Anda di halaman 1dari 20

ASUHAN KEPERAWATAN PADA Tn.

A
DENGAN TUMOR INTRA ABDOMEN YANG DILAKUKAN TINDAKAN
LAPARATOMI DAN BIOPSI DI INSTALASI BEDAH SENTRAL
RUMAH SAKIT KEN SARAS KABUPATEN SEMARANG

Disusun Oleh :

Kelompok 2
4A3 REGULER

PROGRAM STUDI SARJANA TERAPAN KEPERAWATAN SEMARANG POLITEKNIK


KESEHATAN KEMENTKES SEMARANG
TAHUN AJARAN 2022/2023
ASUHAN KEPERAWATAN PERIOPERATIF PADA Tn. A DENGAN TUMOR INTRA ABDOMEN YANG DILAKUKAN
TINDAKAN LAPARATOMI DAN BIOPSI DI RUANG IBS RS KEN SARAS

Tanggal Pengkajian : 28 November 2022 Waktu Pengkajian : 18.15 WIB Ruang/RS : IBS/RS Ken Saras

ASUHAN KEPERAWATAN PERIOPERATIF

NAMA ; Tn. A AHLI ANESTESI ; Dr. H DIAGNOSA PRE ; Tumor Intra


PASIEN OP Abdomen
L/P ; L
UMUR ; 33 th PERAWAT ; Ns. Z DIAGNOSA POST : Tumor Intra
Abdomen
RM ; 1583***** ANESTESI OP
RUANG ; Diamond A SCRUB NURSE ; Ns. B TINDAKAN ; Laparatomi dan
biopsi
JENIS ; Besar OPERASI
OPERASI
PRE OPERASI
PENGKAJIAN :
DS: Pasien mengatakan cemas dengan operasi yang akan dijalani

- Pasien
Pasien mengatakan
mengatakan baru pertama
perutnya sakit kali menjalani tindakan operasi
DO: P : pasien mengeluh nyeri pada perut bagian kanan bawah
- QPasien
: nyeritampak
seperti membatasi
di tusuk - tusuk
gerak
- RPasien
: perut tampak
kanan bagian bawah
merintih kesakitan
- S Pasien
: skala tampak
7 cemas dan gelisah
- TPasien
: hilangterlihat
timbultegang
- Hasil pemeriksaan MSCT Abdomen Tanpa Kontras
Massa lobulated batas relative tegas pada cavum pelvis (komponen kistik, solid dengan klasifikasi intra lesi, terukur AP 7,7 cc
11,5 LL 11,3 CM ) yang tampak menempel pada rectum, vesika urinaria, m. psoas kanan.

Multiple limfadenopati mesenterial (terbesar 1,5 x 1 cm) mild hidronefrosis hydroureter kanan

