Anda di halaman 1dari 22

MAKALAH

Mengenal Allah Melalui Kalimat Thayyiban, Mengenal Allah Melalui Sifat-Sifat Allah,
Mengenal Kitab-Kitab Allah, Membiasakan Akhlak Terpuji, Dan Menghindari Akhlak
Tercela

Dosen Pengampu: Sri Ardela M.pd

Disusun oleh:

Kelompok 7

1. Atina Sabila Rosidah (2211100247)


2. Khanna Laurena (2211100266)
3. Rohmatun (2211100263)

PRODI PENDIDIKAN MADRASAH IBTIDAIYAH

FAKULTAS TARBIYAN DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGRI RADEN INTAN LAMPUNG

TAHUN PELAJARAN 2022/2023

i
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi allah swt, tuhan semesta alam. Pencipta langit dan bumi beserta isinya
yang telah memberikan segala rahmat, taufiq dan hidayah-nya kepada penulis, sehingga penulis
dapat menyelesaikan makalah ini.

Shalawat beserta salam penulis sampaikan kepada pemimpin umat dan penutup para
rasul, Muhammad saw yang telah membimbing manusia dari masa kegelapan menuju masa yang
sangat benderang dengan syariatnya yang lurus.

Penulis tentu menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna dan masih
banyak terdapat kesalahan serta kekurangan di dalamnya. Mohon kritik sarannya untuk
perbaikan kedepannya.

Bandar lampung, 6 maret 2023

Penulis

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...................................................................................................................ii
DAFTAR ISI.................................................................................................................................iii
BAB I...............................................................................................................................................1
PENDAHULUAN..........................................................................................................................1
A. LATAR BELAKANG........................................................................................................1
B. RUMUSAN MASALAH....................................................................................................1
C. TUJUAN PENULIS............................................................................................................1
BAB II.............................................................................................................................................2
PEMBAHASAN.............................................................................................................................2
A. Mengenal Allah Melalui Kalimat Thayyiban (masyaallah dan subhanallah).............2
B. Mengenal Allah Melalui Sifat-Sifat Asmaul Husna........................................................3
C. Mengenal Kitab-Kitab Allah.............................................................................................5
D. Membiasakan Akhlak Terpuji..........................................................................................9
E. Menghindari Akhlak Tercela..........................................................................................14
BAB III.........................................................................................................................................17
PENUTUP....................................................................................................................................17
A. kesimpulan.........................................................................................................................17
B. Saran..................................................................................................................................17
DAFTAR PUSTAKA...................................................................................................................18

iii
BAB I

PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Akidah Akhlak adalah merupakan cabang dari pendidikan Agama Islam, menurut Zakiyah
Daradjat pendidikan Agama Islam adalah suatu usaha untuk membina dan mengasuh peserta
didik agar senantiasa dapat memahami ajaran Islam secara menyeluruh. Lalu menghayati tujuan
yang pada akhirnya dapat mengamalkan serta menjadikan Islam sebagai pandangan hidup.

Pembelajaran Akidah Akhlak sebagai salah satu mata pelajaran yang terdapat di jenjang
pendidikan Madrasah Ibtidaiyah (MI), merupakan salah satu mata pelajaran pada tingkat
Madrasah yang didalamnya juga mengandung cakupan materi yang rumit dan abstrak yang
tentunya tidak mudah dipahami secara langsung oleh siswa. Contohnya materi tentang kalimah
thayyibah, sifat-sifat Allah dalam asma al-Husna, akhlak terpuji, akhlak tercela karena materi
tersebut tidak bisa dengan mudah dipahami oleh siswa jika hanya mendengarkan penjelasan dari
guru saja.

B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa makna dan kegunaan kalimat tayyiban itu?
2. Apa saja sifat-sifat asmaul khusnanya ALLAH?
3. Apa saja kitab-kitab ALLAH?
4. Apa saja sifat terpuji dan tercela yang harus kita ketahui?

C. TUJUAN PENULIS
1. Mengetahui apa yang di maksut dari kalimat tayyiban.
2. Mengenal sifat-sifatnya ALLAH.
3. Mengetahui kitab-kitab yang ALLAH.
4. Mengetahui sifat yang harus ditaati dan dijauhi.

1
BAB II

PEMBAHASAN

A. Mengenal Allah Melalui Kalimat Thayyiban (masyaallah dan subhanallah)


Dalam ajaran agama islam, masyaalah dan subhanallah dapat digolongkan ke dalam
kalimat thayyiban atau kalimat baik yang dapat digunakan untuk memuji ALLAH SWT. Secara
bahasa, arti masyaallah ialah “kehendak ALLAH atau segala sesuatu terjadi atas kehendak
ALLAH SWT. Sedangkan subhanallah artinya “maha suci Allah”.

