FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI PONTIANAK TAHUN 2022 KATA PENGANTAR Assalamu’alaikum Wr.Wb Segala puji bagi Allah Swt. yang telah memberikan rahmat dan hidayah kepada kita semua umat manusia sehingga kami bisa menyelesaikan pembuatan makalah dalam rangka menyelesaikan tugas dari bapak Shalawat serta salam selalu tercurah kepada baginda rasulullah saw. yang telah menghantarkan umat manusia dari lembah kehinaan menuju lembah kemuliaan. Sebagai generasi pemacu peradaban pendidikan, tentu kata sekolah,madrasah ataupun universitas tentu tidak asing dan sudah berada ditengah masyarakat. Sumber keilmuan yang menyimpan beragam pintu menuju wawasan yang lebih luas. Dengan adanya lembaga pendidikan seperti madrasah, tentu menjadi peluang untuk menjadikan generasi yang akan datang menjadi generasi hebat dengan keilmuan dan pengetahuan yang tinggi. Dengan ilmu agama yang diselaraskan dengan ilmu sains dan teknologi mendorong generasi penerus menjadi generasi yang berkarakter. Sehingga diperlukanlah lembaga pendidikan untuk menjawab tantangan yang sudah menjadi tugas untuk mewujudkannya. Maka dengan adanya makalah ini, akan menjadi sebuah pembuka pikiran untuk lebih mengenal lembaga pendidikan dengan ilmu, iman dan amal menjadi kekuatannya. DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL ………………………………………….………… i KATA PENGANTAR…………………………………………………… ii DAFTAR ISI……………………………………………………............. iii BAB 1 PENDAHULUAN……………………………………………. 1 1.1 Latar Belakang……………………..……………………... 1 BAB 2 PEMBAHASAN…………………………………………….... 2 2.1 Maqomat Dan Ahwal……………………………………... 2 2.1.1 Maqomat………………………………………………… 2 2.1.2 Ahwal…………………………………………………… 2 BAB 3 PENUTUP……………………………………………………. 3 3.1 Kesimpulan……………………………………………….. 3 3.2 Saran……………………………………………………… 4 DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………… 4 BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pengertian Maqomat menurut Bahasa adalah tahapan,sedangkan menurut istilah maqomat hasil usaha manusia dengan kerja keras dan keluhuran budi pekerti yang dimiliki hamba Tuhan yang dapat membawanya kepada usaha dan tuntunan dari segala kewajiban. maqam adalah kedudukan seseorang yang menunjukkan kedekatannya kepada Allah Swt. Sedangkan ahwal adalah suatu kondisi jiwa yang diperoleh melalui kesucian jiwa. Dapat disimpulkan bahwa antara maqamat dan ahwal memiliki perbedaan. Jika maqamat merupakan tingkatan seorang hamba di hadapan Tuhannya dalam hal ibadah dan latihan-latihan jiwa yang dilakukannya, artinya maqamat merupakan hasil usaha manusia, sedangkan ahwal adalah suatu kondisi atau keadaan jiwa yang diberikan oleh Allah kepada seseorang hamba, tanpa harus dilakukan suatu latihan oleh orang tersebut. Meskipun itu pemberian Tuhan ada hubungannya dengan upaya-upaya yang telah dilakukan oleh seorang hamba-hamba sebelumnya. BAB 2 PEMBAHASAN
2.1 Maqomat dan Ahwal
2.1.1 Maqomat Maqam disebut dengan ungkapan jamaknya yaitu maqamat. Menurut al-Qusyairi yang dimaksud dengan maqam adalah hasil usaha manusia dengan kerja keras dan keluhuran budi pekerti yang dimiliki hamba Tuhan yang dapat membawanya kepada usaha dan tuntunan dari segala kewajiban. maqam adalah kedudukan seseorang yang menunjukkan kedekatannya kepada Allah Swt. Posisi tersebut tidak diperoleh begitu saja, tetapi harus melalui proses yang sungguh-sungguh. Sedangkan al-Thusi memberikan pengertian yang berbeda sebagai berikut: : هلال واجمالىدات العبد العبادات والرايضات والنقطاعمقام فيما يقام فيو يدى من هلالإىل. “Kedudukan hamba di hadapan Allah yang diperoleh melalui kerja keras dalam ibadah, kesungguhan melawan hawa nafsu, latihan-latihan kerohanian serta menyerahkan seluruh jiwa dan raga semata-mata untuk berbakti kepada-Nya”. Dari kedua pendapat di atas, dapat dipahami bahwa maqam adalah kedudukan seseorang yang menunjukkan kedekatannya kepada Allah Swt. Posisi tersebut tidak diperoleh begitu saja, tetapi harus melalui proses yang sungguh-sungguh. proses yang dilalui oleh para sufi untuk mencapai derajat tertinggi harus melalui maqam-maqam yang banyak, dari maqam paling rendah sampai tertinggi.
Para ulama sufi berbeda pendapat tentang jenjang-jenjang dalam tasawuf .
Begitu juga tentang berapa jumlah maqam. Menurut al-Qusyairi, ada 7 (tujuh) maqam, yang jenjangnya adalah: Taubat, Wara, Zuhud, Tawakkal, Shabar, dan terakhir Ridha. Al-Thusi memiliki arti lain, yaitu: Taubat, Wara, Zuhud, Faqr, Shabar, Tawakkal dan Ridha. Sedangkan al-Ghazali memiliki urutan berikut: Taubat, Shabar, Syukur, Raja, Khauf, Zuhud, Mahabbah, Asyiq, Unas, Ridha. Dari tiga pendapat di atas, dapat dipahami bahwa tidak ada jenjang yang dapat dikatakan maqam yang baku. Dengan kata lain, pendapat-pendapat tersebut merupakan pendapat yang bukan sifatnya jumhur ulama. Menurut Harun Nasution, maqam- maqam yang paling populer terdiri dari: Taubat, Zuhud, Shabar, Tawakkal dan Ridha. Dan dari pembahasan diatas dapat dipahami bahwa maqam adalah sebuah posisi tertentu yang memiliki karakteristik yang saling berbeda antara satu tingkatan dan tingkatan lainnya. Karakter maqam taubat merupakan sikap penyesalan terhadap segala dosa. Maqam ini menunjukkan betapa pentingnya taubat, karena dengan taubat tersebut, seseorang akan dapat melangkah kepada maqam-maqam lainnya ke level yang lebih tinggi. Sedangkan ridha adalah level tertinggi, yang dapat dimaknai tercapainya kondisi ideal bagi seorang Muslim. Hal ini baru dapat tercapai apabila telah melewati maqam-maqam lainnya seperti zuhud, shabar, dan tawakkal. 2.1.2 AHWAL