E-SEALANT
(EDUKASI KESEHATAN GIGI DAN MULUT SERTA PEMBERIAN
FISSURE SEALANT SEBAGAI UPAYA PENCEGAHAN GIGI
BERLUBANG PADA PASIEN ANAK DI PUSKESMAS CENRANA)
Disusun oleh:
Menyetujui,
Coach, Mentor,
Mengetahui,
Plt. Kepala Badan Kepegawaian dan Pengembangan Sumber Daya Manusia
Kabupaten Bone
ii
LEMBAR PENGESAHAN
LAPORAN AKTUALISASI
Telah diperbaiki berdasarkan masukan dari penguji, coach, dan mentor pada Seminar
Laporan Hasil Aktualitasi Pelatihan Dasar CPNS Pemerintah Kabupaten Bone Golongan
III Angkatan XVII
Mengetahui,
iii
DAFTAR ISI
iv
D. Core Issue ................................................................................................... 26
v
DAFTAR TABEL
vi
DAFTAR GAMBAR
vii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 4.1 Notulensi hasil arahan dan bimbingan dari pimpinan ........... 83
Lampiran 4.2 Surat persetujuan melaksanakan aktualisasi .......................... 84
Lampiran 4.3 Prosedur penggunaan bahan fissure sealant ............................ 85
Lampiran 4.4 Notulensi hasil konsultasi ........................................................... 85
Lampiran 4.5 Hasil desain banner yang akan digunakan untuk edukasi di
ruang tunggu. ............................................................................... 86
Lampiran 4.6 Cuplikan video edukasi yang akan ditayangkan di ruang
tunggu ........................................................................................... 87
Lampiran 4.7 Pengantar ke UPT SN 83 Cenrana............................................ 87
Lampiran 4.8 Kartu status yang telah terisi lengkap ...................................... 88
Lampiran 4.9 Laporan hasil aktualisasi ........................................................... 89
Lampiran 4.10 Lembar Konsultasi Mentor ..................................................... 90
Lampiran 4.11 Lembar Konsultasi Coach ....................................................... 91
Lampiran 4.12 Outline ....................................................................................... 94
viii
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT Tuhan yang Maha Esa atas limpahan
rahmat dan karunia-Nya, sehingga penulis mampu menyelesaikan Laporan Hasil
Aktualisasi Pelatihan Dasar Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS) Golongan III
Angkatan XVII Tahun 2022 yang berjudul E-SEALANT (EDUKASI
KESEHATAN GIGI DAN MULUT SERTA PEMBERIAN FISSURE
SEALANT SEBAGAI UPAYA PENCEGAHAN GIGI BERLUBANG PADA
PASIEN ANAK DI PUSKESMAS CENRANA). Aktualisasi kegiatan dari
rancangan aktualisasi ini adalah sebagai bentuk implementasi nilai-nilai dasar
Pegawai Negeri Sipil yang meliputi Berorientasi Pelayanan, Akuntabel,
Kompeten, Harmonis, Loyal, Adaptif, dan Kolaboratif (BerAKHLAK) pada
instansi penulis.
ix
5. Ibu Andi Adijah, S.Pd., M.Pd., Ph.D sebagai coach yang telah
senantiasa membimbing penulis dengan sabar dan teliti selama proses
laporan hasil aktualisasi sehingga terselesaikan dengan baik;
6. Penguji, sebagai penguji yang telah memberikan masukan dan saran
dari laporan hasil aktualisasi;
7. Seluruh tim pengajar dari Widyaiswara yang telah membimbing dan
mendidik selama Pelatihan Dasar;
8. Seluruh Panitia Pelatihan Dasar CPNS Kabupaten Bone yang telah
berkontribusi dalam terselenggaranya pelatihan ini;
9. Ucapan terima kasih yang mandalam kepada kedua orang tua,
Ayahanada Abd. Hafid dan Ibunda Rosmalah atas doa dan
dukungannya;
10. Keluarga besar UPT Puskesmas Cenrana atas dukungan dan
kerjasamanya;
11. Teman-teman seperjuangan Pelatihan Dasar CPNS Kabupaten Bone
Angkatan XVII untuk kebersamaan dan kekompakannya selama
mengikuti pelatihan.
Penulis sadar bahwa laporan hasil aktualisasi ini masih jauh dari
kesempurnaan dan tidak luput dari kekurangan, sehingga penulis menerima
masukan dari berbagai pihak. Apabila ada kekurangan maupun kesalahan yang
kurang berkenan, penulis mohon maaf yang sebesar-besarnya. Semoga rancangan
aktualisasi ini dapat bermanfaat bagi semua pihak yang membutuhkan.
x
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
1
Hasil Riset Kesehatan Dasar atau Riskesdas 2018 menyebutkan bahwa 93
persen anak usia dini, yakni dalam rentang usia 5-6 tahun, mengalami gigi
berlubang. Ini berarti hanya tujuh persen anak di Indonesia yang bebas dari
masalah karies gigi. Hasil Riskesdas 2018 ini juga menunjukkan bahwa rata-
rata anak-anak usia 5-6 tahun mengalami lubang pada delapan giginya. Hal ini
menurutnya bisa memengaruhi status gizi anak karena gigi berlubang membuat
anak menolak untuk makan.
Penyakit karies gigi ialah suatu penyakit jaringan keras gigi yang ditandai
dengan terjadinya demineralisasi pada jaringan keras gigi, diikuti dengan
kerusakan bahan organik yang dapat menyebabkan rasa ngilu hingga nyeri.
Penyakit karies bersifat progresif dan kumulatif, bila dibiarkan tanpa disertai
perawatan dalam kurun waktu tertentu kemungkinan akan bertambah parah.
Penyakit karies gigi merupakan masalah utama dalam rongga mulut anak
sampai saat ini.
Kurangnya pemahaman masyarakat bahwa pencegahan karies dapat
dilakukan sejak dini ini juga mempengaruhi tingginya kejadian karies pada
gigi anak, padahal dengan melakukan diet makanan yang mengandung kadar
gula yang tinggi dan melakukan pembersihan gigi dengan teratur dapat
menekan angka resiko karies pada anak, sehingga kualitas hidup anak menjadi
lebih tinggi. Mencegah penyakit secara preventif juga lebih murah
dibandingkan pencegahan secara kuratif yang lebih sulit, mahal dan tentunya
menyita waktu yang lebih banyak.
Berdasarkan pengamatan selama melakukan pelayanan di poli gigi, rata-
rata pasien anak yang berusia antara 6- 8 tahun sudah mengalami kerusakan
gigi permanennya. Hal ini turut menjadi perhatian bagi dokter gigi mengingat
gigi tersebut sudah permanen dan tidak tergantikan lagi, serta menghindari
dilakukannya pencabutan gigi secara dini yang banyak menimbulkan masalah
yang lebih kompleks. Oleh karena itu diperlukan upaya preventif yang dapat
mencegah terjadi kerusakan dini pada gigi permanen melalui kegiatan
penyuluhan dan pencegahan primer.
2
B. Tujuan dan Manfaat
1. Tujuan Umum
Melakukan internalisasi nilai-nilai dasar profesi Aparatur Sipil Negara
(ASN) yang mencakup berAKHLAK (berorientasi pelayanan, akuntabel,
kompeten, harmonis, loyal, adaptif, dan kolaboratif) dalam melaksanakan
sasaran kerja, perintah atasan, maupun inovasi. dan mengetahui kedudukan
dan peran profesi ASN dalam NKRI (manajemen ASN, whole of
government, pelayanan publik) dalam melaksanakan tugas pada jabatannya
masing-masing.Selain itu, PNS harus menjunjung tinggi standar etika dalam
melayani masyarakat dengan baik dan menanamkan rasa cinta tanah air
dalam bekerja.
2. Tujuan Khusus
3. Manfaat
a) Diri Sendiri
Mampu mengimplementasikan nilai-nilai dasar ASN yakni
BerAKHLAK pada instansi kerja sesuai tupoksi.
b) Organisasi
Memberikan pelayanan yang berkualitas dan maksimal kepada setiap
masyarakat
c) Masyarakat
Mendapatkan pelayanan yang prima dan berkualitas di Puskesmas.
d) Bangsa dan Negara
Mencapai tujuan nasional untuk memajukan kesejahteraan bangsa, yang
berarti memenuhi kebutuhan dasar manusia, yaitu pangan, sandang,
papan, pendidikan, kesehatan, lapangan kerja dan ketentraman hidup.
3
C. Ruang Lingkup
4
BAB II
a) Profil Organisasi
5
Wilayah kerja Puskesmas Cenrana terletak di Kelurahan Cenrana
Kabupaten Bone yang berjarak kurang lebih 30 Km dari pusat kota
Kabupaten Bone, dengan luas wilayah kerja ± 24.360 Km2.Batas-batas wilayah
kerja UPT Puskesmas Cenrana :
- Sebelah Utara : berbatasan dengan Kabupaten Wajo
- Sebelah Selatan : berbatasan dengan Kecamatan Tellu Siattinge
- Sebelah Barat : berbatasan dengan Kecamatan Tellu Siattinge
- Sebelah Timur : berbatasan dengan Teluk Bone
Secara Administratif Kecamatan Cenrana terbagi menjadi 15
Desa dan 1 Kelurahan. Keterjangkauan pelayanan kesehatan salah satunya
dapat dilihat dari keadaan dan kondisi geografis wilayah tersebut, dimana
Kecamatan Cenrana secara geografis terletak di pesisir Utara Kabupaten Bone.
