnya untuk 2. Konsep Dasar MPMBS
penyempurnaan/ perbaikan mutu, Dari pengertian MPMBS tersebut
dan di atas dapat disimpulkan bahwa “esensi
7. adanya komunikasi dan dukungan MPMBS adalah otonomi sekolah +
intensif dari orang tua fleksibilitas + partisipasi untuk mencapai
murid/masyarakat sasaran mutu sekolah” (Depdiknas, 2002 :
(Umaedi, 1999 : 7). 10).
Uraian masing-masing esensi MPMBS
Manajemen Peningkatan Mutu tersebut adalah sebagai berikut :
Berbasis Sekolah (MPMBS) a. Otonomi Sekolah
1. Pengertian Otonomi dapat diartikan sebagai
Pengertian MPMBS menurut Departemen kewenangan/kemandirian yaitu
Pendidikan Nasional adalah sebagai kemandirian dalam mengatur dan
berikut : mengurus diri sendiri, dan
merdeka/tidak tergantung. Jadi otonomi
“Manajemen peningkatan mutu sekolah adalah kewenangan sekolah
berbasis sekolah dapat diartikan sebagai untuk mengatur dan mengurus
model manajemen yang memberikan kepentingan warga sekolah menurut
otonomi lebih besar kepada sekolah, prakarsa sendiri berdasarkan aspirasi
memberikan fleksibilitas/keluwesan- warga sekolah sesuai dengan peraturan
keluwesan kepada sekolah dan mendorong perundang-undangan pendidikan
partisipasi secara langsung warga sekolah nasional yang berlaku. Kemandirian
(guru, siswa, kepala sekolah, karyawan) tersebut harus didukung oleh sejumlah
dan masyarakat (orangtua siswa, tokoh kemampuan yaitu kemampuan
masyarakat, ilmuwan, pengusaha dan mengambil keputusan yang terbaik,
sebagainya) untuk meningkatkan mutu kemampuan berdemokrasi, kemampuan
sekolah berdasarkan kebijakan pendidikan memobilisasi sumberdaya, kemampuan
nasional serta peraturan perundang- memilih cara yang efektif, kemampuan
undangan yang berlaku” (Depdiknas, memecahkan persoalan-persoalan
2002 : 3). sekolah, kemampuan adaptif dan
antisipatif, kemampuan bersinergi dan

134
Vol. 2, No.1, Desember 2011 M. Mahfud Hamdi 130-159

berkolaborasi, dan kemampuan sekolah dan masyarakat untuk


memenuhi kebutuhannya sendiri. meningkatkan mutu pendidikan.
b. Fleksibilitas Secara lebih rinci MPMBS bertujuan
Fleksibilitas dapat diartikan sebagai untuk :
keluwesan-keluwesan yang diberikan a. Meningkatkan mutu pendidikan melalui
kepada sekolah untuk mengelola, peningkatan kemandirian, fleksibilitas,
memanfaatkan dan memberdayakan partisipasi, keterbukaan, kerjasama,
sumberdaya sekolah seoptimal mungkin akuntabilitas, sustainabilitas, dan
untuk meningkatkan mutu sekolah. inisiatif sekolah dalam mengelola,
Dengan keluwesan-keluwesan yang memanfaatkan, dan memberdayakan
lebih besar sekolah tidak harus sumberdaya yang tersedia ;
menunggu arahan dari atasan dan b. Meningkatkan kepedulian warga
mendorong sekolah lebih responsif dan sekolah dan masyarakat dalam
lebih cepat dalam menanggapi segala penyelenggaraan pendidikan melalui
tantangan yang dihadapi. Namun pengambilan keputusan bersama ;
demikian, keluwesan-keluwesan yang c. Meningkatkan tanggung jawab sekolah
dimaksud harus tetap dalam koridor kepada orangtua, masyarakat, dan
kebijakan dan peraturan perundang- pemerintah tentang mutu sekolah ; dan
undangan yang berlaku. d. Meningkatkan kompetisi yang sehat
c. Partisipasi antarsekolah tentang mutu pendidikan
Partisipasi diartikan sebagai penciptaan yang akan dicapai (Depdiknas 2002: 4).
lingkungan yang terbuka dan
demokratik, di mana warga sekolah 4. Karakteristik MPMBS
(guru, siswa, karyawan) dan masyarakat Sekolah yang akan menerapkan
(orangtua siswa, tokoh masyarakat, MPMBS perlu memahami karakteristik
ilmuwan, usahawan, dan sebagainya) MPMBS. Jika sekolah ingin berhasil
didorong untuk terlibat secara langsung dalam menerapkan MPMBS, maka
dalam penyelenggaraan pendidikan, sejumlah karakteristik MPMBS perlu
mulai dari pengambilan keputusan, dimiliki oleh sekolah. Berbicara mengenai
pelaksanaan, dan evaluasi pendidikan karakteristik MPMBS tidak dapat
yang diharapkan dapat meningkatkan dipisahkan dengan karakteristik sekolah
mutu pendidikan. Dengan asumsi, jika efektif. Jika diibaratkan MPMBS sebagai
seseorang dilibatkan (berpartisipasi) wadahnya, maka sekolah efektif sebagai
dalam penyelenggaraan pendidikan, isinya. Oleh karena itu, karakteristik
maka yang bersangkutan akan MPMBS memuat secara inklusif elemen-
mempunyai rasa memiliki terhadap elemen sekolah efektif, yang dikategorikan
sekolah, sehingga yang bersangkutan menjadi input, proses, dan output.
juga akan bertanggung jawab dan Selanjutnya uraian berikut dimulai
berdedikasi sepenuhnya untuk dari output dan diakhiri dengan input,
mencapai tujuan sekolah. mengingat output memiliki tingkat
kepentingan tertinggi, sedangkan proses
3. Tujuan MPMBS memiliki tingkat kepentingan satu tingkat
Secara umum MPMBS bertujuan lebih rendah dari output, dan input
untuk memandirikan dan memberdayakan memiliki tingkat kepentingan dua tingkat
sekolah melalui pemberian kewenangan lebih rendah dari output.
(otonomi) kepada sekolah, pemberian
fleksibilitas yang lebih besar kepada a. Output
sekolah untuk mengelola sumberdaya Sekolah harus memiliki output
sekolah, dan mendorong partisipasi warga yang diharapkan, yang biasanya
diformulasikan dalam visi sekolah. Ouput

135
Vol. 2, No.1, Desember 2011 M. Mahfud Hamdi 130-159

sekolah adalah prestasi sekolah yang 15) Sekolah memiliki kemampuan


dihasilkan dari proses pembelajaran dan menjaga sustainabilitas (Depdiknas,
manajemen sekolah. Output dapat 2002 : 14 – 19).
dikategorikan menjadi dua, yaitu “output Masing-masing karakterisitik proses
berupa prestasi akademik (academic tersebut dapat dijelaskan secara singkat
achievement) dan output berupa prestasi sebagai berikut :
nonakademik (non-academic 1) Proses Belajar Mengajar yang
achievement)” (Depdiknas, 2002 : 14). Efektivitasnya Tinggi
Output prestasi akademik, Proses belajar mengajar yang efektif
misalnya Nilai Ujian Murni, Lomba Karya lebih menekankan pada “belajar
Ilmiah Remaja, Lomba Bahasa Inggris, mengetahui (learning to know), belajar
Matematika, Fisika, dan cara-cara berfikir bekerja (learning to do), belajar hidup
ilmiah lainnya. Sedangkan output non- bersama (learning to live together), dan
akademik misalnya keingintahuan yang belajar menjadi diri sendiri (learning to
tinggi, harga diri, kejujuran, kerjasama be)” (Depdiknas, 2002 : 15).
yang baik, rasa kasih yang tinggi terhadap 2) Kepemimpinan Kepala Sekolah yang
sesama, toleransi, kedisiplinan, kerajinan, Kuat
prestasi olahraga, kesenian, kepramukaan Kepala Sekolah dituntut memiliki
dan sebagainya. kemampuan manajemen dan
kepemimpinan yang kuat/tangguh agar
b. Proses mampu mengambil keputusan dan
Sekolah yang efektif pada inisiatif/prakarsa untuk meningkatkan
umumnya memiliki sejumlah karakteristik mutu sekolah. Secara umum,
proses sebagai berikut : kepemimpinan kepala sekolah yang
1) Proses belajar mengajar yang kuat memiliki kemampuan
efektivitasnya tinggi memobilisasi sumberdaya sekolah,
2) Kepemimpinan kepala sekolah yang terutama sumberdaya manusia, untuk
kuat mencapai tujuan sekolah.
3) Lingkungan sekolah yang aman dan 3) Lingkungan Sekolah yang Aman dan
tertib Tertib
4) Pengelolaan tenaga kependidikan Sekolah memiliki iklim belajar yang
yang efektif aman, tertib, dan nyaman sehingga
5) Sekolah memiliki budaya mutu proses belajar mengajar dapat
6) Sekolah memiliki teamwork yang berlangsung dengan nyaman (enjoyable
kompak, cerdas, dan dinamis learning).
7) Sekolah memiliki kewenangan 4) Pengelolaan Tenaga Kependidikan
8) Partisipasi yang tinggi dari warga yang Efektif
sekolah dan masyarakat Tenaga kependidikan terutama guru,
9) Sekolah memiliki keterbukaan merupakan roh dari sekolah.
manajemen Pengelolaan tenaga kependidikan,
10) Sekolah memiliki kemauan untuk mulai dari analisis kebutuhan,
berubah perencanaan, pengembangan, evaluasi
11) Sekolah melakukan evaluasi dan kinerja, hubungan kerja, hingga sampai
perbaikan secara berkelanjutan pada imbal jasa merupakan garapan
12) Sekolah responsif dan antisipatif penting bagi kepala sekolah.
terhadap kebutuhan 5) Sekolah Memiliki Budaya Mutu
13) Sekolah memiliki komunikasi yang Budaya mutu harus tertanam dalam
baik sanubari segenap warga sekolah,
14) Sekolah memiliki akuntabilitas sehingga setiap perilaku didasari oleh

