Anda di halaman 1dari 19

GAMBARAN PERKEMBANGAN PSIKOSOSIAL PADA TOKOH IGOR

DALAM FILM LA PROMESSE KARYA JEAN-PIERRE DARDANNE

NASKAH PUBLIKASI ILMIAH

Disusun Guna memenuhi Tugas dan Syarat-Syarat Guna Memperoleh Gelar

Sarjana Sastra Jurusan Bahasa dan Sastra Perancis Pada Fakultas Ilmu Budaya 

Universitas Brawijaya

Oleh:

Vanesha Rizda Oktaviani

FAKULTAS ILMU BUDAYA

UNIVERSITAS BRAWIJAYA

2022

i
Daftar Isi
Daftar Isi...........................................................................................................................ii
1. Pendahuluan.................................................................................................................1
1.1 Latar Belakang.......................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah..................................................................................................3
1.3 Tujuan Penelitian...................................................................................................3
1.4 Manfaat Penelitian.................................................................................................3
1.5 Ruang Lingkup Penelitian.....................................................................................4
2. Kajian Pustaka.............................................................................................................5
2.1.1 Remaja.................................................................................................................5
2.1.2 Peran Remaja dan Lingkungannya...................................................................6
2.1.3 Teori Perkembangan Psikososial.......................................................................7
2.1.3.1 Percaya Vs. Tidak Percaya (0-1 tahun)......................................................7
2.1.3.2 Otonomi Vs Rasa Malu dan Ragu (1-3 tahun)...........................................8
2.1.3.3 Inisiatif Vs. Rasa Bersalah (3-6 tahun).......................................................8
2.1.3.4 Industri Vs. Inferioritas (6-12 tahun)..........................................................9
2.1.3.5 Identitas Vs. Difusi Peran (12-18 tahun).....................................................9
2.1.3.6 Keintiman Vs. Kesendirian (18-35 tahun)................................................10
2.1.3.7 Generativitas Vs. Stagnasi (35-64 tahun)..................................................10
2.1.3.8 Integritas Vs. Keputusasaan (65 tahun keatas)........................................10
2.2 Teori Perkembangan Psikososial Papalia & Feldman.......................................11
2.2.1 Hereditas dan Lingkungan...........................................................................11
2.2.2 Status Sosial Ekonomi...................................................................................11
2.2.3 Budaya dan Ras atau Etnis...........................................................................11
2.2.4 Perkembangan Diri.......................................................................................12
2.2.5 Kelompok Sebaya..........................................................................................12
2.3 Penelitian Terdahulu............................................................................................12
3. Metode Penelitian.......................................................................................................14
3.1 Jenis Penelitian.....................................................................................................14
3.2 Sumber Data.........................................................................................................14
3.3 Pengumpulan Data...............................................................................................15
3.4 Analisis Data.........................................................................................................15
DAFTAR PUSTAKA.....................................................................................................16

ii
1. Pendahuluan

1.1 Latar Belakang 

Film merupakan sebuah karya seni yang dapat dijadikan sebagai hiburan

atau penyalur hobi sehingga sangat populer dan banyak digemari semua orang.

Film juga dapat diartikan sebagai sebuah media massa yang dapat merefleksikan

realitas ataupun membentuk realitas. Dengan demikian, film dapat menyampaikan

informasi lebih mendalam. Film sendiri menurut Effendy (1986:134) adalah

media yang bersifat audio visual untuk menyampaikan suatu pesan kepada

sekelompok orang yang berkumpul di suatu tempat tertentu. 

Dalam penelitian ini, penulis menggunakan film berjudul La Promesse

sebagai objek penelitian. La promesse disutradarai oleh Jean-Pierre Dardanne dan

Luc Dardenne yang dirilis pada tahun 1996 dengan berbahasa Prancis. Film ini

memiliki pesan moral yang ingin disampaikan pengarang mengenai bagaimana

seorang anak berusia 15 tahun memberikan pandangan kemanusiaan akan suatu

konflik yang terjadi pada buruh imigran ilegal dalam film tersebut.