Waktu tempuh yang digunakan untuk mencapai ke fasilitas kesehatan
yaitu Puskesmas Cenrana relatif singkat, waktu tempuh yang terjauh 3 Jam dan
waktu tempuh yang terdekat 5 menit ini diukur dengan menggunakan
kendaraan umum. Wilayah terjauh dari lokasi Puskesmas Cenrana adalah Desa
Lebongnge dan Desa Labotto yang berjarak ± 13 Km dengan jarak tempuh ± 3
Jam dengan menggunakan kendaraan roda dua.
Kondisi Topografi Kecamatan Cenrana sangat bervariasi mulai dari
wilayah datar, rawa- rawa sampai sungai, hampir semua Desa/Kelurahan
terdapat daerah dataran rendah yang luas keseluruhan sekitar 14.360 ha dari
luas wilayah Kecamatan Cenrana, sedangkan daerah yang mempunyai aliran
sungai diatas sekitar 30% dan suhu udara rata–rata 27,09 dengan kelembaban
rata–rata 82,92 dimana iklim di Kecamatan Cenrana termasuk dalam iklim
tropis dengan curah hujan rata – rata 261,88 mm.
Wilayah Kerja Puskesmas Cenrana meliputi Desa Watang Ta,
Pacubbe, Panyiwi, Pallae, Watu, Nagauleng, Latonro, Laoni, Pusungnge,
Pallime, Ajallasse, Awang Cenrana, Lebongnge, Cakkeware, Labotto dan
Kelurahan Cenrana dengan jumlah penduduk pada tahun 2018 menurut sumber
data Kantor Kecamatan Cenrana sebanyak 24.238 Jiwa terdiri dari 11.921
jiwa penduduk laki laki dan 12.317 jiwa perempuan dengan jumlah Kepala
6
Keluarga sebanyak 6.131 KK (Kepala Keluarga). Jumlah penduduk per-Desa
di Kecamatan Cenrana yang paling banyak adalah Desa Awang Cenrana
dengan jumlah penduduk 2.733 jiwa, sedangkan penduduk yang paling sedikit
adalah Desa Pusungnge dengan jumlah penduduk 573 Jiwa
7
b) Struktur Organisasi
PIMPINAN BLUD
DEWAN
PENGAWA
S
SAT UAN
PENGAWAS
INT ERNAL
PENGELOLA PENGELOLA
PENGELOLA PENGELOLA DAT A PENGELOLA PENGELOLA PELAYANAN PENGELOLA JARINGAN DAN
KEPEGAWAIA PELAYANAN
KEUANGAN DAN INFORMASI PERENCANAAN UKM JEJARING PEL.KESEHAT AN
N UKP
JEJARING
PENGELOL AKUNT ANSI PELAYANAN FASILIT AS
UKM JARINGAN
PERBENDAHARAAN A BARANG DAN PENGEMBANGAN PEMERIKSAAAN PELAYANA
ESENSIAL PUSKESMAS
DAN ASET VERIFIKASI UMUM N
PELAYANAN
PEMERIKSAAN PUSKESMAS
PELAYANAN PROMKES PELAYANAN KES. JIWA KLINIK
GIGI DAN PEMBANT U
PELAYANAN KES.
BIDAN DESA APOT IK
PELAYANAN KIA/KB KEST RAD PELAYANAN GIZI
KOMPLEMENT ER
PELAYANAN
PELAYANAN KES.
PELAYANAN P2P GAWAT
LANSIA
DARURAT
PELAYANAN PELAYANAN
PELAYANAN KES. KERJA
PERKESMAS RAWAT INAP
PELAYANAN
KEFARMASIAN
PELAYANAN
LABORAT ORIUM
8
c) Visi dan Misi
UPT Puskesmas Cenrana memiliki visi, misi, dan motto sebagai berikut :
Visi : “Terciptanya pelayanan kesehatan yang prima, adil dan merata menuju
terwujudnya masyarakat yang sehat cerdas dan sejahtera”
Misi:
1. Menyelenggarakan upaya kesehatan meliputi kegiatan promotif, preventif,
kuratif, rehabilitative secara berkesinambungan.
2. Menyelenggarakan upaya pelayanan kesehatan secara professional dan
bertanggung jawab sesuai standar mutu.
3. Mengembangkan upaya kesehatan inovatif sesuai dengan sumber daya yang
dimiliki dan berorientasi pada kebutuhan masyarakat.
4. Memberdayakan masyarakat di bidang kesehatan agar terwujud masyarakat
sehat yang mandiri.
Motto:
“Kepuasan Anda adalah Kepuasan Kami ”
8
e) Tugas dan Fungsi
1) Tugas Dokter Gigi
9
substansi-substansi dasar dari pembelajaran dalam pendidikan dan pelatihan
dasar CPNS.
Adapun penjelasan tentang nilai-nilai dasar Aparatur Sipil Negara
berikut ini:
1. Berorientasi Pelayanan
Orientasi pelayanan adalah sikap dan perilaku kerja PNS dalam
memberikan pelayanan terbaik kepada yang dilayani antara lain meliputi
masyarakat, atasan, rekan sekerja, unit kerja terkait, dan/ atau instansi lain.
Seorang abdi negara haruslah memiliki 'jiwa yang bisa melayani". Abdi negara
adalah abdi masyarakat yang harus bisa melayani masyarakat tanpa pamrih.
Aspek orientasi pada pelayanan yang diujikan di tes TKP CPNS, bertujuan
untuk mengukur kesiapan dan kesigapan pada tugas pelayanan yang diberikan.
Adapun panduan perilaku berorientasi pelayanan.
a. Memahami dan memenuhi kebutuhan masyarakat
b. Ramah, cekatan, solutif dan dapat diandalkan
c. Melakukan perbaikan tiada henti
Salah satu tujuan didirikan Negara Republik Indonesia adalah
Untuk memajukan kesejahteraan umum dan mencerdaskan kehidupan
bangsa. Amanat tersebut makna negara berkewajiban memenuhi kebutuhan
setiap warga negara melalui suatu sistem pemerintahan yang mendukung
terciptanya penyelenggaraan pelayanan publik yang prima.
Pelayanan publik adalah kegiatan atau rangkaian kegiatan dalam
rangka pemenuhan kebutuhan pelayanan sesuai dengan peraturan
perundang-undangan bagi setiap warga negara dan penduduk atas barang,
jasa, dan/atau pelayanan administratif yang disediakan oleh penyelenggara
pelayanan publik.
Pelayanan publik yang baik didasarkan pada prinsip-prinsip yang
digunakan untuk merespon berbagai kebutuhan dalam penyelenggaraan
dalam pelayanan publik dilingkungan birokrasi. Prinsip pelayanan publik yang
baik adalah :
10
a. Partisipatif
Partisipatif Dalam penyelenggaraan pelayanan yang dibutuhkan
masyarakat, pemerintah perlu melibatkan masyarakat dalam
merencanakan, melaksanakan, dan hasilnya.
b. Transparan
Dalam penyelenggaraan pelayanan publik, pemerintah sebagai
penyelenggara pelayanan publik harus menyediakan akses bagi warga
negara untuk mengetahui segala hal terkait dengan pelayanan publik yang
diselenggarakan tersebut seperti persyaratan, prosedur, biaya, dan
sejenisnya.
c. Responsif
Dalam penyelenggaraan pelayanan, pemerintah wajib mendengar dan
memenuhi kebutuhan publik warga negaranya. Tidak hanya terkait dengan
bentuk dan jenis pelayanan publik yang mereka pesan, tetapi juga
terkait dengan mekanisme penyelenggaraan layanan, jam pelayanan,
prosedur, dan biaya penyelenggaraan. Birokrasi wajib mendengarkan
aspirasi dan keinginam masyarakat yang menduduki posisi sebagai
klien.
d. Tidak Diskriminatif
Tidak diskriminatif Pelayanan publik yang diselenggarakan oleh
pemerintah tidak boleh dibedakan anatar satu warga negara dengan
warga negara yang lain atas dasar perbedaan identitas warga negara.
e. Mudah dan Murah
Penyelenggaraan pelayanan publik di mana masyarakat harus
memenuhi berbagai persyaratan dan membayar biaya untuk memenuhi
layanan yang mereka butuhkan, harus menerapkan prinsip mudah,
artinya berbagai persyaratan yang dibutuhkan tersebut masuk akal dan
mudah untuk dipenuhi. Murah dalam arti biaya yang dibutuhkan oleh
masyarakat untuk mendapatkan layanan tersebut terjangkau oleh seluruh
warga negara.
f. Efektif dan Efisien
11
Penyelenggaraan pelayanan harus mampu mewujudkan tujuan yang
ingin dicapai publik dan cara mewujudkan tujuan tersebut dilakukan
dengan prosedur yang sederhana, tenaga kerja yang sedikit, dan biaya yang
murah.
g. Aksesibel
Pelayanan publik yang diselenggarakan oleh pemerintah harus dapat
dicapai oleh warga negara yang membutuhkan dalam arti fisik (dekat,
terjangkau dengan kendaraan publik, mudah dilihat, mudah, dan lain-lain)
dan dapat dicapai dalam arti non-fisik yang terkait dengan biaya dan
persyaratan yang harus dipenuhi oleh masyarakat untuk mendapatkan
layanan tersebut
h. Akuntabel
Akuntabel Menggunakan fasilitas dan sumber daya manusia yang
dibiayai oleh warga negara melalui pajak yang mereka bayar. Oleh
karena itu, semua bentuk penyelenggaraan pelayanan publik harus
dapat dipertanggungjawabkan secara terbuka kepada masyarakat.
i. Berkeadilan
Penyelenggaraan pelayanan publik yang dilakukan oleh pemerintah
memiliki berbagai tujuan. Salah satu tujuan yang penting adalah
melindungi warga negara dari praktik buruk yang dilakukan oleh warga
negara lain.