Dikutip dari buku AKIDAH AKHLAK, Ahmad Kusaeri(2008:2),sebagai kalimat thayyibah


maka masyaallah umumnya digunakan atau diucapkan pada saat umat muslim merasa kagum
atau takjub terhadap sesuatu. Dengan mengucapkan masyaallah, maka umat muslim dianggap
telah mengagungkan Allah SWT sebagai tuhan yang maha berkehendak dan mampu membuat
segala sesuatu bisa terjadi hingga membuat manusia terkagum-kagum.

Dalam bukunya Shihab dan Shihab Edisi Ramadhan (2019;43),Quraish shihab menulis
bahwasanyya subhanallah dapat diucapkan apabila umat muslim melihat sesuatu yang indah.
Pasalnya dengan menyebut subhanallah, maka umat muslim dianggap telah menyucikan Allah
dan kelak ucapan tersebut dapat menghindarinyya dari hal-hal buruk.

Pendapat ini juga dikaitkan pada asal kata subhanallah yakni sabbaha (menjauh),
sedangkan subhanallah ialah menjauhkan Allah dari segala bentuk keburukan.selain tergolong
kalimat tayyiban , subhanallah juga termasuk kalimat dzikir yang sangat dicintai oleh Allah SWT
sebagaimana isi hadist berikut : “ucapan yang paling dicintai oleh Allah ada empat hal yaitu,
subhanallah,wal hamdulillah, walaa ilaha illallah, wallahu akbar”. Berdasarkan hadist tersebut,
maka umat muslim juga bisa membaca subhanallah kapanpun dan dimana pun sesuai kehendak
sebagai dzikir guna mendekatkan diri kepada Allah SWT.1

Keutamaan membaca kalimat tayyiban:

a) Menjadi salah satu kalimat yang paling disukai oleh Allah SWT.
b) Upaya untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT.
c) Bisa menghapus dosa-dosa.
1
Mohammad Ridwan, WAWASAN KEISLAMAN,(Yogyakarta: Zahir publishing,2021), hlm.57

2
d) Termasuk ke dalam amalan yang kekal dan salah.
e) Salah satu harta simpanan yang ada disurga.
f) Termasuk kedalam salah satu pintu menuju surga.
g) Menjadi salah satu ucapan orang yang berserah diri kepada Allah SWT.

B. Mengenal Allah Melalui Sifat-Sifat Asmaul Husna


Berdasarkan etimologis, asmaul khusna ini terdiri atas dua kata yakni ASMA dan HUSNA.
Asma artinya adalah nama atau sebutan atau penyebutan, sementara husna artinya adalah indah,
baik dan sebagainya. Degan demikian, maka asmaul husna ini artinya secara harfiah adalah nama
baik atau nama indah.

Adapun secara syariat, asmaul husna disini scara spesifik menunjuk pada nama baik lagi
indah milik Allah SWT. Jumlah asmaul husna ini masih diperselisihkan oleh banyak ulama.
Diantara mereka ada yang berpendapat jumlahnya sampai ribuan, namuntak sedikit pula yang
yakin jumlahnya hanya ratusan bahkan puluhan. Jalan tengah dari selisih pendapat ini adalah
bahwa yang wajib umat islam yakni dan ketahui hanyalah 99 asmaul husna saja. 99 asmaul
husna ini antar lain ar-rahman, al-alim,ar-rahim, al-qudus, as-salam, al-malik, al-jabar, al-khaliq,
al-kutakabbir, al-qahhar, al-wahab dan masih banyak lagi lainnya.

Adapun asmaul husna yang akan kita bahas sebagai berikut:

1. Al-alim (maha mengetahui)

Salah satu asmaul husna yang dimiliki oleh allah adalah al-alim yaitu maha mengetahui,yang
memiliki makna bahwa allah SWT merupakan dzat yang mengethahui perkara yang tampak atau
gaib serta tidak terbatas oleh ruang dan waktu.secara sederhana, pengetahuan allah SWT yang
dijabarkan asmaul husna al-alim memiliki jangkauan tanpa batas.

Asmaul husna al-alim dapat dijadikan sebagai wirid dan zikir untuk mengingatkan diri,bahwa
hanya allah SWT yang maha mengadakan ciptaannya dengan sebaik-baiknya. Kemudian, selain
dijadikan wirid dan zikir, asmaul husna juga dapat dijadikan sebagai contoh sifat dan sikap
dalam menjalani kehidupan didunia. Sehingga memunculkan sifat dan siikap yang terpuji bagi
diri mauupun orang lain. Pengamalan asmaul husna al-alim dalam diri seorang muslim dapat

3
diwujudkan dengan menerapkan sifat seperti tidak berlaku sembrono dalam melakukan berbagai
hal, tidak menyombongkan diri, dan baik sesama manusia maupun makhluk lainnya.

Cara meyakini sifat al-alim adalah kita harus terus menerus mencari ilmu-ilmunya allah
SWT. Dengan cara belajar dan merenung ciptaanya. Dan akibat tidak meyakininya adalah orang
itu akan terus melakukan maksiat dan mendapat balasan neraka kelak.