136
Vol. 2, No.1, Desember 2011 M. Mahfud Hamdi 130-159

profesionalitas. Budaya mutu memiliki dan makin besar rasa tanggung jawab,
elemen-elemen sebagai berikut: makin besar pula tingkat dedikasinya.
a) informasi kualitas harus 9) Sekolah Memiliki Keterbukaan
digunakan untuk perbaikan, Manajemen
bukan untuk Keterbukaan (transparansi)
mengadili/mengontrol orang, manajemen dalam pengelolaan
b) kewenangan harus sebatas sekolah merupakan karakteristik
tanggung jawab, MPMBS. Keterbukaan ini ditunjukkan
c) hasil harus diikuti penghargaan dalam pengambilan keputusan,
(reward) atau sanksi perencanaan, dan pelaksanaan
(punishment), kegiatan, penggunaan uang, dan
d) kolaborsi dan sinergi, bukan sebagainya yang selalu melibatkan
kompetisi, harus merupakan pihak-pihak terkait sebagai alat
basis untuk kerjasama, kontrol.
e) warga sekolah merasa aman 10) Sekolah Memiliki Kemauan untuk
terhadap pekerjaannya, Berubah
f) atmosfir keadilan (fairness) Perubahan harus merupakan sesuatu
harus ditanamkan, yang menyenangkan bagi semua
g) imbal jasa harus sepadan warga sekolah. Tentu saja perubahan
dengan nilai pekerjaannya, dan yang dimaksud adalah peningkatan
h) warga sekolah merasa hal-hal yang positif baik bersifat fisik
memiliki sekolah (Depdiknas, maupun psikologis. Setiap perubahan
2002 : 16). yang dilakukan, hasilnya diharapkan
6) Sekolah Memiliki Teamwork yang lebih baik dari sebelumnya (ada
Kompak, Cerdas, dan Dinamis peningkatan) terutama mengenai mutu
Kebersamaan warga sekolah siswa.
(teamwork) merupakan karakteristik 11) Sekolah Melakukan Evaluasi dan
yang dituntut oleh MPMBS, karena Perbaikan Secara Berkelanjutan
output pendidikan merupakan hasil Evaluasi belajar dimanfaatkan tidak
kerja kolektif warga sekolah. Oleh hanya untuk mengetahui daya serap
karena itu, budaya kerjasama dan kemampuan siswa, tetapi lebih
antarfungsi dalam sekolah, jauh untuk memperbaiki dan
antarindividu dalam sekolah, harus menyempurnakan proses belajar
merupakan kebiasaan hidup sehari- mengajar. Fungsi evaluasi sangat
hari wrga sekolah. penting dalam rangka meningkatkan
7) Sekolah Memiliki Kewenangan mutu siswa dan mutu sekolah secara
Sekolah memiliki kewenangan keseluruhan dan secara terus menerus.
(kemandirian) untuk melakukan yang Perbaikan secara terus menerus harus
terbaik bagi sekolahnya, sehingga merupakan kebiasaan warga sekolah.
dituntut untuk memiliki kemampuan 12) Sekolah Responsif dan Antisipatif
dan kesanggupan kerja yang tidak Terhadap Kebutuhan
selalu menggantungkan pada atasan. Sekolah harus selalu responsif
8) Partisipasi yang Tinggi dari Warga terhadap aspirasi yang muncul bagi
Sekolah dan Masyarakat peningkatan mutu. Sekolah harus
Hal ini dilandasi oleh keyakinan selalu membaca lingkungan dan
bahwa makin tinggi tingkat menanggapinya dengan cepat dan
partisipasi, makin besar rasa memiliki, tepat. Sekolah juga harus mampu
dan makin besar rasa memiliki makin mengantisipasi hal-hal yang mungkin
besar pula rasa tanggung jawabnya, bakal terjadi.

137
Vol. 2, No.1, Desember 2011 M. Mahfud Hamdi 130-159

13) Sekolah Memiliki Komunikasi yang 2) Sumberdaya tersedia dan siap


Baik 3) Staf yang kompeten dan berdedikasi
Sekolah yang efektif harus memiliki tinggi
komunikasi yang baik, terutama 4) Memiliki harapan prestasi yang tinggi
antarwarga sekolah, dan juga sekolah 5) Fokus pada pelanggan (khususnya
dengan masyarakat, sehingga siswa)
kegiatan-kegiatan yang dilakukan oleh 6) Input manajemen (Depdiknas, 2002 :
masing-masing warga sekolah dapat 19 – 21).
diketahui. Dengan demikian, maka Masing-masing input pendidikan tersebut
keterpaduan semua kegiatan sekolah dapat dijelaskan secara singkat sebagai
dapat diupayakan untuk mencapai berikut :
tujuan dan sasaran sekolah yang telah 1) Memiliki Kebijakan, Tujuan, dan
ditentukan. Sasaran Mutu yang Jelas
14) Sekolah Memiliki Akuntabilitas Sekolah menyatakan dengan jelas
Akuntabilitas adalah bentuk tentang keseluruhan kebijakan, tujuan,
pertanggungjawaban yang harus dan sasaran sekolah berkaitan dengan
dilakukan sekolah terhadap mutu. Kebijakan, tujuan, dan sasaran
keberhasilan program yang telah tersebut disosialisasikan kepada
dilaksanakan. Akuntabilitas ini semua warga sekolah, sehingga
berbentuk laporan prestasi yang tertanam pemikiran, tindakan,
dicapai dan dilaporkan kepada kebiasaan, hingga sampai pada
pemerintah, orangtua siswa, dan kepemilikan karakter mutu oleh warga
masyarakat. sekolah.
15) Sekolah Memiliki Kemampuan 2) Sumberdaya Tersedia dan Siap
Menjaga Sustainabilitas Sumberdaya merupakan input
Sekolah harus mempunyai pendidikan yang mempunyai peran
kemampuan untuk menjaga penting yang diperlukan untuk
sustainabilitas (kelangsungan berlangsungnya proses pendidikan di
hidupnya) baik dalam program sekolah. Tanpa adanya sumberdaya
maupun dalam pendanaannya. yang memadai, proses pendidikan di
Indikator sustainabilitas program sekolah tidak akan berlangsung scara
dapat dilihat dari keberlanjutan memadai, dan pada akhirnya sasaran
program-program yang telah dirintis sekolah tidak akan tercapai. Pada
sebelumnya dan bahkan berkembang dasarnya sumberdaya dapat
menjadi program-program baru yang dikategorikan menjadi dua, yaitu
belum pernah ada sebelumnya. sumberdya manusia dan sumberdaya
Sedangkan indikator sustainabilitas non-manusia, yaitu seperti uang,
pendanaan dapat dilihat dari peralatan, perlengkapan, bahan, dan
kemampuan sekolah dalam sebagainya. Secara umum, sekolah
mempertahankan besarnya dana yang yang melaksanakan MPMBS harus
dimiliki dan bahkan makin besar memiliki tingkat kesiapan sumberdaya
jumlahnya. yang memadai untuk melaksanakan
proses pendidikan. Artinya segala
c. Input sumberdaya yang diperlukan dalam
Dalam pelaksanaan MPMBS input proses pendidikan harus tersedia dan
pendidikan yang diharapkan untuk dalam keadaan siap pakai. Oleh
mendukung terhadap upaya peningkatan karena itu, Kepala Sekolah dituntut
mutu adalah meliputi : mempunyai kemampuan dalam
1) Memiliki kebijakan, tujuan, dan memobilisasi sumberdaya yang ada
sasaran mutu yang jelas disekitarnya.

138
Vol. 2, No.1, Desember 2011 M. Mahfud Hamdi 130-159

3) Staf yang Kompeten dan Berdedikasi sekolah. Kepala Sekolah harus


Tinggi menggunakan sejumlah input
Sekolah yang efektif pada umumnya manajemen agar dalam mengelola
memiliki staf yang mampu sekolahnya dapat efektif. Input
(kompeten) dan berdedikasi tinggi manajemen yang dimaksud meliputi :
terhadap sekolahnya, karena staf tugas yang jelas, rencana yang rinci
sekolah merupakan jiwa sekolah. dan sistematis, program yang
Implikasinya, yaitu bagi sekolah yang mendukung bagi pelaksanaan rencana,
ingin efektivitasnya tinggi, maka ketentuan- ketentuan (aturan main)
memiliki staf yang kompeten dan yang jelas sebagai acuan bagi warga
berdedikasi tinggi menjadi hal yang sekolah untuk bertindak, dan adanya
mutlak adanya. sistem pengendalian mutu yang efektif
4) Memiliki Harapan Prestasi yang dan efisien untuk meyakinkan agar
Tinggi sasaran yang telah disepakati dapat
Sekolah yang melaksnakan MPMBS dicapai.
harus mempunyai motivasi dan
harapan yang tinggi untuk 5. Tahap-tahap Pelaksanaan MPMBS
meningkatkan prestasi peserta didik Dalam melaksanakan MPMBS ada
dan sekolahnya. Kepala Sekolah dan tahap-tahap yang harus dilalui yang
guru harus mempunyai komitmen, meliputi kegiatan-kegiatan sebagai berikut:
motivasi, dan harapan yang tinggi a. Melaksanakan sosialisasi
untuk meningkatkan mutu prestasi b. Merumuskan visi, misi, tujuan, dan
siswa dan sekolah secara optimal. sasaran sekolah
Demikian pula siswa juga harus c. Mengidentifikasi fungsi-fungsi yang
mempunyai motivasi untuk selalu diperlukan untuk mencapai sasaran
meningkatkan diri untuk berprestasi sekolah
sesuai dengan bakat, minat, dan d. Melakukan analisis SWOT
kemampuannya. Harapan yang tinggi e. Alternatif langkah pemecahan masalah
dari ketiga unsur sekolah tersebut f. Menyusun rencana dan program
merupakan salah satu faktor yang peningkatan mutu
mendorong sekolah selalu dinamis g. Melaksanakan rencana peningkatan
untuk selalu menjadi lebih baik dari mutu
keadaan sebelumnya. h. Melakukan monitoring dan evaluasi
5) Fokus pada Pelanggan pelaksanaan MPMBS
Pelanggan terutama para siswa harus i. Merumuskan sasaran mutu baru
merupakan fokus dari semua kegiatan (Depdiknas, 2002 : 31 – 46)
sekolah. Artinya semua input dan Secara singkat masing-masing tahap
proses yang dikerahkan di sekolah tersebut dapat dijelaskan dengan uraian
tertuju utamanya untuk meningkatkan sebagai berikut :
mutu dan kepuasan siswa. a. Melaksanakan Sosialisasi
Konsekuensinya dari semua ini adalah Langkah pertama yang harus
bahwa penyiapan input dan porses dilaksanakan adalah sosialisasi
belajar mengajar harus benar-benar MPMBS agar segenap warga
diarahkan untuk mewujudkan mutu sekolah (guru, karyawan, siswa,
dan kepuasan yang diharapkan dari dan komite sekolah) memahami
siswa. konsep MPMBS “apa, “mengapa”
6) Input Manajemen dan “bagaimana” MPMBS
Sekolah yang melaksanakan MPMBS diselenggarakan.
harus memiliki input manajemen yang b. Merumuskan Visi, Misi, Tujuan,
memadai untuk menjalankan roda dan Sasaran Sekolah