Pada film ini, terdapat tokoh utama Igor, seorang anak laki-laki berusia 15

tahun yang menghabiskan sebagian besar waktunya untuk bekerja membantu

ayahnya dalam menjalankan operasi bawah tanah dengan mengimpor dan

menyelundupkan imigran ilegal dari Eropa Timur hingga Eropa Barat. Karena

ayah sebagai contoh untuk anaknya, Igor melakukan tindakan yang tidak pantas,

seperti melakukan aksi seperti mencuri uang kepada pelanggan saat magang

montir mobil. Disamping itu, Igor kehilangan pekerjaannya sebagai magang

montir mobil karena begitu banyaknya kegiatan yang harus dilakukan di gedung

1
kumuh yang menampung para imigran. Ketika pihak berwenang memeriksa

tempat tersebut, seorang imigran bernama Hamidou terluka parah setelah jatuh

dari perancah. Igor mengetahui kejadian ini ingin menolongnya untuk dibawa ke

rumah sakit dan saat itu Hamidou memberi amanat agar Igor menjaga istrinya

Assita beserta putranya yang masih bayi. Setelah mengetahui kejadian ini,

ayahnya Igor yaitu Roger tidak sepemikiran dengan Igor dan membiarkan nyawa

Hamidou berakhir. Karena merasa kasihan dan iba, Igor ingin merawat keluarga

Hamidou dengan melawan perintah dari ayahnya. Dari sinilah, konflik dan kisah

Igor dimulai 

Setelah menonton film La Promesse karya Jean-Pierre Dardenne, banyak

ditemukan aspek yang menarik untuk diteliti terutama pada penggambaran sosok

Igor dengan menggunakan tahap perkembangan psikologisnya. Menurut Hurlock

(1980, hal. 2) perkembangan adalah serangkaian perubahan progresif yang terjadi

karena proses kematangan dan pengalaman. Setiap manusia pasti mengalami

perkembangan dan ditandai dengan perubahan keterampilan, kematangan fisik,

emosi, dan pikiran. Tahapan perkembangan manusia dimulai dari masa bayi,

anak-anak, remaja, dewasa, dan lansia. Menurut Hurlock (1992) remaja adalah

periode peralihan dari masa anak-anak menjadi dewasa untuk mencapai

kematangan mental, emosional, sosial, dan fisik. Pada fase remaja menjadi hal

penting karena sedang berlangsungnya perkembangan fisik dan psikologis.

Perkembangan moral remaja banyak dipengaruhi oleh lingkungan dan

orangtuanya. Dengan itu, peranan orang tua sangatlah penting.

Penulis menggunakan pendekatan psikologi perkembangan dari Erik H.

Erikson. Dalam teori perkembangan psikososial Erik H. Erikson, terdapat delapan

2
tahap perkembangan manusia. Penulis memilih pendekatan psikologi karena

cukup tepat untuk membahas perkembangan psikososial pada tokoh Igor.

Perkembangan psikologis pada tokoh yang tinggal bersama orang tua yang kurang

memberikan perannya merupakan hal yang menarik untuk dibahas, karena

perkembangan sosial remaja dipengaruhi oleh sosio-psikologis keluarganya.

Alasan penelitian ini untuk umum adalah untuk memberikan ilmu pengetahuan

mengenai perkembangan psikososial remaja agar lebih mengenal pengetahuan

dasar mengasuh anak khususnya pada masa remaja yang sangat berpengaruh bagi

masa-masa selanjutnya.

1.2 Rumusan Masalah

Permasalahan yang akan dibahas pada penelitian ini adalah bagaimana

gambaran pengaruh faktor lingkungan terhadap perkembangan psikososial pada

tokoh Igor dalam film La Promesse?

1.3 Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gamabran faktor lingkungan

terhadap perkembangan psikososial pada tokoh Igor dalam film La Promesse.

1.4 Manfaat Penelitian


 
Manfaat penelitian dari film La Promesse Tahun 1996 ini dibagi menjadi

dua, yaitu manfaat teoritis dan manfaat praktis. Sebagai manfaat teoritis,

penelitian ini diharap dapat meningkatkan pemahaman dan dapat menjadi

referensi penelitian-penelitian selanjutnya yang menggunakan media film dengan

sudut pandang perkembangan psikososial tokoh. Sebagai manfaat praktis

diharapkan penelitian ini dapat menambah wawasan pembaca mengenai pengaruh

3
lingkungan terhadap perkembangan psikososial seorang remaja sesuai dengan

tahap-tahap psikososial.