2. Adh-dhohir (yang maha nyata)

Adh-dhohir adalah yang maha nyata dan jelas adanya. Dia menyebut dirinya jelas adanya
tanpa terlihat. Hakikat dan sifatnya ditunjukkan melalui semua ciptaanya. Allah yang maha
tampak wujudnya lewat-lewat ayat keagungannya, keindahan dan keagungan alam semesta yang
begitu teratur, menjadi tanda –tanda yang nyata atas keesaan dan wujudnya. “Bagaimana
mungkin sesuatu dapat mendindingi Allah, padahal dialah yang mendhahirkan sesuatu
bagaimana mungkin sesuatu dapat mendindingi Allah, padahal dialah yang tampak pada segala
sesuatu bagaimana mungkin Allah dapat didindingi oleh sesuatu, padahal dia lebih nyata dari
segala sesuatu bagaimana mungkin sesuatu dapat mendindingi Allah, padahal dia maha nyata
sebelum segala sesuatu”. Kata-kata tersebut menyatakan bahwa Allah benar-benar nyata tanpa
terselubung oleh apapun kecuali nafsu dan disesatkan oleh akal pikiran kita sendiri.

3. Ar rasyid (yang maha pandai)

Ar rasyid artinya adalah yang maha pandai, pemberi petunjuk ke jalan yang benar, dia yang
memberikan panduan. Allah adalah pengatur terbaik yang menunjukkan jalan dan kepercayaan
yang benar. Dia tidak memaksa hambanya untuk memeluk suatu agama, dia telah menunjukkan
jalan yang benar melalui para utusannya.ar rasyid merupakan salah satu dari asmaul husna ,
yakni nama nama allah yang baik lagi indah dan berjummlah 99.

4. Al hadi (yang memberi petunjuk)

Al hadi artinya yang maha memberi petunjuk , atau dikenal juga dengan al huda. Dalam buku
al asma al husna oleh umar sulaiman al asyqar, al hadi berarti yang memeberi petunjuk dan
menunjukkan hamba hamba kepada allah swt, menunjukkan jalan kebajikan , dan amalan yang
bisa mendekatkan kepadanya. Ulama ibnu atsir menjelaskan tentang nama allah, al hadi: “dia
yang membuat hamba hambanya mengetahui, yang memberi tahu cara bagaimana mengenal

4
kepadanya sampai mereka mengakui ketuhananya. Dan dia yang menunjukkan kepada setiap
mahluk apa yang harus dilakukan untuk kelangsungan hidup dan keberadaannya.”

C. Mengenal Kitab-Kitab Allah


1. Pengertian iman kepada kitab-kitab Allah Swt.

Iman berarti yakin atau percaya. Adapun pengertian kitab Allah Swt. adalah kumpulan
wahyu Allah Swt. yang diturunkan kepada rasul-Nya untuk diajarkan kepada umat manusia
sebagai petunjuk dan pedoman hidup. Jadi, iman kepada kitab-kitab Allah Swt. berarti
mempercayai bahwa Allah Swt. benar-benar menurunkan wahyu-wahyu kepada para Rasul
sebagai petunjuk dan pedoman hidup manusia.

Iman kepada kitab-kitab Allah Swt. merupakan rukun iman yang ketiga. Umat Islam wajib
mempercayainya. Keharusan beriman kepada kitab-kitab Allah Swt. terdapat dalam Al-Qur’an.
Firman Allah Swt. dalam Q.S. an-Nisa/4:136

‫هّٰلل‬ ‫هّٰلل‬
ِ ‫وْ لِ ٖه َو ْال ِك ٰت‬L‫ َّز َل ع َٰلى َر ُس‬Lَ‫ب الَّ ِذيْ ن‬
ِ ‫رْ بِا‬Lُ‫ ُل ۗ َو َم ْن يَّ ْكف‬L‫ َز َل ِم ْن قَ ْب‬L‫ب الَّ ِذيْٓ اَ ْن‬ ِ ‫وْ لِ ٖه َو ْال ِك ٰت‬L‫وْ ا بِا ِ َو َر ُس‬Lُ‫وا ٰا ِمن‬Lْٓ Lُ‫ٰيٓاَيُّهَا الَّ ِذ ْينَ ٰا َمن‬
ۤ
‫ض ٰلاًل ۢ بَ ِع ْيدًا‬ َ ‫َو َم ٰل ِٕى َكتِ ٖه َو ُكتُبِ ٖه َو ُر ُسلِ ٖه َو ْاليَوْ ِم ااْل ٰ ِخ ِر فَقَ ْد‬
َ ‫ض َّل‬

Artinya: Wahai orang-orang yang beriman! Tetaplah beriman kepada Allah dan Rasul-
Nya (Muhammad) dan kepada Kitab (Al-Qur’an ) yang diturunkan kepada Rasul-Nya, serta
kitab yang diturunkan sebelumnya. Barangsiapa ingkar kepada Allah, malaikat-malaikat-Nya,
kitab-kitab- Nya, rasul-rasul-Nya, dan hari kemudian, maka sungguh orang itu telah tersesat
sangat jauh.