139
Vol. 2, No.1, Desember 2011 M. Mahfud Hamdi 130-159

Sekolah yang melaksanakan panjang serta program-programnya


MPMBS harus membuat Rencana untuk merealisasikan rencana
Pengembangan Sekolah (RPS). tersebut. Oleh karena sekolah tidak
RPS pada umumnya mencakup selalu memiliki sumberdaya yang
perumusan visi, misi, tujuan dan cukup untuk memenuhi semua
strategi pelaksanaannya. kebutuhan bagi pelaksanaan
c. Mengidentifikasi Fungsi-fungsi MPMBS, maka perlu dibuat skala
yang Diperlukan untuk Mencapai prioritas untuk jangka pendek,
Sasaran Sekolah menengah, dan panjang.
Fungsi-fungsi yang dimaksud g. Melaksanakan Rencana
meliputi antara lain : fungsi proses Peningkatan Mutu
belajar mengajar, fungsi Untuk melaksanakan rencana
pengembangan kurikulum, fungsi peningkatan mutu pendidikan yang
perencanaan dan evaluasi, fungsi telah disepakati bersama antara
ketenagaan, fungsi keuangan, sekolah, orangtua, dan masyarakat,
fungsi pelayanan kesiswaan, fungsi maka sekolah perlu mengambil
pengembangan iklim akademik langkah proaktif untuk
sekolah, fungsi hubungan sekolah- mewujudkan sasaran –sasaran yang
masyarakat, dan fungsi telah ditetapkan.
pengembangan fasilitas. h. Melakukan Monitoring dan
d. Melakukan Analisis SWOT Evaluasi Pelaksanaan MPMBS
Analisis SWOT (Strength, Untuk mengetahui tingkat
Weakness, Opportunity, and keberhasilan program, sekolah
Threat) dilakukan dengan tujuan perlu mengadakan evaluasi
untuk mengetahui tingkat kesiapan pelaksanaan program, baik
setiap fungsi dari keseluruhan program jangka pendek, menengah
fungsi sekolah yang diperlukan maupun panjang. Dengan evaluasi
untuk mencapai sasaran yang telah ini akan diketahui kekuatan dan
ditetapkan. kelemahan program untuk
e. Alternatif Langkah Pemecahan diperbaiki pada tahun-tahun
Masalah berikutnya.
Dari hasil analisis SWOT, maka i. Merumuskan Sasaran Mutu Baru
langkah berikutnya adalah memilih Hasil evaluasi di samping berguna
langkah-langkah pemecahan untuk perbaikan kinerja program
masalah, yakni tindakan yang yang akan datang juga merupakan
diperlukan untuk mengubah fungsi masukan bagi sekolah dan orangtua
yang tidak siap menjadi fungsi siswa untuk merumuskan sasaran
yang siap. Jadi agar sasaran mutu baru untuk tahun yang akan
tercapai, perlu dilakukan tindakan- datang. Jika dianggap berhasil,
tindakan yang mengubah sasaran mutu dapat ditingkatkan
ketidaksiapan fungsi menjadi sesuai kemampuan sumberdaya
kesiapan fungsi. yang tersedia.
f. Menyusun Rencana dan Program
Peningkatan Mutu 2. METODE PENELITIAN
Berdasarkan langkah-langkah Metode penelitian adalah suatu
pemecahan masalah tersebut, cara atau teknik yang digunakan dalam
kepala Sekolah bersama dengan proses penelitian. Dalam penelitian ini
semua unsur-unsur di sekolah metode yang digunakan adalah metode
membuat rencnan untuk jangka deskriptif kualitatif. Menurut Mardalis
pendek, menengah dan jangka penelitian deskriptif adalah “upaya

140
Vol. 2, No.1, Desember 2011 M. Mahfud Hamdi 130-159

mendeskripsikan, mencatat, menganalisis, kesimpulan kepada pihak lain,


dan menginterpretasikan kondisi-kondisi biasanya pembimbing.
yang sekarang ini terjadi atau ada” 14. Partisipasi peneliti tidak mengganggu
(Mardalis, 2003 : 26). natural setting.
Sedangkan Bogdan dan Taylor 15. Analisis data dilakukan sejak awal
mendefinisikan metode kualitatif “sebagai sampai penelitian berakhir.
prosedur penelitian yang menghasilkan 16. Desain penelitian tampil selama
data deskriptif berupa kata-kata tertulis proses penelitian (emergent)
atau lisan dari orang-orang dan perilaku (Usman dan Akbar, 2003 : 90 – 91).
yang dapat diamati” (Moleong, 2004 : 3) Jadi penelitian kualitatif tidak
Sedangkan Usman dan Akbar, menguji hipotesis atau tidak menggunakan
mengemukakan ciri-ciri metode kualitatif hipotesis, melainkan hanya
sebagai berikut : mendeskripsikan informasi apa adanya
1. Sumber data berada dalam situasi sesuai dengan variabel-variabel yang
yang wajar (natural setting) tidak diteliti.
dimanipulasi oleh angket dan tidak
dibuat-buat sebagai kelompok a. Sasaran Penelitian
eksperimen. Sasaran penelitian implementasi
2. Laporannya sangat deskriptif. program MPMBS di SMP Negeri
3. Mengutamakan proses dan produk. Kisaran Kabupaten Asahan adalah :
4. Peneliti sebagai instrumen penelitian Kepala Sekolah, Guru, Karyawan, dan
(key instrument). Pengurus Komite Sekolah sebagai
5. Mencari makna, dipandang dari pelaksana/implementor kebijakan.
pikiran dan perasaan responden.
6. Mementingkan data langsung (tangan b. Teknik Penentuan Informan
pertama), oleh sebab itu pengumpulan Penentuan informan dilakukan
datanya mengutamakan observasi dengan menggunakan teknik purposive
partisipasi, wawancara, dan sampling yaitu dengan memilih sumber
dokumentasi. data/informan yang dianggap paling
7. Menggunakan triangulasi, yaitu tahu tentang permasalahan yang sedang
memeriksakan kebenaran data yang diteliti, sebagaimana dikemukakan oleh
diperoleh kepada pihak lain. Faisal (2003 : 67), teknik pengambilan
8. Menonjolkan rincian yang “sampel purposif didasarkan atas
kontekstual, yaitu menguraikan kriteria atau pertimbangan tertentu, jadi
sesuatu secara rinci tidak terkotak- tidak melalui proses pemilihan
kotak. sebagaimana dilakukan dalam teknik
9. Subjek yang diteliti dianggap random”.
berkedudukan yang sama dengan Kriteria dan pertimbangan tertentu yang
peneliti, peneliti bahkan belajar dimaksud penulis adalah orang-orang
kepada respondennya. yang menjadi sasaran penelitian yaitu
10. Mengutamakan perspektif emic, yaitu implementor/pelaksana program
pendapat responden, daripada MPMBS di sekolah yang penulis
pendapat peneliti sendiri (etic). anggap paling tahu terhadap
11. Mengadakan verifikasi melalui kasus permasalahan yang sedang penulis
yang bertentangan. teliti.
12. Sampel dipilih secara purposif. Adapun informan yang penulis
13. Menggunakan audit trail yaitu libatkan dalam penelitian ini dapat dilihat
memeriksa data mentah, analisis, dan pada tabel 2 berikut ini.

141
Vol. 2, No.1, Desember 2011 M. Mahfud Hamdi 130-159

No. Nama Jabatan/Unsur


1 Sespen Nst, S.Pd. Kepala Sekolah
2 Syahlan, S.Pd. Guru
3 Solat Surbakti, S.Pd. Guru
4 Ahmad Yani, S.Pd. Guru
5 H.Sebayang, S.Pd. Guru
6 Hadijah Guru
7 Sri Munarti, S.Pd. Guru
8 Ysnita Guru
9 Apridawati Guru
10 Monang Ritonga Komite Sekolah
11 Syaiful Komite Sekolah
12 Hasbi Simbolon Komite Sekolah
13 Suriati, S.H. Kepala Tata Usaha

Tabel 2 Daftar Informan Penelitian

Dari tabel 2 tersebut dapat dijelaskan orangtua, memberikan masukan


fungsi dan peran masing-masing informan dan pertimbangan kepada sekolah.
atas responden yaitu sebagai berikut : 4. Kepala Tata Usaha sebagai
1. Kepala Sekolah sebagai pengambil pelaksana kebijakan khususnya di
kebijakan, pengambil keputusan, bidang administrasi dan pelayanan
dan sebagai top manager. teknis.
2. Guru sebagai pelaksana kebijakan, Dari data informan tersebut dapat
pelaksana keputusan, dan sebagai dikemukakan tentang karakteristik masing-
middle manager. masing informan seperti tertuang dalam
3. Komite Sekolah sebagai tabel 3 berikut:
penampung dan penyalur aspirasi

142
Vol. 2, No.1, Desember 2011 M. Mahfud Hamdi 130-159

Mengajar
No Jenis Lama Pendidikan
Nama Jabatan Mata
. Kelamin Menjabat Terakhir
Pelajaran