1.5 Ruang Lingkup Penelitian

Ruang lingkup penelitian ini dibatasi pada gambaran pengaruh faktor

lingkungan terhadap perkembangan psikososial tokoh Igor dalam film La

Promesse karya Jean-Pierre Dardenne.

1.6 Definisi Istilah Kunci

 
a. Film: Media yang bersifat visual dan audio visual untuk menyampaikan

pesan kepada sekelompok orang yang berkumpul di suatu tempat.

(Effendy, 1989)

b. Psikologi : Ilmu yang mempelajari proses mental dan jiwa pada perilaku

manusia.

c. Psikologi Perkembangan : Cabang dari ilmu psikologi yang membahas

pertumbuhan manusia dari awal kelahiran hingga masa tua.

d. Psikologi Sosial : Cabang ilmu psikologi perkembangan yang ` berupaya

memahami cara berpikir, berperasaan, dan berperilaku individu yang

dipengaruhi oleh kehadiran orang lain. Kehadiran orang lain itu dapat

dirasakan secara langsung diimajinasikan, ataupun diimplikasikan. Baron

dan Byrne (2004, dikutip dari Hanurawan,2010, hal.1)

e. Perilaku Prososial : Tindakan sukarela untuk membantu atau memberi

keuntungan pada individu atau sekelompok individu (Eisenberg, 1989).

4
2. Kajian Pustaka

Pada bab ini penulis akan menguraikan teori yang digunakan sebagai

acuan dalam menjawab rumusan masalah dalam pelaksanaan penelitian dan

membandingkan penelitian-penelitian terdahulu yang memiliki kesamaan dengan

penelitian ini.

2.1 Landasan Teori

Dalam subbab ini peneliti menjabarkan landasan teori yang menjadi acuan

penulis dalam melakukan penelitian. Penelitian ini menggunakan pendekatan

psikososial untuk mengetahui gambaran pengaruh faktor lingkungan terhadap

perkembangan psikososial tokoh Igor dalam film La Promesse. Teori yang

digunakan yaitu teori psikososial oleh Erik H. Erikson serta teori pendukung

Psikososial oleh Papalia & Feldman untuk menjelaskan faktor apa saja yang

mempengaruhi perkembangan psikososial pada remaja.

2.1.1 Remaja

Pada masa ini, seseorang mengalami masa peralihan dari masa anak-anak

ke masa dewasa. Proses menuju dewasa ini biasanya dimulai dari usia 14 pada

pria dan usia 12 pada wanita. Secara global, remaja adalah seseorang yang

berlangsung antara umur 12-21 tahun. Hurlock mengkategorikan masa remaja

menjadi dua tahap: masa remaja awal 13-17 tahun dan masa remaja akhir 17-20.

Pada masa remaja awal terjadi perubahan fisik dan ketidak seimbangan

emosional. Masa remaja akhir, seseorang ingin menonjolkan diri dalam

5
memantapkan identitasnya dan ingin mencapai ketidaktergantungan emosional.

Masa remaja akhir ini ditandai dengan sifat-sifat negatif pada remaja seperti

kurang suka bekerja dan pesimistik. Namun, jika remaja dapat menentukan

pendirian hidupnya, perkembangan masa remaja akan terpenuhi dan akan mantap

dalam memasuki masa dewasa.

2.1.2 Peran Remaja dan Lingkungannya

Yusuf Syamsu, dalam (Psikologi Perkembangan Anak dan Remaja,

2002 :06) mengklasifikasikan sebagai berikut :

1. Di lingkungan keluarga

 Menjalin hubungan yang baik dengan para anggota (orang tua dan

keluarga)

 Menerima otoritas orang tua (mengetahui peraturan yang ditetapkan

orang tua)

 Menerima tanggung jawab dan batasan-batasan (norma) keluarga

 Berusaha untuk membantu anggota keluarga sebagai individu

maupun kelompok dalam mencapai tujuannya.