2. Akuntabel
Akuntabilitas adalah kata yang seringkali kita dengar, tetapi tidak
mudah untuk dipahami. Kata akuntabilitas sering disamakan dengan
responsibilitas atau tanggung jawab.Namun pada dasarnya, kedua konsep
tersebut memiliki arti yang berbeda. Responsibilatas adalah kewajiban
bertanggung jawab yang berangkat dari moral individu, sedangkan
akuntabilitas adalah kewajiban untuk tanggung jawab kepada
seseorang/organisasi yang memberikan amanat.
Dalam konteks ASN Akuntabilitas adalah kewajiban untuk
menyelesaikan segala tindak dan tanduknya sebagai pelayan publik
12
kepada atasan, lembaga pembina, dan lebih luasnya kepada publik (Matsiliza
dan Zonke, 2017).
Dalam konteks Akuntabilitas, perilaku tersebut adalah:
a. Kemampuan melaksanakan tugas dengan jujur, bertanggungjawab, cermat,
disiplin dan berintegritas tinggi
b. Kemampuan menggunakan kekayaan dan barang milik negara secara
bertanggung jawab, efektifdecr, dan efisien
c. Kemampuan menggunakan kewenangan jabatannya dengan berintegritas
tinggi. Untuk akuntabilitas adalah kewajiban yang dipercayakan efisien
dengan berintegritas tinggi.
Akuntabilitas adalah prinsipn dasar bagi organisasi yang berlaku pada
setiap level organisasi sebagai suatu kewajiban jabatan dalam memberikan
pertanggungjawaban laporan kegiatan kepada atasannya
Akuntabilitas publik memiliki 3 fungsi utama, yaitu:
a. Untuk menyediakan kontrol demokratis (peran demokrasi)
b. Untuk mencegah korupsi dan penyalahgunaan kekuasaan (peran
konstitusional)
c. Untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas (peran belajar)
3. Kompeten
Kompeten diartikan kemampuan dan kewenangan yang dimiliki oleh
seseorang untuk melakukan suatu pekerjaan yang disadari oleh pengetahuan,
keterampilan, dan sikap sesuai dengan standar kerja yang ditetapkan.
Kompetensi menjadi faktor penting untuk mewujudkan pegawai profesioanal
dan kompetitif. Dalan hal ini ASN sebagai profesi memiliki kewajiban
mengelola dan mengembangkan kompetensi dirinya, termasuk
mewujudkannya dalam kinerja. Penguatan kualitas VUCA dan disrupsi
teknologi, fenomena demografik, dan keterbatasan sumberdaya.
13
Definisi harmonis adalah: saling peduli dan menghargai Kata
afirmasinya, kami saling peduli dan mengharagai Nilai – nilai dasar
penerapan harmonis (kode etik/panduan prilaku) :
a. Menghargai semua orang apapun latar belakangnya
14
NegaraRepublik Indonesia tahun 1945
b. Setia kepada NKRI serta pemerintahan yang sah
6. Adaptif
Definisi adaptif adalah terus berinovasi dan antusias dalam menggerakan
ataupun menghadapi perubahan. Kata afirmasinya, kami terus berinovasi dan
antusias dalam menggerakan ataupun menghadapi perubahan
15
substansi pembelajaran yang terkait dengan cepat menyesuaikan diri
menghadapi perubahan, terus berinovasi dan mengembangkan kreativitas serta
bertindak proaktif.
Organisasi adaptif yaitu organisasi yang memiliki kemampuan untuk
merespon perubahan lingkungan dan mengikuti harapan stakeholder dengan
cepat dan fleksibel. Situasi dan zaman yang senantiasa berkembang, membuat
seorang aparatur harus dapat dengan cepat menyesuaikan diri menghadapi
perubahan yang ada. Harus selalu diingat, istilah yang sering kita dengar yaitu
“Yang Abadi adalah Perubahan itu sendiri”, membuat siapapun yang tidak
dapat beradaptasi akan semakin tertinggal. Adaptasi dapat dilakukan dengan
terus berinovasi dengan mengembangkan kreativitas. Setiap pegawai juga
harus selalu bertindak proaktif dantidak hanya berpangku tangan.
7. Kolaboratif
16
C. Kedudukan dan Peran ASN untuk Menuju Smart Governance
1. Managemen ASN
17
Untuk menjalankan kedudukannya tersebut, maka Pegawai ASN
berfungsi sebagai berikut: 1) Pelaksana kebijakan publik; 2) Pelayan publik;
dan 3) Perekat dan pemersatu bangsa. Selanjutnya Pegawai ASN bertugas: 1)
Melaksanakan kebijakan yang dibuat oleh Pejabat Pembina Kepegawaian
sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan 2) Memberikan
pelayanan publik yang professional dan berkualitas, dan 3) Mempererat
persatuan dan kesatuan Negara Kesatuan Republik Indonesia.
2. Smart ASN
Membekali Peserta dengan kemampuan kecakapan digital dasar pada
perspektif literasi digital smart ASN. Literasi digital adalah lingkungan yang
kaya akan informasi. Transformasi digital disektor pendidikan Indonesia
muncul berbagai perbincangan , regulasi pendukung dan upaya konkret
menerapkan transformasi digital di lingkungan perguruan tinggi dan semua
tingkat sekolah di Indonesia. Terjadinya pandemi COVID-19 justru
memberikan dampak yang sangat luar biasa dalam aspek ini .
Masyarakat yang modern saat ini hidupnya sangat dipengaruhi oleh
internet. Perubahan media komunikasi yang digunakan dalam masyarakat
Indonesia tidak terlepas dengan perubahan tekhnologi komunikasi. ASN
dituntut tidak Gaptek (Gagap Teknologi) dan informasi yakni dapat
mengoperasikan dan memanfaatkan aplikasi-aplikasi produk IT termasuk
dapat dengan bijak memanfaatkan internet yang digunakan dalam
meningkatkan efektifitas dan efisiensi untuk meningkatlkan kinerja dalam
18
rangka meningkatkan kualitas tugas dan fungsinya dalam pelayanan dan
pengabdian kepada masyarakat.
a. Integritas
b. Nasionalisme
c. Profesionalisme
19
d. Berwawasan Global
ASN dituntut tidak Gaptek ( Gagap Tekhnologi ) dan informasi yakni dapat
mengoprasikan dan memanfaatkan aplikasi – aplikasi produk IT( informasi
Tekhnology) termasuk dapat dengan bijak memanfaatkan internet yang
digunakan dalam meningkatkan kualitas tugas dan fungsinya dalam
pelayanan dan pengabdian kepada masyarakat. Seorang ASN selain
menguasai Bahasa Indonesia dengan baik dan benar juga memiliki
kemampuan menguasai bahasa Asing seperti bahasa Inggris, Mandarin dan
lain sebagainya.
Hospitality / Keramahan adalah memiliki sifat baik hati dan menarik budi
bahasanya , manis tutur kata dan sikapnya dalam setiap menjalankan aktivitas
pelaksanaan tugas dan pekerjaan khususnya dalam menampilkan pelayanan
prima kepada masyarakat
20
BAB III
RANCANGAN AKTUALISASI
A. Identfikasi Isu
B. Deskripsi Isu
21
anak usia 6 tahun dan 42,3 persen anak usia 12 tahun di Indonesia yang
bebas dari karies gigi (gigi berlubang).
Berdasarkan pengamatan selama melakukan pelayanan di poli gigi,
rata- rata pasien anak yang berusia antara 6- 8 tahun sudah mengalami
kerusakan gigi permanennya. Oleh karena itu diperlukan upaya preventtif
yang dapat mencegah terjadi kerusakan dini pada gigi permanen melalui
kegiatan penyuluhan dan pencegahan primer pada anak.