2. Nama-nama kitab Allah Swt dan Rasul yang menerima Allah Swt telah menurunkan 4
kitab suci. Keempatnya wajib diimani oleh umat islam.
a) Kitab taurat

Kitab Taurat mencakup cahaya dan petunjuk yang ditulis dengan menggunakan bahasa
Ibrani. Kitab Taurat diturunkan kepada Nabi Musa a.s. untuk menjadi pedoman dan bimbingan
bagi Bani Israil agar mereka dapat terlepas dari kekufuran dan kebodohan sehingga selalu berada
di jalan Allah Swt.

5
Inti pokok ajaran Kitab Taurat adalah sepuluh peraturan Allah Swt. bagi kaum bani Israil
yang dikenal dengan sebutan “The Ten Commandements”. Sepuluh peraturan tersebut terdiri
atas tiga perintah dan tujuh larangan sebagai berikut.

a. Perintah mengesakan Allah Swt.


b. Perintah menghormati ayah dan ibu
c. Perintah menyucikan hari Sabtu
d. Larangan menyembah berhala
e. Larangan menyebut nama Allah Swt. secara sia-sia
f. Larangan membunuh manusia
g. Larangan berbuat zina
h. Larangan mencuri
i. Larangan menjadi saksi palsu
j. Larangan mengambil hak orang lain

Dalam Islam sepuluh perintah dan larangan tersebut juga diajarkan. Apabila umat manusia
mentaati perintah Allah Swt. akan merasakan nikmat Allah Swt. yang disediakan di dunia ini
berupa ketenangan, kebahagiaan, ketenteraman hidup, dan kemakmuran negara.

b) Kitab Zabur

Allah Swt. mewahyukan kitab Zabur kepada Nabi Daud a.s. untuk membimbing umat
Yahudi atau Bani Israil. Kitab ini diturunkan di daerah Yerusalem pada abad 10 SM. Kitab
Zabur menggunakan bahasa Qibti yang berisi ajaran:

a. Zikir dan penghormatan kepada Allah Swt;


b. Nasihat-nasihat tentang kebaikan bagi manusia.

c) Kitab Injil

6
Allah Swt. mewahyukan kitab Injil kepada Nabi Isa a.s. Saat diberi wahyu Nabi Isa berusia
tiga puluh tahun. Beliau diminta untuk membimbing umat Nasrani pada masanya. Kitab Injil
ditulis dalam bahasa Suryani yang berisi:

a. Perintah untuk mengesakan Allah Swt;


b. Perintah menyucikan diri dari nafsu duniawi yang berlebihan;
c. Perintah untuk saling menyayangi;
d. Membenarkan ajaran kitab terdahulu;
e. Menghapus beberapa ajaran dalam kitab Taurat yang tidak sesuai lagi dengan
perkembangan zaman;
f. Mengabarkan akan datang nabi selanjutnya setelah Nabi Isa a.s., yaitu Nabi
Muhammad saw.

Kita wajib percaya keberadaan kitab-kitab yang telah diturunkan Allah Swt. Akan tetapi,
kalian tidak diperkenankan mengamalkannya karena kitab- kitab tersebut diperuntukkan khusus
untuk umat pada masa itu dalam tempo waktu terbatas. Di samping itu, ajaran-ajaran kitab-kitab
sebelumnya telah disempurnakan kitab Al-Qur’an .

d) Kitab Al-Qur’an

Allah Swt. memerintahkan malaikat Jibril untuk menyampaikan wahyu berupa ayat-ayat suci
Al-Qur’an kepada Nabi Muhammad saw. sebagai mukjizat yang abadi dan menjadi petunjuk
agar manusia selalu berada di jalan yang benar. Allah Swt. menjanjikan pahala bagi orang-orang
yang mengikuti petunjuk-petunjuk Al-Qur’an. Kitab Al-Quran Kitab ini diturunkan pada awal
abad ke-7 M di kota Mekah dan Madinah secara berangsur-angsur sebagai salah satu wujud
kasih sayang Allah Swt. Kepada Nabi Muhammad Saw. Dan umat manusia. Kitab Al-Qur’an
ditulis dalam bahasa Arab. Isi pokok Kitab Al-Qur’an, antara lain diterangkan sebagai berikut.

a. Aqidah (keimanan), berupa iman kepada Allah Swt., Malaikat, kitab- kitab, Rasul,
hari kiamat, dan qada qadar Allah Swt.
b. Ibadah berupa tuntunan pengabdian dan penyembahan kepada Allah Swt. Misalnya,
salat, puasa, zakat, dan haji
c. Akhlak berupa budi pekerti. Misalnya, akhlak kepada Allah Swt., orang tua, dan
orang lain.