1. Sespen Nst, S.Pd. L KS 1 tahun IPS S1

2. Syahlan, S.Pd. L Guru 10 tahun MM S1

3. Solat Surbakti, S.Pd L Guru 10 tahun O.Raga S1

4. Ahmad Yani, S.Pd. L Guru 10 tahun IPS S1

5. H. Sebayang, S.Pd. L Guru 12 tahun MM S1

6. Hadijah P Guru 9 tahun B.Ing D3

7. Sri Munarti, S.Pd. P Guru 8 tahun B.Ind S1

8. Yusnita P Guru 8 tahun IPA D3

9. Apridawati P Guru 10 tahun B.Ind S1

10. Monang Ritonga L Komite 6 tahun - S1

11. Syaiful L Komite 6 tahun - SLTA

12. Hasbi Simbolon L Komite 6 tahun - S1

13. Suriati, S.H. P KTU 16 tahun - S1

Tabel 3 Data Karakteristik Informan Penelitian

Dari tabel 3 dapat dilihat bahwa masing- of analysis), yang meliputi tahap-tahap
masing informan khususnya dari unsur sebagai berikut : pengumpulan data,
guru mempunyai karakteristik yang reduksi data, penyajian data, dan penarikan
berbeda-beda baik dilihat dari lama kesimpulan. Pengumpulan data adalah
menjabat sebagai guru, lama bekerja di kegiatan pencarian informasi, baik melalui
sekolah ini, mata pelajaran yang diampu sumber data primer maupun data sekunder.
maupun tingkat pendidikan terakhir. Reduksi data adalah proses seleksi,
Dengan demikian diharapkan data yang pemfokusan, penyederhanaan dan
diperoleh dari informan tersebut dapat abstraksi data. Penyajian (display) data
lebih akurat dan variatif. Sebagai catatan adalah rangkaian informasi yang
tambahan, bahwa Kepala Tata Usaha membentuk argumentasi untuk
merangkap mengajar pelajaran Bahasa penyusunan kesimpulan penelitian.
Indonesia, karena yang bersangkutan ada Sedangkan penarikan kesimpulan adalah
rencana alih fungsi menjadi guru, sehingga suatu upaya menarik konklusi dari hasil
dipersyaratkan harus mengajar terlebih reduksi dan penyajian data.
dahulu minimal 1 (satu) tahun. Secara visual model analisis interaktif
tersebut dapat digambarkan sebagai
c. Teknik Analisis Data berikut :
Teknik analisis data yang
digunakan dalam penelitian ini adalah
model analisis interaktif (interactive model

143
Vol. 2, No.1, Desember 2011 M. Mahfud Hamdi 130-159

Pengumpulan
data
Penyajian

data
Reduksi

data
Kesimpulan-kesimpulan
:

Penarikan/Verifikasi

Gambar 5 Model Analisis Interaktif


Sumber : Miles dan Hubermen (1992 : 20)

d. Teknik Uji Validitas Data peneliti atau pengamat lainnya


Untuk menjamin validitas data untuk keperluan pengecekan
dalam penelitian ini penulis menggunakan kembali derajat kepercayaan data.
teknik triangulasi. Menurut Moleong 4. Triangulasi dengan teori,
(2004 : 178), teknik triangulasi adalah berdasarkan anggapan bahwa
“teknik pemeriksaan keabsahan data yang fakta tertentu tidak dapat tidak
memanfaatkan sesuatu yang lain di luar dapat diperiksa derajat
data itu untuk keperluan pengecekan atau kepercayaannya dengan satu atau
sebagai pembanding terhadap data itu”. lebih teori (Lincoln dan Guba,
Pada bagian lain Moleong (2004 : 1981 : 307).
178) dengan mengutip pendapat Denzin Dari keempat macam teknik
(1978) membedakan teknik triangulasi triangulasi tersebut di atas, dalam
menjadi empat macam yaitu : penelitian ini penulis menggunakan teknik
1. Triangulasi dengan sumber berarti triangulasi yang pertama yaitu teknik
membandingkan dan mengecek triangulasi dengan sumber untuk
balik derajat kepercayaan suatu menjamin validitas data hasil penelitian,
informasi yang diperoleh melalui yaitu dengan jalan membandingkan data
waktu dan alat yang berbeda hasil wawancara dengan data hasil
dalam metode kualitatif (Patton, observasi dan dokumentasi.
1987 : 331).
2. Triangulasi dengan metode e. Fokus Penelitian
memiliki dua strategi, (Patton, Menurut Moleong (2004 : 237),
1987 : 331) yaitu : penentuan fokus suatu penelitian
a) Pengecekan derajat mempunyai dua tujuan, yaitu : “(1)
kepercayaan penemuan hasil membatasi studi penelitian dan (2)
penelitian beberapa teknik menetapkan kriteria inklusi-eksklusi untuk
pengumpulan data. menyaring informasi yang mengalir masuk
b) Pengecekan derajat “.
kepercayaan beberapa sumber Sesuai dengan penelitian yang penulis
data dengan metode yang lakukan yaitu dengan judul “Implementasi
sama. Program Manajemen Peningkatan Mutu
3. Triangulasi dengan penyidik, Berbasis Sekolah di SMP Negeri 6 Kisaran
yaitu dengan jalan memanfaatkan

144
Vol. 2, No.1, Desember 2011 M. Mahfud Hamdi 130-159

Kabupaten Asahan”, maka yang menjadi 2. Deskripsi Program MPMBS di


fokus penelitian/kajian adalah : SMP Negeri 6 Kisaran
1. Isi kebijakan, dengan dimensi Untuk mendeskripsikan program
kajian meliputi : MPMBS di SMP Negeri 6 Kisaran,
a. Jenis manfaat yang akan penulis kutipkan program MPMBS seperti
dihasilkan, yang tertuang dalam buku program kerja
b. Derajat perubahan yang SMP Negeri 6 Kisaran sebagai berikut :
diinginkan, a. Visi dan Misi SMP Negeri 6
c. Siapa pelaksana program, Kisaran
d. Sumber daya yang dikerahkan, Visi SMP Negeri 6 Kisaran
2. Konteks implementasi, dengan adalah “unggul dalam prestasi,
dimensi kajian meliputi : teladan dalam penampilan dan
a. Kekuasaan, kepentingan dan berdaya saing global
strategi aktor yang terlibat, berdasarkan iman dan taqwa”,
b. Kepatuhan dan daya tanggap. dengan indikator : (1) unggul
3. Hasil/output kebijakan, dengan dalam perolehan Nilai Ujian
dimensi kajian meliputi : Nasional,(2) unggul dalam
a. Peningkatan mutu/prestasi Kompetisi Wawasan Wiyata
siswa, Mandala, (3) unggul dalam
b. Peningkatan mutu/prestasi kegiatan ketrampilan, (4)
sekolah. unggul dalam peaksanaan
c. Prestasi sekolah dilihat dari sisi disiplin sekolah, (5) unggul
internal dan eksternal. dalam kecerdasan, ketrampilan
dan keaktifitasan keilmuan, (6)
HASIL PENELITIAN DAN unggul dalam pelayanan, (7)
PEMBAHASAN unggul dalam aktifitas
Hasil Penelitian keagamaan, (8) unggul dalam
1. Deskripsi Lokasi Penelitian tata krama dan budi pekerti .
SMP Negeri 6 Kisaran Kabupaten Sedangkan misinya adalah : (1)
Asahan berlokasi di Jalan Latsitarda meningkatkan proses
Nusantara VIII Kelurahan Kisaran Naga pembelajaran yang efektif,
Kecamatan Kisaran Timur berdiri sejak efisien dan bermutu untuk
tahun 1994 sampai sekarang sudah berusia mencapai prestasi tingkat
16 tahun dan telah mengalami pergantian internasiona), (2)
Kepala Sekolah sebanyak 4 kali yaitu : (1) meningkatkan wawasan wiyata
Suharto,BA, (2) Bangso Pasaribu, (3) mandala yang kondusif, (3)
Sarkawi Lubis, SPd, (4) Sespen meningkatkan pelaksanaan
Nasution,SPd. program ekstra kurikuler untuk
Potensi dan kondisi objektif SMP mencapai prestasi tingkat
Negeri 6 Kisaran yang meliputi jumlah internasionat, (4)
siswa, jumlah rombongan belajar, jumlah meningkatkan disiplin sekolah,
kelas paralel, jumlah tenaga pengajar dan (5) meningkatkan kemampuan
latar belakang pendidikannya, jumlah berbahasa inggris aktif lisan
karyawan dan latar belakang dan terulist, (6) meningkatkan
pendidikannya dan sarana prasarana pelayanan terhadap
adalah sebagaimana tertuang dalam tabel masyarakat, (7) meningkatkan
3,4 dan 5 pada halaman 7 , 8 dan 9. aktifitas keagamaan, dan (8)
mengaktualisasikan nilai-nilai
moral dan etika.

145
Vol. 2, No.1, Desember 2011 M. Mahfud Hamdi 130-159

b. Tujuan prasarana sekolah yang


Berdasarkan visi dan misi menuju komunitas belajar
tersebut, maka tujuan yang yang kondusif.
ingin dicapai pada akhir tahun 5. Pengembangan
pelajaran 2012/2013 adalah : Implementasi manajemen
a. Kompetensi Pendidik dan sekolah yang berbasis TIK.
tenaga kependidikan yang 6. Peningkatan jumlah
profesional untuk Lulusan yang diterima di
melaksanakan kurikulum SMA/SMK Negeri
nasional dan berstandar unggulan 95%.
internasional. 7. Peningkatan kemampuan
b. Pengelolaan adminstrasi Siswa yang beragama islam
sekolah yang berbasis mampu membaca Alqur’an
Teknologi Informasi dengan tajwid yang baik
Komunikasi ( TIK ). f. Strategi
c. Prestasi akademik lulusan Pelaksanaan/Pencapaian
memenuhi standar nasional Untuk mewujudkan program
pendidikan dan berstandar strategis tersebut, maka perlu
internasional. didukung adanya strategi
d. Lingkungan,sarana dan pelaksanaan sebagai berikut :
prasarana sekolah yang 1. Pengembangan Kompetensi
menuju komunitas belajar Pendidik dan tenaga
yang kondusif. kependidikan yang
e. Implementasi manajemen profesional untuk
sekolah yang berbasis TIK. melaksanakan kurikulum
f. Lulusan yang diterima di nasional dan berstandar
SMA/SMK Negeri internasional ;
unggulan 95%. mengoptimalkan
g. Siswa yang beragama islam kompetensi guru dan
mampu membaca Alqur’an pegawai melalui pelatihan
dengan tajwid yang baik. dan MGMP, dokumen
c. Program Strategis Dalam kurikulum, perangkat
Pencapaian Tujuan Sekolah. pembelajaran, menjalin
1. Pengembangan Kompetensi kerjasama dengan dinas
Pendidik dan tenaga pendidikan dan komite
kependidikan yang sekolah, pemberdayaan dan
profesional untuk penambahan sarana dan
melaksanakan kurikulum prasarana.
nasional dan berstandar 2. Pengembangan Pengelolaan
internasional. administrasi sekolah yang
2. Pengembangan Pengelolaan berbasis TIK ;
adminstrasi sekolah yang Mengoptimalkan
berbasis TIK. kompetensi guru melalui
3. Peningkatan Prestasi pelatihan dan
akademik lulusan pendampingan,
memenuhi standar nasional memberdayakan sarana dan
pendidikan dan berstandar prasarana, menjalin
internasional. kerjasama dinas pendidikan,
4. Pengembangan komite sekolah dan
Lingkungan,sarana dan lembaga lainnya.