2. Di lingkungan sekolah

 Bersikap respek dan mau menerima peraturan sekolah

 Berpartisipasi dalam kegiatan-kegiatan sekolah

 Menjalin persahabatan dengan teman-teman di sekolah

 Bersikap hormat terhadap guru, pemimpin sekolah, dan staf lainnya

 Membantu sekolah dalam merealisasikan tujuan-tujuannya

6
3. Di lingkungan masyarakat

 Mengakui dan respek terhadap hak-hak orang lain

 Memelihara jalinan persahabatan dengan orang lain

 Bersikap simpati altruis terhadap kesejahteraan orang lain

2.1.3 Teori Perkembangan Psikososial 

Erik Erikson merupakan salah satu psikolog Jerman yang terkenal dari

teorinya mengenai delapan tahap perkembangan pada manusia yang awalnya

dirintis oleh Sigmund Freud. Erikson lahir di Frankfurt, Jerman, pada 15 Juni

1902. Menurut Erik Erikson (1963), perkembangan psikososial terbagi menjadi

delapan tahap. Tiap tahap psikososial mempunyai dua komponen, yaitu

komponen yang baik (diharapkan) dan yang tidak baik (tidak diharapkan).

Menurut Erik Erikson (1968, dikutip dari, 200, hal. 153) tugas utama masa remaja

yaitu menetas krisis identitas vs kebingungan identitas (identity vs identity

confution). Remaja dan orang tua, gaya pengasuhan orang tua, pekerjaan orang

tua, status perkawinan, dan sosio-ekonomi mempengaruhi hubungan orang tua

dengan anak remaja.

Selain menggunakan teori psikososial oleh Erik Erikson, penulis juga

menggunakan teori Psikososial oleh Papalia & Feldman yang menjelaskan

tentang factor-faktor yang mempengaruhi perkembangan psikososial pada remaja

sebagai teori pendukung dalam penelitian ini.

2.1.3.1 Percaya Vs. Tidak Percaya (0-1 tahun)

7
Pada tahapan ini merupakan suatu awal pembentukan kepribadian setiap

individu. Hal penting untuk membuat bayi berkembang yaitu menumbuhkan rasa

percayanya. Rasa percaya ini tumbuh dari adanya rasa nyaman fisik dan

minimnya rasa ketakutan akan masa depan. Membangun rasa percaya ini didasari

oleh pemberian oleh sang ibu karena dianggap sebagai perantara yang tepat antara

bayi dan lingkungan. Keharmonisan ibu dengan bayi perlu dipelihara untuk

pengalaman dasar rasa percaya anak, yaitu dari pemenuhan kebutuhan fisik,

psikologis, dan sosial. Sebab akan bermasalah jika bayi tidak memiliki rasa

percaya atau kurang terpenuhi pemenuhan dasarnya.

2.1.3.2 Otonomi Vs Rasa Malu dan Ragu (1-3 tahun)

Anak di usia ini memasuki tahap mengenal dunia eksternal, anak sudah

merasa percaya terhadap ibu dan lingkungan karena dukungan dari alat gerak dan

rasa yang telah matang. 

Selama periode balita fokusnya pada peningkatan anak dalam mengontrol tubuh,

diri, dan lingkungan sekitar. Pada masa ini, anak sudah mulai bisa berdiri sendiri,

berjalan, bermain, dan minum susu dari botol sendiri tanpa bantuan orang tuanya,

sehingga pada masa ini anak sudah menampilkan rasa kemandiriannya.

Rasa otonomi diri ini perlu dikembangkan dengan dukungan peran

lingkungan berupa dorongan yang jelas. Kemandirian anak akan berhasil jika

mendapat dukungan dari orang tuanya terhadap usaha yang dilakukan anak.

Namun, jika orang tua melakukan kesalahan dalam mengasuh anak, maka anak

akan mengalami sikap malu dan ragu-ragu.

2.1.3.3 Inisiatif Vs. Rasa Bersalah (3-6 tahun)

8
Pada tahap ini, rasa inisiatif mulai muncul menguasai anak dan belajar

untuk tidak terlalu melakukan kesalahan. Anak mulai melakukan aktivitas seperti

turut serta dalam mengerjakan pekerjaan rumah tangga untuk membantu orang

tua. Pada masa ini, anak juga mulai bersosialisasi di luar dan menghasilkan

bertambahnya kemampuan berbahasa.

Peran orang tua pada tahapan ini yaitu diwajibkan memberi dorongan

untuk anak dalam mengeksplorasi dirinya. Peran orang tua sangat penting dalam

membina anak dalam memantapkan identitas diri. Jika tidak, anak akan tidak

mampu mengembangkan inisiatifnya akibat dari kritikan pedas yang mematahkan

semangat anak sehingga akan menimbulkan rasa bersalah  pada anak.