22
Ada beberapa contoh penyakit gigi dan mulut yang dapat terjadi
pada ibu hamil misalnya gusi bengkak, gusi berdarah, epulis, dan infeksi
periodontal lainnya yang harus ibu hamil ketahui. Maka dari itu perlu
pemberian edukasi kepada ibu hamil yang bertujuan agar mereka dapat
menjaga kesehatan gigi dan mulutnya.
C. Penetapan Isu
Penetapan isu utama (core issue) dilakukan melalui analisis isu dengan
menggunakan alat bantu penetapan kriteria kualitas isu. Analisis isu ini
bertujuan untuk menetapkan kualitas isu dan menentukan prioritas isu yang
perlu diangkat untuk diselesaikan melalui gagasan kegiatan-kegiatan yang
23
akan dilakukan. Analisis isu dilakukan dengan menggunakan alat bantu
APKL (Aktual, Problematik, Kekhalayakan dan Kelayakan) dan USG
(Urgency, Seiourness, dan Growth).
1. Analisa Kriteria Isu dengan APKL
Berdasarkan identifikasi isu yang telah diuraikan di atas dianalisis
menggunakan APKL (Aktual, Problematik, Kekhalayakan dan
Kelayakan).
1) Aktual, benar-benar terjadi dan sedang hangat diperbincangkan dalam
masyarakat.
2) Problematik, isu yang memiliki dimensi masalah yang kompleks,
sehingga perlu dicarikan segera solusinya
3) Kekhalayakan, isu yang menyangkut hajat hidup orang banyak
4) Kelayakan, isu yang masuk akal dan realistis serta relevanuntuk
dimunculkan inisiatif pemecahan masalahnya.
KRITERIA
NO ISU JUMLAH RANKING
A P K L
Tingginya prevalensi
Belum optimalnya
tindakan promotif/ edukasi
2 melalui media elektronik 4 3 4 4 17 III
(tv) di ruang tunggu poli
Puskesmas Cenrana
Kurangnya edukasi
mengenai pentingnya
3 menjaga kesehatan gigi 5 4 4 5 18 II
dan mulut pada ibu hamil
di Puskesmas Cenrana
24
Belum optimalnya
4 program UKGS (Usaha 4 3 4 4 15 V
Kesehatan Gigi Sekolah)
Kurangnya kesadaran
orang tua dalam
5 4 3 5 4 16 IV
memelihara kesehatan gigi
dan mulut anak
25
Tabel 3.2 Analisis Isu dengan Metode USG
U S G
No. ISU TOTAL PERINGKAT
(1-5) (1-5) (1-5)
Tingginya prevalensi
karies dini pada pasien
1. 4 5 5 14 I
anak di Puskesmas
Cenrana.
Kurangnya edukasi
mengenai pentingnya
menjaga kesehatan gigi
2. dan mulut pada ibu 4 4 5 13 II
hamil di Puskesmas
Cenrana.
D. Core Issue
Dari hasil analisis APKL dan USG, ditetapkan isu yang dipilih dan
ditindaklanjuti dengan gagasan rencana kegiatan yang akan dilakukan untuk
mengatasi isu tersebut. Hasil perumusan isu yang terpilih adalah tingginya
prevalensi karies dini pada pasien anak di Puskesmas Cenrana.
E. Analisis Penyebab
26
sebagainya. Setiap kategori mempunyai sebab-sebab yang perlu diuraikan
melalui sesi brainstorming.
MAN MATERIAL
F. Deskripsi Isu
Kesehatan gigi dan mulut adalah hal yang sangat penting karena gigi dan
gusi yang rusak dan tidak dirawat akan menyebabkan rasa sakit, gangguan
pengunyahan dan dapat mengganggu kesehatan tubuh lainnya. Anak-anak
mempunyai resiko karies yang paling tinggi ketika gigi mereka baru erupsi.
Gigi geraham pertama permanen waktu erupsi di rongga mulut anak pada
umur 6 – 7 tahun. Waktu erupsi gigi geraham pertama permanen lebih cepat
dari gigi geraham yang lain menyebabkan gigi ini rentan terhadap karies
karena pada masa ini permukaan oklusal gigi molar pertama sedang
berkembang. Bentuk anatomi gigi geraham pertama permanen lebih banyak
27
pit dan fisur dibandingkan gigi yang lain sehingga gigi ini lebih beresiko
terkena karies paling banyak.
Data yang diperoleh dari hasil survei Kesehatan Gigi Nasional yang
diselenggarakan tahun 2015-2016 oleh Pengurus Besar Persatuan Dokter Gigi
Indonesia (PDGI), Ikatan Profesi Kedokteran Gigi Masyarakat Indonesia
(IPKESGIMI), serta PT Unilever Indonesia menunjukkan bahwa tingkat
kesehatan gigi anak-anak Indonesia masih berada pada taraf
mengkhawatirkan. Bagaimana tidak, 73,9 persen anak usia 6 tahun dan usia
12 tahun masih memiliki karies, gigi yang tidak terawat. Sebaliknya, survei
yang sama juga menemukan hanya 25,6 persen anak usia 6 tahun dan 42,3
persen anak usia 12 tahun di Indonesia yang bebas dari karies gigi (gigi
berlubang).
28
mulut secara alamiah sehingga kalau mulut dalam keadaan kotor bakteri
sangat mudah berkembang biak dan menyebabkan karies gigi.
G. Dampak Isu
Berdasarkan core isu yang diangkat yaitu, tingginya prevalensi karies dini
pada pasien anak di Puskesmas Cenrana, maka pemecahan gagasan isu yang
dilakukan adalah dengan “E-SEALANT (Edukasi Kesehatan Gigi dan Mulut
serta Pemberian Fissure Sealant sebagai Upaya Pencegahan Gigi Berlubang)”.
Adapun langkah-langkah yang dapat dilakukan untuk menyelesaikan isu
tersebut adalah sebagai berikut:
1. Melaporkan kepada pimpinan terkait hasil rancangan aktualisasi
yang akan dilaksanakan
2. Menyediakan bahan restorasi untuk tindakan pencegahan primer.
3. Menyiapkan draft media edukasi yang akan disampaikan melalui
video.
4. Melaksanakan edukasi kesehatan gigi dan mulut.
5. Melakukan perawatan gigi dengan pemberian fissure sealant.
6. Pelaksanaan evaluasi hasil kegiatan.
I. Rancangan Aktualisasi
29
sejahtera”
1. Menyelenggarakan upaya kesehatan meliputi kegiatan
promotif, preventif, kuratif, rehabilitative secara
berkesinambungan.
2. Menyelenggarakan upaya pelayanan kesehatan secara
professional dan bertanggung jawab sesuai standar mutu.
Misi 3. Mengembangkan upaya kesehatan inovatif sesuai dengan
sumber daya yang dimiliki dan berorientasi pada
kebutuhan masyarakat.
4. Memberdayakan masyarakat di bidang kesehatan agar
terwujud masyarakat sehat yang mandiri.
30
J. Matriks Rancangan Kegiatan Aktualisasi
Kontribusi
Tahapan Keterkaitan Substansi Penguatan
No. Kegiatan Output/Hasil Terhadap Visi Misi Nilai
Kegiatan Mata Pelatihan
Organisasi Organisasi
1 2 3 4 5 6 7
1. Melaporkan Manajemen ASN Terlaksananya Kegiatan
konsultasi
kepada Melakukan konsultasi serta koordinasi dan
dengan
pimpinan meminta persetujuan persetujuan dari pimpinan
dilakukan
terkait hasil kepada mentor, Pimpinan maka dapat
dengan sopan
rancangan melaksanakan tugas dan mewujudkan misi dari santun dan
menggunakan
aktualisasi fungsi secara profesional UPT Puskesmas
bahasa yang
yang akan dan bertanggung jawab. Cenrana: baik sesuai
33
dilaksanakan. a. Melakukan Terlaksananya 1) Akuntabel, kode etik dengan nilai
organisasi yaitu
pertemuan dan pertemuan melaksanakan tugas “Menyelenggarakan
senyum,salam,
konsultasi dengan Kepala dengan jujur, upaya pelayanan sapa, sopan dan
santun.
dengan Kepala Puskesmas. bertanggung jawab, kesehatan secara
Puskesmas cermat, disiplin, dan professional dan
berintegritas tinggi. bertanggung jawab
Menjelaskan tujuan sesuai standar mutu. “
dengan jelas saat
melakukan konsultasi.
2) Harmonis
Untuk melakukan
koordinasi dengan rekan
kerja, seorang ASN
harus mampu
menciptakan suasana
lingkungan kerja yang
kondusif, bersikap
sopan santun dan penuh
semangat.
34
b. Membahas Notulensi hasil 1) Kompeten
rencana arahan dan Notulensi hasil
kegiatan atau bimbingan dari pertemuan dengan
gagasan dan pimpinan. mentor akan menjadi
meminta tambahan ilmu dalam
bimbingan melaksanakan kegiatan
serta arahan 2) Kolaboratif
terhadap Kesediaan kerjasama,
kegiatan dari sinergi untuk hasil
pimpinan. yang lebih baik.