7
d. Muamalah berupa tata cara pergaulan manusia dengan manusia dan manusia dengan
makhluk lain. Misalnya jual beli, larangan riba, dan larangan berperilaku sombong.
e. Tarikh (sejarah), misalnya, kisah para nabi, orang saleh dan orang-orang terdahulu.
f. Ilmu pengetahuan (science), misalnya, tentang kelahiran, alam semesta dan
astronomi.

3. Al-Qur’an kitab penyempurna

Al-Qur’an diturunkan secara berangsur-angsur selama 22 tahun 2 bulan 22 hari atau


kurang lebih 23 tahun di dua kota yaitu Mekah dan Madinah. Turunya Al-Qur’an secara bertahap
dapat membantu umat Islam untuk menghafal, memahami, memikirkan maknanya dan
mengamalkan ajarannya.

Surah-surah Al-Qur’an yang turun di Mekah sebelum nabi melakukan hijrah dinamakan
surah makiyah, sedangkan surah yang turun setelah nabi hijrah ke Madinah dinamakan surah
madaniyah.

Al-Quran menghapus sebagian isi ajaran kitab yang lalu dan memiliki hukum baru yang
berlaku sepanjang masa yang tidak bertentangan dengan akal sehat. Di samping sebagai
penyempurna, Al-Qur’an memiliki beberapa keistimewaan antara lain, terpelihara kemurniannya
dan memiliki susunan bahasa yang indah.

4. Perilaku yang mencerminkan iman kepada kitab Allah Swt

Perilaku manusia yang mencerminkan mengkaji al- Qur’an iman pada kitab-kitab Allah Swt.
antara lain sebagai berikut:

a) menghargai keberadaan seluruh kitab suci yang diturunkan Allah Swt.


b) memiliki sikap toleransi pada orang lain maupun pengikut agama lain
c) selalu membaca dan mengkaji isi kitab suci Al-Qur’an

8
D. Membiasakan Akhlak Terpuji
Salah satu manhajul fikr dalam ahlussunnah wal jama’ah adalah tawazun. Praktik tawazun
dalam sehari-hari bisa dilakukan melalui aktifitas ikhtiar dengan sabar, berdoa dengan syukur
dan tawakkal dengan qana’ah. Ketiga aktifitas inilah yang wajib dijadikan sebagai prinsip dalam
berproses. Alasannya kehidupan di dunia ini tidak dapat dipastikan oleh akal dan perbuatan
manusia. Allah yang akan memutuskan, sementara manusia diberi kesempatan berproses untuk
mewujudkannya. Layaknya kita yang sedang menuntut ilmu yang pada dasarnya ingin
mendapatkan nilai terbaik dari yang paling baik. Namun bagaimanapun juga proses sebagai
kunci utama melalui tiga langkah di atas. Ada 5 akhlak terpuji yang bisa kita pelajari yaitu

1. Ikhtiar
a. Pengertian Ikhtiar

Ikhtiar secara bahasa berasal dari bahasa arab ( ‫( االختيار‬yang artinya memilih. Secara istilah
ikhtiar adalah usaha sungguh-sungguh seorang hamba untuk memperoleh apa yang
dikehendakinya.

b. Bentuk dan Contoh Perilaku Ikhtiar

Hampir setiap waktu mulai dari bangun tidur sampai tidur lagi manusia melakukan ikhtiar
dalam kehidupannya, diantara bentuk-bentuk ikhtiar yaitu:

Bekerja keras. dan tidak menggantungkan nasibnya pada orang lain.

a) Rajin belajar, walaupun tidak ada tugas dari gurunya.


b) Memiliki sikap perwira, sehingga disukai banyak teman.
c) Semangat dalam melakukan pekerjaannya.
d) Tidak pernah putus asa dalam menghadapi kesulitan

c. Contoh-contoh ihktiar yang kita temui dalam kehidupan sehari-hari antara lain:
a) Giat dan bersemangat dalam berusaha
b) Tekun dalam melaksanakan tugas yang diamanahkan terhadap dirinya
c) Pandai memanfaatkan waktu senggangnya untuk hal-hal yang positif
d) Tidak mudah putus asa apabila menghadapi kesulitan.

9
e) Jeli melihat peluang
f) Kreatif

d. Dampak Positif Membiasakan Perilaku Ikhtiar

Di antara dampak positif yang kita peroleh apabila kita mau melakukan ikhtiar dengan baik
adalah:

a) Menghilangkan rasa malas, murung, dan keluh kesah


b) Menumbuhkan harapan baru dalam hidup. Karena setiap dari satu usaha dapat
menumbuhkan sejuta harapan, dan dengan banyak berusaha maka akan semakin
banyak harapan
c) Adanya kepuasan batin.
d) Terhormat dalam pandangan Allah Swt. dan sesama manusia.
e) Menumbuhkan dan meningkatkan keimanan.
f) Menumbuhkan rasa percaya diri dengan apa yang telah diberikan Allah Swt. pada diri
kita.
g) Memiliki keyakinan bahwa Allah pasti akan menolong hamba-Nya yang mau
berusaha
2. Tawakal
a. Pengertian Tawakal