2.1.3.4 Industri Vs. Inferioritas (6-12 tahun)

Tahap ini terjadi saat anak memasuki sekolah dasar. Pada masa ini, anak

mulai bisa menyelesaikan tugas yang dapat menghasilkan sesuatu. Anak sudah

mulai melaksanakan tugas pendidikan seperti sekolah, disini anak belajar untuk

bersaing maupun kooperatif dengan orang lain, saling berbagi, bersosialisasi, dan

belajar dalam mematuhi peraturan-peraturan yang berlaku. 

Pada masa ini anak sangat aktif dalam mempelajari apa saja yang ada di

lingkungannya. Dalam proses bersosialisasi, lingkungan keluarga hingga

lingkungan sekolah memiliki perannya masing-masing. Guru harus memberi

perhatian,  teman sebaya harus menerima kehadirannya, dan orang tua harus tetap

memberi semangat. Apabila di usia ini anak tidak diperlakukan seperti memiliki

kemampuan, maka perkembangan anak akan terhambat seperti merasa rendah diri

karena tidak memiliki kompeten.

9
2.1.3.5 Identitas Vs. Difusi Peran (12-18 tahun)

Pada tahapan ini, anak sudah memasuki remaja serta perubahan fisik dan

jiwa seperti orang dewasa sudah dapat terlihat. Pada tahapan ini bisa disebut juga

masa pencarian identitas karena tampak adanya pertentangan di satu sisi ia telah

dianggap dewasa namun di sisi lain ia dianggap belum dewasa. Dengan ini,

muncul berbagai macam gangguan yang harus diatasi  untuk mencapai

identitasnya. 

Terjadi penurunan pada peran orang tua sebagai perlindungan dan nilai

utama dan peran teman sebaya menjadi meningkat karena dianggap sebagai teman

senasib, partner, atau saingan. Apabila seorang remaja bergaul dengan lingkungan

yang baik maka akan tercipta identitas yang baik. Namun sebaliknya, maka

remaja itu akan mengalami krisis identitas. Oleh sebab itu, peran orang tua tetap

menjadi penting dalam perkembangan identitas diri remaja.

2.1.3.6 Keintiman Vs. Kesendirian (18-35 tahun)

Pada fase ini, seseorang memasuki dewasa muda. Seseorang mulai belajar

untuk bermasyarakat dengan cara menyatukan identitasnya dengan orang lain. Hal

yang memungkinkan terjadi jika gagal dalam mengembangkan diri yaitu

seseorang akan mengalami tekanan sehingga merasa terisolasi.

2.1.3.7 Generativitas Vs. Stagnasi (35-64 tahun)

Pada tahap ini, seseorang sudah disebut usia dewasa. Pada usia ini,

kebanyakan dari mereka memiliki semangat untuk membantu generasi muda

untuk berkembang dan menjalani hidup agar bermanfaat bagi orang lain. 

10
2.1.3.8 Integritas Vs. Keputusasaan (65 tahun keatas)

Dalam tahapan ini, seseorang disebut dengan kaum lanjut usia. Mereka

mengalami kehilangan kekuatan fisik dan sosial. Menurut Erikson, pada tahap ini

mereka akan mengevaluasi apa yang sudah dilakukan semasa hidupnya sehingga

menimbulkan perkelahian antara integritas ego dan keputusasaan. Jika terjadi

kegagalan, mereka akan mengalami penyesalan dan keputusasaan.

Peneliti akan menggunakan sebagian teori tentang psikososial sesuai

dengan gambaran yang ditemukan di objek material.

2.2 Teori Perkembangan Psikososial Papalia & Feldman

Berikut ini merupakan faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan

psikososial menurut Papalia dan Feldman :

2.2.1 Hereditas dan Lingkungan

Hereditas atau sifat bawaan yang diwariskan dari orang tua biologis

merupakan salah satu pengaruh yang berkaitan dengan perkembangan. Selain itu,

lingkungan memiliki pengaruh yang lebih besar.

2.2.2 Status Sosial Ekonomi

Faktor ekonomi dan sosial menggambarkan seseorang atau keluarga baik

berupa pendapatan, pendidikan, dan pekerjaan. Sebagai contoh, faktor-faktor

tersebut dapat dilihat dari jenis rumah dan  lingkungan sekitar seorang tinggal,

kualitas dari gizi, perawatan medis, dan sekolah yang tersedia untuk mereka.