Melakukan Kerjasama
dengan atasan.
3) Loyal
mengikuti arahan dan
keputusan pimpinan.
35
c. Membuat surat Tersedianya 1) Akuntabel
persetujuan surat izin yang Adanya surat persetujuan
kegiatan telah di atas perencanaan
aktualisasi tandatangani kegiatan, menunjukkan
berdasarkan sebagai bentuk rasa tanggung jawab,
hasil persetujuan dari cermat, disiplin dan
pertemuan Kepala berintegritas tinggi
Puskesmas atas 2) Harmonis
rencana Dalam mengambil
kegiatan. keputusan diperlukan
diskusi yang kondusif
dan saling menghargai
36
2. Menyediakan Manajemen ASN : Kegiatan ini sejalan Kegiatan
bahan Melakukan koordinasi dengan misi dari dilakukan
restorasi internal poli sebagai bentuk Puskesmas Cenrana: dengan sopan
untuk melaksanakan tugas secara santun dan
tindakan profesional dan “Menyelenggarakan menggunakan
pencegahan bertanggung jawab. upaya pelayanan bahasa yang
primer kesehatan secara baik sesuai
a. Koordinasi Terlaksananya 1) Kolaboratif professional dan dengan nilai
dengan internal koordinasi Memberi kesempatan bertanggung jawab organisasi
poli gigi untuk dengan internal berbagai pihak untuk sesuai standar mutu. “ yaitu senyum,
menyediakan poli gigi untuk berkontribusi. dan santun.
bahan fissure menyediakan 2) Harmonis
sealant. bahan fissure Menciptakan hubungan
sealant. yang baik dengan rekan
kerja.
37
b. Menyediakan Tersedianya 1) Adaptif
bahan fissure bahan fissure Bertindak proaktif
sealant di poli sealant di poli menyediakan bahan
gigi gigi. yang belum tersedia
sebelumnya.
38
video. inovatif sesuai dengan dengan nilai
Smart ASN sumber daya yang organisasi
Dalam memudahkan dimiliki” yaitu
pembuatan banner dan senyum,salam,
video edukasi mengenai sapa, sopan
kesehatan gigi dan mulut dan santun.
menggunakan aplikasi
editing.
a. Mencari dan Tersedianya 1) Kompeten
mengumpulk draft konten Menyusun draft media
an bahan isi media edukasi edukasi yang sesuai
banner dan dengan standar
video serta kompetensi untuk
membuat menghasilkan kegiatan
draft edukasi yang menunjang
peningkatan mutu
pelayanan kepada
masyarakat.
39
b. Membahas Adanya desain 1) Kompeten, kode etik
tentang banner dan melaksanakan tugas
desain banner konsep dengan kualitas terbaik.
dan konsep pembuatan 2) Adaptif
pembuatan video. Membuat inovasi baru
video. media edukasi kesehatan
gigi dan mulut.
c. Mencetak Bahan edukasi 1) Berorientasi pelayanan
media edukasi banner yang Berusaha memahami dan
banner dan telah dicetak memenuhi kebutuhan
mengestrak dan video masyarakat.
video edukasi. edukasi yang 2) Adaptif
siap untuk Bertindak proaktif
ditayangkan di menyediakan bahan yang
ruang tunggu belum tersedia
pasien. sebelumnya.
4. Melaksanakan Manajemen ASN Kegiatan ini sesuai Kegiatan
edukasi Kegiatan edukasi ini terkait dengan misi dilakukan
kesehatan gigi dengan tugas ASN sebagai Puskesmas Cenrana dengan sopan
40
dan mulut. pelayan publik yang “Menyelenggarakan santun dan
memberikan pelayanan upaya kesehatan menggunakan
publik secara optimal. meliputi kegiatan bahasa yang
a. Menyiapkan Tersedianya 1) Akuntabel promotif, preventif, baik sesuai
alat dan alat dan bahan Bertanggung jawab kuratif, dengan nilai
bahan yang yang digunakan dalam menyiapkan alat- rehabilitative secara organisasi
akan untuk edukasi. alat dan bahan. berkesinambugan.’’ yaitu
digunakan gigi dan mulut. senyum,salam,
untuk edukasi sapa, sopan
gigi dan dan santun.
mulut.
41
b. Melakukan Terlaksananya 1) Berorientasi
edukasi edukasi Pelayanan, kode etik
kesehatan kesehatan gigi ramah, cekatan, solutif,
gigi dan dan mulut dan dapat diandalkan
mulut secara secara personal
personal ke ke pasien di 2) Kompeten
pasien di ruang Dokter gigi memberikan
ruang pelayanan. materi edukasi dengan
pelayanan. jelas, tegas dan mudah
dipahami.
42
c. Pemasangan Terlaksananya 1) Beriorientasi
media edukasi pemasangan pelayanan
di ruang media edukasi Penggunaan media
tungggu pasien di ruang edukasi merupakan
dan ruang tungggu pasien upaya agar pasien
pelayanan poli dan ruang mudah memahami
gigi pelayanan poli mengenai pentingnya
gigi kesehatan gigi dan
mulut
2) Adaptif
Bertindak proaktif
menyediakan media
edukasi yang belum ada
sebelumnya.
Melakukan Manajemen ASN: Kegiatan ini ssesuai Kegiatan
5. perawatan Kegiatan pelayanan dengan visi dilakukan
gigi dengan kesehatan gigi dan mulut Puskesmas Cenrana dengan sopan
pemberian pada anak dilakukan “Terciptanya santun dan
fissure dengan memberikan pelayanan kesehatan menggunakan
43
sealant. pelayanan yang terbaik yang prima, adil dan bahasa yang
sesuai dengan fungsi ASN merata menuju baik sesuai
sebagai pelayan publik. terwujudnya dengan nilai
a. Menyiapkan Alat-alat 1) Akuntabel masyarakat yang sehat organisasi
alat-alat diagnostic siap Bertanggung jawab cerdas dan sejahtera” yaitu
diagnostik digunakan. dalam menyiapkan alat- senyum,salam,
yang akan alat untuk membantu sapa, sopan
digunakan pemeriksaan. dan santun.
untuk
memeriksa
pasien.
44
b. Melakukan Terlaksananya 1) Berorientasi
pemeriksaan pemeriksaan pelayanan.
subyektif, gigi dan mulut Memberikan pelayanan
pemeriksaan pada pasien dengan cermat, tepat
obyektif anak. dan akurat serta
kepada pasien. bersikap ramah dan
sopan saat melakukan
pemeriksaan.
2) Akuntabel
melaksanakan kegiatan
dengan penuh tanggung
jawab.
3) Kompeten, kata kunci
ahli dibidangnya dan
melaksanakan tugasnya
dengan kualitas terbaik.
45
c. Mengisi Terdapatnya 1) Akuntabel
kartu status kartu status Pengisian kartu status
kesehatan yang telah terisi dilakukan dengan jujur
gigi dan lengkap dan teliti.
mulut anak.
46
kegiatan mendapatkan informasi konsep serta materi dengan
secara profesional. kegiatan maka saya pimpinan
a. Monitoring Terlaksannya 1) Kolaboratif telah melakukan visi dilakukan
kegiatan monitoring Menjalin kerjasama Puskesmas Cenrana dengan sopan
kegiatan dengan “Terciptanya santun dan
mentor/pimpinan pelayanan kesehatan menggunakan
untuk keberhasilan yang prima, adil dan bahasa yang
kegiatan aktualisasi. merata menuju baik. Sesuai
terwujudnya dengan nilai
masyarakat yang sehat organisasi
cerdas dan sejahtera” yaitu
b. Menyusun Adanya laporan 1) Kompeten senyum,salam,
laporan hasil hasil kegiatan melaksanakan tugas sapa, sopan,
kegiatan. dengan kualitas santun.
terbaik.
2) Kolaboratif
Berkoordinasi dengan
pimpinan mengenai
hasil laporan kegiata
47
c. Menyerahkan Laporan hasil 1) Akuntabel
laporan hasil telah Hasil kegiatan
aktualisasi ke diserahkan dilaporkan secara
Pimpinan kepada jujur dan bertanggung
pimpinan jawab.
48
K. Jadwal Kegiatan
53
BAB IV
54
2. Membahas rencana kegiatan atau gagasan dan meminta bimbingan serta arahan
terhadap kegiatan dari pimpinan
55
adalah surat izin sebagai tanda persetujuan pimpinan, sebagai dasar untuk
melakukan kegiatan yang akan dipertanggung jawabkan.
b. Harmonis
Untuk melakukan koordinasi dengan rekan kerja apalagi Pimpinan, seorang ASN
harus mampu bersikap baik, sopan dan santun serta mennyampaikan maksud dan
tujuan dengan jelas dan mudah dipahami.
c. Loyal
Senantiasa bersikap loyal terhadap arahan dan keputusan pimpinan.
d. Adaptif
Mampu menyesuaikan diri dengan mentor/pimpinan saat bertemu dengan mentor
e. Kolaboratif
Melakukan komunikasi dengan pimpinan serta meminta arahan dan bimbingan
dalam melaksanakan kegiatan.