146
Vol. 2, No.1, Desember 2011 M. Mahfud Hamdi 130-159

3. Peningkatan Prestasi Pemberdayaan guru, siswa,


akademik lulusan penambahan sarana
memenuhi standar nasional prasarana, kerja sama
pendidikan dan berstandar dengan komite sekolah dan
internasional; lembaga lainnya.
Pemberdayaan warga g. Hasil yang Diharapkan
sekolah, sarana prasarana, Bertolak dari tujuan, program
menjalin kerjasama dengan strategis, dan strategi
dinas pendidikan, komite pelaksanaan,maka hasil yang
sekolah dan lembaga diharapkan adalah sebagai
lainnya. berikut :
4. Pengembangan 1. Terealisasinya Kompetensi
Lingkungan, sarana dan Pendidik dan tenaga
prasarana sekolah yang kependidikan yang
menuju komunitas belajar profesional untuk
yang kondusif ; melaksanakan kurikulum
Pemberdayaan guru, siswa nasional dan berstandar
lingkungan, sarana internasional.
prasarana. 2. Terealisasinya Pengelolaan
5. Pengembangan adminstrasi sekolah yang
Implementasi manajemen berbasis TIK.
sekolah yang berbasis TIK ; 3. Terealisasinya Prestasi
Pemberdayan kompetensi akademik lulusan memenuhi
kepala sekolah, staf, standar nasional pendidikan
dokumen panduan dan berstandar internasional.
pengelolaan manajemen 4. Terealisasinya
sekolah, kerjasma dengan Lingkungan,sarana dan
dinas pendidikan dan prasarana sekolah yang
komite sekolah serta menuju komunitas belajar
lembaga lainnya. yang kondusif.
6. Peningkatan jumlah 5. Terealisasinya Imlementasi
Lulusan yang diterima manajemen sekolah yang
di SMA/SMK Negeri berbasis TIK.
Unggulan 95% ; 6. Terealisasinya Lulusan yang
Pemberdayaan sumber daya diterima di SMA/SMK
guru, siswa, komite sekolah Negeri unggulan 95%.
dan lembaga lainnya. 7. Terealisasinya Siswa yang
7. Peningkatan kemampuan beragama islam mampu
Siswa yang beragama islam membaca Alqur’an dengan
mampu tajwid yang baik.
membaca Alqur’an dengan h. Identifikasi Tantangan Nyata
tajwid yang baik ; Sekolah

147
Vol. 2, No.1, Desember 2011 M. Mahfud Hamdi 130-159

Tabel 4 Tantangan Nyata Sekolah


Target Tahun Pelajaran Kondisi
No. Tantangan Nyata
2012/2013 Sekarang
100 % guru yang berkompetensi
1. untuk melaksanakan PBM dengan 70 % 30 %
pendekatan CTL
100 % guru menyusun silabus dan
2. 75 % 25 %
sistem penilaian.
100% guru dapat menggunakan
3. 10 % 90 %
pembelajaran bilingual.
100 % guru dapat menggunakan
4. 10 % 90 %
TIK dalam pembelajaran.
5. Pencapaian standar isi 100% 75% 25%
100% guru melaksanakan
6. 70% 30%
pembelajan CTL
Nilai Ujian Nasional rata-rata
7. 8,08 0,58
minimal 8,66
95 % lulusan dapat diterima di
8. 75 % 20 %
SMA/ SMK Negeri
100% tenaga pendidik dan
9. 65% 35%
kependidikan kwalifikasi S1
Pencapaian Standar Sarana/
Fasilitas: Prasarana, sarana, media
11. pembelajaran, bahan ajar, sumber 85% 15%
belajar 100% memenuhi standar
nasional pendidikan.
Pencapaian Standar Penilaian: Guru
dan sekolah 100% melaksanakan
12. sistem penilaian sesuai tuntutan 75% 25%
kurikulum atau standar nasional
pendidikan.
Pencapaian Standar Pembiayaan:
tercapai 100% (sebesar kurang
13. 17% 83%
lebih 180.000 rupiah per anak per
bulan) biaya pendidikan.
Juara I Sekolah Berwawasan
14. Juara I Tk. Provinsi 6 tingkat
Lingkungan Tk Nasional
15. Rata-rata UAS 100 7,58 29,60
16. Juara I umum POPDAKAB Juara III 2 tingkat
17. Juara I Tenis meja Putri POPDASU Juara III 2 tingkat
18. Juara I Lari Estafet Putra Popnas Juara I Lari Estafet Putra Popdasu 3 tingkat
19. Juara I Lari Estafet Putri Popdasu Juara III Lari Estafet Putri 2 tingkat
Popdasu
20. Juara I Oimpiade Biologi Tk. Juara III Oimpiade Biologi Tk. 5 tingkat
Propinsi Kabupaten
21. Juara I Oimpiade Fisika Tk. Juara III Oimpiade Fisika Tk. 5 tingkat
Propinsi Kabupaten
22. Juara I Oimpiade Matematika Tk Juara III Oimpiade Matematika 5 tingkat
Kabupaten. Tk Kabupaten.
23. Juara I Guru Berpretasi Tk. Juara II Guru Berpretasi Tk. 4 tingkat
Propinsi Kabupaten
24. Juara I Gerak Jalan Putra Tk. Juara III Gerak Jalan Putra Tk. 2 tingkat
Kabupaten Kabupaten
25. Juara I Internasional Junior Since Juara I Internasional Junior Since 3 tingkat
Olimpiade Tk. Propinsi Olimpiade Tk. Kabupaten
26. Juara I Lomba Karya Tulis Guru Finalis Lomba Karya Tulis Guru 3 tingkat
Tk. Nasional Tk. Nasional

148
Vol. 2, No.1, Desember 2011 M. Mahfud Hamdi 130-159

Efisiensi: Efisiensi: Efisiensi:


1. Angka Putus Sekolah 0% Angka Putus Sekolah Tinggi 0,5%
(0,5%)
2. Angka Tinggal Kelas Tinggi 0% Angka Tinggal Kelas Tinggi 5% 5%

3. Alumni yang melanjutkan ke SLTA Alumni yang melanjutkan ke 40%


favorit (100%) SLTA favorit (60%)
Relevansi: Relevansi: Relevansi:

1. a. Pelayanan bakat minat siswa


100% terpenuhi Pelayanan bakat minat siswa 60%
(baru 40% terpenuhi)
2. b. Kesesuaian program muatan b. Kesesuaian program muatan
lokal dengan kondisi lokal dengan kondisi
20%
derah/masyarakat 100% derah/masyarakat 80%
c. Pengembangan kurikulum
c. Pengembangan kurikulum
3. terhadap tuntutan
terhadap tuntutan
daerah/masyarakat/peserta didik
daerah/masyarakat/peserta didik 10%
100% terpenuhi
90% terpenuhi
4. d. Pengembangan kurikulum d.Pengembangan kurikulum
terhadap tuntutan lulusan yang terhadap tuntutan lulusan yang
100%
bertaraf internasional 100% bertaraf internasional 0%
Manajemen, Governance, dan
C. Pencitraan Publik
1. Manajemen:
a. Perencanaan:
1. Keterlibatan 100% warga 1. Keterlibatan 80% warga
sekolah dalam pembutan RPS 20%
sekolah dalam pembutan RPS
2.Keterlibatan komite sekolah 2.Keterlibatan komite sekolah
100% (kuantitas) 10%
90% (kuantitas
3. Fasilitas pendukung penyusunan 3. Fasilitas pendukung 10%
Sumber : Bagian Tata Usaha SMP Negeri 6 Kisaran tahun 2009

Sasaran Tujuan Situasional (1 Tahun) 5. Imlementasi manajemen


a. Sasaran pada tahun pelajaran sekolah yang berbasis TIK.
2009/2010 adalah sebagai berikut 6. Lulusan yang diterima di
: SMA/SMK Negeri unggulan
1. Melaksanakan Kompetensi 95%.
Pendidik dan tenaga b. Rencana dan Program Sekolah
kependidikan yang profesional 1.Sasaran I : Mengembangkan
untuk melaksanakan Kompetensi Pendidik dan
kurikulum nasional dan tenaga kependidikan yang
berstandar internasional. profesional untuk melaksanakan
2. Pengelolaan adminstrasi kurikulum nasional dan
sekolah yang berbasis TIK. berstandar internasional.
3. Prestasi akademik lulusan Penanggung jawab program :
memenuhi standar nasional Syahlan,S.Pd
pendidikan dan berstandar Program 1 : Melaksanakan
internasional. pelatihan dan MGMP
4. Lingkungan, sarana dan Program 2 : Melaksanakan
prasarana sekolah yang menuju workshop
komunitas belajar yang pengembangan
kondusif. kurikulum nasional