Secara istilah arti tawakkal adalah menyerahkan suatu urusan kepada kebijakan Allah
Swt., yang mengatur segalanya-galanya. Berserah diri (tawakkal) kepada Allah Swt. adalah salah
satu perkara yang diwajibkan dalam ajaran agama Islam. Berserah diri (tawakkal) kepada Allah
Swt. dilakukan oleh seorang muslim apabila sudah melaksanakan Ikhtiar (usaha) secara
maksimal dan sungguh-sungguh sesuai dengan kemampuannya.

b. Contoh perilaku Tawakal

Manusia harus sadar bahwa ia harus bertawakal kepada Allah setelah ia berusaha dengan
maksimal. Orang bertawakal berarti menunggu keberhasilan apa yang diusahakannya. Oleh
sebab itu, di saat tawakal hendaknya meningkatkan intensitas do’a nya kepada Allah Swt. Agar
apa yang diinginkan akan berhasil dengan baik. Salah satu bentuk perilaku tawakal yang

10
dicontohkan oleh Nabi Muhammad Saw. ditunjukkan dalam kisah berikut: Seorang sahabat
Rasulullah Saw. yang meninggalkan untanya tanpa diikatkan pada sesuatu, seperti pohon,
tonggak dan lain lain, lalu ditinggalkan. Beliau Saw. bertanya: "Mengapa tidak kamu ikatkan?"
Ia menjawab: "Saya sudah bertawakal kepada Allah." Rasulullah Saw. tidak dapat menyetujui
cara berpikir orang itu, lalu bersabda: "Ikatlah dulu lalu bertawakallah.“

c. Dampak positif dalam membiasakan perilaku Tawakal

Adapun dampak positif yang kita peroleh apabila kita mau membiasakan perilaku tawakal
kepada Allah Swt. adalah:

a) Meningkatkan keyakinan dan keimanan kepada Allah Swt.


b) Memperoleh ketenangan dan ketentraman jiwa
c) Mengurangi beban pikiran, karena yakin manusia hanya berusaha Allah Swt. lah
penentunya.
d) Mengurangi kejahatan dan tindak kriminal,
e) Memperoleh keteguhan hati,
f) Menyadarkan bahwa dirinya lemah, dan mengakui kebesaran Allah Swt
3. Syukur
a. Pengertian syukur

Kata syukur berasal dari Bahasa Arab ‫ ش ْ ًكرا ْش ُك َش‬yang berarti terima kasih. Bersyukur
berarti kita berterimakasih kepada Allah Swt. atas karunia yang dianugerahkan Allah Swt.
kepada dirinya. Sedangkan menurut istilah syukur ialah memberikan pujian kepada Allah dengan
cara taat kepada-Nya, tunduk dan berserah diri hanya kepada Allah Swt. serta beramar makruf
nahi munkar.

b. Contoh Perilaku Syukur

Sering sekali kita sebagai manusia lalai dalam mensyukuri nikmat Allah dan tidak
menyadari betapa besar nilai suatu nikmat yang telah dianugerahkan Allah kepada dirinya. Maka
dia akan merasakan dan menyadari hal tersebut apabila nikmat itu dicabut dari dirinya.

11
Contohnya adalah nikmat berupa kesehatan jasmani dan juga kesehatan rohani. Adapun ciri-ciri
perilaku syukur antara lain:

a) Tidak pernah mengeluh dalam hidupnya.


b) Selalu mengucapkan “Al hamdulillah” bila mendapatkan nikmat dari Allah Swt.
c) Mau membagi kebahagiaan kepada orang lain, bila ia telah mendapatkan rezeki dari
Allah Swt.
d) Selalu bersukur atas nikmat dan karunia yang telah diberikan Allah Swt. kepada dirinya.

Cara bersyukur dibagi menjadi tiga bagian, yaitu:

a) bersyukur dengan lisan, maksudnya ialah mengakui segala kenikmatan yang telah
diberikan oleh Allah Swt. dengan mengucapkan lafadz “hamdalah”.
b) bersyukur dengan badan atau dengan perbuatan, yakni bersikap selalu taat kepada
perintah Allah Swt. dan meninggalkan larangan-Nya.
c) bersyukur dengan hati, yaitu mengosongkan hati di hadapan Allah Swt. dengan cara
konsisten menjaga dzikir akan keagungan dan kebesaran Allah Swt.

c. Dampak Positif dalam Membiasakan Perilaku Syukur

Untuk membiasakan diri bersyukur atas nikmat yang kita terima dari Allah Swt. maka
hendaknya kita melakukan hal-hal berikut, antara lain:

a) Ketika kita mendapatkan kenikmatan dari Allah kita harus menerimanya dengan ikhlas
dan jangan merasa kurang.
b) Memanfaatkan apa yang kita terima untuk memenuhi kebutuhan, bukan untuk memenuhi
keinginan.
c) Berbagi kebahagiaan dengan orang lain, bila mendapatkan nikmat-Nya.
d) Semua yang kita punya adalah milik Allah, yang harus disampaikan kepada yang lebih
berhak.

