Anda di halaman 1dari 6

MAKALAH

MAQOMAT DAN AHWAL


Dosen Pengampu : M. Hambali, S.H., M.H.

Disusun Oleh:
Ratnawati Ayu Ningrum_12207072
Ayu Wasilah_12207029

PROGRAM STUDI PERBANKAN SYARI’AH


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI PONTIANAK
TAHUN 2022
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Wr.Wb
Segala puji bagi Allah Swt. yang telah memberikan rahmat dan hidayah kepada kita semua
umat manusia sehingga kami bisa menyelesaikan pembuatan makalah dalam rangka menyelesaikan
tugas dari bapak Shalawat serta salam selalu tercurah kepada baginda
rasulullah saw. yang telah menghantarkan umat manusia dari lembah kehinaan menuju lembah
kemuliaan.
Sebagai generasi pemacu peradaban pendidikan, tentu kata sekolah,madrasah ataupun
universitas tentu tidak asing dan sudah berada ditengah masyarakat. Sumber keilmuan yang
menyimpan beragam pintu menuju wawasan yang lebih luas. Dengan adanya lembaga pendidikan
seperti madrasah, tentu menjadi peluang untuk menjadikan generasi yang akan datang menjadi
generasi hebat dengan keilmuan dan pengetahuan yang tinggi. Dengan ilmu agama yang diselaraskan
dengan ilmu sains dan teknologi mendorong generasi penerus menjadi generasi yang berkarakter.
Sehingga diperlukanlah lembaga pendidikan untuk menjawab tantangan yang sudah menjadi tugas
untuk mewujudkannya.
Maka dengan adanya makalah ini, akan menjadi sebuah pembuka pikiran untuk lebih
mengenal lembaga pendidikan dengan ilmu, iman dan amal menjadi kekuatannya.
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ………………………………………….………… i
KATA PENGANTAR…………………………………………………… ii
DAFTAR ISI……………………………………………………............. iii
BAB 1 PENDAHULUAN……………………………………………. 1
1.1 Latar Belakang……………………..……………………... 1
BAB 2 PEMBAHASAN…………………………………………….... 2
2.1 Maqomat Dan Ahwal……………………………………... 2
2.1.1 Maqomat………………………………………………… 2
2.1.2 Ahwal…………………………………………………… 2
BAB 3 PENUTUP……………………………………………………. 3
3.1 Kesimpulan……………………………………………….. 3
3.2 Saran……………………………………………………… 4
DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………… 4
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Pengertian Maqomat menurut Bahasa adalah tahapan,sedangkan menurut istilah
maqomat hasil usaha manusia dengan kerja keras dan keluhuran budi pekerti yang
dimiliki hamba Tuhan yang dapat membawanya kepada usaha dan tuntunan dari segala
kewajiban. maqam adalah kedudukan seseorang yang menunjukkan kedekatannya
kepada Allah Swt. Sedangkan ahwal adalah suatu kondisi jiwa yang diperoleh melalui
kesucian jiwa.
Dapat disimpulkan bahwa antara maqamat dan ahwal memiliki perbedaan. Jika
maqamat merupakan tingkatan seorang hamba di hadapan Tuhannya dalam hal ibadah
dan latihan-latihan jiwa yang dilakukannya, artinya maqamat merupakan hasil usaha
manusia, sedangkan ahwal adalah suatu kondisi atau keadaan jiwa yang diberikan oleh
Allah kepada seseorang hamba, tanpa harus dilakukan suatu latihan oleh orang
tersebut. Meskipun itu pemberian Tuhan ada hubungannya dengan upaya-upaya yang
telah dilakukan oleh seorang hamba-hamba sebelumnya.
BAB 2
PEMBAHASAN

2.1 Maqomat dan Ahwal


2.1.1 Maqomat
Maqam disebut dengan ungkapan jamaknya yaitu maqamat. Menurut al-Qusyairi
yang dimaksud dengan maqam adalah hasil usaha manusia dengan kerja keras dan
keluhuran budi pekerti yang dimiliki hamba Tuhan yang dapat membawanya kepada
usaha dan tuntunan dari segala kewajiban. maqam adalah kedudukan seseorang yang
menunjukkan kedekatannya kepada Allah Swt. Posisi tersebut tidak diperoleh begitu
saja, tetapi harus melalui proses yang sungguh-sungguh.
Sedangkan al-Thusi memberikan pengertian yang berbeda sebagai berikut:
:‫ هلال واجمالىدات العبد العبادات والرايضات والنقطاعمقام فيما يقام فيو يدى من هلالإىل‬.
“Kedudukan hamba di hadapan Allah yang diperoleh melalui kerja keras dalam
ibadah, kesungguhan melawan hawa nafsu, latihan-latihan kerohanian serta
menyerahkan seluruh jiwa dan raga semata-mata untuk berbakti kepada-Nya”.
Dari kedua pendapat di atas, dapat dipahami bahwa maqam adalah kedudukan
seseorang yang menunjukkan kedekatannya kepada Allah Swt. Posisi tersebut tidak
diperoleh begitu saja, tetapi harus melalui proses yang sungguh-sungguh. proses yang
dilalui oleh para sufi untuk mencapai derajat tertinggi harus melalui maqam-maqam
yang banyak, dari maqam paling rendah sampai tertinggi.

Para ulama sufi berbeda pendapat tentang jenjang-jenjang dalam tasawuf .


Begitu juga tentang berapa jumlah maqam. Menurut al-Qusyairi, ada 7 (tujuh) maqam,
yang jenjangnya adalah: Taubat, Wara, Zuhud, Tawakkal, Shabar, dan terakhir Ridha.
Al-Thusi memiliki arti lain, yaitu: Taubat, Wara, Zuhud, Faqr, Shabar,
Tawakkal dan Ridha. Sedangkan al-Ghazali memiliki urutan berikut: Taubat, Shabar,
Syukur, Raja, Khauf, Zuhud, Mahabbah, Asyiq, Unas, Ridha.
Dari tiga pendapat di atas, dapat dipahami bahwa tidak ada jenjang yang dapat
dikatakan maqam yang baku. Dengan kata lain, pendapat-pendapat tersebut merupakan
pendapat yang bukan sifatnya jumhur ulama. Menurut Harun Nasution, maqam-
maqam yang paling populer terdiri dari: Taubat, Zuhud, Shabar, Tawakkal dan Ridha.
Dan dari pembahasan diatas dapat dipahami bahwa maqam adalah sebuah
posisi tertentu yang memiliki karakteristik yang saling berbeda antara satu tingkatan
dan tingkatan lainnya. Karakter maqam taubat merupakan sikap penyesalan terhadap
segala dosa. Maqam ini menunjukkan betapa pentingnya taubat, karena dengan taubat
tersebut, seseorang akan dapat melangkah kepada maqam-maqam lainnya ke level
yang lebih tinggi.
Sedangkan ridha adalah level tertinggi, yang dapat dimaknai tercapainya
kondisi ideal bagi seorang Muslim. Hal ini baru dapat tercapai apabila telah melewati
maqam-maqam lainnya seperti zuhud, shabar, dan tawakkal.
2.1.2 AHWAL

Anda mungkin juga menyukai