149
Vol. 2, No.1, Desember 2011 M. Mahfud Hamdi 130-159

dan kurikulum Program 2 : Melengkapi


berstandar sarana di ruang sarana
internasional. penunjang belajar
Program 3 : Melaksanakan Program ` 3 : Pemasangan
pelatihan berbahasa jaringan internet
Inggris bagi pendidik sekolah
dan tenaga Program 4 : Melengkapi
kependidikan. buku referensi di
Program 4 : Melaksanakan perpustakaan
pelatihan Teknologi Program 5 : Melengkapi
Informasi Komunikasi sarana dan prasarana
(TIK). olahraga
2. Sasaran II : Mengembangkan 5. Sasaran V : Memgembangkan
Pengelolaan administrasi implementasi manajemen
sekolah yang berbasis TIK. sekolah yang berstandar ISO
Penanggung Jawab: Ahmad berbasis TIK
Yani, S.Pd Penanggung Jawab : Syahlan,
Program 1 : Pembuatan data S.Pd
base siswa Program 1 : Pembuatan
Program 2 : Pembuatan data rencana
base guru implementasi
Program 3 : Pembuatan data manajemen
base perpustakaan sekolah
Program 4 : Pembuatan data Program 2 : Sosialisasi
base inventaris rencana
3. Sasaran III : Meningkatkan pengembangan
prestasi akademik lulusan sekolah kepada
memenuhi standar nasional warga sekolah
pendidikan dan berstandar dan komite
internasional. Program 3 : Pelaksanaan
Penanggung Jawab : Solat pengelolaan
Surbakti, S.Pd administrasi
Program 1 : Melaksanakan (bidang
Bimbingan khusus kesiswaan,
prestasi akademik sarana
kelas SBI. prasarana, tata
Program 2 : Melaksanakan usaha, kantor
bimbingan khusus BK,
prestasi non perpustakaan,
akademik. penilaian dan
4. Sasaran IV : Pengembangan website)
lingkungan, sarana dan Program 4 : Mengadakan
prasarana sekolah yang menuju jalinan
komunitas belajar yang kerjasama
kondusif. dengan sekolah
Penanggung Jawab : Hermanto bertaraf
Sebayang, S.Pd internasional
Program 1 : Melengkapi dalam negeri
sarana dan media dalam bentuk
pembelajaran MOU

150
Vol. 2, No.1, Desember 2011 M. Mahfud Hamdi 130-159

Program 5 : Melaksanakan atau catatan-catatan yang berkaitan dengan


seleksi siswa prestasi siswa/sekolah baik yang bersifat
baru kelas VII akademik maupun non-akademik dan
untuk masuk informasi lain yang diperlukan.
kelas bertaraf Sedangkan data yang diperoleh melalui
internasional wawancara adalah merupakan jawaban-
6. Sasaran VI : Meningkatkan jawaban dari para informan atas
jumlah lulusan yang diterima di pertanyaan-pertanyaan yang dikemukakan
SMA/SMK Negeri unggulan oleh penulis yang berkaitan dengan fokus
95% dari yang lulus penelitian. Jawaban-jawaban dari para
Program 1 : Melaksanakan informan tersebut berupa informasi,
bimbingan khusus penjelasan, dan keterangan yang penulis
mata pelajaran yang butuhkan berkaitan dengan fokus
di UN kan penelitian dan aspek kajian.
Program 2 : Melaksanakan Data hasil wawancara dengan
Tes Uji Kemampuan informan, setelah melalui proses reduksi
(Try Out). data kemudian penulis perbandingkan
dengan data hasil observasi dan
Pembahasan Hasil Penelitian. dokumentasi.
Untuk membahas hasil penelitian Berdasarkan hasil pembandingan
seperti dipaparkan di atas penulis data tersebut, maka penulis dapat
menggunakan teknik analisis data dari menganalisis implementasi program
Milles dan Hubermen seperti yang sudah MPMBS dan mengetahui keberhasilannya
dikemukakan dalam bab III yaitu model dalam rangka peningkatan mutu
analisis interaktif (interactive model of pendidikan di SMP Negeri 6 Kisaran
analysis), yang meliputi tahap-tahap Kabupaten Asahan.
kegiatan sebagai berikut : pengumpulan Berikut deskripsi hasil analisis data
data, reduksi data, penyajian data, dan tersebut sebagai berikut :
penarikan kesimpulan. Sedangkan untuk
uji validitas data penulis menggunakan 1. Isi Kebijakan
teknik uji validitas data dengan teknik Pada fokus penelitian isi kebijakan,
triangulasi dengan sumber, yaitu dengan penulis menetapkan empat aspek kajian
jalan membandingkan data hasil yaitu : (1) jenis manfaat yang dihasilkan,
wawancara dengan data hasil observasi (2) derajat perubahan yang diinginkan, dan
dan dokumentasi. (3) siapa pelaksana program, dan (4)
Data yang diperoleh penulis dari sumberdaya yang dikerahkan. Masing-
hasil observasi adalah berupa hasil masing aspek kajian penulis analisis satu
pengamatan tentang keadaan dan situasi persatu seperti di bawah ini.
yang berkaitan dengan aktivitas yang a. Jenis Manfaat yang Dihasilkan
dilaksanakan di sekolah terutama yang Dari hasil wawancara dan
berkaitan dengan proses pembelajaran. Di observasi mengindikasikan bahwa
samping itu, untuk mengetahui keadaan proses pembelajaran di SMP
sarana prasarana yang dimiliki oleh Negeri 6 Kisaran telah
sekolah dan pemanfaatannya untuk menggunakan metode atau
kepentingan proses belajar mengajar pendekatan pembelajaran siswa
khususnya maupun kepentingan proses aktif, yaitu menggunakan metode
pendidikan umumnya yang dilaksanakan dan strategi pembelajaran yang
di SMP Negeri 6 Kisaran. variatif. Pembelajaran
Data yang diperoleh melalui dilaksanakan tidak hanya di
metode dokumentasi berupa dokumen dalam kelas tetapi juga di luar

151
Vol. 2, No.1, Desember 2011 M. Mahfud Hamdi 130-159

kelas (out door) atau pendekatan berbasis pusat menjadi berbasis


contectual teaching and learning sekolah.
(CTL). c. Pelaksana Program MPMBS
Jadi jenis manfaat yang Dalam melaksanakan program
dihasilkan sudah dapat MPMBS Kepala Sekolah sebagai
diwujudkan dalam konteks proses top manager telah menggunakan
pembelajaran siswa aktif. Dengan strategi kepemimpinan
kata lain, guru telah demokratis dan partisipatif seperti
menggunakan strategi yang menjadi tuntutan program
pembelajaran aktif, kreatif, MPMBS. Indikasinya
efektif, dan menyenangkan (berdasarkan wawancara dengan
(pakem). Salah satu kendala yang guru), misalnya dalam
dihadapi dengan pembelajaran pengambilan keputusan,
yang dilaksanakan secara out perencanaan, pelaksanaan
door adalah masalah biaya, kegiatan, penggunaan dana, dan
karena dengan ke luar sekolah sebagainya selalu melibatkan
dibutuhkan biaya yang tidak pihak-pihak terkait di sekolah.
sedikit baik biaya transportasi Contoh lain misalnya, dalam
maupun akomodasi lainnya. penyusunan Anggaran
b. Derajat Perubahan yang Pendapatan dan Belanja Sekolah
Diinginkan (APBS) Kepala Sekolah sudah
Dari hasil wawancara, banyak melibatkan unsur-unsur
mengisyaratkan bahwa yang ada di sekolah sebagai
pengelolaan sumberdaya perwujudan dari manajemen
manusia, sarana prasarana, dan partisipatif (lihat tabel 5 halaman
keuangan sudah dikelola dengan 67 ).
manajemen terbuka dan Guru sebagai middle manager,
partisipatif. Artinya dengan sebagai pelaksana kebijakan telah
adanya program MPMBS sudah melaksanakan lima tugas pokok
terjadi perubahan paradigma guru, yaitu : (1) menyusun
manajemen yaitu dari manajemen program pembelajaran, (2)
berbasis pusat menjadi melaksanakan program
manajemen berbasis sekolah pembelajaran, (3) melaksanakan
(otonomi sekolah). evaluasi belajar, (4)
Dalam manajemen modern, baik melaksanakan analisis hasil
dalam manajemen sumberdaya evaluasi belajar, dan (5)
manusia, sarana prasarana menyusun dan melaksanakan
maupun keuangan paling tidak program perbaikan dan
ada empat tahap yang harus pengayaan.
dilakukan, yaitu : “(1) Hal ini dapat dibuktikan dengan
perencanaan (planning), (2) metode dokumentasi yaitu dengan
pengorganisasian (organizing), melihat administrasi yang
(3) pengerahan (actuating), dan dikerjakan/dimiliki oleh guru
(4) pengawasan (controling)” yang meliputi kegiatan-kegiatan
(Depdiknas, 2000 : 3). lima tugas pokok tersebut.
Dalam konteks ini telah terjadi Pembuktian lain, dapat penulis
perubahan yang diinginkan, yaitu kemukakan, bahwa sebagian
perubahan manajemen besar guru telah memanfaatkan
sumberdaya manusia, sarana kenaikan pangkat dengan
prasarana, dan keuangan dari penilaian angka kredit, dengan