56
Tersedianya bahan fissure sealant di poli gigi.
Tersedianya prosedur penggunaan bahan fissure
sealant.
Lampiran Foto dan dokumen
Tahapan Kegiatan
1. Koordinasi dengan internal poli gigi untuk menyediakan bahan fissure sealant.
57
3. Menyediakan prosedur penggunaan bahan fissure sealant
58
Tabel 4.3 Hasil Capaian Aktualisasi Kegiatan 3
Menyiapkan draft media edukasi yang akan
KEGIATAN 3
disampaikan melalui banner dan video.
Waktu Pelaksanaan 27-28 Juli 2022
Capaian Kegiatan Terlaksana
Hasil/ Output Tersedianya draft konten media edukasi
Adanya desain banner dan konsep pembuatan video.
Bahan edukasi banner yang telah dicetak dan video
edukasi yang siap untuk ditayangkan di ruang tunggu
pasien.
Lampiran Foto dan dokumen
Tahapan Kegiatan
a. Mencari dan mengumpulkan bahan isi banner dan video serta membuat draft
edukasi.
59
b. Membahas tentang desain banner dan konsep pembuatan video.
60
4.10 Mengekstrak video edukasi
Video dapat dilihat di link https://www.youtube.com/watch?v=fVHMESGuAP8&t=25s
Keterkaitan dengan nilai BerAKHLAK dan Peran ASN
a. Akuntabel
Membuat desain banner dan video yang mampu dipertanggugjawabkan.
b. Kompeten
Menyusun draft media edukasi yang sesuai dengan standar kompetensi untuk
menghasilkan kegiatan yang menunjang peningkatan mutu pelayanan kepada
masyarakat.
c. Harmonis
Mencipatakan lingkungan kerja yang kondusif.
d. Adaptif
Membuat inovasi baru media edukasi kesehatan gigi dan mulut.
e. Kolaboratif
Bersinergi dan memberi kesempatan kepada berbagai pihak untuk berkontribusi.
Kontribusi Terhadap Visi dan Misi
Membuat media edukasi kesehatan gigi dan mulut ini selaras dengan misi puskesmas
Cenrana “Mengembangkan upaya kesehatan inovatif sesuai dengan sumber daya
yang dimiliki”
Nilai-nilai Organisasi
61
Pelaksanaan kegiatan ini menguatkan nilai organisasi yaitu Cerdas, pelayanan
terampil yang prima dan bermutu.
Gambar 4. 11 Alat dan bahan yang akan digunakan untuk edukasi gigi dan
mulut.
62
b. Melakukan edukasi kesehatan gigi dan mulut secara personal ke pasien di ruang
pelayanan.
Gambar 4.12 Edukasi kesehatan gigi dan mulut ke pasien di ruang pelayanan.
63
d. Pemasangan media edukasi di ruang tungggu pasien dan ruang pelayanan poli
gigi
Gambar 4.15 Penayangan video edukasi gigi dan mulut di tv di ruang tunggu poli
Keterkaitan dengan nilai BerAKHLAK dan Peran ASN
Manajemen ASN
a. Berorientasi pelayanan
64
Bersikap ramah, sopan santun dan memberikan yang terbaik selama melakukan
menyampaikan isi materi penyuluhan.
b. Akuntabel
Menyusun materi edukasi kesehatan gigi dan mulut yang dapat dipercaya dan
dipertanggung jawabkan.
c. Kompeten
Dokter gigi memberikan materi penyuluhan dengan jelas, tegas dan mudah
dipahami.
d. Adaptif
Bersifat inovatif karena membuat media edukasi yang belum pernah dilakukan
sebelumnya.
Kontribusi Terhadap Visi dan Misi
Penyuluhan merupakan suatu kegiatan promotif dan preventif yang memberikan
kontribusi terhadap misi organisasi, yaitu Menyelenggarakan upaya kesehatan
meliputi kegiatan promotif, preventif, kuratif, rehabilitative secara
berkesinambungan.
Nilai-nilai Organisasi
Kegiatan dilakukan dengan sopan santun dan menggunakan bahasa yang baik sesuai
dengan nilai organisasi yaitu ramah (senyum,salam, sapa, sopan dan santun).
65
pasien anak.
Lampiran Foto dan dokumen
Tahapan Kegiatan
a. Menyiapkan alat-alat diagnostik yang akan digunakan untuk memeriksa pasien.
66
Gambar 4.17 Pemeriksaan subyektif, pemeriksaan obyektif kepada pasien
67
d. Melakukan tindakan pemberian fissure sealant pada pasien anak.
68
Pelaksanaan kegiatan ini menguatkan nilai organisasi yaitu Cerdas, pelayanan
terampil yang prima dan bermutu.
69
b. Menyusun laporan hasil kegiatan.
70
d. Kolaboratif
Menjalin kerjasama dengan mentor/pimpinan untuk keberhasilan kegiatan
aktualisasi.
Kontribusi Terhadap Visi dan Misi
Dengan terlaksananya pembuatan jadwal, konsep serta materi kegiatan maka saya
telah melakukan visi Puskesmas Cenrana “Terciptanya pelayanan kesehatan
yang prima, adil dan merata menuju terwujudnya masyarakat yang sehat
cerdas dan sejahtera”
Nilai-nilai Organisasi
Kegiatan konsultasi dengan pimpinan dilakukan dengan sopan santun dan
menggunakan bahasa yang baik. Sesuai dengan nilai organisasi yaitu senyum,salam,
sapa, sopan, santun.
kendala. Namun kendala tersebut dapat diatasi dengan baik sehingga proses
71
untuk tindakan jarang ditemukan di daerah.
pencegahan primer Cara penyelesaian :
Mencari dan menyediakan bahan optional lain yang
kandungan dan fungsinya sama.
3. Menyiapkan draft Cara penyelesaian :
media edukasi yang - Terlebih dahulu membuat rancangan banner dan
akan disampaikan video, kemudian melakukan konsultasi serta
melalui banner dan meminta arahan dan masukan dari pimpinan terkait
video. rancangan banner.
- Memasukkan gambar ke dalam video kemudian
dianimasikan melalui aplikasi yang tersedia.
4. Melaksanakan Tantangan :
edukasi kesehatan Anak-anak yang kurang kooperatif menerima
gigi dan mulut. edukasi kesehatan gigi dan mulut serta perawatan
pencegahan gigi berlubang.
Cara penyelesaian :
Membuat suasana yang nyaman dan menyenangkan
untuk anak agar mudah meneriam edukasi
kesehatan gigi dan mulut serta perawatan
pencegahan gigi berlubang
5. Melakukan Tantangan :
perawatan gigi - Masih kurangnya pasien anak yang datang
dengan pemberian memeriksakan kesehatan gigi dan mulutnya di poli
fissure sealant. gigi UPT BLUD Puskesmas Cenrana. Hal ini
kemungkinan besar disebabkan karena akses yang
jauh ke puskesmas dan tidak memiliki transportasi.
- Beberapa orang tua dan anak memiliki kesadaran
yang kurang dalam menjaga kesehatan gigi dan
mulutnya.
Cara Penyelesaian :
- Melakukan koordinasi dengan pegawai puskesmas
untuk mengarahkan orang tua dan pasien anak agar
72
datang memeriksakan kesehatan gigi dan mulutnya
secara rutin di poli gigi UPT BLUD Puskesmas
Cenrana.
- Meningkatkan upaya promotif kepada orang tua
tentang pentingnya menjaga kesehatan gigi dan
mulut anak.
6. Melaksanakan Tantangan :
esvaluasi hasil Penyesuaian waktu pertemuan dengan pimpinan
kegiatan dikarenakan banyaknya kegiatan pimpinan.
Cara penyelesaian :
Memanfaatkan waktu sebaik-baiknya dengan
efektif dan efisien.
C. Analisis Dampak
Adapun analisis dampak berdasarkan nilai-nilai dasar BerAKHLAK bila tidak
diaktualisasikan pada kegiatan aktualisasi ini adalah sebagai berikut:
Kegiatan 1
Melaporkan kepada pimpinan terkait hasil rancangan aktualisasi yang akan
dilaksanakan.
a. Akuntabel
Dampak Positif: Dengan mengimplementasikan nilai dasar akuntabel dalam
proses meminta arahan dan bimbingan mentor, maka dapat memudahkan kita
dalam pelaksaan kegiatan aktualisasi yang akan dilakukan.
Dampak negatif: Jika nilai dasar akuntabel tidak diterapkan dalam proses
meminta arahan dan bimbingan mentor, maka pelaksaan kegiatan aktualisasi
yang akan dilakukan dapat terhambat.
b. Harmonis
Dampak positif: Dengan mengimplementasikan nilai dasar harmonis ketika
meminta arahan dan bimbingan mentor akan menciptakan kolaborasi yang
baik antara peserta latsar CPNS dan mentor.