Di antara dampak positif yang kita peroleh apabila kita pandai bersyukur atas nikmat Allah
Swt. adalah:

a) Mendapat jaminan tambahan nikmat dari Allah Swt.

12
b) Mendapatkan ridla Allah Swt.
c) Terhindar dari sifat tamak yang dapat menjerumuskan diri kepada kufur nikmat.
d) Memperoleh kepuasan batin karena dapat mentaati salah satu kewajiban hamba terhadap
khaliknya.

4. Sabar
a. Pengertian sabar

Sabar adalah menahan diri dari sifat kegundahan dan rasa emosi, kemudian menahan lisan
dari keluh kesah serta menahan anggota tubuh dari perbuatan yang tidak terarah. Jadi sabar di
sini adalah suatu kekuatan, daya positif yang mendorong jiwa untuk menunaikan suatu
kewajiban. Di samping itu pula bahwa sabar adalah suatu kekuatan yang menghalangi seseorang
untuk melakukan kejahatan. Orang yang sabar akan tahan menerima hal-hal yang tidak disenangi
atau tidak mengenakkan dengan ridha dan menyerahkan diri kepada Allah Swt. Sabar merupakan
salah satu kunci untuk meraih kebahagiaan dan ketenangan hidup.

b. Bentuk dan Ciri-ciri Perilaku Sabar

Menurut Imam Ghazali sabar dibagi menjadi tiga macam, yakni:

a) Sabar dalam taat kepada Allah Swt.


b) Sabar dalam menghindari maksiat.
c) Sabar saat menghadapi ujian atau musibah dari Allah Swt.

Adapun ciri-ciri perilaku sabar antara lain:

a) Memiliki emosi yang stabil dan tidak mudah terpengaruh oleh keadaan dan lingkungan.
b) Tidak marah dan tidak membalas bila didzalimi orang lain.
c) Tidak mau menyakiti orang lain.
d) Memiliki tutur kata dan budi pekerti yang baik.
e) Selalu menghormati orang lain, baik dalam perkataan maupun perbuatannya.
c. Dampak positif dalam membiasakan perilaku sabar
a) Dapat membendung tipu daya setan, walaupun mereka punya kuasa atau kekuatan yang
besar.

13
b) Allah Swt. menjamin kenikmatan dunia dan akhirat kepada orang-orang yang sabar.
c) Mendapatkan ampunan dan pahala yang besar dari Allah Swt.
d) Akan berhasil atau sukses dalam kehidupannya, baik kehidupan dunia maupun akhirat

5. Qona’ah
a. Pengertian qona’ah

Kata Qanaah berasal dari bahasa Arab Qana’a-yaqna’u-qana’an-qanaa’atan, yang berarti


suka menerima yang dibagikan kepadanya, rela. Secara istilah Qana’ah berarti menerima
keputusan Allah Swt. dengan tidak mengeluh, merasa puas dan penuh keridhaan atas keputusan
Allah Swt., serta senantiasa tetap berusaha sampai batas maksimal kemampuannya.

b. Contoh perilaku Qona’ah


a) Tidak pernah mengeluh dalam menghadapi kenyataan hidupnya.
b) Merasa senang dengan apa yang ia miliki.
c) Tidak marah bila melihat orang lain sukses.
d) Rela dengan apa yang menjadi hak orang lain.
e) Ikut senang bila melihat orang lain sukses.

c. Dampak positif dalam membiasakan perilaku qona’ah


a) Dalam urusan dunia kita melihat orang yang di bawah kita, sedangkan untuk urusan
akhirat kita melihat yang di atas kita.
b) Sering bergaul dengan orang tuna grahita, tunanetra dan orang miskin.
c) Membeli sesuatu sesuai dengan kebutuhan dan kemampuannya.
d) Tidak sering memperhatikan orang yang lebih kaya, agar kita tidak merasa kurang.
e) Mensyukuri setiap rezeki dan kondisi yang kita terima tanpa banyak mengeluh.

E. Menghindari Akhlak Tercela


Berikut perilaku tercela yang harus kita hindari

1. Bersifat egois

14
Kita tidak bisa hidup sendirian di dunia ini. Kita hidup membutuhkan orang lain. Untuk itu,
kita harus saling membantu. Kita jangan hanya mementingkan diri sendiri tanpa mempedulikan
orang lain. Sifat hanya mementingkan dirinya sendiri disebut egois. Egois adalah akhlak yang
tercela. Ciri-ciri perilaku egois:

a) maunya menang sendiri, tidak mau mengalah


b) tidak peduli dengan orang lain
c) sering menyakiti hati orang lain
d) tidak mau dinasihati
e) Tidak suka menolong orang lain

Cara menghindari sifat egois:

a) membiasakan diri mengalah untuk kebaikan


b) menjauhi sifat marah, iri dan dengki
c) mau belajar mendengarkan pendapat teman
d) mau belajar membantu oranglain
e) menyadari bahwa kita butuh oranglain

2. Berkata Kasar

Allah Swt. melarang orang yang mengumpat yaitu orang yang mengucapkan kata-kata keji
atau kotor dan kata-kata mencela kepada orang lain.