152
Vol. 2, No.1, Desember 2011 M. Mahfud Hamdi 130-159

demikian berarti guru telah Sekolah dalam pengelolaan


melaksanakan lima tugas pokok sekolah antara lain adalah :
tersebut. Dari temuan penulis di sebagai pemberi pertimbangan,
lapangan, dapat dikemukakan sebagai pendukung baik yang
bahwa masih ada sebagian guru berujud finansial, pemikiran
yang tidak secara rutin maupun tenaga, sebagai kontrol
melaksanakan tugas analisis hasil dalam penyelenggaraan
evaluasi belajar setelah pendidikan di sekolah. Dapat
melaksanakan evaluasi belajar, dicontohkan fungsi yang telah
bahkan ada guru yang dijalankan oleh Komite Sekolah
melaksanakan tugas tersebut antara lain adalah memberi
hanya karena akan mengajukan masukan dan pertimbangan dalam
penilaian angka kredit untuk penyusunan Anggaran
kenaikan pangkat. Pendapatan dan Belanja Sekolah
Karyawan tata usaha sebagai (APBS) dan Rencana Anggaran
pelaksana kebijakan khususnya di Pembangunan (RAP) dan
bidang administrasi telah sebagainya (lihat tabel 7 halaman
melaksanakan administrasi 73).
sekolah dan ketatalaksanaan yang d. Sumberdaya yang Dikerahkan
menunjang kegiatan belajar Sumberdaya manusia (guru), dari
mengajar. Dapat dijelaskan, hasil wawancara dan melihat
bahwa setiap awal semester/awal dokumen yang ada di sekolah
tahun pelajaran karyawan tata dapat dijelaskan bahwa sebagian
usaha selalu berusaha untuk besar guru (90 %) sudah sesuai
menyiapkan administrasi yang dengan latar belakang pendidikan
diperlukan seperti : jadwal atau ijazah yang dimiliki dengan
pelajaran, daftar hadir siswa, mata pelajaran yang diampu.
jurnal kelas, daftar nilai, daftar Sedangkan dilihat dari jenjang
hadir guru, dan sebagainya. Di pendidikan 69,4 % adalah sarjana
samping itu, administrasi rutin (S1), selebihnya adalah jenjang
yang dikerjakan karyawan tata pendidikan D2, dan D3.
usaha antara lain : laporan Dengan demikian latar
statistik pendidikan tiap bulan, belakang pendidikan atau ijazah
laporan mekanisme pegawai, guru sudah sesuai dengan mata
laporan barang inventaris tiap pelajaran yang diampu atau yang
semester/tiap akhir tahun, menjadi tanggung jawabnya.
pembuatan daftar urut Sumberdaya sarana prasarana,
kepangkatan tiap akhir tahun dan dari hasil wawancara dan
sebagainya. Jadi karyawan tata observasi di lapangan
usaha telah memiliki kemampuan menunjukkan bahwa jumlah
dalam bidang administrasi dan ruang yang ada terutama ruang
ketatalaksanaan yang menunjang belajar teori sudah sesuai dengan
kegiatan belajar mengajar. kebutuhan, dari jumlah 15
Komite Sekolah sebagai lembaga rombongan belajar sudah ada 15
mitra sekolah dengan merujuk ruang belajar teori. Di samping
kepada Keputusan Menteri itu, sudah ada ruang penunjang
Pendidikan Nasional Nomor seperti : laboratorium IPA 1
044/U/2002 telah melaksanakan ruang, laboratorium Bahasa 1
fungsi dan perannya walaupun ruang, laboratorium Komputer 1
belum optimal. Peran dari Komite ruang, Multimedia 1 ruang,

153
Vol. 2, No.1, Desember 2011 M. Mahfud Hamdi 130-159

perpustakaan 1 ruang, bimbingan a. Kekuasaan, Kepentingan, dan


konseling 1 ruang, ruang Guru 1 Strategi Aktor yang Terlibat
ruang, Tata Usaha 1 ruang, ruang Dari sisi kekuasaan, Kepala
Kepala Sekolah 1 ruang, Usaha Sekolah mempunyai
Kesehatan Sekolah 1 ruang, OSIS kewenangan dalam
1 ruang, koperasi 1 ruang dan melaksanakan program
musholla 1 ruang. Sedangkan MPMBS. Dalam praktiknya,
untuk alat peraga dan alat bantu Kepala Sekolah dituntut untuk
pelajaran secara umum sudah menerapkan kepemimpinan
cukup memadai baik kuantitatif terbuka dan partisipatif. Kepala
maupun kualitatif dan pada Sekolah tidak dapat
umumnya telah dimanfaatkan menggunakan otoritas/
oleh guru mata pelajaran dalam kewenangannya secara mutlak
proses pembelajaran dengan tanpa memperhatikan masukan
siswa. dan aspirasi dari bawahan atau
Sumberdaya dana, dari hasil staf. Dari sisi kepentingan,
wawancara dapat dijelaskan Kepala Sekolah mempunyai
bahwa sumber-sumber dana keinginan dan harapan yang
sekolah meliputi antara lain dari : tinggi terhadap peningkatan
orangtua siswa, APBN, APBD, mutu prestasi siswa dengan
dan dana dekosentrasi. Dana-dana melaksanakan program
tersebut dimanfaatkan sesuai MPMBS. Sedangkan strategi
dengan posnya masing-masing yang dilakukan Kepala Sekolah
dan dipertanggungjawabkan untuk keberhasilan pelaksanaan
melalui mekanisme yang telah program MPMBS adalah
ditetapkan. Misalnya dana dari dengan menerapkan
orangtua siswa kepemimpinan demokratis dan
dipertanggungjawabkan melalui manajemen partisipatif dengan
Pengurus Komite Sekolah segenap warga sekolah.
maupun melalui rapat pleno Dari sisi kekuasaan, guru
orangtua siswa. Sedangkan dana- mempunyai kekuasaan di dalam
dana yang bersumber dari menentukan materi ajar yang
pemerintah, akan diberikan kepada siswa dan
dipertanggungjawabkan secara mempunyai kekuasaan di dalam
langsung kepada pemerintah dan proses penilaian setelah proses
diperiksa oleh lembaga-lembaga pembelajaran berlangsung.
yang berwenang mengadakan Dilihat dari sisi kepentingan,
pemeriksaan/ pengawasan seperti guru mempunyai kemauan dan
Badan Pemeriksa Keuangan dan harapan yang tinggi untuk
Pembangunan (BPKP) dan meningkatkan mutu prestasi
Inspektorat Daerah. siswa baik yang bersifat
akademik maupun non-
2. Konteks Implementasi akademik. Sedangkan strategi
Pada fokus konteks yang dilakukan guru antara lain
implementasi ini penulis mengambil aspek dengan memberikan tambahan
kajian : (1) kekuasaan, kepentingan, dan jam pelajaran (les) maupun
strategi aktor yang terlibat, dan (2) memberikan pelajaran
kepatuhan dan daya tanggap, masing- ekstrakurikuler (Olahraga,
masing aspek kajian penulis bahas sebagai Kesenian, Pramuka, PMR, dan
berikut : sebagainya).

154
Vol. 2, No.1, Desember 2011 M. Mahfud Hamdi 130-159

Hal ini ternyata membawa hasil dan Komite Sekolah dapat


yang cukup baik yaitu dilaksanakan atau diupayakan
meningkatnya prestasi siswa, realisasinya dalam rangka upaya
baik prestasi akademik maupun peningkatan mutu pendidikan di
non-akademik (lihat data pada SMP Negeri 6 Kisaran.
tabel 12, 13 dan 15 halaman 88, b. Kepatuhan dan Daya Tanggap
89, dan 91 ). Pada aspek kepatuhan dapat
Dari sisi kekuasaan, karyawan dijelaskan bahwa dalam
mempunyai kekuasaan di dalam melaksanakan program MPMBS
pembuatan administrasi sekolah para pelaksana program telah
sesuai pedoman yang berlaku melaksanakan sesuai dengan
dalam rangka membantu prosedur yang telah ditetapkan
kelancaran proses belajar baik pada tataran administrasi
mengajar. Dari sisi kepentingan, seperti pembuatan proposal,
karyawan juga mempunyai administrasi pelaksanaan
kemauan yang tinggi dalam program maupun tahap-tahap
rangka ikut serta meningkatkan pelaksanaannya.
prestasi siswa. Sedangkan Jadi dengan kata lain,
strategi yang dilakukan pelaksanaan program MPMBS
karyawan adalah dengan di SMP Negeri 6 Kisaran sudah
memberikan pelayanan yang sesuai atau mematuhi aturan
sebaik-baiknya (prima) kepada yang telah ditetapkan
segenap warga sekolah yaitu (compliance). Sedangkan dari
guru maupun siswa, sehingga sisi daya tanggap (responsivitas)
selalu berusaha memberikan segenap warga sekolah cukup
pelayanan administrasi dengan baik. Hal terebut terlihat dari
tertib dan tepat waktu dalam partisipasi warga sekolah dalam
upaya peningkatan mutu prestasi implementasi program MPMBS,
siswa. baik pada tahap perencanaan
Dilihat dari sisi kekuasaan, maupun tahap pelaksanaannya.
Komite Sekolah mempunyai
kekuasaan seperti diatur dalam 3. Hasil Kebijakan
Keputusan Menteri Pendidikan Pada fokus hasil kebijakan penulis
Nasional Nomor 044/U/2002 mengambil aspek kajian peningkatan mutu
tentang Dewan Pendidikan dan pendidikan dengan tiga indikator sebagai
Komite Sekolah. Dari sisi berikut : (1) prestasi siswa di bidang
kepentingan, Komite Sekolah akademik dilihat dari mutu lulusan dan
mempunyai harapan dan prestasi lomba mata pelajaran, (2) prestasi
kemauan yang tinggi untuk siswa di bidang non-akademik
meningkatkan prestasi siswa (ekstrakurikuler) dilihat dari prestasi
baik prestasi akademik maupun olahraga, kesenian, dan bidang lainnya,
non-akademik. Sedangkan dan (3) prestasi sekolah dilihat dari sisi
strateginya, Komite Sekolah internal dan eksternal.
berusaha melaksanakan peran Data prestasi tersebut telah penulis
dan fungsinya seperti diatur paparkan pada bagian deskripsi hasil
dalam Keputusan Menteri penelitian dengan menggunakan metode
Pendidikan Nasional tersebut. dokumentasi. Dari data tersebut dapat
Dengan demikian program dan dianalisis dan disimpulkan bahwa dengan
kebutuhan sekolah yang telah implementasi program MPMBS di SMP
disepakati antara pihak sekolah Negeri 6 Kisaran ada peningkatan mutu

155
Vol. 2, No.1, Desember 2011 M. Mahfud Hamdi 130-159

pendidikan, baik pada aspek akademik implementasi progam MPMBS telah


maupun non-akademik, sehingga secara menunjukkan adanya kinerja implementasi
internal sekolah ada peningkatan prestasi kebijakan yang cukup baik, dilihat dari isi
sedangkan secara eksternal sekolah kebijakan, konteks implementasi maupun
mendapat penilaian dan kepercayaan dari hasil kebijakan.
masyarakat. Fakta empiris menunjukkan
bahwa setiap tahunnya SMP Negeri 6 4. Matrik Pembahasan Hasil Penelitian
Kisaran selalu menolak calon siswa karena Dari uraian pembahasan hasil
banyaknya animo pendaftar dan penelitian seperti telah dipaparkan di atas,
terbatasnya daya tampung sekolah. untuk lebih memperjelas dan
Analisis terhadap aspek-aspek mempermudah dalam melihat gambaran
kajian implementasi program MPMBS hasil analisis kinerja implementasi
yang merupakan hasil pembandingan program MPMBS di SMP Negeri 6
antara data yang penulis peroleh dari hasil Kisaran Kabupaten Asahan, maka
wawancara, observasi, dan dokumentasi dituangkan dalam bentuk tabel sebagai
mengindikasikan bahwa dalam berikut :

No. Fokus Penelitian Aspek Kajian Hasil Analisis


1 Isi Kebijakan 1. Jenis manfaat yang Guru telah melaksanakan
dihasilkan pembelajaran siswa aktif, yaitu
dengan metode dan strategi
pembelajaran yang variatif.