Tak tampak nodul pada hepar dan lien

Tanda – tanda vital

TD : 126/94 mmHg
N : 128x/menit
RR : 24x/menit
SpO2 : 99%
TD : 126/94 JANTUNG ; Inspeksi : ictus cordis tidak tampak HB ; 9.9 g/dL
mmHg Palpasi : ictus cordis teraba di intercostal V
midklavikula
Perkusi : suara redup
Auskultasi : terdengar bunyi jantung I dan II,
tidak ada suara jantung tambahan
N :128x/m HT ; 33.8 %
RR : 24x/m PARU ; Inspeksi : bentuk dada simetris, frekuensi GOL DARAH ; A
SPO2 : 99% pernapasan 20 x/menit, tidak tampak otot bantu
pernapasan
Palpasi : taktil fremitus teraba sama kuat
Perkusi : suara sonor di semua lapang
paru
Auskultasi : suara napas vesikuler
BB :57 kg EKG ; (-)
TB : 165 cm
LAIN-LAIN ; CT ; (-)
BT ; (-)
Pasien mengatakan dari bulan agustus merasakan nyeri perut. Pasien mengatakan pada bulan agustus IV LINE ; RL 20 tpm
melaksanakan USG abdomen namun belum di diagnosa tumor. Namun nyeri perut tidak kunjung PROTESA ; (-)
membaik sehingga bulan november kemarin pasien USG kembali dan dinyatakan adanya tumor intra NGT ; (-)
abdomen sehingga harus dilakukan operasi. Selain itu, pasien mengatakan cemas karena akan KATETER ; (-)
menjalani operasi yang pertama kalinya, muka pasien tampak tegang. Tidak ada obat-obatan khusus
yang dikonsumsi rutin, tidak ada riwayat HT, DM maupun penyakit jantung.
PREMEDIKASI ; Back up (General DIAGNOSA KEPERAWATAN :
Anestesi) 1. Nyeri Kronis b.d Infiltrasi tumor (D.0078)
- Proanes 1 amp 2. Ansietas b.d krisis situasional ( prosedur tindakan operasi ) (D.0080)
- Miloz 1 amp
SDKI :
- Farelax 1 amp
1. Nyeri Kronis D. 0078
- Neostigmine 1
2. Ansietas D. 0080
amp
- Asam
traneksamat
500 mg
- Dexsamethaso
ne 1 amp
- Nokoba 1 amp
- Ketorolac 30
mg
- Ondansetron 8
mg
- Ascorbid acid
1 amp
- Phytomenadio
n 1 amp
- Etanil 1 amp
- Atropine 1
amp
PRODUK DARAH ;
NURSING CARE PLAN Ttd IMPLEMENTASI Ttd EVALUASI
DX : Nyeri Kronis b.d Infiltrasi tumor K2 1. Mengidentifikasi lokasi, K2 S : Klien mengatakan nyeri pada
(D.0078) karakteristik, durasi, perut bagian kanan
SLKI: Tingkat Nyeri (L. 08066) frekuensi, kuantitas, P : pasien mengatakan nyeri
Setelah dilakukan tindakan keperawatan inntemsitas nyeri pada perut bagian kanan
pengelolaan ansietas selama 1 x 10 menit 2. Mengidentifikasi skala Q : nyeri seperti di tusuk -
diharapakan tingkat nyeri menurun, dengan nyeri tusuk
kriteria hasil : 3. Mengidentifikasi respons R : perut bagian atas
nyeri non verbal S : skala 7
a. Ekspresi meringis menurun
4. Mengontrol lingkungan T : Terus Menerus
b. Sikap gelisah menurun
yang memperberat rasa O:
c. Perasaan takut mengalami cedera
nyeri (mis. Suhu ruangan,  Ekspresi Wajah klien
berulang menurun
pencahayaan, kebisingan) tampak meringis kesakitan.
 Klien tampak membatasi gerak
 TTV
TD : 126/94 mmHg
N : 128x/menit
RR : 24x/menit
SpO2 : 99%
SIKI: Manajemen Nyeri (I.08238) A : Masalah nyeri kronis b.d. infiltrasi
Observasi tumor belum teratasi
- Identifikasi lokasi,
P : Intervensi dilanjutkan
karakteristik, durasi,
Melakukan tindakan pembedahan
frekuensi, kuantitas, Laparatomi dan biopsy
intensitas nyeri
Melakukan General Anestesi
- Identifikasi skala nyeri
- Identifikasi respons nyeri non
verbal
Terapeutik
- Control lingkungan yang memperberat
rasa nyeri (mis. Suhu ruangan,
pencahayaan, kebisingan)
Kolaborasi
- Kolaborasi pemberian analgetic, jika perlu
DX : Ansietas b.d krisis situasional K2 1. Menjelaskan prosedur K2 S : Klien mengatakan cemas
( prosedur tindakan operasi ) (D.0080) pelaksanaan tindakan berkurang setelah mendengar
SLKI: Tingkat Ansietas (L.09093) operasi penjelasan mengenai prosedur
Setelah dilakukan tindakan keperawatan 2. Gunakan sentuhan operasi yang akan dijalani
pengelolaan ansietas selama 1 x 10 menit terapeutik dan dampingi O:
diharapakan tingkat ansietas/cemas menurun, klien  Klien terlihat sedikit lebih
dengan kriteria hasil : 3. Mendengarkan keluhan tenang dari sebelumnya.
a. Verbalisasi kebingungan menurun klien  TTV
b. Tanda-tanda vital membaik 4. Memantau TTV pasien di TD : 126/94 mmHg
c. Verbalisasi khawatir terhadap kondisi ruang holding room N : 128x/menit
yang dihadapi menurun (Pasien 5. Memfasilitasi dan beri RR : 24x/menit
mengatakan siap operasi) kesempatan klien untuk SpO2 : 99%
d. Perilaku tegang membaik berdoa A:

SIKI: Reduksi Ansietas (I.09314) 6. Mengidentifikasi Masalah ansietas b . d . tindakan

Observasi perubahan level operasi teratasi

- Identifikasi saat tingkat ansietas kecemasan. P:


Intervensi dihentikan
berubah (mis. Kondisi, waktu,
stressor)
- Monitor tanda-tanda ansietas
Terapeutik
- Ciptakan suasana terapeutik untuk
menumbuhkan kepercayaan
- Temani pasien untuk mengurangi
kecemasan, jika memungkinkan
- Gunakan pendekatan yang tenang dan
meyakinkan
Edukasi
- Jelaskan prosedur, termasuk sensasi
yang mungkin dialami
- Anjurkan keluarga untuk tetap
bersama pasien, jika perlu
- Anjurkan mengungkapkan perasaan
dan persepsi
INTRA OPERASI
Tgl operasi: 28 November Jenis obat Obat lain
Teknik anestesi
2022
Waktu: 18.30 WIB GA (General Anestesi) Propofol 10 mg -
Posisi: Supinasi Drip Etanyl 100mcg
Inhalasi : Semi closed Rk dengan ET Miloz 15 mg