Rasulullah Saw. mengajarkan:“Barangsiapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir, maka
berkatalah yang baik atau diam.” (HR. Bukhari)

Muslim yang baik tidak akan mengucapkan kata- kata yang kotor atau kasar.

Contoh berkata kasar antara lain:

a) memanggil orang dengan berteriak


b) menyebut orang dengan nama hewan atau benda lain yang menjijikkan
c) mencela, menghina, melaknat atau menyumpahi dan memfitnah
d) membisikkan ke telinga teman tentang keburukan orang lain

15
Cara menghindari berkata kasar:

a) belajar bersabar, lebih baik diam ketika marah


b) belajar berkata yang sopan
c) bergaul dengan teman-teman yang baik
d) sering meminta maaf saat berbicara dengan orang lain
e) menghindari pertengkaran atau perdebatan.

3. Berbohong

Rasulullah Saw. juga mengingatkan bahwa dusta atau berbohong akan membawa ke
perbuatan durhaka. Sedangkan perbuatan durhaka akan membawa pendusta ke neraka. Bahkan
Imam Bukhari tidak percaya pada pendusta sekalipun kepada binatang.Jika seseorang berbohong
sekali, maka akan diikuti kebohongan berikutnya.

Begitu seterusnya sampai ia dikenal sebagai pembohong. Maka berhati-hatilah dalam


berkata, jauhi berkata bohong. Berkatalah yang jujur sekalipun terasa berat. Sebab kejujuran
akan membawa kebaikan. Dan kebaikan akan membawa ke surga.

Cara menghindari berkata bohong:

a) yakin bahwa Allah Swt. selalu mengawasi kita


b) membiasakan bersikap jujur
c) tidak menceritakan setiap apa yang didengar
d) bergaul dengan orang-orang yang jujur

16
BAB III

PENUTUP
A. kesimpulan
Masyaalah dan subhanallah dapat digolongkan ke dalam kalimat thayyiban atau
kalimat baik yang dapat digunakan untuk memuji ALLAH SWT. Upaya untuk
mendekatkan diri kepada Allah SWT, bisa menghapus dosa-dosa, termasuk ke dalam
amalan yang kekal dan salah, salah satu harta simpanan yang ada disurga, salah satu pintu
menuju surga, dan salah satu ucapan orang yang berserah diri kepada Allah SWT.
Keutamaan membaca subhanallah kapanpun dan dimana pun sesuai kehendak sebagai
dzikir guna mendekatkan diri kepada Allah SWT. Asmaul husna ini terdiri atas dua kata
yang ASMA dan HUSNA. Asma artinya adalah nama atau sebutan atau penyebutan,
sementara husna artinya adalah indah, baik dan sebagainya. Jumlah asmaul husna ini
masih diperselisihkan oleh banyak ulama. 99 asmaul husna saja adalah antar lain ar-
rahman, al-alim, ar-rahim, al-qudus, as-salam, al-malik, al-jabar, al-khaliq, al-kutakabbir,
al-qahhar, al-wahab dan masih banyak lagi lainnya.

B. Saran
Demikianlah makalah yang kami buat ini, semoga bermanfaat dan menambah
pengetahuan para pembaca. Kami mohon maaf apabila ada kesalahan ejaan dalam
penulisan kata dan kalimat yang kurang jelas, dimengerti, dan lugas.Karena kami
hanyalah manusia biasa yang tak luput dari kesalahan Dan kami juga sangat
mengharapkan saran dan kritik dari para pembaca demi kesempurnaan makalah ini.
Sekian penutup dari kami semoga dapat diterima di hati dan kami ucapkan terima kasih
yang sebesar-besarnya.

17
DAFTAR PUSTAKA

Arifin, M. R. (2015). Asmaul Husna jalan keluar 1001 masalah. Bandung.

M. Fauzi Rachman. (2008). Kalimat Al-Thayyibah Ringan dilisan berat ditimbangan amal.
Bandung: Mizan Pustaka.

Munashikhah. (2020). Akidah Akhlak MI kelas II. Jakarta: Direktorat KSKK Madrasah.

Tatik Pudjiani dkk. (2019). pendidikan agama islam dan budi pekerti kelas VIII SMP. Jakarta
pusat: Direktorat Jenderal pendidikan islam kementerian agama .

Yusuf Hasyim. (2020). Akidah Akhlak MTS kelas VIII. JAKARTA: Direktorat KSKK Madrasah.

18
19

Anda mungkin juga menyukai