Dampak negatif: Jika nilai dasar harmonis tidak diterapkan ketika meminta
arahan dan bimbingan mentor, maka akan menghasilkan hubungan
73
disharmonis yang membuat lingkungan kerja tidak kondusif sehingga mentor
tidak maksimal dalam memberikan arahan dan bimbingan.
c. Loyal
Dampak positif: Dengan mengimplementasikan nilai dasar loyal yaitu
meminta persetujuan pimpinan sebelum melakukan aktualisasi maka kita
akan dimudahkan dalam pelaksanaan aktualisasi yang akan dilakukan.
Dampak negatif: Jika nilai dasar loyal yaitu meminta persetujuan pimpinan
sebelum melakukan aktualisasi tidak diterapkan, maka seorang CASN
kemungkinan tidak diberikan izin dalam melakukan kegiatan aktualisasi.
d. Adaptif
Dampak positif: Dengan mengimplementasikan nilai dasar adaptif yaitu
mampu menyesuaikan diri dengan mentor/pimpinan saat bertemu dengan
mentor, maka dapat memudahkan dalam berkonsultasi mengenai kegiatan
aktualisasi yang akan digunakan.
Dampak negatif: Jika nilai dasar adaptif yaitu mampu menyesuaikan diri
dengan mentor/pimpinan saat bertemu dengan mentor tidak diterapkan, maka
seorang CASN tidak maksimal dalam meminta arahan dan bimbingan mentor.
e. Kolaboratif
Dampak positif: Dengan mengimplementasikan nilai dasar kolaboratif dalam
meminta persetujuan untuk melakukan aktualisasi kepada mentor maka akan
terbangun kerja sama yang sinergis antara mentor dan CPNS sehingga mudah
menggapai tujuan bersama dalam pelaksanaan aktualisasi ini.
Dampak negatif: Jika nilai dasar kolaboratif tidak diterapkan dalam meminta
persetujuan untuk melakukan aktualisasi kepada mentor maka mentor bisa
saja tidak bersedia untuk memberikan persetujuan pelaksanaan aktualisasi.
Kegiatan 2
Menyediakan bahan restorasi untuk tindakan pencegahan primer
a. Harmonis
Dampak positif: Dengan mengimplementasikan nilai dasar harmonis ketika
berkoordinasi akan menciptakan kolaborasi yang baik antara peserta latsar
CPNS dengan rekan kerja.
74
Dampak negatif: Jika nilai dasar harmonis tidak diterapkan, maka akan
menghasilkan hubungan disharmonis yang menyebabkan diskusi tidak
kondusif.
b. Adaptif
Dampak Positif: Dengan mengimplementasikan nilai dasar adaptif dalam
proses penyediaan bahan fissure sealant, maka dapat membuat bahan yang
belum ada sebelumnya menjadi tersedia untuk dimannfaatkan secara
maksimal.
Dampak negatif: Jika nilai dasar adaptif tidak diterapkan, maka kita akan
kesulitan memberikan pelayanan yang maksimal dikarenakan bahan yang
belum tersedia.
c. Kolaboratif
Dampak positif: Dengan mengimplementasikan nilai dasar kolaboratif yaitu
kerjasama antar pihak dalam menyediakan bahan fissure sealant akan
menghasilkan kemudahan dalam menyelesaikan kegiatan tersebut.
Dampak negatif: Jika nilai dasar kolaboratif yaitu kerjasama antar pihak tidak
diterapkan dalam pelaksanaan penyediaan bahan dapat menyebabkan kegiatan
tidak berjalan sesuai yang diharapkan.
Kegiatan 3
Menyiapkan draft media edukasi yang akan disampaikan melalui banner dan
video.
a. Akuntabel
Dampak positif: Dengan mengimplementasikan nilai dasar akuntabel yaitu
bertanggung jawab, maka akan dihasilkan desain banner dan pembuatan video
edukasi yang dapat dipertanggungjawabkan.
Dampak negatif: Jika nilai dasar akuntabel tidak diterapkan dalam pembuatan
desain banner dan video maka hasil yang diperoleh yang tidak berkualitas.
75
b. Kompeten
Dampak positif: Dengan mengimplementasikan nilai dasar kompeten yaitu
melaksanakan tugas dengan kualitas terbaik, maka akan dihasilkan desain
banner dan video dengan kualitas yang baik.
Dampak negatif: Jika nilai dasar kompeten tidak diterapkan dalam pembuatan
desain banner dan video maka akan dihasilkan banner dan video yang tidak
berkualitas.
c. Harmonis
Dampak Positif: Dengan mengimplementasikan nilai dasar harmonis dalam
diskusi pembuatan banner dan video dengan mentor, maka dapat memudahkan
kita dalam pembuatan banner dan video.
Dampak negatif: Jika nilai dasar harmonis tidak diterapkan dalam diskusi
pembuatan banner dan video dengan mentor, maka kita akan kesulitan dalam
berdiskusi dengan mentor.
d. Adaptif
Dampak Positif: Dengan mengimplementasikan nilai dasar adaptif dalam
proses pembuatan banner dan video, maka dapat memudahkan kita mencari
bahan dan membuat video dengan beradaptasi menggunakan teknologi yang
ada.
Dampak negatif: Jika nilai dasar adaptif tidak diterapkan dalam proses
pembuatan banner dan video, maka kita akan kesulitan membuat banner dan
video jika tidak mampu beradaptasi menggunakan teknologi yang ada.
e. Kolaboratif
Dampak Positif: Dengan mengimplementasikan nilai dasar kolaboratif dalam
proses pembuatan desain banner dan pembuatan video, maka dapat
memudahkan kita dalam pembuatan banner dan video.
Dampak negatif: Jika nilai dasar kolaboratif tidak diterapkan dalam proses
pembuatan banner dan video, maka kita akan kesulitan dalam berdiskusi
maupun mencetak banner tersebut.
Kegiatan 4
76
a. Berorientasi pekayanan
Dampak positif: Dengan mengimplementasikan nilai dasar berorientasi
pelayanan dalam kegiatan penyampaian materi edukasi dengan ramah, anak
mudah mengerti dan lebih peduli dengan kesehatan gigi dan mulutnya.
Dampak negatif: Jika nilai dasar berorientasi pelayanan tidak diterapkan anak
menjadi tidak kooperatif dan materi penyuluhan tidak diterima dengan baik.
b. Akuntabel
Dampak Positif: Dengan mengimplementasikan nilai dasar akuntabel dalam
pelaksanaan kegiatan edukasi kesehatan gigi dan mulut, maka kegiatan yang
dilakukan dapat berjalan sesuai dengan fakta yang dapat
dipertanggungjawabkan.
Dampak negatif: Jika nilai dasar akuntabel tidak diterapkan dalam
pelaksanaan kegiatan, maka kita akan melaksanakan kegiatan tersebut dengan
tidak maksimal..
c. Adaptif
Dampak Positif: Dengan mengimplementasikan nilai dasar adaptif dalam
pelaksanaan edukasi kesehatan gigi dan mulut dengan menggunakan media
yang inovatif berupa banner dan video, anak akan lebih tertarik sehingga pesan
lebih mudah tersampaikan.
Dampak negatif: Jika nilai dasar adaptif tidak diterapkan dalam pelaksanaan,
edukasi kesehatan gigi dan mulut, anak akan mudah bosan dan pesan tidak
tersampaikan dengan baik.
d. Kompeten
Dampak Positif: Dengan mengimplementasikan nilai dasar kompeten dalam
pelaksanaan edukasi kesehatan gigi dan mulut, materi edukasi dapat dengan
mudah dimengerti.
Dampak negatif: Jika nilai dasar kompeten tidak diterapkan dalam
pelaksanaan, edukasi kesehatan gigi dan mulut, materi edukasi akan lebih sulit
untik dimengerti.
Kegiatan 5
77
a. Berorientasi pelayanan
Dampak positif: Dengan mengimplementasikan nilai dasar berorientasi
pelayanan, anak-anak akan lebih kooperatif dan nyaman saat dilakukan
pemeriksaan dan tindakan.
Dampak negatif: Jika nilai ini tidak diterapkan, anak menjadi tidak kooperatif
dan pemeriksaan dan pemberian tindakan akan sulit dilakukan.
b. Akuntabel
Dampak positif: Dengan mengimplementasikan nilai dasar akuntabel,
pelayanan akan menjadi efektif dengan menyiapkan alat-alat pemeriksaan serta
pengisian kartu status rekam medis secara lengkap dan benar.
Dampak negatif: Jika nilai ini tidak diterapkan maka pelayanan menjadi tidak
efektif karena kurangnya persiapan dalam menyiapkan alat-alat pemeriksaan
serta pengisian kartu status rekam medis tidak lengkap.
c. Kompeten
Dampak positif: Dengan mengimplementasikan nilai dasar kompeten,
kegiatan akan berjalan maksimal dan optimal karena pelayanan diberikan
secara profesional.