2. Derajat perubahan Telah terjadi perubahan


yang diinginkan manajemen sumberdaya manusia,
sarana prasarana, dan keuangan
dari berbasis pusat menjadi
berbasis sekolah. Manajemen
sudah terbuka, demokratis, dan
partisipatif.

3. Pelaksana program 1. Kepala Sekolah, telah


menggunakan
kekuasaan/kepemimpinan
secara demokratis dan
patisipatif.

2. Guru, telah melaksanakan lima


tugas pokok guru, yaitu :
menyusun program
pembelajaran, melaksanakan
program pembelajaran,
melaksanakan evaluasi,
melaksanakan analisis hasil
evaluasi belajar, dan
melaksanakan perbaikan dan
pengayaan.

3. Karyawan tata usaha, telah


melaksanakan administrasi
sekolah dan ketatalaksanaan
yang yang menunjang
kegiatan belajar mengajar
dengan baik.

156
Vol. 2, No.1, Desember 2011 M. Mahfud Hamdi 130-159

4. Komite Sekolah, telah


melasanakan perannya
walaupun belum optimal.
Peran yang telah dijalankan
antara lain : memberi masukan
dan pertimbangan dalam
penyusunan Anggaran
Pendapatan dan Belanja
Sekolah (APBS), Rencana
Anggara Pembangunan (RAP).

4. Sumberdaya yang 1. Guru, kondisi guru 90 % sudah


dikerahkan sesuai dengan latar belakang
pendidikan yang dimiliki
dengan mata pelajaran yang
diampu.
64,8 % guru sudah sarjana (S1)
selebihnya
D1, D2, dan D3.

2. Ruang, jumlah ruang belajar


teori sudah cukup. Masih ada
kekurangan ruang penunjang
yaitu : laboratorium komputer,
laboratorium bahasa, dan ruang
multi media.

3. Dana, bersumber dari orangtua


siswa, APBN, APBD, dana
dekosentrasi
Dana tersebut telah
dipertanggungjawabkan
sesusai mekanisme dan
prosedur yang telah ditetapkan.

2 Konteks 1. Kekuasaan, 1. Kepala Sekolah, menerapkan


Implementasi kepentingan, dan prinsip kepemimpinan/
strategi aktor yang manajemen terbuka dan
terlibat partisipatif.
Tidak menggunakan
wewenangnya secara otoriter.
Menerima masukan dari staf.

2. Guru, mempunyai kemauan


yang tinggi untuk
meningkatkan mutu prestasi
siswa.
Indikasinya yaitu dengan rela
melaksanakan tugas tambahan
jam pelajaran maupun tugas
kegiatan ekstrakurikuker.

3. Karyawan tata usaha, telah


melaksanakan pelayanan yang
baik kepada segenap warga
sekolah, baik pelayanan teknis
maupun administrasi.

4. Komite sekolah, telah


melaksanakan sebagian

157
Vol. 2, No.1, Desember 2011 M. Mahfud Hamdi 130-159

fungsinya, yaitu : menampung


dan menyalurkan aspirasi
orangtua siswa.

2. Kepatuhan Pelaksana program telah


dan daya melaksanakan program sesuai
tanggap dengan prosedur yang telah
ditetapkan, baik secara
administratif maupun
operasional.

3 Hasil kebijakan Mutu pendidikan Dengan program MPMBS ada


peningkatan mutu pendidikan
baik pada aspek akademik
maupun non-akademik.

Sumber: Hasil Wawancara diolah.

KESIMPULAN DAN IMPLIKASI dan sesudah implementasi program


1. Kesimpulan MPMBS. Sesudah implementasi
Berdasarkan hasil penelitian program MPMBS terbukti prestasi
seperti telah dipaparkan, diuraikan, dan siswa cukup meningkat baik di
dianalisis pada bab sebelumnya, maka bidang akademik maupun non-
dapat disimpulkan kinerja implementasi akademik.
program MPMBS di SMP Negeri 6
Kisaran sebagai berikut : 2. Implikasi
1. Dilihat dari isi kebijakan, dengan Berdasarkan pada kesimpulan di
implementasi program MPMBS, atas, maka implikasinya adalah sebagai
ada peningkatan kinerja Kepala berikut :
Sekolah, Guru, Karyawan, dan 1. Bagi Guru, perlu adanya
Komite Sekolah sesuai dengan peningkatan kualifikasi pendidikan
peran dan fungsi masing-masing khususnya bagi guru-guru yang
dalam upaya peningkatan mutu belum berpendidikan sarjana (S1)
pendidikan. dan juga peningkatan
2. Dilihat dari konteks implementasi kemampuan/kompetensi guru
pada aspek kepatuhan, kinerja dalam bidang metode dan strategi
implementasi program MPMBS di pembelajaran.
SMP Negeri 6 Kisaran, 2. Bagi Kepala Sekolah, program
menunjukkan kinerja yang baik MPMBS ini harus terus
dan adanya kepatuhan dilaksanakan dan dikembangkan,
(compliance) baik dilihat dari fakta empiris menunjukkan ada
aspek administrasi maupun tahap- peningkatan prestasi siswa dengan
tahap pelaksanaannya. Sedangkan adanya implementasi program
dari aspek daya tanggap MPMBS.
(responsivitas), segenap warga 3. Bagi birokrasi pendidikan, kiranya
sekolah cukup memberikan respon kebijakan program MPMBS ini
yang baik, dengan indikasi dari didukung dengan dana, terutama
partisipasi warga sekolah dalam program yang pendanaannya tidak
implementasi program MPMBS. dapat dianggarkan dari dana BOS,
1. Dilihat dari hasil kebijakan dalam rangka mendorong sekolah
menunjukkan adanya peningkatan untuk meningkatkan mutu atau
mutu pendidikan, antara sebelum

158
Vol. 2, No.1, Desember 2011 M. Mahfud Hamdi 130-159

prestasi siswa baik di bidang Mardalis, 2003, Metode Penelitian ; Suatu


akademik maupun non-akademik. Pendekatan Proposal, Bumi
Aksara, Jakarta.
DAFTAR PUSTAKA Miles, Matthew B dan Michail A.
Abdul Wahab, Solichin, 2002, Analisis Hubermans, 1992, Analisis Data
Kebijaksanaan ; Dari Formulasi Kualitatif, Terjemahan Tjejep
Ke Implementasi Kebijaksanaan Rohendi, UI Press, Jakarta.
Negara, Bumi Aksara, Jakarta. Moleong, Lexy J., 2004, Metodologi
Ahmadi H. Abu, 1999, Psikologi Sosial, Penelitian Kualitatif, Remaja
Rineka Cipta, Jakarta. Rosdakarya, Bandung.
Darumurti, Krishna D. dan Umbu Rauta, Nugroho D. Riant, 2004, Kebijakan Publik
2002, Otonomi Daerah ; Formulasi, Implementasi, dan
Perkembangan Pemikiran dan Evaluasi, PT Alex Media
Pelaksanaan, Bandung, Citra Komputindo, Jakarta.
Aditya Bakti. Permadi, Dadi, 2001, Manajemen Berbasis
Departemen Pendidikan Nasional, 2002, Sekolah dan Kepemimpinan
Manajemen Peningkatan Mutu Mandiri Kepala Sekolah, Sarana
Berbasis Sekolah, Buku 1 Konsep Panca Karya Nusa, Bandung.
Dasar, Jakarta. Raharjo Budi, 2003, Manajemen Berbasis
_______ , 2002, Manajemen Peningkatan Sekolah, Departemen Pendidikan
Mutu Berbasis Sekolah, Buku 2 Nasional, Jakarta.
Rencana dan Program Robbins Stephen P., 2003, Perilaku
Pelaksanaan, Jakarta. Organisasi, (Terjemah), Jilid I,
_______ , 2002, Manajemen Peningkatan Indeks Kelompok Gramedia,
Mutu Berbasis Sekolah, Buku 3 Jakarta.
Panduan Monitoring dan Evaluasi, Singarimbun Masri dan Effendi Sofian,
Jakarta. 1995, Metode Penelitian Survei,
_______ , 2000, Panduan Manajemen LP3ES, Jakarta.
Sekolah, Jakarta. Sugiyono, 2002, Metode Penelitian
_______ , 1995, Kamus Besar Bahasa Administrasi, Alfabeta, Bandung.
Indonesia, Balai Pustaka, Jakarta. Thoha Miftah, 2004, Perilaku Organisasi ;
Faisal Sanapiah, 2003, Format-Format Konsep Dasar dan Aplikasinya,
Penelitian Sosial, Raja Grafindo Raja Grafindo Persada, Jakarta.
Persada, Jakarta. Umaedi, 1999, Manajemen Peningkatan
Dunn, William N., 2003, Pengantar Mutu Berbasis Sekolah, Depdiknas,
Analisis Kebijakan Publik, Gadjah Jakarta.
Mada Uninersity Press, Undang-Undang Republik Indonesia
Yogyakarta. Nomor 32 Tahun 2004, Tentang
Echols John M. dan Shadily Hassan, 2000, Pemerintahan Daerah, Aneka
Kamus Inggris Indonesia, Ilmu, Semarang.
Gramedia Pustaka Utama, Jakarta. Usman Husaini dan Akbar Purnomo
Islamy M. Irfan, 2003, Prinsip-Prinsip Setiady, 2003, Metodologi
Perumusan Kebijaksanaan Penelitian Sosial, Bumi Aksara,
Negara, Bumi Aksara, Jakarta. Jakarta.
Kartono Kartini, 2003, Pemimpin dan Winarno, Budi, 2002, Teori dan Proses ;
Kepemimpinan ; Apakah Pemimpin Kebijakan Publik, Media
Abnormal Itu ?, Raja Grafindo Pressindo, Yogyakarta.
Persada, Jakarta.

159

Anda mungkin juga menyukai