2.2.3 Budaya dan Ras atau Etnis

11
Budaya merupakan hasil dari kebiasaan atau tradisi yang dilakukan oleh

suatu kelompok. Semua perilaku dan sikap yang dipelajari ini ditularkan antar

anggota.

2.2.4 Perkembangan Diri

Saat anak mengalami perkembangan, mereka akan sadar atas apa yang

dimiliki dan perasaan individu lain. Mereka sudah bisa mengatur emosi dan dapat

merespon tekanan emosi orang lain.

2.2.5 Kelompok Sebaya

Saat usia anak-anak hingga remaja, memiliki kelompok sebaya sudah

menjadi umum terjadi. Kelompok sebaya ini dapat dihasilkan dari rumah tinggal

yang berdekatan atau dari sekolah. Anggota dari anak-anak yang berkelompok ini

biasanya dekat secara usia atau jenis kelamin yang sama.

2.3 Penelitian Terdahulu

Penulis menggunakan dua penelitian terdahulu sebagai referensi untuk

mendukung penelitian ini. Penelitian pertama adalah Analisis Tokoh dan

Penokohan Anne Frank Dalam Anne Frank Tagebuch (Kajian Psikologi

Perkembangan Erick H. Erikson) oleh Kiki Pratiwi (2017) dari Program Studi

Bahasa Jerman, Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Yogyakarta.

Penelitian oleh Pratiwi menemukan bahwa Anne Frank memiliki proses

perkembangan psikologi yang seimbang. Namun, meskipun ia mendapatkan

12
identitas positif ia juga mengalami kekacauan identitas. Hal tersebut membuat

sosok tokoh utama Anne menjadi lebih dewasa dibandingkan anak-anak

seusianya. Persamaan penelitian tersebut dengan yang peneliti lakukan adalah

teori yang dipakai adalah psikososial oleh Erik Erikson. Namun demikian, peneliti

memiliki unsur pembeda pada penelitian ini, yaitu penulis menambahkan teori

psikososial oleh Papalia & Feldman.

Penelitian kedua adalah Perkembangan Psikososial Tokoh Maki Dalam

Film Zarafa Karya Rémi Bezançon oleh Ade Rizkia Nurfitriani (2018) dari

Program Studi Bahasa dan Sastra Prancis, Fakultas Ilmu Budaya Universitas

Brawijaya. Penelitian oleh Nurfitriani menemukan bahwa tokoh utama dalam film

Zarafa melewati tahap perkembangan dengan baik. Hal tersebut dapat terjadi

karena dipengaruhi tiga faktor, yaitu faktor  diri sendiri, orang tua,  dan teman

sebaya. Persamaan penelitian tersebut dengan yang peneliti lakukan adalah teori

yang dipakai adalah psikososial oleh Erik Erikson dan oleh Papalia & Feldman.

Namun demikian, dalam penelitiannya, Nurfitriani membahas perkembangan

psikososial pada anak, sedangkan pada penelitian ini, penulis akan meneliti

tentang perkembangan psikososial pada remaja.

Penelitian ketiga adalah Gambaran Karakter Lansia Pada Tokoh Utama

Georges Dalam Film Amour Karya Sutradara Michael Haneke: Kajian

Psikososial oleh Prissy Prakasita Amindanda (2018) dari Program Studi Bahasa

dan Sastra Prancis, Fakultas Ilmu Budaya Universitas Brawijaya. Peneliti oleh

Amindanda menemukan bahwa tokoh utama tidak mampu menjalani tahap

dewasa dalam teori Erikson dengan seimbang. Teori yang dipergunakan dalam

penelitian ini adalah teori psikososial Erikson yaitu ego intergrity vs despair.

13
Penelitian yang dilakukan oleh penulis kali ini juga menggunakan teori

psikososial Erikson mengenai gambaran perkembangan psikososial remaja tokoh

utama. Penelitian yang dilakukan penulis mengandung unsur kebaruan karena

menggunakan objek material berupa film Prancis La Promesse dan objek formal

berupa gambaran perkembangan psikososial remaja pada tokoh utama Igor,

sehingga penelitian ini berbeda dengan ketiga penelitian terdahulu.