Jumlah instrument sebelum/sesudah Induksi : Oksigen: Cairan intravena:


operasi: RL 20 tpm
Lengkap: Tidak lengkap: Obat:
 Maintenance N20
Penyulit -
Diagnose Risiko Perdarahan d.d. Tindakan Pembedahan (D. 0012)
keperawatan Risiko Infeksi d.d. Efek Prosedur Invasif (D.0142)

PENGKAJIAN :

DS : Tidak terkaji, pasien tersedasi efek bius


DO :
 Dilakukan tindakan invasif, operasi laparatomy biopsi
 Output ± 750 cc
 Tindakan insisi yang mengakibatkan jaringan terpapar lingkungan sekitar (port of entry kuman)
 Tanda – tanda vital
TD: 115/96 mmHg
RR: 22x/menit
N: 108x/menit
S: 36.7oC
SpO2: 99%

NURSING CARE PLAN Ttd IMPLEMENTASI Ttd EVALUASI


DX : Resiko Perdarahan d.d. Tindakan K2 1. Memonitor tanda dan gejala K2 S: Tidak terkaji
Pembedahan (D.0012) perdarahan O:
SLKI : Tingkat Perdarahan (L.02017) 2. Memonitor tanda vital  Klien tidak mengalami
Setelah dilakukan tindakan keperawatan 3. Kolaborasi pemberian obat perdarahan berlebih out put ±
diharapkan tingkat perdarahan menurun dengan pengontrol perdarahan dengan 300 cc
kriteria hasil: dilakukan injeksi  Tidak muncul tanda
- Perdarahan pasca operasi menurun Asam traneksamat 500 mg perdarahan
- Tekanan darah membaik Ascorbid acid 1 amp  Tanda – tanda vital
- Frekuensi nadi membaik Phytomenadion 1 amp TD: 115/96 mmHg
RR: 22x/menit
SIKI: Pencegahan Perdarahan (I.02067)
N: 108x/menit
Observasi
S: 36.7oC
- Monitor tanda dan gejala perdarahan
SpO2: 99%
- Monitor tanda-tanda vital
A: Masalah Risiko Perdarahan teratasi
Kolaborasi
P: Intervensi dihentikan
- Kolaborasi pemberian obat pengontrol
perdarahan, jika perlu
DX : Risiko Infeksi d.d. Efek Prosedur Invasif K2 1. Memonitor tanda gejala infeksi S: Tidak terkaji
(D.0142) local dan sistemik O:
SLKI : Tingkat Infeksi (L.14137) 2. Mencuci tangan sebelum dan - Operasi sudah dilakukan dengan
Setelah dilakukan tindakan keperawatan sesudah kontak dengan pasien dan prinsip steril hanya operator,
diharapkan tingkat infeksi menurun dengan lingkungan pasien asisten dan scrub nurse yang
kriteria hasil: 3. Mempertahankan teknik aseptic boleh melakukan tindakan pada
- Kemerahan menurun pada pasien berisiko tinggi pasien
- Nyeri menurun - Semua orang yang berada
- Kadar leukosit membaik diruang operasi telah
menerapkan teknik aseptic dan
SIKI: : Pencegahan infeksi ((I.14539) selalu mencuci tangan sebelum
Observasi memasuki ruang operasi
- Monitor tanda gejala infeksi local dan - Tidak ada tanda infeksi dolor,
sistemik kalor, rubor, dan bengkak
Terapeutik - Tanda-tanda vital
- Batasi jumlah penunjung TD: 115/96 mmHg
- Cuci tangan sebelum dan sesudah kontak RR: 22x/menit
dengan pasien dan lingkungan pasien N: 108x/menit
- Pertahankan teknik aseptic pada pasien S: 36.7oC
berisiko tinggi SpO2: 99%
A: Masalah Risiko Infeksi teratasi
P: Intervensi dihentikan

POST OPERASI
PENGKAJIAN :
DS :
- Klien mengatakan badannya terasa lemas
- Klien mengatakan nyeri pada daerah jahitan
P : nyeri pada jahitan luka insisi
Q : tersayat-sayat
R : perut bagian bawah