Dampak negatif: Jika nilai ini tidak diterapkan maka akan berdampak pada
kegiatan yang tidak berjalan maksimal dan optimal karena pelayanan yang
diberikan tidak dapat diterima secara maksimal.
d. Harmonis
Dampak positif: Dengan mengimplementasikan nilai dasar harmonis, maka
komunikasi anatara dokter gigi dn pasien anak akan efektif.
Dampak negatif: Jika nilai ini tidak diterapkan maka akan terjadi komunikasi
yang tidak efektif antara dokter gigi dan pasien anak sehingga dapat terjadi
miskomunikasi.
Kegiatan 6
a. Akuntabel
78
Dampak positif: Dengan mengimplementasikan nilai dasar akuntabel yaitu
dengan melakukan evaluasi dengan penuh tanggung jawab, disiplin, dan
berintegritas, maka hasil evaluasi akan sesuai dengan realita yang didapatkan.
Dampak negatif: Jika nilai dasar akuntabel tidak diterapkan dalam melakukan
evaluasi, maka hasil tidak sesuai dengan realita yang ada dan tidak dapat
dipertanggungjawabkan.
b. Kompeten
Dampak positif: Dengan mengimplementasikan nilai dasar kompeten,
aktualisasi dikerjakan dengan kualitas terbaik.
Dampak negatif: Jika nilai dasar kompeten tidak diterapkan aktualisasi tidak
dilaksanakan dengan baik.
c. Harmonis
Dampak positif: Dengan mengimplementasikan nilai dasar harmonis ketika
menyampaikan hasil kegiatan yang dilakukan kepada mentor dan coach akan
menciptakan kolaborasi yang baik antara peserta latsar CPNS dengan mentor
dan coach.
Dampak negatif: Jika nilai dasar harmonis tidak diterapkan ketika
menyampaikan hasil kegiatan yang dilakukan kepada mentor dan coach maka
akan menghasilkan hubungan disharmonis yang menyebabkan diskusi tidak
kondusif sehingga mentor dan coach tidak maksimal dalam memberikan
masukan.
d. Kolaboratif
Dampak positif: Dengan mengimplementasikan nilai dasar kolaboratif yaitu
menciptakan hubungan kerja sama yang baik dengan mentor dan coach akan
mampu memberikan hasil evaluasi dengan kualitas terbaik.
Dampak negatif: Jika nilai dasar kolaboratif tidak diterapkan yaitu
menciptakan hubungan kerja sama yang baik dengan mentor dan coach tidak
diterapkan dalam melakukan evaluasi maka akan didapatkan hasil evaluasi
yang tidak maksimal.
79
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Selama melakukan aktualisasi di UPT BLUD Puskesmas Cenrana maka
dapat ditarik kesimpulan bahwa upaya promotif dan preventif untuk
mencegah gigi berlubang sebelumnya belum diterapkan secara optimal. Oleh
karena itu, dengan adanya kegiatan aktualisasi ini, E-SEALANT, Edukasi
kesehatan gigi dan mulut serta pemberian fissure sealant dengan menerapkan
nilai-nilai dasar ASN yaitu BerAKHLAK, Berorientasi pelayanan, Akuntabel,
Kompeten, Harmonis, Loyal, Adaptif, dan Kolaboratif dapat ditingkatkan lagi
sehingga menjadi suatu kebiasaan atau habituasi, sejalan dengan visi dan misi
UPT BLUD Puskesmas Cenaran yaitu terciptanya pelayanan kesehatan yang
prima, adil dan merata menuju terwujudnya masyarakat yang sehat cerdas dan
sejahtera. Serta juga sesuai dengan tujuan dan manfaat dari kegiatan
aktualisasi ini yaitu mampu memahami dan mengaktualisasikan nilainilai
dasar profesi ASN, mampu menganalisis dan mengatasi isu yang terjadi di
unit kerja UPT BLUD Puseksmas Cenrana dan meningkatkan pemahaman,
pengetahuan, sikap dan perilaku serta derajat kesehatan gigi dan mulut
masyarakat.
B. Saran / Rekomendasi
Pelaksanaan aktualisasi ini penting sebagai wadah pembentukan karakter
ASN yang memiliki peran sebagai pelayan publik dengan harapan dapat
menerapkan nilai-nilai berAKHLAK dalam kegiatan sehari-hari. Harapan
penulis dengan adanya kegiatan aktualisasi ini mampu memberikan semangat
bagi semua ASN di Lingkungan UPT BLUS Puskesmas Cenrana untuk terus
menjadikan nilai dasar berAKHLAK menjadi nilai dalam memberikan
pelayanan kepada masyarakat. Diharapkan juga hal ini akan menjadi sebuah
kebiasaan bagi petugas kesehatan untuk terus menerus memberikan edukasi
kesehatan kepada pasien dan masyarakat dalam wilayah kerja UPT BLUD
Puskesmas Cenrana, sehingga pasien maupun masyarakat memperoleh
80
pengetahuan yang lebih luas dan dapat merubah sikap dan perilaku mereka
dalam menjaga kesehatan khususnya kesehatan gigi dan mulut masyarakat
secara umum.
81
DAFTAR PUSTAKA
82
LAMPIRAN
Bukti Pendukung Kegiatan 1
83
Lampiran 4.2 Surat persetujuan melaksanakan aktualisasi
84
Bukti Pendukung Kegiatan 2
85
Lampiran 4.5 Hasil desain banner yang akan digunakan untuk edukasi di
ruang tunggu.
86
Lampiran 4.6 Cuplikan video edukasi yang ditayangkan di ruang tunggu
Video dapat dilihat di link https://www.youtube.com/watch?v=fVHMESGuAP8&t=25s
87
Bukti Pendukung Kegiatan 5
88
Bukti Pendukung Kegiatan 6
89
Lampiran 4.10 Lembar Konsultasi Mentor
90
Lampiran 4.11 Lembar Konsultasi Coach
91
92
93
OUTLINE
Nama : drg. Puspa Sari Hafid, S.Kg.
Nama Mentor : Bustang, S.KM.,M.Kes
Unit Kerja : UPT BLUD Puskesmas Cenrana
Judul Aktualisasi : (Edukasi Kesehatan Gigi dan Mulut Serta Pemberian
Fissure Sealant sebagai Upaya Pencegahan Gigi Berlubang
pada Pasien Anak di Puskesmas Cenrana )
Isu yang diangkat dalam rancangan aktualisasi ini adalah tingginya prevalensi
karies dini pada pasien anak di Puskesmas Cenrana. Isu ini dianggap penting
karena berdasarkan pengamatan selama melakukan pelayanan di poli gigi, rata-
rata pasien anak yang berusia antara 6- 8 tahun sudah mengalami kerusakan gigi
permanennya. Hal ini turut menjadi perhatian bagi dokter gigi mengingat gigi
tersebut sudah permanen dan tidak tergantikan lagi, serta menghindari
dilakukannya pencabutan gigi secara dini yang banyak menimbulkan masalah
yang lebih kompleks.
94
intinya melakukan pertemuan dan konsultasi dengan Kepala UPT BLUD
Puskesmas Cenrana selaku mentor dan pimpinan serta membuat surat persetujuan
kegiatan aktualisasi berdasarkan hasil pertemuan. Output yang dihasilkan adalah
notulensi hasil arahan dan bimbingan dari pimpinan dan tersedianya surat izin
yang telah di tandatangani Kepala Puskesmas. Nilai-nilai ASN BerAkhlak yang
terkandung didalamnya yaitu Akuntabel , Harmonis, Loyal, Adaptif, Kolaboratif.
Dampak melaksanakan kegiatan ini dengan meminta arahan dan bimbingan
mentor akan menciptakan kolaborasi yang baik antara peserta latsar CPNS dan
mentor.
Pada tahap kegiatan ke III yaitu Menyiapkan draft media edukasi yang akan
disampaikan melalui banner dan video dengan tahapan kegiatan intinya
mencari dan mengumpulkan bahan isi banner dan video serta membuat draft
edukasi Membahas tentang desain banner dan konsep pembuatan video.Output
yang dihasilkan adalah adanya desain banner dan konsep pembuatan video serta
bahan edukasi banner yang telah dicetak dan video edukasi yang siap untuk
ditayangkan di ruang tunggu pasien. Nilai-nilai ASN BerAkhlak yang terkandung
didalamnya yaitu Akuntabel, Kompeten, Harmonis, Adaptif, dan Kolaboratif.
Dampak melaksanakan kegiatan ini dengan melaksanakan tugas dengan kualitas
terbaik, maka akan dihasilkan desain banner dan video dengan kualitas yang baik.
95
sekolah dan secara personal serta pemasangan media edukasi di ruang tungggu
pasien dan ruang pelayanan poli gigi. Output yang dihasilkan adalah terlaksananya
edukasi kesehatan gigi dan mulut dan pemasangan media edukasi di ruang
tungggu pasien. Nilai-nilai ASN BerAkhlak yang terkandung didalamnya yaitu
Berorientasi Pelayanan, Akuntabel, Kompeten, Adaptif. Dampak melaksanakan
kegiatan ini edukasi kesehatan gigi dan mulut akan berjalan maksimal dan optimal
karena pelayanan diberikan secara profesional.
96