3. Metode Penelitian

Pada bab ini, penulis akan menjelaskan mengenai jenis penelitian yang

akan digunakan, sumber data yang akan dipakai, teknik pengumpulan dan analisis

data yang akan digunakan dalam meneliti pengaruh faktor lingkungan terhadap

perkembangan tokoh Igor dalam film La Promesse

3.1 Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah Deskripsi

Kualitatif, dimana peneliti mengumpulkan data dengan menganalisis kejadian,

fenomena, atau keadaan sosial melalui adegan dan dialog yang ada pada film La

Promesse karya Jean-Pierre Dardenne, Menurut Nana Syaodih Sukmadinata

(2011, hal. 73), penelitian deskripsi kualitatif ditujukan untuk mendeskripsikan

atau menggambarkan fenomena-fenomena yang ada, baik bersifat alamiah

maupun rekayasa manusia, yang lebih memperhatikan karakteristik, kualitas, dan

keterkaitan antar kegiatan.

3.2 Sumber Data

14
Sumber data penelitian ini adalah film yang berjudul “La Promesse” karya

Jean-Pierre Dardenne pada tahun 1996. Data yang dipergunakan berupa adegan

dari tindakan dan dialog tokoh Igor. data dari adegan tokoh Igor disajikan dalam

bentuk potongan gambar (screenshot), sedangkan dialog tokoh dalam bentuk teks.

Sumber data pendukung dalam penelitian ini berasal dari jurnal, laman

internet,beserta buku-buku yang berhubungan dengan psikologi mengenai

perkembangan psikososial.

3.3 Pengumpulan Data

Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan teknik pengamatan untuk

mengumpulkan data dengan langkah-langkah sebagai berikut :

1. Menyaksikan film La Promesse

2. Memilah dan mencatat adegan dari tindakan dan dialog yang berhubungan

dengan tahapan perkembangan psikososial yang dialami tokoh Igor.

3. Mengumpulkan cuplikan film dan dialog yang menggambarkan

perkembangan psikososial seorang anak.

Dengan cara-cara yang telah diuraikan diatas, penulis akan mengaitkan

hasil temuan tersebut dengan teori yang digunakan dalam penelitian ini.

3.4 Analisis Data

Menurut Moleong (2017:280-281) analisis data adalah proses

mengorganisasikan dan mengurut data ke dalam pola, kategori, dan satuan uraian

dasar sehingga dapat ditemukan tema dan dapat dirumuskan hipotesis kerja seperti

yang disarankan oleh data. Pada analisis data penulis menyusun dan

15
mengklasifikasikan data-data yang telah diperoleh. Berikut adalah teknik analisis

data yang penulis gunakan :

1. Mengumpulkan data serta menganalisis dialog dan adegan

2. Mengklasifikasikan dialog dan adegan dengan menggunakan pendekatan

psikologi serta teori psikososial 

3. Menghubungkan hasil analisis dan menjabarkannya serta membuat

kesimpulan dari analisis data yang telah diperoleh

DAFTAR PUSTAKA

Erikson, Erik. (2010). Childhood and Society : Karya monumental tentang

hubungan penting antara masa kanak-kanak dengan psikososialnya. Yogyakarta:

Pustaka Pelajar

Eisenberg, N. & Mussen, P.H., (1989), The Roots of Prosocial Behavior in

Children, New York : Cambridge University Press

Film La Promesse. Retrieved from https://www.youtube.com/watch?

v=GI3usYakYYo. Diunduh pada tanggal 2 September 2022.

Hanurawan, Fattah. (2010). Psikologi sosial : Suatu Pengantar. Bandung: PT.

Remaja Rosdakarya. 

Husnun. (2001). Film Sebagai Bagian Dari Media Massa, Diakses pada tanggal 7

September 2022, dari https://husnun.wordpress.com/2011/04/27/film-sebagai-

bagian-dari-media-massa/ 

Imdb. (1996). La Promesse 1996. Diakses pada tanggal 7 September 2022

https://www.imdb.com/title/tt0117398/plotsummary?ref_=tt_ov_pl

16
Moleong, L. (2002). Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja

Rosdakarya

Papalia & Feldman. (2015). Menyelami Perkembangan Manusia. Jakarta:

Salemba Humanika.

Robert A. Baron, Donn Byrne. (2005). Psikologi Sosial jilid 21. Jakarta : Erlangga

Sukmadinata. (2011). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Remaja

Rosdakarya

17

Anda mungkin juga menyukai