S:6
T : Terus Menerus
DO :
- Pasien tampak lemas efek dari anestesi
- Pasiek tampak meringis kesakitan
- Pasien tampak memegangi perut
- Terdapat luka insisi operasi pada bagian perut bawah klien
- Tanda – tanda vital
TD: 125/98 mmHg
RR: 22x/menit
N: 110 x/menit
S: 36.7oC
SPO2 : 99%
CATATAN LAIN ; Klien sudah sadar setelah diberikan obat anestesi GA dan mengatakan nyeri pada perut
bagian bawah

PERAWATAN DI RUANGAN ; Perawatan luka insisi post operasi


KESAKITAN DIBERI ; Ketorolax 30 mg
MUAL MUNTAH DIBERI ; Ondancetron 8 mg
DIAGNOSA KEPERAWATAN ; 1. Nyeri akut b.d kondisi pembedahan (D.0077)
2. Resiko infeksi b.d efek prosedur invasif (D.0142)

NURSING CARE PLAN TTD IMPLEMENTASI TTD EVALUASI


DX: Nyeri akut b.d kondisi pembedahan 1.Mengidentifikasi lokasi, S :
(D.0077) karakteristik, durasi, - Klien mengatakan badannya terasa
SLKI: Tingkat nyeri (L. 08066) frekuensi, kuantitas, lemas
inntemsitas nyeri - Klien mengatakan nyeri pada
Setelah dilakukan tindakan keperawatan
daerah jahitan
pengelolaan ansietas selama 1 x 10 menit
P : nyeri pada jahitan luka insisi
Q : tersayat-sayat
R : perut bagian atas dekat dengan ulu
hati
S:6
T : Terus Menerus
diharapakan tingkat nyeri menurun, dengan 2. Mengidentifikasi skala nyeri
O:
kriteria hasil : 3. Mengidentifikasi respons
Pasien tampak lemas efek dari anestesi
a. Keluhan nyeri menurun nyeri non verbal
Pasiek tampak meringis
b. Ekspresi meringis menurun 4. Mengontrol lingkungan yang
TD: 125/98 mmHg
c. Sikap gelisah menurun memperberat rasa nyeri
RR: 22x/menit
d. Perasaan takut mengalami cedera (mis. Suhu ruangan,
N: 110 x/menit
berulang menurun pencahayaan, kebisingan)
S: 36.7oC
5. Kolaborasi pemberian obat
SPO2 : 99%
SIKI: Manajemen nyeri anti nyeri dan mual muntah
(I.08238) dengan dilakukan injeksi A : Masalah keperawatan nyeri akut
Observasi Ketorolac 30 mg belum teratasi
- Identifikasi lokasi, karakteristik, durasi, Etanil 1 amp P : lanjutkan intervensi
frekuensi, kuantitas, inntemsitas nyeri Ondansetron 8 mg Monitor skala nyeri
- Identifikasi skala nyeri Kolaborasi dengan dokter
- Identifikasi respons nyeri non verbal Ketorolac 30 mg ( untuk nyeri)
Etanil 1 amp
Ondansetron 8 mg ( untuk mual
dan muntah)
Pasien dipindahkan ke bangsal
Terapeutik
- Kontrol lingkungan yang memperberat
rasa nyeri (mis. Suhu ruangan,
pencahayaan, kebisingan)
Kolaborasi
- Kolaborasi pemberian analgetic, jika
perlu

DX: Risiko infeksi b.d efek prosedur invasif 1. Memberikan penjelasan S : pasien mengatakan paham dengan
(D.0142) mengenai tanda – tanda penjelasan yang diberikan
SLKI: Tingkat Infeksi (L.14137) infeksi
Setelah dilakukan tindakan keperawatan O : pasien tampak mendengarkan dan
pengelolaan resiko jatuh selama 1 x 10 menit 2. Memberikan penjelasan paham degan penjelasan yang
diharapkan tingkat infeksi menurun dengan mengenai perawatan luka post diberikan
kriteria hasil : operasi Terdapat luka insisi pada bagian
1. Nyeri menurun perut atas klien
2. Kemerahan menurun 3. Memberikan penjelasan
3. Bengkak menurun mengenai teknik aseptic
4. Memberikan penjelasan
mengenai cara cuci tangan
yang benar
SIKI: Pencegahan infeksi ((I.14539) A : Masalah keperawatan resiko
Observasi infeksi belum teratasi
- Monitor tanda gejala infeksi local dan
sistemik P : Lanjutkan intervensi
Terapeutik Memonitor tanda dan gejala
- Pertahankan teknik aseptic pada pasien infeksi
berisiko tinggi Melakukan perawatan luka post
Edukasi operasi
- Jelaskan tanda dan gejala infeksi Pasien dipindahkan ke bangsal
- Ajarkan cara mencuci tangan dengan benar rawat inap
- Ajarkan cara memeriksa kondisi luka atau
luka operasi

Anda mungkin juga menyukai