Anda di halaman 1dari 3

KEDAMAIAN ADA KETIKA KITA MAU MENERIMA PERBEDAAN

Oleh : Ela Junita Duwiska

Masyarakat Indonesia merupakan masyarakat majemuk yang terdiri dari


ragam budaya, etnis, agama, dan bahasa. Meskipun terdapat keanekaragaman,
masyarakat Indonesia bisa hidup harmonis dan damai. Hal ini dilakukan karena
Indonesia merangkul keragaman yang ada melalui yurisdiksi dan konstitusi
Negara. Hal ini menyatakan bahwa Indonesia merupakan suatu Negara dengan
sejuta kekayaan dan sejuta keberagaman yang ada telah menjadi suatu simbol
persatuan yang dikemas dalam bingkai “Bhinneka Tunggal Ika” yang memiliki arti
“Berbeda-beda tetapi tetap satu”.

Namun, belakangan ini Indonesia menjadi kerap mengalami krisis akan


toleransi. Perbedaan yang ada di Indonesia kerap menimbulkan perpecahan. Hal
ini menyatakan bahwa Indonesia sendiri memiliki budaya dan daya resap cukup
tinggi terkait dengan ajaran agama, hal ini dapat dibuktikan dengan munculnya
berbagai praktik ibadah atau ritual yang kompleks dan memiliki kemiripan
diantaranya. Dimana pada masa kejayaan agama Hindu dan Budha dapat
berdampingan dan membangun tradisi secara bersama. Ketika Islam masuk,
tradisi tersebut bersinggungan dengan ajaran Islam.

Sebagai bagian dari komitmen kebangsaan yakni penerimaan terhadap


prinsip-prinsip berbangsa yang tertuang dalam konstitusi UUD 1945 dan regulasi
yang keluar di bawahnya. Bahwa Bangsa mengacu kepada sekelompok orang
yang memiliki identitas kebangsaan yang sama. Identitas itu dibangun atas dasar
kesamaan bahasa, sejarah, budaya, atau sekadar karena fakta sekelompok orang
menempati wilayah yang sama. Dalam hal ini bermakna bahwa komitmen
kebangsaan Indonesia tidak secara ekstrim memaksakan suatu kehendak satu
agama menjadi ideologi Negara, tetapi pada yang sama tidak merebut nilai-nilai
spiritual dari keseluruhan ideologi Negara. Manusia tidak hanya dibedakan atas
suku, agama, bangsa, budaya, ras, dan bahasa, melainkan dibedakan juga atas
ketakwaan. Ketakwaan pada tiap individu yang membedakan dengan orang lain.
Dalam hal ini terdapat dalam Q.S: Al-Hujurat ayat 13 :
‫ٰيٓاَيُّهَا النَّاسُ اِنَّا َخلَ ْق ٰن ُك ْم ِّم ْن َذ َك ٍر َّواُ ْن ٰثى َو َج َع ْل ٰن ُك ْم ُشعُوْ بًا َّوقَبَ ۤا ِٕى َل لِتَ َعا َرفُوْ ا ۚ اِ َّن اَ ْك َر َم ُك ْم ِع ْن َد هّٰللا ِ اَ ْت ٰقى ُك ْم ۗاِ َّن هّٰللا َ َعلِ ْي ٌم‬
‫خَ بِ ْي ٌر‬
Artinya: “Wahai manusia! Sungguh, Kami telah menciptakan kamu dari seorang
laki-laki dan seorang perempuan, kemudian Kami jadikan kamu berbangsa-
bangsa dan bersuku-suku agar kamu saling mengenal. Sesungguhnya yang
paling mulia di antara kamu di sisi Allah ialah orang yang paling bertakwa.
Sungguh, Allah Maha Mengetahui, Maha teliti”.

Makna terserat dalam ayat tersebut yakni bahwa Allah menjadikan kita
berbangsa-bangsa dan bersuku-suku agar kita saling mengenal bukan perpecah
belah, sebagaimana pepatah mengatakan “Bersatu kita teguh, bercerai kita
runtuh”. Kedamaian ada ketika kita mau menerima perbedaan. Nilai semangat
kebangsaan adalah cara berpikir, bertindak, dan wawasan yang menempatkan
kepentingan bangsa dan Negara di atas kepentingan diri dan kelompok.

Meskipun Indonesia merupakan Negara yang kaya akan perbedaan dan


keberagaman, hal tersebut membuat Indonesia rentan terpecah belah akibat
perbedaan yang ada. Oleh sebab itu, perlu adanya sifat dan sikap toleransi
terhadap perbedaan dan kemajemukan masyarakat. Keberagaman, suku, agama,
ras, bahasa, keyakinan dan antar golongan telah berjalan sejak lama semenjak
kejayaan kerajaan Nusantara, dengan melahirkan satu semboyan yang kokoh di
Indonesia yaitu “Bhinneka Tunggal Ika” yang dijadikan sebagai prinsip toleransi.
Sebagaimana hal ini terdapat dalam Q.S: Al-An’am ayat 108:

َ ِ‫ُّوا ٱهَّلل َ َع ْد ۢ ًوا بِ َغي ِْر ِع ْل ٍم ۗ َك ٰ َذل‬


‫ك زَ يَّنَّا لِ ُك ِّل ُأ َّم ٍة َع َملَهُ ْم ثُ َّم ِإلَ ٰى َربِّ ِهم َّمرْ ِج ُعهُ ْم‬ ۟ ‫ُّوا ٱلَّ ِذينَ يَ ْد ُعونَ ِمن دُون ٱهَّلل ِ فَيَ ُسب‬
ِ
۟ ‫َواَل تَ ُسب‬
۟ ُ‫ بما َكان‬J‫فَيُنَبُِّئهُم‬
َ‫وا يَ ْع َملُون‬ َِ
Artinya: “ Dan janganlah kamu memaki sesembahan yang mereka sembah selain
Allah, karena mereka nanti akan memaki Allah dengan melampaui batas tanpa
dasar pengetahuan. Demikian, Kami jadikan setiap umat menganggap baik
peketjaan mereka. Kemudian kepada Tuhan tempat kembali mereka, lalu Dia
akan memberitahukan kepada mereka apa yang telah mereka kerjakan”.
Sebagai manusia, toleransi beragama merupakan suatu realisasi dari
ekspresi pengalaman keagamaan dalam bentuk komunitas. Bahwa toleransi
merupakan bentuk akomodasi dalam interaksi sosial.

Indonesia merupakan sebuah Negara dan Bangsa yang memiliki


masyarakat yang sangat majemuk. Tidak dapat dipungkiri bahwa kehidupan
bersosial selalu dipenuhi oleh dinamika. Dinamika kehidupan selalu
mengisyarakat terjadinya transformasi, baik menjadi lebih baik atau bisa jadi
lebih buruk. Keberagaraman yang ada, terkhusus budaya tidak terbentuk secara
permanen, namun budaya sangat diamis dalam beradaptasi dengan waktu dan
ruang seperti beradaptasi dengan lingkungan, ekonomi, teknologi, dan
perubahan demografi yang terus berkembang dan bahkan berevolusi untuk
mempertahankan dan melanggengkan kehidupan. Sedangkan adanya konflik
yang terjadi pada masyarakat karena ketidakmampuan menerima dan menjalani
perubahan yang terjadi. Dalam hal ini tersirat makna bahwa, kedamaian ada
ketika kita mau menerima perbedaan. Dari perbedaan kita belajar bahwa hidup
bukan tentang mempermasalahkan sebuah perbedaan, melainkan saling
melengkapi kekurangan.

Anda mungkin juga menyukai